Anda di halaman 1dari 56

MODUL

PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA


PENDIDIKAN

Dosen Pengampu

NI LUH GEDE KARANG WIDIASTUTi, S.Pd.,M.Pd


NIDN: 08-1809-8602

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DWIJENDRA
DENPASAR
2019
KATA PENGANTAR

Puja dan Puji Syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena atas Asung Kertha Wara Nugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan Modul
Perspektif Global & Problematika Pendidikan. Undang-Undang menyatakan bahwa
pendidik adalah tenaga professional yang mampu membangun pembelajaran yang
menyenakngkan dan sesuai dengan karaketer peserta didik, melakukan bimbingan
dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Dengan demikian, salah satu kompetensi yang mesti dimiliki seorang pendidik adalah
mampu merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif mengikuti
perkembangan jaman.
Modul Perspektif Global & Problematika Pendidikan ini disusun sebagai bahan
ajar bagi mahasiswa di lembaga pendidikan tenaga kependidikan. Penguasaan
terhadap materi buku ini diharapkan memberi mereka kemampuan untuk
melaksanakan pembelajaran yang ideal. Penulis menyadari bahwa di dalam buku ini
mungkin saja masih terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan. Untuk itu masukan
dari pembaca demi perbaikan buku ini di masa yang akan datang sangat diharapkan.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini penulis
ucapkan terima kasih. Kiranya karya ini dapat memberi manfaat kepada pembaca,
dan menorehkan secercah manfaat bagi peningkatan kualitas mahasiswa sebagai
calon pendidik yang profesional.

Denpasar, 3 Februari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I HAKIKAT DAN KONSEP PERSPEKTIF GLOBAL ........................... 1


1. Hakikat dan Konsep Perspektif Global ................................................... 1
2. Dimensi, Manfaat, Tujuan, dan Masalah Perspektif Global .................... 6

BAB II PERSPEKTIF GLOBAL DILIHAT DARI SUDUT ILMU-


ILMU SOSIAL DAN ILMU LAIN YANG TERKAIT ......................... 15
1. Perspektif Global Dari Visi Geografi, Sejarah Dan Ekonomi ................. 15
2. Perspektif Global Dari Visi Politik, Sosiologi, Antropologi ................... 16
3. Perspektif Global Dari IPTEK, Transportasi, Komunikasi, Dan
Internasional ............................................................................................ 18

BAB III PENTINGNYA KESADARAN DAN WAWASAN


DALAM PERSPEKTIF GLOBAL ......................................................... 21
1. Pentingnya Kesadaran Dalam Perspektif Global..................................... 21
2. Pentingnya Wawasan Dalam Perspektif Global ..................................... 23

BAB IV ISU-ISU DAN MASALAH GLOBAL DALAM KAITANNYA


DENGAN KEPENTINGAN NASIONAL ............................................. 26
1. Isu-isu Global Dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Nasional............ 26
2. Masalah-Masalah Global Dalam Kaitannya Dengan Kepentingan
Nasional ................................................................................................. 28

BAB V ISU-ISU GLOBAL DALAM PEMBELAJARAN IPS SD .................... 31


1. Isu – Isu Global Dalam Pembelajaran IPS SD ........................................ 31
2. Masalah-Masalah Global Dalam Pembelajaran IPS SD.......................... 32

BAB VI MODEL PEMBELAJARAN DAN EVALUASI


PEMBELAJARAN PERSPEKTIF GLOBAL ....................................... 36
1. Model Pembelajaran Perspektif Global Dalam IPS SD .......................... 36
2. Evaluasi Pembelajaran Perspektif Global Dalam IPS SD ....................... 40

BAB VII MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA DAN


SOLUSINYA ......................................................................................... 43
1. Masalah Pokok Pendidikan di Indonesia ................................................. 43
2. Jenis-jenis Permasalahan Pokok Pendidikan ........................................... 44
3. Permasalahan Aktual Pendidikan Di Indonesia....................................... 47
4. Solusi Masalah Pendidikan di Indonesia ................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 53

iii
BAB I

HAKIKAT DAN KONSEP PERSPEKTIF GLOBAL

A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan Hakikat dan
Konsep Perspektif Global.

B. POKOK-POKOK MATERI
1. Hakikat dan Konsep Perspektif Global
2. Dimensi, Manfaat, Tujuan, dan Masalah Perspektif Global

C. URAIAN MATERI

1. Hakikat Perspektif Global


Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa untuk memahami lebih lanjut
tentang mata kuliah Perspektif Global, terlebih dahulu Anda akan saya ajak untuk
memahami beberapa istilah yang berkaitan dengan Perspektif Global yaitu istilah
global, globalisasi, dan Pendidikan Global. Mungkin Anda sudah sering mendengar
istilah global ini, apa lagi saat ini kita memasuki era globalisasi. Isu global ini
semakin sering kita gunakan.
Jadi, apa yang dimaksud dengan global tersebut? Menurut kamus Bahasa
Inggris Longman Dictionary of Contemporary English, mengartikan global dengan
”concerning the whole earth”. Sesuatu hal yang berkaitan dengan dunia,
internasional, atau seluruh alam jagat raya. Sesuatu hal yang dimaksud di sini dapat
berupa masalah, kejadian, kegiatan atau bahkan sikap. Yang berkaitan dengan
masalah misalnya kebakaran hutan menimbulkan asap dan ini berdampak global di
mana negara lain di Asia Tenggara bahkan seluruh Asia mengalami sesak nafas.
Yang berkaitan dengan kejadian dalam masyarakat dengan adanya ”penculikan:
terhadap para aktivis di Indonesia dapat mempengaruhi opini dunia terhadap bangsa
kita. Seluruh bangsa dunia mempertanyakan hal tersebut. Sedangkan yang berkaitan
dengan kegiatan lainnya dapat kita lihat misalnya India dan Pakistan berlomba-lomba
mengadakan percobaan nuklir, ini akan merangsang negara lain untuk bertindak,
misalnya mengutuk perbuatan tersebut, atau bahkan mengimbangi dengan membuat
nuklir pula.
Program nuklir Iran untuk perdamaian membangkitkan sikap positif dan
negatif dari berbagai negara di dunia. Negara-negara Islam bersifat mendukung
program tersebut, sementara Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa bersikap
negatif terhadapnya. Hal yang dapat mempengaruhi dunia ini bukan saja yang
berkaitan dengan kehidupan politik dan kenegaraan, akan tetapi juga yang bersifat
gangguan lingkungan, seperti penebangan hutan secara liar, polusi udara karena
industri dan sebagainya.
Para mahasiswa, dengan contoh tersebut mudah-mudahan Anda memiliki
gambaran tentang istilah global, sebagai dasar untuk memahami pengertian yang
lebih mendalam tentang Perspektif Global. Jadi global memiliki pengertian
2

menyeluruh, di mana dunia ini tidak lagi dibatasi oleh batas negara, wilayah, ras,
warna kulit dan sebagainya. Sekarang apa yang dimaksud dengan Perspektif global?
Setelah Anda memahami istilah global seperti diuraikan di atas, maka Anda akan
kami ajak untuk mempelajari tentang perspektif global. Perspektif global adalah suatu
cara pandang dan cara berpikir terhadap suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari
sudut kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia atau internasional. Oleh
karena itu, sikap dan perbuatan kita juga diarahkan untuk kepentingan global. Sebagai
pendidik, kita memerlukan suatu pendekatan yang akan menolong siswa untuk
mengarahkannya kehidupan yang sangat kompleks dan menjauhi pengertian yang
sempit tentang ruang, ras, agama, suku, sejarah dan kebudayaan.
Dengan adanya pengertian yang sempit seperti itulah menyebabkan
munculnya istilah Utara-Selatan, Barat-Timur, Kulit hitam-putih, Dunia I-Dunia II-
Dunia III. Inilah yang menyebabkan dikhotomi yang salah, sehingga timbulnya
pertentangan di dunia. Perspektif global adalah suatu pandangan yang timbul akibat
suatu kesadaran bahwa hidup dan kehidupan ini untuk kepentingan global yang lebih
luas. Dalam cara berpikir seseorang harus berpikir global, dan dalam bertindak dapat
secara lokal (think globally and act locally). Oleh karena itu, harus kita camkan betul
bahwa yang kita lakukan dan perbuat akan mempengaruhi dunia secara global. Hal
ini harus ditanamkan pada diri murid bahwa kehidupan kita ini adalah bagian dari
kehidupan dunia. Kita tidak dapat berkembang tanpa adanya hubungan dan
komunikasi dengan dunia luar, kita hidup karena adanya saling ketergantungan. Oleh
karena itu, sebagai guru seyogianya mempersiapkan diri sebagai komunikator atau
penghubung dengan dunia luar tersebut. Untuk itu maka guru harus:
a) Tertarik dan peduli terhadap kejadian dan kegiatan pada masyarakat lokal,
nasional, dan global.
b) Secara aktif mencari dan menyimpan informasi yang bersifat dunia.
c) Mempunyai sifat terbuka, mau menerima setiap adanya pembaruan.
d) Mampu menyeleksi informasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi sosial budaya masyarakat kita.

Perspektif global adalah suatu pandangan, di mana guru dan murid secara
bersama-sama mengembangkan perspektif dan keterampilan untuk menyelidiki suatu
yang berkaitan dengan isu global. Yang dimaksud dengan isu global antara lain isu
lingkungan, hak asasi manusia, keadilan, studi tentang dunia, dan pengembangan
pendidikan. Peserta didik harus belajar tentang dirinya dan dunia. Untuk dapat
memiliki pandangan global seperti itu, maka Anda sekarang akan kami ajak untuk
memahami terlebih dahulu tentang istilah lain yang berkaitan dengan global yaitu
globalisasi. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan globalisasi tersebut? Dari
istilahnya saja kita sebenarnya dapat memahami bahwa globalisasi mengandung
pengertian proses. Istilah lainnya yang senada adanya strukturisasi yaitu proses
perstrukturan, reformasi proses pembentukan ulang atau pembaharuan, industrialisasi
yaitu proses pengindustrialisasian. Istilah globalisasi saat ini menjadi sangat populer
karena berkaitan dengan gerak pembangunan Indonesia, terutama berkaitan dengan
sistem ekonomi terbuka, dan perdagangan bebas. Era globalisasi ditandai dengan
adanya persaingan yang semakin tajam, padatnya informasi, kuatnya komunikasi, dan
keterbukaan. Tanpa memiliki kemampuan ini maka Indonesia akan tertinggal jauh

2
3

dan terseret oleh arus globalisasi yang demikian dahsyat. Ada beberapa penjelasan
yang dikemukakan oleh para ahli di antaranya adalah John Huckle (Miriam Steiner,
1996) yang menyatakan bahwa globalisasi adalah ”suatu proses dengan mana
kejadian, keputusan dan kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu
konsekuensi, yang signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh”.

Ahli lainnya adalah Albrow (Yaya, 1998) mengemukakan bahwa globalisasi


adalah ”.. keseluruhan proses di mana manusia di bumi ini diinkorporasikan
(dimasukkan) ke dalam masyarakat dunia tunggal, masyarakat global. Karena proses
ini bersifat majemuk, maka kita pun memandang globalisasi di dalam kemajemukan”.
Pendapat tersebut menunjukkan kepada kita bahwa globalisasi mengandung unsur
proses, proses atau kegiatan yang berpengaruh terhadap seluruh dunia, dan
melibatkan orang yang heterogen, tetapi memiliki ebutuhan yang sama. Arus
Globalisasi di Indonesia pada mulanya sangat terasa pada aspek ekonomi. Hal ini
ditandai dengan adanya APEC, dan AFTA yang semuanya menjurus pada
perdagangan bebas. Namun, semakin ke depan aspek politik, budaya dan hukum
mulai terasa terutama dengan adanya LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang
bekerja dalam lingkup internasional. Selain itu dalam bidang politik, gaung reformasi
sangat cepat merambat ke seluruh dunia, di mana komentar dan opini internasional
sangat deras masuk keIndonesia. Ini didukung oleh kemajuan teknologi komputer
yang sangat canggih. Demikian pula halnya dalam aspek budaya yang didukung oleh
teknologi elektronik, maka dunia semakin sempit. Setiap hari kita dapat menyaksikan
kejadian-kejadian di seluruh dunia dalam waktu beberapa menit saja. Ahli lainnya
yaitu Hamijoyo, (Mimbar, 1990) menjelaskan ciri-ciri yang berkaitan dengan
globalisasi ini seperti berikut:
a) Globalisasi perlu didukung oleh kecepatan informasi, kecanggihan teknologi,
transportasi dan komunikasi yang diperkuat oleh tatanan organisasi dan
manajemen yang tangguh.
b) Globalisasi telah melampaui batas tradisional geopolitik. Batas tersebut saat
ini harus tunduk pada kekuatan teknologi, ekonomi, sosial politik dan
sekaligus mempertemukan tatanan yang sebelumnya sulit dipertemukan.
c) Adanya saling ketergantungan antarnegara.
d) Pendidikan merupakan bagian dari globalisasi. Penyebaran dalam hal
gagasan, pembaruan dan inovasi dalam struktur, isi dan metode pendidikan
dan pengajaran sudah lama terjadi yang menunjukkan globalisasi. Ini telah
lama terjadi melalui literatur, atau kontak antar pakar dan mahasiswa.
Sebagaimana sudah diutarakan pada bagian awal modul ini, bahwa globalisasi
menunjukkan dunia yang semakin sempit, ketergantungan antara bangsa semakin
besar. Globalisasi adalah proses penduniaan, artinya segala aktivitas diperhitungkan
untuk kepentingan dunia. Ini disebabkan oleh saat ini tidak ada lagi suatu bangsa
yang homogen dan statis. Setiap bangsa berkembang berkat interaksi dengan bangsa
lainnya. Kita harus terbuka dengan dunia luar, tetapi kita harus tetap kokoh dengan
akar budaya bangsa kita. Globalisasi mempunyai dampak baik positif maupun
negatif. Sebagaimana dikemukakan oleh Tilaar (1998) bahwa dampak positifnya akan
menyebabkan munculnya masyarakat megakompetisi, di mana setiap orang berlomba
untuk berbuat yang terbaik untuk mencapai yang terbaik pula. Untuk berkompetisi ini

3
4

diperlukan kualitas yang tinggi. Dalam era globalisasi adalah era mengejar
keunggulan dan kualitas, sehingga masyarakat menjadi dinamis, aktif dan kreatif.
Sebaliknya, globalisasi juga bisa menjadi ancaman terhadap budaya bangsa.
Globalisasi akan melahirkan budaya global dan akan menjadi ancaman bagi budaya
lokal, atau budaya bangsa. Rendahnya tingkat pendidikan akan menjadi salah satu
penyebab cepatnya masyarakat terseret oleh arus globalisasi dengan menghilangkan
identitas diri atau bangsa.
Sebagai contoh, ”anak remaja” kita dengan cepat meniru potongan rambut,
model pakaian atau perilaku yang tidak cocok dengan jati diri bangsa kita. Globalisasi
ini dapat melanda berbagai bidang kehidupan, Emil Salim (Mimbar, 1989)
mengemukakan ada empat bidang kekuatan yang membuat dunia menjadi semakin
transparan yaitu perkembangan IPTEK yang semakin tinggi, perkembangan bidang
ekonomi yang mengarah pada perdagangan bebas, lingkungan hidup, dan politik.
Pendapat lain dikemukakan oleh Tilaar (1998) Era globalisasi adalah suatu tatanan
kehidupan manusia yang secara global telah melibatkan seluruh umat manusia.
Menurutnya Globalisasi secara khusus memasuki tiga arena penting dalam kehidupan
manusia yaitu ekonomi, politik dan budaya. Hal ini didukung dua kekuatan yaitu
bisnis dan teknologi sebagai tulang punggung globalisasi, maka ketiga arena bidang
kehidupan tersebut menempatkan manusia dan lembaga-lembaganya dengan berbagai
tantangan, kesempatan dan peluang. Gelombang globalisasi dalam bidang tersebut
akan berdampak terhadap bidang lainnya, yaitu bidang sosial terutama karena
didukung oleh kemajuan dalam teknologi transportasi dan komunikasi modern.
Selanjutnya HAR Tilaar, mengemukakan ciri era globalisasi, yaitu adanya era
masyarakat terbuka. Yang dimaksud dengan era masyarakat terbuka dapat dibagi
dalam 2 hal, yaitu:
a) Dalam bidang ekonomi, ditandai dengan adanya pasar bebas, yang menuntut
kemampuan, kreasi yang menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi.
b) Di dalam bidang politik ditandai dengan berkembangnya nilai demokrasi
dalam masyarakat yang demokratis, yaitu suatu masyarakat di mana setiap
anggotanya ikut aktif dalam kehidupan bersama dan menciptakan kehidupan
bersama yang lebih baik.
Sedangkan masyarakat yang demokratis adalah masyarakat yang menghormati
nilai Hak Asasi Manusia (HAM), merupakan masyarakat madani yang hak dan
kewajibannya dihargai dan dijunjung tinggi. Globalisasi melahirkan masyarakat yang
terbuka. Masyarakat tersebut merupakan konsekuensi, dari masyarakat yang
memberikan nilai kepada individu, kepada hak dan kewajiban sehingga semua
manusia mempunyai kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensinya dan
menyumbangkan kemampuannya bagi kemajuan bangsanya. Proses globalisasi akan
melahirkan kesadaran global di mana manusia saat ini merasa satu dengan lainnya,
saling tergantung dan saling membutuhkan, saling memberi dan saling membantu. Ini
dimungkinkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang demikian
cepat sehingga dapat menyatukan umat manusia. Globalisasi ditandai dengan
cepatnya perubahan, oleh karena itu, kita harus menguasai IPTEK. Dalam hal ini
Tilaar mengisyaratkan konsep inovasi yang dituntut dalam era globalisasi, yaitu:

4
5

a) Dalam era globalisasi kita berada pada suatu masyarakat yang terbuka, dan
penuh kompetisi. Ini berarti bahwa masyarakat berada dalam kondisi yang
menghasilkan yang terbaik.
b) Masyarakat di dalam era globalisasi menuntut kualitas yang tinggi baik dalam
jasa, barang, maupun investasi modal. Kualitas berada di ataskuantitas. Era
globalisasi merupakan suatu era informasi dengan sarana-sarananya yang
dikenal sebagai information superhighway. Oleh sebab itu, pemanfaatan
informasi superhighway merupakan suatu kebutuhan masyarakat modern dan
dengan demikian perlu dikuasai masyarakat.
c) Era globalisasi merupakan era komunikasi yang sangat cepat dan canggih.
Oleh sebab itu, penguasaan terhadap sarana-sarana komunikasi seperti bahasa,
merupakan syarat mutlak.
d) Era globalisasi ditandai dengan maraknya kehidupan bisnis. Oleh sebab itu,
kemampuan bisnis, manajer, merupakan tuntutan masyarakat masa depan.
e) Era globalisasi merupakan era teknologi dan oleh sebab itu, anggota-
anggotanya harus melek digital.

Hal tersebut di atas merupakan karakteristik masyarakat kita masa depan. Kalau
karakteristik tersebut tidak kita miliki, dan kita tidak mempersiapkannya maka
globalisasi akan berubah menjadi hantu yang menakutkan. Untuk itu, maka kita harus
meningkatkan kualitas bangsa kita, sehingga dapat melakukan berbagai perubahan
dan inovasi. Ini menjadi tanggung jawab pendidikan. Pendidikan harus dengan cepat
mengantisipasi gelombang globalisasi ini. Para mahasiswa, Anda sekarang telah
mengetahui suatu proses yang amat cepat, yang perlu diantisipasi oleh kita termasuk
Anda sebagai pendidik yaitu proses globalisasi. Namun demikian, Anda jangan
merasa kaget, karena sesungguhnya globalisasi sudah terjadi pada saat perintisan
kemerdekaan bangsa Indonesia, di mana kita dapat melihat bagaimana pengaruh bom
di Hiroshima dan Nagasaki berpengaruh terhadap kemerdekaan Indonesia.
Dikumandangkannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 sangat
mempengaruhi dunia untuk melirik Indonesia.
Kita bukan saja sebagai warga negara Indonesia, akan tetapi juga warga dunia.
Sebagai warga dunia kita mau tidak mau harus mempersiapkan diri dengan cara
membekali diri melalui pendidikan. Penguasaan matematika dan bahasa asing
merupakan tuntutan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Kita tidak dapat mengatakan
biarlah mereka ikut arus globalisasi, tetapi ”saya” tetap seperti ini. Tidak mungkin ini
dapat dilakukan. Anda mau tidak mau akan terseret oleh arus globalisasi. Oleh karena
itu, harus mempersiapkan diri. Pendidikan merupakan salah satu modal untuk terjun
ke era globalisasi. Mata kuliah Perspektif Global merupakan salah satu yang akan
membekali Anda dalam memasuki era globalisasi. Anda sekalian sekarang sudah
mengetahui tentang globalisasi sehingga ini diharapkan dapat mengubah sikap dan
pandangan Anda yang semula berpandangan ke-Indonesiaan, sekarang Anda
memiliki pandangan yang lebih luas yaitu keduniaan.
Apabila Anda telah memiliki wawasan dan pandangan yang demikian luas,
maka Anda sudah memahami perspektif global. Anda sebagai guru harus mampu
menangkap trend (kecenderungan) globalisasi yang demikian hebat. Tentunya Anda
harus mempersiapkan diri sebagai guru global. Untuk menjadi guru global Anda juga

5
6

harus mengetahui istilah lain yaitu pendidikan global. Apa yang dimaksud dengan
pendidikan global? Sebelum kita bahas tentang pendidikan global ini, saya
mengharapkan Anda memahami betul tentang masalah global dan globalisasi yang
sudah diuraikan sebelumnya. Oleh karena itu, pelajari berulang-ulang, agar Anda
memahaminya. Pendidikan global merupakan upaya sistematis untuk membentuk
wawasan dan perspektif para siswa, karena melalui Pendidikan Global para siswa
dibekali materi yang bersifat utuh dan menyeluruh yang berkaitan dengan masalah
global. Pendidikan global menawarkan suatu makna bahwa kita hidup di dalam
masyarakat manusia, suatu perkampungan global di dalam mana manusia
dihubungkan; baik suku, maupun bangsa, dan batas negara tidak menjadi penghalang,
dan merupakan komunalitas dari perbedaan di antara orang-orang yang berbeda
bangsa. Hoopes (Garcia 1977) mengatakan bahwa pendidikan global mempersiapkan
siswa untuk memahami dan mengatasi adanya ketergantungan global dan keragaman
budaya, yang mencakup hubungan, kejadian dan kekuatan yang tidak dapat diisikan
ke dalam batas-batas negara dan budaya. Selanjutnya Hoopes (1997) menjelaskan
bahwa Pendidikan Global memiliki 3 tujuan yaitu:
a) Pendidikan Global memberikan pengalaman yang mengurangi rasa
kedaerahan dan kesukuan. Tujuan ini dapat dicapai melalui mengajarkan
bahan dan menggunakan metode yang memberikan relativisme budaya.
b) Pendidikan Global memberikan pengalaman yang mempersiapkan siswa
untuk mendekatkan diri dengan keragaman global. Kegunaan dari tujuan ini
adalah untuk mendiskusikan tentang relativisme budaya dan keutamaan etika.
c) Pendidikan global memberikan pengalaman tentang mengajar siswa untuk
berpikir tentang mereka sendiri sebagai individu, sebagai warga suatu negara,
dan sebagai anggota masyarakat manusia secara keseluruhan (global citizen).
Pendidikan global mempersiapkan masa depan siswa dengan memberikan
keterampilan analisis dan evaluasi yang luas. Keterampilan ini akan membekali siswa
untuk memahami dan memberi reaksi terhadap isu internasional dan antarbudaya.
Pendidikan global juga mengenalkan siswa dengan berbagai strategi untuk berperan
serta secara lokal, nasional dan internasional. Mata pelajaran harus menyajikan
informasi yang relevan untuk meningkatkan kemampuan terlibat dalam pencaturan
kebijakan publik. Oleh karena itu, Pendidikan Global mengaitkan isu global dengan
kepentingan lokal. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
Global adalah suatu pendidikan yang berusaha untuk meningkatkan kesadaran siswa,
bahwa mereka hidup dan berada pada satu area global yang saling berkaitan. Oleh
karena itu, siswa perlu diberikan informasi tentang keadaan dan sistem global. Para
mahasiswa kini Anda telah memahami 4 istilah yang satu sama lain sangat berkaitan
yaitu istilah ”global, globalisasi, perspektif global dan pendidikan global”.

2. Dimensi, Manfaat, Tujuan, dan Masalah Perspektif Global


Sebagaimana sudah dikemukakan bahwa kita memang harus terbuka, tetapi kita
juga dapat menyeleksi apakah pengaruh dan arus dari luar itu dapat kita terima sesuai
dengan nilai budaya kita. Sebaliknya nilai budaya kita yang menghambat proses
globalisasi harus kita tinggalkan. Dalam kaitannya dengan budaya dalam globalisasi
ini, Makagiansar (Mimbar, 1990) mengajukan empat dimensi, yaitu:

6
7

a) Afirmasi atau penegasan dari dimensi budaya dalam proses pembangunan


bangsa dan masyarakat. Pembangunan akan hampa jika tidak diilhami oleh
kebudayaan bangsanya. Nilai budaya suatu bangsa menjadi landasan bagi
pembangunan suatu negara, serta merupakan alat seleksi bagi pengaruh luar
yang sudah tak terkendali lagi.
b) Mereafirmasi dan mengembangkan identitas budaya dan setiap kelompok
manusia berhak diakui identitas budayanya.
c) Partisipasi, bahwa dalam pengembangan suatu bangsa dan negara partisipasi
dari masyarakat sangat diperlukan. Partisipasi rakyat ini bukan hanya dari
sekelompok atau beberapa kelompok masyarakat saja, akan tetapi dari seluruh
masyarakat bangsa ini.
d) Memajukan kerja sama budaya antarbangsa. Ini dimaksudkan agar adanya
saling mengisi, saling mengilhami sehingga adanya kemajuan dan
peningkatan antarbudaya bangsa.
Saat ini tidak ada suatu bangsa pun yang statis dan homogen. Setiap bangsa
berkembang karena adanya interaksi dengan bangsa lain. Dengan demikian maka
sistem nilai budaya dan nilai lainnya akan saling mempengaruhi satu sama lain.
Berdasarkan hal tersebut maka sistem pembelajaran interdisiplin ilmu sangat
dibutuhkan untuk mengantisipasi globalisasi yang demikian cepat tersebut. IPS
merupakan bidang ilmu antardisiplin, sehingga melalui IPS perspektif global dapat
ditumbuhkembangkan. Marilah kita melihat satu per satu dari disiplin IPS ini
walaupun dalam pembahasannya akan selalu terkait dengan disiplin ilmu lainnya baik
dalam rumpun IPS maupun di luar IPS. Ini disebabkan oleh suatu masalah tidak dapat
ditinjau dari satu disiplin ilmu saja. Selain itu masalah global berkaitan dengan
seluruh aspek kehidupan dan bidang ilmu. Berikut ini akan diuraikan contoh bidang
IPS yang berkaitan dengan masalah globalisasi.

1) Ekonomi
Dalam Kegiatan Belajar 1 telah diuraikan bahwa gelombang globalisasi
yang paling besar adalah dalam bidang ekonomi. Globalisasi dalam bidang
ekonomi membawa pengaruh terhadap bidang lain antara lain hukum, budaya,
politik dan bahkan lingkungan. Regionalisasi dalam bidang ekonomi merupakan
awal dari proses globalisasi. ASEAN sebagai suatu kerja sama negara-negara Asia
Tenggara menyadari pentingnya suatu kerja sama dalam bidang perdagangan.
Oleh karena itu, timbullah berbagai kesepakatan antarnegara ASEAN untuk
membentuk lembaga ekonomi regional. Munculnya berbagai lembaga
perekonomian antara bangsa yang menunjukkan bahwa suatu negara tidak dapat
lagi sendirian dalam hidup dan membangun bangsanya. Misalnya, Masyarakat
Ekonomi Eropa (MEE). Asia Pacific Economic Corporation (APEC), AFTA dan
sebagainya. Saat ini, kita merasakan bahwa krisis moneter yang melanda negeri
kita ini, dirasakan pula oleh negara lain di hampir seluruh negara Asia Tenggara
dan Asia Timur termasuk Jepang dan Korea Selatan. Di belahan Eropa, Rusia juga
mengalami krisis serupa. Perubahan kurs mata uang di satu negara akan
mempengaruhi negara lainnya. Sehingga akan merubah arus ekspor dan impor.
Dalam era globalisasi adanya keterbukaan dalam sistem perdagangan yang dikenal
dengan sistem perdagangan bebas. Untuk ini persaingan antara negara satu dengan

7
8

yang lainnya akan sangat ketat. Untuk itu maka kita harus meningkatkan kualitas
semua mata dagangan kita tanpa kecuali. Keterkaitan dan ketergantungan antara
negara semakin besar. Faktor inilah yang mendorong kerja sama antara negara.
Susanto (1997) mencontohkan bahwa negara Asia Timur sangat membutuhkan
pasar di negara maju Eropa dan Amerika. Begitu pula halnya dengan negara
berkembang memiliki ketergantungan ekonomi yang besar terhadap negara maju,
baik sebagai konsumen maupun sebagai produsen. Fenomena seperti ini
menunjukkan bahwa kerja sama ekonomi antaranegara semakin diperlukan baik
secara bilateral, maupun multilateral. Kerja sama seperti ini harus saling
menguntungkan kedua belah pihak, baik sebagai produsen maupun konsumen.
Suatu negara yang akan memasuki era globalisasi mau tidak mau harus berperan
dalam kerja sama ekonomi. Ia harus berperan dalam perdagangan bebas dan pasar
bebas. Kuang-Sheng-Siao (Susanto, 1997) mengemukakan model-model kerja
sama ekonomi seperti berikut:
a) Zona perdagangan bebas, daerah di mana penurunan tarif dan berbagai
hambatan diturunkan secara bersama supaya arus komoditas barang dan jasa
dapat bergerak bebas.
b) Persetujuan tarif; pembentukan sebuah sistem tarif yang sama dipakai untuk
mengeliminasi kompetensi intra regional dan mendukung usaha kerja sama
dalam menghadapi tantangan.
c) Pasar bersama; selain arus bebas dari komoditas dan jasa, bahan baku produk,
tenaga kerja dan modal dapat ditransfer secara bebas.
d) Aliansi ekonomi; harmonisasi total di dalam kesejahteraan sosial, transportasi,
moneter, dan kebijakan ekonomi nasional lainnya.
e) Integrasi ekonomi secara penuh. Menurut Susanto, kerja sama ekonomi
antarnegara terutama di tingkat regional umumnya dari bidang perdagangan,
kemudian memasuki sumber daya dan kebijakan ekonomi regional.
Walaupun dalam pelaksanaannya kerja sama seperti ini tidak selalu berjalan
mulus, karena kondisi dan kepentingan nasional negara masing-masing yang
berbeda-beda. Selain ASEAN sebagai salah satu bentuk kerja sama negara-negara
Asia Tenggara, terdapat bentuk-bentuk kerja sama lainnya dalam bidang ekonomi
antara lain AFTA dan APEC di kawasan Asia, NAFTA di Amerika bagian utara,
dan EEC di Eropa. Selain kerja sama regional terdapat pula kerja sama dunia
seperti ”World Trade Organization” (WTO). Bentuk kerja sama ini masih banyak
namun dalam modul ini akan dibahas model kerja sama yang menyangkut negara
ASEAN. Ini tidak berarti bahwa model kerja sama lainnya tidak penting, namun
sebagai contoh maka dua model kerja sama ekonomi tersebut cukup memberikan
wawasan kepada mahasiswa.

a) Asean Free Trade Areas (AFTA)


AFTA adalah salah satu perwujudan kerja sama ekonomi regional, Asia Tenggara
dalam rangka perdagangan bebas. Pembentukan AFTA ini dirasakan sangat
penting oleh negara-negara ASEAN karena dianggap dapat menguntungkan.
Selain itu, AFTA merupakan perwujudan kerja sama ASEAN dalam bidang
ekonomi khususnya perdagangan yaitu sebagai Asean Economic Cooperation

8
9

(AEC), atau kerja sama Ekonomi Asean. Selanjutnya Susanto (1997) menjelaskan
bahwa untuk mempromosikan kerja sama ASEAN ini digunakan tiga alat yaitu:
1) Liberalisasi perdagangan yang telah dinegosiasikan untuk komoditi tertentu.
2) Persetujuan industrial complementarity (penambahan industri) yang
dinegosiasikan melalui inisiatif sektor swasta.
3) Kesepakatan bersama proyek-proyek industri. Untuk selanjutnya, Kerja sama
Ekonomi ASEAN ini terus mencari arah dan berkembang misalnya
membentuk kerja sama Intra ASEAN, dan mengembangkan kebijakan
ekonomi untuk menghadapi mitra dagang dan ekonomi ASEAN.

b) Asian Pasific Economic Cooperation (APEC)


APEC merupakan kerja sama antarnegara Pasific termasuk Kanada dan Amerika.
Oleh karena itu, Indonesia selain sebagai anggota AFTA juga sebagai anggota
APEC. Masih segar dalam ingatan kita bahwa konferensi APEC dilaksanakan di
Istana Bogor pada tahun 1995. Dan kita sebagai bangsa Indonesia merasa bangga
atas prestasi tersebut. Menurut Kuang-Sheng Siao (Susanto, 1998), APEC
dicetuskan oleh East-Wast Center di Hawai yang menginginkan kerja sama
ekonomi negaranegaraPasifik. Amerika dan Jepang sangat mendukung gagasan
ini, karena mereka sangat berkepentingan dan APEC dipandang sebagai
penyeimbang kekuatan ekonomi antara Jepang, Barat dan Timur. APEC dibentuk
pada tahun 1989 di Canberra Australia. Pada mulanya Indonesia juga tidak terlalu
antusias dengan dibentuknya APEC ini, karena dikuatirkan menjadi alat negara
tertentu untuk menekan Indonesia untuk membuka pasar. Namun pada akhirnya
Indonesia juga melihat adanya peluang bahwa suksesnya perwujudan APEC
dilihat dari tiga sisi (Susanto, 1998).
 Pendekatan yang pragmatis dalam penerapan area-area substansialm yang
terdapat di dalamnya untuk kepentingan bersama.
 Pendekatan yang sensitif terhadap model-model pelaksanaan APEC.
 Konsultasi dan lobi yang ulet oleh Australia dalam pengembangan konsep
APEC.
Selanjutnya Susanto menjelaskan bahwa pada dasarnya APEC bukan area
perdagangan bebas ataupun blok perdagangan. APEC harus dilihat sebagai
peluang langkah kerja sama yang bersifat terbuka dan bebas di mana negara
masing-masing menyiapkan rencana liberalisasi ekonomi sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Selain itu, Luhulima, dan Pengestu (Susanto, 1998)
menyatakan bahwa proses keputusan juga diambil melalui proses konsultasi dan
konsensus. Jadi APEC hanya merupakan forum kerja sama terbuka dan bebas di
antara negara-negara anggota. Jadi APEC tidak mempunyai kekuatan hukum.
Prinsip APEC menurut Susanto yang mengutip pendapat Luhulima adalah:
 Tujuan APEC adalah untuk mempertahankan pertumbuhan dan
pengembangan dalam regional untuk meningkatkan standar kehidupan dan
pertumbuhan ekonomi dunia.
 APEC seharusnya memperkuat sistem perdagangan multilateral dan
menghindari pembentukan blok perdagangan regional.

9
10

 APEC sebaiknya berkonsentrasi pada isu-isu ekonomi untuk meningkatkan


kepentingan kerja sama dan mempromosikan interdependensi konstruktif
dengan memperlancar arus barang, jasa, modal, dan teknologi.

Berdasarkan prinsip keterbukaan, ruang lingkup kerja APEC menjadi luas


dan meliputi pertukaran informasi dan konsultasi mengenai kebijakan untuk
mempertahankan pembangunan, promosi penyesuaian dan memperkecil disparitas
ekonomi, serta memberikan kontribusi terhadap perkembangan ekonomi global
dan pembangunan; promosi perdagangan regional, investasi, pengembangan
sumber daya manusia dan transfer teknologi.
Pada Pertemuan Tingkat Tinggi di Bogor, sebagaimana dikemukakan Luhulima
(Susanto, 1998) mengeluarkan Deklarasi Bogor tentang prinsip APEC seperti
berikut:
 Mengadopsi sebuah program komprehensif untuk merealisasikan perdagangan
bebas dan terbuka di kawasan Asia Pasifik melalui adopsi cita-cita
perdagangan dan investasi bebas terbuka di kawasan Asia Pasifik.
 Mencapai program APEC di dalam liberalisasi perdagangan pada tahun 2000.
 Menjalankan proses liberalisasi ke seluruh kawasan pada tahun 2000. Kerja
sama ekonomi antarnegara terutama dalam negara sekawasan merupakan
langkah strategis dan progresif dalam proses mempersiapkan diri menjadi
partisipan yang handal di era global. Melalui kerja sama seperti ini setiap
negara belajar untuk membuka pasar dan meningkatkan sarana dan
prasarananya. Pembukaan pasar ini diperlukan dengan menciptakan iklim
investasi yang sehat serta didukung oleh penurunan tarif dan bea masuk untuk
memudahkan masuknya barang, jasa, modal dan teknologi. Selain itu juga
dibutuhkan kemantapan sistem legal yang didukung oleh instansi terkait,
dalam mengimplementasikan semua kebijakan dan peraturan yang sudah
dikeluarkan oleh pemerintah. Keberhasilan kerja sama ini diperlukan
didukung oleh adanya persamaan visi dan tujuan, penciptaan sistem dan
prosedur penunjang, serta kebijakan ekonomi yang mendukung perdagangan
bebas. Dukungan dari negara yang sudah maju sangat diperlukan terutama
untuk peningkatan kemampuan teknis dan manajerial, pembentukan sistem
bersama tentang hukum, prosedur dan administrasi perdagangan bebas, kerja
sama antarpemerintah, serta dukungan pemerintah terhadap investor swasta.

2. Geografi
Era pengkotak-kotakan dunia dari sudut pandang geopolitik mulai luntur,
dan tergantikan oleh regionalisme ekonomi yang merupakan cikal-bakal dan
merupakan proses antara menuju masyarakat global. Beberapa perubahan terjadi di
beberapa bagian dunia, misalnya robohnya Tembok Berlin, terpecahnya Uni
Soviet, Yugoslavia, dan Cekoslovakia membawa pengaruh terhadap perubahan
dunia lainnya. Perubahan seperti ini tanpa direncanakan secara matang, akan tetapi
terjadi secara spontan karena adanya pengaruh dari sistem ekonomi global.
Perkembangan ekonomi, politik dan budaya saat ini tidak lagi mengenal batas
geografis. Ini berarti bahwa tidak ada kekuatan dari pemegang otonomi daerah,
negara, bahkan benua untuk membendung globalisasi. Hubungan antara negara

10
11

yang satu dengan lainnya tidak terbatas oleh batas wilayah geografis, batas negara,
atau batas administrasi. Oleh karena itu, globalisasi merupakan penduniaan tanpa
tapal batas. Gejala geografi yang paling dirasakan oleh pengaruh musim, seperti
El- Nino, La-Nina, isu tentang lingkungan, transportasi, kependudukan, dan
masalah pengungsi.

3. PPKn
PPKn merupakan bidang studi atau mata pelajaran yang terdapat pada
kurikulum sekolah dari mulai SD sampai SMU. PPKn ini pada dasarnya
bermuatan materi Pancasila, dan kewarganegaraan, yang melandasi kehidupan
bernegara. Oleh karena itu, dalam pembahasannya akan berkaitan antara lain
dengan ilmu politik, hukum, kenegaraan, demokrasi, dan hak asasi manusia. Ini
erat sekali kaitannya dengan masalah global karena masalahmasalah yang
berkaitan dengan politik dan kenegaraan ini adalah universal seperti hak asasi
manusia, demokrasi, keadilan dan sebagainya tak terlepas dari masalah global.
Negara merupakan bagian penting dari suatu jalinan internasional, oleh karena itu,
peran negara dalam globalisasi sangat besar. Ini disebabkan oleh kemajuan
teknologi, sehingga suatu negara terkomunikasikan melalui berbagai media seperti
satelit, internet, televisi yang mampu menghubungkan suatu tempat dengan tempat
lainnya dengan melewati batas-batas negara. Kita dapat mengakses informasi ke
berbagai sumber yang ada di negara lain secara langsung, misalnya melalui
internet untuk mengetahui koleksi buku-buku di perpustakaan suatu negara, atau
untuk mengetahui program studi yang dibuka di universitas tertentu.
Kita dapat melihat suatu kejadian di belahan dunia tertentu melalu berita
CNN di televisi, kita dapat menghubungi saudara yang menjadi TKI di suatu
negara dengan menggunakan telepon jarak jauh. Komunikasi seperti ini
membuktikan bahwa hubungan-hubungan seperti itu sudah melewati batas negara.
Mobilitas manusia dari suatu negara ke negara lainnya juga dapat dilakukan
dengan mudah, teknologi perhubungan dengan munculnya berbagai pesawat
modern dapat menghubungkan manusia suatu negara dengan negara lainnya
dengan sangat cepat. Banyak warga negara suatu negara yang belajar di luar
negerinya. Ini membuktikan bahwa globalisasi mampu memberikan akses yang
cepat dan tinggi bagi orang yang memiliki kemampuan baik kemampuan
intelektual maupun kemampuan materiil. Dengan pengaruh globalisasi yang pesat,
apakah suatu negara masih mempunyai peran dalam membentuk nilai dan norma
dalam masyarakatnya? Dalam kaitannya dengan ini, Ohmae (Susanto, 1998)
dalam bukunya ”The end of the nation state” menyatakan bahwa peran negara
makin lama makin berkurang dan hilang di era globalisasi ini. Ini disebabkan oleh
timbulnya arus sirkulasi yang dia sebut 4Is (baca: empat I es) yaitu Investment,
Industry, Information Technology, dan Individual Consumer. Dalam investasi kita
melihat bahwa arus modal dapat mengalir melewati batas-batas negara.
Seorang investor dapat menanamkan modalnya di suatu negara tertentu.
Dalam dunia Industri, perusahaan multinasional mengadakan ekspansi ke berbagai
tempat di negara mana saja. Masih ingatkah Anda bahwa industri pesawat terbang
boeing memiliki 6000 perusahaan yang menyebar di negara-negara di seluruh
dunia. Begitu pula dengan individual consumers bahwa mereka dapat saja pergi ke

11
12

suatu negara hanya untuk berbelanja, dengan melewati batas negara. Keadaan
seperti diuraikan tadi merupakan permasalahan yang kita hadapi, yang sebenarnya
sudah berlangsung cukup lama dan akan mempengaruhi terhadap peran suatu
negara. Keadaan tersebut dalam era globalisasi ini jelas mengurangi peran negara.
Namun demikian seperti dikatakan oleh Ohmae apakah peran negara akan benar-
benar hilang? Tentunya ini memerlukan pengkajian yang sangat cermat. Yang
sudah pasti adalah berubahnya peran negara sesuai dengan derasnya arus
globalisasi.

4. Sejarah dan Budaya


Para mahasiswa, Anda sebagai guru yang mendidik anak didik tentunya
harus menyadari betul tentang kondisi seperti itu. Kita tidak boleh terpukau, dan
diam sehingga tertinggal oleh arus globalisasi. Akan tetapi, juga jangan terbawa
arus, sehingga lupa dan meninggalkan nilai budaya kita sendiri. Dalam bidang
sejarah sesungguhnya globalisasi sudah terjadi cukup lama. Kita sudah mengetahui
tentang perjalanan panjang Columbus, untuk mengelilingi dunia. Pengaruhnya
adanya perlombaan di negara-negara Eropa untuk datang ke Asia Tenggara dalam
rangka mencari rempah-rempah. Dalam kaitannya dengan budaya, globalisasi ini
lebih dahsyat lagi pengaruhnya karena menyentuh semua orang dari semua lapisan
secara langsung. Pengaruh film, misalnya memberikan pengaruh terhadap perilaku
manusia dalam berpakaian, bertindak, berbicara dan sebagainya. Ini yang paling
dikuatirkan karena tidak semua orang mempunyai ketahanan yang kokoh untuk
menyaring pengaruh negatif dari budaya ini. Dalam kaitannya dengan globalisasi
ini, maka peran negara mengalami pergeseran yang semula memberikan
perlindungan, dan mengatur, ke arah yang sifatnya membentuk sikap, kesadaran
dan wawasan.

a. Membentuk Wawasan Kebangsaan (nation character building)


Ini penting karena akan memberikan landasan kuat terhadap bangsa dalam
menghadapi gelombang globalisasi. Kebijakan pendidikan harus mulai diarahkan
terhadap pendidikan global untuk memberikan pengetahuan yang luas tentang
masalah-masalah global sehingga masyarakat tidak terpukau seperti disebutkan di
atas. Ini disebabkan oleh negara tidak memungkinkan untuk melakukan sensor
terhadap semua informasi. Masyarakat juga harus memiliki kemampuan untuk
melakukan sensor sendiri. Oleh karena itu, pendidikan harus diarahkan untuk:
 Memperluas wawasan dan persepsi anak didik yang berkaitan dengan
permasalahan global.
 Meningkatkan kesadaran anak didik kita, bahwa mereka bukan saja sebagai
warga negara Indonesia tetapi juga warga dunia.
 Memberikan wawasan untuk mengkaji ulang nilai dan budaya yang ada,
apakah masih dapat kita gunakan dan sesuaikan dengan perkembangan zaman
saat ini.
b. Dalam Kaitannya dengan Nilai Budaya
Anak didik perlu dibekali dengan pemahaman dan pengetahuan yang cukup
agar mereka mampu menyeleksi budaya lain yang tidak sesuai atau budaya kita
yang tidak cukup untuk mendukung proses globalisasi. Budaya seperti ”biar

12
13

lambat asal selamat”, ”mangan ora mangan kumpul” dan banyak lagi nilai dan
budaya yang tidak sesuai lagi, ini akan menghambat kemajuan. Dalam kaitannya
dengan kebebasan mengeluarkan pendapat juga telah mulai adanya usulan untuk
membatasi informasi yang diperkirakan akan merusak nilai budaya bangsa seperti
gambar dan cerita yang berbau pornografis. Misalnya, di negara Asia lebih ketat
lagi, di mana sudah adanya usaha (Singapura) untuk memblokir informasi yang
akan merusak wawasan kebangsaan.
c. Memonitor Aktivitas Penggunaan Internet
Melalui pemberi jasa internet (internet providet) agar kalau ada yang
mengambil informasi yang dinilai tidak ”layak” dapat diberikan sanksi. Di
Indonesia, sensor seperti ini sudah mulai dilakukan walaupun tidak seketat di
Singapura. Usaha sensor seperti ini bukan merupakan usaha untuk mempersempit
akses ke internet untuk mencari informasi, akan tetapi berupa pencegahan terhadap
masuknya informasi yang melanggar etika. Para mahasiswa, bagaimana pendapat
Anda dengan adanya perubahan dalam peran Negara tersebut? Dalam era
globalisasi ini ada beberapa peran negara yang berkurang yaitu negara tidak lagi
menjadi poros utama dalam berbagai bidang, tetapi juga muncul peran baru.
Dengan demikian maka peran negara tetap penting, dan setiap negara harus
mengambil posisi dalam peran barunya ini. Namun, semua peran ini berkaitan
dengan negara sebagai partisipan dalam era globalisasi. Secara politis peran negara
bergeser dari penentu dan pembuat wawasan kebangsaan menjadi penjaga
stabilitas dan pengontrol politik baik dalam maupun luar negeri. Perlu disadari
bahwa negara kita berhadapan dengan faktor luar yang sangat kuat dan di luar
kontrol pemerintah kita. Oleh karena itu, peningkatan kerja sama dengan negara
lain dalam segala bidang perlu ditingkatkan. Negara harus bersifat terbuka, karena
kerja sama dalam berbagai bidang menuntut komitmen yang tinggi. Negara harus
beradaptasi dengan sistem yang terus berubah, dan aktif mengikuti dan
mengadakan perubahan. Berdasarkan uraian di atas, kita dapat melihat manfaat
dan kegunaan dari mempelajari perspektif global antara lain seperti berikut:
 Meningkatkan wawasan dan kesadaran para guru dan bahkan siswa bahwa
kita bukan hanya penghuni dari satu ”kampung”, provinsi, negara, akan tetapi
penduduk dari satu dunia yang mempunyai ketergantungan satu sama lain.
Oleh karena itu, dalam bersikap dan bertindak harus mencerminkan sebagai
warga negara.
 Menambah dan memperluas pengetahuan kita tentang dunia, sehingga kita
dapat mengikuti perkembangan dunia dalam berbagai aspek, terutama dalam
perkembangan IPTEK.
 Mengondisikan para mahasiswa untuk berpikir integral bukan general,
sehingga suatu gejala atau masalah dapat ditanggulangi dari berbagai aspek.
 Melatih kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap perkembangan dunia
dengan segala aspeknya. Namun dalam pelaksanaannya nanti para guru akan
dihadapkan kepada berbagai masalah. Masalah tersebut antara lain.

13
14

D. RINGKASAN MATERI
Perspektif global adalah suatu pandangan yang timbul akibat suatu kesadaran
bahwa hidup dan kehidupan ini untuk kepentingan global yang lebih luas. Dalam cara
berpikir seseorang harus berpikir global, dan dalam bertindak dapat secara lokal
(think globally and act locally). Oleh karena itu, harus kita camkan betul bahwa yang
kita lakukan dan perbuat akan mempengaruhi dunia secara global. Hal ini harus
ditanamkan pada diri murid bahwa kehidupan kita ini adalah bagian dari kehidupan
dunia. Kita tidak dapat berkembang tanpa adanya hubungan dan komunikasi dengan
dunia luar, kita hidup karena adanya saling ketergantungan. Oleh karena itu, sebagai
guru seyogianya mempersiapkan diri sebagai komunikator atau penghubung dengan
dunia luar tersebut.

E. TUGAS DAN LATIHAN


1. Apa tujuan diberikannya Perspektif Global ?

F. RAMBU-RAMBU JAWABAN
1. Mendorong mahasiswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan
masalah yang berkaitan dengan masalah global; mendorong para guru untuk
mempelajari masalah yang berkaitan dengan masalah lintas budaya; dan
mengembangkan dan memahami makna perspektif global baik dalam kehidupan
sehari-hari, maupun dalam pengembangan profesinya.

14
15

BAB II

PERSPEKTIF GLOBAL DILIHAT DARI SUDUT ILMU-ILMU SOSIAL


DAN ILMU LAIN YANG TERKAIT

A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu menjelaskan Perspektif
Global dari Sudut Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Lain yang Terkait

B. POKOK-POKOK MATERI
1. Perspektif Global Dari Visi Geografi, Sejarah Dan Ekonomi
2. Perspektif Global Dari Visi Politik, Sosiologi, Antropologi
3. Perspektif Global Dari IPTEK, Transportasi, Komunikasi, Dan Internasional

C. URAIAN MATERI
1. Perspektif Global Dari Visi Geografi, Sejarah Dan Ekonomi
a) Perspektif Global Dari Visi Geografi
Geografi adalah ilmu tentang keruangan .Konsep ruang dalam Geografi yaitu
permukaan bumi tiga dimensi (darat, air, udara).
Ruang permukaan bumi ukuran dan jaraknya : local, regional, global.
 Perspektif local : dari perkampungan satu bersambung menjadi
perkampungan yang lebih luas. Yang menghubungkan : jalan, alat
angkutan, arus barang dan manusia. Suatu wilayah atau kawasan
mengalami perkembangan (pemukiman penduduk, tempat perbelanjaan,
pasar, jalan, jumlah penduduk) menjadi lebih luas.
 Perspektif regional : adanya perubahan dalam ruang, misalnya: hutan
menjadi lahan pertanian, pemukiman, kawasan industry, jalan, lapangan
dampak : perubahan tatanan air, tumbuh-tumbuhan, hewan, cuaca. Jakarta,
Bogor, Tangerang, Bekasi sekarang bersambung menjadi Jabotabek 
dampak : kehidupan (aspek social, budaya, psikologi maupun politik)
 Perspektif Global : Tak ada batas ruang maupun waktu antar Negara-
negara di dunia.Pengaruh dari : kemajuan teknologi dampak : terjadi
interaksi antar Negara, misalnya pakaian, makanan, kesenian dan
perdagangan. Jadi dikatakan hampir 100% geografi berkenaan dengan
penerapan perspektif global. Bukti : “Pemanasan Global” Meningkatnya
karbondioksida efek rumah kaca di atmosfir pemanasan global (suhu
di permukaan bumi naik) pencairan es di kutub permukaan air laut
naik.

b) Perspektif Global Dari Visi Sejarah


Perspektif Sejarah mengacu pada konsep waktu (waktu yang telah lampau), tapi
dapat dikaji untuk memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang.
Perspektif sejarah tentang tokoh-tokoh, bangunan, perang, pertemuan
internasional dapat dimunculkan sebagai pendidikan serta pengembangan SDM
generasi muda untuk memasuki kehidupan global.

15
16

 Tokoh agama, nabi, Rasul tidak hanya mempengaruhi umatnya waktu itu,
tetapi menjadi pola perilaku dan teladan secara global.
 Tokoh sejarah tidak hanya mempengaruhi ilmu sejarah, tapi juga ilmu yang
lain.
 Bangunan Ka’bah (Mekkah), Piramida (Mesir), Tembok Besar (Cina) Taj
Mahal (India), Borobudur (Indonesia) merupakan bangunan “keajaiban
dunia”, tidak hanya bernilai sejarah saja, tapi bernilai global yang
mempersatukan umat.
 Perang di berbagai kawasan, terutama perang dunia tidak hanya dilihat dari
dahsyatnya senjata saja dan ngerinya pembunuhan umat manusia tapi
diungkapkan nilai kemanusiaannya.
 Pertemuan internasional yang bermakna sejarah, misalnya KAA
menyadarkan masyarakat Asia dan Afrika akan haknya sebagai umat
manusia.

c) Perspektif Global Dari Visi Ekonomi


Ilmu ekonomi adalah suatu studi ilmiah yang mengkaji bagaimana orang
perorang dan kelompok-kelompok masyarakat menentukan pilihan. Dalam ilmu
ekonomi menyangkut aspek :
1) Menentukan pilihan
2) Keinginan yang tak terbatas
3) Persediaan sumber daya terbatas
4) Keguanaan alternative SDA
5) Penggunaan hari ini dan hari esok
Pertumbuhan penduduk dunia yang pesat dari waktu ke waktu, menjadi salah
satu faktor terjadinya masalah global dalam bidang ekonomi.

2. Perspektif Global Dari Visi Politik, Sosiologi, Antropologi


a) Perspektif Global Dari Visi Politik
Ilmu politik mempelajari Negara, tujuan-tujuan Negara dan lembaga-
lembaga Negara yang melaksakan tujuan, hubungan Negara dengan Negara
yang lain. Hubungan Negara Indonesia dengan Negara lain merupakan
hubungan internasional yang akhirnya menjadi hubungan global (menyeluruh,
tidak terlalu formal). Secara politik Negara dengan tujuan dan lembaga-
lembaganya mengalami perkembangan.
Misal : Negara Indonesia saat diproklamasikan baru mendapat pengakuan
Negara lain secara terbatas. Keberhasilan KAA, pembentukan GNB
(Indonesia sebagai pelopor) meningkatkan pengakuan Negara lain terhadap
kedudukan Indonesia. Terbentuknya Negara-negara ASEAN membuat Negara
Indonesia semakin diperhitungan Negara-negara lain termasuk Negara
adikuasa. Dalam bidang politik Negara Indonesia menjadi Negara terhormat.
Dengan politik luar negeri yang bebas aktif, Indonesia terjun ke
berbagai kegiatan penyelesaian pertikaian politik (Kamboja, Filipina, Bosnia,
Palestina, Israel) Hal tersebut menjadi landasan kerja sama di bidang
ekonomi. Kekuasaan Negara-negara maju tidak dapat melakukan ekspansi
politik, ekspansi tersebut berubah dalam bentuk lain yaitu ekspansi ekonomi.

16
17

Penjajahan politik berakhir namun penjajahan ekonomi makin gencar.


Negara-negara yang baru merdeka secara politik merdeka, namun secara
ekonomi dijajah.
Negara Indonesia secara politik berhasil menjadi Negara yang
diperhitungkan oleh Negara lain tapi secara ekonomi banyak tergantung dari
Negara lain.

b) Perspektif Global Dari Visi Sosiologi


Sosiologi adalah ilmu ilmiah tentang fenomena yang timbul akibat
hubungan umat manusia, manusia, dan lingkungan. Sosiologi hubungan
antarmanusia dalam lingkungan social. Hubungan dan interaksi social yang
dialami manusia dan lingkungannya makin meluas dan berkembang (2 orang,
banyak orang, antar kelompok, antar bangsa) . Luasnya interaksi social (dari
keluarga, teman, tetangga, dusun, regional sampai global antar bangsa di
dunia). Motif interaksi (ekonomi, budatya, politik, agama)
Dampak dari kemajuan, penerapan dan pemanfaatan IPTEK membawa
perubahan tatanan sosisal baik materiel maupun nonmaterial.
Material : @ mie instant berbagai merek, pakaian dan jeans, pizza, hot dog,
hamburger telah masuk ke perkotaan, pedesaan. Namun makanan khas seperti
dodol Garut, kacang Bali, manisan Cianjur, oncom Bandung tidak lagi di
daerah asal tapi dapat dijumpai di toserba bahkan di manca Negara.
Nonmaterial : @bersalaman ala tepuk punggung, tegur sapa ala barat, ciuman
antar teman. @ jenis permainan pencak silat, gamelan, kungfu, taekwondo
telah menyebar ke seluruh dunia.
Dari arus global dan interaksi baik langsung maupun melalui media wajib kita
waspadai, misalnya pergaulan bebas, pemakaian obat terlarang, minum
minuman keras, sadisme. Masalah social mengglobal merupakan
penghancuran umat dalam jangka yang relative cepat meracuni generasi
muda.
Perubahan yang sifatnya positif meningkatkan kesejahteraan dalam
arti yang seluas-luasnya patut kita syukuri, sedangkan yang bersifat negatif
harus kita waspadai, bahkan harus kita cari pemecahan masalahnya.

17
18

c) Perspektif Global Dari Visi Antropologi

Sudut pandang Antropologi terhadap perspektif global

Keterangan :
I. Local
II. Nasional/regional
III. Internasional/interregional
IV. Global

Sudut pandang Antropologi terhadap perspektif global berarti mengamati,


menghayati memprediksi perkembangan kebudayaan secara menyeluruh yang
aspek serta unsur-unsurnya itu berkaitan satu sama lain terintegrasi dalam
kehidupan umat manusia.
Misalnya : pertunjukkan kesenian keliling dunia, kunjungan anggota DPR
ke seluruh dunia, pertukaran pelajar antarnegara, pertemuan berbagai pakar dari
berbagai bidang pengetahuan.

3. Perspektif Global Dari IPTEK, Transportasi, Komunikasi, Dan Internasional


a) Perspektif Global Dari Visi Iptek
Teknologi adalah penerapan pengetahuan dan ilmu pengetahuan untuk
mengembangkan pengetahuan tentang cara memanfaatkan Sumber Daya
Alam (SDA) untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Ilmu pengetahuan erat
hubungannya dengan teknologi, dalam kehidupan sehari-hari popular disebut
IPTEK.
Perkembangan IPTEK meliputi tiga tahap perkembangan :
 IPTEK pertanian yang lebih maju : terjadi Revolusi Hijau
 Abad XVII ditemukan mesin uap (kemajuan IPTEK di bidang
produksi dan industry) : terjadi revolusi ndustry

18
19

 Abad XX kemajuan IPTEK elektronik (Radio, TV dan telepon) :


terjadi revolusi informasi.
Dampak negatif yang ditimbulkan adalah kesehatan psikologis dan biologis
yang timbul di masyarakat : Ketegangan urat syaraf, darah tinggi, sadime,
kriminalitas, mabuk teller bukan penyakit psikologis biologi di negara tertentu saja,
tapi sudah mendunia.

b) Perspektif Global Dari Visi Transportasi


Alat angkut atau transportasi semula berfungsi mengangkut barang
dan manusia. Dampak positif abad ke XVII revolusi industry membawa
perkembangan transportasi yang meliputi darat, air dan udara.
Perkembangan jalan sebagai prasarana dan alat sarananya
mendekatkan jarak relatif di permukaan bumi, memecahkan keterpencilan,
jalan menjadi urat nadi perekonomian dalam proses distribusi.
Dalam pemanfaatan transportasi untuk perdagangan tidak hanya
membawa barang dagangan saja, tetapi juga membawa kebiasaan, bahasa,
agama, pengetahuan, dan IPTEK.Tanpa ada transportasi kehidupan manusia
akan mandek, kelaparan di tempat-tempat tertentu, pengangguran akan
meluas, produsen akan kelimpahan industry, konsumen menghadapi
kelangkaan barang kebutuhan.

c) Perspektif Global Dari Visi Komunikasi


Perkembangan kemajuan dan penggunaan media elektronij (radio, TV,
facsimile, internet) kontak interaksi social umat manusia untuk berkomunikasi
juga makin maju. Makin lama komunikasi menjadi kebutuhan yang tidak bisa
lepas dari kehidupan sehari-hari. Namun bagi kepentingan-kepentingan
tertentu yang harus dirahasiakan, fenomena tidak boleh disebarluaskan,
internet juga mengandung bahaya, jika dimanfaatkan oleh orang-orang jahat
untuk membobol bank atau rahasia perusahaan.

d) Perspektif Global Dari Visi Internasional


PBB merupakan lembaga dunia yang memperhatikan aspek kehidupan
masyakat Negara-negara anggotanya. PBB menangani masalah-masalah
internasional (kependudukan, pangan, lingkungan hidup, dan perdamaian)
yang terkait satu sama lain.
 Masalah kependudukan tidak hanya menangani jumlah penduduk saja tapi
mengenai pangan, perumahan, penghasilan, dan pekerjaan. PBB : pangan
dan pertanian (FAO), kesehatan (WHO)
 Masalah lingkungan hidup tidak bisa lepas dari kependudukan, industry,
SDA, kesehatan dan tatanan ilmiah. PBB : lingkungan hidup (United
Nations Environment Programe)
 Masalah perdamaian mengenai pertikaian senjata nuklir, percobaan nuklir
PBB : komisi ilmiah tenteng efek radiasi atom

Kecenderungan yang luas pada tatanan internasional yang mengglobal


dalam perspektif ekonomi dan ekologi berkenaan dengan relokasi industry

19
20

dari Negara-negara maju ke Negara-negara berkembang. Menerima rekolasi


industry dengan kehausan pembangunan tanpa kesiapan kemampuan SDM
pengelola keseimbangannya akan membawa hal – hal yang buruk. Oleh
karena itu dunia internasional dituntut untuk memberikan bimbingan agar
ketimpangan ekonomi dengan ekologi ini tidak terjadi. Jika degradasi terjadi
dampaknya akan meluas ke seluruh dunia internasional.

D. RINGKASAN
Geografi adalah ilmu tentang keruangan .Konsep ruang dalam Geografi yaitu
permukaan bumi tiga dimensi (darat, air, udara). Perspektif Sejarah mengacu pada
konsep waktu (waktu yang telah lampau), tapi dapat dikaji untuk memprediksi
kejadian-kejadian yang akan datang. Ilmu ekonomi adalah suatu studi ilmiah yang
mengkaji bagaimana orang perorang dan kelompok-kelompok masyarakat
menentukan pilihan. Ilmu politik mempelajari Negara, tujuan-tujuan Negara dan
lembaga-lembaga Negara yang melaksakan tujuan, hubungan Negara dengan Negara
yang lain.

E. TUGAS DAN LATIHAN


1. Bagaimana Perspektif Global dilihat dari visi Komunikasi ?

F. RAMBU-RAMBU JAWABAN
1. Perkembangan kemajuan dan penggunaan media elektronik (radio, TV,
facsimile, internet) kontak interaksi social umat manusia untuk berkomunikasi juga
makin maju. Makin lama komunikasi menjadi kebutuhan yang tidak bisa lepas dari
kehidupan sehari-hari. Namun bagi kepentingan-kepentingan tertentu yang harus
dirahasiakan, fenomena tidak boleh disebarluaskan, internet juga mengandung
bahaya, jika dimanfaatkan oleh orang-orang jahat untuk membobol bank atau rahasia
perusahaan.

20
21

BAB III

PENTINGNYA KESADARAN DAN WAWASAN DALAM PERSPEKTIF


GLOBAL
RAGAM BAHASA

A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu memahami
Pentingnya Kesadaran dan Wawasan dalam Perspektif Global.

B. POKOK-POKOK MATERI
1. Ragam Hukum
2. Ragam Sastra
3. Ragam Biografi
4. Ragam Jurnalistik
4. Ragam Ilmiah

C. URAIAN MATERI

1. Pentingnya Kesadaran Dalam Perspektif Global


Menurut Kamus Filsafat yang ditulis oleh Loren Bagus (1996) bahwa yang
dimaksud dengan kesadaran mengandung arti keinsyafan terhadap ego, diri atau
benda. Kesadaran adalah kemampuan untuk melihat dirinya sendiri sebagaimana
orang lain dapat melihatnya.
Dengan kata lain kesadaran adalah pengakuan diri. Dikaitkan dengan
perspektif global adalah pengakuan bahwa kita adalah bukan semata –mata sebgai
warga suatu negara tetapi warga dunia, yang mempunyai ketergantungan terhadap
orang lain dan bangsa lain, serta terhadap alam sekitar baik local, nasional dan global.
Wawasan menurut Ensiklopedia Nasional Indonesia Jilid 17 (1991) adalah
sikap pandang atau cara pandang yang melihat sesuatu sebagai suatu kepentingan.
Perspekstif Global mencakup dua sisi yaitu kesadaran dan wawasan. Tanpa kesadaran
kita tidak dapat memahami masalah global, dan tanpa wawasan kita tak akan mampu
mempertahankan kehidupan global.
Perspektif global mencangkup dua sisi yaitu kesadaran dan wawasan. Tanpa
kesadaran kita tidak dapat memahami masalah global, dan tanpa wawasan kita tak
akan mampu mempertahankan kehidupan global.
Dalam kehidupan global yang pertama kali harus disadari adalah bahwa
manusia adalah merupakan warga global, sebagai penduduk dunia yang memiliki hak
dan kewajiban tertentu. Selain itu perlu kita sadari bahwadi dunia ini tidak hanya ada
kita, akan tetapi ada orang lain yang bermukimdi seluruh belahan dunia. Oleh karena
itu kita harus banyak mempelajari tentang dunia dan seisinya.
Kesadaran tentang terjadinya globalisasi adalah sikap/menerim suatu
kenyataan bahwa planet tempat kita berada semakin menyempit dengan adanya
terobosan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sikap dalam menghadapi
globalisasi ini adalah bukan melawan arus globalisasi akan tetapi kita harus dapat
menjinakkan globalisasi itu sendiri.

21
22

Untuk meningkatkan kesadaran mari kita coba untuk memahami mengapa globalisasi
ini bisa terjadi. Salah satu faktor yang mendorong kuatnya globalisasi ini adalah
adanya kemajuan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Teknologi merupakan alat dan jalan, yang penggunaannya sangat tergantung
pada orangnya. Apabila digunakan untuk hal yang negatif maka teknologi menjadi
sesuatu yang jelek dan menakutkan, sebaliknya apabila digunakan untuk kepentingan
yang positif maka teknologi menjadi sesuatu yang baik dan mengasyikkan. Disinilah
pentingnya kesadaran dan wawasan agar teknologi digunakan untuk kepentingan
yang positif.
Sadarkah kita, bahwa di rumah saat ini sudah di penuhi dengan alat dan media
sebagai hasil kemajuan teknologi. Dapatkah kita menolak kehadiran informasi
melalui alat dan teknologi tersebuut? Atau apakah kita mempunyai kekuatan untuk
menolaknya? Kita tidak perlu menolaknya yang penting bagi kita bagaimana kita
mengakomodasikan kedalam pola perilaku sesuai dengan nilai dan budaya kita.
Di sinilah kita memerlukan kesadaran yang tinggi serta wawasan yang luas.
Dengan kesadaran bahwa kita merasakan adanya kebutuhan memahami masalah
global, serta dengan wawasan yang luas kita dapat memilih dan memilah inforamasi
atau nilai mana yang diperlukan dan mana yang tida, mana yang sesuai dengan nilai
budaya kita dan mana yang tidak.
Untuk mendukung kesadaran dan wawasan kita perlukan adanya landasan
seperti :
a. Nasionalisme (Kesadaran Nasional)
Imawan mengutip pendapat Haas (Yaya,1998) bahwa nasionalisme yang
kuat dapat menjadi pilar terhadap pengaruh buruk dariperkembangan teknologi
yang pesat ini. Nasionalisme adalah cinta tanah air dengan prinsip baik buruk
adalah negeriku. Nasionalisme mamapu menangkal perbedaan suku, adat istiadat,
ras dan agama. Namun juga tidak hanya terkait oleh baik dan buruk adalah
negaraku dan bangsaku. Yang baik harus kita ambil dan yang buruk kita
tainggalkan. Kita memiliki kesadaran nasionalisme yang cukup kuat, misalnya
kesetiakawanan social, ketahanan nasional dan musyawarah nasional.

b. Norma Dan Agama


Bangsa kita terkenal dengan bangsa yang agamis, patuh terhadap aturan
dan norma yang ada, baik itu norma adat, social, susila dan norma lainnya.
Norma dan Agama adalah pilar utama untuk menangkal pengaruh negatif seiring
dangan gelombang globalisasi.

c. Nilai Budaya Bangsa


Bangsa kita mempunyai nilai budaya yang luhur, yang dapat dijadikan
pilar dan filter terhadap berbagai pengaruh negatif, serta sebgai pendukung bagi
nilai dan pengaruh, yang membawa dampak positif bagi kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Menurut Emil Salim (Mimbar Pendidikan, 1989) terdapat 4 bidang
kekuatan gelombang globalisasi yang palin menonjol yaitu :
1) Kekuatan pertama yang membuat dunia menjadi transparan dan sempit adalah
gelombang perkembangan IPTEK yang amat tinggi. Kekuatan ini Nampak

22
23

antara lain penggunaan kamputer dan satelit, dengan ini dapat dengan cepat
menghimpun informasi dunia dengan rinci tentang segala hal misalnya
kekayaan laut, hutan dan lain-lain.
2) Kekuatan kedua adalah kekuatan ekonomi. Ekonomi Global yang terjadi saat
ini demikian kuat. Globalisasi dalam ekonomi namapak sebagai suatu
keterkaitan mata rantaiyang sulit dilepaskan. Krisis moneter yang melanda
Indonesia saat ini tidak terlepasdari kegiatan-kegiatan di Negara-negara
ASEAN dan bahwak dunia.
3) Hal ketiga adalah masalah lingkungan hidup.
4) Keempat adalah politik. Misalnya krisis Teluk dampaknya sangat dirasakn
secara Global di Negara-negara lain, baik segio politik maupun ekonomi.

Perlu kita sadari bahwa globalisasi mempunyai Dampak positif dan


Dampak negatif. Positif karna kita dapat mengambil keuntungan dengan
perkembangan ilmu dan kemajuan dari Negara lain, akn tetapi akan berubah
menjadi dampak negatif apabila kita tidak mempersiapkan diri dengan berbagai
bekal pengetahuan, norma dan ideologi yang kuat. Apabila kita tidak siap kita
akan tergilas, dan jauh ketinggalan dari bangsa lain.
Dengan demikian dalam era globalisasi ini informasi menjadi sangat
penting, maka kuasailah informasi. Informasi ibarat darah dalam tubuh apabila
kita ingin bertahan hidup maka kita harus menguasai informasi.
Dalam globalisasi kita menyadari bahwa setiap bangsa adalah saling
bersaing dan berpacu dengan segala perubahan dan kemajuan. Kita akan kalah
dalam persaingan kalau kita tidak siap dan tidak mengantisipasinya. Kesiapan
kita dalam bersaing adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut Mochtar Buchari (Mimbar Pendidikan, 1989), peningkatan daya
saing itu adalah dalam hal berikut ini :
1) Peningkatan produksi dan mutu produk.
2) Penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa yang digunakan secara
internasional.
3) Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4) Penguasaan IPTEK.

2. Pentingnya Wawasan Dalam Perspektif Global


Globalisasi adalah peluang, apabila peluang tersebut tidak kita manfaatkan,
maka selamanya kita akan terus ketinggalan.
Menurut Makagiansar (Mimbar Pendidikan 1989) agar kita dapat
meningkatkan wawasan global ini, maka pendidikan memegang peran penting.
Melalui pendidikan maka Anda harus mampu mengembangkan 4 hal seperti
berikut :
a) Kemampuan mengantisipasi (anticipate)
Pendidikan berusaha menyiapkan anak didik untuk dapat mengantisipasi
perkembangan IPTEK yang begitu cepat.
b) Mengerti dan mengatasi situasi (cope)
Mengembangkan kemampuan dan sikap peserta didik untuk dapat
menangani dan berhadapan dengan situasi baru. Rasa kepedulian terhadap

23
24

masalah serta keinginan untuk mengatasi masalah merupakan faktor yang


harus dikembangkan pada diri anak.
c) Mengakomodasi (accomodate)
Mengakomodasi perkembangan IPTEK yang pesat dan segala perubahan
yang ditimbulkannya. Dalam “mengatsi” (cope) dan mengakomodasi
perlu dikembangkan bahwa sikap anak didik tidak larut dalam perubahan,
tetapi ia harus mampu mengikuti dan mengendalikan perubahan agar
umbuh menjaadi sesuatu yang positif dan bermanfaat bagi kehiduapn.
d) Mereorientasi (reorient)
Persepsi dan wawasan kita tentang dunia perlu diorientasikan kembali
karena perkembangan IPTEK dan perubahan sosial yang cepat. Melalui
pendidikan kita memperluas persepsi anak. Kita mendidik untuk dapat
mengadakan reorientasi sikap dan nilai,sehingga memperoleh wawasan
yang semakin luas.
Nilai budaya merupakan identitas budaya harus kita pertahankan,
tetapi ada nilai yang perlu diubah atau disesuaikan dengan perkembangan.
Contoh orang Motto orang jawa “mangan ora mangan ngumpul” yang dalam
bahasa indonesianya adalah “makan atau tidak yang penting berkumpul”.
Harus di ubah karena tidak sesuai lagi dengan kehidupan global yang sudah
berkembang sngat jauh.
Sesuai dengan derasnya arus globalisasi ini maka, peran keluarga juga
sangat besar. Keluarga sekarang hidup dalam “kotak global” elektronik baru
(Schultze, 1991). Ini dapat kita lihat dari adanya TV, radio, dan parabola.
Dalam waktu yang tidak lama lagi rumah akan di penuhi dengan komputer
yang dapat digunakan untuk e-mail, internet dan alat komunikasi jarak jauh.
Dengan adanya media seperti itu, yang dapat kita kendarai untuk
mengarungi arus globalisasi ini, menurut Schultze akan mengantar anak-anak
kita keluar dari rumah dan berjalan ke kebudayaan lain. Globalisasi dengan
melalui media sperti ini akan berpacu kepada para orang tua dalam
membesarkan anak. Ini tentu harus kita waspadai.

Untuk mewaspadai hal tersebut perlu dilakukan hal-hal seperti berikut:


a) Kita harus menguasai Ilmu Pengetahuan dab Teknologi
b) Menguasai informasi dalam berbagai bidang, dan mengolah serta
memahami pesan-pesan yang ada dalam informasi tersebut, kemudian
menarik kesimpulan dan menyeleksinya untuk digunakan dalam
kehidupan.
c) Memanfaatkan pertemuan ilmiah, seperti semianar, diskusi dan
sebagainya untuk memahami informasi.

Menurut pendapat HAR Tilaar(1998) tentang kondisi yang mencetuskan


konsep-konsep inovasi yang dapat meningkatkan wawasan anda tentang
masalah global dan globalisasi, sebagai berikut.
a) Di dalam era globalisasi kita berada didalam suatu masyarakat yang
kompetitif, artinya pribadi dan masyarakat berada pada kondisi untuk
menghasilkan sesuatu yang tebaik dan berkualitas.

24
25

b) Masyarakat didalam era globalisasi menuntut kualitas yang tinggi baik di


dalam jasa, barang maupun investasi modal. Kualitas diatas kuantitas.
c) Era globalisasi merupakan era infornasi dengan sarana-sarananya yang
dikenal sebagai superhighway. Pemanfaatan informasi superhighway
merupakan suatu kebutuhan masyarakat modern dan demikian perlu
dikuasi anggota masyarakat.
d) Era globalisasi merupakan era komunikasi yang cepat dan canggih. Oleh
karena itu, penguasaan terhadap sarana komunikasi seperti bahasa
merupakan syarat mutlak.
e) Era globalisasi ditandai oleh maraknya kehidupan bisnis.
f) Eraglobalisasi merupakan era teknologi, oleh kareana itu masyarakatnya
harus melek digital.

D. RINGKASAN MATERI
Menurut Kamus Filsafat yang ditulis oleh Loren Bagus (1996) bahwa yang
dimaksud dengan kesadaran adalah mengandung arti keinsyafan terhadap ego, diri,
atau benda. Kesadaran adalah kemampuan untuk melihat dirinya sendiri sebagaimana
orang lain dapat melihatnya. Dengan kata lain kesadaran adalah “pengakuan diri”.
Kesadaran muncul dari dalam diri kita sebagai cetusan nurani. Kalau hal ini dikaitkan
dengan perspektif global maka kesadaran di sini adalah pengakuan bahwa kita adalah
bukan semata-mata sebagai warga suatu Negara tetapi juga warga dunia, yang
mempunyai ketergantungan terhadap orang lain dan bangsa lain, serta terhadap alam
sekitar baik secara lokal, nasional, maupun global. Dengan kesadaran itu muncul
suatu pengakuan bahwa masalah global perlu dipelajari, dipahami dan dimanfaatkan
untuk kepentingan bersama, sehingga dalam berpikir, berucap, dan bertindak
menunjukkan dan mencerminkan adanya kepedulian, kepentingan, dan kemanfaatan.
Landasan kesadaran dalam perspektif global dibagi menjadi tiga yaitu nasionalisme,
norma dan agama, nilai budaya dan bangsa. Seorang yang dikatakan sadar terhadap
perspektif global adalah yang berpikiran global namun bertindak lokal.

E. TUGAS DAN LATIHAN


1. Bagaimana cara menghindari dampak negatif globalisasi ?

F. RAMBU-RAMBU JAWABAN
1. Di sinilah kita memerlukan kesadaran yang tinggi serta wawasan yang luas.
Dengan kesadaran bahwa kita merasakan adanya kebutuhan memahami
masalah global, serta dengan wawasan yang luas kita dapat memilih dan
memilah inforamasi atau nilai mana yang diperlukan dan mana yang tidak,
mana yang sesuai dengan nilai budaya kita dan mana yang tidak.

25
26

BAB IV

ISU-ISU DAN MASALAH GLOBAL DALAM KAITANNYA DENGAN


KEPENTINGAN NASIONAL
KALIMAT EFEKTIF

A. TUJUAN
Setelah Mempelajari Modul Ini, Anda Dapat Memahami Isu-Isu dan Masalah Global
dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Nasional !

B. POKOK-POKOK MATERI
1. Isu-isu Global Dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Nasional
2. Masalah-Masalah Global Dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Nasional

C. Uraian Materi
1. Isu-isu Global Dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Nasional
Mengenai isu dan masalah global, Merry M. Merryfield (1997:8)
mengemukakan pokok-pokok penduduk dan keluarga berencana (population and
family planning), hak rakyat menentukan pemerintahan sendiri (self determination),
pembangunan (development), hak asasi manusia (human right), emigrasi, imigrasi
dan pengungsian (emigration, immigration and refugees), kepemilikan bersama
secara global (the global commnos), kelaparan dan bahan pangan (bunger and food),
perdamaian dan keamanan (peace and security), prasangka dan diskriminasi
(prejudice and discrimination). Isu dan masalah yang telah dikemukakan tadi, bukan
lagi dirasakan secara local maupun regional, namun kini sudah dirasakan oleh seluruh
dunia. Badan dan lembaga dunia yang merupakan bagian dari PBB maupun yang
berada diluar PBB seperti LSM telah menaruh perhatian yang seriau mengenai hal
tersebut.
a. Penduduk dan Keluarga Berencana
Masalah penduduk merupakan masalah yang sudah mendunia. Persoalan
ketidakseimbangan antara pertumbuhan dan jumlah penduduk dengan
ketersediaan bahan pangan, lapangan kerja serta pamukiman yang merupakan
masalah kesejahteraan, bukan hanya masalah yang menimpa Indonesia
melainkan masalah yang dialami juga oleh Negara-negara di dunia.Salah satu
upaya untuk mengatasi masalah penduduk yaitu dengan melakukan program
Keluarga Berencana (KB) dengan mengatur jumlah anggota keluarga demi
kesejahteraan masing-masing keluarga. Program ini selain merupakan upaya
pemecahan masalah, pada pelaksanaannya juga masih menjadi permasalahan
global.

b. Pembangunan
Pembangunan menurut Bartelmus (1986:3) merupakan proses yang
berupaya memperbaiki kondisi hidup masyarakat, baik kondisi material maupun
non material termasuk kebutuhan fisikal, telah-sedang-akan dilakukan oleh semua
bangsa di dunia ini. Namun karena pelaksanaannya melibatkan semua sumber baik
SDA maupun SDM termasuk kemampuan IPTEKnya, pembangunan masih

26
27

mengalami berbagai masalah dan kendala. Dengan demikian pembangunan


merupakan suatu masalah global.

c. Hak Asasi Manusia (HAM)


Kita semua meyakini firman Allah dalam Al Quran, surat Al Hujarat, ayat
13 yang artinya sebagai berikut:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Mengenal”. Dalam kehidupan di
masyarakat hak asasi manusia mendapat perlakuan yang berbeda-beda oleh pihaik-
pihak tertentu, sehingga terjadi suatu pelanggaran HAM. Diskriminasi rasial, etnis,
agama, dan lainnya merupakan contoh pelanggaran HAM. HAM ini tidak hanya
merupakan masalah local dan regional di kawasan tertentu, namun juga
merupakan masalah global.

d. Migrasi
Perpindahan penduduk, baik dala emigrasi, imigrasi maupun pengungsian
terjadi dimana-mana di dunia ini. Faktornya bermacam-macam, mulai dari faktor
ekonomi, bencana alam, wabah, politik sampai keamanan. Bagi pelakunya
mungkin merupakan jalan keluar dari masalah yang dialaminya, namun bagi
kawasan yang didatangi mungkin akan menjadikan suatu masalah, karena
mnyangkut tempat penampungan, lapangan kerja, bahan kebutuhan, dan lain-
lainnya. Masalah migrasi ini merupakan suatu maslah global.
e. Lingkungan dan Sumber Daya
Berdasarkan UU RI No.4 tahun 1982, menyatakan bahwa pengertian
lingkungan hidup adalah sebagai berikut : kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya. Pengaruh tersebut dapat berdampak positif dalam arti
makin menjamin kelangsungan hidup dan kesejahteraan, serta dapat pula
berdampak negatif dengan pengertian mengganggu bahkan mengancam
kesejahteraan manusia. Kondisi lingkungan yang negatif ini merupakan suatu
masalah global.

Masalah lingkungan seperti pencemaran (udara, tanah, air, suara, atau


kebisingan, sinar yang menyilaukan), banjir, kekeringan, tanah longsor, hama dan
sebangsanya yang mengganggu bahkan mengancam kehidupan manusia, tidak hanya
terjadi secara local atau regional, namun sudah menjadi masalah global. Masalah
lingkungan telah menjadi perhatian dan kepedulian dunia, baik PBB maupun LSM.
Masalah lingkungan hidup yang telah mengglobal harus menjadi perhatian dan
kepedulian tiap orang termasuk seorang guru maupun warna dunia.
Sumber Daya Alam (SDA) merupakan suatu bentuk materi atau energi yang
diperoleh dari lingkungan fisikal yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia.

27
28

Sumber daya alam tidak hanya berupa kondisi fisikal alamiah, melainkan juga dapat
berupa SDA dan SDM.
Kandungan, persediaan, penggalian dan pemanfaatan sumber daya, khususnya
sumber daya alam, tidak hanya menyangkut pemerintah serta Negara pemilik sumber
daya alam yang bersangkutan, melainkan juga melibatkan Negara-negara lain yang
berkepentingan. Dalam mekanisme dan dinamika produksi, pemanfaatan,konsumsi
dan perdagangan sumber daya alam terjadi saling ketergantungan dan saling
keterkaitan antar berbagai Negara di dunia yang terus berkembang dari waktu ke
waktu.

2. Masalah-Masalah Global Dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Nasional


Dari sekian jumlah negara di dunia ini, kita membedakan negara-negara yang
terbelakang, sedang berkembang, dan negara-negara maju. Tekanan perbedaan
tersebut terletak pada tingkat kemampuannya dalam menguasai serta memanfaatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengolah sumber daya alam bagi
kepentingan kemakmuran penduduknya.
Negara-negara yang dikategorikan ke dalam negara yang terbelakang adalah
negara yang kemampuan SDM-nya masih sangat rendah dalam menguasai dan
memanfaatkan IPTEK untuk menggali sumber daya alam serta lingkungan bagi
kemakmurannya. Selain itu tingkat pendidikan masyarakatnya sangat rendah atau
dapat dikategorikan masih bodoh. Tingkat dan kemampuan ekonominya pun juga
rendah.
Negara-negara yang dikategorikan negara yang sedang berkembang,
kemampuan IPTEKnya lebih maju Kelompok negara ini telah dapat memanfaatkan
IPTEK dalam mengolah sumber daya alam dan lingkungannya, meskipun masih
berbobot tradisional. Tingkat pendidikannya juga sudah lebih baik bila dibandingkan
dengan negara yang terbelakang.
Negara-negara yang dikategorikan negara maju yaitu negara-negara yang telah
menguasai dan memanfaatkan IPTEK canggih dalam kehidupannya. Tingkat
pendidikan masyarakat, ekonomi dan pendapatannya sudah rata-rata tinggi.
Perbedaan antara negara terbelakang dengan negara sedang berkembang dan
dengan negara maju, bukan didasarkan atas tinggi rendahnya martabat kemanusiaan,
melainkan didasarkan atas derajad kemampuan SDM-nya dalam menguasai serta
menerapkan IPTEK bagi kesejahteraan manusia yang bersangkutan.
Perbedaan antara individu, masyarakat, bangsa dan negara yang memiliki
kekuasaan atau kekuatan dengan individu, masyarakat, bangsa dan negara yang
lemahyang tidak dilandasi oleh kesadaran bahwa manusia di hadapan Tuhan itu
derajadnya sama, akan menimbulkan konflik yang membahayakan perdamaian.
Dalam menciptakan kehidupan global yang sejahtera, aman, dan damai, kerja
sama dan saling ketergantungan merupakan mekanisme yang strategis.
Bagaimanapun kayanya, negara-negara itu memerlukan sesuatu dari pihak, negara,
bangsa dan masyarakat lain. Negara industri akan memerlukan bahan mentah atau
bahan dasar yang diprosesnya dari negara lain, begitu pula barang-barang hasil
produksinya juga memerlukan pasar di negara lain, untuk menjual barang-barang
hasil industrinya. Sehingga timbul saling ketergantungan antara mereka. Dalam

28
29

lingkup global yang luas, saling ketergantungan tidak hanya pada bidang ekonomi
saja, namun juga pada bidang sosial, budaya, dan politik. Saling ketergantungan
dalam bidang-bidang kesehatan, kedokteran, keluarga berencana, olah raga, kesenian,
ilmu pengetahuan, teknologi, pemerintahan, kedaulatan rakyat, HAM dan seterusnya,
menjadi tuntutan bagi terciptanya masyarakat global yang selaras, serasi, dan
seimbang.
Kemiskinan yang dialami oleh umat manusia juga merupakan masalah global.
Kontak antar manusia baik secara langsung maupun tidak langsung melalui berbagai
media informasi, juga meningkatkan aspirasi penduduk terhadap kebutuhan hidup
non ekonomi yang antara lain meliputi pendidikan, kesehatan, kesenian, rekreasi dan
sebangsanya. Bagi masyaralat miskin, untuk memenuhi aspirasi yang tarafnya tinggi,
untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic neeeds) yang sangat mendasar, masih sangat
sukar dicapai. Kenyataan tersebut merupakan masalah kemanusiaan yang harus
mendapatkan perhatian, terutama dari mereka yang membuat dan mengambil
kebijakan serta keputusan.
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan penduduk dengan segala
kebutuhan serta aspirasinya, pergeseran nilai, norma dan peraturan, merupakan hal
yang wajar. Oleh karena itu, peninjauan pengembangan dan perubahan peraturan,
hukum serta perundang-undangan merupakan upaya yang wajar dalam
mengakomodasi pertumbuhan dan perkembangan tadi.
Dalam kenyataan hidup, terutama yang dialami oleh anggota masyarakat
lapisan bawah yang lemah, sangat sukar untuk mendapatkan perlakuan dan pelayanan
HAM-nya secara wajar. Pihak yang kuat dan berkuasa tidak jarang melakukan
pelanggaran HAM terhadap mereka yang lemah, baik pada tingkat perorangan,
tingkat kelompok, bangsa maupun negara. Untuk mengatasi pelanggaran atas HAM
tersebut harus dimulai dari tiap individu masing-masing, yang saling menghayati
benar hak dan kewajiban diri sendiri, serta hak dan kewajiban orang lain.
Salah satu nilai yang harus melekat pada diri kita yaitu kemandirian. Dalam
dinamika kerja sama dan saling ketergantungan, kemandirian ini memperkuat
kedudukan kita di tengah-tengah negara bangsa yang lain. Kemandirian merupakan
kekuatan internal yang menjaga diri dari pendiktean permainan pihak lain yang
bermaksud mencari keuntungan dari kelemahan kita.
Manusia selaku individu, keluarga, masyarakat dan bangsa selalu memiliki
keterbatasan, meskipun termasuk ke dalam kelompok serba ada atau kaya. Oleh
karena itu, kerja sama dan saling ketergantungan menjadi tuntutan yang wajar dalam
kehidupan bermasyarakat, terutama dalam kehidupan global. Namun demikian jati
diri dan kemandirian menjadi landasan yang harus melekat pada tiap diri manusia,
baik sebagai individu, keluarga dan masyarakat, maupun sebagai bangsa serta warga
dunia.

D. RINGKASAN MATERI
Mengenai isu dan masalah global, Merry M. Merryfield (1997:8)
mengemukakan pokok-pokok penduduk dan keluarga berencana (population and
family planning), hak rakyat menentukan pemerintahan sendiri (self determination),
pembangunan (development), hak asasi manusia (human right), emigrasi, imigrasi

29
30

dan pengungsian (emigration, immigration and refugees), kepemilikan bersama


secara global (the global commnos), kelaparan dan bahan pangan (bunger and food),
perdamaian dan keamanan (peace and security), prasangka dan diskriminasi
(prejudice and discrimination). Isu dan masalah yang telah dikemukakan tadi, bukan
lagi dirasakan secara local maupun regional, namun kini sudah dirasakan oleh seluruh
dunia. Badan dan lembaga dunia yang merupakan bagian dari PBB maupun yang
berada diluar PBB seperti LSM telah menaruh perhatian yang seriau mengenai hal
tersebut.

E. TUGAS DAN LATIHAN


Mengapa Keluarga Berencana sangat penting untuk dilakukan ?

F. RAMBU-RAMBU JAWABAN
Masalah penduduk merupakan masalah yang sudah mendunia. Persoalan
ketidakseimbangan antara pertumbuhan dan jumlah penduduk dengan
ketersediaan bahan pangan, lapangan kerja serta pamukiman yang merupakan
masalah kesejahteraan, bukan hanya masalah yang menimpa Indonesia
melainkan masalah yang dialami juga oleh Negara-negara di dunia.Salah satu
upaya untuk mengatasi masalah penduduk yaitu dengan melakukan program
Keluarga Berencana (KB) dengan mengatur jumlah anggota keluarga demi
kesejahteraan masing-masing keluarga. Program ini selain merupakan upaya
pemecahan masalah, pada pelaksanaannya juga masih menjadi permasalahan
global.

30
31

BAB V

ISU-ISU GLOBAL DALAM PEMBELAJARAN IPS SD

A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda dapat memahami dan mengaplikasikan Isu-Isu
Global Dalam Pembelajaran IPS SD

B. POKOK-POKOK MATERI
1. Isu – Isu Global Dalam Pembelajaran IPS SD
2. Masalah-Masalah Global Dalam Pembelajaran IPS SD

C. URAIAN MATERI
1. Isu – Isu Global Dalam Pembelajaran IPS SD
Telah kita sadari bahwa pengajaran IPS bersumber dari masyarakat yang
meliputi pertumbuhan, perkembangan, kemajuan kehidupan termasuk segala
aspek dengan permasalahannya. Dengan demikian, pengajaran IPS tidak akan
kehabisan materi untuk dibahas dan dipermasalahkan. Materi tersebut bukan
hanya apa yang terjadi hari ini, melainkan juga yang telah terjadi masa yang
lampau, dan lebih jauh pada masa yang akan datang. Ditinjau dari lingkup
wilayahnya meliputi apa yang terjadi setempat secara local, nasional, regional
sampai ke tingkat global. Hal tersebut menjadi perhatian dan lahan garapan
pengajaran IPS.
Perkembangan, perubahan dan kemajuan pengetahuan, kesadaran perilaku,
sikap dan pemikiran manusia saat ini akan berpengaruh terhadap sikap perilaku
dan tindakannya di hari-hari mendatang. Oleh karena itu selaku guru IPS harus
memperhitungkan dan mengantisipasinya.
Beberapa hal yang berkenaan dengan isu-isu global dalam pembelajaran
IPS diantaranya sebagai berikut :
a) Kemajuan dan pemanfaatan IPTEK dalam komunikasi transportasi;
multimedia, kamera dan pemotretan jarak jauh, teropong serta penginderaan
dari satelit, telah memperluas cakrawala pandang manusia yang memperkaya
materi pembelajar IPS
b) Kontak antarmanusia dan arus barang berita dan informasi baik secara fisik
langsung tanpa perantara, maupun tidak langsung melalui berbagai media,
memperluas cara pandang manusia mulai dari tingkat locak, regional sampai
ke tingkat global, untuk membina perspektif global dalam diri manusia.
Proses yang demikian itu merupakan salah satu tugas yang harus diperhatikan
pada pembelajaran IPS
c) Secara alamiah, baik kondisi alam fisik maupun social budaya manusia di
permukaan bumi, tersebar tidak merata dan beraneka ragam. Ketidak
merataan dan keanekaragaman SDA dan SDM ini menjadi dasar terjadinya
penjelajahan, kontak social, perdagangan serta kemajuan cara pandang
manusia terhadap kehidupan baik dalam konteks keruangan maupun dalam

31
32

perkembangan waktunya. Kenyataan yang demikian itu menjadi landasan


materi pada kajian pembelajaran IPS.
d) Perbedaan tingkat kemakmuran masyarakat, Negara-negara di permukaan
bumi, tidak terletak pada kaya miskinnya SDA setempat, melainkan lebih
ditentukan oleh kemampuan SDM-nya memanfaatkan SDA yang dimiliki
bagi kesejahteraan mereka masing-masing. Kenyataan yang demikian itu
menjadi landasan peningkatan kesadaran kita semua, khususnya kesadaran
guru IPS peningkatan kesadaran kita semua, khususnya kesadaran guru IPS
akan pentingnya pendidikan memperbaiki kualitas kemampuan peserta didik
sebagai masa yang akan datang.
e) Fenomena dan masalah kehidupan di permukaan bumi sebagai suatu
kenyataan, merupakan proses yang berkembang dalam ruang tertentu pada
perjalanan dari waktu ke waktu. Kenyataan yang demikian, merupakan
perpaduan jalinan antara faktor ruang dengan faktor waktu yang mencirikan
karakter aspek kehidupan tersebut. Faktor waktu yang mencirikan karekter
aspek kehidupan tersebut. Fenomena itu merupakan hal yang menarik bagi
pembelajaran IPS.

2. Masalah-Masalah Global Dalam Pembelajaran IPS SD


Berkenaan dengan masalah-masalah global, Merry M. Merryfield (1997:8)
antara lain mengemukakan penduduk dan keluarga berencana (population and
family planning), pembangunan (development), hak asasi manusia bersama
secara global (the global commons), lingkungan hidup dan SDA (environment
and natural resources), kelaparan dan bahan pangan (hunger and food),
perdamaian dan keamanan (peace security), prasangka dan diskriminasi
(prejudice and discrimination). masalah-masalah diantaranya sebagai berikut :
a) Penduduk dan keluarga berencana
Masalah penduduk terletak pada tingkat kesejaheraan dan kemakmuran
yang rendah sebagai akibat adanya kesenjangan yang besar antara
pertumbuhan pertumbuhan serta jumlah penduduk yang terus meningkat
dengan pertumbuhan segala kebutuhan terbatas. Sedangkan upaya-upaya
yang dilakukan untuk menyeimbangkan dan menanggulanginya yaitu progam
keluarga berencana yang masih belum berhasil.

b) Pembangunan
Masyarakat dan Negara-negara yang miskin yang seharusnya
melakukan pembangunan untuku mengentaskan diri dari kemiskinan, justru
tidak mampu melaksanakannya. Pembangunan sebagai rangkaian kegiatan
perencanaan, pengkajian, uji kelayakan, pengelolaan, pelaksanaan, evaluasi
memerlukan SDM yang handal, dana yang mendukung, dan suasana yang
kondusif. Dengan demikian pembangunan yang seharusnya menjadi upaya
pemecahan masalah, untuk bangsa-bangsa yang terbelakang dan miskin,
justru menjadi masalah. Dalam hal ini SDM dengan kualitas kemampuannya,
menjadi kunci utama.

32
33

c) Hak asasi Manusia


Mengapa yang melekat pada diri tiap orang itu menjadi masalah,
bahkan menjadi masalah global? Persoalannya terletak pada pelanggaran
yang terjadi dialami oleh orang-orang tertentu, baik sebagai individu maupun
sebagai kelompok oleh pihak-pihak tertentu yang memiliki kekuasaan atau
yang berkuasa. Oleh karena itu, kita masing-masinng harus menyadari hak
dan kewajiban dan memahami serta menghormati hak dan kewajiban orang
lain. Hal itu sebagai upaya untuk memberikan pengertian dan kesadaran
kepada peserta didik atas hak dan kewajibannya.

d) Migrasi
Migrasi sebgai suatu gerak suatu gerak penduduk yang menjadi masalah
global, yaitu emigrasi (perpindahan penduduk menuju Negara lain yang akan
menetap di Negara baru tersebut), imigrasi (perpindahan penduduk dari suatu
Negara ke dalam negeri tertentu yang diperkirakan akan menetap di negeri
terakhir), dan pengungsian (perpindahan sekelompok penduduk dari suatu
kawasan atau Negara ke kawasan atau Negara lain, karena faktor-faktor
tertentu yang mendesak). Bahwa orang atau orang-orang yang berpindah itu
membawa masalah, masalah ekonomi (lapangan kerja, kekurangan bahan
pangan), masalah politik (perang saudara, perbedaan ideology) masalah atau
bencana alam (banjir, kekeringan, wabah). Bagi kawasan atau Negara yang
didatangi, menjadi masalah karena berkaitan dengan pemenuhan segala
kebutuhan para pendatang, mulai dari tempat tinggal, pekerjaan, bahan
pangan, kriminalitas, dan kemungkinan wahab penyakit yang mereka bawa.
Masalah tersebut membawa dampak luas dalm berbagai aspek kehidupan di
antara dua belah pihak.oleh karena itu, pada tingkat makro, kenyataan
tersebut telah menjadi masalah global.

e) Kepemilikan bersama secara global


Tiap kawasan dengan kawasan lain, tiap Negara dengan Negara lain
yang ditetapkan sebagai batas wilayah (darat, perairan, dan udara). Namun
dalam konteks dunia (global), khususnya berkenaan dengan samudra dan
udara terbuka, merupakan milik seluruh manusia, yang dapat dimanfaatkan
oleh siapa saja. Pada kenyataannya, baik samudra luas terbuka dan angkasa
luar yang tidak bertuan itu, menjadi sengketa yang dapat menimbulkan
masalah besar. Oleh karena itu, hal-hal yang sesungguhnya menjadi milik
bersama umat manusia, tidak dapat diklam oleh pihak manapun, harus diatur
bersama secara global oleh hokum international.

f) Lingkungan hidup dan sumber daya alam


Lingkungan hidup bagi manusia yaitu kesatuan ruang dengan semua
benda, daya keadaan dan mahluk hidup termasuk didalamnya mansia dan
perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (UURI No. 4/1982:3).
Sedangkan sumber daya menurut undang-undan republic Indonesia nomor 4
tahun 1982 itu adalah “unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya

33
34

manusia, sumber daya alam hayati, sumber daya alam non hayati, dan sumber
daya buatan” . oleh karena itu benda atau fenomena yang sama dapat kita
sebut sebagai lingkungan dan dapat pula kita nyatakan sebagai sumberdaya
tergantung dari sudut pandang yang kita tetapkan.
Sebagai akibat meningkatnya jumlah penduduk manusia dengan segala
kebutuhannya, lingkungan sebagai sumber daya, secara alamiah tidak dapat
lagi menjamin kehidupan manusia tanpa penerapan dan pemanfaatan IPTEK
dalam merekayasa lingkungan sebagai sumber daya, kesejahteraan umat
manusia tidak dapat terjamin. Namun, penerapan dan pemanfaatan IPTEK
tersebut, bermata dua atau dilematis. Secara positif mendatangkang rahmat
dalam arti meningkatkan kesejahteraan manusia. Namun membawa dampak
negatif atau membawa laknat dalam bentuk masalah lingkungan seperti
pencemaran, kekeringan, banjir, tanah longsor dan kenaikan suhu udara
globa. Oleh karena itu, kita umat manusia harus penuh kewaspadaan dalam
menerapkandan memanfaatkan IPTEK.

g) Kelaparan dan bahan pangan


Kelaparan dan keterbatasan persediaan bahan pangan, merupakan
masalah yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan umat manusia, baik local
dan regional maupun global. Oleh karena itu peningkatan produksi pangan,
khususnya produksi pertanian bahan pangan menjadi tuntutan untuk
memenuhi kebutuhan pangan. Namun karena berbagai kendala yang meliputi
kendala social tidak meratanya kualitas kemampuan SDM, kendala politik
dan kekuasaan, panen kendala cuca (El Nino dan La Nina) yang
menyebabkan kegagalan panen, kesenjangan antara pertumbuhan kebutuhan
pangan dengan pertumbuhan persediaan bahannya tidak dapat dihindarkan.
Hal tersebut mengakibatkan kelaparan di berbagai kawasan di dunia. Gejolak
politik dan ekonomi global juga menjadi salah satu penyebab yang mendasar
kelaparan di berbagai belahan bumi tadi.

h) Perdamaian dan keamanan


Perdamaian dan keamanan adalah dua aspek social psikologis yang
sangat mendasar serta didambakan oleh tiap individu umat manusia. Namun
demikian, sangat sulit terealisasikan secara wajar dalam kehidupan.
Kerawanan-kerawanan terhadap perdamaian keamanan, bermula dari
pertentangan etnis ke pertentangan rasial, pertentangan politik ke ekonomi,
dari ambisi gengsi arogansi elit yang berkuasa tingkat nasional ke tingkat
regional sampai ke tingkat global yang meresahkan perdamaian serta
mengganggu keamanan global.

i) Prasangka dan diskriminasi


Masalah rpasangka dan diskriminasi, meliputi aspek-aspek etnis
(kesukuan), ras, kelas, jenis atau kelamin (gender), agama, ekonomi dan
politik. Secara ilmiah di alam raya termasuk di dalam biosfer tempat kita
hidup ini, perbedaan secara keanekaragaman merupakan hal wajar. Oleh
karena itu, kemajemukan tersebut harus kita terima, bahkan harus kita

34
35

syukuri. Namun demikian dalam kehidupan social, budaya, ekonomi, dan


politik menjadi sumber kersahan kesenjangan bahkan masalah. Dengan dasar
alas an perbedaan kepentingan, perbedaan serta keanekaragaman menjadi
benih berkembangnya prasangka antar etnis, antar ras, antar agama; antar
kelompok ekonomi dan antar kelompok politik. Hal inilah yang menjadi
wajib diwaspadai secara sungguh-sunggu oleh seluruh umat manusia,
terutama oleh kelompok elit yang tersebut harus mulai ditanamkan sejak dini
di tingkat sekolah dasar. Anak-anak di tingkat SD inilah yang akan menjadi
SDM masa yang akan datang yang idealnya bersih dari sikap dan tindakan
prasangka serta diskriminasi.

D. RINGKASAN MATERI
a) Pertumbuhan penduduk dengan segala kebutuhan hidupnya menjadi
faktor pendorong utama kemajuan dan penerapan IPTEK dalam berbagai
bidang kehidupan.
b) Kemajuan dan penerapan IPTEK elektrik-elektronik menghasilkan
multimedia, menajdi dasar terjadinya revolusi informasi dan masyarakat
global.
c) Kemajuan kondisi fisikal alamiah dan rasial serta kehidupan social
budaya, ekonomi dan politik di permukaan bumi, selain merupakan asset
kesejahteraan kehidupan global, juga menjadi faktor terjadinya konflik
antar masyarakat di dunia.
d) Penerapan IPTEK dalam memanfaatkan sumber daya alam dan
lingkungan selain meningkatkan kesejahteraan hidup umat manusia juga
dapat menimbulkan masalah global.
e) Kewaspadaan terhadap dampak negatif dari proses globalisasi, merupakan
salah satu syarat penyelamatan kepentingan hidup Bangsa Indonesia dari
budaya global.

E. TUGAS DAN LATIHAN


Mengapa isu-isu global harus dimasukan dalam pembelajaran IPS ?

F. RAMBU- RAMBU JAWABAN


Pengajaran IPS bersumber dari masyarakat yang meliputi pertumbuhan,
perkembangan, kemajuan kehidupan termasuk segala aspek dengan
permasalahannya. Dengan demikian, pengajaran IPS tidak akan kehabisan materi
untuk dibahas dan dipermasalahkan. Materi tersebut bukan hanya apa yang
terjadi hari ini, melainkan juga yang telah terjadi masa yang lampau, dan lebih
jauh pada masa yang akan datang. Ditinjau dari lingkup wilayahnya meliputi apa
yang terjadi setempat secara local, nasional, regional sampai ke tingkat global.
Hal tersebut menjadi perhatian dan lahan garapan pengajaran IPS.

35
36

BAB VI
MODEL PEMBELAJARAN DAN EVALUASI
PEMBELAJARAN PERSPEKTIF GLOBAL

A. TUJUAN
Setelah Mempelajari Buku Ajar Ini, Anda Dapat Memahami Dan
Mengaplikasikan Model Pembelajaran Dan Evaluasi Pembelajaran Perspektif
Global.
.

B. POKOK-POKOK MATERI
1. Model Pembelajaran Perspektif Global Dalam IPS SD
2. Evaluasi Pembelajaran Perspektif Global Dalam IPS SD

C. Uraian Materi
1. Model Pembelajaran Perspektif Global Dalam IPS SD
Dalam kehidupan manusia, banyak masalah yang menunjukan pertentangan
(kontroversional) satu kenyataan dengan kenyataan lainnya. Dimulai dari tempat
tinggal masing-masing (lokal), wilayah yang lebih luas seperti tingkat kabupaten dan
provinsi (regional), tingkat bangsa (nasional), antar wilayah negara (antar regional),
sampai ke tingkat dunia (global). Masalah-masalah tersebut meliputi kaya miskin,
perdamaian konflik, saling mempercayai-prasangka, kesepakatan-pertentangan, dan
kelestarian-perusakan.
Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan tempat tinggal (desa-kota) dapat
diamati adanya kemiskinan dan kekumuhan di satu pihak serta kekayaan dan
kemewahan di pihak lain. Masalah yang menunjukan pertentangan ini, di tingkat
regional yang lebih luas dan di tingkat dunia dapat diketahui melalui pemberitaan
surat kabar, penyiaran radio serta berita tayangan TV. Oleh karena itu, media
informasi seperti surat kabar, majalah, radio, TV dan internet menjadi sarana untuk
memperoleh segala informasi mengenai kehidupan sehari-hari, termasuk di dalamnya
masalah-masalah yang kontroversional.
Melalui pengamatan di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan yang lebih
luas, dari berbagai media cetak maupun elektronik kita dapat menyerap informasi di
satu pihak berbicara bahkan membahas masalah perdamaian, namun di pihak lain
pertentangan (konflik) antarkelompok masyarakat, antarsuku bangsa, antarbangsa,
antarpihak-pihak yang berbeda kepentingan ekonomi, sosial dan politik terus
berlangsung. Dalam perbincangan antar elit yang berkuasa dan memegang kebijakan
di tingkat regoinal dan internasional, ada kesepakatan pembatasan senjata nuklir,
kesepakatan pelanggaran batas negara (darat, laut, udara), namun di pihak lain kontak
senjata atau “perang” antarpihak yang bertetangan terus berlangsung.
Pada lingkup lingkungan hidup pecinta alam mencapai kesepakatan tentang
menjaga kelestarian lingkungan hidup. Perbincangan menghasilkan kesepakatan
konsep-konsep pembangunan berwawasan lingkungan, pembangunan ramah
lingkungan, menjaga keanekaragaman hayati, dan lain sebangsanya. Namun di pihak

36
37

lain, perusakan lingkungan berupa pembabatan hutan, penggalian batu dan pasir, dan
berbagai jenis pencemaran terus berlangsung.
Makin banyak jenis dan jumlah serta makin menyebarnya berbagai media
informasi, maik media cetak maupun media elektronik, pengetahuan tentang masalah-
masalah kontroversional yang mengglobal itu makin mudah diperoleh baik orang
dewasa maupun anak-anak pun tidak sukar mendapatkannya. Oleh karena itu, pada
proses pembelajaran berkenaan dengan masalah-masalah kontroversional, pada saat
memulainya, selaku guru IPS dapat menggali dengan mengajukan pertanyaan kepada
murid ‘apakah’ mereka telah mengetahui tentang salah satu masalah kontroversial
yang akan menjadi pembahasan.
Dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran IPS, dan lebih khusus lagi tentang
pembelajaran masalah-masalah kontroversional dalam konteks perspektif global ada
4 komponen yang harus diperhatikan, 4 komponen itu meliputi :
a) Materi (Pokok Bahasan)
Selaku guru IPS untuk menjawab pertanyaan materi pembelajaran yang akan
disajikan pada pengajaran IPS guru harus menggali dan merumuskan materi yang
akan disajikan sesuai dengan tingkat perkembangan murid yang akan
memperoleh materi yang bersangkutan.
Berbicara tentang sumber materi, khususnya tentang masalah-masalah
kontroversional, pertama yang harus dilakukan selaku guru IPS harus mengacu
pada kurikulum yang berlaku. Untuk menambah, mengembangkan dan
memperkaya materi yang ada dalam kurikulum, selaku guru IPS harus menggali
sumber-sumber lainnya. Ke dalam sumber tersebut yang paling utama yaitu
masyarakat dan lingkungan tempat kita dan anak-anak berada. Sumber lain yang
dapat dijangkau dan ada disekitar kita, yaitu bahan bacaan berupa buku, surat
kabar, tabloid dan majalah. Selanjutnya juga media elektronik yang menyiarkan
berita, baik berita nasional maupun dunia.
b) Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran yang akan ditempuh dan dilaksanakan, tidak dapat
dilepaskan dari sifat materi yang akan dibahas, dan produk atau tujuan yang
harus dicapai. Oleh karena itu, metode dan strategi yang akan diterapkan serta
media pengajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, harus
disesuaikan dengan sifat materi dan tujuan yang akan dicapai tadi.
Dari berbagai metode pengajaran dan strategi mengajar sebaiknya guru IPS
dapat menyeleksi dalam penerapan dan penggunaannya sesuai dengan sifat
materi dan tujuan yang akan dicapai.
c) Tujuan Yang Akan Dicapai
Menurut Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan (1956) dalam bukunya
yang berjudul Taxonomy of educational Objectives, mengemukakan 3 aspek
perilaku yang menjadi tujuan pendidikan dan pengajaran, yaitu aspek kognitif,
aspek afektif dan aspek psikomotor.

d) Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi meliputi, non-test dan test. Evaluasi non-test, meliputi
penilaian kegiatan tugas dan penampilan. Penampilan ini menjadi pendorong

37
38

kegairahan dan penciptaan suasana persaingan yang sehat yang menjadi dasar
kemajuan individu siswa dalam mengembangkan dorongan ingin tahu, minat,
membuktikan kenyataan serta dorongan menemukan sendiri hal-hal yang
berkaitan dengan apa yang sedang dipelajarinya.
Evaluasi non-tes ini juga diterapkan pada kesempatan tanya-jawab dan
diskusi untuk menilai berapa jauh para siswa memahami konsep-konsep yang
dikembangkan dalam proses pembelajaran.
Evaluasi tes, dalam bentuk tes tertulis meliputi bentuk uraian (essay) dan
objektif tes. Evaluasi tes ini untuk mengukur berapa jauh penguasaan siswa
terhadap pokok bahasan yang di proses dan disajikan. Penilaian harus dilakukan
secara berkesinambungan dan menyeluruh sehingga menghasilkan tingkat
evaluasi yang komprehensif.

e) Konsep
Mengenai konsep khususnya konsep dalam IPS, James G. Womack
mengemukakan bahwa konsep pada bidang studi IPS adalah suatu kata atau ungkapan
yang berasosiasi dengan suatu sifat yang menonjol dan melekat. Pemahaman dan
penguasaan konsep yang cocok selain bergantung pada sifat-sifat yang melekat juga
tergantung pada makna definisi umum kata yang bersangkutan. Konsep memiliki dua
pengertian, baik pengertian denotative maupun pengertian konotatif. Secara
sederhana pengertian denotative adalah pengertian kata berdasarkan definisi kamus.
Konsep-konsep IPS seperti juga konsep-konsep bidang studi yang lain, memiliki
pengertian konotatif, yaitu pengertian yang lebih tinggi yang harus dilatihkan kepada
para siswa untuk memahaminya.
Dalam konsep perspektif global, ada beberapa konsep yang dapat diketengahkan
disini antara lain saling ketergantungan, perdamaian, kesejahteraan bersama,
kepemilikan bersama dll. Selanjutnya penertian konotatif saling kertergantungan
mengandung makna tidak adanya Negara yang mampu memenuhi segala
kebutuhannya sendiri, kedudukan perdagangan, produsen dan konsumen kerja sama
dan pertukaran tenaga teknik, hubungan antara Negara industry dengan Negara
agraris dan seterusnya. Selanjutnya agar konsep itu melekat pada diri siswa, ia harus
dibinakan pada diri mereka. Oleh karena itu kita sampai pada tahap yang disebut
pembinaan konsep.
1) Pembinaan konsep
Berdasarkan uraian yang dikemukakan oleh James G. Womack pembinaan
konsep itu dapat diartikan sebagai proses pengajaran aspek konotatif dari konsep-
konsep. Proses ini memakan waku yang lama untuk memperkenalkan konsep pada
para siswa daam berbagai kesempatan sehingga seseorang siswa dapat
menemukan sendiri keragaman konotasi dari suatu konsep. Dengan demikian
pembinaan ini merupakan proses pembelajaran, pengertian konotasi konsep secara
luas sampai siswa mampu menangkap pengertiannya dalam arti yang seluas-
luasnya. Apabila berpijak pada asas pembelajaran, pembinaan konsep ini harus
melaui proses dari yang telah diketahui kearah yang akan diketahui; dari yang
mudah kearah yang sukar, dari yang sederhana kearah yang makin pelik; dari yang
konkrit kearah abstrak; dan dari yang dekat kearah yang jauh.

38
39

2) Strategi pembinaan konsep


Dalam starategi ini proses pembelajran itu secara dominan diarahkan pada
penguasaan suat kata atau suatu ungkapan sampai terjadi pola pengertian abstrak
atau konsep dalam diri yang mempelajarinya, disini berarti dalam diri siswa.
Untuk sampai pada pola abstrak, startegi pembinaan konsep itu harus berkaitan
kuat dengan pengalaman. Oleh karena itu asas mulai dari yang diketahui kea rah
yang akan diketahui : mulai dari yang konkrit ke arah yang abstrak harus menjadi
pegangan. Dengan demikian benda yang sesungguhnya, model-model, ilustrasi
gambar, potert film, karyawisata dan contoh-contoh yang banyak merupakan
strategi pembinaan konsep.
Berkenaan dengan pembinaan konsep, John Jarolimek (1972:57-64)
mengetengahkan tiga strategi sebagai berikut :
 Strategi pertama: membuat daftar,mengelompokkan, dan membuat label.
Dalam hal ini Anda selaku guru IPS membayangkan telah berkaryawisata ke
Toko Serba Ada dengan para siswa. Anak-anak melakukan pengamatan,
pecatatan tentang apa yang mereka alami dilapangan setelah kembali ke
sekolah dalam kelas para siswa membuat daftar barang-barang yang mereka
amati. Lalu melakukan pengelompokan benda-benda yang mereka amati itu.
Kemudian mereka memberikan label pada kelompok nama benda-benda
tersebut.
 Strategi kedua : mengalami, berhipotesis, pengujian. Guru IPS memberi tugas
kepada anak-anak untuk mempelajari iklan, baik iklan di media cetak maupun
elektronik. Para siswa dibimbing untuk meneliti contoh iklan sebanyak-
banyaknya yang mereka peroleh, lalu mengklasifikasikan iklan berdasarkan
jenis, isi, perkiraan harga periklanan, keuntungan dan seterusnya. Selanjutnya
mereka mengajukan hipotesis antara lain sebagai berikut :
 Iklan membantu para pelanggan karena memberikan informasi mengenai
produk baru dengan harganya
 Iklan yang efektif mencoba menciptakan kebutuhan dari suatu produk, baik
yang mereka perlukan ataupun yang tidak mereka perlukan.
 Iklan lokal memiliki efek yang langsung dalam penjualan bagi toko-toko
setempat bila dibandingkan dengan iklan-iklan tingkat nasional.
Selanjutnya siswa melakukan checking ke berbagai pihak baik pelanggan,
pembeli, pemasang iklan, perusahaan iklan, mapun toko-toko untuk
membuktikan kebenaran hipotesis mereka.
 Strategi Ketiga : memperkenalkan contoh dan bukan contoh. Anda selaku guru
IPS mengemukakan contoh dan bukan contoh berkaitan dengan kta atau
ungkapan tersebut. Katakanlah dalam konteks perspektif global anda
memperkenalkan saling ketergantungan yang akan digiring ke arah pengertian
konotatif sebagai suatu konsep. Berkaitan dengan saling ketergantunagan itu,
Anda kemukakan kepada para siswa pertanyaan sebagai berikut :
 Perdaganagn timbal balik antara Negara industri dan pertanian.
 Pertukaran para ahli, mahasiswa dan pelajar anatara satu Negara atau satu
daerah dengan Negara atau daerah lain.
 Saling memberikan informasi tentang keadaan cuaca suatu daerah atau
suatu Negara dengan daerah atau Negara lainnya

39
40

 Saling mengunjungi atau pertukaran kunjungan para ilmuwan, pejabat,


anggota DPR antar suatu daerah atau Negara dengan daerah atau Negara
lain.
f) Pengembangan Teknik Evaluasi
Rangkaian proses evaluasi itu terus dilakukan namun sebagai kegiatan puncak
terutama berkenaan dengan penguasaan siswa terhadap apa yang Anda sajikan,
evaluasi dalam bentuk tes tertulis harus Anda lakukan, selain untuk emnilai
kemampuan para siswa tes ini sebagai umpan balik untuk menilai keberhasilan
kinerja anak.
Secara komperensif evaluasi yang Anda lakukan itu kegiatan sejak awal sampai
penilaian tes akhir. Penilaian itu meliputi kegiatan tanya jawab, diskusi, tugas dengan
hasilnya sampai yang terakhir tadi berupa tes tertulis. Evaluasi ini meliputi hal-hal
yang kualitatif sampai pada nilai yang dapat diukur.selanjutnya bagaimana
mengajarkan bagaimana keterampilan dan sikap sosial terhadap penajaran IPS yang
berkaitan dengan perspektif global tersebut.
Keterampilan yang secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan mengajarkan
kemampuan yang baik. Dalam pengajaran IPS keterampilan memiliki makna yang
luas pada kegiatan membaca. Secara luas keterampilan itu meliputi keterampilan fisik
motorik, keterampilan berpikir dan keterampilan sosial.
Selanjutnya kita tinjau apa yang diamksud dengan sikap sosial khususnya. Sikap
adalah kecenderungan reaksi yang mantap dari seseorang terhadap sesuatu atau
seseorang atau terhadap lingkunagna pada umumnya sedangkan sikap sosial adalah
sikap positif terhadap kondisi dan lingkungan sosial yang ada serta dihadapi
seseorang. Sikap sosial dalam diri seseorang merupakan proses dan interaksi sosial
yang dialami oleh individu yang bersangkutan.
Pada kesempatan ini kita akan merancanag pembelajaran IPS dalam mengajarkan
keterampilan sosial dan sikap sosial. Terbina dan berkembangnya keterampilan sosial
dalam diri seseorang, dalam hal ini dalam diri peserta didik tidak dapat dilepas dari
adanya sikap sosial pada individu yang bersangkutan. Dan sebaliknya terbinanya
sikap sosial dalam diri seseorang merupakan hasil pembinaan keterampilan sosial
dalam diri yang bersangkutan. Keterampilan sosila dengan sikap sosial merupakan
dua sisi dari suatu mata uang dari suatu mata uang yang tidak terpisahkan satu sama
lain. Tingginya kualitas keterampilan sosial yang melekat pada diri seseorang sangat
dipengaruhi oleh kualitas sikap sosial individu yang bersangkutan dan kebalikannya.
Tingginya kualitas sikap sosial yang menjadi bagian dari diri individu, tidak dapat
dilepaskan dari kadar keterampilan sosial dalam diri

2. Evaluasi Pembelajaran Perspektif Global Dalam IPS SD


a) Hakikat Evaluasi
Menurut penjelasan John W. Best (1977:13) sebagai berikut. “evaluasi berkenaan
dengan suatu penerapan yang segera harus dilakukan untuk mengungkapkan mutu
hasil, proses, atau program pendidikan tertentu yang telah disepakati dan ditentukan
tujuan atau nilainya”. Evaluasi menyatakan keputusan tentang efektifitas, manfaat
sosial, atau hasil yang diinginkan, proses atau program dan tidak menyangkut
generalisasi yang mungkin dari suatu tatanan yang diperluas. Dalam proses

40
41

pendidikan dan pengajaran, evaluasi ini menentukan peringkat serta kelulusan peserta
didik dari proses dan program yang dijalaninya.
b) Asas Evaluasi
Asas-asas yang harus diperhatikan dalam melakukan evaluasi meliputi :
i. Asas Kompreherensif atau Asas Keseluruhan
ii. Asas Kesinambungan atau Asas Kontinuitas
iii. Asas Objektivitas
c) Fungsi Evaluasi
a. Mengungkapkan penguasaan peserta didik terhadap materi atau pokok
bahasan yang telah diperoleh dari proses pembelajaran, yang meliputi
pengetahuan, kemampuan berpikir, keterampilan, perasaan dan sikapnya.
b. Menemukan kelemahan –kelemahan materi, metode, media pengajaran, dan
tujuan yang telah dirumuskan. Data hasil evaluasi ini selanjutnya dapat
digunakan untuk memperbaiki dan penyempurnaan tugas pembelajaran
selanjutnya.
c. Mengungkapkan terpenuhi tidaknya tugas guru dalam melakukan
pembelajaran terhadap para peserta didik. Jika dari hasil evaluasi proses
pembelajaran itu terdapat kelemahan-kelemahan atau ada tugas guru yang
tidak terpenuhi, pada pembelajaran berikutnya harus diperbaiki dan
disempurnakan.
d. Mengungkapkan tingkat perkrmabangan peserta didik secara individual, yang
selanjutnya digunakan untuk membimbing pertumbuhan potensinya lebih
lanjut.
d) Tujuan Evaluasi
a. Membuat laporan prestasi peserta didik berkenaan dengan hasil pembelajaran
yang harus diketahui oleh orang masing-masing.
b. Mendapatkan umpan balik hasil evaluasi pembelajaran terhadap keberhasilan
atau ketidak berhasilan kerja dan kinerja guru dalam melaksanakan
pembelajaran.
c. Menemukan faktor-faktor pendorong dan penghambat keberhasilan
pembelajaran, baik yang dilakukan oleh guru maupun oleh para peserta didik.
d. Menyusun program bimbingan individual bagi para peserta didik dalam
mencapai keberhasilan pembelajaran
e. Mengingatkan rangsangan kegiatan pembelajaran kepada para peserta didik.

D. RINGKASAN MATERI
1) Merancang model pembelajaran IPS pada konteks perspektif global di tingkat
SD, tidak dapat dilepaskan dari haikat peserta didik dengan potensi dasar
mentalnya, tingkat perkembangan kemampuan sesuai dengan umur mereka,
dan asas-asas pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan tadi.
2) Pada pembelajaran IPS, khususnya dalam konteks perspektif global, sumber
dan media pembelajaran utama adalah kehidupan masyarakat yang nyata.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK, multimedia hasil kemajuan teknologi
yang meliputi media cetak (surat kabar, tabloid, majalah) dan media
elektronik (radio. TV, video, internet) juga menjadi sumber serta media
pembelajaran yang makin bermakna.

41
42

3) Dalam pembelajaran IPS pada konteks perspektif global, bukan hanya


memanfaatkan sumber yang majemuk dan menggunakan multimedia,
melainkan juga menerapkan multi metode (ceramah, tanya-jawab, diskusi,
tugas, karyawisata) serta multistrategi (pembinaan konsep, pengembangan
nilai dan sikap, pengembangan keterampilan, inkuiri dan berpikir kritis, tata
cara bertanya yang efektif) sesuai dengan sifat perspektif global tersebut.
4) Sesuai dengan hakikat perspektif global, pendekatan dan evaluasi hasil
pembelajaran dilakukan secara bertahap serta berkesinambungan, dimulai dari
awal pembelajaran, selama pembelajaran dan pada akhir pembelajaran.
pendekatan yang diterapkan mulai dari tingkat lokal dan regional sampai ke
tingkat global. Sedangkan evaluasinya mulai dari evaluasi dalam tanya jawab
dan diskusi sampai pada pelaksanaan tugas dengan hasilnya sampai pada tes
formatif serta sumatif.
5) Sesuai dengan hakikat perspektif global, guru IPS dituntut memiliki wawasan
yang luas tentang berbagai isu dan masalah global yang terjadi dalam
kehidupan.

E. TUGAS DAN LATIHAN


1. Bagaimana konsep pembelajaran IPS SD ?

F. RAMBU-RAMBU JAWABAN
Mengenai konsep khususnya konsep dalam IPS, James G. Womack
mengemukakan bahwa konsep pada bidang studi IPS adalah suatu kata atau
ungkapan yang berasosiasi dengan suatu sifat yang menonjol dan melekat.
Pemahaman dan penguasaan konsep yang cocok selain bergantung pada sifat-
sifat yang melekat juga tergantung pada makna definisi umum kata yang
bersangkutan. Konsep memiliki dua pengertian, baik pengertian denotative
maupun pengertian konotatif. Secara sederhana pengertian denotative adalah
pengertian kata berdasarkan definisi kamus. Konsep-konsep IPS seperti juga
konsep-konsep bidang studi yang lain, memiliki pengertian konotatif, yaitu
pengertian yang lebih tinggi yang harus dilatihkan kepada para siswa untuk
memahaminya.

42
43

BAB VII
MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA DAN SOLUSINYA

A. TUJUAN
Setelah Mempelajari Buku Ajar Ini, Anda Dapat Memahami Masalah Pendidikan Di
Indonesia dan Solusinya.

B. POKOK-POKOK MATERI
1. Tulisan Argumentasi
2. Tulisan Persuasi

C. URAIAN MATERI

1. Masalah Pokok Pendidikan di Indonesia


Sistem pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan social
budaya dan masyarakat sebagai suprasistem. Pembangunan sistem pendidikan tidak
mempunyai arti apa-apa jika tidak singkron dengan pembanguan nasional. Kaitan
yang erat antara bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial budaya
sebagai suprasistem tersebut di mana sistem pendidikan menjadi bagiannya,
menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga permasalahakn intern sistem kondisi
pendidikan itu menjadi sanggat kompleks, artinya suatu permasalahan intern dalam
sistem pendidikan selalu ada kaitan dengan masalah-masalah di luar sistem
pendidikan itu sendiri.
Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat di lepaskan
dari kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat di sekitarnya, dari mana murid-
murid sekolah tersebut berasal, serta masih banyak lagi faktor-faktor lainnya di luar
sistem persekolahan yang berkaitan dengan mutu hasil belajar tersebut.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka penanggulangan masalah pendidikan
juga sanggat kompleks, menyangkut banyak komponen dan melibatkan banyak
pihak.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang di hadapi oleh dunia pendidikan
di tanah air kita yaitu :
a) Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan
b) Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan
kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan
bermasyarakat.
Dari kedua masalah pokok tersebut, maka permasalahan pokok yang pertama
yaitu mengenai masalah pemerataan pendidikan dan masalah pokok yang ke kedua
menyangkut masalah mutu, efisiensi dan relevansi pendidikan.

2. Jenis-jenis Permasalahan Pokok Pendidikan


Dalam lingkup nasional, telah ditetapkan empat masalah pokok pendidikan
yang dirasa perlu untuk diprioritaskan penanggulangannya. Empat masalah pokok
tersebut yaitu:

43
44

a) Masalah pemerataan pendidikan


Dalam rangka memajukan bangsa dan kebudayaan nasional serta
melaksanakan fungsi dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas demi
pembangunan, maka perlu ditekankan bahwa pendidikan di Indonesia harus mampu
menerapkan pelaksanaan pendidikan yang merata. Adapun yang dimaksud
pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program pendidikan yang
dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara
Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan atau biasa disebut perluasan
kesempatan belajar. Pemerataan pendidikan mencakup dua aspek penting yaitu
equality dan equity. Equality atau persamaan mengandung arti persamaan
kesempatan untuk memperoleh pendidikan, sedangkan equity bermakna keadilan
dalam memperoleh kesempatan pendidikan yang sama diantara berbagai kelompok
dalam masyarakat. Sehingga dalam hal ini masalah pemerataan pendidikan dikatakan
timbul apabila masih banyak warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak
dapat mengenyam pendidikan atau dapat dikatakan tidak dapat ditampung di dalam
sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia.
Sejak awal perhatian terhadap pemerataan pendidikan telah mulai
digancarkan secara yuridis. Bagi anak-anak usia sekolah, mendapatkan kesempatan
untuk mengenyam pendidikan terutama SD merupakan hal yang sangat penting.
Diharapkan mereka dapat memperoleh bekal dasar seperti kemampuan membaca,
menulis dan berhitung sehingga mampu mengikuti perkembangan bangsa.
Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena kurang tergorganisirnya
koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah
terpencil. Hal ini menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat
dengan daerah. Sehingga menyebabkan kontrol pendidikan yang dilakukan
pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daerah-daerah terpencil. Jadi hal ini
akan mengakibatkan mayoritas penduduk Indonesia yang dalam usia sekolah, tidak
dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang diharapkan.

b) Masalah Mutu Pendidikan


Mutu diartikan sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Pendidikan
yang bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga
profesional yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan negara dan bangsa pada saat
ini. Dalam dunia pendidikan, mutu pendidikan menjadi sorotan karena sangat
berperan besar dalam menentukan kualitas sumber daya manusia yang telah tercetak
melalui pendidikan. Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu
untuk setiap jenjang pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan
mutu ini diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses, guru,
sarana dan prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan.
Mutu pendidikan menjadi suatu permasalahan apabila hasil dari pendidikan
tersebut belum mampu mencapai taraf yang diharapkan yaitu menghasilkan keluaran
berupa tenaga profesional yang berguna bagi bangsanya. Penetapan mutu hasil
pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenaga
terhadap calon luaran, dengan system sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tersebut
terjun ke lapangan kerja. Penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai
konsumen tenaga dengan system tes unjuk kerja.

44
45

Jika tujuan dari pendidikan nasional dijadikan sebagai kriteria kelulusan


suatu mutu pendidikan, maka keluaran dari suatu system pendidikan menjadikan
pribadi yang bertaqwa, mandiri dan berkarya, anggota masyarakat yang yang social
dan bertanggung jawab, warga Negara yang cinta pada tanah air dan memiliki rasa
kesetiakawanan social. Dengan demikian keluaran tersebut diharapkan mampu
mewujudkan diri sebagai manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun
dirinya dan juga lingkungan
Terkadang orang-orang melakukan penilaian salah terhadap mutu pendidikan.
Banyak yang berpendapat bahwa mutu pendidikan dapa dinilai melalui hasil akhir
belajar siswa, misalkan saja nilai UN (Ujian Nasional). Sesungguhnya mutu
pendidikan yang baik hanya akan didapatkan oleh seseorang setelah melalui proses
belajar yang baik pula. Memahami dan mengikuti dengan baik proses belajar
sehingga diharapkan dapat menunjukkan hasil belajar yang bermutu. Meskipun hasil
tes akhir terlihat memuaskan dari segi nilai, namun jika tidak mengikuti proses
dengan baik maka hal hasil tidak akan tercipta keluaran yang berumutu secara pribadi
masing-masing. Sehingga proses suatu pendidikan sangat menentukan mutu
pendidikan.
Masalah mutu pendidikan yang harus disoroti dan diusahan penanggulangannya
di Indonesia adalah masalah pemerataan mutu pendidikan teruama antara daerah
perkotaan dan daerah pedesaan. Pemerataan ini sangat penting adanya agar
peningkatan mutu pendidikan dirasakan oleh semua siswa di berbagai pelosok tanah
air sehingga nantinya memberi dampak posiif terhadap munculnya banyak keluaran
yang professional di tanah air ini.

c) Masalah Efesiensi Pendidikan


Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem
pendidikan menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan.
Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisisennya tinggi. Jika terjadi
sebaliknya efisiensinya berarti rendah.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah :
a. Bagaimana tenaga pendidikan difungsikan
b. Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan digunakan
c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan
d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga
Jika penggunaannya tepat sasaran maka dapat dikatakan efisiensinya tinggi.
Namun jika terjadi yang sebaliknya maka dikatakan pendidikan memiliki efisiensi
rendah.
Jika dikaitkan dengan permasalahan nyata di masyarakat, maka masalah
efisiensi pendidikan yang pelu memperoleh sorotan yaitu prihal pengangkatan,
penempatan dan pengembangan tenaga.
Pengangkatan yang dimaksud disini adalah pengangkatan tenaga
kependidikan untuk memenuhi kebutuhan dilapangan. Namun masalah yang terjadi
dalam pengangkatan ini adalah kesenjangan antara tenaga yang berlomba-lomba
untuk mendapakan pengangkatan dengan quota pengangkatan yang sangat terbatas.
Kebutuhan lapangan tidak mampu menampung semua tenaga kependidikan yang ada
sehingga hal ini berarti keberadaan tenaga tersebut tidak dapat segera difungsikan.

45
46

Begitu pula dengan masalah penempatan, di Indonesia masalah penempatan


guru masih saja terjadi dalam lingkungan pendidikan. Seringkali ditemukan bahwa
seorang guru mengajar suatu bidang studi yang tidak sesuai dengan lulusannya. Hal
ini juga dikarenakan oleh masalah jatah pengangkatan yang kurang efisien sehingga
ada sekolah dengan jumlah guru bidang studi tertentu berlebihan namun kekurangan
guru untuk suatu bidang studi. Sehingga kebberadaan guru yang berlebihan akan
dialokasikan oleh sekolah untuk mengajarkan bidang studi yang gurunya kurang
meskipun diluar kewenangan guru tersebut. Misalkan saja guru IPA harus
mengajarkan budi pekerti atau agama. Hal ini tentu menunjukkan bahwa kurangnya
efisiensi dalam pemanfaatan atau memfungsikan tenaga kependidikan.
Jika ditinjau dari masalah pengembangan tenaga kependidikan maka
kaitannya adalah penanganan pengembangan tenaga pelaksana di lapangan sangat
lambat. Sebagai salah satu contohnya yaitu kesiapan tenaga kependidikan dalam
menyambut kurikulum baru. Meskipun ada suatu pembekalan namun para tenaga
kependidikan seringkali beranggapan bahwa perubahan kurikulum terlalu cepat dan
tidak dibarengi oleh kesiapan dari tenaga pendidik. Kesiapan ini kurang dikarenakan
pengembangannya dilapangan juga sangat lambat yaitu berupa penggalakan
penyuluhan, latihan, lokakarya serta penyebaran buku panduan baru yang kurang
cepat dalam pelaksanaannya. Sehingga masih ada istilah keterlambatan. Keputusan
untuk memberlakukan kurikulum ini pun menjadi perbincangan pro dan kontra
sehingga memerlukan waktu lama untuk menyepakatinya. Sehingga hal ini dianggap
bahwa proses pendidikan kurang efektif dan efisien.
Masalah efisiensi dalam penggunaan sarana dan prasarana sering juga terjadi
dalam dunia pendidikan. Kurangnya perencanaan dalam pengadaan sarana dan
prasarana dapat menjadi satu faktor penyebabnya. Sebagai salah satu contoh yaitu
adanya pengadaan sarana pembelajaran tanpa dibarengi dengan pembekalan
kemampuan dan keterampilan dari pemakai.

d) Masalah Relevasi Pendidikan


Sesuai dengan tujuan dari pendidikan ialah menyiapkan sumber daya manusia
untuk pembangunan. Oleh karena itu sistem pendidikan harus dapat menghasilkan
luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Jika hal itu tidak dapat teratasi
maka telah mencakup masalah relevansi pendidikan.
Masalah relevensi adalah masalah yang timbul karena tidak sesuainya sistem
pendidikan dengan keperluan pembangunan nasional. Masalah ini berkenaan dengan
rasio antara tamatan yang dihasilkan satuan pendidikan dengan yang diharapkan
satuan pendidikan di atasnya atau indtitusi yang membutuhkan tenaga kerja, baik
secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Masalah relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan
tertentu yang tidak siap secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan
ke satuan pendidikan di atasnya. Masalah relevansi juga dapat diketahui dari
banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu, yaitu sekolah kejuruan dan
pendidikan tinggi yang belum atau bahkan tidak siap untuk bekerja.
Pendidikan merupakan faktor penunjang bagi pembangunan ketahanan
nasional. Oleh sebab itu, perlu keterpaduan di dalam perencanaan dan pelaksanaan
pendidikan dengan pembangunan nasional tersebut. Sebagai contoh pendidikan di

46
47

sekolah harus di rencanakan berdasarkan kebutuhan nyata dalam pembangunan


nasional kedepannya yang telah terencana, serta memperhatikan ciri-ciri ketenagaan
yang di perlukan sesuai dengan keadaan lingkungan di wilayah-wilayah lingkungan
tertentu.
Luaran pendidikan dalam hal ini diharapkan dapat mengisi beraneka ragam
sektor pembangunan seperti produksi, sektor jasa dan lain-lain baik dari segi jumlah
maupun dari segi kualitas. Jika sistem pendidikan mampu memmenuhi segala
tuntutan pembangunan nasional tersebut maka relevansi pendidikan dianggap tinggi.

3. Permasalahan Aktual Pendidikan Di Indonesia


Permasalahan aktual berupa kesenjangan-kesenjangan antara apa yang
diharapkan dengan hasil yang dapat dicapai dari proses pendidikan yang pada saat ini
kita hadapi perlu ditanggulangi secepatnya. Permasalahan aktual pendidikan meliputi
masalah-masalah keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru, pendidikan
dasar 9 tahun, dan pendayagunaan teknologi pendidikan.
Masalah aktual dibagi menjadi dua, yaitu mengenai konsep dan mengenai
pelaksanaannya. Misalnya, munculnya kurikulum baru merupakan masalah konsep.
Maksudnya, apakah kurikulum tersebut cukup andal secara yuridis dan secara
psikologis ataukah tidak. Jika tidak, timbulah masalah pelaksanaan atau masalah
operasional.

Berikut masalah aktual pendidikan yang ada di Indonesia :


a) Masalah keutuhan pencapaian sasaran
Pada Undang-Undang No 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan
nasional bab II pasal 4 telah dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional ialah
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Kemudian dipertegas lagi di dalam
GBHN butir 2a dan b tentang arah dan tujuan pendidikan bahwa yang dimaksud
dengan manusia utuh adalah manusia yang sehat jasmani dan rohani, manusia yang
memiliki hubungan vertikal (dengan Tuhan), horizontal (dengan lingkungan dan
masyarakat), dan konsentris (dengan diri sendiri); yang berimbang antara duniawi dan
ukhrawi. Tetapi di dalam pelaksanaanya pendidikan afektif belum ditangani
semestinya. Kecenderungan mengarah kepada pengutamaan pengembangan aspek
kognitif. Untuk itu banyak hambatan yang perlu dihadapi untuk mencapai sasaran
secara utuh. Adapun hambatan yang harus dihadapi adalah sebagai berikut:
 Beban kurikulum sudah terlalu sarat
 Pendidikan afektif sulit diprogramkan secara eksplisit, karena dianggap
menjadi bagian dari kurikulum tersembunyi yang keterlaksanaannya sangat
tergantung kepada kemahiran dan pengalaman guru.
 Pencapaian hasil pendidikan afektif memakan waktu, sehingga memerlukan
ketekunan dan kesabaran pendidik.
 Penilai hasil pendidikan afektif tidak mudah.

b) Masalah Kurikulum
Begitu banyak masalah-masalah kurikulum dan pembelajaran yang dialami
Indonesia. Masalah-masalah ini turut andil dalam dampaknya terhadap pembelajaran
dan pendidikan Indonesia. Masalah kurikulum meliputi masalah konsep dan masalah

47
48

pelaksanaannya. Sumber masalahnya ialah bagaimana sistem pendidikan dapat


membekali peserta didik untuk terjun ke lapangan kerja (bagi yang tidak melanjutkan
sekolah) dan memberikan bekal dasar yang kuat untuk ke perguruan tinggi (bagi
mereka ingin lanjut).

Berikut ini adalah beberapa masalah kurikulum:


a. Kurikulum pendidikan Indonesia terlalu kompleks
Jika dibandingkan dengan kurikulum pendidikan di negara maju, kurikulum
yang dijalankan di Indonesia terlalu kompleks. Hal ini akan berakibat bagi guru dan
siswa. Siswa akan terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya.
Sehingga siswa harus berusaha keras untuk memahami dan mengejar materi yang
sudah ditargetkan. Kedua hal tersebut akan mengakibatkan ketidakpahaman siswa
terhadap keseluruhan materi yang diajarkan.
Siswa akan lebih memilih untuk mempelajari materi dengan hanya memahami
sepintas tentang materi tersebut. Selain berdampak pada siswa, guru juga akan
mendapat dampaknya. Tugas guru akan semakin menumpuk dan kurang maksimal
dalam memberikan pengajaran. Guru akan terbebani dengan pencapaian target materi
yang terlalu banyak, sekalipun masih banyak siswa yang mengalami kesulitan, guru
harus tetap melanjutkan materi. Hal ini tidak sesuai dengan peran guru.

b. Seringnya berganti nama


Kurikulum pendidikan di Indonesia sering sekali mengalami perubahan.
Namun, perubahan tersebut hanyalah sebatas perubahan nama semata. Tanpa
mengubah konsep kurikulum, tentulah tidak akan ada dampak positif dari perubahan
kurikulum pendidikan Indonesia
Pengubahan nama kurikulum pendidikan tentulah memerlukan dana yang
cukup banyak. Apabila dilihat dari sudut pandang ekonomi, alangkah baiknya jika
dana tersebut digunakan untuk bantuan pendidikan yang lebih berpotensi untuk
kemajuan pendidikan.

c. Kurangnya sumber prinsip pengembangan


Pengembangan kurikulum pendidikan tentu saja berdasarkan sumber prinsip,
untuk menunjukan dari mana asal mula lahirnya suatu prinsip pengembangan
kurikulum. Sumber prinsip pengembangan kurikulum yang dimaksud adalah data
empiris (pengalaman yang terdokumentasi dan terbukti efektif), data eksperimen
(temuan hasil penelitian), cerita/legenda yang hidup di masayaraksat (folklore of
curriculum), dan akal sehat (common sense).
Namun dalam fakta kehidupan, data hasil penelitian (hard data) itu sifatnya
sangat terbatas. Terdapat banyak data yang bukan diperoleh dari hasil penelitian juga
terbukti efektif untuk memecahkan masalah-masalah yang komploks, diantaranya
adat kebiasaan yang hidup di masyarakat (folklore of curiculum). Ada juga hasil
pemikiran umum atau akal sehat (common sense).

d. Masalah Peranan Guru


Sejalan dengan pengembangan IPTEK yang pesat dan realisasinya dipandu
oleh kurikulum yang selalu disempurnakan, maka guru sebagai suatu komponen

48
49

sistem pendidikan juga harus berubah. Dari sisi kebutuhan murid, guru tidak mungkin
seorang diri melayaninya. Untuk memandu proses pembelajaran murid ia dibantu
oleh sejumlah petugas lainnya seperti konselor (guru BP), pustakawan, laboran, dan
teknisi sumber belajar.
Seorang guru diharapkan mampu mengelola proses pembelajaran (sebagai
manajer), menunjukkan tujuan pembelajaran (direktor), mengorganisasikan kegiatan
pembelajaran (koordinator), mengkomunikasikan murid dengan berbagai sumber
belajar (komunikator), menyediakan dan memberikan kemudahan-kemudahan belajar
(fasilitator), dan memberikan dorongan belajar (stimulator).

e. Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun


UU RI Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 6 menyatakan tentang hak warga negara
untuk mengikuti pendidikan sekurang-kurangnya tamat pendidikan dasar, dan Pasal
13 menyatakan tujuan pendidikan dasar. Kemudian PP Nomor 28 Tahun 1990
tentang Pendidikan Dasar, Pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan
pendidikan 9 tahun, terdiri atas program pendidikan 6 tahun di SD dan program
pendidikan 3 tahun di SLTP, Pasal 3 memuat tujuan pendidikan dasar yaitu
memberikan bekal kemampuan dasar pada peserta didik untuk mengembangkan
kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat
manusia, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Ketetapan-ketetapan tersebut merupakan realisasi GBHN 1993 tentang arah
pendidikan nasional butir 26 antara lain mengatakan perlunya peningkatan kualitas
serta pemerataan pendidikan, terutama peningkatan kualitas pendidikan dasar.
Dilihat dari segi lamanya waktu belajar pada pendidikan dassar yaitu 9 tahun,
kita sudah mengalami langkah maju dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya
yang menetapkan wajib belajar hanya 6 tahun. Secara konseptual dan acuan yang
diberikan oleh ketetapan-ketetapan resmi tersebut sudah sejalan dengan kebutuhan
pembangunan.
Hambatan - hambatan dalam pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, antara
lain :
 Realisasi pendidikan dasar yang diatur dengan PP No. 28 Tahun 1989 masih
harus dicarikan titik temunya dengan PP No. 65 Tahun 1951 yang mengatur
sekolah dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar, karena PP tersebut belum
dicabut.
 Kurikulum yang belum siap
 Pada masa transisi para pelaksana pendidikan dilapangan perlu disiapkan
melalui bimbingan-bimbingan, penyuluhan, penataran, dan lain-lain.

4. Solusi Masalah Pendidikan di Indonesia


1) Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Hal dasar yang sangat dibutuhkan dalam upaya pemerataan pendidikan
Indonesia adalah dana serta birokrasi yang jelas dan mudah. Dana dibutuhkan oleh
pemerintah untuk memperbaiki sarana dan prasana sekolah yang ada di daerah,
membiayai guru yang berkualitas, membangun atau menciptakan sumber daya
manusia di daerah, dan pemberian subsidi supaya seluruh golongan masyarakat dapat

49
50

menjangkau biaya pendidikan. Jelas dan mudahnya birokrasi sangat membantu


kelancaran pemeratan pendidikan di setiap pelosok negeri Indonesia.
Demi mewujudkan generasi-generasi bangsa yang cerdas dan berguna bagi
pembangunan, maka pemerintah tentu berfikir keras guna memecahkan permasalahan
pemerataan pendidikan di Indonesia. Untuk itu ada dua cara yang diupayakan yaitu
cara konvensional dan cara inovatif.

Cara konvensional antara lain:


 Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar.
 Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan
sore)
Cara inovatif antara lain:
a. Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau
Inpacts system (Instructionar Management by parent, community and,
teacher). sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa
provinsi.
b. SD kecil pada daerah terpencil.
c. Sistem Guru Kunjung.
d. SMP Terbuka (ISOSA _ In School Out off School Approach),
e. Kejar Paket A dan B.
f. Belajar Jarak Jauh, seperti Universitas Terbuka.

2) Solusi Masalah Mutu Pendidikan


Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing
memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendiidkan
bersasaran pada perbaikkan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas
komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat
meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan
menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya
meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen.
Sebagai berikut:
 Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk Slta
dan PT.
 Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
 Penyempurnaaan kurikulum
 Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk
belajar
 Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
 Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
 Kegiatan pengendalian mutu.

50
51

Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut masing-masing dikatakan


teratasi jika pendidikan:
 Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya semua warga
Negara yang butuh pendidikan dapat ditampung daalm suatu satuan
pendidikan.
 Dapat mencapai hasil yang bermutu artinya: perencanaan, pemprosesan
pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan.
 Dapat terlaksana secara efisien artinya: pemrosesan pendidikan sesuai
dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.
 Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya: hasil pendiidkan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.

3) Solusi Masalah Aktual Pendidikan di Indonesia


Menurut Tirta rahardja pada (2010:249) beberapa upaya yang perlu
dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah actual pendidikan, antara lain
sebagai berikut:
a. Pendidikan afektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup
berlangsung hanya secara incidental, pendekatan keterempilan proses yang
sudah disebarluaskan konsepnya perlu ditinjaklanjuti dengan penyebaran
buku penduannya kepada sekolah-sekolah. Dalam hubungan ini pelaksanaan
pendidikan kesenian perlu diperhatikan khusus sehingga tidak menjadi
pelajran yang dikesamingkan.
b. Pelaksanaan KO dan ekstrakulikurel dikerjakan dengan penuh kesungguhan
dan hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun pelulusan,
untuk itu perlu dikaitkan dengan pemberian intensif bagi guru.
c. Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar keperguruan
tinggi dengan yang akan terjun ke masyarakat, merupakan hal yang prinsip
karena pada dasarnya tidak semua siswa secara potensial mampu belajar
diperguruan tinggi. Oleh karena itu perlu disusun rancangan yang mantap
untuk itu. Misalnya antara lain sekolah menengah kejuruan tingkat atas
diperbanyak dengan berbagai jenisnya. Disegi lain pendirian perguruan tinggi
swasta dibatasi dan akreditasi terhadap PTS diperketat.
d. Pendidikan tenaga kependidiakn (pejabat dan dalam jabatan) perlu diberi
perhatian khusus, oleh karena tenaga kependidikan khususnya guru menjadi
penyebab utama lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk
pembangunan. PKG (pusat kegiatan guru),MGBS (musyawara guru bidang
studi) dan MGMP (musyawara guru mata pelajaran) perlu
ditumbuhkembangkan terus sebagai model pengembangan kemampuan guru
(self sustaining competencies). Pendayagunaan dumber belajar yang beraneka
ragam perlu ditingkatkan, upaya ini menjadi tanggung jawab kepala sekolah,
guru dan teknisi sumber belajar.
e. Untuk pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, apalagi jika dikaitkan dengan
gerakan wajib belajar, perlu diadakan penelitian secara meluas pada
masyarakat untuk menemukan faktor penunjang utamanya,faktor
penghambatnya.

51
52

Kepada masyarakat luar perlu diberikan informasi yang sifatnya memperjalas dan
persuasif tentang makna dari pendidikan dasar. Realisasi dari pelaksanaan pendidikan
dasar ini dilakukan secara bertahap.

D. RINGKASAN MATERI
Di Indonesia sekarang menganut system pendidikan nasional, beberapa
sistem pendidikan Indonesia yang telah dilaksanakan, di antaranya adalah Sistem
Pendidikan yang berorientasi pada nilai, sistem pendidikan terbuka, Sistem
pendidikan beragam, Sistem pendidikan yang efisien dalam pengelolaan waktu,
Sistem pendidikan yang disesuaikan dengan perubahan zaman.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan
di Indonesia yaitu mengenai bagaimana pengupayaan agar semua warga Negara dapat
menikmati kesempatan pendidikan serta pendidikan dapat membekali peserta didik
dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalam kancah
kehidupan bermasyarakat. Jenis-jenis permasalah pokok pendidikan yang
diprioritaskan penanggulangannya di Indonesia yaitu masalah pemerataan
pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan dan masalah
relevansi pendidikan.
Beberapa contoh permasalahan aktual pendidikan di Indonesia yang berkaitan
dengan permasalahan pokok pendidikan dan dapat dibahas dalam makalah ini
diantaranya meliputi masalah keutuhan pencapaian sasaran, masalah kurikulum,
masalah pendidikan dasar 9 tahun dan masalah peranan guru.

D. TUGAS DAN LATIHAN


1. Bagaimana cara mengatasi permaslahan pemerataan pendidikan di
Indonesia ?

E. Rambu-rambu Jawaban
Hal dasar yang sangat dibutuhkan dalam upaya pemerataan pendidikan
Indonesia adalah dana serta birokrasi yang jelas dan mudah. Dana dibutuhkan oleh
pemerintah untuk memperbaiki sarana dan prasana sekolah yang ada di daerah,
membiayai guru yang berkualitas, membangun atau menciptakan sumber daya
manusia di daerah, dan pemberian subsidi supaya seluruh golongan masyarakat dapat
menjangkau biaya pendidikan. Jelas dan mudahnya birokrasi sangat membantu
kelancaran pemeratan pendidikan di setiap pelosok negeri Indonesia.
Demi mewujudkan generasi-generasi bangsa yang cerdas dan berguna bagi
pembangunan, maka pemerintah tentu berfikir keras guna memecahkan permasalahan
pemerataan pendidikan di Indonesia. Untuk itu ada dua cara yang diupayakan yaitu
cara konvensional dan cara inovatif.

52
53

DAFTAR PUSTAKA

Astrid S. Susanto, Sunario. (1993). Globalisasi dan Komunikasi. Jakarta: Pustaka


Sinar Harapan.

Firor, John (Otto Soemarwoto). (1990). Perubahan Atmosfer (Sebuah Tantangan


Global). Jakarta: Penerbit Rosda Jayaputra.

Garcia, RL. (1991). Teaching In A Pluralistic Society; Concepts, Models, Strategies.


Harper Collins Publisher:

Ikatan Alumni IKIP Bandung. (1989). Mimbar Pendidikan Nomor IV Tahun IX:
Dampak Globalisasi terhadap Pendidikan. Bandung: University Press IKIP
Bandung.

Makagiansar, M., Sudarmono P., Hamijoyo, S. (1989). Mimbar Pendidikan: Dampak


Globalisasi. Jurnal Pendidikan No. 4 Tahun IX Desember 1990. Bandung:
University Press IKlP Bandung: Bandung.

Merryfield M.M, Jarchow E., Pichert S, (1997). Preparing Teacher to Teach Global
Perspectives. A Handbook For Teacher Educator. California: Corwin Press Inc.

Naisbit, J. (Drs. Budiyanto, Ed.). (1994). Global Paradox. Jakarta: Binarupa Aksara.

Steiner, M. (Ed). (1996). Developing The Global Teacher: Theory and Practice in
Initial Teacher Education. England: Trentham Books Limited.

Susanto AB. (1997). Visi Global Para Pemimpin: Sinkretisme Peradaban. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Schultze, QJ. (Wahyuni, Terj.). (1991). Menangkan Anak-anak dari Pengaruh Media.
Indonesia: Metanoia.

Yaya, M (Ed.) (1998). Visi Global; Antisipasi Indonesia memasuki Abad ke- 21.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tilaar, HAR. (1998). Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional, dalam


Perspektif Abad 21. Jakarta: Penerbit Tera Indonesia.

53

Anda mungkin juga menyukai