Peran Kepemimpinan Menurut Burt Nanus yang dikutip lembaga Pendidikan dan
Pengembangan Manajemen Jakarta . Seorang pemimpin diharapkan dapat berperan sebagai
berikut.
a. Pemberi arah
Seorang pemimpin diharapkan mampu memberi pengarahan, sehingga dapat diketahui sampai
sejauh mana efektifitas maupun efisiensi pelaksanaan dalam upaya pencapaian tujuan.
b. Agen Perubahan
Seorang pemimpin sebagai katalisator perubahan pada lingkungan eksternal. Untuk itu,
pemimpin harus mampu mengantisipasi perkembangan dunia luar, serta menganalisis
implikasinya terhadap organisasi, menetapkan visi yang tepat untuk menjawab hal yang utama
dan prioritas atas perubahan tersebut, mempromosikan penelitian, serta memberdayakan
karyawan menciptakan perubahan-perubahan yang penting.
c. Pembicara
Pemimpin sebagai pembicara ahli, pendengar yang baik, dan penentu visi organisasi merupakan
penasihat negosiator organisasi dari pihak luar, agar memperoleh informasi dukungan, ide dan
sumberdaya yang bermanfaat bagi perkembangan organisasi.
d. Pembina
Pemimpin adalah pembina tim yang memberdayakan individuindividu dalam organisasinya dan
mengarahkan prilaku mereka sesuai visi yang telah dirumuskan. Dengan kata lain ia berperan
sebagai mentor, yang menjadikan visi menjadi realitas.
Menurut Kartono (2002) teori kepemimpinan dasar, yaitu: teori Genetis, teori Sosial, dan teori
Ekologis.
Teori Genetis menjelaskan bahwa pemimpin itu tidak dibuat tetapi seseorang muncul sebagai
pemimpin karena bakat-bakatnya yang luar biasa. Seorang menjadi pemimpin karena memang
ditakdirkan menjadi pemimpin bagaimanapun juga situasinya. Contohnya “seorang pangeran yg
akan menjadi raja dikemudian harinya”
Teori Sosial menjelaskan bahwa pemimpin itu harus disiapkan dan dibentuk, tidak terlahirkan
dan dibiarkan berkembang dengan sendirinya. Untuk menjadi pemimpin, setiap orang dapat
melakukannya melalui usaha penyiapan, pendidikan dan latihan secara intensional. (Soekarno,
Nelson Mandela, John F Kennedy)
Teori Ekologis : Gabungan dari kedua teori genetis dan teori sosial, yang menjelaskan bahwa
seseorang akan sukses menjadi pemimpin, bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat
kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman dan
usaha pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan lingkungan atau ekologisnya. “Contohnya di
Indonesia yaitu Megawati Soekarno Putri Presiden ke 6 RI”
Menurut Kunto, kepemimpinan profetik yang pertama adalah “ta’muruna bil ma’ruf”, yang
diartikan sebagai misi humanisasi, yaitu misi yang memanusiakan manusia, mengangkat harkat
hidup manusia, dan menjadikan manusia bertanggung-jawab atas apa yang telah dikerjakannya.
Kepemimpinan profetik yang kedua adalah “tanhauna ’anil munkar” yang diartikan sebagai misi
liberasi, yaitu misi membebaskan manusia dari belenggu keterpurukan dan ketertindasan.
Kepemimpinan profetik yang ketiga adalah “tu’minuna billah” yang diartikan sebagai misi
transendensi, yaitu manifestasi dari misi humanisasi dan liberasi yang diartikan sebagai
kesadaran ilahiyah yang mampu menggerakkan hati dan bersikap ikhlas terhadap segala yang
telah dilakukan.
I. Redl dalam “Group Emotion and Leadership” : Pemimpin adalah seorang yang
menjadi titik pusat yang mengintegrasikan kelompok.
Stephen. P. Robbins (2005) : Orang yang mampu mempengaruhi orang lain dan memiliki
wewenang manajerial.
Dr. Phil. Astrid S. Susanto : Orang yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap
sekelompok orang banyak.
Ahmad Rusli “dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan Pendidikan” (1999) :
Menyatakan pemimpin adalah individu manusia yang diamanahkan memimpin subordinat
(pengikutnya) ke arah mencapai matlamat yang ditetapkan.
Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin
adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengarahkan bawahannya untuk mencapai
tujuan organisasi.
4. Fatanah berarti cerdas. Nabi Muhammad adalah suri teladan yang luar biasa cerdas.
Tipe Kepemimpinan :
1. Tipe Otoriter (Otokratis, Dominator) : Dalam tipe ini, pemimpin bertindak diktaktor pada
bawahannya. Cenderung melakukan pemaksaan dalam menggerakkan kelompoknya. Disini
kewajiban dari bawahan adalah untuk mengikuti dan menjalankan perintah. Tak boleh ada saran
dan bantahan dari bawahan. Mereka diharuskan patuh dan setia secara mutlak kepada
pemimpinnya. Kendali penuh ada pada pemimpin (bersifat satu arah). Contoh pemimpin
diktaktor Adolf Hitler, Muammar Khadafi, Saddam Husein, Husni Mubarak dan lain-lain
2. Tipe Demokratis : Kebalikan dari pemimpin otoriter. Disini pemimpin ikut berbaur dan berada
ditengah-tengah anggotanya. Hubungan yang tercipta juga tidaklah kaku seperti majikan dengan
bawahan, melainkan seperti saudara sendiri. Pemimpin selalu memperhatikan kebutuhan
kelompoknya dan mempertimbangkan kesanggupan kelompok dalam mengerjakan tugas.
Pemimpin juga mau menerima masukan dan saran dari bawahannya. Contoh pemimpin
demokratis adalah John F Kennedy, Mahatma Gandhi dan lain-lain
3. Tipe Kepemimpinan Kharismatik memiliki energi dan daya tarik yang luar biasa untuk dapat
mempengaruhi orang lain, maka tidaklah heran apabila memiliki pengikut atau masa yang
jumlahnya besar. Sifat kharismatik yang dimiliki adalah karunia dari tuhan. Pemimpin
kharismatik bisa dilihat dari cara mereka berbicara, berjalan maupun bertindak. Contoh
pemimpin kharismatik adalah Nelson Mandela, John F Kennedy, Martin Luther King, Soekarno
dan lain-lain
4. Tipe Paternalistik : Tipe pemimpin ini memiliki sifat kebapakan, mereka menganggap bahwa
bawahan tidak bisa bersifat mandiri dan perlu dorongan dalam melakukan sesuatu. Pemimpin ini
selalu melindungi bawahannya. Pemimpin paternalistik memiliki sifat maha tahu yang besar
sehingga jarang memberikan kesempatan pada bawahan untuk mengambil keputusan. Contoh
pemimpin paternalistik adalah seorang guru
5. Tipe Kepemimpinan Militeristik adalah tipe pemimpin yang memiliki disiplin tinggi dan
biasanya menyukai hal-hal yang formal. Menerapkan sistem komando dalam menggerakkan
bawahannya untuk melakukan perintah. Menggunakan pangkat dan jabatan dalam
mempengaruhi bawahan untuk bertindak. Contoh pemimpin militeristik adalah Soeharto
6. Tipe Laissez-Faire : Dalam tipe ini, pemimpin tidak memberikan instruksi dan perintah, mereka
membiarkan bawahannya untuk berbuat sekehendaknya. Tak ada kontrol dan koreksi. Tentu saja
dalam kepemimpinan inisangatlah mudah terjadi kekacauan dan bentrokan. Pemimpin tak
menjalankan perannya dengan baik
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui”. (Al Baqarah: 30)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa khalifah (pemimpin) adalah pemegang mandat Allah SWT untuk
mengemban amanah dan kepemimpinana langit di muka bumi. Ingat komunitas malaikat pernah
memprotes terhadap kekhalifahan manusia dimuka bumi
” Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah SWT dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri
di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
ia kepada Allah SWT (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah SWT dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.” (QS An-Nisa: 59)
Ayat ini menunjukan ketaatan kepada ulil amri (pemimpin) harus dalam rangka ketaatan kepada
Allah SWT dan rasulnya.
Yahya (2004:14) mengkaji ayat ini dengan berpendapat bahwa Kata “al-amr” dalam ayat itu
artinya: urusan, persoalan, masalah, perintah. Ini menunjukan bahwa pemimpin itu tugas
utamanya dan kesibukan sehari-harinya yaitu mengurus persoalan rakyatnya, menyelesaikan
problematika dan masalah yang terjadi ditengah tengah masyarakat serta memiliki wewenang
mengatur, memenej dan menyuruh bawahan dan rakyat. Kata minkum menurut Yahya (2004:14)
yang berarti diantara kalian, mengisyaratkan bahwa pemimpin suatu masyarakat lahir dan
muncul dari masyarakat itu sendiri. Pemimpin merupakan cermin masyarakat yang dipimpinnya
serta ia selalu dekat dan bersama dengan masyarakatnya dalam suka maupun duka.
” Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka
berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah SWT. Sesungguhnya orang-
orang yang sesat dari jalan Allah SWT akan mendapat azab yang berat, karena mereka
melupakan hari perhitungan.” (Qs Shad: 26)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa: salah satu tugas dan kewajiban utama seorang khalifah adalah
menegakkan supremasi hukum secara Al-Haq. Seorang pemimpin tidak boleh menjalankan
kepemimpinannya dengan mengikuti hawa nafsu. Karena tugas kepemimpinan adalah tugas fi
sabilillah dan kedudukannyapun sangat mulia.
” Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah SWT
ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah SWT Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS Al Hujurat: 13)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa: seorang pemimpin harus memahami sosiologis dan antropologis
rakyatnya, sehingga ia betul betul memahami watak dan karakter rakyat yang dipimpinnya.
MANAJEMEN
Fungsi utama manajemen secara umum ada empat, yaitu planning, organizing, actuating dan
controlling, biasa disingkat fungsi manajemen POAC.
Unsur-Unsur Manajemen
Terdapat 6 unsur-unsur manajemen yang dikenal sebagai 6M yaitu man, money, materials,
machines, methods dan market. Berikut merupakan unsur-unsur manajemen menurut para ahli
beserta penjelasannya lengkap.
1. Manusia (Man) : Unsur manajemen yang pertama adalah manusia atau man. Manusia atau
individu-individu jelas memegang peran penting dalam manajemen pada tiap bidang, baik
industri atau ekonomi. Segala sesuatu terkait perencaan dan pelaksanaan produksi sangat
bergantung pada manusia atau individunya.
2. Uang (Money) : Dalam proses manajemen, uang atau money juga memegang peranan penting.
Untuk menjalankan aktivitas perusahaan, dibutuhkan biaya usaha dalam bentuk uang sebagai
modal utama. Pengelolaan uang yang baik sangat berpengaruh pada sukses tidaknya manajemen
yang dilakukan.
3. Bahan (Materials) : Bahan-bahan atau materials menjadi unsur manajemen berikutnya.
Pengontrolan bahan-bahan yang ada sangat vital dalam proses manajemen. Pelaku usaha harus
mampu memanfaatkan bahan-bahan material yang ada dengan sebaik mungkin.
4. Mesin (Machines) : Teknologi menjadi bagian penting dalam manajemen perusahaan, wujudnya
dapat dilihat dari alat dan mesin. Mesin diharapkan mampu meningkatkan kinerja dan
produktivitas berkali lipat dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia saja.
5. Metode (Methods) : Untuk melakukan sebuah proses manajemen, juga dibutuhkan langkah-
langkah tertentu dan disebut sebagai metode atau methods. Metode yang tepat dan benar tentu
menjadi unsur manajemen yang penting agar tiap langkah berjalan efektif dan efisien.
6. Pasar (Market) : Dalam kaitannya dengan manajemen perusahaan dan industri, pasar atau market
juga tak boleh dilupakan. Tujuan dan ruang lingkup perusahaan jelas harus mengikuti
perkembangan pasar yang ada pada masyarakat, sehingga pasar layak dikategorikan sebagai
salah satu unsur manajemen.
jenis-jenis Manajemen :
1. Manajemen Sumber Daya Manusia : Pengertian manajemen sumber daya manusia adalah
sebuah cabang ilmu manajemen yang mempelajari tentang hubungan antar manusia dalam satu
organisasi/tempat kerja (manusia sebagai obyek utama) supaya setiap anggotanya dapat bekerja
sama secara efisien dan efektif sehingga bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Manajemen Emosi dan Diri : Pengertian manajemen emosi atau manajemen diri ialah sebuah
seni untuk mengendalikan emosi dalam diri manusia yang bertujuan supaya bisa menyelesaikan
suatu masalah dengan lebih baik dan efisien.
8. Manajemen Keuangan : Pengertian manajemen keuangan adalah cabang ilmu manajemen yang
berguna untuk mengatur arus keuangan agar stabil, atau supaya tidak besar pasak daripada tiang
(besar pengeluaran daripada pendapatan).
9. Manajemen Resiko : Pengertian manajemen resiko adalah cabang ilmu dalam manajemen
dengan melakukan pendakatan yang terstruktur (metodologi) untuk mengelola sebuah
ketidakpastian (resiko) yang berkaitan dengan ancaman.
10. Manajemen Kewirausahaan / Bisnis : Pengertian manajemen bisnis / kewirausahaan ialah seni
untuk mengelola (memanajemen) suatu usaha atau bisnis supaya bisnis tersebut minimal stabil
dan atau naik dari segi pendapatan dan kesejahteraan karyawan, dalam manajemen bisnis
dibutuhkan ilmu manajemen sumber daya, manajemen emosi, dan manajemen keuangan.
11. Manajemen Pemasaran : Pengertian manajemen pemasaran ialah seni dalam melakukan
kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran yang telah ditetapkan (dengan
mempertimbangkan sumber daya & peluang yang ada), serta mengukur seberapa efektif pola /
teknik pemasaran yang telah digunakan.
ORGANISASI
Max Weber menyatakan bahwa pengertian organisasi adalah suatu kerangka hubungan yang
terstruktur dimana di dalamnya terdapat tanggung jawab dan wewenang serta pembagian kerja
untuk mengeksekusi fungsi tertentu
Stoner : suatu pola hubungan – hubungan melalui mana orang – orang dibawah pengarahan
atasan mengejar tujuan bersama.
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Dalam ilmu-
ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi,
ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen.
1. Terdiri Dari Sekelompok Orang : Sebuah organisasi pasti memiliki anggota yang terdiri
dari dua orang atau lebih.
2. Memiliki Tujuan : Alasan mengapa beberapa orang bekerjasama membentuk organisasi
adalah karena memiliki tujuan bersama yang ingin diwujudkan. Dengan adanya tujuan
tersebut, para anggota organisasi akan saling bahu membahu dalam melakukan usaha
untuk mencapai tujuan.
3. Saling Bekerjasama : Untuk mencapai tujuan organisasi maka para anggotanya harus
saling bekerjasama. Tanpa adanya kerjasama antar anggota organisasi maka tujuan tidak
dapat tercapai secara efektif dan efisien.
4. Adanya Peraturan : Setiap organisasi pasti memiliki peraturan masing-masing. Peraturan
ini bertujuan untuk mengatur dan membatasi sumberdaya yang dimiliki agar saling
bersinergi dalam proses pencapaian tujuan dan menciptakan manajemen yang baik dalam
organisas.
5. Pembagian Tugas dan Tanggungjawab : Dengan adanya peraturan tentu harus disertai
dengan pembagian tugas dan tanggungjawab yang jelas pada setiap anggota organisasi.
Pembagian tugas tersebut bisa dilakukan dengan pembentukan beberapa divisi yang
bertanggungjawab pada beberapa tugas dan tanggungjawab.
Analisa SWOT
Analisa SWOT adalah sebuah analisa yang dicetuskan oleh Albert Humprey pada dasawarsa
1960-1970an. Analisa ini merupakan sebuah akronim dari huruf awalnya
yaituStrenghts (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunity (kesempatan)
dan Threat(Ancaman).
Metoda analisa SWOT bisa dianggap sbg metoda analisa yg paling dasar, yg berguna utk melihat
suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yg berbeda. Hasil analisa biasanya adalah
arahan/rekomendasi utk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yg
ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman.
Jika digunakan dgn benar, analisa SWOT akan membantu kita utk melihat sisi-sisi yg terlupakan
atau tidak terlihat selama ini.
Analisa ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena bisa jadi dua orang
yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda ke empat bagian tersebut.
Hal ini diwajarkan, karena analisis SWOT adalah sebuah analisis yang akan
memberikan outputberupa arahan dan tidak memberikan solusi “ajaib dalam sebuah
permasalahan.
“Luck is a matter of preparation meeting opportunity ??? Keberuntungan adalah sesuatu
dimana persiapan bertemu dengan kesempatan (Oprah Winfrey)
Strengh (kekuatan) : adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi
atau program pada saat ini. Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program.
Contoh :
1. Jumlah anggota yang lebih dari cukup (kuantitatif)
2. Berpengalaman dalam beberapa kegiatan (kualitatif)
“Kenali kekurangan diri sendiri agar tidak sombong dan ketahui kelebihan diri sendiri agar
tidak rendah diri. “
Opportunity (kesempatan) Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan
memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya.
Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa
uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat.
Contoh :
1. Masyarakat sedang menyukai tentang hal-hal yang bersifat reboisasi lingkungan
2. Isu yang sedang diangkat merupakan isu yang sedang menjadi topic utama.
Threat (ancaman) : Adalah factor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi
berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program.
Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin
mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya
organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang.
Contoh :
1. Masyarakat sudah jenuh dengan pilkada
2. Isu agama yang berupa ritual telah membuat masyarakat bosan.
Dalam contoh-contoh tersebut maka kita dapat melihat apa yang dapat kita lakukan dan kita
gunakan, serta apa yang tidak dapat kita lakukan serta harus kita lengkapi. Yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan analisis SWOT adalah :
[wp-like-locker]
1. SWOT analysis bisa sangat-sangat subjective. Bisa saja terjadi 2 orang menganalisa 1
perusahaan yg sama menghasilkan SWOT yg berbeda. Dgn demikian, hasil analisa
SWOT hanya boleh digunakan sbg arahan dan bukan pemecahan masalah.
2. Pembuat analisa harus sangat-sangat realistis dalam menjabarkan kekuatan dan
kelemahan internal. Kelemahan yg disembunyikan atau kekuatan yg tidak terjabarkan
akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan
3. Analisa harus didasarkan atas kondisi yg sedang terjadi dan bukan situasi yg seharusnya
terjadi