Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Perkiraan dan Antisipasi


Terhadap Masyarakat Masa Depan
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Profesi Keguruaan
Dosen :Helni Indrayati,M,Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 3
1.Nopi Agustianti :2284202039
2.Tino Kurniawan :2284202028

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH PAGARALAM
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan innayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Perkiraan dan Antisipasi Terhadap Masyarakat Masa Depan pada mata kuliah
Pengantar Pendidikan

Makalah ini telah kami susun secara maksimal dengan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi isi materi, susunan kalimat, maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang Perkiraan dan Antisipasi
Terhadap Masyarakat Masa Depan ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Pagaralam, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2Tujuan.......................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................7
PEMBAHASAN................................................................................................................7
2.1Perkiraan Masyarakat Masa Depan...........................................................................7
2.2Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Masa Depan...........................................13
BAB III............................................................................................................................18
PENUTUP.......................................................................................................................18
3.1Kesimpulan.............................................................................................................18
3.2Saran.......................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................19
LAMPIRAN.....................................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Pendidikan selalu bertumpu pada suatu wawasan kesejarahan, yakni
pengalaman-pengalaman masa lampau, kenyataan dan kebutuhan mendesak masa
kini, dan aspirasi serta harapan masa depan . Melalui pendidikan setiap
masyarakat akan melestarikan nilai-nilai luhur sosial-kebudayaannya yang telah
terukir dengan indahnya dalm sejarah bangsa tersebut . Serentak dengan itu,
melalui pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan untuk
menghadapi tuntutan objektif masa kini. Dan akhirnya, melalui pendidikan akan
ditetapkan langkah-langkah yang dipilih masa kini sebgai upaya mewujudkan
aspirasi harapan di masa depan.
Dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 telah ditetapkan antara lain “ Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan
bagi peranannya di masa yang akan datang.” Penekanan pada bagian terakhir
tersebutlah yang menyebabkan pendidikan itu dilukiskan sebagai merumuskan
masa depan. Oleh karena itu, di samping dimensi horisotal, pendidikan haruslah
memperhatikan dengan sungguh-sungguh dimensi vertikal, terutama keterkaitan
antara program pendidikan yang dilaksanakan sekarang ini dengan kehidupan
peserta didik di masa depan. Peserta didik yang sedang belajar di lembaga-
lembaga pendidikan, termasuk mahasiswa yang sedang membaca paparan ini,
akan menempati kedudukan serta memainkan peranan kelak pada awal abad ke-21
yang akan datang. oleh karena itu, keterkaitan program pendidikan dengan
Prognosis masyarakat masa depan perlu mendapat perhatian dengan semestinya
(Hameyer, 1979: 67-78; Sulo Lipu La Sulo).
1.2Tujuan
1. Memahami beberapa kemungkinan keadaan masyarakat di masa depan, serta
peranan faktor-faktor globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK).
2. Memahami berbagai upaya pendidikan untuk mengantisipasi masa depan, baik
yang berkenaan dengan penyiapan manusia maupun yang berkenaan dengan
perubahan sosiokultural, serta pengembangan sarana pendidikan untuk
mendukung upaya-upaya yang sedang atau yang akan dilaksanakan.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1Perkiraan Masyarakat Masa Depan
Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu latar kemasyarakatan dan
kebudayaan tertentu. Demikian pula di Indonesia, pendidikan nasional
dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia.
Landasan sosio-kultural salah satu dasar utama dalam menentukan arah kepada
program-program pendidikan, baik program pendidikan baik program sekolah
maupun program pendidikan luar sekolah. Di dalam penjelasan UU No. 2 Tahun
1989 tentang Sistem pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “Dalam kehidupan
suatu bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin
perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan.”
John Naisbitt seperti di kutip Deliar Noer dan Iskandar Alisyahbana
(1988:355) menyebut perubahan masa depan dengan sepuluh arah, yaitu:
1. Peralihn dari masyarakat industri kepada masyarakat informasi
2. Pearalihan dari teknologi yang dipaksakan kepada teknologi tinggi dan
sentuhan tinggi
3. Peralihan dari ekonomi nasional menuju ekonomi dunia
4. Peralihan dari perencanaan jangka pendek menuju perencanaan jangka
panjang
5. Dari sentralisasi menuju desentralisasi
6. Dari bantuan institusional menuju ke bantuan individual
7. Dari demokrasi perwakilan menuju ke demokrasi partisipatoris
8. Peralihan dari hierarki-hierarki menuju penjaringan (network)
9. Peralihan dari Utara menuju Selatan
10. Peralihan dari satu pilihan kepada pilihan majemuk.
Perkembangan masyarakat beserta kebudayaanya sekarang ini makin
mengalami percepatan serta meliputi seluruh aspek kehidupan dan penghidupan
manusia. Perubahan yang cepat tersebut mempunyai beberapa karakteristik umum
yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan.
Diantaranya:
1. Kecenderungan Globasasi
Istilah globalisasi (asal kata: global yang berarti secara umumnya,
utuhnya, kebulatannya) bermakna bumi sebagai satu keutuhan seakan akan tanpa
tapal batas administrasi Negara, dunia menjadi amat transparan, serta saling
ketergantungan antarbangsa di dunia semakin besar; dengan kata lain: menjadikan
dunia sebagai satu keutuhan , satu keutuhan.
Menurut Emil Salim(1990; 8-9) terhadap empat bidang kehutanan
gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya, yakni
bidang bidang iptek, ekonomi, lingkungan hidup, dan pendidikan. Beberapa
kecendrungan globalisasi dari keempat bidang tersebut sabagai berikut :
a. Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin di percepat,
utama nya dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti computer
dan setelit.
b. Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi
glebal tanpa mengenal batas batas Negara. Peristiwa ekonomi suatu tempat
pada Negara tertentu akan memberi dampak kepada hampir seluruh dunia.
Globalisasi ekonomi tersebut menyebabkan kenichi ohmac member judul
“The borderless world” (dunia tanpa tapal batas) pada buku nya (1990, dari
Dedi supriadi, 1990: 60).
c. Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai
pertemuan internasional, yang mencapai puncak nya pada konferensi tingkat
tinggi (KTT) bumi, atau nama resmi nya: konferesi PBB mengenai
lingkungan hidup dan pembangunan (UNCED), pada awal juni 1992 di Rio
de Jeneiro Brasil. Kerusakan lingkungan hidup di suatu tempat akan memberi
dampak negative keberbagai Negara di sekitar nya, bahkan mengancap
keselamatan planet bumi oleh karena itu di perlukan wawasan dan kebijakan
yang tepat dalam bidang pembangunan yang menjamin kelestarian dan
keselamatan lingkungan hidup , atau pembangunan yang berwawasan
lingkungan.
d. Bidang pendidikan dalam kaitan nya dengan identitas bangsa, termasuk
budaya nasional dan budaya budaya nusantara. Disamping terpaan tentang
gagasan gagasan dalam pendidikan, globalisasi terjadi pula secara langsung
menerpa setiap individu manusia melalui buku, radio, televisi, dan media lain
nya. Hal itu akan mempengaruhi wawasan, pikiran, dan bahkan mungkin
tercipta suatu “budaya dunia” (Refleksi, 1990: 3).
Nasbitt dan Patricia (1990 : 38-39, 244-245) merinci beberapa konsekuensi
logis adanya globalisasi di bidang pendidikan, diantaranya :

Pertama, globalisasi , sistem nilai dan filsafat merupakan posisi kunci


dalam garapan pendidikan nasional. Semua Negara menempatkan system
dan etika sebagai landasan utama dalam merancang kurikulum nasionalnya.

Kedua, globalisasi menuntut adanya angkatan kerja yang berkulifikasi dan


berpendidikan (skilled and educated employees). Dalam masyarakat
informasi, lapangan kerja terutama dialamatkan pada mereka yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang berlatar pendidikan yang memadai.

Ketiga, kerja sama pendidikan mutlak diperlukan. Kerja sama


internasional di bidang pendidikan adalah sisi lain daripada konsekuensi
globalisasi.

2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Perkembangan iptek yang makin cepat dalam era globalisasi merupakan
salah satu ciri utama dari masyarakat masa depan. Perkembangan iptek pada akhir
abad ke-20 ini sangat mengesankan, utamanya dalam bidang-bidang transportasi,
telekomunikasi dan informatika, genetika,biologi molekul serta bioteknologi, dan
sebagainya. Globalisasi perkembangan iptek tersebut dapat berdampak positif
maupun negative, tergantung pada kesiapan bangsa beserta kondisi social-
budayanya untuk menerima limpahan informasi/ teknologi itu. Segi positifnya
antara lain memudahkan untuk mengikuti perkembangan iptek yang terjadi di
dunia, menguasai dan menerapkannya untuk memenuhi kebutuhan pembangunan.
Sedangkan segi negative akan timbul apabila kondisi social-budaya belum siap
menerima limpahan itu.(Pratiwi Sudarsono, 1990 : 14-15)
Percepatan perkembagan iptek tersebut berkaitan dengan landasan
ontologism, epistemologis, dan aksiologis (Filsafat Ilmu, 1981 : 9-15). Segi
landasan ontologis, objek telaahan ialah berupa pengalaman atau segenap ujud
yang dijangkau lewat alat indra telah mengalami perkembangan yang pesat karena
didapatkannya peranti (device) yang membantu alat indra tersebut.
Dari segi epistemologis, cara yang dipakai untuk memperoleh ilmu
pengetahuan tersebut telah mengalami perkembangan yang pesat.

Landasan aksiologis, yang mempersoalkan tentang penggunaan iptek


tersebut secara moral tertuju pada kemaslahatan manusia. Terdapat serangkaian
kegiatan pengembangan dan pemanfaatan iptek, yaitu:

1) Penelitian dasar (basic research)


2) Penelitian terapan (applied research)
3) Pengembangan teknologi (technological development)
4) Penerapan teknologi.

3. Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat


Salah satu perkembangan iptek yang luar biasa adalah yang berkaitan
dengan informasi dan komunikasi, utamanya satelit komunikasi. Pada umumnya,
bentuk komunikasi langsung (verbal ataupun non verbal) dikenal sebagai
komunikasi antar pribadi (interpersonal comunication), baik komunikasi antar dua
orang (dyadic communication), maupun komunikasi dalam kelompok kecil (small
group communication) dengan cirri pokok adanya dialog diantara pihak-pihak
yang berkomunikasi. Sedangkan bentuk komunikasi yang bercirikan monolog
adalah komunikasi public, yang dibedakan atas komunikasi pembicara- pendengar
(speaker-audience communication) dan sebagainya yang menyangkut penerima
yang sangat luas (Komunikasi Pendidikan,1982/1983:12-14).
Proses komunikasi meliputi beberapa unsur dasar, yakni:
1. Sumber pesan seperti harapan, gagasan, perasaan, atau perilaku yang
diinginkan oleh pengirim pesan.
2. Penyandian (encoding), yakni pengubahan /penerjemahan isi pesan ke
dalam bentuk yang serasi dengan alat pengiriman pesan.
3. Tranmisi (pengiriman) pesan.
4. Saluran.
5. Pembuka sandian (decoding), yakni penerjemahan kembali apa yang
diterima ke dalam isi pesan oleh penerima.
6. Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterima.
7. Gangguan/hambatan (noise) yang dapat terjadi pada semua unsure
dasar lainnya.

Sumber pesan mencakup aspek kehidupan manusia yakni keseluruhan


unsure-unsur kebudayaan, mulai dari sistem dan upacara keagamaan, bahkan
terutamasistem teknologi dan peralatan (Koentjaraningrat,1974:12).

4. Peningkatan Layanan Profesional

Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya


kebutuhan layanan professional dalam berbagai bidang kehidupan manusia.
Karena perkembangan iptek yang makin cepat serta perkembangan arus informasi
yang semakin padat dan cepat, maka anggota masyarakat masa depan semakin
luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinggi.

Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan dengan persyaratan tertentu,


“suatu vokasi khusus yang mempunyai ciri-ciri : expertise (keahlian),
responsibility (tanggung jawab), corporateness (kesejawatan)”
(huntingtun,1964,dari Nugroho Notosusanto, 1984:16).

Menurut Robert W. Richey dan D. Westby-Gipson ciri-ciri profesi yaitu:


1. Lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan yang ideal, dan layanan
itu memperoleh pengakuan masyarakat.
2. Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari
sejumlah teknik dan prosedur yang unik serta diperlukan waktu yang
relative panjang untuk mempelajarinya sebagai periode persiapan yang
sengaja dan sistematis agar mampu melaksakan layanan itu.
3. Terdapat suatu mekanisme saringan berdasarkan kualifikasi tertentu
sehingga hanya yang kompeten yang diperbolehkan melaksanakan
layanan profesi itu.
4. Terdapat suatu kode etik profesi yang mengatur keanggotaan, serta
tingkah laku, sikap dan cara kerja dari anggotannya.
5. Terdapat organisasi profesi yang mengatur yang akan berfungsi
menjaga/meningkatkan layanan profesi, dan melindungi kepentingan
serta kesejahteraan anggotanya.
6. Pemangku profesi memandang profesinya sebagai suatu karier hidup
dan menjadi seorang anggota yang relative permanen, serta
mempunyai kemandirian dalam melaksanakan profesinya dan untuk
mengembangkan kemampuan profesionalnya.

Profesionalisasi merupakan proses pemantapan profesi sehingga


memperoleh status yang melembaga sebagai professional.

Mc Cully, mengemukakan 6 tahap dalam proses profesionalisasi, yakni:

1. Penetapan dan pemantapan layanan unik yang diberikan oleh suatu


profesi sehingga memperoleh pengakuan masyarakat dan pemerintah.
2. Penyepakatan antara kelompok profesi dan lembaga pendidikan pra
jabatan tentang standar kompetensi profesi minimal yang harus
dimiliki oleh setiap calon profesi tersebut.
3. Akreditas, yakni pengakuan resmi tentang kelayyakan suatu program
pendidikan pra jabatan yang di tugasi menghasilkan calon tenaga
profesi yang bersangkutan.
4. Mekanisme sertifikat dan pemberian izin praktek
5. Baik secara perseorangan maupun secara kelompok, pemangku profesi
bertanggung jawab penuh terhadap segala aspek pelaksanaan tugasnya
yakni kebebasan mengambil keputusan secara professional.
6. Kelompok professional memiliki kode etik, yang berfungsi
ganda ,yakni:
a. Perlindungan terhadap masyarakat agar memperoleh layanan yang
bermutu.
b. Perlindungan dan pedoman peningkatan kualitas anggota.

2.2Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Masa Depan


Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek,
dan kesempatan menerima arus informasi yang padat dan cepat, dan
sebagainya, tentulah memerlukan warga yang mau dan mampu
menghadapi tersebut.
Pengembangan pendidikan yang dalam masyarakat yang sedang
berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan
pendekatan sistematis dan sistematik. Penggarapan pembaruan pendidikan
tersebut harus menyeluruh mulai pada lapis system / nasional, lapis
institusional, samapai pada lapis individual. Pada lapis system secara
nasional telah ditetapkan serangkaian kebijakan yang dituangkan ke dalam
sejumlah perundang-undangan, utamanya UU-RI No. 2 tahun1989 tentang
Sisdiknas beserta serangkaian perturan pelaksanaannya.
Penggarapan pada lapis institusional berkaitan dengan aspek
kelembagaan, seperti kurikulum, struktur dan mekanisme pengelolaan,
sarana prasarana, dan lain-lain. Akhirnya pada lapis individual,
penggarapan upaya pembaruan terkait pada semua personal yang terlibat
dalam pendidikan, utamanya guru dan siswa, meliputi baik pengetahuan
dan keterampilan maupun wawasan serta sikapnya. Keberhasilan
antisipasi terhadap masa depan pada akhirnya ditentukan oleh kualitas
manusia yang dihasilkan oleh pendidikan.
1. Tuntutan bagi Manusia Masa Depan (Manusia modern)
Tantangan yang akan dihadapi manusia masa depan, seperti:
kemampuan menyesuaikan diri dan memanfaatkan peluang globalisasi
dalam berbagai bidang wawasan dan pengetahuan yang memadai tentang
iptek, kemampuan menyaring dan memanfaatkan arus informasi yang
semakin padat dan cepat, dan kemampuan bekerja efisien sebagai cikal
bakal kemampuan professional.
Salah satu ketentuan penting dalam perundang-undangan tersebut
adalah ketetapan pendidikan dasar sembilan tahun, yakni: 6 tahun di SD
dan 3 tahun di SMP.
2. Upaya Mengantisipasi Masa Depan
Dalam penjelasan UU RI No 2 Tahun 1989 dikemukakan sebagai
berikut: “dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional sebagai
pengamalan pancasila di bidang pendidikan, maka pendidikan nasional
mengusahakan: pertama, pembentukan manusia pancasila sebagai manusia
pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mandiri, dan kedua, pemberian
dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia
yang terwujud dalam ketahanan nasional yang tangguh…” (UU,1992:24).
Gagasan dalam menyiapkan garapan pendidikan nasional, seperti
yang disarankan Deliar Noer dan Iskandar Ali Syahbana (1988:376-389):
1. Pendidikan bukan hanya berurusan dengan transmisi dan
keterampilan, tetapi juga berhubungan dengan nilai-nilai.
2. Negara kita adalah Negara kepulauan. Kita bertanggung jawab
untuk melindungi sumber alam tersebut serta memanfaatkannya
sebaik-baiknya untuk kemaslahatan bangsa.
3. Di masa depan mungkin sekali ada perubahan dan fluktuasi yang
berarti dalam penyebaran penduduk. Oleh sebab itu, perlu
dikembangkan system pendidikan yang cukup luwes yang mampu
secara cepat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
4. Di masa depan perlu member peranan yang seluas-luasnya kepada
kaum wanita untuk mendapat kesempatan dalam pendidikan.
5. Tuntutan belajar seumur hidup (life long education) tampaknya
harus mendapat perhatian yang lebih memadai di masa mendatang.
6. Pentingnya media elektronik dalam penyebarluasan pendidikan.
7. Publikasi dan penelitian serta pengembangan sertapengembangan
pendidikan.
Kajian tentang upaya mengantisipasi masa depan melalui
pendidikan akan diarahkan pada :
a. Perubahan Nilai dan Sikap
Nilai merupakan norma, acuan yang seharusnya, dan atau
kaidah yang akan menjadi rujukan perilaku. Nilai-nilai tersebut
dapat bersumber dari berbagai hal, seprti agama, hukum, adat
istiadat, moral dan sebagainya baik yang tertulis maupun yang
tidak.
Salah satu pengaruh nilai-nilai tersebut dalam sikap
(attitude) seseorang. Kalau nilai masih bersifat “umum”, maka
sikap selalu terkait dengan objek tertentu dan disertai dengan
kecendrungan untuk bertindak sesuai dengan sikpap terhadap
objek tersebut (dapat positif ataupun negatif). Dalam sikap
dapat dibedakan menjadi 3 aspek, yakni :
1. Aspek kognitif
2. Aspek afektif
3. Aspek konatif
b. Pengemabangan Kebudayaan
Salah satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan
adalah upaya yang berkaitan dengan pengembangan
kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal yang berkaitan
dengan sarana kehidupan manusia.
Saling pengaruh dalam pengembangan kebudayaan di dunia
ini adalah merupakan hal yang lumrah. Dalam sejarah tercatat
bagaimana puncak kebudayaan pada suatu wilayah tertentu
akan mempengaruhi kebudayaan lain di dunia ini.
c. Pengembangan Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam
mengantisipasi masa depan, karena pendidikan selalu
diorientasikan pada penyiapan peserta didik untuk berperan di
masa yang akan datang.
Menjelang pelaksanaan PJP II , sektor pendidikan telah
meletakkan kerangka dasar pengembangannya melalui
seperangkat perundang-undangan (UU RI No 2 Tahun 1989
beserta peraturan pelaksanaannya). Dengan penetapan
kerangaka dasar tersebut maka pendidikan mempunyai suatu
acuan dalam penyesuaian dengan keadaan yang selalu berubah,
utamanya perkembangan masyarakat, bangsa, dan Negara
Indonesia di masa yang akan datang (UU 1992:27).
Santoso S. Hamijoyo (1990: 33) mengemukakan 5 strategi
dasar dalam era globalisasi tersebut, yakni:
1. Pendidikan untuk Pengembangan Iptek, dipilih terutama
dalam bidang-bidang yang vital.
2. Pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen,
termasuk bahasa-bahasa asing yang relevan utuk hubungan
perdagangan dan politik.
3. Pendidikan untuk pengelolaaan kependudukan, lingkungan,
keluarga berencana, dan kesehatan.
4. Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai, termasuk
filsafat, agama, dan ideologi.
5. Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kerja
kependidikan dan kepelatihan, termasuk pengelola system
pendidikan formal dan non formal.
BAB III

PENUTUP
3.1Kesimpulan
Pendidikan akan menyiapkan peserta didik masyarakat di masa depan.
Oleh karena itu karna keputusan dan tindakan dalam bidang pendidikan
seharusnya berorientasi ke masyarakat masa depan tersebut.
Ciri masyarakat masa depan itu antara lain adalah:
1. Globalisasi, utama nya dalam iptek, ekonomi, lingkungan hidup,
pendidikan, dan sebagai nya.
2. Perkebangan iptek yang makin cepat.
3. Arus komunikasi yang semakin padat dan cepat , yang mengubah
masyarakat menjadi masyarakat informasi.
4. Peningkatan layanan propesional dalam berbagai segi kehidupan
manusia. Usus yang terakhir tersebut, perlu lebih di mantap kan
propesionalisasi tenaga pendidikan.
Berdasarkan perkiraan masyarakat di masa depan tersebut, pendidikan telah
atau sedang mengambil langkah langkah mengantisipasinya, baik pada
lapis system maupun institusional dan individual. Dengan demikian,
pendidikan diharapkan mampu menghasilkan manusia yang dapat
menyesuaikan diri serta mampu mengembangkan masyarakat masa
depan nya itu. Secara khusus dapat di kemukakan beberapa upaya
antisipasi masa depan itu antara lain: perubahan nilai dan sikap,
pengembangan kebudayaan, dan pengembangan sarana pendidikan.

3.2Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat mewujudkan suatu
kemampuan yangdapat berkembang secara optimal dalam pemikiran dan
antisipasi terhadap masyarakat masa depan
DAFTAR PUSTAKA
Dinn, Wahyudin dkk. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta.
Tirtahardja, Umar. 2010. Pengantar Pendidikan. Jakarta. PT RINEKA
CIPTA.
Redja Mudyahardjo. 2010. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT
Radjagrafindo Persada
LAMPIRAN
SOAL

1.Bagaimana cara mengatisisipasi masa depan(Rahmat)?

2.Apa yang harus dilakukan pendidik dalam mengantisipasi masa depan(Era)?

3.Mengapa perkembangan kebudayaan dikatakan sebagai hal yang lumrah(yuni)?

JAWABAN

1. Peningkatan pendidikan usia dini untuk meningkatkan kesiapan mereka


dalam mengikuti pendidikan.Peningkatan perluasan dan pemerataan
pendidikan dasar yang berkualitas, terutama pada masyarakat penduduk
miskin.Peningkatan lulusan pendidikan tinggi untuk memenuhi kebutuhan
dasar kerja serta mampu menciptakan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pengembangan pendidikan informal dalam
keluarga melalui kegiatan mandiri.Peningkatan ketersediaan informasi
pendidikan secara transparan untuk memberikan peluang kepada
masyarakat dalam memilih satuan pendidikan secara sehat. 
2. Untuk menghadapi tantangan masa depan yang globalisasi, IPTEK, arus informasi
yang cepat dan layanan professional, maka diperlukan pembaharuan pendidikan yang
dilakukan secara sistemik dan sistematik, yaitu pendidikan yang dirancang secara
teratur melalui perencanaan yang bertahap dan menyeluruh mulai dari lapisan system
pendidikan nasional, lembaga pendidikan sampai lapis individual

3. perkembangan ini dinilai hal yang lumrah terjadi dimana saja seakan akan tidak
lagi menjadi pembatas dan masuk ke pundi pundi kehidupan budaya lokal,
masuknya budaya ini identik dengan hal hal baru yang belum pernah ada di
masyarakat, bdaya baru tersebut bisa saja bersifat positif dan konstruktif pada
perkebangan manusia, namun disisi lain bisa menjadi bumerang negatif terhadap
kecaunya kemurnian budaya lokal.

Anda mungkin juga menyukai