TINJAUAN PUSTAKA
penyaluran obat dan / atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan
PBF cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk
melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/ atau bahan obat dalam
a. Tugas
PBF dan PBF cabang hanya dapat menyalurkan obat kepada PBF atau
klinik atau took obat. PBF dan PBF Cabang tidak dapat menyalurkan obat keras
b. Fungsi
penyaluran obat dan / atau bahan obat sesuai dengan CDOB yang ditetapkan
- Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan
sebagai apotekerSurat
- Izin Apoteker (SIA) adalah surat izin yang di berikan oleh menteri kepada
apoteker atau apoteker bekerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek untuk
1. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan
2. Cara Distribusi Obat yang Baik, yang selanjutnya disingkat CDOB adalah cara
tujuan penggunaannya.
identifikasi obat dan/ atau bahan obat, deteksi dan pencegahan masuknya obat
(BPOM 2020).
Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) tahun 2020,
lanjutan mengenai CDOB untuk semua personil yang terkait dalam kegiatan
distribusi.
8. Turut serta dalam pembuatan perjanjian antara pemberi kontrak dan penerima
obat.
11. Turut serta dalam setiap pengambilan keputusan untuk mengkarantina atau
E. Kewajiban PBF
1. PBF dan PBF cabang hanya dapat mengadakan, menyimpan dan menyalurkan
Menteri.
2. PBF hanya dapat melaksanakan pengadaan obat dari industri farmasi dan
sesama PBF.
3. PBF hanya dapat melaksanakan pengadaan bahan obat dari industri farmasi,
4. PBF cabang hanya dapat melaksanakan pengadaan obat dan atau bahan obat
5. Setiap PBF dan PBF cabang harus memiliki apoteker penanggung jawab yang
CDOB yang dapat dilakukan secara elektronik dan akan diperiksa sewaktu-
waktu.
9. Setiap PBF dan PBF cabang yang melakukan pengadaan, penyimpanan dan
perundang-undangan.
10. PBF dan PBF cabang hanya melaksanakan penyaluran obat berupa obat keras
11. Setiap PBF dan PBF cabang wajib menyampaikan laporan kegiatan setiap 3
Provinsi dan Kepala Balai POM. Dan untuk PBF penyalur narkotika dan
psikotropika.
1. PBF dan PBF Cabang dilarang menjual obat atau bahan obat secara eceran.
2. Setiap PBF dan PBF cabang dilarang menerima dan/atau melayani resep dokter.
3. PBF dan PBF Cabang dilarang menyalurkan obat keras ke toko obat.
4. PBF atau PBF cabang dilarang melakukan pengubahan kemasan bahan obat
5. PBF dan PBF cabang dilarang menyimpan dan mengeluarkan obat golongan
G. Pelaporan PBF
Pelaporan untuk Obat dan Bahan Aktif Obat berupa Narkotika, Psikotropika,
Badan secara berkala setiap 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan paling lambat
lambat 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya Narkotika atau dilaksanakannya ekspor
kepada Kepala Badan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak - 8 - diterimanya
3. Jika bangunan bukan milik sendiri maka harus tersedia kontrak tertulis
4. Harus ada area terpisah dan terkunci antara obat yang diduga palsu, obat yang
yang dipersyaratkan
bahan berbahaya lain yang dapat menimbulkan risiko kebakaran atau ledakan
kondisi cuaca.
8. Akses masuk dan keluar untuk masing-masing area penerimaan dan pengiriman
dapat bergabung namun harus ada system pencegahan atau penjaminan tidak
debu.
10. Bangunan dan fasilitas harus dirancang dan dilengkapi sehingga memberikan
11. Ruang istirahat, toilet dan kantin untuk personel harus terpisah dari area
menghindari dari kekosongan obat. Tujuan dari perencanaan obat adalah untuk
mendapatkan jenis dan jumlah obat yang sesuai dengan kebutuhan menghindari
secara rasional. Hal ini dikarenakan perencanaan merupakan hal penting dalam
(Aryo, 2012).
untuk setiap supplier surat pemesanan ada empat macam yaitu surat pesanan
dibuat 2 rangkap (untuk supplier dan arsip) dan ditandatangani oleh APA
dengan mencantumkan nama dannomor SIPA serta cap PBF, apotek atau rumah
Surat pesanan golongan obat bebas, bebas terbatas dan keras dibuat dua
rangkap satu untuk pemesan dan satu untuk supplier. Dalam satu lembar SP
dapat diisi dengan beberapa jenis (item) obat. Pemesanan dapat dilakukan
secara langsung melalui sales supplier ataupun secara tidak langsung, misalnya
melalui telepon.
Kesehatan, dibuat rangkap 2, satu lembar (asli) untuk supplier dan lembar
lainnya (tembusan) untuk arsip pemesan. Dalam satu SP dapat memuat lebih
dari satu item obat, pemesanan bisa dilakukan selain ke PT. Kimia Farma.
Pemesanan narkotika, prekursor dan psikotropika hanya dapat dilakukan secara
Kimia Farma, selanjutnya PBF Kimia Farma menyalurkan kepada kepala Dinas
Depot Kimia Farma Pusat. Satu lembar surat pesanan untuk memesan satu jenis
2. Penerimaan
bahan obat yang diterima benar, berasal dari pemasok yang disetujui, obat
d. Nomor bets dan tanggal kadaluwarsa obat harus dicatat pada saat
e. Jika ditemukan obat yang diduga palsu, bets tersebut harus segera dipisahkan
bahan obat yang diterima benar berasal dari pemasok yang disetujui tidak rusak
fisik, nomor bets, tanggal kadaluarsa dan kondisi alat pemantauan suhu. .
(Menkes, 2012).
3. Penyimpanan
undnagan.
penyimpanan
c. Obat harus disimpan terpisah dari produk selain obat dan terlindung dari
penyimpanan khusus.
f. Harus diambil langkah untuk memastikan rotasi stock sesuai dengan tanggal
secara berkala
sediaan dan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
dan disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out
pendek. dan First In First Out (FIFO) yaitu obat-obatan yang baru masuk
Habis Pakai yang penampilan dan penamaan yang mirip LASA (Look Alike
Sound Alike) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus
Prekursor Farmasi.
(1) Tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
dapat berupa gudang, ruangan, atau lemari khusus, untuk Narkotika dan
4. Pemisahan Obat
di tempat terpisah dengan label yang jelas dan akses masuk dibatasi hanya
b. Harus teredia tempat khusus dengan label yang jelas, aman dan terkunci
c. Obat yang ditolak atau dikembalikan harus diberi label yang jelas dan
Harus tersedia tempat khusus dengan label yang jelas, aman, dan terkunci
untuk penyimpanan obat dan bahan obat yang ditolak, kedaluarsa, penarikan
5. Pemusnahan Obat
didistribusikan.
b. Obat yanag akan dimusnahkan harus diidentifikasi secara tepat, diberi label
yang jelas, disimpan secara terpisah dan terkunci serta ditangani sesuai
b. telah kadaluarsa;
sebagai saksi. .
pemusnahan.
d. Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi dalam bentuk obat jadi harus
dilakukan pemusnahan.
6. Penerimaan Pesanan
dalam system
Nama, bentuk dan kekuatan sediaan, jumlah dan isi kemasan dari obat yang
dipesan
(BPOM,2020)
7. Pengambilan
dokumen yang tersedia untuk memastikan obat yang diambil benar. Obat yang
diambil harus memiliki masa simpan yang cukup sebelum kadaluwarsa dan
diizinkan jika ada control yang memadai untuk mencegah pendistribusian obat
kadaluwarsa. (BPOM,2020)
8. Pengemasan
Obat harus dikemas sedemikian rupa sehingga kerusakan, kontaminasi dan
9. Pengiriman
mampu tertelusur.
(BPOM,2020)
Sistem penyaluran obat bebas dan bebas terbatas yang ideal menurut SK
Badan Pengawas Obat dan Makanan, (2022).Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI. No. 2 tahun 2022 tentang pelaporan kegiatan industry farmasi
dan oedagang besar farmasi. Jakarta: Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI.
Badan Pengawas Obat dan Makanan, (2020).Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI. No. 6 tahun 2020 tentang perubahan atas peraturan badan
pengawasan obat dan makanan No. 9 tahun 2019 tentang pedoman teknis
cara distribusi obat yang baik . Jakarta: Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI.