1. M Ridwan (42422040)
UNIVERSITAS PERADABAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
a. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
b. Rumusan Masalah..................................................................................................2
c. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. INDONESIA MASA DEPAN................................................................................3
B. TANTANGAN UTAMA MENGHADAPI ABAD 21...........................................7
C. HUBUNGAN PERILAKU DENGAN MASA DEPAN BANGSA.....................12
BAB III............................................................................................................................15
KESIMPULAN................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Namun sebagian besar SDM Indonesia terutama usia produktif masih banyak
belum terjamah dalam pengelolaan sumber daya, hal tersebut dapat dilihat dari
banyaknya usia produktif kini termakan oleh keadaan yakni dengan
tergerusnya arus modernisasi dalam segala bidang, mulai dari maraknya
barang-barang dari luar negeri seperti, barang elektronik, fashion, dan masih
banyak yang lainnya, sehingga membuat masyarakat khusus nya pemuda
terlena dan terjebak dalam gaya hidup konsumtif dan condong kearah hedonis.
Pada tahun 2030, jumlah konsumen akan meningkat menjadi 135 juta dan
jumlah penduduk produktif akan meningkat menjadi 71%. Bagaimana
1
perubahan lain akan terjadi pada masa depan Indonesia, khususnya pada
Generasi Emas Indonesia? Pernahkah kita berpikir kedepan, misalnya berapa
lama lagi NKRI akan eksis? Apakah ada jaminan bahwa negara Indonesia
dapat eksis untuk 100 tahun lagi, 50 tahun lagi, 20 tahun lagi?
Pada tahun 2045, bangsa Indonesia akan memperingati 100 Tahun Indonesia
merdeka. Bagaimana nasib bangsa Indonesia pada 100 Tahun Indonesia
merdeka? Berdasarkan hasil analisis ahli ekonomi yang diterbitkan oleh
Kemendikbud (2013) bangsa Indonesia akan mendapat bonus demografi
(demographic bonus) sebagai modal Indonesia pada tahun 2045 akan
mempunyai usia produktif (15-64 tahun) yang berlimpah. Inilah yang
dimaksud bonus demografi. Bonus demografi ini adalah peluang yang harus
ditangkap dan bangsa Indonesia perlu mempersiapkan untuk mewujudkannya.
b. Rumusan Masalah
1.Bagaimana Peran Pemuda Sebagai Penerus Bangsa?
c. Tujuan
1.Mengetahui Peran Pemuda Sebagai Penerus Bangsa
2
4.Mengetahui Praktek Pembelajaran Abad 21
BAB II
PEMBAHASAN
Pemuda merupakan suatu generasi penerus bangsa memang telah menjadi suatu
pemahaman yang tidak baru lagi. Bahkan kemajuan suatu bangsa juga sering
dikaitkan dengan bagaimana peran pemuda didalamnya, seperti bagaimana
produktifitas pemuda demi kemajuaan dan eksistensi bangsanya. Tidak terkecuali
bagi bangsa Tidak, generasi muda juga menjadi suatu tonggak bagi kemajuan dan
pembangunan bangsa.
3
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa pemuda merupakan suatu
generasi penerus bangsa Tidak, maka sebenarnya generasi muda juga menjadi
komponen yang penting dan perlu dilibatkan dalam pembangunan bangsa Tidak,
baik secara nasional maupun daerah. Mengapa demikian? Hal ini berkaitan erat
dengan dasar dari generasi muda yang sebenarnya memiliki fisik yang kuat,
pengetahuan yang baru, inovatif, dan juga memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi
pula.
1.Agent of Change
Peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa Tidak yang pertama dapat dilihat
dari peran pemuda sebagai agent of change atau agen perubahan. Artinya bahwa
pemuda Tidak sebenarnya memiliki peranan untuk menjadi pusat dari kemajuan
bangsa Tidak itu sendiri. Dalam hal ini dapat dilakukan melalui pengadaan
perubahan-perubahan dalam lingkungan masyarakat, baik secara nasional maupun
daerah, menuju kepada arah yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang.
Hal ini pula yang menjadi alasan mengapa ada pernyataan seperti peran pemuda
sebagai generasi penerus bangsa, karena yang menentukan kemajuan bangsa
Tidak dimasa depan adalah para generasi mudanya melalui keberhasilan
perubahan-perubahan positif yang dapat dilakukan. Memang berbagai macam
tantangan pastinya akan dihadapi atau dialami oleh para generasi muda, tetapi
setidaknya para pemuda dapat kembali menengok pada makna sumpah pemuda
atau pun makna kemerdekaan Tidak.
4
Dimana segala tantangan yang ada akan dapat dihadapi jika perbedaan-perbedaan
yang ada dapat dihadapi dengan positif dan dilakukan secara bersama-sama yang
juga sesuai dengan asas Bhinneka Tunggal Ika. Seperti melalui upaya saling
memotivasi dan mendorong adanya kemajuan pada masyarakat. Salah satu kunci
agar dapat sukses menjadi agent of change pastinya adalah keyakinan yang
dimiliki para pemuda, maksudnya adalah para generasi muda harus yakin akan
apa yang mereka miliki dan selalu melakukannya dengan baik dan benar.
2.Agent of Developmet
Selain menjadi agen perubahan, peran pemuda juga sebagai agent of
development atau agen pembangunan sebagai penerus bangsa. Artinya bahwa para
pemuda Tidak memiliki peran dan tanggung jawab dalam upaya melancarkan atau
melaksanakan berbagai macam pembangunan di berbagai macam bidang, baik
pembangunan nasional maupun pembangunan daerah.
Mengapa agen pembangunan juga menjadi suatu peran penting pemuda sebagai
penerus bangsa? Hal ini disebabkan karena para pemuda Tidak wajib menjaga
eksistensi bangsa Tidak di kancah dunia, serta selalu dapat memberikan kesan
yang baik di mata dunia. Sebagai contoh seperti mengembangkan bidang
kebudayaan daerah Tidak, kemudian memperkenalkannya pada dunia
internasional.
3.Agent of Modernizations
Peran yang selanjutnya adalah menjadi agent of modernization atau agen
pembaharuan bangsa Tidak. Artinya bahwa para pemuda Tidak wajib memiliki
kemampuan dalam menganalisa perubahan zaman yang pastinya memberi
5
pengaruh besar pada bangsa Tidak, sehingga mereka dapat memilih mana yang
memang perlu untuk dirubah dan juga mana yang seharusnya dipertahankan.
Sebagai contoh seperti perkembangan teknologi yang semakin maju di berbagai
bidang, dimana melalui aktivitas pemuda pula bangsa Tidak kemudian dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi yang semakin maju, sehingga
tidak menjadi suatu bangsa yang tertinggal. Namun dengan adanya perkembangan
teknologi yang semakin maju dan modern juga menjadikan segala pengaruh
bahkan kebudayaan asing masuk lebih mudah, maka disinilah muncul tantangan
bagi pemuda Tidak untuk tetap dapat mempertahankan identitas bangsa Tidak.
4.Membangun Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu pondasi dari berbagai peranan diatas, tanpa adanya
pendidikan yang kuat maka para pemuda Tidak pastinya akan merasakan
kesusahan dalam menjalankan peran mereka sebagai generasi penerus bangsa
Tidak. Oleh sebab itu, wajib berpendidikan juga penting untuk ditanamkan pada
generasi muda bangsa Tidak.
Beberapa peran pemuda dalam membangun pendidikan di Tidak juga dapat dilihat
dari adanya banyak tenaga pendidik yang masih tergolong muda dan semangat
memberikan pendidikan yang bermutu pada generasi penerusnya. Belum lagi
banyak pula kegiatan-kegiatan pemuda Tidak yang bertujuan untuk meningkatkan
mutu pendidikan terutama pada daerah-daerah terpencil di pulau-pulau yang
tersebar diseluruh pelosok bangsa Tidak. Kondisi tersebut juga sudah termasuk
dalam upaya para pemuda Tidak sebagai generasi penerus bangsa dalam usahanya
membangun pendidikan yang lebih baik lagi dari masa-masa sebelumnya.
6
kesatuan dan persatuan bangsa Tidak, dan lain sebagainya. Terlebih lagi semangat
pemuda dalam usahanya mencapai tujuan pembangunan nasional, seperti dengan
menyampaikan ide-ide pembangunan yang baru maupun keinginan untuk terjun
langsung dalam pembangunan bangsa Tidak. Walaupun kegagalan sering dialami
oleh para pemuda Tidak, tetapi perlu diingat kembali untuk tidak mudah
menyerah karena sebenarnya kegagalan merupakan suatu awal dari kebangkitan
dan juga kesuksesan. Tidak lupa pula, semangat yang tinggi ini juga dapat diraih
dengan terus menerapkan makna sumpah pemuda dan juga makna kemerdekaan
Tidak. [1]
7
Sejalan dengan hal itu, Kemdikbud merumuskan bahwa paradigma pembelajaran
abad 21 menekankan pada kemampuan peserta didik dalam mencari tahu dari
berbagai sumber, merumuskan permasalahan, berpikir analitis dan kerjasama serta
berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah (Litbang Kemdikbud, 2013). Adapun
penjelasan mengenai framework pembelajaran abad ke-21 menurut (BSNP:2010)
adalah sebagai berikut: (a) Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah
(Critical-Thinking and Problem-Solving Skills), mampu tidak secara kritis, lateral,
dan sistemik, terutama dalam konteks pemecahan masalah; (b) Kemampuan
berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and Collaboration Skills),
mampu berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif dengan berbagai pihak;
(c) Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical-Thinking and
Problem-Solving Skills), mampu tidak secara kritis, lateral, dan sistemik, terutama
dalam konteks pemecahan masalah; (d) Kemampuan berkomunikasi dan
bekerjasama (Communication and Collaboration Skills), mampu berkomunikasi
dan berkolaborasi secara efektif dengan berbagai pihak; (e) Kemampuan mencipta
dan membaharui (Creativity and Innovation Skills), mampu mengembangkan
kreativitas yang dimilikinya untuk menghasilkan berbagai terobosan yang
inovatif; (f) Literasi teknologi informasi dan komunikasi (Information and
Communications Technology Literacy), mampu memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kinerja dan aktivitas sehari-hari;
(g) Kemampuan belajar kontekstual (Contextual Learning Skills) , mampu
menjalani aktivitas pembelajaran mandiri yang kontekstual sebagai bagian dari
pengembangan pribadi, dan (h) Kemampuan informasi dan literasi media s,
mampu memahami dan menggunakan berbagai media komunikasi untuk
menyampaikan beragam gagasan dan melaksanakan aktivitas kolaborasi serta
interaksi dengan beragam pihak.
Untuk menghadapi pembelajaran di abad 21, setiap orang harus memiliki
keterampilan berpikir kritis, pengetahuan dan kemampuan literasi digital, literasi
informasi, literasi media dan menguasai teknologi informasi dan komunikasi
(Frydenberg & Andone, 2011). Sejumlah penelitian tentang pemanfaatan
8
teknologi informasi yang mendukung pembelajaran abad 21 telah dilakukan di
berbagai Negara.
2. Keterampilan Abad 21
Keterampilan abad 21 adalah (1) life and career skills, (2) learning and
innovation skills, dan (3) Information media and technology skills. Ketiga
keterampilan tersebut dirangkum dalam sebuah skema yang disebut dengan
pelangi keterampilan pengetahuan abad 21/21st century knowledge-skills rainbow
(Trilling dan Fadel, 2009). Skema tersebut diadaptasi oleh organisasi nirlaba p21
yang mengembangkan kerangka kerja (framework) pendidikan abad 21 ke seluruh
dunia melalui situs www.p21.org yang berbasis di negara bagian Tuscon,
Amerika. Adapun konsep keterampilan abad 21 dan core subject 3R,
dideskripsikan berikut ini. Gambar 1 menunjukkan skema pelangi
keterampilanpengetahuan abad 21.
Pada skema yang dikembangkan oleh p21 diperjelas dengan tambahan core
subject 3R. Dalam konteks pendidikan, 3R adalah singkatan dari reading, writing
dan arithmatik, diambil lafal “R” yang kuat dari setiap kata. Dari subjek reading
dan writing, muncul gagasan pendidikan modern yaitu literasi yang digunakan
sebagai pembelajaran untuk memahami gagasan melalui media kata-kata. Dari
subjek aritmatik muncul pendidikan modern yang berkaitan dengan angka yang
artinya bisa memahami angka melalui matematika. Dalam pendidikan, tidak ada
istilah tunggal yang relevan dengan literasi (literacy) dan angka (numeracy) yang
dapat mengekspresikan kemampuan membuat sesuatu (wrighting). 3R yang
diadaptasi dari abad 18 dan 19 tersebut, ekivalen dengan keterampilan fungsional
literasi, numerasi dan ICT yang ditemukan pada sistem pendidikan modern saat
ini. Selanjutnya, untuk memperjelas fungsi core subject 3R dalam konteks 21st
century skills, 3R diterjemahkan menjadi life and career skills, learning and
innovation skills dan information media and technology skills Penjelasan tentang
keterampilan menurut (Trilling and Fadel, 2009:47) adalah sebagai berikut:
-Life and Career Skills
9
Life and Career skills (keterampilan hidup dan berkarir) meliputi (a) fleksibilitas
dan adaptabilitas/Flexibility and Adaptability, (b) inisiatif dan mengatur diri
sendiri/Initiative and SelfDirection, (c) interaksi sosial dan budaya/Social and
Cross Cultural Interaction, (d) produktivitas dan akuntabilitas/Productivity and
Accountability dan (e) kepemimpinan dan tanggungjawab/Leadership and
Responsibility.
Keterampilan Abad 21 Deskripsi Keterampilan hidup dan berkarir
1.Fleksibilitas dan adaptabilitas: Siswa mampu mengadaptasi perubahan dan
fleksibel dalam belajar dan berkegiatan dalam kelompok. 2. Memiliki inisiatif dan
dapat mengatur diri sendiri: Siswa mampu mengelola tujuan dan waktu, bekerja
secara independen dan menjadi siswa yang dapat mengatur diri sendiri. 3.
Interaksi sosial dan antar-budaya: Siswa mampu berinteraksi dan bekerja secara
efektif dengan kelompok yang beragam. 4. Produktivitas dan akuntabilitas: Siswa
mampu mengelola proyek dan menghasilkan produk. 5. Kepemimpinan dan
tanggungjawab: Siswa mampu memimpin temantemannya dan bertanggungjawab
kepada masyarakat luas Sumber: Trilling dan Fadel (2009:48)
- Learning and Innovation Skill
Learning and innovation skills (keterampilan belajar dan berinovasi) meliputi (a)
berpikir kritis dan mengatasi masalah/Critical Thinking and Problem Solving, (b)
komunikasi dan kolaborasi/Communication and Collaboration, (c) kreativitas dan
inovasi/Creativity and Innovation.
Keterampilan Abad 21 Deskripsi Keterampilan Belajar dan Berinovasi
1. Berpikir kritis dan mengatasi masalah: siswa mampu mengunakan berbagai
alasan (reason) seperti induktif atau deduktif untuk berbagai situasi; menggunakan
cara berpikir sistem; membuat keputusan dan mengatasi masalah. 2. Komunikasi
dan kolaborasi: siswa mampu berkomunikasi dengan jelas dan melakukan
kolaborasi dengan anggota kelompok lainnya. 3. Kreativitas dan inovasi: siswa
mampu berpikir kreatif, bekerja secara kreatif dan menciptakan inovasi baru.
- Information Media and Technology Skills
10
Information media and technology skills (keterampilan teknologi dan media
informasi) meliputi (a) literasi informasi/information literacy, (b) literasi
media/media literacy dan (c) literasi ICT/Information and Communication
Technology literacy.
Keterampilan Abad 21 Deskripsi Keterampilan teknologi dan media informasi
1. Literasi informasi: siswa mampu mengakses informasi secara efektif (sumber
informasi) dan efisien (waktunya); mengevaluasi informasi yang akan digunakan
secara kritis dan kompeten; mengunakan dan mengelola informasi secara akurat
dan efektif untuk mengatasi masalah. 2. Literasi media: siswa mampu memilih
dan mengembangkan media yang digunakan untuk berkomunikasi. 3. Literasi
ICT: siswa mampu menganalisis media informasi; dan menciptakan media yang
sesuai untuk melakukan komunikasi.
3. Praktek Pembelajaran Pada Abad ke-21
Pada masa industri (industrial age) pembelajaran ditafsirkan sebagai upaya
pemahiran keterampilan melalui pembiasaan siswa secara bertahap dan terperinci
dalam memberikan respon atas stimulus yang diterimanya yang diperkuat oleh
tingkah laku yang patut dari para pengajar. Pembelajaran pada masa industri
(industrial age) menempatkan siswa pada posisi kurang menguntungkan karena
siswa dianggap kurang atau bahkan sama sekali tidak memiliki potensi individual.
Pada masa pengetahuan (knowledge age), pembelajaran didefinisikan sebagai
proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas tidak
yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan
baru sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi
pelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya guru untuk memberikan
stimulus, bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses
belajar. Pembelajaran dalam definisi ini bukanlah sebuah proses pembelajaran
pengetahuan, melainkan proses pembentukan pengetahuan oleh siswa melalui
kinerja kognitifnya. Pembelajaran mengandung dua karateristik utama yaitu: (1)
proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal yang
menghendaki aktivitas siswa untuk tidak dan (2) pembelajaran diarahkan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan tidak siswa yang pada gilirannya
kegiatan tidak itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang
mereka konstruksi sendiri. Pembelajaran bukan hanya dilakukan sebagai transfer
pengetahuan melainkan kegiatan yang harus dilakukan siswa secara aktif
beraktivitas dalam upaya membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan
potensi yang dimilikinya (Abidin, 2014:1). Pada masa pengetahuan (knowledge
age) seolah-olah semuanya tergantung pada teknologi informasi dan komputasi,
11
namun ada beberapa hal pada pembelajaran yang dapat dilaksanakan tanpa
menggunakan teknologi tersebut. Meskipun teknologi informasi dan komunikasi
adalah katalis penting untuk memindahkan pembelajaran dari masa industri
(industrial age) ke masa pengetahuan (knowledge age) namun hal tersebut
merupakan alat bukan penentu hasil dalam proses pembelajaran.
4. Pengembangan Teknologi Pada Abad 21
Kemajuan teknologi telah mempersingkat siklus produksi dan peningkatan
produktivitas secara dramatis. Dalam kemajuan dan kecepatan pertumbuhan
ekonomi, komputer yang mengambil, menggantikan, atau melengkapi banyak
pekerjaan yang dilakukan oleh manusia di berbagai bidang seperti informasi
pengolahan dan tugas berdasarkan aturan, mengakibatkan meningkatnya
permintaan untuk keterampilan tingkat tinggi (Levy dan Murnane, 2004). Proses
industrialisasi yang terus berjalan menyebabkan jenis jabatan dan pekerjaan
semakin beragam dan profesionalisasi semakin terwujud. Pemilihan karier
seseorang lebih ditentukan oleh kemampuan, keahlian serta minatnya, bukan
ditentukan semata-mata oleh ijazah. Atas dasar itu, salah satu peran penting
pendidikan adalah membantu lulusan agar dapat membuat keputusan untuk
memilih kariernya, sejak mereka di bangku sekolah (Suryadi, 2002:300).
Berdasarkan pengalaman Negara industri, penguasaan iptek tidak hanya
ditentukan oleh faktor sekolah karena sifatnya yang konservatif dan sekolah
kurang memiliki kemampuan untuk mengikuti perkembangan iptek yang sangat
cepat. Penguasaan iptek lebih disebabkan oleh beragamnya jenis jabatan dan
pekerjaan di industri yang lebih peka terhadap inovasi-inovasi baru.
Perkembangan iptek ditentukan oleh industri yang memungkinkan pegawainya
melakukan penyesuaian dan belajar mandiri untuk mendayagunakan teknologi
baru dalam bekerja, termasuk melalui kegiatan penelitian dan pengembangan.
Agar mampu menunjang penguasaan iptek, kerjasama antara industri dengan
perguruan tinggi perlu diperdalam strukturnya, baik yang berkaitan dengan
magang, pengadaan biaya pendidikan, maupun pelaksanaan penelitian dan
pengembangan. Kerjasama berguna bagi sekolah untuk dapat mengikuti
perkembangan teknologi baru karena industri jauh lebih peka terhadap munculnya
teknologi baru. Teknologi informasi dan komunikasi (ICT) memainkan peran
penting dalam masyarakat karena berperan dalam beberapa aspek seperti sosial,
budaya dan ekonomi untuk mencari informasi dari Internet. Mengingat bahwa
semua anak-anak berhak mendapatkan wajib belajar, sekolah adalah tempat yang
tepat untuk mengembangkan kompetensi ICT (Tondeur, 2007: 962). [2]
12
Masa remaja dan dewasa muda merupakan masa dalam rentang kehidupan yang
dipenuhi dengan berbagai perubahan dan dinamika. Mulai dari perubahan secara
fisik-biologis dari seorang anak menuju orang dewasa, yang secara natural
membawa perubahan atau bahkan gejolak secara psikologis. Perubahan bentuk
tubuh dan hormonal dapat mempengaruhi munculnya sebuah dinamika suasana
hati dan perilaku. Tak hanya itu, remaja dan orang muda juga mengalami
perubahan-perubahan sosial model interaksi, tanggung jawab dan tuntutan sosial
yang berbeda dengan ketika masa kanak-kanak.Tentunya semua ini memberikan
dampak secara psikologis yang berpengaruh pada perilakunya. Mereka adalah
juga generasi yang sebentar lagi akan menerima tongkat estafet kehidupan dari
generasi sebelumnya untuk mengisi alam semesta ciptaanNYA, untuk meneruskan
perjalanan sebuah bangsa. Oleh karenanya membina generasi muda yang ceria
bahagia, mempunyai motivasi tinggi dan tangguh menghadapi berbagai gejolak
perubahan menjadi sangat penting.
“Kesehatan jiwa generasi muda akan mencerminkan kesehatan dan masa depan
sebuah bangsa,” ujar Ketua Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Tidak, Indria Laksmi
Gamayanti, Ahad (14/10).
Perubahan-perubahan yang dialami oleh para muda ini secara natural sudah
membawa dinamika gejolak, tampaknya bertambah pada era ini. Tuntutan sosial
semakin tinggi, situasi juga semakin kompleks. Kesibukan atau kondisi sosial
ekonomi orang tua, tekanan atau tuntutan pendidikan dan perubahan gaya hidup
dapat memicu terjadinya kebingungan dan stres, yang jika tidak teridentifikasi dan
tidak tertangani dapat mengarah pada terjadinya suatu gangguan kejiwaan. WHO
menyatakan bahwa separuh dari gangguan kejiwaan dimulai dari usia sekitar 14
tahun akan tetapi sebagian besar kasus tidak terdeteksi dan tidak tertangani.
Depresi merupakan kasus banyak dialami oleh orang muda, yang apabila tak
tertangani dapat mengarah pada terjadinya bunuh diri. Penggunaan alkohol dan
obat-obat terlarang, perilaku seks dan perilaku berisiko (seperti misalnya dalam
mengendarai kendaraan) dan juga obesitas yang disebabkan karena pola perilaku
makan yang tidak tepat juga merupakan isu-isu kesehatan mental yang banyak
dialami oleh orang muda.
13
Kemajuan teknologi di satu sisi tanpa disadari justru merupakan penghambat
kematangan perkembangan sosial dan emosi seseorang. Kemajuan teknologi
informasi tidak dapat dipungkiri banyak memberikan kemudahan dan keuntungan,
namun ternyata juga membawa dampak-dampak negatif apabila tidak disikapi
secara arif. Akses ke dunia maya dengan segala fasilitas dan aktivitasnya,
menjalin jejaring sosial, bermain game yang berlebihan akan menyita waktu yang
sebenarnya masih dibutuhkan orang muda untuk terus beraktivitas dan
mengembangkan dirinya dengan kegiatan-kegiatan yang nyata. Pada saat ini para
ahli semakin menyadari kebijakan dan pengaturan dalam menggunakan teknologi
canggih ini semakin dibutuhkan.
Sosialisasi dan edukasi tentang penggunaan teknologi informasi dan audio visual
electronic devices secara aman dan bijak perlu dilakukan secara gencar. Sistem
dan dunia pendidikan perlu lebih memahami, peka dan akomodatif dalam ikut
menyiapkan generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi bahagia, tangguh dan
sehat jiwa. Beban dan jumlah jam pelajaran yang terlalu tinggi perlu dievaluasi,
pola interaksi yang harmonis – suportif di sekolah baik antara guru dan petugas
sekolah – siswa – orang tua maupun antar siswa menjadi hal yang sangat penting.
Hal ini juga akan menjadi salah satu prevensi utama terjadinya bullying di
sekolah. Perlu ada upaya lebih untuk memberikan peningkatan pemahaman guru
akan kesehatan mental dan gerakan anti bullying di sekolah. [3]
14
BAB III
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
[3] M. H. Desi Susilawati, “Kesehatan Jiwa Generasi Muda Cerminkan Masa Depan
Bangsa,” REBUPLIKA.co.id, 14 Oktober 2018. [Online].
16
17