Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Apotek Nusukan

Apotek Nusukan terletak di Jalan Adi Soemarmo No.28 Surakarta. Letak

apotek Nusukan sangat strategis karena terletak di pinggir jalan raya sehingga mudah

dijangkau oleh masyarakat. Apotek Nusukan merupakan apotek dengan Apoteker

Pengelola Apotek (APA) yaitu Dra. Hj. Yul Mariyah, MSi.,Apt. APA mempunyai

wewenang penuh untuk mengelola semua kegiatan yang menyangkut kelangsungan

hidup apotek.

Apotek Nusukan didirikan pada tanggal 17 April 1987 dengan tujuan untuk

menyediakan obat yang bermutu guna pelayanan kesehatan masyarakat, memberikan

pelayanan resep dokter dan pelayanan obat tanpa resep kepada masyarakat di sekitar

apotek, memberikan informasi tentang obat dan pengobatan yang benar, sebagai

tempat penyaluran perbekalan farmasi lainnya dan sebagai sarana Praktek Kerja

Lapangan calon Ahli Madya Farmasi (Tenaga Tehnis Kefarmasian / TTK).

B. Pengertian Apotek

Berdasarkan keputusan menteri kesehatan RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002

dalam paket kebijaksanaan pemerintah tanggal 29 Oktober 2009 di bidang farmasi

tentang ketentuan dan tata cara pemberian ijin apotek, menyatakan apotek adalah

1
2

suatu tempat tertentu, tempat melakukan pekerjaan kefarmasiaan dan penyaluran

pembekalan farmasi kepada masyarakat.

Pembekalan farmasi menurut ketentuan umum dalam peraturan Menteri

Kesehatan No.922/Menkes/PER/X/1993 adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia

(obat tradisional) alat kesehatan dan kosmetika. Apotek di dalam perkembangannya

dapat menyediakan komoditi lainnya diluar perbekalan farmasi misalnya makanan,

minuman, susu, perlengkapan bayi, perlengkapan tulis menulis dan lain-lain.

Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud dalam ketentuan umum UU RI

Kesehatan No. 36 tahun 2009 ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan,

pengolahan, promosi, pengedaran sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi

standar mutu pelayanan farmasi yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

C. Struktur Organisasi

Kegiatan kefarmasian Apotek Nusukan dipimpin oleh seorang apoteker yang

berwenang dalam mengawasi, mengatur dan melaksanakan seluruh kegiatan di

apotek agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peraturan perundang-undangan

yang ditetapkan, dan dibantu oleh seorang Tenaga Tehnis Kefarmasian (TTK) dan

beberapa tenaga administrasi. Tiap bagian mempunyai tugas dan tanggung jawab dan

wewenang yang jelas sesuai dengan fungsinya masing-masing dengan harapan dapat

memberikan pelayanan kefarmasian yang optimal.


3

D. Tugas dan Fungsi Apotek

Menurut PP No.25 th 1980 pasal 2, disebutkan bahwa tugas dan fungsi apotek

adalah:

a. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan

sumpah jabatan.

b. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,

pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat.

c. Sebagai sarana penyalur perbekalan farmasi secara merata obat yang

diperlukan masyarakat.

d. Sebgai sarana informasi obat kepada masyarakat dan tenaga kesehatan

lain.

E. Persyaratan Apotek

Menurut peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/PER/X/1993

tentang tata cara pemberian ijin apotek, antara lain:

1. Untuk mendapatkan ijin apotek, Apoteker atau Apoteker yang bekerja

sama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap

dengan tempat perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan

lainnya yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.

2. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan

pelayanan komoditi lainnya diluar sediaan farmasi.


4

3. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya diluar

sediaan farmasi.

4. Apoteker pengelola apotek (APA) wajib memiliki Surat Ijin Apotek

(SIA).

5. Apoteker pengelola apotek (APA) dalam melaksanakan kegiatan apotek

dibantu oleh TTK dan jika dalam keadaan tertentu Apoteker Pengelola

Apotek (APA) dapat diganti dengan Apoteker Pengganti atau Apoteker

Pendamping.

F. Pengelolaan Apotek

Pengelolaan apotek menurut Menteri Kesehatan No. 92 tahun 1993 pasal 10

dan 11 meliputi:

1. Pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,

penyimpanan, penyerahan obat atau bahan obat.

2. Pengadaan, peyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi

lainnya.

3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi yang meliputi:

 Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi kepada

dokter, tenaga kesehatan lain dan masyarakat.

 Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat, keamanan

dan bahaya suatu obat dan perbekalan farmasi.


5

G. Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan No.922/Menkes/Per/X/1993 pasal 5

tentang ketentuan dan tata cara pemberian ijin apotek, dijelaskan mengenai

persyaratan untuk menjadi APA (Apoteker Pengelola Apotek), yakni sebagai berikut:

a. Ijazah terdaftar pada Departemen Kesehatan

b. Telah mengucapkan sumpah atau janji apoteker

c. Memiliki Surat Ijin Kerja (SIK) dari Menteri Kesehtan

d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan

tugasnya sebagai apoteker

e. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi APA di

apotek lain.

H. Tenaga Kerja di Apotek

Tenaga kerja di apotek adalah tenaga kesehatan dan non kesehatan, meliputi

Apoteker Pengelola Apotek dan mereka yang mempunyai Surat Ijin Kerja (SIK)/

Surat Peneguhan (SP) dan bertugas mengelola apotek sebagai penanggung jawab atas

semua kegiatan kefarmasian yang berlangsung di apotek (Anonim, 1993).

1. Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan perundang-undangan

berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai Asisten Apoteker

(Anonim, 1993).
6

2. Juru racik adalah mereka yang berugas membantu Asisten Apoteker

untuk meracik obat hingga menjadi suatu sediaan atau preparat

(Hartono, 1987).

3. Kasir adalah petugas yang mencatat penerimaan dan pengeluaran uang

yang dilengkapi dengan kwitansi, nota tanda setoran dan lain-lain

(Hartono, 1987).

4. Pegawai tata usaha adalah personal yang melakukan administrasi,

penyimpanan, penjualan dan laporan keuangan apotek (Hartono, 1987).

Anda mungkin juga menyukai