Anda di halaman 1dari 12

Nomor :199/SOP/C/PKM-SUO/I/2023

Revisi Ke : 01
Berlaku Tgl : 02 Januari 2023

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR


PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN BAHAN MEDIS
HABIS PAKAI

Penanggung
Jawab
Disiapkan Diperiksa Disahkan
Pokja UKP Ketua Tim Kepala Puskesmas
Akreditasi

Dr.Adrian Nova Reza Eldawati, S.Tr.Keb


drg.Abdul Malik Yasin NIP.
NIP. 197512192006042007

DINAS KESEHATAN DAN KB KABUPATEN TEBO


PUSKESMAS SUO-SUO KECAMATAN SUMAY
Jl. AMD, KM.1, Desa Suo-Suo Kec.Sumay Kab. Tebo
Telepon : Email : puskesmassuo199@gmail.com Kode Pos: 37153
PENGELOLAAN SEDIAAN
FARMASI DAN BAHAN MEDIS
HABIS PAKAI
No Dokumen : /SOP/PKM-SUO/I/2023

SOP No Revisi : 01
Tanggal Terbit : 02 Januari 2023
Halaman : 1/1

PUSKESMAS
Eldawati,S.Tr.Keb
SUO-SUO
NIP. 19751219200604
2 007

1. Pengertian Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai


adalah Suatu kegiatan pelayanan farmasi yang terdiri dari
perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, penanganan obat rusak, pengendalian,
serta
pencatatan dan pelaporan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pengelolaan
sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/015/PKM.SUOI/2023


Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian

1. Permenkes Nomor 26 Tahun 2020 tentang Perubahan


4. Referensi atas Permenkes 74 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
2. PP Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
1. Perencanaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
a. Petugas farmasi melakukan review terhadap pola penyakit
b. Petugas farmasi melakukan kompilasi penggunaan obat
setiap bulan.
c. Petugas farmasi menganalisa untuk menetapkan
prioritas dan jumlah sediaan yang akan diadakan
d. Petugas farmasi menyusun prakiraan perencanaan
kebutuhan obat.
5. Langkah-langkah
2. Pengadaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
a. Petugas farmasi mengisi kolom permintaan dalam form
LPLPO untuk permintaan rutin ke gudang farmasi dinas
kesehatan kabupaten Tebo berdasarkan perencanaan
kebutuhan obat, mengirimkan melalui whatsapp , dan
mengantarkan hard copy ke dinas kesehatan kabupaten
Tebo
b. Apabila stok obat habis sebelum waktu permintaan rutin
obat, petugas farmasi membuat surat permintaan obat
cito/urgent dan mengirimkannya
ke dinas kesehatan kabupaten Tebo
c. Jika ada stok obat-obat yang kosong di dinas kesehatan,
dan obat tersebut diperlukan penggunaannya di
puskesmas, petugas farmasi merencanakan untuk
pengadaan obat JKN
3. Pengadaan Obat JKN
a. Petugas farmasi menyusun usulan pengadaan obat
dengan dana JKN setelah stok obat-obatan tersebut tidak
tersedia di dinas kesehatan kabupaten Tebo
b. Petugas farmasi menyampaikan usulan pengadaan obat
ke pemimpin JKN dan melakukan pengadaan obat-
obatan dengan jumlah yang disetujui
4. Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
a. Petugas farmasi memeriksa jumlah obat yang diterima
dengan jumlah obat dalam LPLPO dan berita acara
penerimaan obat yang dibuat oleh petugas gudang
farmasi dinas kesehatan
b. Petugas farmasi memeriksa kondisi fisik obat meliputi
kondisi wadah dan sediaan
c. Setelah selesai petugas farmasi memberi tanda tangan
dan tanggal diterima obat pada berita acara serah terima
obat.
5. Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
JKN
a. Petugas farmasi memeriksa item dan jumlah obat
yang diterima berdasarkan surat jalan/nota yang
diterima
b. Petugas farmasi mendokumentasikan obat-obatan
tersebut melalui foto dan penyimpanan bukti nota yang
diterima
c. Petugas farmasi memeriksa kondisi fisik obat meliputi
kondisi wadah dan sediaan
d. Petugas farmasi memisahkan obat-obatan JKN tersebut
dari obat-obat yang diterima dari dinas kesehatan
kabupaten Tebo
6. Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (.BMHP)
a. Obat yang telah diterima dari gudang farmasi disimpan
ke lemari, rak atau lemari pendingin disesuaikan dengan
jenis obat, bentuk sediaan dan alfabetis.
b. Penyimpanan obat di ruang farmasi disusun sesuai
alfabetis dan expired date.
c. Khusus untuk obat narkotika, disimpan secara khusus
pada lemari narkotika kunci ganda.
d. Obat yang expired date-nya panjang diletakkan di posisi
paling belakang
dan expire date-nya pendek diletakkan diposisi depan
(FEFO).

e. Petugas farmasi menulis di kartu persediaan obat


(kartu stok) untuk penerimaan dan pengeluaran obat.

7. Pendistribusian obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)


a. Petugas farmasi membuat permintaan obat secara
tertulis ke gudang farmasi puskesmas sesuai dengan
kebutuhan.
b. Petugas farmasi memastikan sediaan yang diambil dari
tempat persediaan adalah benar dan sesuai dengan
permintaan yang diterima.
c. Petugas farmasi memeriksa dengan teliti label sediaan
seperti no batch dan tanggal kadaluarsa.
d. Petugas farmasi memindahkan obat secara FEFO atau
FIFO
e. Petugas farmasi mencatat obat yang keluar dalam kartu
stok obat.
f. Petugas farmasi menyerahkan obat langsung kepada
petugas ruang farmasi
/ unit lainnya yang meminta obat.
8. Penanganan obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
kedaluwarsa/rusak
a. Petugas farmasi mengidentifikasi semua obat yang
kedaluwarsa/rusak
b. Petugas farmasi mencatat jumlah, nomor batch dan
tanggal kedaluwarsa.
c. Petugas farmasi memisahkan obat kedaluwarsa / rusak
dari penyimpanan obat lainnya dan memberi label
d. Petugas farmasi membuat laporan obat kedaluwarsa /
rusak
e. Obat kedaluwarsa/rusak dengan lampiran jenis dan
jumlah obat yang kedaluwarsa / rusak diusulkan ke Dinas
Kesehatan dan diteruskan ke BPPKAD untuk mendapat
persetujuan pemusnahan
f. Usulan obat kedaluwarsa/rusak yang telah disetujui dan
diperiksa oleh BPPKAD diserahkan ke pihak ke 3 yang
didampingi oleh petugas kesehatan lingkungan dan
petugas inventaris barang puskesmas dengan dibuktikan
berita acara serah terima
9. Pengendaliaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
a. Petugas farmasi memantau ketersediaan obat dan
BMHP yang berada di stok gudang farmasi
b. Petugas farmasi melakukan stok opname setiap bulan
untuk mengetahui jumlah obat dan BMHP yang masih
bisa digunakan dalam stok gudang farmasi
c. Petugas farmasi melakukan pemisahan dan pencatatan
terhadap stok obat dan BMHP yang sudah tidak dapat
digunakan dengan kriteria:
1) Produk yang tidak memenuhi persyaratan mutu/ rusak
2) Telah kedaluwarsa
3) Dicabut izin edarnya
10. Pencatatan dan Pelaporan
a. Petugas farmasi membuat laporan bulanan pengelolaan
sediaan farmasi dan BMHP yang terdiri dari laporan
LPLPO, laporan narkotika dan psikotropika, laporan
persediaan obat, laporan monitoring pengunaan obat
generik, form essensial obat dan vaksin, laporan obat
prekursor, dan laporan indikator peresepan
b. Petugas farmasi mengirimkan laporan ke dinas
kesehatan melalui whatsapp dan Hard copy di SIMPUS
6.Unit terkait Seluruh unit pelayanan di puskesmas
PENGELOLAAN SEDIAAN
FARMASI DAN BAHAN MEDIS
HABIS PAKAI Disahkan oleh
No. : ..................... Kepala
Kode Puskesmas
Terbitan : ......................
DAFTAR
PUSKESMA TILIK No. : ......................
Revisi
S SUO-SUO
Tgl. : ....................... Eldawati, S.Tr.Keb
Mulai NIP. 197512192006042007
Berlaku
Halaman : 1 Halaman

Unit :
Nama Petugas :
Tanggal
pelaksanaan :

NO URAIAN KEGIATAN YA TIDAK


1 Apakah petugas farmasi melakukan review terhadap
pola penyakit ?
2 Apakah petugas farmasi melakukan kompilasi
penggunaan obat setiap bulan ?
3 Apakah petugas farmasi menganalisa untuk
menetapkan prioritas dan jumlah sediaan yang akan
diadakan ?
4 Apakah petugas farmasi menyusun prakiraan
perencanaan kebutuhan obat ?
5 Apakah petugas farmasi mengisi kolom permintaan
dalam form LPLPO untuk permintaan rutin ke gudang
farmasi dinas kesehatan kabupaten Tebo
berdasarkan perencanaan kebutuhan obat,
mengirimkan melalui e- puskemas, dan
mengantarkan hard copy ke dinas kesehatan
kabupaten Tebo?
6 Apabila stok obat habis sebelum waktu permintaan
rutin obat, apakah petugas membuat surat
permintaan obat cito/urgent dan mengirimkannya ke
dinas kesehatan kabupaten Tebo?

7 Jika ada stok obat-obat yang kosong di dinas


kesehatan, dan obat tersebut diperlukan
penggunaannya di puskesmas, apakah petugas
merencanakan untuk pengadaan obat JKN?
8 Apakah petugas farmasi menyusun usulan
pengadaan obat dengan dana JKN setelah stok obat-
obatan tersebut tidak tersedia di dinas kesehatan
kabupaten Tebo?
9 Apkah petugas farmasi menyampaikan usulan
pengadaan obat ke pemimpin JKN dan melakukan
pengadaan obat- obatan dengan jumlah yang
disetujui?
10 Apakah petugas farmasi melakukan permintaan
dengan menggunakan LPLPO ke dinas kesehatan?
11 Apakah petugas farmasi memeriksa jumlah obat
yang diterima dengan jumlah obat dalam LPLPO dan
berita acara

penerimaan obat yang dibuat oleh petugas gudang


farmasi dinas kesehatan?
12 Apakah petugas farmasi memeriksa kondisi fisik
obat meliputi kondisi wadah dan sediaan?
13 Apakah petugas farmasi memberi tanda tangan dan
tanggal diterima obat pada berita acara serah terima
obat?
14 Apakah petugas farmasi memeriksa item dan jumlah
obat yang diterima berdasarkan surat jalan/nota yang
diterima?
15 Apakah petugas farmasi mendokumentasikan obat-
obatan tersebut melalui foto dan penyimpanan bukti
nota yang diterima?
16 Apakah petugas farmasi memeriksa kondisi fisik
obat meliputi kondisi wadah dan sediaan?
17 Apakah petugas farmasi memisahkan obat-obatan
JKN tersebut dari obat-obat yang diterima dari dinas
kesehatan kabupaten Tebo?
18 Apakah petugas farmasi menyimpan obat ke lemari,
rak atau lemari pendingin disesuaikan dengan jenis
obat, bentuk sediaan dan alfabetis?
19 Apakah penyimpanan obat di ruang farmasi disusun
sesuai alfabetis dan expired date?
20 Apakah narkotika disimpan secara khusus pada
lemari narkotika kunci ganda?
21 Apakah obat yang expired date-nya panjang
diletakkan di posisi palingbelakang dan expire date-
nya pendek diletakkan diposisi depan (FEFO)?
22 Apakah petugas farmasi menulis di kartu persediaan
obat (kartu stok) untuk penerimaan dan pengeluaran
obat?
23 Apakah petugas farmasi membuat permintaan obat
secara tertulis ke gudang farmasi puskesmas sesuai
dengan kebutuhan?
24 Apakah petugas farmasi memastikan sediaan yang
diambil dari tempat persediaan adalah benar dan
sesuai dengan permintaan yang diterima?
25 Apakah petugas farmasi memeriksa dengan teliti
label sediaan seperti no batch dan tanggal
kadaluarsa?
26 Apakah petugas farmasi memindahkan obat secara
FEFO atau FIFO?
27 Apakah petugas farmasi mencatat obat yang keluar
dalam kartu stok obat?
28 Apakah petugas farmasi menyerahkan obat langsung
kepada petugas ruang farmasi / unit lainnya yang
meminta obat?
29 Apakah petugas farmasi mengidentifikasi semua obat
yang kedaluwarsa/rusak?
30 Apakah petugas farmasi mencatat jumlah, nomor
batch dan tanggal kedaluwarsa?
31 Apakah petugas farmasi memisahkan obat
kedaluwarsa /
rusak dari penyimpanan obat lainnya dan memberi
label?

32 Apakah Obat kedaluwarsa/rusak dengan lampiran


jenis dan jumlah obat yang kedaluwarsa / rusak
diusulkan ke Dinas Kesehatan dan diteruskan ke
BPPKAD untuk mendapat
persetujuan pemusnahan?
33 Apakah usulan obat kedaluwarsa/rusak yang telah
disetujui dan diperiksa oleh BPPKAD diserahkan ke
pihak ke 3 yang didampingi oleh petugas kesehatan
lingkungan dan petugas inventaris barang
puskesmas dengan dibuktikan berita acara
serah terima?
34 Apakah petugas farmasi memantau ketersediaan
obat dan BMHP yang berada di stok gudang farmasi?
35 Apakah petugas farmasi melakukan stok opname
setiap bulan untuk mengetahui jumlah obat dan
BMHP yang masih bisa digunakan dalam stok
gudang farmasi?
36 Apakah petugas farmasi melakukan pemisahan dan
pencatatan terhadap stok obat dan BMHP yang
sudah tidak dapat digunakan?
37 Apakah petugas farmasi membuat laporan bulanan
pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP yang terdiri
dari laporan LPLPO, laporan narkotika dan
psikotropika, laporan persediaan obat, laporan
monitoring pengunaan obat generik, form essensial
obat dan vaksin, laporan obat
prekursor, dan laporan indikator peresepan?
38 Apakah petugas farmasi mengirimkan laporan ke
dinas kesehatan melalui e-puskesmas?

Compliance rate (CR) .............................................................................


……………………………..,…… Pelaksana /
Auditor

……………………………............. NIP:
………………....................

Anda mungkin juga menyukai