A. Apotek
1. Definisi Apotek
2. Tujuan Apotek
b. Instalasi listrik;
c. Sistem tata udara;
d. Sistem proteksi kebakaran.
Peralatan Apotek meliputi semua peralatan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pelayanan kefarmasian antara lain meliputi rak obat, alat
peracikan, bahan pengemas obat, lemari pendingin, meja, kursi, komputer,
sistem pencatatan mutasi obat, formulir catatan pengobatan pasien dan
peralatan lain sesuai dengan kebutuhan. Formulir catatan pengobatan pasien
yang merupakan catatan mengenai riwayat penggunaan Sediaan Farmasi
dan/atau Alat Kesehatan atas permintaan tenaga medis dan catatan pelayanan
apoteker yang diberikan kepada pasien.
5. Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Teknis Kefarmasian
Menurut Permenkes Nomor 9 Tahun 2017 Tenaga Kefarmasian adalah
tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek yang terdiri dari Apoteker
dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
1. Apoteker
Mengacu pada definisi apoteker di Kepmenkes No.1027 tahun 2004 maka
untuk menjadi seorang apoteker, seseorang harus menempuh pendidikan di
perguruan tinggi farmasi baik di jenjang S-1 maupun jenjang pendidikan profesi.
Apoteker/farmasis memiliki suatu perhimpunan dalam bidang keprofesian yang
bersifat otonom yaitu ISFI (Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia) yang sekarang
menjadi IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) (Hartini dan Sulasmono, 2006).
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker (Permenkes No. 9, Tahun 2017).
Sedangkan Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1332/Menkes/SK/2002 Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah
apoteker yang telah memiliki Surat Izin Apotek. Seorang APA dalam mengelola
apotek harus memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dan menurut PP RI Nomor 51 Tahun
2009 tentang perubahan kefarmasian yang berubah menjadi Surat Izin Praktek
Apoteker (SIPA). Tugas dan tanggung jawab seorang apoteker pengelola di
apotek yaitu sebagai berikut :
1) Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian di apotek sesuai dengan
fungsinya dan mematuhi segala kebutuhan yang sesuai dengan undang-
undang di bidang apotek yang berlaku.
2) Memimpin segala kegiatan manajerial di apotek termasuk mengkoordinasi
tenaga lainnya dan mengawasi serta mengatur jadwal kerja, membagi
tugas yang dilakukan setiap tenaga karyawan (job description) dan
tanggung jawab yang diberikan kepada masingmasing tenaga karyawan.
3) Mengawasi dan mengatur hasil penjualan di apotek setiap hari
4) Berusaha meningkatkan omset penjualan di apotek serta mengembangkan
hasil usaha sesuai dengan bidang tugasnya.
5) Berpartisipasi dalam melakukan monitor penggunaan obat
6) Melakukan pemberian Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien agar
mendukung bagaimana penggunaan obat yang rasional dalam hal
memberikan informasi obat yang jelas dan mudah dimengerti oleh pasien.
7) Mempertimbangkan usulan yang diberikan oleh tenaga karyawan lainnya
untuk memperbaiki kemajuan serta pelayanan di apotek
MANAJEMEN APOTEK
Apotek Plus grup merupakan apotek dengan modal sendiri yang telah memiliki 4
cabang. Cabang tersebut antara lain Apotek Plus Sinar Jakarta Daya, Apotek Plus
Panaikang, Apotek Plus Alfa Farma BTP, Apotek Plus Sinar Jakarta Daya, Apotek Jakarta
Plus Belopa, dan Apotek Plus Serpong. Meskipun terdiri atas banyak cabang, apotek plus
grup memberikan kebebasan kepada masing-masing APJ untuk menentukan proses,
regulasi serta sistem yang berlaku khususnya terkait dengan proses pengadaan,
pemesanan, serta pendistribusian obatnya. Regulasi serta sistem tiap-tiap cabang
apotek plus didasarkan pada situasi dan kondisi cabang apotek berada.
Apotek Plus Sinar Jakarta Daya Makassar terletak di Jl. Perintis Kemerdekaan
merupakan sarana pelayanan kefarmasian yang mempunyai tugas yang melaksanakan
peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, dan penyerahan obat/bahan obat, alkes
dan perbekalan kesehatan lainnya yang bertujuan untuk melaksanakan program
kesehatan di Kota Makassar.
2. Etalase obat bebas yang tersusun rapi, meja kasir dan mesin kasir (meja komputer)
yang tertata rapi.
3. Lemari obat generik dan paten yang tersusun rapi dan berdasarkan abjad.
5. Lemari sediaan obat salep, sediaan cream, gel, injeksi, tetes mata dan tetes telinga.
7. Lemari pendingin untuk menyimpan obat tertentu seperti suppositoria, vaksin, dan
insulin
B. Struktur Organisasi dan Personalia
Apotek Plus Sinar Jakarta Daya dikelolah oleh seorang Apoteker penanggung jawab dan
5 apoteker pendamping yang membawai 2 orang asisten apoteker
Apoteker Pendamping
Asisten Apoteker
Fatimah, S. Farm
4. Penyimpanan Obat
Obat yang sudah diterima dicatat dan ditentukan harga jual apotek (HJA).Obat
disimpan dalam lemari yang tidak langsung menyentuh lantai atau dinding, tidak
lembab dan bebas dari hewan pengerat.Obat generik dan paten disusun
berdasarkan abjad dan berdasarkan bentuk sediaan. Sistem penyimpanan obat
atau perbekalan farmasi di Apotek Plus Sinar Jakarta Daya menggunakan sistem
FIFO (First In First Out) dan FEFO (FirstExpired First Out) yaitu obat yang terlebih
dahulu masuk dan yang tanggal kadaluarsanya lebih awal harus keluar terlebih
dahulu.
a. Berdasarkan bentuk sediaan meliputi tablet atau kapsul, sirup, obat tetes,
salep atau cream, dibedakan bentuk padat atau cair.
b. Berdasarkan jenis obat meliputi obat generik maupun obat paten disusun
berdasarkan alfabetis dan menggunakan sistem FIFO (First In First Out) dan
FEFO (First Expaired First Out).
c. Obat-obat sperti suppositoria dan insulin disimpan dalam lemari pendingin.
d. Untuk obat prekursor, psikotropika maupun narkotika disimpan dalam
lemari tersendiri atau lemari khusus dan pembeliaannya harus dengan resep
dokter
5. Pelayanan
Pelayanan Pelayanan di Apotek Plus Sinar Jakarta Daya meliputi pelayanan
resep, pelayanan obat bebas, obat tradisional, kosmetika, alat-alat kesehatan,
suplemen makanan, susu, dan serta pelayanan obat online.
a. Pelayanan resep
Pelayanan resep di Apotek adalah tanggung jawab utama Apoteker dan
Asisten Apoteker. Apoteker bertanggung jawab memberikan layanan resep
sesuai dengan kompetensinya dan kepentingan masyarakat. Apotek dilarang
mengganti obat generik dalam resep dengan obat paten jika pasien tidak
mampu membelinya. Apoteker dan Asisten Apoteker harus memberikan
informasi tentang penggunaan, dosis, dan efek samping obat kepada pasien.
Pemberian obat golongan narkotika hanya berdasarkan resep asli dokter,
dan alamat pasien harus dicatat sebelum penyerahan obat. Obat narkotika
dan psikotropika tidak dapat diserahkan jika resep yang dibawa oleh pasien
adalah salinan.
b. Pelayanan Obat Bebas
Alur pelayanan obat non resep (obat bebas) yaitu penjualan bebas
dilakukan untuk obat golongan obat bebas dan obat bebas terbatas, untuk
obat keras harus sesuai dengan kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa
resep dokter. Pasien datang, dilayani langsung oleh petugas pelayanan yaitu
apoteker dan asisten apoteker dan kasir. Konsultasi pemilihan obat dilayani
dengan baik oleh petugas Apotek maupun Apoteker secara langsung.
Pelayanan obat dilakukan dengan cara melayani pembeli dengan ramah,
sopan, penuh simpati dan bersedia memberikan informasi kepada pasien
sebaik mungkin sesuai yang diminta oleh pasien.
c. Pelayanan Obat Online
Selain pelayanan di lokasi, apotek plus Sinar Jakarta Daya juga
menyedian pelayanan obat online. Pelayanan obat online dapat
mempermudah pasien/konsumen yang ingin melakukan pembelian obat dari
rumah. Pelayanan obat online oleh Apotek Plus Sinar Jakarta Daya terdapat
pada aplikasi Halodoc, Go Apotek, Klik Dokter, Go Mart, Whatsapp, dan juga
Instagram. Besar PPN untuk pelayanan obat online Apotek Plus Sinar Jakarta
Daya tergantung dari aplikasi yang digunakan. Untuk pemesanan melalui Klik
Dokter dan Halodoc besar PPN-nya yaitu 10%, Go Apotek sebesar 11,5%,
untuk pemesanan melalui aplikasi Go Mart, Whatsapp, dan Instagram tidak
dikenakan PPN.
6. Pelaporan
7. Pemusnahan
Menurut Permenkes No.922/Menkes/Per/X/1993 obat dan perbekalan
farmasi lainnya yang karena suatu hal tidak dapat digunakan lagi atau
dilarang harus dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditanam atau dengan
cara lain yang ditetapkan Direktur Jendral. Pemusnahan dilakukan oleh APA
atau apoteker pengganti dibantu oleh sekurang-kurangnya seorang
karyawan apotek. Pemusnahan tersebut wajib dibuat berita acara
pemusnahan menggunakan formulir yang ditentukan. Berita acara tersebut
memuat hari dan tanggal pemusnahan, tanggal yang terawal dan terakhir
resep, berat resep yang dimusnahkan dam kilogram
BAB III
ANALISIS RESEP
A) RESEP I
SKRINING ADMINISTRATIF
NO PERSYARATAN KETERANGAN
INSCRIPTIO
1 Nama Dokter ✓
2 SIP Dokter -
3 Alamat Dokter ✓
INVOCATIO
6 Tanda R/ ✓
PRESCRIPTIO
7 Nama obat ✓
8 Bentuk sediaan -
9 Dosis obat ✓
10 Jumlah obat ✓
SIGNATURA
11 Aturan pakai -
12 Waktu pemberian -
SUBSCRIPTO
13 Tanda tangan/paraf dokter ✓
PRO
14 Nama pasien ✓
15 Umur Pasien -
Kesimpulan :
Resep tersebut tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi mengenai, SIP dokter,
dan No. telepon dokter,bentuk sediaan,aturan pakai,waktu pemberian obat ,umur pasien
dan Berat badan pasien.
Cara Mengatasi:
- SIP dokter,nomor telepon dokter, dapat di cek secara online melalui web atau dapat
ditanyakan langsung ke Klinik tempat praktek dokter.
- Bentuk sediaan,aturan pakai,waktu pemberian obat dapat ditemukan dengan
menghubungi dokter atau dengan penanganan apoteker yang menerima resep.
- Berat badan pasien dapat ditanyakan secara langsun kepada keluarga pasien
SKRINING FARMASETIK
Dosis dan aturan Tidak sesuai Dosis yang diresepkan berada Karena pada rsep
pakai diatas dosis lazim berdasarkan tidak terdapat berat
resep tersebut tidak terdapat badan da usia pasien
umur dan berat badan pasien maka perlu
sedangkan obat yang ditanyakan Kembali
diresepkan memakai dosis kepada keluarga
yang diatas dosis lazim. pasien atau pasien itu
sendiri untuk
mengetahui dosis
yang harus diberikan
serta aturan pakai.
Inkompatbilitas sesuai - -
SKRINING KLINIS
1 Biosanbe Ketepatan indikasi Pertumbuhan janin. defisiensi asam folat, suplemen saat hamil &
laktasi, kondisi dimana kebutuhan asam folat meningkat. (mims
2020)
Ketepatan dosis 400-500 mcg/hr. Defisiensi asam folat Awal 0.25-1 mg/hr. Dosis
pemeliharaan: 0.25 mg/hr (Ibu hamil & menyusui: 0.8 mg/hr).
Suplemen diet (pd ibu hamil) 0.1-1 mg/hr. Kondisi dimana
kebutuhan asam folat meningkat 0.5-1 mg/hr. (MIMS, 2023)
ALAMAT LENGKAP :
RESEP : Racikan
SKRINING ADMINISTRATIF
PERSYARATAN KETERANGAN
NO
INSCRIPTIO
1 Nama Dokter ✓
2 SIP Dokter ✓
3 Alamat Dokter ✓
INVOCATIO
6 Tanda R/ ✓
PRESCRIPTIO
7 Nama obat ✓
8 Bentuk sediaan ✓
9 Dosis obat ✓
10 Jumlah obat ✓
SIGNATURA
11 Aturan pakai ✓
12 Waktu pemberian -
SUBSCRIPTO
PRO
14 Nama pasien ✓
15 Umur Pasien ✓
Kesimpulan :
Resep tidak lengkap karena tidak terdapat waktu pemberian obat dan berat badan pasien.
Cara mengatasi :
- Berat badan pasien dapat diketahui dengan menghubungi kembali keluarga pasien.
SKRINING FARMASETIK
(kapsul)
Inkompatbilitas sesuai - -
(tablet)
Inkompatibilitas Sesuai - -
(tablet)
Inkompatibilitas Sesuai - -
SKRINING KLINIS
1. Lasal Ketepatan indikasi meredakan asma bronkial, bronkitis kronis, emfisema, dan
kondisi bronkospastik lainnya. (MIMS, 2023).
Ketepatan Dosis Dewasa 2-4 mg. Anak 6-12 tahun 0.1-0.2 mg/kg.
sehari.
2. Histapan Ketepatan indikasi Histapan adalah obat yang digunakan untuk mengobati
berbagai jenis alergi. Histapan mengandung
mebhydrolin, suatu obat yang termasuk golongan
antihistamin (antagonis reseptor histamin H1). (MIMS,
2023).
Ketepatan dosis Dewasa 100-300 mg. Anak 6-12 tahun 100-200 mg.
Diberikan setiap hari dalam dosis terbagi. (mims,
2023)
Alkohol
Depresan sistem saraf pusat (SSP)
Antikolinergik
MAO (Monoamine oxidase)
3. Trilac Ketepatan indikasi IA: Sinovitis OA, RA, bursitis akut & subakut, artritis gout akut,
epikondilitis, tenosinovitis nonseptik akut & OA pasca
trauma. Intradermal: Keloid, discoid lupus erythematosus,
nekrobiosis lipoidica diabetesorum, alopecia areata & lesi
inflamasi hipertrofik lokal, infiltrasi, liken planus, plak
psoriasis, granuloma annulare & neurodermatitis.
Ketepatan dosis Dewasa: Dosis awal dapat bervariasi dari 4-48 mg/hari
tergantung dari penyakit spesifik tertentu yang sedang
diobati. Untuk bayi dan anak-anak: Dosis yang
direkomendasikan harus dengan aturan yang ketat terhadap
rasio usia atau berat badan.
Lasal 0,1 mg
Sediaan Lasal 4 mg
o , 1 mg x 15
= 0,375 tab
4 mg
Histapan 5 tab
Sediaa Histapan 50 mg
5 mg x 15
= 1,5 tab
50 mg
1
Trilac mg
5
Sediaa Trilac 4 mg
1
tab x 15 = 3 tab
5
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan uraian yang telah dijabarkan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan di Apotek Plus Sinar Jakarta Daya terdiri atas
pelayanan resep baik racikan maupun non racikan, swamedikasi obat ke pasien,
penerimaan barang, penyimpanan barang, perhitungan harga jual, pengisian kartu stok,
penyiapan surat pesanan, dan juga serah terima faktur.
2. Sistem pengelolaan yang dilakukan di Apotek Plus Sinar Jakarta Daya sudah sesuai
dan dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan di Apotek
3. Apotek Plus Sinar Jakarta Daya termasuk dalam apotek yang cukup besar karena
melayani rerata pasien perhari mencapai 50 pasien/perhari termasuk pasien OTC dan
pasien dengan resep.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, AH. 1996. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Puataka Sinar Harapan. Jakarta.
Departemen Kesehatan. 1993, Nomor 992/ Menkes/ Per/ X/ 1993 tentang Ketentuan dan
Tata Cara Pemberian Izin Apotek, Direktorat Jenderal Pelayanan
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Depkes RI. 1965. Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 1965 Tentang Apotek, Jakarta.
Depkes RI. 1980. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.25 Tahun 1980 Tentang Peraturan
Pemerintah Tentang Apotek, Jakarta.
Depkes RI. 1990. Surat Keputusan Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan makanan Tentang
Apotek, Jakarta.
Depkes RI. 1992. Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, Jakarta.
Kemenkes RI, 1993. Tentang Obat Wajib Apotek. Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.924/Menkes/Per/X/1993. Kepmenkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002 tentang
Ketentuan dan Pemberian lzin Apotek. Jakarta
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017. Tentang Apotek.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2017.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No.73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek, Jakarta.
Undang-Undang No.22 Tahun 1997 Tentang Narkotika. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 67, Jakarta: Menteri Negara Sekretaris Negara RI
Undang-undang RI No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.31 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian, Menteri Kesehatan: Jakarta.
LAMPIRAN
Gambar 1 Gambar 2
Rak penyimpan obat campuran Rak penyimpanan obat paten dan generiik
Gambar 3 Gambar 4
Gambar 7 Gambar 8
Gambar 11