0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
92 tayangan25 halaman
Dokumen tersebut membahas sejarah, peraturan, dan pelayanan kefarmasian di apotek, termasuk persyaratan untuk mendirikan dan mengelola apotek secara resmi."
Dokumen tersebut membahas sejarah, peraturan, dan pelayanan kefarmasian di apotek, termasuk persyaratan untuk mendirikan dan mengelola apotek secara resmi."
Dokumen tersebut membahas sejarah, peraturan, dan pelayanan kefarmasian di apotek, termasuk persyaratan untuk mendirikan dan mengelola apotek secara resmi."
Perkembangannya Dra. Hj. Faridha Yenny Nonci, Apt., M.Si Apotek dan sejarahnya Sejarah Apotek
Apotek berasal dari bahasa Belanda Apotheek yang
berarti toko tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep dokter serta memper- dagangkan barang medis. Menurut KBBI, apotek adalah rumah obat, tempat menjual dan kadang membuat atau meramu obat. Apotek juga merupakan tempat apoteker melakukan praktik profesi farmasi sekaligus menjadi ritel. Kata ini berasal dari bahasa Yunani apotheca yang secara harfiah berarti tempat penyimpanan. Apotek dan sejarahnya Sejarah Apotek
1. Dokter jaman Romawi, Gallen (131-201 M)
menamakan tempatnya memeriksa pasien sebagai latron dan tempat menyimpan obat disebut apotheca yang berarti gudang. 2. 750 M, di Bagdad, citra apoteker sangat besar sehingga banyak orang melengkapi namanya dengan Ibnu-al-attar (anak apoteker). Salah satu yang terkenal adalah Ibnu Sina alias Avicenna, dokter-farmasi Persia yang hidup pada 930- 1037 M. Apotek dan sejarahnya Lanjutan ……Sejarah Apotek
3. Abad ke-12. dokter dan apoteker masih menjadi
satu profesi : medicineman, healer, shaman, tabib, sinshe, dukun, dll. 4. 1240 M, Kerajaan Sisilia mengeluarkan UU yang memisahkan apoteker dan dokter. Dokter memeriksa pasien dan meresepkan obat, lalu dibuatkan obat oleh apoteker, yang selanjutnya diberikan kembali ke dokter yang diminumkan pada pasien. Apotek dan sejarahnya Lanjutan…Sejarah Apotek
5. 1407-M, terbitlah Pharmacist’s Code of Genoa
yang melarang seorang apoteker bekerja sama dengan seorang dokter. Syarat bangunan apotek a) Dinding harus kuat dan tahan air, permukaan sebelah menyebelah harus rata, tidak mudah mengelupas dan mudah dibersihkan. b) Langit-langit harus terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan permukaan sebelah dalam berwarna terang. c) Lantai tidak boleh lembab, terbuat dari ubin, semen, atau bahan lain yang memadai. d) Setiap apotek harus memasang papan-nama pada bagian muka apotek, yang terbuat dari papan, seng, atau bahan lain yang memadai. Apotek dan perlengkapan Perlengkapan Apotek
1. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan
obat/sediaan farmasi. 2. Perlengkapan dan alat penyimpanan khusus narkotika dengan ukuran 140 x 80 x 100 cm dan terbuat dari kayu. 3. Kumpulan peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan dengan apotek, FI dan Ekstra FI Edisi terbaru serta buku lain yang ditetapkan oleh Dirjen POM (dulu) PerUU tentang Apotek
Dalam rangka menunjang pembangunan
nasional di bidang kesehatan perlu dikembangkan peraturan yang baik mengenai pengelolaan apotek, sehingga pemerintah dapat mengatur dan mengawasi persediaan, pembuatan, penyimpanan, peredaran, pemakaian obat dan perbekalan farmasi. PerUU tentang Apotek Apotek merupakan satu diantara sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang diatur dalam: a. Undang-undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. b. Undang-undang No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika. c. Undang-undang No.5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. d. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. PerUU tentang Apotek e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. f. Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1990 tentang Masa Bakti Apoteker, yang disempurnakan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.184/MENKES/PER/II/1995. g. Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1980 tentang Perubahan atas PP No.26 Tahun 1965 mengenai Apotek. PerUU tentang Apotek
h. Peraturan Menteri Kesehatan
No.922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. i. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1332/MENKES/ SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. j. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. k. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek PerUU tentang Apotek
Pada peraturan pemerintah No 25 tahun 1980 tentang
apotek : Pasal 3 Apotek dapat diusahakan oleh : a. Lembaga atau instansi bukan pemerintah dengan tugas pelayanan kesehatan di pusat dan di daerah. b. Perusahaan milik negara yang ditunjuk oleh pemerintah. c. Apoteker yang telah mengucapkan sumpah dan telah memperoleh izin kerja dari Menteri Kesehatan. PerUU tentang Apotek Pasal 5 Untuk mendirikan apotek harus ada izin dari Menteri Kesehatan yang menetapkan ketentuan- ketentuan mengenai : a. Syarat-syarat kesehatan dari ruangan (tempat) Apotek. b. Alat-alat perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaan kefarmasian. c. Hal-hal lain yang dianggap perlu. PerUU tentang Apotek Agar dapat melakukan usaha-usaha di bidang farmasi dan pekerjaan kefarmasian sebuah apotek harus memiliki Surat Izin Apotek (SIA) yaitu surat yang diberikan oleh Menteri Kesehatan kepada Apoteker atau Apoteker bekerja sama dengan pemilik sarana untuk menyelenggarakan apotek di suatu tempat tertentu. Izin apotek berlaku untuk seterusnya selama apotek yang bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan dan Apoteker Pengelola Apotek dapat melaksanakan pekerjaannya dan masih memenuhi persyaratann (memiliki SIPA ) Pelayanan Kefarmasian di Apotek Tujuan Pelayanan Kefarmasian di Apotek (PP.51/2009) a. meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian; b. menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan b. melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety). Pelayanan Kefarmasian di Apotek Pada Permenkes No 35 tahun 2014 tentang Standar pelayanan kefarmasian di apotek: Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker. 2. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Pelayanan Kefarmasian di Apotek
3. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. 4. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker, baik dalam bentuk paper maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. Pelayanan Kefarmasian di Apotek
5. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat
tradisional dan kosmetika. 6. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk empengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. Pelayanan Kefarmasian di Apotek
7. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin
dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. 8. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam peraturan perundang-undangan. Pelayanan Kefarmasian di Apotek
9. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus
sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker. 10. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker. Pelayanan Kefarmasian di Apotek
11. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada
Kementerian Kesehatan yang bertanggung jawab di bidang kefarmasian dan alat kesehatan. Pelayanan Kefarmasian di Apotek Tugas dan Fungsi Apotek
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker.
2. Sarana farmasi yang melakukan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, dan penye- rahan obat serta bahan obat 3. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyalurkan obat yang diperlukan masyarakat secara luas dan merata. 4. Sebagai sarana informasi obat kepada masyarakat dan tenaga kerja lainnya. Pelayanan Kefarmasian di Apotek Persyaratan Apotek
1. Lokasi Ramai, aman, dekat dengan RS/klinik,
di sekitarnya terdapat dokter praktek, mudah dijangkau, dan cukup padat penduduknya 2. Bangunan Luas sekurang-kurangnya 50 m2 terdiri dari ruang peracikan, penyerahan obat, penyimpanan obat, dan pencucian alat. Bangunan harus mempunyai persyaratan teknis berikut: Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Papan nama harus memuat:
1.) Nama apotek 2.) Nama Apoteker Pengelola 3.) Surat Izin Apotek 4.) Alamat Apotek 5.) Nomor Telepon Apotek