Assalamualaikum wr.wb.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Sebagai salah satu tempat berkumpul para intelektual yang terbesar dan terbaik di
Indonesia, Universitas Diponegoro memiliki peran dan tanggung jawab sebagai
kawah candradimuka penghasil kader terbaik calon pemimpin bangsa. Setiap tahun
nya, belasan ribu pembelajar terbaik datang dari berbagai penjuru negeri, berbekal
obor perjuangan nya sendiri. Pada saatnya dipertemukan mereka satu sama lain,
ragam entitas yang kemudian berbaur menjadi satu, api perjuangan yang dulu
terpatri dalam perjuangan Pangeran Diponegoro kini telah berpindah bara nya, dan
pada akhirnya dengan bangga mereka menyebut dirinya sebagai satu kesatuan:
Diponegoro Muda.
Untuk membentuk sumber daya manusia yang unggul, bukan hanya peran segelintir
orang saja. Pada hakikatnya, seorang manusia terbentuk dari ekosistem lingkungan
yang suportif. Perkembangan tahun ke tahun yang menunjukkan Universitas
Diponegoro sebagai salah satu tujuan favorit para calon Mahasiswa Baru, seharusnya
menjadi alarm pengingat bahwa semua elemen yang berada dalam satu naungan
civitas akademika, termasuk mahasiswa harus saling bersinergi dalam upaya
menanamkan kecintaan terhadap almamater sejak dini melalui penguatan
pengetahuan dan kepedulian. Hal ini menjadi sangat vital, mengingat berbagai
tantangan perkembangan zaman sudah menunggu kita: Bonus Demografi 2030-
2040, Indonesia Emas 2045, Revolusi Industri 4.0 bahkan Society 5.0. Selain sinergitas
antar elemen, pemikiran progresif dan keberpihakan kepada kemajuan bangsa harus
selalu kita kedepankan.
i
mengetahui “Apa” yang mereka jalankan dan “Bagaimana” mereka menjalani nya.
Sudah merupakan tugas kita bersama untuk menggeser paradigma kaderisasi
sebagai “kewajiban dan ajang sertifikasi” menjadi “kebutuhan dan tempat belajar”.
Saatnya kita membangun relasi kuat antara pengkader dan kader, sehingga kaderisasi
ideal yang hadir dari dua arah dapat kita capai demi tercapainya visi lulusan Undip
yang COMPLETE.
Maka dari itu, Bidang Keorganisasian dan Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa
BEM se-Universitas Diponegoro hendak mengakomodir segala kebutuhan dan
penyelesaian masalah yang telah dijabarkan diatas melalui Buku Saku Kaderisasi.
Terima kasih saya ucapkan kepada Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Yos Johan
Utama, S.H., M.Hum., Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Budi
Setiyono, S.Sos., M.Pol.Admin, Ph.D., serta Direktur Kemahasiswaan Drs. Handojo
Djoko Waloejo, S.Msi. yang telah memberikan kesempatan dan bimbingan kepada
kami untuk turut berkontribusi terhadap kemajuan sumber daya manusia di
Universitas Diponegoro. Ucapan terima kasih paling spesial saya tujukan kepada
segenap teman-teman Bidang K&PSDM BEM 11 Fakultas dan Sekolah Vokasi, beserta
Himpunan Mahasiswa nya serta 21 orang pejuang tangguh K&PSDM BEM Universitas
Diponegoro 2020 terutama anggota divisi Kurikulum, Kebijakan, dan Kajian Kaderisasi
(Raihan, Zai, Nurita, Ichwan, Galang, Anis, dan Athiyya) yang telah menginisiasi dan
menghadirkan ide ini secara bersama-sama. Semoga, dengan hadirnya Buku Saku
Kaderisasi Ini, kita dapat bergotong royong membangun mimpi besar bangsa ini:
menjadi bangsa maju yang tidak hanya merdeka secara fisik, namun juga merdeka
secara pemikiran.
Wassalamualaikum wr.wb.
Hidup Mahasiswa, Hidup Rakyat Indonesia, Salam Kaderisasi!
Salam hormat,
Kevin Dion Megantara
Ketua Bidang Keorganisasian dan Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa BEM
Undip 2020
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
1.3 Deskripsi COMPLETE & Gerakan Aku Cinta Undip (GACU) ..................................... 2
3.4 Susunan Kepanitian dan Peserta Tahap Pembentukan Mahasiswa Baru ........ 15
iii
3.6 Hak dan Kewajiban Pengkader ....................................................................................... 16
4.1.4 Pendikar...................................................................................................................... 21
LAMPIRAN .......................................................................................................24
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
2
Gerakan Aku Cinta Undip (GACU)
Universitas Diponegoro memiliki sebuah gerakan, yaitu Gerakan Aku Cinta Undip (GACU).
Gerakan ini lahir sebagai sebuah ajakan bersama untuk lebih mencintai, menumbuhkan kesadaran dan
kepedulian terhadap lingkungan kampus serta menumbuhkan rasa bangga pada almameter. Wujud
dari gerakan ini diimplementasikan melalui berbagai kegiatan kemahasiswaan di lingkungan kampus.
Kegiatan-kegiatan tersebut ditujukan untup penanaman nilai kesadaran, kepedulian, dan rasa cinta
akan kampusnya sendiri. Dengan demikian, semangat juang yang tinggi dan rasa bangga terhadap
almameter diharapkan dapat lahir pada tiap individu melalui berbagai kegiatan yang diikuti.
GACU
3
1.4 Kampus Merdeka: Merdeka Belajar
LATAR BELAKANG
Di latar belakangi oleh kuatnya arus perubahan yang terjadi dalam masyarakat global, maka sudah
seharusnya menyiapkan mahasiswa menjadi sosok yang mampu menghadapi perubahan zaman,
budaya, dunia kerja serta kemajuan teknologi yang pesat, kompetensi mahasiswa harus disiapkan
untuk lebih gayut dengan kebutuhan zaman. Dengan demikian Kemendikbud mencoba
menerbitkan Permendikbud no 3 tahun 2020 yang menjadi salah satu dasar dalam merdeka belajar
kampus merdeka.
Upaya pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan
mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan
melalui kenyataan dan dinamika lapangan sehingga dapat tercipta kultur belajar yang inovatif,
tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Melalui program merdeka belajar
yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik, maka Kampus Merdeka diharapkan dapat
menjadi jawaban atas berbagai tuntutan tersebut.
TUJUAN
Tujuan belajar merdeka, salah satunya adalah “hak belajar tiga semester di luar program
studi” untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap
dan juga relevan dengan kebutuhan zaman dalam menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa
depan bangsa yang unggul dan berkepribadian baik. Program seperti experiential learning
dengan jalur yang lebih fleksibel diharapkan akan dapat memfasilitasi mahasiswa
mengembangkan potensinya sesuai dengan passion dan bakatnya. Dengan harapan para
mahasiswa tidak dibatasi dalam mencari jati diri maupun dalam berkarya.
IMPLEMENTASI
Bentuk pelaksanaan dari kebijakan merdeka belajar dalam kampus merdeka di berikan
otoritas kepada pihak kampus untuk kemudian dapat mengikuti dan menyesuaikan serta
memenuhi beberapa persyaratan umum dan khusus yang akan disertai dengan petunjuk teknis
untuk kemudian dapat menetapkan kebijakan dan penyesuaian sistem terkait komponen
pendidikan dalam kurikulum merdeka belajar. Selain itu terdapat beberapa program pelaksanaan
dari kampus merdeka seperti berikut :
4
BAB 2
PENGENALAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
“ VISI: “
Universitas Diponegoro Menjadi Universitas Riset yang Unggul
“
Misi:
1. Menyelenggarakan pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang unggul dan
kompetitif.
2. Menyelenggarakan penelitian yang menghasilkan publikasi, Hak Atas Kekayaan
Intelektual (HAKI) , buku ajar, kebijakan, dan teknologi yang berhasil guna dan berdaya
guna dengan mengedepankan budaya dan sumber daya lokal.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat yang menghasilkan publikasi, Hak
Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), buku ajar, kebijakan, dan teknologi yang berhasil
guna dan berdaya guna dengan mengedepankan budaya dan sumber daya lokal.
4. Mengembangkan profesionalitas, kapabilitas, akuntabilitas dalam tata kelola
“
universitas yang baik serta kemandirian penyelenggaraan perguruan tinggi.
Pada awal tahun 1950-an, masyarakat Semarang yang merupakan masyarakat Jawa Tengah
membutuhkan kehadiran sebuah universitas sebagai pelaksana pendidikan dan pengajaran tinggi.
Tujuannya untuk membantu pemerintah dalam menangani tingginya jumlah pengangguran dan
melaksanakan pembangunan di segala bidang khususnya bidang pendidikan. Kesadaran akan
kebutuhan pendidikan tinggi diawali dengan berdirinya Yayasan Universitas Semarang melalui Akte
Notaris R.M. Soeprapto Nomor 59 tanggal 4 Desember 1956, yang mendirikan Universitas Semarang
pada tanggal 9 Januari 1957, dengan Mr. Imam Bardjo sebagai Presiden Universitas pertama.
5
Pada Dies Natalis ketiga Universitas Semarang, tanggal 9 Januari 1960, Presiden Republik
Indonesia, Ir. Soekarno mengganti nama menjadi Universitas Diponegoro. Perubahan tersebut
merupakan penghargaan atas prestasi dalam bidang pendidikan tinggi di Jawa Tengah. Keputusan
Presiden ini kemudian dikukuhkan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan Nomor 101247/UU tanggal 3 Desember 1960 dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1961.
Keputusan tersebut berlaku surut mulai tanggal 15 Oktober 1957 dengan ketentuan tanggal tersebut
ditetapkan sebagai Dies Natalis Universitas Diponegoro mengingat pada tanggal tersebut terjadi
“pertempuran lima hari” revolusi fisik di kota Semarang. Universitas Diponegoro memilih tanggal ini
untuk meneruskan cita-cita pejuang kemerdekaan bangsa dalam mengisi kemerdekaan dengan
mencerdaskan bangsa.
Universitas Diponegoro sebagai lembaga pendidikan tinggi telah mengalami perkembangan sejak
berdirinya hingga saat ini. Universitas Diponegoro berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun
1961 dinyatakan sebagai Perguruan Tinggi Negeri yang berkedudukan di Semarang. Kemudian
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 259/KMK.05./2008 tanggal 15 September 2008
tentang Penetapan Universitas Diponegoro pada Departemen Pendidikan Nasional sebagai Instansi
Pemerintah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU), maka Undip
dalam pengelolaan keuangan mengikuti pola Pengelolaan Badan Layanan Umum. Perkembangan
selanjutnya, berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2014 tentang Penetapan
Universitas Diponegoro sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2015 tentang Statuta Universitas Diponegoro, maka
status Undip berubah dari PTN-BLU menjadi PTN-BH yang memiliki banyak sekali potensi untuk
pengembangan universitas dan civitas akademika.
6
2.4 Daftar Organisasi Mahasiswa DAN UKM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lembaga Kemahasiswaan Universitas Diponegoro
7
2. Olahraga Beladiri
8
C.4. Kelompok Kegiatan Mahasiswa Penalaran
9
D. Organisasi Daerah
10
11
BAB 3
MASA PEMBENTUKAN MAHASISWA BARU
Alur kaderisasi mahasiswa Universitas Diponegoro terdiri dari tiga tahap utama
yaitu pembentukan kader, pembinaan kader, dan pengkaryaan kader. Namun, bagi
mahasiswa baru akan di hadapkan pada tahap pembentukan kader. Pembentukan
kader dilaksanakan pada semester I dan semester II ( tingkat I ) yang diikuti oleh
seluruh mahasiswa baru Universitas Diponegoro. Proses yang terdapat pada tahap
pembentukan kader meliputi Orientasi Diponegoro Muda tingkat universitas (ODM U)
, ODM tingkat fakultas (ODM F), ODM tingkat departemen/program studi (ODM D/ODM
PS), dalam berbagai tahapan ini terdapat beberapa kegiatan yang juga wajib diikuti
oleh seluruh mahasiswa baru salah satunya, pendidikan karakter (Pendikar) dan
Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa-Pra Dasar (LKMM-PD). Pendikar
merupakan bentuk penanaman nilai-nilai dasar melalui penyampaian materi dan
games interaktif yang sudah disiapkan oleh panitia ODM di tingkat fakultas atau
departemen berlangsung. Begitu pula dengan LKMM-PD yang berisikan
Selain itu, seperti yang sudah disebutkan di awal terdapat tiga inti kaderisasi di
Universitas Diponegoro yakni kaderisasi politik, riset, dan rohani. Ketiga bentuk
kaderisasi ini sengaja di bentuk agar dapat memenuhi minat dan keterbutuhan setiap
mahasiswa akan berbagai pengembangan yang di inginkan. Adapun wujud dari
kaderisasi politik tertuang dalam sebuah materi saat pelaksanaan Latihan
Keterampilan Manajemen Mahasiswa Pra Dasar (LKMMPD). Sedangkan, kaderisasi
riset implementasinya melalui Grand Opening Research (GORe) yang bertujuan untuk
untuk memberi pemahaman kepada mahasiswa baru terkait empat pilar dalam riset,
yakni karya tulis ilmiah (KTI), debat, program kreativitas mahasiswa (PKM), dan
mahasiswa berprestasi (Mawapres).
12
Kaderisasi ini ditujukan untuk memunculkan dan membentuk iklim prestatif kepada
para mahasiswa baru. Kemudian, yang terakhir, yakni kaderisasi rohani atau biasa
disebut sebagai ODM Umat Beragama (ODM UB). Bentuk penerapannya, yakni melalui
berbagai kegiatan mentoring maupun perayaan hari besar keagamaan yang
bertujuan untuk memberikan penguatan nilai nilai keagamaan yang dianut oleh
mahasiswa baru sebelum mereka jauh mengenal dunia kampus.
Oleh karena itu, melalui tahapan pembentukan ini diharapkan mahasiswa baru
dapat mengikuti rangkaian kegiatan kaderisasi secara disiplin agar terbentuk menjadi
generasi yang unggul dan COMPLETE sesuai harapan dan tujuan Universitas
Diponegoro.
Pada tahun 2020 ini Indonesia dan dunia sedang di landa oleh pandemi COVID-19
yang berdampak cukup besar bagi seluruh sektor kehidupan, tak terkecuali sektor
pendidikan. Sebagai bentuk pencegahan penularan dan upaya untuk menekan angka
positif COVID-19 di Indonesia, Universitas Diponegoro mengambil langkah tegas dengan
menetapkan kuliah secara daring sepanjang semester gasal ini yang tertuang dalam
Surat Edaran Rektor Nomor 37/UN7.P/SE/2020 tentang “ Pola Perkuliahan Semester Gasal
Tahun Ajaran 2020/2021 ”. Hal ini tentu begitu menyulitkan terutama bagi mahasiswa
baru, karena sejatinya awal mula perkuliahan menjadi momen yang begitu berkesan
bagi seluruh mahasiswa baru Universitas Diponegoro. Pengenalan Kehidupan Kampus
Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) merupakan momen dimana seluruh mahasiswa baru di
persiapkan untuk menjalani kehidupan kampus sebagai seorang mahasiswa seutuhnya.
Namun, mengingat adanya keputusan terkait perkuliahan daring selama semester gasal
kedepan hal ini menjadi ancaman tersendiri bagi segala kegiatan pembentukan bagi
mahasiswa baru. Mengingat pentingnya pencerdasan dan persiapan bagi seluruh
mahasiswa baru, maka seluruh pengkader di Universitas Diponegoro sepakat untuk
mendesain kegiatan pembentukan bagi mahasiswa baru sedemikian rupa sebagai bentuk
tanggung jawab dalam membina dan mendidik. Kegiatan pengkaderan akan di
laksanakan melalui metode daring dengan menggunakan berbagai macam aplikasi
pendukung berdasarkan “ Panduan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa
Baru (PKKMB) tahun 2020 “ yang di rilis oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Terkait alur kaderisasi tahap pembentukan bagi mahasiswa baru yang sudah di jelaskan
sebelumnya, terdapat beberapa penyesuaian dari beberapa kegiatan. Kegiatan
pengkaderan di tingkat universitas seperti ODM Universitas akan di laksanakan secara
daring atau ditunda pelaksanaanya. Kegiatan pengkaderan di tingkat fakultas seperti
ODM Fakultas, Pendikar, LKMM-PD, dan ODM Departemen/Jurusan juga dilaksanakan
secara daring atau mengalami penundaan pelaksanaan hingga perkuliahan di
laksanakan secara tatap muka. Penundaan kegiatan pengkaderan tertentu di dasari oleh
urgensi serta pentingnya kegiatan tersebut untuk wajib dilaksanakan secara tatap muka.
13
3.3 Acuan Pelaksanaan Kegiatan Kaderisasi di Universitas Diponegoro
3.3.1 Salah satu amanat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa,
maka semua komponen masyarakat khususnya mahasiswa dapat berperan dalam mencapai tujuan tersebut. Kaderisasi
merupakan salah satu bentuk pencerdasan untuk mendidik para calon penerus bangsa menjadi generasi yang
berkualitas.
3.3.2 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merumuskan 17 tujuan untuk mencapai kehidupan yang sejahtera bernama
Sustainable Development Goals diantaranya, yaitu no poverty , zero hunger , climate action , quality education, dan
lain-lain. Sedangkan, Indonesia sendiri masih jauh untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Peran mahasiswa sebagai
generasi penerus sangat diharapkan agar bisa mengimplementasikan nilai-nilai SDGs di masa depan. Melalui berbagai
bentuk kegiatan pengkaderan yang ada di Universitas Diponegoro di harapkan seluruh mahasiswa Universitas
Diponegoro dapat menjadi bagian dalam upaya mensukseskan SDGs.
3.3.3 Pada Pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga tertulis bahwa pendidikan nasional
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga kegiatan kaderisasi tidak hanya berfokus pada pengetahuan
semata, tetapi juga sebagai sarana pembentukan karakter yang ideal bagi masa depan bangsa.
3.3.4 Pengejawantahan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat harus senantiasa menjadi landasan pelaksanaan kaderisasi di tiap tingkat kaderisasi.
3.3.5 Sementara itu, Universitas Diponegoro sendiri memiliki sebuah semangat untuk menciptakan generasi lulusan
yang COMPLETE, yaitu Communicator (mampu berkomunikasi secara lisan dan tertulis), Professional (bekerja sesuai
dengan prinsip, pengembangan berdasar prestasi dan menjunjung tinggi kode etik), Leader (adaptif, tanggap
terhadap lingkungan, proaktif, motivator, kerja sama), Entrepreneur (etos kerja tinggi, keterampilan berwirausaha,
inovatif, kemandirian), Thinker (berpikir kritis, belajar sepanjang hayat, peneliti), dan Educator (mampu menjadi
agent of change ). Atas dasar-dasar itulah, kaderisasi diharapkan dapat menjadi jalan tempuh untuk mencapai cita-
cita lulusan Universitas Diponegoro yang COMPLETE.
3.3.6 Buku Panduan Kaderisasi Universitas Diponegoro yang memuat semua alur dan serba-serbi kaderisasi di Undip.
Di luar dari proses tahapan pengesahan dan pelegalannya, Buku Panduan Kaderisasi ini merupakan pedoman serta
acuan pelaksanaan tertinggi dalam dunia kaderisasi yang ada di Universitas Diponegoro.
3.3.7 Dalam Rencana Strategis Universitas Diponegoro 2020 – 2024 tertuang beberapa target
capaian Undip untuk terus meningkatkan Kompetensi Mahasiswa yang Relevan dengan Revolusi
Industri 4.0, Menguatkan Riset dan Pengembangan Kualitas Penelitian dan Publikasi Bereputasi
, dan Penjaminan Mutu Akademik yang Berkelanjutan.
3.3.8 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang “ Standar Nasional Pendidikan
Tinggi “ yang diantaranya mencakup Rumusan Keterampilan Umum mahasiswa diploma dan sarjana melalui
terselengaranya kegiatan pembelajaran pendidikan tinggi dari aspek kurikuler maupun ekstrakurikuler.
14
3.4 Susunan Kepanitiaan dan Peserta Tahap Pembentukan Mahasiswa Baru
Tahap pembentukan mahasiswa baru menjadi salah rangkaian awal dalam
perjalanan panjang kegiatan kaderisasi. Penasihat kegiatan kaderisasi adalah Rektor
Universitas Diponegoro, yakni Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H, M.Hum. Penasihat dalam
hal ini memberikan saran, arahan, dan tuntunan atas kegiatan kaderisasi. Saat ini,
Universitas Diponegoro memiliki mimpi untuk menjadi World Class University (WCU) dan
Excellent Research University serta profil lulusan yang COMPLETE.
Penanggung jawab kegiatan kaderisasi adalah Wakil Rektor I bidang Akademik dan
Kemahasiswaan Universitas Diponegoro, yakni Prof. Budi Setiyono, S.Sos., M.Pol.Admin.,
Ph.D. dan Direktur Kemahasiswaan Universitas Diponegoro, yakni Drs. Handojo Djoko
Waloejo, M.Si. Penanggung jawab memastikan keberjalanan semua kegiatan kaderisasi
terlaksana dengan baik.
Pelaksanaan kegiatan kaderisasi atau biasa disebut pengkader adalah orang yang
merancang, mempersiapkan, dan menjalankan kegiatan pengkaderan bagi para
kadernya di lingkup Universitas Diponegoro. Pelaksana kegiatan pengkaderan terbagi
menjadi tiga, yaitu pelaksana teknis di tingkat universitas, fakultas, dan
departemen/jurusan.
1. Pelaksana kegiatan di tingkat universitas adalah BEM Undip (BEM U) yang secara
khusus dilaksanakan oleh bidang K&PSDM BEM Undip sebagai garda terdepan dan
panitia pelaksana ODM tingkat universitas (ODM U). Pelaksana akan memberikan
kegiatan yang memuat gambaran mengenai kesatuan dalam satu almamater
Universitas Diponegoro sekaligus sebagai kegiatan penyambutan mahasiswa baru
Universitas Diponegoro.
2. Tingkat fakultas, BEM fakultas (BEM F) berwenang atas kegiatan kaderisasi ODM
fakultas (ODM F), ODM umat beragama (ODM UB), Pendikar, dan GORe.
Pelaksanaanya terdapat panitia ODM fakultas, panitia ODM umat beragama,
panitia pendikar fakultas, dan panitia GORe.
3. Tingkat departemen/jurusan, pelaksana kegiatan adalah himpunan mahasiswa
departemen/jurusan (HMD/HMJ), yakni panitia ODM departemen/jurusan dan
panitia pendikar departemen/jurusan. Selain itu, pelaksana kegiatan juga
dilaksanakan oleh dewan perwakilan angkatan (DPA) pada beberapa jurusan di
Universitas Diponegoro.
BEM F/HMD/HMJ serta DPA membantu mahasiswa baru untuk beradaptasi dengan
lingkungan perguruan tinggi dan mengenalkan mahasiswa baru terhadap iklim
perkuliahan yang ada di Universitas Diponegoro. Pengkader akan memberikan kegiatan
lebih menjurus sesuai dengan bidang keilmuan, karakteristik, dan kultur masing-masing
fakultas/departemen/jurusan.
Peserta atau dalam hal ini kader adalah orang yang menjadi sasaran untuk
kemudian di bina dan di didik dengan baik agar menjadi individu yang di harapkan melalui
kegiatan pengkaderan tertentu. Tahap pembentukan adalah tahap pengkaderan yang di
tujukan bagi seluruh mahasiswa baru di semester I dan II.
15
3.5 Hak dan Kewajiban Kader 3.6 Hak dan Kewajiban Pengkader
1. Mahasiswa baru wajib menjunjung tinggi nama 1. Pengkader wajib melaporkan segala kegiatan
almamater Universitas Diponegoro serta kaderisasi yang akan dilaksanakan maupun
menjaga nama baik fakultas dan departemen yang sedang dilaksanakan kepada pihak
dalam berkegiatan sehari-hari. birokrasi terkait sebagai bentuk transparansi.
2. Pengkader wajib untuk mendidik, membina,
2. Mahasiswa baru wajib menaati peraturan yang dan membimbing kader-kadernya sebaik
berlaku di tingkat universitas, fakultas, dan
mungkin tanpa adanya perbedaan pada setiap
departemen ( di cantumkan di lampiran ).
kadernya sehingga terciptanya kader yang
3. Mahasiswa baru wajib mengikuti kegiatan COMPLETE.
kaderisasi dalam alur kaderisasi serta bentuk- 3. Pengkader wajib untuk menjaga dan memberi
bentuk pengembangan kegiatan kaderisasi perlindungan serta bertanggung jawab bagi
lainnya dalam upaya pembentukan kader yang para kadernya atas segala penyimpangan
COMPLETE di Universitas Diponegoro. selama proses kaderisasi berjalan.
4. Pengkader wajib melaporkan kepada pihak
4. Mahasiswa baru wajib untuk mengerjakan
yang berwenang apabila ditemukannya
tugas-tugas selama masa pengkaderan yang
kesalahan selama proses kaderisasi berjalan.
dirasa mampu meningkatkan kapasitas diri
5. Pengkader wajib memahami dan menaati
sebagai kader.
peraturan yang berlaku di lingkungan
5. Mahasiswa baru wajib mengerjakan tugas- pengkader serta dilarang keras melakukan
tugas selama masa pengkaderan yang mampu penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk
meningkatkan kapasitas diri sebagai kader. apapun selama proses pengkaderan berjalan
(dicantumkan di lampiran).
16
Dengan demikian, hak dan kewajiban kader dan pengkader yang dibuat dapat dipahami dan ditaati demi
menunjang keberhasilan selama proses kaderisasi. Sejatinya, pengkader di Universitas Diponegoro harus selalu
membimbing seluruh kadernya dengan sepenuh hati agar tercapainya kader-kader di Universitas Diponegoro
yang COMPLETE. Begitu juga dengan kader yang dalam hal ini adalah mahasiswa baru, yang mana mahasiswa
baru sangat penting untuk memiliki pola pikir dan kepribadian menjadi mahasiswa seutuhnya sehingga perlu
bimbingan serta metode pengkaderan sebaik mungkin.
2. Mahasiswa baru terbukti tidak menggunakan atribut PMB secara lengkap dan benar.
3. Mahasiswa baru terbukti merokok selama proses kaderisasi.
4. Mahasiswa baru terbukti tidak mengikuti proses kaderisasi tanpa izin / keterangan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
5. Mahasiswa baru terbukti membawa senjata tajam, senjata api, dan/atau benda-benda berbahaya
lainnya.
6. Mahasiswa baru terbukti melakukan penghinaan, penipuan, dan/atau pencurian terhadap pengkader,
mahasiswa baru, pihak ketiga, dan/atau segenap civitas akademika.
7. Mahasiswa baru terbukti melakukan perusakan fasilitas, sarana, prasarana, dan lingkungan di
Universitas Diponegoro.
8. Mahasiswa baru terbukti melakukan perpeloncoan atau bullying.
13. Mahasiswa baru terbukti terlibat dalam penggunaan, peredaran, dan/atau perdagangan narkotika,
psikotropika, dan zat aditif lainnya (NAPZA) serta minuman keras.
14. Mahasiswa baru terbukti melakukan tindak asusila kepada pihak pihak yang terlibat dalam proses
kaderisasi.
15. Mahasiswa baru terbukti melakukan tindak kekerasan berat hingga melukai atau mengancam nyawa
seseorang. Adapun tindak kekerasan berat mencakup perbuatan kekerasan yang menyebabkan sakit
dan tidak bisa menjalankan aktivitas sehari-hari.
16. Mahasiswa baru terbukti dan terlibat atas aksi tindak kegiatan terorisme dan sejenisnya.
17
3.7.2 Bentuk-bentuk Pelanggaran bagi Pengkader
18
3.8 Sistem Pelaporan
19
BAB 4
PENJABARAN KEGIATAN
Universitas Diponegoro sebagai perguruan tinggi mewadahi setiap agama yang dianut oleh seluruh
mahasiswa sesuai kepercayaannya. Sebagai bidang yang bergerak dalam pembinaan karakter mahasiswa,
PSDM memperhatikan penuh aspek kebutuhan manusia baik dari kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis,
dan spiritual.
Kegiatan Orientasi Diponegoro Muda Umat Beragama (ODM UB) merupakan pembukaan pembinaan moral
bagi seluruh mahasiswa baru dengan tujuan agar setiap mahasiswa baru menerima pembinaan moral yang
sama dan terstandar saat memasuki Universitas Diponegoro. Selain itu, tujuan diadakannya ODM Umat
Beragama adalah agar mahasiswa baru mengetahui pentingnya nilai-nilai kerohanian sebagai kontrol
perilaku dan sebagai pondasi pengembangan diri. Kegiatan ODM Umat Beragama disesuaikan dengan
masing-masing UKM/UPK/Biro/BK kerohanian. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut;
Grand Opening Mentoring (GOM) pada UKM kerohanian Islam, Retreat PMK pada UKM kerohanian Kristen,
Retreat Penerimaan Anggota Baru (PAB) PRMK pada UKM kerohanian Katholik, malam Arga Shanti pada
UKM kerohanian Hindu, dan Followship of Dhamma (FOD) pada UKM kerohanian Buddha dan sebagainya.
20
4.1.3 Orientasi Diponegoro Muda tingkat Fakultas (ODM F)
Dalam pelaksanaanya pun para mahasiswa baru akan dibekali dengan materi
materi yang dirasa cukup untuk menjadi dasar ilmu saat menjalani kegiatan
perkuliahan di lingkungan fakultas. Adapun beberapa jenis materi yang akan
dibagikan seperti nilai nilai ke-Diponegoro-an maupun ke-Indonesia-an,
pengenalan awal struktur fungsi birokrasi fakultas, pengenalan arti
pentingnya peranan lembaga mahasiswa, penjelasan sistem perkuliahan,
personal revolution, belajar efektif, hingga materi kisah sukses dari para
alumni. Selain mendapatkan materi para mahasiswa baru akan dibagi menjadi
beberapa kelompok kecil untuk bermain permainan kelompok yang akan
melatih, dan membangkitkan kebersamaan serta solidaritas dari satu
angkatan di tiap fakultas.
Beberapa materi yang didapatkan, seperti pemahaman diri sebagai makhluk Tuhan, kita dalam Pancasila,
dan ke-Diponegoro-an. Selain itu, mahasiswa baru juga mendapatkan materi berkaitan dengan konsep
disiplin, leadership, kepedulian sosial, innovation and creative-preneur, dan variasi materi lain sebagainya
yang sesuai dengan nilai dan tema Pendikar yang ingin dicapai. Pendikar dikemas dengan bentuk ceramah,
diskusi, games, simulasi, pemutaran video, dan role play.
Harapan dari pelaksanaan Pendikar ini adalah terbentuknya kader yang berkarakter positif dan kuat.
Pondasi karakter ini sangat penting untuk melanjutkan tahapan kaderisasi selanjutnya.
21
4.1.5 Grand Opening Research (GORe)
Grand Opening Research (GORe) adalah pintu utama bagi mahasiswa baru
dalam perjalanannya menuju dunia riset atau penelitian di Universitas
Diponegoro. Pengenalan iklim riset di Universitas Diponegoro tentu
sangat-sangat dibutuhkan bagi seluruh mahasiswa baru. Hal ini bertujuan
untuk membantu tercapainya cita-cita Universitas Diponegoro sebagai
“Excellent Research University”. Tujuan lain diadakannya GORe ini adalah
sebagai kaum intelektual sudah seharusnya seluruh mahasiswa di
Universitas Diponegoro menunjukkan kontribusinya bagi bangsa melalui
aplikasi disiplin ilmu yang dimiliki. Universitas Diponegoro memiliki 4 pilar riset, yakni PKM (Program
Kreativitas Mahasiswa), KTI (Karya Tulis Ilmiah), MAWAPRES (Mahasiswa Berprestasi), dan debat.
Melalui pelaksanaan GORe ini diharapkan seluruh mahasiswa baru memiliki pengetahuan dan semangat
untuk ikut aktif dalam berkegiatan riset demi mewujudkan cita-cita Universitas Diponegoro
sebagai“Excellent Research University”. Melalui GORe ini diharapkan juga mampu menstimulus mahasiswa
baru untuk menorehkan prestasinya dalam bidang riset sekaligus sebagai bentuk pengabdian kepada
bangsa.
22
4.1.7 Kegiatan Mandiri
Kegiatan mandiri adalah kegiatan kaderisasi yang tidak bersifat event, seperti agenda kaderisasi lainnya
dan umumnya dilaksanakan setelah mahasiswa baru mendapat berbagai kegiatan kaderisasi pada masa
pembentukan. Kegiatan mandiri lebih kepada momen atau masa di mana mahasiswa baru
mengimplementasikan segala ilmu yang mereka dapatkan di kegiatan pengkaderan yang sudah dijalani
sebelum pada akhirnya akan dilantik menjadi suatu individu maupun angkatan yang utuh. Pada kegiatan
mandiri mahasiswa baru diharapkan lebih difokuskan pada internal angkatan masing-masing untuk
menjalin keakraban dalam angkatan.
Selama masa kegiatan mandiri, pengkader di tingkat jurusan/departemen akan memperhatikan kondisi
tiap-tiap individu dan angkatan secara menyeluruh. Hal ini bertujuan untuk mengamati apakah mahasiswa
baru telah mengimplementasikan segala ilmu yang didapat dengan baik. Selama kegiatan mandiri
mahasiswa baru juga dituntut untuk mampu bersosialisasi dan bekerja dengan baik melalui berbagai
macam kegiatan kepanitiaan, serta mahasiswa baru juga harus mampu membuat kegiatan-kegiatan yang
positif serta bermanfaat bagi lingkungan sekitar sesuai disiplin ilmunya.
23
LAMPIRAN
https://bit.ly/BukuSakuKaderisasiFakultas2020
24