Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

MEMBENTUK GENERASI MUDA

Di Susun Oleh :

ILHAM WAHYU A (1721210009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP - SUBANG

TAHUN AKADEMIK 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas perkuliahan

dengan judul tugas “Membentuk Generasi Muda”.

Penulis harapkan tugas perkuliahan ini dapat bermanfaat sebagai mestinya

dan selain itu juga penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari tugas

ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna

menyempurnakan segala kekurangan yang ada.

Subang, April 2020

Penulis

i
COVER

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian................................................................................ 6

BAB II PEMBAHASAN.................................................................. 7

A. Generasi Muda................................................................................... 7

B. Mengembangkan Potensi Generasi Muda.......................................... 8

C. Apa dan Siapa itu Generasi Millenial?............................................... 10

D. Bagaimana Menjadi Generasi Millenial yang Bermanfaat?............... 13

E. Permasalahan Generasi Muda............................................................ 14

F. Peran dan Pembentukan Generasi Muda............................................ 17

BAB III PENUTUP.......................................................................... 27

A. Kesimpulan......................................................................................... 27

B. Saran................................................................................................... 28

Daftar Pustaka.......................................................................................... 29

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia yang berkarakter mulia dan bermartabat ditunjukkan

dengan perilaku yang berakar dari agama yang diyakini, budaya yang

melatarbelakangi, dan keluhuran tujuan yang dicita-citakan sehingga diharapkan

warga negara Indonesia dapat mengimplementasikan dalam kesehariannya nilai-

nilai luhur bangsa yang terkandung dalam Pancasila. Salah satu bapak pendiri

bangsa, presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno, bahkan menegaskan:

“Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter

(character building) karena character building inilah yang akan membuat

Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju dan jaya, serta bermartabat, Muchlas

dalam (Dhedy Yuliawan, 2016).

Apabila character building ini tidak dilakukan, maka bangsa Indonesia

akan menjadi bangsa kuli. Dari pendapat Bung Karno tersebut tidak dapat

disangkal bahwa karakter merupakan aspek yang penting untuk kesuksesan

manusia masa depan. Karakter yang kuat akan membentuk mental yang kuat, dan

mental yang kuat akan melahirkan spirit yang kuat, pantang menyerah, berani

mengarungi proses panjang, serta menerjang arus badai yang bergelombang dan

berbahaya. Di Indonesia pelaksanaan pendidikan karakter saat ini memang

dirasakan belum optimal. Gambaran situasi masyarakat bahkan situasi dunia

pendidikan di Indonesia yang belum ideal menjadi motivasi pokok dalam

1
2

mengimplementasikan pendidikan karakter. Ditambah lagi dengan masuknya

pengaruh globalisasi yang semakin pesat, yang menyediakan berbagai macam

fasilitas teknologi informasi yang canggih sehingga seakan-akan membuat dunia

ini tanpa batas sehingga dapat menjadi sumber terbentuknya karakter buruk

apabila salah memanfaatkannya.

Globalisasi memberi peluang dan fasilitas yang luar biasa bagi siapa saja

yang mau dan mampu memanfaatkannya, baik untuk kepentingan sendiri maupun

kepentingan umat seutuhnya. Namun, globalisasi tidak hanya membawa dampak

positif namun juga dampak negatif. Lahirnya generasi instan yang ingin

menikmati keinginan tanpa proses perjuangan yang keras, dekadensi moral,

konsumerisasi, dan sikap individual yang tidak mau peduli satu sama lain adalah

sebagian dampak negatif dari globalisasi. Tidak hanya itu perubahan sikap dan

perilaku dalam pergaulan masyarakat khusunya para pemuda juga semakin

memprihatinkan, mengingat semakin meningkatnya tawuran, serta bentuk-bentuk

kenakalan pemuda lainnya di kota-kota besar berupa pemerasan/kekerasan

kecendrungan dominasi senior terhadap yunior, fenomena suporter, penggunaan

narkoba, dan lain-lain yang sering dilakukan oleh para pemuda. Padahal, generasi

muda merupakan harapan masa depan suatu bangsa.

Di tangan para generasi muda inilah masa depan bangsa ditentukan, karena

mereka lah yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Tentunya kualitas

generasi tersebutlah yang akan menentukan, karena jika kualitas generasi muda

dari negara tersebut baik maka masa depan negara tersebut baik pula. Pembinaan

terhadap generasi muda dapat dilakukan sedini mungkin yang dimulai dari masa
3

kanak-kanak. Namun pembinaan tersebut lebih dibutuhkan ketika individu

menginjak usia remaja. Karena pada masa inilah peralihan dari usia kanak-kanak

menuju dewasa berlangsung. Masa remaja dinilai penting dalam kehidupan

manusia, karena pada masa remaja individu mengalami berbagai perubahan dan

perkembangan fisik dan mental yang cepat, yang terjadi terutama pada periode

awal pertumbuhan usia para pemuda. Semua perubahan dan perkembangan ini

menimbulkan penyesuaian yang harus dilakukan.

Generasi muda adalah tulang punggung Bangsa dan Negara merupakan

istilah yang sering kita dengar sehari-hari. Perubahan-perubahan yang terjadi

dalam lingkungan sosial saat ini memerlukan panutan dan contoh yang dapat

membawa masyarakat kita ke arah yang lebih baik. Terlebih lagi di era reformasi

ini, generasi muda dituntut untuk lebih berpartisipasi dalam membangun

masyarakat Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, generasi muda adalah tonggak

keberlangsungan masa depan Indonesia. Mereka adalah harapan kita, sinar

matahari yang akan memberikan warna bagi masa masa depan bangsa. Generasi

muda sekarang ini menjadi bahan pembicaraan oleh semua kalangan masyarakat,

karena generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang nantinya sebagai

pemegang nasib bangsa ini, maka generasi mudalah yang menentukan semua apa

yang dicita-citakan bangsa dan Negara ini.

Generasi muda diharapkan mampu bertanggung jawab dalam membina

kesatuan dan persatuan, serta mengamalkan nilai-nilai yang ada di dalam

pancasila agar terciptanya kedamaian, kesejahteraan umum, serta kerukunan antar

bangsa.Yang paling penting nasib bangsa Indonesia baik buruknya ke depan itu
4

akan sangat bergantung pada generasi penerusnya yaitu generasi muda yang

bermartabat. Terlebih tren sekarang terhadap generasi muda ada penambahan

istilah baru yaitu generasi millenial yang sudah menjadi fenomena teresendiri di

tahun-tahun ini.

Maraknya budaya global dan gaya hidup pop culture, fenomena ini

dianggap sebagai dampak dari arus globalisasi yang sudah tidak dapat dibendung

lagi. Globalisasi yang sering dimaknai sebagai proses mendunianya system sosial,

ekonomi, politik, dan budaya sehingga dunia terkesan tanpa batas (borderless

world). Dengan adanya satelit, internet, dan telepon jarak yang jauh terasa dekat.

Perkembangan teknologi dan informasi telah menghapus batas antarnegara,

antarbangsa, dan antarkelas. Salah satu proses penting dari globalisasi adalah

melahirkan generasi gadget, istilah yang sering digunakan untuk menandakan

lahirnya generasi millennial. Pada dasarnya gadget lebih tepat didefinisiskan

sebagai “peralatan”, sehingga generasi gadget dimaksudkan dengan generasi yang

dalam kehidupannya tidak terlepaskan dari gadget, selalu bersinggungan dengan

teknologi dan informasi. Dalam artian seolah-olah berbaga high-technology telah

menjadi bagian penting dalam kehidupannya. Menurut survey di Amerika Serikat,

berselancar di dunia maya, bermain game online, dan bermain di situs jejaring

sosial  justru baik bagi perkembangan remaja sebagai bagian dari para pemuda

harapan bangsa.

Digital Youth Project yang disponsori Mac Arthur Foundation selama tiga

tahun telah berhasil membuktikan bahwa internet baik bagi perkembangan remaja.

Namun Menurut Severin dan Tankard (2005), sejumlah penelitian tentang dampak
5

dan pemanfaatan internet menunjukkan bahwa internet menjadi sumber utama

untuk belajar tentang apa yang sedang terjadi di dunia seperti untuk hiburan,

bergembira, relaksasi, untuk melupakan masalah, menghilangkan kesepian untuk

mengisi waktu sebagai kebiasaan dan melakukan sesuatu dengan teman atau

keluarga. Berdasarkan hasil survey yang diadakanoleh Spire Research &

Consulting bekerja sama dengan Majalah Marketing (2008)

(http://marketing.co.id) mengenai trend dan kesukaan remaja Indonesia terhadap

berbagai jenis kategori media, menunjukkan bahwa para genarasi pemuda

sekarang sudah mengerti dan menggunakan internet dalam kegiatan sehari-hari.

Namun, pengguna internet belum mampu memilah aktivitas internet yang

bermanfaat, dan cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial tanpa

mempertimbangkan terlebih dahulu efek positif atau negatif yang akan diterima

saat melakukan aktivitas internet tertentu sehingga pembentukan pribadi bisa

terpengaruhi. Untuk itulah peran pemuda dalam mengemban amanat kemajuan

suatu bangsa harus bisa menyesuaikan dengan jamannya namun tetap menjadi

generasi pemuda yang terbentuk dalam pemanfaatan yang positif. Lantas

bagaimana menyikapi kemajuan dunia bagi para pemuda agar tidak tergerus ke

arah yang salah? Makalah ini dibuat selain sebagai prasyarat tugas juga umumnya

untuk mengetahui peran penting genarasi pemuda di jaman teknologi ini serta

bagaimana menyiasatinya untuk diserap kedalam kehidupan yang positif dan

bermanfaat.
6

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini penulis ringkas dalam

beberapa poin sebagai berikut adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan generasi muda?

2. Bagaimana mengembangkan potensi generasi muda?

3. Apa dan siapa itu generasi millenial?

4. Bagaimana menjadi generasi millenial yang bermanfaat?

5. Apa permasalahan generasi muda?

6. Apa saja peran dan pembentukan generasi muda?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini selaras dengan apa yang penulis

rumuskan dalam terkait permasalahan yang dibahas untuk:

1. Mengetahui pengertian generasi muda.

2. Mendeskripsikan cara mengembangkan potensi generasi muda.

3. Mengetahui terkait generasi millenial.

4. Mendeksripsikan cara menjadi generasi millenial yang bermanfaat.

5. Menjelaskan contoh permasalahan generasi muda.

6. Mendeskripsikan peran serta pembentukan generasi muda?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Generasi Muda

Generasi muda adalah terjemahan dari young generation lawan dari old

age. Youth mengandung arti populasi remaja/anak muda/pemuda yang sedang

membentuk dirinya. Melihat kata "Generasi muda" yang terdiri dari dua kata yang

majemuk, kata yang kedua adalah sifat atau keadaan kelompok individu itu masih

berusia muda dalam kelompok usia muda yang diwarisi cita-cita dan dibebani hak

dan kewajiban, sejak dini telah diwarnai oleh kegiatan-kegiatan kemasyarakatan

dan kegiatan politik. Maka dalam keadaan seperti ini generasi muda dari suatu

bangsa merupakan "Young Citizen".

Pengertian generasi muda erat hubungannya dengan arti generasi muda

sebagai generasi penerus. Yang dimaksud "Generasi Muda" secara pasti tidak

terdapat satu definisi yang dianggap paling tepat akan tetapi banyak pandangan

yang mengartikannya tergantung dari sudut mana masyarakat melihatnya. Namun

dalam rangka untuk pelaksanaan suatu program pembinaan bahwa "Generasi

Muda" ialah bagian suatu generasi yang berusia 0 – 30 tahun.

Dilihat dari segi biologis, ada istilah bayi, anak, remaja, pemuda dan

dewasa. Anak  1- 12 tahun, remaja 12 - 15 tahun, pemuda 15- 30 tahun, dewasa

30 tahun ke atas. Untuk kepentingan perencanaan modern digunakan istilah

sumber-sumber daya manusia muda (Young human resources) sebagai salah satu

dari 3 sumber-sumber pembangunan yaitu: 

7
8

1. sumber-sumber alam (natural resources)

2. sumber-sumber dana (financial resources)

3. sumber-sumber daya manusia (human resources)

Yang dimaksud dengan sumber-sumber daya manusia muda adalah dari 0

– 18 tahun. Dilihat dari sudut ideologis-politis, maka generasi muda adalah calon

pengganti generasi terdahulu dalam hal ini berumur antara 18 sampai 30 tahun,

dan kadang-kadang sampai umur 40 tahun. Pengertian pemuda berdasarkan umur

dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada. Diperoleh 3 kategori:

Siswa usia antara 6 – 18 tahun, yang masih ada dibangku sekolah

Mahasiswa di Universitas atau perguruan tinggi, yang berusia antara 18-21 tahun.

Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yang berusia antarea

15-30 tahun.

B. Mengembangkan Potensi Generasi Muda

Negara berkembang masih banyak mendapat kesulitan untuk

penyelenggaraan pengembangan tenaga usia muda melalui pendidikan. Sehubung

dengan itu negara yang berkembang merasakan selalu kekurangan tenga terampil

dalam mengisi lowongan-lowongan pekerjaan tertentu yang meminta tenag kerja

dengan keterampilan khusus. Kekurangan tenaga terampil itu terasa manakala

negara-negara sedang berkembang merencanakan dan berambisi untuk

mengembangkan dan memanfaatkan sumber-sumber alam yang mereka miliki.

Pembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda pada tingkat perguruan

tinggi, lebih banyak diarahkan dalam program-program studi dalam berbagai


9

ragam pendidikan formal. Mereka dibina digembleng di laboratorium dan pada

kesempatan praktek lapangan. Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu

sumber bagi pengembangan masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan

dan perhatian khusus harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi

mereka.

Cara mengembangkan potensi generasi muda:

a. Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan

bagi kehidupan kelak di masyarakat.

b. Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan

kemampuannya.

c. Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan

mawas diri yang tepat.

d. Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan

kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada

masyarakat umumnya.

Sementara itu, tujuan  pengembangan generasi muda adalah.

a. Memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa

b. Mewujudkan kader-kader penerus perjuangan bangsa

c. Melahirkan kader-kader pembangunan nasional dengan angkatan kerja

berbudi luhur, dinamis dan kreatif.

d. Mewujudkan warga negara Indonesia yang memiliki kreatifitas

kebudayaan nasional.
10

e. Mewujudkan kader-kader patriot pembela bangsa yang berkesadaran dan

berketahanan nasional.

C. Apa dan Siapa itu Generasi Millenial?

Milenial (juga dikenal sebagai Genarasi Y) adalah kelompok demografi

setelah Generasi X (Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan

akhir dari kelompok ini. Paraahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-

an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga

awal 2000-an sebagai akhir kelahir. Milenial pada umumnya adalah anak-anak

dari generasi Bagy Boomers dan Gen-X yang tua, yang termasuk dalam generasi

millineal adalah generasi muda yang berumur 17-37 tahun. Millenialis sendiri

dianggap spesial karena generasi ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya,

apalagi dalam hal yang berkaitan dengan teknologi. Generasi millenials memiliki

ciri khas tersendiri yaitu mereka lahir pada saat TV berwarna, handphone juga

internet sudah diperkenalkan. Sehingga generasi ini sangat mahir dalam teknologi.

Generasi millenial mmepunyai beberapa karakteristik tersendiri diantaranya

sebagai berikut:

a. Millennial lebih percaya User Generated Content daripada informasi

searah.

b. Generasi millennial tidak percaya pada informasi yang bersifat satu arah.

mereka tidak terlalu percaya pada perusahaan besar dan iklan, mereka

lebih mementingkan pengalaman pribadi ketimbang iklan atau review


11

konvensional. Sebagai contoh dalam hal membeli suatu produk, generasi

ini melihat review dan testimoni produk sebelum membelinya.

c. Millennial lebih memilih ponsel dibanding TV

d. Internet berperan sangat penting dalam kehidupan pada generasi ini. Bagi

kaum millennial, iklan pada televisi biasanya dihindari. Generasi

millennial lebih suka mendapat informasi dari ponselnya, dengan

mencarinya ke Google atau perbincangan pada forum-forum, yang diikuti

generasi ini untuk selalu up-to-date dengan keadaan sekitar.

e. Millennial wajib punya media sosial

Komunikasi yang berjalan pada orang-orang generasi millennial sangatlah

lancar. Namun, bukan berarti komunikasi itu selalu terjadi dengan tatap

muka, tapi justru sebaliknya. Banyak dari kalangan millennial melakukan

semua komunikasinya melalui text messaging atau juga chatting di dunia

maya, dengan membuat akun yang berisikan profil dirinya, seperti Twitter,

Facebook, hingga Line. Akun media sosial juga dapat dijadikan tempat

untuk aktualisasi diri dan ekspresi, karena apa yang ditulis tentang dirinya

di situ adalah apa yang akan semua orang baca. Jadi, hampir semua

generasi millennial dipastikan memiliki akun media sosial sebagai tempat

berkomunikasi dan berekspresi.

f. Millennial mulai banyak melakukan transaksi secara cashless

Generasi ini lebih suka tidak repot membawa uang, karena sekarang

hampir semua pembelian bisa dibayar menggunakan kartu, sehingga lebih

praktis, hanya perlu gesek atau tapping. Mulai dari transportasi umum
12

seperti bis dan commuter line yang sudah menggunakan sistem e-money,

hingga berbelanja baju dengan kartu kredit dan kegiatan jual beli lainnya.

g. Millennial kurang suka membaca secara konvensional

Populasi orang yang suka membaca buku turun drastis pada generasi

millennial. Bagi generasi ini, tulisan dinilai memusingkan dan

membosankan. Generasi millennial bisa dibilang lebih menyukai melihat

gambar, apalagi jika menarik dan berwarna.

h. Millennial lebih tahu teknologi dibanding orang tua mereka

Generasi ini melihat dunia tidak secara langsung, namun dengan cara yang

berbeda, yaitu dengan berselancar di dunia maya, sehingga mereka jadi

tahu segalanya. Mulai dari berkomunikasi, berbelanja, mendapatkan

informasi dan kegiatan lainnya, generasi millennial adalah generasi yang

sangat modern, lebih daripada orang tua mereka, sehingga tak jarang

merekalah yang mengajarkan teknologi pada kalangan orang tua.

i. Millennial cenderung tidak loyal namun bekerja efektif

Diperkirakan pada tahun 2025 mendatang, millennial akan menduduki

porsi tenaga kerja di seluruh dunia sebanyak 75 persen. Kini, tak sedikit

posisi pemimpin dan manajer yang telah diduduki oleh millennial. Seperti

diungkap oleh riset Sociolab, kebanyakan dari millennial cenderung

meminta gaji tinggi, meminta jam kerja fleksibel, dan meminta promosi

dalam waktu setahun. Mereka juga tidak loyal terhadap suatu pekerjaan

atau perusahaan, namun lebih loyal terhadap merek.


13

D. Bagaimana Menjadi Generasi Millenial yang Bermanfaat?

Untuk menjadi generasi millenial yang bermanfaat sebagai bagian dari

generasi muda jaman sekarang bisa melakukan beberapa hal sebagai berikut:

a. Berfikir Kritis

Terbukalah dengan apa yang ada disekeliling kita, politik, sosial, eknomi,

hingga budaya. Cobalah untuk berfikir kritis mencari tau apa yang adapat

dikontribusikan untuk memecahkan masalah di sekitar kita.

b. Gunakan media sosial secara bijak.

Pergunakanlah media sosial dengan bijak, hindari penyebaran informasi

tanpa fakta.

c. Bantu orang lain.

Cobalah untuk membantu banyak orang, sehingga kita dapat menjalin

hubungan baik dengan banyak orang.

d. Buat visi yang realistis

Tentukan visi yang ingin anda capai. Dalam membuat visi harus SMART

yaitu Spesific, Measureable, Achieveable. Reasonable dan juga

Timephased. Beberapa elemen itu yang membuat visi bukan hanya omong

kosong. Indonesia membutuhkan banyak anak muda dengan visi yang

jelas dan eksekusi yang nyata.

e. Bangun Ide

Setelah memiliki visi yang SMART. Buatlah ide yang dapat membantu

anda mencapai visi anda tadi. Diskusikan ide dengan orang-orang di


14

sekitar, jangan takut ide kamu dicuri, karena tidak ada ide yang original

dan ingatlah ide itu murah yang mahal eksekusinya.

f. Susah cari kerja? Buat Startup!

Sekarang ini zamannya industri kreatif, cari masalah yang ada di sekitar

kita dan selesaikanlah melalui startup, dengan begitu kamu dapat

membantu orang lain yang memiliki masalah sama dengan kamu.

E. Permasalahan Generasi Muda

Masalah pemuda merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh

setiap generasi dalam hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Problem itu

disebabkan karena akibat dari proses pendewasaan seseorang, penyesuaian dirinya

dengan situasi yang baru timbulah harapan setiap pemuda akan mempunyai masa

depan yang lebih baik dari pada orang tuanya. Masalah antar generasi merupakan

salah satu kesalahan masyarakat yang dikenal sejak dulu kala. Yang

dipernasalahkan adalah nilai-nilai masyarakat. Pada umumnya dapat dikatakan

bahwa masalah antar generasi mencerminkan bagaimana kebudayaan masyarakat

itu sendiri. Sehubungan dengan ini para ahli sosial berpendapat bahwa masalah

antar generasi kurang dan hampir tidak terdapat dimasyarakat tradisional. Dengan

demikian dapatlah dikatakan bahwa antar generasi merupakan suatu masalah

modern. Berbagai macam permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini

antara lain:

a. Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme dikalangan

masyarakat termasuk jiwa pemuda.


15

b. Kekurang pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa

depannya.

Belum keseimbangannya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas

pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal.

c. Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta tinggi nya tingkat

pengangguran dan setengah pengangguran dikalangan generasi muda

mengakibatkan berkurangnya produktifitas oleh nilai-nilai kekuasaan dan

sebagainya.

d. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelefansikan

pendapat sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada.

Dengan demikian bagaimana semua masalah itu agar dapat dipecahkan

olah masyarakat merupakan cerminan kebudayaan masyarakat itu sendiri.

Masalah generasi muda dalam masyarakat  erat kaitannya dengan sosialisasi dan

modernisasi. Sosialisasi adalah proses penanaman nilai dan aturan dari satu

generasi ke generasi lainnya dalam sebuah masyarakat. Berdasarkan jenisnya

sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu sosialisasi primer dan sekunder. Sedangkan

modernisasi yaitu proses menuju masyarakat yang modern, modernisasi dapt pula

berarti perubahan dari masyarakat tradisional menuju masyarakat yang modern.

Adapun proses sosialisasi yang keliru dapat menyebabkan penyimpangan.

Faktor penyebab penyimpangan yaitu:

a. Tidak adanya nilai dan norma: ukuran perilaku menyimpang bukan pada

ukuran baik buruk atau benar salah menurut pengertian umum, melainkan

berdasar ukuran longgar atau tidaknya norma dan nilai sosial masyarakat
16

b. Penyalahgunaan peran: otoritas kekuasaan dan status yang dimiliki oleh

seseorang kelompok tertentu di masyarakat yang seluruhnya menjadi

contoh yang baik, tetapi melakukan tindakan penyalahgunaan dengan

mengabaikan norma

c. Psikologis: menjelaskan sebab terjadinya penyimpangan ada kaitannya

dengan kepribadian yang memiliki kecenderungan untuk melakukan

penyimpangan

d. Kurangnya kontrol sosial atau pengawasan terhadap pelaksanaan norma

dan nilai yang berlaku di masyarakat.

Masalah sosial dalam masyarakat modern dapat dikaji dengan teori

interaksionalisme simbolik Herbert Blumer. Individu dalam interaksionisme

simbolik Blumer dapat dilihat pada tiga premis yang diajukan yaitu:

a. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada

pada sesuatu itu pada mereka.

b. Makna tersebut berasal dari orang lain.

c. Makna-manka tersebut disempurnakan pada saat proses interaksi itu

berlangsung.

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Blumer “bagi seseorang makna dari

sesuatu berasal dari cara-cara orang lain bertindak terhadapnya dalam kaitannya

dengan sesuatu itu”. Akibat dari tindakan itu maka orang lain akan memberikan

batasan pada sesuatu yang berasal dari interaksi itu.


17

F. Peran dan Pembentukan Generasi Muda

1. Peran Terhadap Kemajuan Bangsa

Dewasa ini banyak kita lihat bagaimana bangsa kita tercinta ini di pimpin

oleh pemerintahah, mulai dari presiden, gubernur, wali kota hingga ke RT/RW

sekali pun. Mereka memimpin dengan baik dan dengan penuh tanggung jawab

yang besar terutama presiden kita. Tetapi ada juga yang gak demikian, yang hanya

menduduki kursi kepemimpinan saja dan mau menjadi yang lebih dari yang lain

tanpa mempedulikan rakyat. Bagaimana rakyat apakah sudah sejahtera seperti dia,

apa nggak. Dia hanya memikirkan hal-hal yang duniawi saja seperti harta dan

kekayaannya. Sehingga ia menghalalkan cara untuk mendapatkannya, termasuk

melakukan KKN atau Kolusi Korupsi dan Nepotisme.

Oleh karena itu, bangsa ini tidak maju-maju, tambah banyak masyarakat

yang kekurangan, banyaknya pengemis-pengemis dijalanan dan anak-anak yang

terlantar, akibat perbuatan-perbuatan tersebut. Tetapi kita sebagai generasi muda

atau sebagai generasi mendatang, kita tidak boleh demikian. Kita harus

membangun bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan sejahtera. Dengan itu kita

harus memiliki berbagai peran untuk memajukan bangsa ini, yaitu:

a. Menjadi Pedoman Bagi Masyarakat Sekitar

Sebagai generasi muda harus menjadi pedoman bagi masyarakat untuk

memajukan bangsa kita tercinta ini yaitu bangsa Indonesia melalui studi

kita. Ilmu yang sudah kita dapatin dari guru-guru kita waktu SD sampai

SMA dan dari dosen-dosen kita semasa kuliah. Disitu kan kita sudah

banyak memiliki pengetahuan yang bisa membangun bangsa ini. 


18

Terutama dalam hal kerja keras untuk mencapai suatu tujuan yang selama

ini kita cita-citakan. Maka dari itu para generasi muda harus menjadi yang

terbaik untuk bangsa agar bangsa tetap maju dan menjadi kebanggaan

bangsa. Dan memiliki rasa tanggung jawab dan memberikan kemakmuran,

ciptakan sesuatu yang bermanfaat untuk bangsa agar tetap dan lebih

maju.Jadi kita harus tunjukan kehebatan kita yang positif kepada seluruh

rakyat Indonesia. Bahwa kita sebagai mahasiswa mampu dan bisa

untuk memajukan bangsa ini.

b. Antusias dan Mau berubah serta Mempertatahankannya

Sekarang ini bangsa kita maju tetapi kita sebagai generasi muda harus

mempertahankan kemajuan, dan mengembangkan budaya di bangsa kita

ini agar bangsa kita terkenal kekayaan budaya,kesenian dan kekayaan

alam dibangsa lain sehingga bangsa kita tetap maju. Generasi Muda yang

mempunyai banyak kumpulan orang-orang yang masih memunyai jiwa,

semangat, dan ide yang masih segar dan dapat menjadikan Negara ini

lebih baik, orang-orang yang mempunyai pemikiran yang visioner. sudah

saatnya generasi muda bergerak dan melakukan perlawanan terhadap

kaum-kaum tua yang memimpin negeri ini yang tidak berpihak kepada

bangsa. Lingkungan sangat penting dalam kehidupan seorang manusia

yang sukses,  kemampuanya menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

para pemuda dan mahasiswa yang telah membawa bakat kepemimpinan

yang baik pasti akan  mampu menjadi pemimpin dikemudian hari dan

memajukan bangsa.
19

c. Keterbukaan dan Kebersamaan

Keterbukaan dan Kebersamaan dari generasi muda menjadi prasyarat bagi

berkembangnya kepeloporan yang dilandasi ilmu pengetahuan, karena

penyerapan pengetahuan oleh seseorang akan ditentukan oleh keterbukaan

sikapnya untuk mendengar dan melihat apa yang terjadi disekitamya.

Keterbukaan ini ditandai oleh diterimanya pluralisme pendapat, sikap, dan

perilaku didalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang diarahkan pada

upaya menemukan alternatif terbaik dari semua altematif gagasan yang

ada. sehingga keterbukaan merupakan wahana terjadinya komunikasi

gagasan. Dalam hal ini dengan sendirinya berarti bahwa para pemuda

harus dapat menyatakan perbedaan pendapatnya dengan mengindahkan

tatakrama dan norma-norma yang berlaku didalam budaya politik di

Indonesia. Keterbukaan merupakan isyarat bagi berkembangnya sikap dan

perilaku adaptif, yaitu sikap yang tanggap terhadap peaibahan yang terjadi

yang sertai dengan perilaku yang sesuai dengan yang diharapkan

lingkungan daripadanya. Keterbukaan diperlukan untuk dapat menerapkan

Pancasila sebagai ideologi terbuka, karena dari keterbukaan itu akan

dibangun konsensus demi konsensus yang didasarkan pada kesepakatan

yang bersemangat semua merasa menang. Dengan keterbukaan dapat lebih

mudah dikembangkan kekuasaan penalaran (power of reason) yang

objektif sebagai landasan dari konsensus yang dihasilkan. Berkembangnya

rasa saling percaya yang tulus diantara semua pihak yang berkepentingan

akan lebih mudah terjadi karena disini kepentingan subjektif


20

disubordinasikan terhadap pertimbangan objektif yang berbasis ilmu

pengetahuan. 

Sikap kebersamaan telah menjadi watak bangsa Indonesia, termasuk watak

para pemuda. Meskipun begitu, pengertian kebersamaan ini perlu

ditempatkan dalam konteks pembangunan masa depan secara tepat.

Budaya kerja kolektif yang menjadi perwujudan dari sikap kebersamaan

perlu diartikan sebagai kecenderungan untuk lebih memperhatikan

kepentingan umum daripada kepentingan pribadi tanpa memaksa orang-

orang yang terlibat didalamnya untuk mengorbankan harga dirinya bagi

kepentingan bersama itu. Disini akan lebih ditekankan pada pemaduan

pendapat, sikap, dan perilaku yang berbeda-beda menjadi satu pendapat,

sikap, dan perilaku baru yang utuh yang makna dan nilainya melebihi

jumlah dari masing-masing pendapat, sikap, dan perilaku itu.

d. Kreatif serta Pemberani

Semua generai muda patut mengusahakan yang terbaik disegala bidang

dan terlebih lagi para pemuda yang merasa terpanggil untuk menjadi

pemimpin dibidang masing-masing, wajib untuk mengusahakan yang

terbaik itu, karena hanya yang berprestasi yang terbaik saja yang akan

muncul dan menempati posisi-posisi puncak didalam kehidupan bisnis,

kemasyarakatan, dan pemerintahan. Kita hanya dapat bertahan hidup

didalam kompetisi global sebagai bangsa dan negara yang mandiri dan

berdaulat, bila semua orang memiliki komitment yang teguh untuk

mencapai yang terbaik disegala bidang.


21

Kesuksesan hanya milik orang orang yang berani, Berani menghadapi

tantangan demi cita cita besar yang ingin dicapai. Berani bukan tanpa ilmu

dan pemahaman. Justru berani disini adalah kita mulai dengan mengenal

siapa diri kita, kemampuan dan kapasitas kita dihadapkan dengan

tantangan yang ada di depan kita. Hanya dengan keberanianlah tantangan

tantangan di depan kita akan terasa lebih ringan.

2. Peran Terhadap Perubahan Bangsa

Generasi muda adalah tenaga kerja produktif bangsa dan agen perubahan,

disisi lain generasi muda memiliki peran penting dalam pembangunan karena dia

akan menggerakan arah pembangunan bangsa dan menentukan masa depan

bangsa. Kegamangan pemuda dalam menghadapi permasalah bangsa dapat

mengurangi agresivitas pembangunan bangsa. Pemuda harus kembali mengambil

peran peran monumental sehingga menjadi pijakan kokoh untuk langkah

pembangunan selanjutnya.

Secara umum terdapat dua sudut pandang yang membuat posisi generai

muda strategis dan istimewa. Pertama, Secara kualitatif, generasi muda memiliki

idealisme yang murni, dinamis, kreatif, inovatif, dan memiliki energi yang besar

bagi perubahan sosial. Idealisme yang dimaksud adalah hal-hal yang secara ideal

mesti diperjuangkan oleh para pemuda, bukan untuk kepentingan diri dan

kelompoknya, tetapi untuk kepentingan luas demi kemajuan masyarakat, bangsa

dan negara. Kedua, Secara kuantitatif, terlihat bahwa jumlah penduduk Indonesia

saat ini lebih dari 220 juta orang. Menurut data terakhir Depdiknas jumlah

tersebut, apabila kelompok yang dikategorikan generasi muda atau yang berusia
22

diantara 15-35 tahun, diperkirakan berjumlah lebih dari 78-90 juta jiwa atau 37-40

persen dari jumlah penduduk seluruhnya. Dan kalau kriterianya 15-45 tahun tentu

jumlahnya lebih besar lagi. Sebagian besar dari kelompok usia ini adalah tenaga

kerja produktif yang mengisi berbagai bidang kehidupan. Karenanya bisa

dipahami mengapa pemuda berpeluang menempati posisi penting dan strategis,

sebagai pelaku-pelaku pembangunan maupun sebagai generasi penerus untuk

berkiprah di masa depan.

Karena, generasi muda memiliki kelebihan yang secara substansial terkait

dengan idealismenya yang masih murni, dan sepanjang sejarahnya terbukti telah

memiliki posisi dan peran yang strategis dalam menetukan arah sejarah bangsa.

Dalam bidang politik, pemuda telah menujukkan sumbanganya turut mendorong

proses demokratisasi bangsa. Tugas berat kini adalah mendorong terwujudnya

agenda-agenda reformasi dan demokratisasi bangsa. Maka, Pemuda harus berani

melakukan otokritik, sekaligus membenahi diri, meningkatkan kualitas

sumberdaya manusianya, dan siap berkiprah di tengah-tengah masyarakat,

mewarnai berbagai kehidupan bangsa. Bangsa ini membutuhkan peran dan

sumbangsih kalangan pemuda secara nyata, dan sesungguhnya tugas dan peran

pemuda tidaklah ringan. Pemuda Indonesia diharapkan mampu mengambil setiap

peluang yang ada dan memanfaatkanya secara baik, demi kemajuan bangsa. Masa

depan bangsa ini terletak di tangan pemuda.

3. Peran Dalam Masyarakat

Generasi muda merupakan generasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa,

kader masyarakat dan kader keluarga. Pemuda selalu diidentikan dengan


23

perubahan betapa tidak, peran pemuda dalam membangun bangsa ini, peran

pemuda dalam menegakkan keadilan, peran pemuda yang menolak kekuasaan.

Sejarah telah mencatat kiprah pemuda-pemuda yang tak kenal waktu yang selalu

berjuang dengan penuh semangat biarpun jiwa raga menjadi taruhannya.

Indonesia merdeka berkat pemuda-pemuda Indonesia yang berjuang seperti Ir.

Sukarno, Moh. Hatta, Sutan Syahrir, Bung Tomo dan lain-lain dengan penuh

semangat perjuangan.

Satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa merupakan sumpah

pemuda yang di ikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928. Begitu kompaknya

pemuda Indonesia pada waktu itu, dan apakah semangat pemuda sekarang sudah

mulai redup, seolah dalam kacamata negara dan masyarakat seolah-olah atau

kesannya pemuda sekarang malu untuk mewarisi semangat nasionalisime. Hal

tersebut di pengaruhi oleh Globalisasi yang penuh dengan tren.

Bung Hatta & Syahrir seandainya mereka masih hidup pasti mereka

menangis melihat semangat nasionalisme pemuda Indonesia sekarang yang selalu

mementingkan kesenangan dan selalu mementikan diri sendiri.

Sekarang Pemuda lebih banyak melakukan peranan sebagai kelompok politik dan

sedikit sekali yang melakukan peranan sebagai kelompok sosial, sehingga

kemandirian pemuda sangat sulit berkembang dalam mengisi pembangunan ini.

Peranan pemuda dalam sosialisasi bermasyrakat sungguh menurun dratis, dulu

biasanya setiap ada kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, acara-acara

keagamaan, adat istiadat biasanya yang berperan aktif dalam menyukseskan acara

tersebut adalah pemuda sekitar. Pemuda sekarang lebih suka dengan kesenangan,
24

selalu bermain-main dan bahkan ketua RT/RW nya saja dia tidak tahu.

Kini pemuda pemudi kita lebih suka peranan di dunia maya ketimbang dunia

nyata. Lebih suka nge Facebook, lebih suka aktif di mailing list, lebih suka di

forum ketimbang duduk mufakat untuk kemajuan RT, RW, Kecamatan, Provinsi

bahkan di tingkat lebih tinggi adalah Negara.

Selaku generasi muda, kita dituntut aktif dalam kegiatan-kegiatan

masyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran pemuda sangat

dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan bagi masyarakat dan

negara. Aksi reformasi disemua bidang adalah agenda pemuda kearah masyarakat

madani. Reformasi tidak mungkin dilakukan oleh orang tua dan anak-anak.

jadi intinya peran pemuda sekarang ini sungguh sangat memprihatinkan, banyak

pemuda sekarang yang jarang bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat

sekitar padahal dari pemuda lah timbul semangat-semangat yang dapat membuat

sebuah bangsa menjadi besar. Berkurangnya rasa sosialisasi di masyakat juga

tidak lepas dari kecanggihan teknologi sekarang yang semuanya serba instant,

mudah dan cepat tanpa harus bersusah payah. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa

kenyataannya masih ada pemuda-pemuda yang mengikuti kegiatan-kegiatan

masyarakat seperti menjadi panitia-panitia dalam keagamaan, sosial, perayaan dan

semacamnya.

Peran generasi muda dalam masyarakat dapat ditingkatkan dengan

mengadakan acara-acara atau kumpul untuk para pemudanya agar lebih

bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar. Semoga cita-cita dan


25

perjuangan para pahlawan dahulu untuk memerdekakan bangsa ini dapat terwujud

dengan pemudanya yang turut berperan aktif dalam masyarakat.

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sangat membutuhkan sekali

peran generasi muda untuk kemajuan kedepannya. Generasi muda adalah sosok

individu yang masih berproduktif yang mempunyai jiwa optimis, berfikir maju,

dan berintelegtual. Dan hal yang paling menonjol dari pemuda ialah dengan cara

melakukan perubahan menjadi lebih baik dan menjadi lebih maju. Dengan

semangat 45 pemuda bisa merubah segalanya menjadi lebih baik. perubahan

hampir selalu di majukan oleh para golongan muda. pemuda merupakan pilar bagi

kebangkitan umat. banyak kewajiban pemuda yaitu tanggung jawab. kebaikan

akan membuat mereka jaya diduniannya contoh dari peran dalam masyarakat

ialah:

a. Generasi muda dalam mencegah HIV.

b. kepemimpinan dalam negara, dan lain lain.

4. Pembentukan Generasi Muda 

Masa depan suatu bangsa terletak pada generasi mudanya sebab merekalah

yang menggantikan generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa oleh karena itu

generasi muda perlu diberi bekal berupa ilmu pengetahuan sesuai dengan tuntunan

zaman. Salah satu cara dalam memperoleh bekal pengetahuan tersebut dapat

melalui pendidikan baik formal maupun nonformal baik itu pendidikan dasar

maupun pendidikan tinggi.

Hal-hal yang menghambat kemajuan harus diganti dengan hal-hal baru

sesuai dengan tuntunan dan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu dalam
26

mengadakan perubahan hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi mereka

berada. Pembagunan yang kita laksanakan itu jelas merupakan rangkaian gerakan

perubahan menuju kemajuan. Dalam beberapa hal, perubahan itu merupakan

perombakan yang sangat mendasar. Perubahan atau kemajuan dalam

pembangunan bukan hanya perubahan fisik saja tetapi membawa serta perubahan

sosial. Perubahan sosial itu mengandung kekuatan dinamika karena mnyangkut

tata nilai, sikap dan tingkah laku. Dengan kata lain pembangunan memerlukan

pembaruan.

Pembangunan tidak akan berjalan lancar jika manusia tidak giat bekerja

oleh karena itu pembangunan adalah penggantian yang lama dengan yang baru,

yang telah diperhitungkan oleh keadaan sekitarnya, maka mahasiswa

berkewajiban untuk ikut serta dalam derap pembangunan. Disamping itu

mahasiswa bertugas sebagai pelopor pembangunan sehingga perlu difikirkan

kesesuaian macam pembaruan dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.

Meskipun hal-hal baru itu tidak selalu membawa kebahagiaan kepada masyarakat,

bahkan kadang-kadang dapat menjerumuskan masyarakat ketingkat kehidupan

yang kurang baik. Oleh karena itu generasi muda yang telah dibekali ilmu

pengetahuan yang tinggi hendaknya dapat memilih mana-mana yang perlu diubah

dan tidak perlu diubah disamping itu perlu dipikirkan keikutsertaan masyarakat

dalam pembaharuan tersebut. Dengan demikian, hasilnya akan seperti yang

diharapkan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Generasi muda sekarang ini menjadi bahan pembicaraan oleh semua

kalangan masyarakat, karena generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang

nantinya sebagai pemegang nasib bangsa ini, maka generasi mudalah yang

menentukan semua apa yang dicita-citakan bangsa dan Negara ini. Banyak

permasalahan yang terjadi pada generasi saat ini seperti penyimpangan –

penyimpangan didalam masyarakat dan Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme

dan nasionalisme dikalangan pemuda generasi saat ini harus peduli tentang

masalah – masalah pemuda, karena pemuda merupakan tombak generasi bangsa.

Generasi muda harus peduli pada bangsa ini agar kita sebagai pemuda

menjadi generasi yang bermartabat. Lalu bagaimana dengan generasi muda yang

millenial. Di Indonesia sendiri dari jumlah 255 juta penduduk yang telah tercatat,

terdapat 81 juta merupakan generasi millenials atau berusia 17- 37 tahun. Hal ini

berarti Indonesia memiliki banyak kesempatan untuk membangun negaranya.

Tapi, kemanakah mereka pergi? Apakah mereka bersembunyi? Sungguh tidak,

dalam jejaring sosial media generasi millennial sangat mendominasi dibanding

generasi X.

Dengan kemampuannya dunia teknologi dan sarana yang ada, generasi

millenials belum banyak yang sadar akan kesempatan dan peluang di depan

mereka. Generasi millennials cenderung lebih tidak peduli terhadap keadaan

27
28

sosial di sekitar mereka seperti dunia politik ataupun perkembangan ekonomi

Indonesia. Kebanyakan dari generasi millenials hanya peduli untuk

membanggakan pola hidup kebebasan dan hedonisme. Memiliki visi yang tidak

realistis dan terlalu idealistis, yang penting bisa gaya. Dalam kehidupan generasi

millennial yang selalu bersinggungan dengan gadget (high-tech) sebenarnya akan

lebih memudahkan mereka melakukan berbagai hal, hanya saja masih banyak

kaum millennial yang kurang bijak dalam menggunakan teknologi yang ada,

sehingga tidak dapat memanfaatkan berbagai peluang yang tersedia didalamnya.

Sehingga perlu pembelajaran yang benar bagi para generasi muda millenial untuk

tetap bisa berkontribusi bagi nusa dan bangsanya dengan hal-hal yang positif.

B. Saran

Sebagai generasi muda yang bermartabat kita harus peduli akan masalah

bangsa ini dan menghindari hal – hal yang merugikan, dimulai dari diri kita

sendiri. Kita harus memperdalam ilmu dan mempertebal ahklak yang baik agar

kita tidak terjerumus kedalam hal – hal yang merugikan. Selain itu juga genarasi

muda agar bisa menyesuaikan dengan perkembangan teknologi jaman namun

tetap dibarengi dengan akhlak yang baik.


DAFTAR PUSTAKA

Yuliawan, Dhedy. (2016). Pembentukan Karakter Anak Dengan Jiwa Sportif.


Melalui Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jurnal Sportif
ISSN : 2477 – 3379 ● VOL. 2 NO. 1 MEI 2016.

http://belladedeldillahanif.blogspot.com/2012/04/pengertian-generasi-muda.html

http://jnjanah.blogspot.com/2014/09/generasi-muda.html

http://marketing.co.id

https://ciptadestiara.wordpress.com/category/masalah-masalah-generasi-muda/

Severin dan Tankard. (2005). Teori Komunikasi, Sejarah, Metode & Terapaan di
dalam Media Masaa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

29

Anda mungkin juga menyukai