Dosen Pengampu
Puja dan Puji Syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena atas Asung Kertha Wara Nugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan Modul
Perspektif Global & Problematika Pendidikan. Undang-Undang menyatakan bahwa
pendidik adalah tenaga professional yang mampu membangun pembelajaran yang
menyenakngkan dan sesuai dengan karaketer peserta didik, melakukan bimbingan
dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Dengan demikian, salah satu kompetensi yang mesti dimiliki seorang pendidik adalah
mampu merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif mengikuti
perkembangan jaman.
Modul Perspektif Global & Problematika Pendidikan ini disusun sebagai bahan
ajar bagi mahasiswa di lembaga pendidikan tenaga kependidikan. Penguasaan
terhadap materi buku ini diharapkan memberi mereka kemampuan untuk
melaksanakan pembelajaran yang ideal. Penulis menyadari bahwa di dalam buku ini
mungkin saja masih terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan. Untuk itu masukan
dari pembaca demi perbaikan buku ini di masa yang akan datang sangat diharapkan.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini penulis
ucapkan terima kasih. Kiranya karya ini dapat memberi manfaat kepada pembaca,
dan menorehkan secercah manfaat bagi peningkatan kualitas mahasiswa sebagai
calon pendidik yang profesional.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 53
iii
BAB I
A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan Hakikat dan
Konsep Perspektif Global.
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Hakikat dan Konsep Perspektif Global
2. Dimensi, Manfaat, Tujuan, dan Masalah Perspektif Global
C. URAIAN MATERI
menyeluruh, di mana dunia ini tidak lagi dibatasi oleh batas negara, wilayah, ras,
warna kulit dan sebagainya. Sekarang apa yang dimaksud dengan Perspektif global?
Setelah Anda memahami istilah global seperti diuraikan di atas, maka Anda akan
kami ajak untuk mempelajari tentang perspektif global. Perspektif global adalah suatu
cara pandang dan cara berpikir terhadap suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari
sudut kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia atau internasional. Oleh
karena itu, sikap dan perbuatan kita juga diarahkan untuk kepentingan global. Sebagai
pendidik, kita memerlukan suatu pendekatan yang akan menolong siswa untuk
mengarahkannya kehidupan yang sangat kompleks dan menjauhi pengertian yang
sempit tentang ruang, ras, agama, suku, sejarah dan kebudayaan.
Dengan adanya pengertian yang sempit seperti itulah menyebabkan
munculnya istilah Utara-Selatan, Barat-Timur, Kulit hitam-putih, Dunia I-Dunia II-
Dunia III. Inilah yang menyebabkan dikhotomi yang salah, sehingga timbulnya
pertentangan di dunia. Perspektif global adalah suatu pandangan yang timbul akibat
suatu kesadaran bahwa hidup dan kehidupan ini untuk kepentingan global yang lebih
luas. Dalam cara berpikir seseorang harus berpikir global, dan dalam bertindak dapat
secara lokal (think globally and act locally). Oleh karena itu, harus kita camkan betul
bahwa yang kita lakukan dan perbuat akan mempengaruhi dunia secara global. Hal
ini harus ditanamkan pada diri murid bahwa kehidupan kita ini adalah bagian dari
kehidupan dunia. Kita tidak dapat berkembang tanpa adanya hubungan dan
komunikasi dengan dunia luar, kita hidup karena adanya saling ketergantungan. Oleh
karena itu, sebagai guru seyogianya mempersiapkan diri sebagai komunikator atau
penghubung dengan dunia luar tersebut. Untuk itu maka guru harus:
a) Tertarik dan peduli terhadap kejadian dan kegiatan pada masyarakat lokal,
nasional, dan global.
b) Secara aktif mencari dan menyimpan informasi yang bersifat dunia.
c) Mempunyai sifat terbuka, mau menerima setiap adanya pembaruan.
d) Mampu menyeleksi informasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi sosial budaya masyarakat kita.
Perspektif global adalah suatu pandangan, di mana guru dan murid secara
bersama-sama mengembangkan perspektif dan keterampilan untuk menyelidiki suatu
yang berkaitan dengan isu global. Yang dimaksud dengan isu global antara lain isu
lingkungan, hak asasi manusia, keadilan, studi tentang dunia, dan pengembangan
pendidikan. Peserta didik harus belajar tentang dirinya dan dunia. Untuk dapat
memiliki pandangan global seperti itu, maka Anda sekarang akan kami ajak untuk
memahami terlebih dahulu tentang istilah lain yang berkaitan dengan global yaitu
globalisasi. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan globalisasi tersebut? Dari
istilahnya saja kita sebenarnya dapat memahami bahwa globalisasi mengandung
pengertian proses. Istilah lainnya yang senada adanya strukturisasi yaitu proses
perstrukturan, reformasi proses pembentukan ulang atau pembaharuan, industrialisasi
yaitu proses pengindustrialisasian. Istilah globalisasi saat ini menjadi sangat populer
karena berkaitan dengan gerak pembangunan Indonesia, terutama berkaitan dengan
sistem ekonomi terbuka, dan perdagangan bebas. Era globalisasi ditandai dengan
adanya persaingan yang semakin tajam, padatnya informasi, kuatnya komunikasi, dan
keterbukaan. Tanpa memiliki kemampuan ini maka Indonesia akan tertinggal jauh
2
3
dan terseret oleh arus globalisasi yang demikian dahsyat. Ada beberapa penjelasan
yang dikemukakan oleh para ahli di antaranya adalah John Huckle (Miriam Steiner,
1996) yang menyatakan bahwa globalisasi adalah ”suatu proses dengan mana
kejadian, keputusan dan kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu
konsekuensi, yang signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh”.
3
4
diperlukan kualitas yang tinggi. Dalam era globalisasi adalah era mengejar
keunggulan dan kualitas, sehingga masyarakat menjadi dinamis, aktif dan kreatif.
Sebaliknya, globalisasi juga bisa menjadi ancaman terhadap budaya bangsa.
Globalisasi akan melahirkan budaya global dan akan menjadi ancaman bagi budaya
lokal, atau budaya bangsa. Rendahnya tingkat pendidikan akan menjadi salah satu
penyebab cepatnya masyarakat terseret oleh arus globalisasi dengan menghilangkan
identitas diri atau bangsa.
Sebagai contoh, ”anak remaja” kita dengan cepat meniru potongan rambut,
model pakaian atau perilaku yang tidak cocok dengan jati diri bangsa kita. Globalisasi
ini dapat melanda berbagai bidang kehidupan, Emil Salim (Mimbar, 1989)
mengemukakan ada empat bidang kekuatan yang membuat dunia menjadi semakin
transparan yaitu perkembangan IPTEK yang semakin tinggi, perkembangan bidang
ekonomi yang mengarah pada perdagangan bebas, lingkungan hidup, dan politik.
Pendapat lain dikemukakan oleh Tilaar (1998) Era globalisasi adalah suatu tatanan
kehidupan manusia yang secara global telah melibatkan seluruh umat manusia.
Menurutnya Globalisasi secara khusus memasuki tiga arena penting dalam kehidupan
manusia yaitu ekonomi, politik dan budaya. Hal ini didukung dua kekuatan yaitu
bisnis dan teknologi sebagai tulang punggung globalisasi, maka ketiga arena bidang
kehidupan tersebut menempatkan manusia dan lembaga-lembaganya dengan berbagai
tantangan, kesempatan dan peluang. Gelombang globalisasi dalam bidang tersebut
akan berdampak terhadap bidang lainnya, yaitu bidang sosial terutama karena
didukung oleh kemajuan dalam teknologi transportasi dan komunikasi modern.
Selanjutnya HAR Tilaar, mengemukakan ciri era globalisasi, yaitu adanya era
masyarakat terbuka. Yang dimaksud dengan era masyarakat terbuka dapat dibagi
dalam 2 hal, yaitu:
a) Dalam bidang ekonomi, ditandai dengan adanya pasar bebas, yang menuntut
kemampuan, kreasi yang menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi.
b) Di dalam bidang politik ditandai dengan berkembangnya nilai demokrasi
dalam masyarakat yang demokratis, yaitu suatu masyarakat di mana setiap
anggotanya ikut aktif dalam kehidupan bersama dan menciptakan kehidupan
bersama yang lebih baik.
Sedangkan masyarakat yang demokratis adalah masyarakat yang menghormati
nilai Hak Asasi Manusia (HAM), merupakan masyarakat madani yang hak dan
kewajibannya dihargai dan dijunjung tinggi. Globalisasi melahirkan masyarakat yang
terbuka. Masyarakat tersebut merupakan konsekuensi, dari masyarakat yang
memberikan nilai kepada individu, kepada hak dan kewajiban sehingga semua
manusia mempunyai kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensinya dan
menyumbangkan kemampuannya bagi kemajuan bangsanya. Proses globalisasi akan
melahirkan kesadaran global di mana manusia saat ini merasa satu dengan lainnya,
saling tergantung dan saling membutuhkan, saling memberi dan saling membantu. Ini
dimungkinkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang demikian
cepat sehingga dapat menyatukan umat manusia. Globalisasi ditandai dengan
cepatnya perubahan, oleh karena itu, kita harus menguasai IPTEK. Dalam hal ini
Tilaar mengisyaratkan konsep inovasi yang dituntut dalam era globalisasi, yaitu:
4
5
a) Dalam era globalisasi kita berada pada suatu masyarakat yang terbuka, dan
penuh kompetisi. Ini berarti bahwa masyarakat berada dalam kondisi yang
menghasilkan yang terbaik.
b) Masyarakat di dalam era globalisasi menuntut kualitas yang tinggi baik dalam
jasa, barang, maupun investasi modal. Kualitas berada di ataskuantitas. Era
globalisasi merupakan suatu era informasi dengan sarana-sarananya yang
dikenal sebagai information superhighway. Oleh sebab itu, pemanfaatan
informasi superhighway merupakan suatu kebutuhan masyarakat modern dan
dengan demikian perlu dikuasai masyarakat.
c) Era globalisasi merupakan era komunikasi yang sangat cepat dan canggih.
Oleh sebab itu, penguasaan terhadap sarana-sarana komunikasi seperti bahasa,
merupakan syarat mutlak.
d) Era globalisasi ditandai dengan maraknya kehidupan bisnis. Oleh sebab itu,
kemampuan bisnis, manajer, merupakan tuntutan masyarakat masa depan.
e) Era globalisasi merupakan era teknologi dan oleh sebab itu, anggota-
anggotanya harus melek digital.
Hal tersebut di atas merupakan karakteristik masyarakat kita masa depan. Kalau
karakteristik tersebut tidak kita miliki, dan kita tidak mempersiapkannya maka
globalisasi akan berubah menjadi hantu yang menakutkan. Untuk itu, maka kita harus
meningkatkan kualitas bangsa kita, sehingga dapat melakukan berbagai perubahan
dan inovasi. Ini menjadi tanggung jawab pendidikan. Pendidikan harus dengan cepat
mengantisipasi gelombang globalisasi ini. Para mahasiswa, Anda sekarang telah
mengetahui suatu proses yang amat cepat, yang perlu diantisipasi oleh kita termasuk
Anda sebagai pendidik yaitu proses globalisasi. Namun demikian, Anda jangan
merasa kaget, karena sesungguhnya globalisasi sudah terjadi pada saat perintisan
kemerdekaan bangsa Indonesia, di mana kita dapat melihat bagaimana pengaruh bom
di Hiroshima dan Nagasaki berpengaruh terhadap kemerdekaan Indonesia.
Dikumandangkannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 sangat
mempengaruhi dunia untuk melirik Indonesia.
Kita bukan saja sebagai warga negara Indonesia, akan tetapi juga warga dunia.
Sebagai warga dunia kita mau tidak mau harus mempersiapkan diri dengan cara
membekali diri melalui pendidikan. Penguasaan matematika dan bahasa asing
merupakan tuntutan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Kita tidak dapat mengatakan
biarlah mereka ikut arus globalisasi, tetapi ”saya” tetap seperti ini. Tidak mungkin ini
dapat dilakukan. Anda mau tidak mau akan terseret oleh arus globalisasi. Oleh karena
itu, harus mempersiapkan diri. Pendidikan merupakan salah satu modal untuk terjun
ke era globalisasi. Mata kuliah Perspektif Global merupakan salah satu yang akan
membekali Anda dalam memasuki era globalisasi. Anda sekalian sekarang sudah
mengetahui tentang globalisasi sehingga ini diharapkan dapat mengubah sikap dan
pandangan Anda yang semula berpandangan ke-Indonesiaan, sekarang Anda
memiliki pandangan yang lebih luas yaitu keduniaan.
Apabila Anda telah memiliki wawasan dan pandangan yang demikian luas,
maka Anda sudah memahami perspektif global. Anda sebagai guru harus mampu
menangkap trend (kecenderungan) globalisasi yang demikian hebat. Tentunya Anda
harus mempersiapkan diri sebagai guru global. Untuk menjadi guru global Anda juga
5
6
harus mengetahui istilah lain yaitu pendidikan global. Apa yang dimaksud dengan
pendidikan global? Sebelum kita bahas tentang pendidikan global ini, saya
mengharapkan Anda memahami betul tentang masalah global dan globalisasi yang
sudah diuraikan sebelumnya. Oleh karena itu, pelajari berulang-ulang, agar Anda
memahaminya. Pendidikan global merupakan upaya sistematis untuk membentuk
wawasan dan perspektif para siswa, karena melalui Pendidikan Global para siswa
dibekali materi yang bersifat utuh dan menyeluruh yang berkaitan dengan masalah
global. Pendidikan global menawarkan suatu makna bahwa kita hidup di dalam
masyarakat manusia, suatu perkampungan global di dalam mana manusia
dihubungkan; baik suku, maupun bangsa, dan batas negara tidak menjadi penghalang,
dan merupakan komunalitas dari perbedaan di antara orang-orang yang berbeda
bangsa. Hoopes (Garcia 1977) mengatakan bahwa pendidikan global mempersiapkan
siswa untuk memahami dan mengatasi adanya ketergantungan global dan keragaman
budaya, yang mencakup hubungan, kejadian dan kekuatan yang tidak dapat diisikan
ke dalam batas-batas negara dan budaya. Selanjutnya Hoopes (1997) menjelaskan
bahwa Pendidikan Global memiliki 3 tujuan yaitu:
a) Pendidikan Global memberikan pengalaman yang mengurangi rasa
kedaerahan dan kesukuan. Tujuan ini dapat dicapai melalui mengajarkan
bahan dan menggunakan metode yang memberikan relativisme budaya.
b) Pendidikan Global memberikan pengalaman yang mempersiapkan siswa
untuk mendekatkan diri dengan keragaman global. Kegunaan dari tujuan ini
adalah untuk mendiskusikan tentang relativisme budaya dan keutamaan etika.
c) Pendidikan global memberikan pengalaman tentang mengajar siswa untuk
berpikir tentang mereka sendiri sebagai individu, sebagai warga suatu negara,
dan sebagai anggota masyarakat manusia secara keseluruhan (global citizen).
Pendidikan global mempersiapkan masa depan siswa dengan memberikan
keterampilan analisis dan evaluasi yang luas. Keterampilan ini akan membekali siswa
untuk memahami dan memberi reaksi terhadap isu internasional dan antarbudaya.
Pendidikan global juga mengenalkan siswa dengan berbagai strategi untuk berperan
serta secara lokal, nasional dan internasional. Mata pelajaran harus menyajikan
informasi yang relevan untuk meningkatkan kemampuan terlibat dalam pencaturan
kebijakan publik. Oleh karena itu, Pendidikan Global mengaitkan isu global dengan
kepentingan lokal. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
Global adalah suatu pendidikan yang berusaha untuk meningkatkan kesadaran siswa,
bahwa mereka hidup dan berada pada satu area global yang saling berkaitan. Oleh
karena itu, siswa perlu diberikan informasi tentang keadaan dan sistem global. Para
mahasiswa kini Anda telah memahami 4 istilah yang satu sama lain sangat berkaitan
yaitu istilah ”global, globalisasi, perspektif global dan pendidikan global”.
6
7
1) Ekonomi
Dalam Kegiatan Belajar 1 telah diuraikan bahwa gelombang globalisasi
yang paling besar adalah dalam bidang ekonomi. Globalisasi dalam bidang
ekonomi membawa pengaruh terhadap bidang lain antara lain hukum, budaya,
politik dan bahkan lingkungan. Regionalisasi dalam bidang ekonomi merupakan
awal dari proses globalisasi. ASEAN sebagai suatu kerja sama negara-negara Asia
Tenggara menyadari pentingnya suatu kerja sama dalam bidang perdagangan.
Oleh karena itu, timbullah berbagai kesepakatan antarnegara ASEAN untuk
membentuk lembaga ekonomi regional. Munculnya berbagai lembaga
perekonomian antara bangsa yang menunjukkan bahwa suatu negara tidak dapat
lagi sendirian dalam hidup dan membangun bangsanya. Misalnya, Masyarakat
Ekonomi Eropa (MEE). Asia Pacific Economic Corporation (APEC), AFTA dan
sebagainya. Saat ini, kita merasakan bahwa krisis moneter yang melanda negeri
kita ini, dirasakan pula oleh negara lain di hampir seluruh negara Asia Tenggara
dan Asia Timur termasuk Jepang dan Korea Selatan. Di belahan Eropa, Rusia juga
mengalami krisis serupa. Perubahan kurs mata uang di satu negara akan
mempengaruhi negara lainnya. Sehingga akan merubah arus ekspor dan impor.
Dalam era globalisasi adanya keterbukaan dalam sistem perdagangan yang dikenal
dengan sistem perdagangan bebas. Untuk ini persaingan antara negara satu dengan
7
8
yang lainnya akan sangat ketat. Untuk itu maka kita harus meningkatkan kualitas
semua mata dagangan kita tanpa kecuali. Keterkaitan dan ketergantungan antara
negara semakin besar. Faktor inilah yang mendorong kerja sama antara negara.
Susanto (1997) mencontohkan bahwa negara Asia Timur sangat membutuhkan
pasar di negara maju Eropa dan Amerika. Begitu pula halnya dengan negara
berkembang memiliki ketergantungan ekonomi yang besar terhadap negara maju,
baik sebagai konsumen maupun sebagai produsen. Fenomena seperti ini
menunjukkan bahwa kerja sama ekonomi antaranegara semakin diperlukan baik
secara bilateral, maupun multilateral. Kerja sama seperti ini harus saling
menguntungkan kedua belah pihak, baik sebagai produsen maupun konsumen.
Suatu negara yang akan memasuki era globalisasi mau tidak mau harus berperan
dalam kerja sama ekonomi. Ia harus berperan dalam perdagangan bebas dan pasar
bebas. Kuang-Sheng-Siao (Susanto, 1997) mengemukakan model-model kerja
sama ekonomi seperti berikut:
a) Zona perdagangan bebas, daerah di mana penurunan tarif dan berbagai
hambatan diturunkan secara bersama supaya arus komoditas barang dan jasa
dapat bergerak bebas.
b) Persetujuan tarif; pembentukan sebuah sistem tarif yang sama dipakai untuk
mengeliminasi kompetensi intra regional dan mendukung usaha kerja sama
dalam menghadapi tantangan.
c) Pasar bersama; selain arus bebas dari komoditas dan jasa, bahan baku produk,
tenaga kerja dan modal dapat ditransfer secara bebas.
d) Aliansi ekonomi; harmonisasi total di dalam kesejahteraan sosial, transportasi,
moneter, dan kebijakan ekonomi nasional lainnya.
e) Integrasi ekonomi secara penuh. Menurut Susanto, kerja sama ekonomi
antarnegara terutama di tingkat regional umumnya dari bidang perdagangan,
kemudian memasuki sumber daya dan kebijakan ekonomi regional.
Walaupun dalam pelaksanaannya kerja sama seperti ini tidak selalu berjalan
mulus, karena kondisi dan kepentingan nasional negara masing-masing yang
berbeda-beda. Selain ASEAN sebagai salah satu bentuk kerja sama negara-negara
Asia Tenggara, terdapat bentuk-bentuk kerja sama lainnya dalam bidang ekonomi
antara lain AFTA dan APEC di kawasan Asia, NAFTA di Amerika bagian utara,
dan EEC di Eropa. Selain kerja sama regional terdapat pula kerja sama dunia
seperti ”World Trade Organization” (WTO). Bentuk kerja sama ini masih banyak
namun dalam modul ini akan dibahas model kerja sama yang menyangkut negara
ASEAN. Ini tidak berarti bahwa model kerja sama lainnya tidak penting, namun
sebagai contoh maka dua model kerja sama ekonomi tersebut cukup memberikan
wawasan kepada mahasiswa.
8
9
(AEC), atau kerja sama Ekonomi Asean. Selanjutnya Susanto (1997) menjelaskan
bahwa untuk mempromosikan kerja sama ASEAN ini digunakan tiga alat yaitu:
1) Liberalisasi perdagangan yang telah dinegosiasikan untuk komoditi tertentu.
2) Persetujuan industrial complementarity (penambahan industri) yang
dinegosiasikan melalui inisiatif sektor swasta.
3) Kesepakatan bersama proyek-proyek industri. Untuk selanjutnya, Kerja sama
Ekonomi ASEAN ini terus mencari arah dan berkembang misalnya
membentuk kerja sama Intra ASEAN, dan mengembangkan kebijakan
ekonomi untuk menghadapi mitra dagang dan ekonomi ASEAN.
9
10
2. Geografi
Era pengkotak-kotakan dunia dari sudut pandang geopolitik mulai luntur,
dan tergantikan oleh regionalisme ekonomi yang merupakan cikal-bakal dan
merupakan proses antara menuju masyarakat global. Beberapa perubahan terjadi di
beberapa bagian dunia, misalnya robohnya Tembok Berlin, terpecahnya Uni
Soviet, Yugoslavia, dan Cekoslovakia membawa pengaruh terhadap perubahan
dunia lainnya. Perubahan seperti ini tanpa direncanakan secara matang, akan tetapi
terjadi secara spontan karena adanya pengaruh dari sistem ekonomi global.
Perkembangan ekonomi, politik dan budaya saat ini tidak lagi mengenal batas
geografis. Ini berarti bahwa tidak ada kekuatan dari pemegang otonomi daerah,
negara, bahkan benua untuk membendung globalisasi. Hubungan antara negara
10
11
yang satu dengan lainnya tidak terbatas oleh batas wilayah geografis, batas negara,
atau batas administrasi. Oleh karena itu, globalisasi merupakan penduniaan tanpa
tapal batas. Gejala geografi yang paling dirasakan oleh pengaruh musim, seperti
El- Nino, La-Nina, isu tentang lingkungan, transportasi, kependudukan, dan
masalah pengungsi.
3. PPKn
PPKn merupakan bidang studi atau mata pelajaran yang terdapat pada
kurikulum sekolah dari mulai SD sampai SMU. PPKn ini pada dasarnya
bermuatan materi Pancasila, dan kewarganegaraan, yang melandasi kehidupan
bernegara. Oleh karena itu, dalam pembahasannya akan berkaitan antara lain
dengan ilmu politik, hukum, kenegaraan, demokrasi, dan hak asasi manusia. Ini
erat sekali kaitannya dengan masalah global karena masalahmasalah yang
berkaitan dengan politik dan kenegaraan ini adalah universal seperti hak asasi
manusia, demokrasi, keadilan dan sebagainya tak terlepas dari masalah global.
Negara merupakan bagian penting dari suatu jalinan internasional, oleh karena itu,
peran negara dalam globalisasi sangat besar. Ini disebabkan oleh kemajuan
teknologi, sehingga suatu negara terkomunikasikan melalui berbagai media seperti
satelit, internet, televisi yang mampu menghubungkan suatu tempat dengan tempat
lainnya dengan melewati batas-batas negara. Kita dapat mengakses informasi ke
berbagai sumber yang ada di negara lain secara langsung, misalnya melalui
internet untuk mengetahui koleksi buku-buku di perpustakaan suatu negara, atau
untuk mengetahui program studi yang dibuka di universitas tertentu.
Kita dapat melihat suatu kejadian di belahan dunia tertentu melalu berita
CNN di televisi, kita dapat menghubungi saudara yang menjadi TKI di suatu
negara dengan menggunakan telepon jarak jauh. Komunikasi seperti ini
membuktikan bahwa hubungan-hubungan seperti itu sudah melewati batas negara.
Mobilitas manusia dari suatu negara ke negara lainnya juga dapat dilakukan
dengan mudah, teknologi perhubungan dengan munculnya berbagai pesawat
modern dapat menghubungkan manusia suatu negara dengan negara lainnya
dengan sangat cepat. Banyak warga negara suatu negara yang belajar di luar
negerinya. Ini membuktikan bahwa globalisasi mampu memberikan akses yang
cepat dan tinggi bagi orang yang memiliki kemampuan baik kemampuan
intelektual maupun kemampuan materiil. Dengan pengaruh globalisasi yang pesat,
apakah suatu negara masih mempunyai peran dalam membentuk nilai dan norma
dalam masyarakatnya? Dalam kaitannya dengan ini, Ohmae (Susanto, 1998)
dalam bukunya ”The end of the nation state” menyatakan bahwa peran negara
makin lama makin berkurang dan hilang di era globalisasi ini. Ini disebabkan oleh
timbulnya arus sirkulasi yang dia sebut 4Is (baca: empat I es) yaitu Investment,
Industry, Information Technology, dan Individual Consumer. Dalam investasi kita
melihat bahwa arus modal dapat mengalir melewati batas-batas negara.
Seorang investor dapat menanamkan modalnya di suatu negara tertentu.
Dalam dunia Industri, perusahaan multinasional mengadakan ekspansi ke berbagai
tempat di negara mana saja. Masih ingatkah Anda bahwa industri pesawat terbang
boeing memiliki 6000 perusahaan yang menyebar di negara-negara di seluruh
dunia. Begitu pula dengan individual consumers bahwa mereka dapat saja pergi ke
11
12
suatu negara hanya untuk berbelanja, dengan melewati batas negara. Keadaan
seperti diuraikan tadi merupakan permasalahan yang kita hadapi, yang sebenarnya
sudah berlangsung cukup lama dan akan mempengaruhi terhadap peran suatu
negara. Keadaan tersebut dalam era globalisasi ini jelas mengurangi peran negara.
Namun demikian seperti dikatakan oleh Ohmae apakah peran negara akan benar-
benar hilang? Tentunya ini memerlukan pengkajian yang sangat cermat. Yang
sudah pasti adalah berubahnya peran negara sesuai dengan derasnya arus
globalisasi.
12
13
lambat asal selamat”, ”mangan ora mangan kumpul” dan banyak lagi nilai dan
budaya yang tidak sesuai lagi, ini akan menghambat kemajuan. Dalam kaitannya
dengan kebebasan mengeluarkan pendapat juga telah mulai adanya usulan untuk
membatasi informasi yang diperkirakan akan merusak nilai budaya bangsa seperti
gambar dan cerita yang berbau pornografis. Misalnya, di negara Asia lebih ketat
lagi, di mana sudah adanya usaha (Singapura) untuk memblokir informasi yang
akan merusak wawasan kebangsaan.
c. Memonitor Aktivitas Penggunaan Internet
Melalui pemberi jasa internet (internet providet) agar kalau ada yang
mengambil informasi yang dinilai tidak ”layak” dapat diberikan sanksi. Di
Indonesia, sensor seperti ini sudah mulai dilakukan walaupun tidak seketat di
Singapura. Usaha sensor seperti ini bukan merupakan usaha untuk mempersempit
akses ke internet untuk mencari informasi, akan tetapi berupa pencegahan terhadap
masuknya informasi yang melanggar etika. Para mahasiswa, bagaimana pendapat
Anda dengan adanya perubahan dalam peran Negara tersebut? Dalam era
globalisasi ini ada beberapa peran negara yang berkurang yaitu negara tidak lagi
menjadi poros utama dalam berbagai bidang, tetapi juga muncul peran baru.
Dengan demikian maka peran negara tetap penting, dan setiap negara harus
mengambil posisi dalam peran barunya ini. Namun, semua peran ini berkaitan
dengan negara sebagai partisipan dalam era globalisasi. Secara politis peran negara
bergeser dari penentu dan pembuat wawasan kebangsaan menjadi penjaga
stabilitas dan pengontrol politik baik dalam maupun luar negeri. Perlu disadari
bahwa negara kita berhadapan dengan faktor luar yang sangat kuat dan di luar
kontrol pemerintah kita. Oleh karena itu, peningkatan kerja sama dengan negara
lain dalam segala bidang perlu ditingkatkan. Negara harus bersifat terbuka, karena
kerja sama dalam berbagai bidang menuntut komitmen yang tinggi. Negara harus
beradaptasi dengan sistem yang terus berubah, dan aktif mengikuti dan
mengadakan perubahan. Berdasarkan uraian di atas, kita dapat melihat manfaat
dan kegunaan dari mempelajari perspektif global antara lain seperti berikut:
Meningkatkan wawasan dan kesadaran para guru dan bahkan siswa bahwa
kita bukan hanya penghuni dari satu ”kampung”, provinsi, negara, akan tetapi
penduduk dari satu dunia yang mempunyai ketergantungan satu sama lain.
Oleh karena itu, dalam bersikap dan bertindak harus mencerminkan sebagai
warga negara.
Menambah dan memperluas pengetahuan kita tentang dunia, sehingga kita
dapat mengikuti perkembangan dunia dalam berbagai aspek, terutama dalam
perkembangan IPTEK.
Mengondisikan para mahasiswa untuk berpikir integral bukan general,
sehingga suatu gejala atau masalah dapat ditanggulangi dari berbagai aspek.
Melatih kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap perkembangan dunia
dengan segala aspeknya. Namun dalam pelaksanaannya nanti para guru akan
dihadapkan kepada berbagai masalah. Masalah tersebut antara lain.
13
14
D. RINGKASAN MATERI
Perspektif global adalah suatu pandangan yang timbul akibat suatu kesadaran
bahwa hidup dan kehidupan ini untuk kepentingan global yang lebih luas. Dalam cara
berpikir seseorang harus berpikir global, dan dalam bertindak dapat secara lokal
(think globally and act locally). Oleh karena itu, harus kita camkan betul bahwa yang
kita lakukan dan perbuat akan mempengaruhi dunia secara global. Hal ini harus
ditanamkan pada diri murid bahwa kehidupan kita ini adalah bagian dari kehidupan
dunia. Kita tidak dapat berkembang tanpa adanya hubungan dan komunikasi dengan
dunia luar, kita hidup karena adanya saling ketergantungan. Oleh karena itu, sebagai
guru seyogianya mempersiapkan diri sebagai komunikator atau penghubung dengan
dunia luar tersebut.
F. RAMBU-RAMBU JAWABAN
1. Mendorong mahasiswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan
masalah yang berkaitan dengan masalah global; mendorong para guru untuk
mempelajari masalah yang berkaitan dengan masalah lintas budaya; dan
mengembangkan dan memahami makna perspektif global baik dalam kehidupan
sehari-hari, maupun dalam pengembangan profesinya.
14
15
BAB II
A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu menjelaskan Perspektif
Global dari Sudut Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Lain yang Terkait
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Perspektif Global Dari Visi Geografi, Sejarah Dan Ekonomi
2. Perspektif Global Dari Visi Politik, Sosiologi, Antropologi
3. Perspektif Global Dari IPTEK, Transportasi, Komunikasi, Dan Internasional
C. URAIAN MATERI
1. Perspektif Global Dari Visi Geografi, Sejarah Dan Ekonomi
a) Perspektif Global Dari Visi Geografi
Geografi adalah ilmu tentang keruangan .Konsep ruang dalam Geografi yaitu
permukaan bumi tiga dimensi (darat, air, udara).
Ruang permukaan bumi ukuran dan jaraknya : local, regional, global.
Perspektif local : dari perkampungan satu bersambung menjadi
perkampungan yang lebih luas. Yang menghubungkan : jalan, alat
angkutan, arus barang dan manusia. Suatu wilayah atau kawasan
mengalami perkembangan (pemukiman penduduk, tempat perbelanjaan,
pasar, jalan, jumlah penduduk) menjadi lebih luas.
Perspektif regional : adanya perubahan dalam ruang, misalnya: hutan
menjadi lahan pertanian, pemukiman, kawasan industry, jalan, lapangan
dampak : perubahan tatanan air, tumbuh-tumbuhan, hewan, cuaca. Jakarta,
Bogor, Tangerang, Bekasi sekarang bersambung menjadi Jabotabek
dampak : kehidupan (aspek social, budaya, psikologi maupun politik)
Perspektif Global : Tak ada batas ruang maupun waktu antar Negara-
negara di dunia.Pengaruh dari : kemajuan teknologi dampak : terjadi
interaksi antar Negara, misalnya pakaian, makanan, kesenian dan
perdagangan. Jadi dikatakan hampir 100% geografi berkenaan dengan
penerapan perspektif global. Bukti : “Pemanasan Global” Meningkatnya
karbondioksida efek rumah kaca di atmosfir pemanasan global (suhu
di permukaan bumi naik) pencairan es di kutub permukaan air laut
naik.
15
16
Tokoh agama, nabi, Rasul tidak hanya mempengaruhi umatnya waktu itu,
tetapi menjadi pola perilaku dan teladan secara global.
Tokoh sejarah tidak hanya mempengaruhi ilmu sejarah, tapi juga ilmu yang
lain.
Bangunan Ka’bah (Mekkah), Piramida (Mesir), Tembok Besar (Cina) Taj
Mahal (India), Borobudur (Indonesia) merupakan bangunan “keajaiban
dunia”, tidak hanya bernilai sejarah saja, tapi bernilai global yang
mempersatukan umat.
Perang di berbagai kawasan, terutama perang dunia tidak hanya dilihat dari
dahsyatnya senjata saja dan ngerinya pembunuhan umat manusia tapi
diungkapkan nilai kemanusiaannya.
Pertemuan internasional yang bermakna sejarah, misalnya KAA
menyadarkan masyarakat Asia dan Afrika akan haknya sebagai umat
manusia.
16
17
17
18
Keterangan :
I. Local
II. Nasional/regional
III. Internasional/interregional
IV. Global
18
19
19
20
D. RINGKASAN
Geografi adalah ilmu tentang keruangan .Konsep ruang dalam Geografi yaitu
permukaan bumi tiga dimensi (darat, air, udara). Perspektif Sejarah mengacu pada
konsep waktu (waktu yang telah lampau), tapi dapat dikaji untuk memprediksi
kejadian-kejadian yang akan datang. Ilmu ekonomi adalah suatu studi ilmiah yang
mengkaji bagaimana orang perorang dan kelompok-kelompok masyarakat
menentukan pilihan. Ilmu politik mempelajari Negara, tujuan-tujuan Negara dan
lembaga-lembaga Negara yang melaksakan tujuan, hubungan Negara dengan Negara
yang lain.
F. RAMBU-RAMBU JAWABAN
1. Perkembangan kemajuan dan penggunaan media elektronik (radio, TV,
facsimile, internet) kontak interaksi social umat manusia untuk berkomunikasi juga
makin maju. Makin lama komunikasi menjadi kebutuhan yang tidak bisa lepas dari
kehidupan sehari-hari. Namun bagi kepentingan-kepentingan tertentu yang harus
dirahasiakan, fenomena tidak boleh disebarluaskan, internet juga mengandung
bahaya, jika dimanfaatkan oleh orang-orang jahat untuk membobol bank atau rahasia
perusahaan.
20
21
BAB III
A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu memahami
Pentingnya Kesadaran dan Wawasan dalam Perspektif Global.
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Ragam Hukum
2. Ragam Sastra
3. Ragam Biografi
4. Ragam Jurnalistik
4. Ragam Ilmiah
C. URAIAN MATERI
21
22
Untuk meningkatkan kesadaran mari kita coba untuk memahami mengapa globalisasi
ini bisa terjadi. Salah satu faktor yang mendorong kuatnya globalisasi ini adalah
adanya kemajuan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Teknologi merupakan alat dan jalan, yang penggunaannya sangat tergantung
pada orangnya. Apabila digunakan untuk hal yang negatif maka teknologi menjadi
sesuatu yang jelek dan menakutkan, sebaliknya apabila digunakan untuk kepentingan
yang positif maka teknologi menjadi sesuatu yang baik dan mengasyikkan. Disinilah
pentingnya kesadaran dan wawasan agar teknologi digunakan untuk kepentingan
yang positif.
Sadarkah kita, bahwa di rumah saat ini sudah di penuhi dengan alat dan media
sebagai hasil kemajuan teknologi. Dapatkah kita menolak kehadiran informasi
melalui alat dan teknologi tersebuut? Atau apakah kita mempunyai kekuatan untuk
menolaknya? Kita tidak perlu menolaknya yang penting bagi kita bagaimana kita
mengakomodasikan kedalam pola perilaku sesuai dengan nilai dan budaya kita.
Di sinilah kita memerlukan kesadaran yang tinggi serta wawasan yang luas.
Dengan kesadaran bahwa kita merasakan adanya kebutuhan memahami masalah
global, serta dengan wawasan yang luas kita dapat memilih dan memilah inforamasi
atau nilai mana yang diperlukan dan mana yang tida, mana yang sesuai dengan nilai
budaya kita dan mana yang tidak.
Untuk mendukung kesadaran dan wawasan kita perlukan adanya landasan
seperti :
a. Nasionalisme (Kesadaran Nasional)
Imawan mengutip pendapat Haas (Yaya,1998) bahwa nasionalisme yang
kuat dapat menjadi pilar terhadap pengaruh buruk dariperkembangan teknologi
yang pesat ini. Nasionalisme adalah cinta tanah air dengan prinsip baik buruk
adalah negeriku. Nasionalisme mamapu menangkal perbedaan suku, adat istiadat,
ras dan agama. Namun juga tidak hanya terkait oleh baik dan buruk adalah
negaraku dan bangsaku. Yang baik harus kita ambil dan yang buruk kita
tainggalkan. Kita memiliki kesadaran nasionalisme yang cukup kuat, misalnya
kesetiakawanan social, ketahanan nasional dan musyawarah nasional.
22
23
antara lain penggunaan kamputer dan satelit, dengan ini dapat dengan cepat
menghimpun informasi dunia dengan rinci tentang segala hal misalnya
kekayaan laut, hutan dan lain-lain.
2) Kekuatan kedua adalah kekuatan ekonomi. Ekonomi Global yang terjadi saat
ini demikian kuat. Globalisasi dalam ekonomi namapak sebagai suatu
keterkaitan mata rantaiyang sulit dilepaskan. Krisis moneter yang melanda
Indonesia saat ini tidak terlepasdari kegiatan-kegiatan di Negara-negara
ASEAN dan bahwak dunia.
3) Hal ketiga adalah masalah lingkungan hidup.
4) Keempat adalah politik. Misalnya krisis Teluk dampaknya sangat dirasakn
secara Global di Negara-negara lain, baik segio politik maupun ekonomi.
23
24
24
25
D. RINGKASAN MATERI
Menurut Kamus Filsafat yang ditulis oleh Loren Bagus (1996) bahwa yang
dimaksud dengan kesadaran adalah mengandung arti keinsyafan terhadap ego, diri,
atau benda. Kesadaran adalah kemampuan untuk melihat dirinya sendiri sebagaimana
orang lain dapat melihatnya. Dengan kata lain kesadaran adalah “pengakuan diri”.
Kesadaran muncul dari dalam diri kita sebagai cetusan nurani. Kalau hal ini dikaitkan
dengan perspektif global maka kesadaran di sini adalah pengakuan bahwa kita adalah
bukan semata-mata sebagai warga suatu Negara tetapi juga warga dunia, yang
mempunyai ketergantungan terhadap orang lain dan bangsa lain, serta terhadap alam
sekitar baik secara lokal, nasional, maupun global. Dengan kesadaran itu muncul
suatu pengakuan bahwa masalah global perlu dipelajari, dipahami dan dimanfaatkan
untuk kepentingan bersama, sehingga dalam berpikir, berucap, dan bertindak
menunjukkan dan mencerminkan adanya kepedulian, kepentingan, dan kemanfaatan.
Landasan kesadaran dalam perspektif global dibagi menjadi tiga yaitu nasionalisme,
norma dan agama, nilai budaya dan bangsa. Seorang yang dikatakan sadar terhadap
perspektif global adalah yang berpikiran global namun bertindak lokal.
F. RAMBU-RAMBU JAWABAN
1. Di sinilah kita memerlukan kesadaran yang tinggi serta wawasan yang luas.
Dengan kesadaran bahwa kita merasakan adanya kebutuhan memahami
masalah global, serta dengan wawasan yang luas kita dapat memilih dan
memilah inforamasi atau nilai mana yang diperlukan dan mana yang tidak,
mana yang sesuai dengan nilai budaya kita dan mana yang tidak.
25
26
BAB IV
A. TUJUAN
Setelah Mempelajari Modul Ini, Anda Dapat Memahami Isu-Isu dan Masalah Global
dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Nasional !
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Isu-isu Global Dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Nasional
2. Masalah-Masalah Global Dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Nasional
C. Uraian Materi
1. Isu-isu Global Dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Nasional
Mengenai isu dan masalah global, Merry M. Merryfield (1997:8)
mengemukakan pokok-pokok penduduk dan keluarga berencana (population and
family planning), hak rakyat menentukan pemerintahan sendiri (self determination),
pembangunan (development), hak asasi manusia (human right), emigrasi, imigrasi
dan pengungsian (emigration, immigration and refugees), kepemilikan bersama
secara global (the global commnos), kelaparan dan bahan pangan (bunger and food),
perdamaian dan keamanan (peace and security), prasangka dan diskriminasi
(prejudice and discrimination). Isu dan masalah yang telah dikemukakan tadi, bukan
lagi dirasakan secara local maupun regional, namun kini sudah dirasakan oleh seluruh
dunia. Badan dan lembaga dunia yang merupakan bagian dari PBB maupun yang
berada diluar PBB seperti LSM telah menaruh perhatian yang seriau mengenai hal
tersebut.
a. Penduduk dan Keluarga Berencana
Masalah penduduk merupakan masalah yang sudah mendunia. Persoalan
ketidakseimbangan antara pertumbuhan dan jumlah penduduk dengan
ketersediaan bahan pangan, lapangan kerja serta pamukiman yang merupakan
masalah kesejahteraan, bukan hanya masalah yang menimpa Indonesia
melainkan masalah yang dialami juga oleh Negara-negara di dunia.Salah satu
upaya untuk mengatasi masalah penduduk yaitu dengan melakukan program
Keluarga Berencana (KB) dengan mengatur jumlah anggota keluarga demi
kesejahteraan masing-masing keluarga. Program ini selain merupakan upaya
pemecahan masalah, pada pelaksanaannya juga masih menjadi permasalahan
global.
b. Pembangunan
Pembangunan menurut Bartelmus (1986:3) merupakan proses yang
berupaya memperbaiki kondisi hidup masyarakat, baik kondisi material maupun
non material termasuk kebutuhan fisikal, telah-sedang-akan dilakukan oleh semua
bangsa di dunia ini. Namun karena pelaksanaannya melibatkan semua sumber baik
SDA maupun SDM termasuk kemampuan IPTEKnya, pembangunan masih
26
27
d. Migrasi
Perpindahan penduduk, baik dala emigrasi, imigrasi maupun pengungsian
terjadi dimana-mana di dunia ini. Faktornya bermacam-macam, mulai dari faktor
ekonomi, bencana alam, wabah, politik sampai keamanan. Bagi pelakunya
mungkin merupakan jalan keluar dari masalah yang dialaminya, namun bagi
kawasan yang didatangi mungkin akan menjadikan suatu masalah, karena
mnyangkut tempat penampungan, lapangan kerja, bahan kebutuhan, dan lain-
lainnya. Masalah migrasi ini merupakan suatu maslah global.
e. Lingkungan dan Sumber Daya
Berdasarkan UU RI No.4 tahun 1982, menyatakan bahwa pengertian
lingkungan hidup adalah sebagai berikut : kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya. Pengaruh tersebut dapat berdampak positif dalam arti
makin menjamin kelangsungan hidup dan kesejahteraan, serta dapat pula
berdampak negatif dengan pengertian mengganggu bahkan mengancam
kesejahteraan manusia. Kondisi lingkungan yang negatif ini merupakan suatu
masalah global.
27
28
Sumber daya alam tidak hanya berupa kondisi fisikal alamiah, melainkan juga dapat
berupa SDA dan SDM.
Kandungan, persediaan, penggalian dan pemanfaatan sumber daya, khususnya
sumber daya alam, tidak hanya menyangkut pemerintah serta Negara pemilik sumber
daya alam yang bersangkutan, melainkan juga melibatkan Negara-negara lain yang
berkepentingan. Dalam mekanisme dan dinamika produksi, pemanfaatan,konsumsi
dan perdagangan sumber daya alam terjadi saling ketergantungan dan saling
keterkaitan antar berbagai Negara di dunia yang terus berkembang dari waktu ke
waktu.
28
29
lingkup global yang luas, saling ketergantungan tidak hanya pada bidang ekonomi
saja, namun juga pada bidang sosial, budaya, dan politik. Saling ketergantungan
dalam bidang-bidang kesehatan, kedokteran, keluarga berencana, olah raga, kesenian,
ilmu pengetahuan, teknologi, pemerintahan, kedaulatan rakyat, HAM dan seterusnya,
menjadi tuntutan bagi terciptanya masyarakat global yang selaras, serasi, dan
seimbang.
Kemiskinan yang dialami oleh umat manusia juga merupakan masalah global.
Kontak antar manusia baik secara langsung maupun tidak langsung melalui berbagai
media informasi, juga meningkatkan aspirasi penduduk terhadap kebutuhan hidup
non ekonomi yang antara lain meliputi pendidikan, kesehatan, kesenian, rekreasi dan
sebangsanya. Bagi masyaralat miskin, untuk memenuhi aspirasi yang tarafnya tinggi,
untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic neeeds) yang sangat mendasar, masih sangat
sukar dicapai. Kenyataan tersebut merupakan masalah kemanusiaan yang harus
mendapatkan perhatian, terutama dari mereka yang membuat dan mengambil
kebijakan serta keputusan.
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan penduduk dengan segala
kebutuhan serta aspirasinya, pergeseran nilai, norma dan peraturan, merupakan hal
yang wajar. Oleh karena itu, peninjauan pengembangan dan perubahan peraturan,
hukum serta perundang-undangan merupakan upaya yang wajar dalam
mengakomodasi pertumbuhan dan perkembangan tadi.
Dalam kenyataan hidup, terutama yang dialami oleh anggota masyarakat
lapisan bawah yang lemah, sangat sukar untuk mendapatkan perlakuan dan pelayanan
HAM-nya secara wajar. Pihak yang kuat dan berkuasa tidak jarang melakukan
pelanggaran HAM terhadap mereka yang lemah, baik pada tingkat perorangan,
tingkat kelompok, bangsa maupun negara. Untuk mengatasi pelanggaran atas HAM
tersebut harus dimulai dari tiap individu masing-masing, yang saling menghayati
benar hak dan kewajiban diri sendiri, serta hak dan kewajiban orang lain.
Salah satu nilai yang harus melekat pada diri kita yaitu kemandirian. Dalam
dinamika kerja sama dan saling ketergantungan, kemandirian ini memperkuat
kedudukan kita di tengah-tengah negara bangsa yang lain. Kemandirian merupakan
kekuatan internal yang menjaga diri dari pendiktean permainan pihak lain yang
bermaksud mencari keuntungan dari kelemahan kita.
Manusia selaku individu, keluarga, masyarakat dan bangsa selalu memiliki
keterbatasan, meskipun termasuk ke dalam kelompok serba ada atau kaya. Oleh
karena itu, kerja sama dan saling ketergantungan menjadi tuntutan yang wajar dalam
kehidupan bermasyarakat, terutama dalam kehidupan global. Namun demikian jati
diri dan kemandirian menjadi landasan yang harus melekat pada tiap diri manusia,
baik sebagai individu, keluarga dan masyarakat, maupun sebagai bangsa serta warga
dunia.
D. RINGKASAN MATERI
Mengenai isu dan masalah global, Merry M. Merryfield (1997:8)
mengemukakan pokok-pokok penduduk dan keluarga berencana (population and
family planning), hak rakyat menentukan pemerintahan sendiri (self determination),
pembangunan (development), hak asasi manusia (human right), emigrasi, imigrasi
29
30
F. RAMBU-RAMBU JAWABAN
Masalah penduduk merupakan masalah yang sudah mendunia. Persoalan
ketidakseimbangan antara pertumbuhan dan jumlah penduduk dengan
ketersediaan bahan pangan, lapangan kerja serta pamukiman yang merupakan
masalah kesejahteraan, bukan hanya masalah yang menimpa Indonesia
melainkan masalah yang dialami juga oleh Negara-negara di dunia.Salah satu
upaya untuk mengatasi masalah penduduk yaitu dengan melakukan program
Keluarga Berencana (KB) dengan mengatur jumlah anggota keluarga demi
kesejahteraan masing-masing keluarga. Program ini selain merupakan upaya
pemecahan masalah, pada pelaksanaannya juga masih menjadi permasalahan
global.
30
31
BAB V
A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda dapat memahami dan mengaplikasikan Isu-Isu
Global Dalam Pembelajaran IPS SD
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Isu – Isu Global Dalam Pembelajaran IPS SD
2. Masalah-Masalah Global Dalam Pembelajaran IPS SD
C. URAIAN MATERI
1. Isu – Isu Global Dalam Pembelajaran IPS SD
Telah kita sadari bahwa pengajaran IPS bersumber dari masyarakat yang
meliputi pertumbuhan, perkembangan, kemajuan kehidupan termasuk segala
aspek dengan permasalahannya. Dengan demikian, pengajaran IPS tidak akan
kehabisan materi untuk dibahas dan dipermasalahkan. Materi tersebut bukan
hanya apa yang terjadi hari ini, melainkan juga yang telah terjadi masa yang
lampau, dan lebih jauh pada masa yang akan datang. Ditinjau dari lingkup
wilayahnya meliputi apa yang terjadi setempat secara local, nasional, regional
sampai ke tingkat global. Hal tersebut menjadi perhatian dan lahan garapan
pengajaran IPS.
Perkembangan, perubahan dan kemajuan pengetahuan, kesadaran perilaku,
sikap dan pemikiran manusia saat ini akan berpengaruh terhadap sikap perilaku
dan tindakannya di hari-hari mendatang. Oleh karena itu selaku guru IPS harus
memperhitungkan dan mengantisipasinya.
Beberapa hal yang berkenaan dengan isu-isu global dalam pembelajaran
IPS diantaranya sebagai berikut :
a) Kemajuan dan pemanfaatan IPTEK dalam komunikasi transportasi;
multimedia, kamera dan pemotretan jarak jauh, teropong serta penginderaan
dari satelit, telah memperluas cakrawala pandang manusia yang memperkaya
materi pembelajar IPS
b) Kontak antarmanusia dan arus barang berita dan informasi baik secara fisik
langsung tanpa perantara, maupun tidak langsung melalui berbagai media,
memperluas cara pandang manusia mulai dari tingkat locak, regional sampai
ke tingkat global, untuk membina perspektif global dalam diri manusia.
Proses yang demikian itu merupakan salah satu tugas yang harus diperhatikan
pada pembelajaran IPS
c) Secara alamiah, baik kondisi alam fisik maupun social budaya manusia di
permukaan bumi, tersebar tidak merata dan beraneka ragam. Ketidak
merataan dan keanekaragaman SDA dan SDM ini menjadi dasar terjadinya
penjelajahan, kontak social, perdagangan serta kemajuan cara pandang
manusia terhadap kehidupan baik dalam konteks keruangan maupun dalam
31
32
b) Pembangunan
Masyarakat dan Negara-negara yang miskin yang seharusnya
melakukan pembangunan untuku mengentaskan diri dari kemiskinan, justru
tidak mampu melaksanakannya. Pembangunan sebagai rangkaian kegiatan
perencanaan, pengkajian, uji kelayakan, pengelolaan, pelaksanaan, evaluasi
memerlukan SDM yang handal, dana yang mendukung, dan suasana yang
kondusif. Dengan demikian pembangunan yang seharusnya menjadi upaya
pemecahan masalah, untuk bangsa-bangsa yang terbelakang dan miskin,
justru menjadi masalah. Dalam hal ini SDM dengan kualitas kemampuannya,
menjadi kunci utama.
32
33
d) Migrasi
Migrasi sebgai suatu gerak suatu gerak penduduk yang menjadi masalah
global, yaitu emigrasi (perpindahan penduduk menuju Negara lain yang akan
menetap di Negara baru tersebut), imigrasi (perpindahan penduduk dari suatu
Negara ke dalam negeri tertentu yang diperkirakan akan menetap di negeri
terakhir), dan pengungsian (perpindahan sekelompok penduduk dari suatu
kawasan atau Negara ke kawasan atau Negara lain, karena faktor-faktor
tertentu yang mendesak). Bahwa orang atau orang-orang yang berpindah itu
membawa masalah, masalah ekonomi (lapangan kerja, kekurangan bahan
pangan), masalah politik (perang saudara, perbedaan ideology) masalah atau
bencana alam (banjir, kekeringan, wabah). Bagi kawasan atau Negara yang
didatangi, menjadi masalah karena berkaitan dengan pemenuhan segala
kebutuhan para pendatang, mulai dari tempat tinggal, pekerjaan, bahan
pangan, kriminalitas, dan kemungkinan wahab penyakit yang mereka bawa.
Masalah tersebut membawa dampak luas dalm berbagai aspek kehidupan di
antara dua belah pihak.oleh karena itu, pada tingkat makro, kenyataan
tersebut telah menjadi masalah global.
33
34
manusia, sumber daya alam hayati, sumber daya alam non hayati, dan sumber
daya buatan” . oleh karena itu benda atau fenomena yang sama dapat kita
sebut sebagai lingkungan dan dapat pula kita nyatakan sebagai sumberdaya
tergantung dari sudut pandang yang kita tetapkan.
Sebagai akibat meningkatnya jumlah penduduk manusia dengan segala
kebutuhannya, lingkungan sebagai sumber daya, secara alamiah tidak dapat
lagi menjamin kehidupan manusia tanpa penerapan dan pemanfaatan IPTEK
dalam merekayasa lingkungan sebagai sumber daya, kesejahteraan umat
manusia tidak dapat terjamin. Namun, penerapan dan pemanfaatan IPTEK
tersebut, bermata dua atau dilematis. Secara positif mendatangkang rahmat
dalam arti meningkatkan kesejahteraan manusia. Namun membawa dampak
negatif atau membawa laknat dalam bentuk masalah lingkungan seperti
pencemaran, kekeringan, banjir, tanah longsor dan kenaikan suhu udara
globa. Oleh karena itu, kita umat manusia harus penuh kewaspadaan dalam
menerapkandan memanfaatkan IPTEK.
34
35
D. RINGKASAN MATERI
a) Pertumbuhan penduduk dengan segala kebutuhan hidupnya menjadi
faktor pendorong utama kemajuan dan penerapan IPTEK dalam berbagai
bidang kehidupan.
b) Kemajuan dan penerapan IPTEK elektrik-elektronik menghasilkan
multimedia, menajdi dasar terjadinya revolusi informasi dan masyarakat
global.
c) Kemajuan kondisi fisikal alamiah dan rasial serta kehidupan social
budaya, ekonomi dan politik di permukaan bumi, selain merupakan asset
kesejahteraan kehidupan global, juga menjadi faktor terjadinya konflik
antar masyarakat di dunia.
d) Penerapan IPTEK dalam memanfaatkan sumber daya alam dan
lingkungan selain meningkatkan kesejahteraan hidup umat manusia juga
dapat menimbulkan masalah global.
e) Kewaspadaan terhadap dampak negatif dari proses globalisasi, merupakan
salah satu syarat penyelamatan kepentingan hidup Bangsa Indonesia dari
budaya global.
35
36
BAB VI
MODEL PEMBELAJARAN DAN EVALUASI
PEMBELAJARAN PERSPEKTIF GLOBAL
A. TUJUAN
Setelah Mempelajari Buku Ajar Ini, Anda Dapat Memahami Dan
Mengaplikasikan Model Pembelajaran Dan Evaluasi Pembelajaran Perspektif
Global.
.
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Model Pembelajaran Perspektif Global Dalam IPS SD
2. Evaluasi Pembelajaran Perspektif Global Dalam IPS SD
C. Uraian Materi
1. Model Pembelajaran Perspektif Global Dalam IPS SD
Dalam kehidupan manusia, banyak masalah yang menunjukan pertentangan
(kontroversional) satu kenyataan dengan kenyataan lainnya. Dimulai dari tempat
tinggal masing-masing (lokal), wilayah yang lebih luas seperti tingkat kabupaten dan
provinsi (regional), tingkat bangsa (nasional), antar wilayah negara (antar regional),
sampai ke tingkat dunia (global). Masalah-masalah tersebut meliputi kaya miskin,
perdamaian konflik, saling mempercayai-prasangka, kesepakatan-pertentangan, dan
kelestarian-perusakan.
Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan tempat tinggal (desa-kota) dapat
diamati adanya kemiskinan dan kekumuhan di satu pihak serta kekayaan dan
kemewahan di pihak lain. Masalah yang menunjukan pertentangan ini, di tingkat
regional yang lebih luas dan di tingkat dunia dapat diketahui melalui pemberitaan
surat kabar, penyiaran radio serta berita tayangan TV. Oleh karena itu, media
informasi seperti surat kabar, majalah, radio, TV dan internet menjadi sarana untuk
memperoleh segala informasi mengenai kehidupan sehari-hari, termasuk di dalamnya
masalah-masalah yang kontroversional.
Melalui pengamatan di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan yang lebih
luas, dari berbagai media cetak maupun elektronik kita dapat menyerap informasi di
satu pihak berbicara bahkan membahas masalah perdamaian, namun di pihak lain
pertentangan (konflik) antarkelompok masyarakat, antarsuku bangsa, antarbangsa,
antarpihak-pihak yang berbeda kepentingan ekonomi, sosial dan politik terus
berlangsung. Dalam perbincangan antar elit yang berkuasa dan memegang kebijakan
di tingkat regoinal dan internasional, ada kesepakatan pembatasan senjata nuklir,
kesepakatan pelanggaran batas negara (darat, laut, udara), namun di pihak lain kontak
senjata atau “perang” antarpihak yang bertetangan terus berlangsung.
Pada lingkup lingkungan hidup pecinta alam mencapai kesepakatan tentang
menjaga kelestarian lingkungan hidup. Perbincangan menghasilkan kesepakatan
konsep-konsep pembangunan berwawasan lingkungan, pembangunan ramah
lingkungan, menjaga keanekaragaman hayati, dan lain sebangsanya. Namun di pihak
36
37
lain, perusakan lingkungan berupa pembabatan hutan, penggalian batu dan pasir, dan
berbagai jenis pencemaran terus berlangsung.
Makin banyak jenis dan jumlah serta makin menyebarnya berbagai media
informasi, maik media cetak maupun media elektronik, pengetahuan tentang masalah-
masalah kontroversional yang mengglobal itu makin mudah diperoleh baik orang
dewasa maupun anak-anak pun tidak sukar mendapatkannya. Oleh karena itu, pada
proses pembelajaran berkenaan dengan masalah-masalah kontroversional, pada saat
memulainya, selaku guru IPS dapat menggali dengan mengajukan pertanyaan kepada
murid ‘apakah’ mereka telah mengetahui tentang salah satu masalah kontroversial
yang akan menjadi pembahasan.
Dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran IPS, dan lebih khusus lagi tentang
pembelajaran masalah-masalah kontroversional dalam konteks perspektif global ada
4 komponen yang harus diperhatikan, 4 komponen itu meliputi :
a) Materi (Pokok Bahasan)
Selaku guru IPS untuk menjawab pertanyaan materi pembelajaran yang akan
disajikan pada pengajaran IPS guru harus menggali dan merumuskan materi yang
akan disajikan sesuai dengan tingkat perkembangan murid yang akan
memperoleh materi yang bersangkutan.
Berbicara tentang sumber materi, khususnya tentang masalah-masalah
kontroversional, pertama yang harus dilakukan selaku guru IPS harus mengacu
pada kurikulum yang berlaku. Untuk menambah, mengembangkan dan
memperkaya materi yang ada dalam kurikulum, selaku guru IPS harus menggali
sumber-sumber lainnya. Ke dalam sumber tersebut yang paling utama yaitu
masyarakat dan lingkungan tempat kita dan anak-anak berada. Sumber lain yang
dapat dijangkau dan ada disekitar kita, yaitu bahan bacaan berupa buku, surat
kabar, tabloid dan majalah. Selanjutnya juga media elektronik yang menyiarkan
berita, baik berita nasional maupun dunia.
b) Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran yang akan ditempuh dan dilaksanakan, tidak dapat
dilepaskan dari sifat materi yang akan dibahas, dan produk atau tujuan yang
harus dicapai. Oleh karena itu, metode dan strategi yang akan diterapkan serta
media pengajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, harus
disesuaikan dengan sifat materi dan tujuan yang akan dicapai tadi.
Dari berbagai metode pengajaran dan strategi mengajar sebaiknya guru IPS
dapat menyeleksi dalam penerapan dan penggunaannya sesuai dengan sifat
materi dan tujuan yang akan dicapai.
c) Tujuan Yang Akan Dicapai
Menurut Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan (1956) dalam bukunya
yang berjudul Taxonomy of educational Objectives, mengemukakan 3 aspek
perilaku yang menjadi tujuan pendidikan dan pengajaran, yaitu aspek kognitif,
aspek afektif dan aspek psikomotor.
d) Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi meliputi, non-test dan test. Evaluasi non-test, meliputi
penilaian kegiatan tugas dan penampilan. Penampilan ini menjadi pendorong
37
38
kegairahan dan penciptaan suasana persaingan yang sehat yang menjadi dasar
kemajuan individu siswa dalam mengembangkan dorongan ingin tahu, minat,
membuktikan kenyataan serta dorongan menemukan sendiri hal-hal yang
berkaitan dengan apa yang sedang dipelajarinya.
Evaluasi non-tes ini juga diterapkan pada kesempatan tanya-jawab dan
diskusi untuk menilai berapa jauh para siswa memahami konsep-konsep yang
dikembangkan dalam proses pembelajaran.
Evaluasi tes, dalam bentuk tes tertulis meliputi bentuk uraian (essay) dan
objektif tes. Evaluasi tes ini untuk mengukur berapa jauh penguasaan siswa
terhadap pokok bahasan yang di proses dan disajikan. Penilaian harus dilakukan
secara berkesinambungan dan menyeluruh sehingga menghasilkan tingkat
evaluasi yang komprehensif.
e) Konsep
Mengenai konsep khususnya konsep dalam IPS, James G. Womack
mengemukakan bahwa konsep pada bidang studi IPS adalah suatu kata atau ungkapan
yang berasosiasi dengan suatu sifat yang menonjol dan melekat. Pemahaman dan
penguasaan konsep yang cocok selain bergantung pada sifat-sifat yang melekat juga
tergantung pada makna definisi umum kata yang bersangkutan. Konsep memiliki dua
pengertian, baik pengertian denotative maupun pengertian konotatif. Secara
sederhana pengertian denotative adalah pengertian kata berdasarkan definisi kamus.
Konsep-konsep IPS seperti juga konsep-konsep bidang studi yang lain, memiliki
pengertian konotatif, yaitu pengertian yang lebih tinggi yang harus dilatihkan kepada
para siswa untuk memahaminya.
Dalam konsep perspektif global, ada beberapa konsep yang dapat diketengahkan
disini antara lain saling ketergantungan, perdamaian, kesejahteraan bersama,
kepemilikan bersama dll. Selanjutnya penertian konotatif saling kertergantungan
mengandung makna tidak adanya Negara yang mampu memenuhi segala
kebutuhannya sendiri, kedudukan perdagangan, produsen dan konsumen kerja sama
dan pertukaran tenaga teknik, hubungan antara Negara industry dengan Negara
agraris dan seterusnya. Selanjutnya agar konsep itu melekat pada diri siswa, ia harus
dibinakan pada diri mereka. Oleh karena itu kita sampai pada tahap yang disebut
pembinaan konsep.
1) Pembinaan konsep
Berdasarkan uraian yang dikemukakan oleh James G. Womack pembinaan
konsep itu dapat diartikan sebagai proses pengajaran aspek konotatif dari konsep-
konsep. Proses ini memakan waku yang lama untuk memperkenalkan konsep pada
para siswa daam berbagai kesempatan sehingga seseorang siswa dapat
menemukan sendiri keragaman konotasi dari suatu konsep. Dengan demikian
pembinaan ini merupakan proses pembelajaran, pengertian konotasi konsep secara
luas sampai siswa mampu menangkap pengertiannya dalam arti yang seluas-
luasnya. Apabila berpijak pada asas pembelajaran, pembinaan konsep ini harus
melaui proses dari yang telah diketahui kearah yang akan diketahui; dari yang
mudah kearah yang sukar, dari yang sederhana kearah yang makin pelik; dari yang
konkrit kearah abstrak; dan dari yang dekat kearah yang jauh.
38
39
39
40
40
41
pendidikan dan pengajaran, evaluasi ini menentukan peringkat serta kelulusan peserta
didik dari proses dan program yang dijalaninya.
b) Asas Evaluasi
Asas-asas yang harus diperhatikan dalam melakukan evaluasi meliputi :
i. Asas Kompreherensif atau Asas Keseluruhan
ii. Asas Kesinambungan atau Asas Kontinuitas
iii. Asas Objektivitas
c) Fungsi Evaluasi
a. Mengungkapkan penguasaan peserta didik terhadap materi atau pokok
bahasan yang telah diperoleh dari proses pembelajaran, yang meliputi
pengetahuan, kemampuan berpikir, keterampilan, perasaan dan sikapnya.
b. Menemukan kelemahan –kelemahan materi, metode, media pengajaran, dan
tujuan yang telah dirumuskan. Data hasil evaluasi ini selanjutnya dapat
digunakan untuk memperbaiki dan penyempurnaan tugas pembelajaran
selanjutnya.
c. Mengungkapkan terpenuhi tidaknya tugas guru dalam melakukan
pembelajaran terhadap para peserta didik. Jika dari hasil evaluasi proses
pembelajaran itu terdapat kelemahan-kelemahan atau ada tugas guru yang
tidak terpenuhi, pada pembelajaran berikutnya harus diperbaiki dan
disempurnakan.
d. Mengungkapkan tingkat perkrmabangan peserta didik secara individual, yang
selanjutnya digunakan untuk membimbing pertumbuhan potensinya lebih
lanjut.
d) Tujuan Evaluasi
a. Membuat laporan prestasi peserta didik berkenaan dengan hasil pembelajaran
yang harus diketahui oleh orang masing-masing.
b. Mendapatkan umpan balik hasil evaluasi pembelajaran terhadap keberhasilan
atau ketidak berhasilan kerja dan kinerja guru dalam melaksanakan
pembelajaran.
c. Menemukan faktor-faktor pendorong dan penghambat keberhasilan
pembelajaran, baik yang dilakukan oleh guru maupun oleh para peserta didik.
d. Menyusun program bimbingan individual bagi para peserta didik dalam
mencapai keberhasilan pembelajaran
e. Mengingatkan rangsangan kegiatan pembelajaran kepada para peserta didik.
D. RINGKASAN MATERI
1) Merancang model pembelajaran IPS pada konteks perspektif global di tingkat
SD, tidak dapat dilepaskan dari haikat peserta didik dengan potensi dasar
mentalnya, tingkat perkembangan kemampuan sesuai dengan umur mereka,
dan asas-asas pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan tadi.
2) Pada pembelajaran IPS, khususnya dalam konteks perspektif global, sumber
dan media pembelajaran utama adalah kehidupan masyarakat yang nyata.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK, multimedia hasil kemajuan teknologi
yang meliputi media cetak (surat kabar, tabloid, majalah) dan media
elektronik (radio. TV, video, internet) juga menjadi sumber serta media
pembelajaran yang makin bermakna.
41
42
F. RAMBU-RAMBU JAWABAN
Mengenai konsep khususnya konsep dalam IPS, James G. Womack
mengemukakan bahwa konsep pada bidang studi IPS adalah suatu kata atau
ungkapan yang berasosiasi dengan suatu sifat yang menonjol dan melekat.
Pemahaman dan penguasaan konsep yang cocok selain bergantung pada sifat-
sifat yang melekat juga tergantung pada makna definisi umum kata yang
bersangkutan. Konsep memiliki dua pengertian, baik pengertian denotative
maupun pengertian konotatif. Secara sederhana pengertian denotative adalah
pengertian kata berdasarkan definisi kamus. Konsep-konsep IPS seperti juga
konsep-konsep bidang studi yang lain, memiliki pengertian konotatif, yaitu
pengertian yang lebih tinggi yang harus dilatihkan kepada para siswa untuk
memahaminya.
42
43
BAB VII
MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA DAN SOLUSINYA
A. TUJUAN
Setelah Mempelajari Buku Ajar Ini, Anda Dapat Memahami Masalah Pendidikan Di
Indonesia dan Solusinya.
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Tulisan Argumentasi
2. Tulisan Persuasi
C. URAIAN MATERI
43
44
44
45
45
46
46
47
b) Masalah Kurikulum
Begitu banyak masalah-masalah kurikulum dan pembelajaran yang dialami
Indonesia. Masalah-masalah ini turut andil dalam dampaknya terhadap pembelajaran
dan pendidikan Indonesia. Masalah kurikulum meliputi masalah konsep dan masalah
47
48
48
49
sistem pendidikan juga harus berubah. Dari sisi kebutuhan murid, guru tidak mungkin
seorang diri melayaninya. Untuk memandu proses pembelajaran murid ia dibantu
oleh sejumlah petugas lainnya seperti konselor (guru BP), pustakawan, laboran, dan
teknisi sumber belajar.
Seorang guru diharapkan mampu mengelola proses pembelajaran (sebagai
manajer), menunjukkan tujuan pembelajaran (direktor), mengorganisasikan kegiatan
pembelajaran (koordinator), mengkomunikasikan murid dengan berbagai sumber
belajar (komunikator), menyediakan dan memberikan kemudahan-kemudahan belajar
(fasilitator), dan memberikan dorongan belajar (stimulator).
49
50
50
51
51
52
Kepada masyarakat luar perlu diberikan informasi yang sifatnya memperjalas dan
persuasif tentang makna dari pendidikan dasar. Realisasi dari pelaksanaan pendidikan
dasar ini dilakukan secara bertahap.
D. RINGKASAN MATERI
Di Indonesia sekarang menganut system pendidikan nasional, beberapa
sistem pendidikan Indonesia yang telah dilaksanakan, di antaranya adalah Sistem
Pendidikan yang berorientasi pada nilai, sistem pendidikan terbuka, Sistem
pendidikan beragam, Sistem pendidikan yang efisien dalam pengelolaan waktu,
Sistem pendidikan yang disesuaikan dengan perubahan zaman.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan
di Indonesia yaitu mengenai bagaimana pengupayaan agar semua warga Negara dapat
menikmati kesempatan pendidikan serta pendidikan dapat membekali peserta didik
dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalam kancah
kehidupan bermasyarakat. Jenis-jenis permasalah pokok pendidikan yang
diprioritaskan penanggulangannya di Indonesia yaitu masalah pemerataan
pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan dan masalah
relevansi pendidikan.
Beberapa contoh permasalahan aktual pendidikan di Indonesia yang berkaitan
dengan permasalahan pokok pendidikan dan dapat dibahas dalam makalah ini
diantaranya meliputi masalah keutuhan pencapaian sasaran, masalah kurikulum,
masalah pendidikan dasar 9 tahun dan masalah peranan guru.
E. Rambu-rambu Jawaban
Hal dasar yang sangat dibutuhkan dalam upaya pemerataan pendidikan
Indonesia adalah dana serta birokrasi yang jelas dan mudah. Dana dibutuhkan oleh
pemerintah untuk memperbaiki sarana dan prasana sekolah yang ada di daerah,
membiayai guru yang berkualitas, membangun atau menciptakan sumber daya
manusia di daerah, dan pemberian subsidi supaya seluruh golongan masyarakat dapat
menjangkau biaya pendidikan. Jelas dan mudahnya birokrasi sangat membantu
kelancaran pemeratan pendidikan di setiap pelosok negeri Indonesia.
Demi mewujudkan generasi-generasi bangsa yang cerdas dan berguna bagi
pembangunan, maka pemerintah tentu berfikir keras guna memecahkan permasalahan
pemerataan pendidikan di Indonesia. Untuk itu ada dua cara yang diupayakan yaitu
cara konvensional dan cara inovatif.
52
53
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Alumni IKIP Bandung. (1989). Mimbar Pendidikan Nomor IV Tahun IX:
Dampak Globalisasi terhadap Pendidikan. Bandung: University Press IKIP
Bandung.
Merryfield M.M, Jarchow E., Pichert S, (1997). Preparing Teacher to Teach Global
Perspectives. A Handbook For Teacher Educator. California: Corwin Press Inc.
Naisbit, J. (Drs. Budiyanto, Ed.). (1994). Global Paradox. Jakarta: Binarupa Aksara.
Steiner, M. (Ed). (1996). Developing The Global Teacher: Theory and Practice in
Initial Teacher Education. England: Trentham Books Limited.
Susanto AB. (1997). Visi Global Para Pemimpin: Sinkretisme Peradaban. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Schultze, QJ. (Wahyuni, Terj.). (1991). Menangkan Anak-anak dari Pengaruh Media.
Indonesia: Metanoia.
Yaya, M (Ed.) (1998). Visi Global; Antisipasi Indonesia memasuki Abad ke- 21.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
53