Disusun oleh:
Muhammad Taufiq Anwari
P2.06.30.1.18.017
JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
2020
h. Evaluasi
Evaluasi Hasil Pembinaan harus dilaksanakan secara berkesinambungan dengan
memperhatikan semua aspek dalam pembinaan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
analisis, dan dampak pembinaan sehingga hasil evaluasi tersebut dapat digunakan
sebagai dasar untuk melakukan perbaikan terus menerus dalam rangka pelaksanaan
pembinaan yang lebih baik.
k. Alur Pendistribusian
PBF dalam menyelenggarakan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat
wajib menerapkan Pedoman Teknis CDOB. Pabrik Farmasi dapat menyalurkan hasil
produksinya langsung ke PBF, Apotik, Toko Obat dan saran pelayanan kesehatan
lainnya. (Permenkes 918/Menkes/Per/X/1993).
Apotek dilarang membeli atau menerima bahan baku obat selain dari PBF
Penyalur Bahan Baku Obat PT. Kimia Farma dan PBF yang akan ditetapkan
kemudian. (Permenkes 287/Menkes/SK/XI/76 tentang Pengimporan, penyimpanan
dan penyaluran bahan baku obat).
Cara Penyaluran obat yang baik adalah:
Cara distribusi Obat yang Baik (CDOB) yaitu memastikan bahwa kualitas produk
yang dicapai melalui CDOB dipertahankan sepanjang jalur distribusi.
Aspek-aspek CDOB
1) Personalia
2) Dokumentasi
3) Pengadaan dan Penyaluran
4) Penyimpanan
5) Penarikan kembali
PBF hanya dapat menyalurkan obat kepada PBF lain, dan fasilitas pelayanan
kefarmasian sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, meliputi apotek,
instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik dan toko obat (selain obat keras).
Dalam pelaksanaan penyaluran sediaan farmasi di PBF terdapat beberapa ketentuan,
yakni meliputi penyaluran obat, narkotika dan psikotropika (Kementerian Kesehatan
RI, 2011).
1) Penyaluran Obat
Untuk memenuhi kebutuhan pemerintah, PBF dapat menyalurkan obat kepada
instansi pemerintah yang dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Namun, PBF tidak dapat menyalurkan obat keras kepada
toko obat (Kementerian Kesehatan RI, 2011). PBF hanya melaksanakan
penyaluran obat berupa obat keras berdasarkan surat pesanan yang ditandatangani
apoteker pengelola apotek atau apoteker penanggung jawab (Kementerian
Kesehatan RI, 2011).
2) Penyaluran Narkotika
Setiap PBF yang melakukan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran narkotika
wajib memiliki izin khusus sesuai ketentuan peraturan perundangundangan
(Kementerian Kesehatan RI, 2011).
3) Obat psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku.
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 5 tahun 1997, psikotropika adalah zat/obat
baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, berkhasiat psikoatif melalui
pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat, menyebabkan perubahan khas pada
mental perilaku.
DAFTAR PUSTAKA