Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH HUKUM DAN HUBUNGAN INTERNASIONAL MENGENAI

PERAN INDONESIA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL


Dosen : Rina Suryana Nasution, S.H.,M.Hum

PENYUSUN :
NAMA NIM
FAHRIZAL S.SIAGIAN 17110001

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AL-AZHAR
MEDAN
2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
memberikan kemudahan kepada penyusun yang pada akhirnya dapat menyelesaikan tugas
makalah dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Hukum dan Hubungan Internasional
tentang Peran Indonesia dalam Hubungan Internasional. Makalah ini tidak akan terselesaikan
tanpa adanya peran dan bantuan serta masukan dari beberapa pihak. Oleh sebab itu, sudah
seharusnya penyusun mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Dekan Fakultas Hukum Universitas Al-Azhar Medan, Bapak Warsiman,
S.H.,M.H.
2. Ketua Program Studi Ilmu Hukum, Ibu Ervina Sari Sipahutar, S.H.,M.H.
3. Dosen Mata Kuliah Hukum dan Hubungan Internasional, Ibu Rina Suryana
Nasution, S.H.,M.Hum.
4. Seluruh dosen yang mengajar di Fakultas Hukum Universitas Al-Azhar Medan.
5. Seluruh Keluarga dan teman-teman seperjuangan di Ikatan Mahasiswa Hukum
Al-Azhar (IMAHA) beserta seluruh rekan-rekan mahasiswa hukum dan cyvitas
akademika Fakultas Hukum Universitas Al-Azhar Medan.
Penyusun menyadari bahwa penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kejanggalan. Namun, penyusun mengharapkan dengan adanya makalah ini, dapat memberi
segelintir manfaat bagi kelangsungan ilmu pengetahuan dalam bidang Hukum dan Hubungan
Internasional di dalam lingkungan masyarakat terkhusus kepada Mahasiswa Hukum. Atas
perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 18 Mei 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................... 1
DAFTAR ISI ............................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................... 3
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
1.3. Tujuan Makalah ....................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 6
2.1.Sejauhmana Hukum Nasional yang Mengatur Peran
Indonesia dalam Hubungan Internasional ........................ 6
2.2. Sejauhmana Peran Bangsa Indonesia dalam menciptakan
Iklim Kehidupan dunia yang Aman dan Damai .......................... 10
2.3. Menelusuri Urgensi Peran Bangsa Indonesia dalam
Hubungan Internasional Di Era Globalisasi ........................... 13
BAB III PENUTUP.................................................................................... 15
3.1.Kesimpulan ........................................................................ 15
3.2 Saran .................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berbicara mengenai hubungan internasional tidak lepas dari hukum internasional yang
dipelajari dibangku perkuliahan Fakultas Hukum. Hubungan internasional ialah suatu ikatan
interaksi sosial yang menjadikan negara sebagai subjek utama ( the main subject ), saling
berinteraksi antar negara di dunia. Dalam hal ini antar negara di dunia disatukan dengan suatu
ikatan emosional yang sama.
Defenisi diatas didasarkan pada satu poin bahwa negara disama artikan dengan manusia.
Manusia menurut Plato sebagai makhluk sosial. Manusia dikatakan makhluk sosial karena
manusia tersebut tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan bantuan manusia yang lain
dalam kehidupannya. Dari filosofi itu yang mendasari penulis makalah ini menyimpulkan
bahwa negara juga dikatakan sebagai makhluk sosial, karena satu negara tidak dapat hidup
sendiri dan membutuhkan bantuan negara lain dalam percaturan dunia internasional. Hal
demikianlah yang menjadi filosofi bahwa negara disama artikan dengan manusia sebagai
makhluk sosial.
Dunia yang penuh dengan beragam makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan Yang Maha
Esa sebagai Anugerah-Nya yang tak ternilai harganya. Dengan keberagaman tersebut
sejalanlah dengan keberagaman negara-negara di dunia. Indonesia merupakan salah satu
bagian dari percaturan negara-negara di dunia. Indonesia hidup dalam lingkup dunia
internasional yang tidak pernah lepas dari hubungan internasional. Maka dari itu dalam
makalah ini penulis penuh ambisi untuk membahas Peran Indonesia dalam Hubungan
Internasional yang terpapar dalam bagian demi bagian makalah berikut ini.
1.2. Rumusan Masalah
Ada beberapa hal yang terhimpun dalam rumusan masalah pada makalah ini yaitu sebagai
berikut.
1. Sejauhmana Hukum Nasional yang Mengatur Peran Indonesia dalam Hubungan
Internasional ?
2. Sejauhmana Peran Bangsa Indonesia dalam menciptakan Iklim Kehidupan dunia
yang aman dan damai ?
3. Menelusuri Urgensi Peran Bangsa Indonesia dalam Hubungan Internasional di
Era Globalisasi saat sekarang ini ?

4
1.3. Tujuan Makalah
Setiap karya yang dibuat pastilah ada tujuan dan faedahnya. Demikian juga dengan
makalah ini mempunyai tujuan penulisan yaitu sebagai berikut.
1. Untuk menjawab sejauhmana Hukum Nasional dan Internasional mengatur Peran
Bangsa Indonesia dalam Hubungan Internasional.
2. Untuk menjawab sejauhmana Peran Bangsa Indonesia dalam menciptakan Iklim
Kehidupan dunia yang aman dan damai.
3. Untuk memberi jawaban mengenai urgensi Peran Bangsa Indonesia dalam
Hubungan Internasional di Era Revolusi Industri 4.0 saat sekarang ini.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Hukum Nasional yang Mengatur Peran Indonesia dalam Hubungan Internasional
demi terciptanya kerja sama internasional yang baik
Dalam segala tindak tanduk kehidupan berbangsa dan bernegara pasti selalu ada
landasan yang menjadi acuan utama (dasar) dalam setiap penyelenggaraannya. Apalagi
Indonesia merupakan Negara Hukum (Rechtstaat) dan bukan berdasarkan kekuasaan
(Matchstaat).1 Maka segala sesuatunya harus berlandaskan peraturan perundang-undangan
sebagai acuan utama.
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar yang terbentang dari Sabang sampai
Merauke, dan dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote menjadi bangsa yang berdaulat.
Kedaulatan merupakan salah satu unsur yang menjadi salah satu syarat berdirinya suatu
negara. Kedaulatan terbagi kedalam 2 kategori berdasarkan cakupannya yaitu antara lain
sebagai berikut.
1. Kedaulatan dalam arti sempit ( Kedaulatan ke Dalam ) merupakan kedaulatan suatu
negara untuk mengatur organisasi dalam negerinya sendiri secara mutlak tanpa
campur tangan pihak manapun diluar negara yang bersangkutan.
2. Kedaulatan dalam arti luas ( Kedaulatan ke Luar) merupakan kedaulatan suatu negara
untuk ikut serta dalam percaturan internasional sebagai perwujudan bangsa dan
negara sosial yang tidak bisa hidup sendiri tetapi membutuhkan bantuan negara lain.
Jadi secara singkat bahwa sebagai bangsa yang berdaulat membutuhkan koneksi atau
interaksi sosial antar negara sebagai bagian dari dunia internasional. Hubungan Internasional
adalah hubungan antarnegara dalam berbagai aspek yang dilakukan suatu negara untuk
mencapai kepentingan negara tersebut. Hubungan Internasional juga disebut sebagai sebuah
kebijakan publik yang dapat bersifat positif atau normatif, karena berusaha menganalisis dan
merumuskan kebijakan luar negeri negara-negara tertentu.
Sejak merdeka, dalam menjalankan hubungan internasional, Indonesia memegang
prinsip pada kebijakan luar negeri "bebas dan aktif " dengan mencoba mengambil peran
dalam berbagai masalah regional sesuai porsinya dan selalu berusaha menghindari
keterlibatan dalam konflik di antara kekuatan-kekuatan besar dunia .

1
Pasal 1 ayat 3 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

6
Seperti yang sudah disinggung di bagian atas bahwa segala sesuatunya harus mempunyai
landasan hukum. Dalam hal ini mengenai Peran Indonesia sebagai negara berdaulat dalam
menjalin hubungan internasional mempunyai dasar hukum (landasan) secara nasional
maupun internasional.
Dasar Hukum Nasional sebagai landasan Bangsa Indonesia untuk menjaga peran
Indonesia dalam hubungan internasional antara lain sebagai berikut.
1. Landasan Konstitusional : UUD 1945 (Pembukaan alinea ke-1 dan ke-4)
Landasan konstitusional merupakan landasan yang berkaitan dengan segala ketentuan dan
aturan tentang ketatanegaraan / undang-undang dasar suatu negara.  Landasan Konstitusional
hubungan internasional indonesia adalah UUD 1945 terutama dalam pembukaan (alenia I dan
IV).

 Pembukaan UUD 1945 alenia ke-1


"Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan2".

 Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4


Kemudian Di dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Alinea
ke-4 terdapat Tujuan Bangsa Indonesia. Pada poin ke-4 Tujuan Bangsa Indonesia tersebut
yang berbunyi “ ...dan Ikut melaksanakan Ketertiban Dunia yang berdasarkan Kemerdekaan
Perdamaian abadi dan keadilan sosial..3”. Menjadi dasar bangsa Indonesia dalam percaturan
Internasional sebagai bangsa yang berdaulat adil dan makmur.

Kemudian terdapat pula pada Batang Tubuh UUD 1945 pasal 13 yang berbunyi:

1. Presiden mengangkat duta dan konsul.


2. Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat.
3. Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

2
Alinea ke-1 Pembukaan UUD 1945
3
Alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945

7
Dan yang terakhir terdapat pada Batang Tubuh UUD 1945 pasal 11 yang berbunyi:
1. Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.
2. Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat
yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan
negara, dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undangundang harus
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
3. Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan undang-undang.

2. Landasan Idiil : Pancasila (Sila ke-2)


Landasan idiil merupakan suatu landasan yang menjadi ideologi suatu bangsa, dalam hal
ini landasan Idiil Indonesia adalah pancasila. Landasan Idiil hubungan internasional
indonesia adalah Pancasila sila kedua, yaitu "kemanusiaan yang adil dan beradab", yang
mengandung makna bahwa bangsa Indonesia menganggap dirinya sebagai bagian dari umat
manusia di dunia4. Oleh karena itu, bangsa indonesia harus mengembangkan sikap hormat
menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain (bekerja sama dengan sesama manusia).

3. Landasan Operasional
Landasan Operasional merupakan suatu konsep dasar tujuan pengelolaan secara
menyeluruh dari kehidupan nasional suatu Negara. Terdapat 4 elemen landasan
operasional hubungan internasional indonesia yaitu sebagai berikut:

 Ketetapan MPR, yaitu GBHN dalam bidang hubungan luar negeri. Menurut GBHN


(TAP MPR RI No. IV/MPR/1999) misi hubungan luar negeri Indonesia adalah
perwujudan politik luar negeri yang berdaulat, bermartabat, bebas dan pro aktif bagi
kepentingan nasional dalam menghadapi perkembangan global.
 Undang-Undang, misalnya UU. No. 37 /1999 tentang hubungan luar negeri
 Keputusan / Kebijakan presiden, yang dituangkan dalam Perpres.
 Kebijakan / peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri luar negeri.

4
Sila ke-2 Pancasila yang berbunyi “ Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab “

8
Sebuah hubungan internasional ditandai dengan dimulainya pembukaan utusan (konsuler atau
diplomatik) yang bersifat bilateral. Dalam hubungan internasional terdapat aktor yang
melakukan hubungan internasional, aktor pelaku hubungan internasional disebut sebagai
subjek hukum internasional. Subjek hukum internasional ialah orang atau lembaga/badan
yang dianggap mampu melakukan perbuatan atau tindakan hukum yang diatur dalam hukum
internasional dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum internasional atas
perbuatannya tersebut. Hukum internasional pada dasarnya dijalankan oleh subjek hukum
internasional. Dalam hal ini bukan hanya aktor tetapi juga non negara. Sebagai negara yang
menganut politik luar negeri bebas aktif, Indonesia memiliki kebijakan tersendiri yang
mengatur hubungan internasional.
4. Politik Luar Negeri Indonesia
Untuk meredam situasi Peran Dingin pada waktu setelah beberapa tahun Indonesia
merdeka dicetuskan suatu Politik Luar Negeri Indonesia sebagai suatu kebijakan pemerintah
saat itu. Drs. Mohammad Hatta adalah tokoh pencetus Politik Luar Negeri yang Bebas dan
Aktif. Bebas maknanya Indonesia ikut serta dalam percaturan dunia Internasional, menjalin
hubungan internasional secara bebas tanpa ada hambatan dan tanpa terikat terhadap Blok
Barat maupun Blok Timur yang saat itu sedang memanas. Sedangkan Aktif berarti Indonesia
secara aktif ikut ambil bagian dalam percaturan dunia internasional, ikut serta menjaga
perdamaian dunia dan keamanan dunia sebagai implementasi dari kemerdekaan yang
sesungguhnya.

9
2.2. Sejauhmana Peran Bangsa Indonesia dalam menciptakan Iklim Kehidupan dunia
yang Aman dan Damai

Dalam percaturan dunia internasional Indonesia menjalin hubungan dengan bangsa lain
di dunia. Di dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada aline ke-4
tujuan bangsa Indonesia poin ke-4 yang berbunyi “....dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial..”.
Indonesia sebagai salah satu bagian dari dunia internasional memiliki ikatan emosional
yang tinggi dalam menjalin kerjasama dengan bangsa-bangsa di dunia. Hal ini diawali dari
fakta sejarah di masa Perang Dunia ke-2 dimana Indonesia ikut serta aktif menjalin hubungan
silaturrahmi antar bangsa terkhusus bangsa yang terjajah di dunia. Ada hal yang perlu diingat
bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan inspirasi bangsa-bangsa terjajah di dunia
untuk menggalang kekuatan bersatupadu melawan penjajahan atau imperialisme. Hal ini
didasari kalimat di dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berbunyi “...oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan..”. Jelas saja bahwa Penjajahan merupakan
bentuk kesewenang-wenangan satu kelompok sosial yang tidak menghiraukan hak-hak pihak
lain secara serta-merta yang menimbulkan kerugian secara material maupun non material.
Tidak ada bentuk penjajahan di dunia yang menguntungkan baik secara langsung maupun
tidak langsung, namun penjajahan selalu menimbulkan kerugian nyata bagi pihak siterjajah.
Hal inilah yang ditentang oleh Hak Asasi Manusia. Hal ini terlihat bahwa di dalam landasan
filosofis bangsa Indonesia sendiri terdapat kalimat yang berusaha memperjuangkan Hak
Asasi Manusia dan membebaskan bangsa-bangsa terjajah dari imperialisme dan kolonialisme.
Salah satunya Indonesia mendukung kemerdekaan nasional Bangsa Palestina dari segala
imperialisme dan kolonialisme bangsa Israel.
Indonesia menganut Politik luar negeri bebas dan aktif. Bebas artinya Indonesia dalam
menjalankan hubungan dan komunikasi dengan negara-negara internasional tidak terikat oleh
blok barat atau blok timur ketika perang dingin terjadi. Hal itulah yang melatarbelakangi
Indonesia dengan bangsa- bangsa lain menggagas suatu Forum yang dinamakan Gerakan
Non-Blok ( GNB). Politik luar negeri Indonesia bebas dan aktif tersebut dicetuskan pertama
sekali oleh wakil presiden RI ke-2 Drs.Mohammad Hatta.

10
Dalam memperjuangkan hak-hak kemerdekaan bangsa-bangsa terjajah di dunia sudah
tercantum di dalam konsep negara sosial. Indonesia selalu pro-aktif dalam mengagas kerja
sama antar bangsa dalam suatu Forum internasional, antara lain Gerakan Non-Blok (1954),
Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955 di Bandung dan lain sebagainya. Forum
internasional tersebut memiliki salah satu tujuan yaitu mempererat silaturrahmi antar bangsa
di dunia. Konferensi tersebut diselenggarakan juga untuk menggalang kekuatan menentang
penjajahan yang masih dialami beberapa bangsa-bangsa di dunia ( Asia dan Afrika).
Namun GNB sedikit ternodai ketika bangsa Indonesia di masa demokrasi terpimpin
sangat condong menjalin kerjasama dengan negeri Tirai Bambu alias Tiongkok dan Negeri
Tirai Besi alias Uni Sovyet yang berideologi Komunis. Hal ini ditandai Indonesia mendapat
kredit lunak dari Uni Sovyet dalam pembangunan Istana Olahraga Senayan (Istora Senayan)
tahun 1950-an untuk mengadakan Pesta Olahraga yang dikenal dengan Ganefo( Games of
New Emerging Forces) yang merupakan Pesta Olahraga bangsa-bangsa yang tergabung
dalam Nefo (New Emerging Forces). Akibatnya paham-paham komunis juga semakin kental
masuk dan berkembang di Indonesia. Pada saat itu Indonesia lebih condong menjalin
kerjasama dengan bangsa Tiongkok dan Uni Sovyet yang sekarang bernama Rusia.
Indonesia tetap menjalankan sistem demokrasi seperti biasanya, namun lebih mengarah
kepada politik mercusuar. Akhirnya banyak yang meragukan kekuasaan pemerintahan pada
saat demokrasi terpimpin tersebut. Dikatakan politik mercusuar karena Indonesia berlomba-
lomba mengembangkan keunggulan dan kelebihan bangsanya supaya mendapat pujian dari
bangsa-bangsa lain dikawasan regional maupun multiregional, sehingga melupakan tanggung
jawab terhadap masyarakat yang notabenenya lebih membutuhkan perhatian ekstra dari
pemerintah agar terciptanya masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur sesuai amanat
Pancasila dan UUD 1945.
Sesuai bunyi Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea ke-4 yang
merupakan tujuan bangsa, pada poin ke-4 yaitu “....dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial...” Maknanya ialah bangsa Indonesia
sebagai bagian dari masyarakat internasional memiliki tanggung jawab untuk menjaga
keamanan dan ketertiban dunia. Hal ini dibuktikan Indonesia mengirim pasukan terbaik
angkatan bersenjata dan angkatan kepolisiannya di bawah bendera PBB untuk bertugas
menjaga perdamaian, ketertiban dan keamanan dunia. Selain itu Indonesia pada tahun 2019
lalu secara resmi menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB (DK PBB). Hal ini
direspon positif oleh bangsa internasional.

11
Tidak hanya itu, ditengah Era Globalisasi ini, bangsa Indonesia gencar memperkuat
kerja sama antar bangsa di regional maupun antar regional untuk membahas solusi
bagaimana cara penyelesaian masalah dan menyikapi isu-isu aktual di Era Revolusi Industri
4.0 ini.
Beberapa penjelasan diatas merupakan perwujudan peran Indonesia sangat berarti dalam
menjalin hubungan dan kerjasama dengan bangsa-bangsa internasional serta ikut serta dalam
mewujudkan keamanan, kedamaian, ketertiban dan perdamaian dunia sesuai amanat
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.

12
2.3. Urgensi Peran Bangsa Indonesia Dalam Hubungan Internasional Di Era
Globalisasi
Bangsa Indonesia sejak awal kemerdekaannya, setelah mendapat pengakuan kemerdekaan
secara de facto dan de jure telah membangun hubungan dengan bangsa lain di dunia. Hal ini
terlihat dari beberapa kegiatan yang diselenggarakan untuk menggalang kekuatan menentang
imperialisme dan kolonialisme. Kemerdekaan Indonesia mendapat dukungan dari beberapa
negara asing, salah satunya ialah India. India salah satu pemasok bantuan beras ke Indonesia.
Di masa 30 tahun Indonesia merdeka, Indonesia menjadi negara merdeka sangat aktif
dalam membangun hubungan diplomatik dengan negara-negara di dunia walaupun terjadi
pasang surut hubungan diplomatik. Hal tersebut merupakan hal biasa dalam percaturan
internasional. Menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia dilatarbelakangi karena
Indonesia merupakan salah satu negara terkaya dibidang Sumber Daya Alam ( SDA ). Hal ini
yang menjadikan bangsa asing tertarik menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia.
Seiring dengan perkembangan zaman, maka segala tuntutan sosial bernegara juga pasti
ikut berubah. Maka dari itu tantangan, hambatan, ancaman, dan gangguan terhadap bangsa juga
akan semakin meningkat. Perlu adanya extra ordinarry protect atau perlindungan luar biasa
dengan tingkat kewaspadaan tinggi. Untuk mengatasi hal-hal yang ditakutkan di atas perlu
diperkuat lagi kerja sama antar bernegara dengan menyesuaikan dengan perkembangan situasi
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Indonesia sebagai bangsa yang merdeka, menjadi pelopor terciptanya kemananan,
ketertiban dan perdamaian dunia yang hakiki. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar
di dunia yang menjadi ikon dunia. Hutan Indonesia merupakan paru-paru dunia yang harus
dijaga bersama, bukan hanya bangsa Indonesia yang harus menjaganya tetapi seluruh bangsa di
dunia.
Era Globalisasi atau disebut juga Era Digitalisasi saat ini sangat rawan ancaman,
hambatan, tantangan dan gangguan baik dari dalam maupun dari luar. Di Era Globalisasi ini,
bangsa Indonesia gencar memperkuat kerja sama antar bangsa di regional maupun antar regional
untuk membahas solusi bagaimana cara penyelesaian masalah dan menyikapi isu-isu aktual di
Era Revolusi Industri 4.0 ini. Misalnya untuk menyikapi era digitalisasi saat sekarang ini,
pemerintah memperkuat kerjasama diplomatik dengan bangsa-bangsa lain melalui konferensi G-
20 dan forum kerjasama lainnya. Contoh lain mengenai masalah penanggulangan terorisme,
Indonesia memperkuat kerjasama dengan Australia dan Amerika Serikat. Hal ini untuk memutus
perkembangan jaringan terorisme antar negara.

13
Indonesia menyadari sebagai negara yang berada di garis Khatulistiwa yang sangat
strategis didukung sumber daya alam (SDA) Indonesia yang sangat melimpah. Hal ini yang
memungkinkan terjadinya tindakan gangguan kemanan dan ketertiban negara-negara, khususnya
di regional ASEAN. Sudah seharusnya ASEAN membentuk suatu dewan khusus yang
membidangi pemberantasan gangguan keamanan dan ketertiban kawasan. Supaya memutus
mata rantai segala sesuatu gangguan keamanan dan ketertiban kawasan ASEAN.
Beberapa penjelasan diatas merupakan perwujudan peran Indonesia sangat berarti dalam
menjalin hubungan dan kerjasama dengan bangsa-bangsa internasional serta ikut serta dalam
mewujudkan keamanan, kedamaian, ketertiban dan perdamaian dunia sesuai amanat Pembukaan
UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.

14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun beberapa poin sebagai kesimpulan tugas ini, yaitu antara lain sebagai berikut.
1. Hukum nasional yang mengatur peran Indonesia dalam hubungan internasional.
 Landasan Konstitusional antara lain terdapat pada Pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 alinea ke-1 dan ke-4.
 Landasan idiil yaitu terdapat di dalam Pancasila sila ke-2 yang berbunyi
“Kemanusiaan yang adil dan beradab”.
 Landasan Operasional yaitu meliputi TAP MPR, Undang-Undang,
Keputusan/Kebijakan yang dikeluarkan Presiden, kebijakan/Peraturan yang
dikeluarkan oleh menteri.
 Selain yang disebutkan diatas, ialah Politik Luar Negeri Indonesia yang bebas
dan aktif.

2. Peran Bangsa Indonesia dalam menciptakan Iklim Kehidupan dunia yang Aman
dan Damai yaitu bahwasanya Indonesia sebagai salah satu bagian dari dunia
internasional memiliki ikatan emosional yang tinggi dalam menjalin kerjasama
dengan bangsa-bangsa di dunia. Indonesia mengirimkan Pasukan Terpilih dari
Angkatan Bersenjata dan Angkatan Kepolisian untuk menjaga dan memelihara
perdamaian dan keamanan dunia di bawah komando PBB.

3. Urgensi Peran Bangsa Indonesia Dalam Hubungan Internasional Di Era


Globalisasi yaitu peran Indonesia sangat berarti dalam menjalin hubungan dan
kerjasama dengan bangsa-bangsa internasional serta ikut serta dalam mewujudkan
keamanan, kedamaian, ketertiban dan perdamaian dunia sesuai amanat
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta mengembangkan
kemampuan industrialisasi ditengah revolusi industri 4.0 dewasa ini. Bangsa
Indonesia juga menggalang kerjasama dengan negara-negara lain di dunia untuk
membahas isu-isu yang ditimbulkan perkembangan zaman di era Globalisasi
seperti saat sekarang ini.

15
3.2. Saran
Ada beberapa saran dari penulis terhadap para pemegang kekuasaan di negara ini, yaitu
sebagai berikut.
1. Memperkuat kerjasama bilateral maupun multilateral agar meningkatkan feedback
terhadap negara.
2. Memanfaatkan dengan maksimal momentum Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap
Dewan Keamanan PBB.

16
DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU
 Starke, J.G.1998.Pengantar Hukum Internasional.Jakarta : Penerbit Sinar Grafika
 Kusumaatmadja, Mochtar.2003.Pengantar Hukum Internasional.Bandung:
PT.Alumni

B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
 PEMBUKAAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
 BATANG TUBUH UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

C. WEBSITE
 http://www.markijar.com/2017/03/3-landasan-hubungan-internasional.html
 https://www.google.com/search?q=makalah+hukum+internasional+pdf&ie=utf-
8&oe=utf-8&client=firefox-b
 https://id.search.yahoo.com/yhs/search?hspart=omr&hsimp=yhs-
001&type=87dpyqptgki1320f004519&param1=y6bdVFVIsvuYsgEClQfz8GNAvS
%2FuW585f43SFov1egHRtxF7Hbq2Tptj4zLFw5R0sVnkIzFSBVRPImz8Rh8KFOll
ETmSPPUFZ7Vn2Xzdv71bvqC059BRlOVECX4dYQBJz6HT063TdynPay8Y2DRzt
ostwgBbFjjZhIrYmhRRw8LqXOfxGNvATa7RmA%2FgpAANmkmxsPVpLItYcA
%2FAbETaI4XuZZaLbpGIQ0cooyW2rR3DEXZ8DpnsDMTK81WB2eaPw9XbUJV
LU9E%2FnfiqvnkckPBvaRY8LelqX8UCeHqZbP2BUBuGLkSW%2FJ5YvSXjP0h
%2BMFVkNlH5T1V%2FacCq2yN
%2BDuvwhaWJIcvR1fLOu82wuNUvLfXTe8Ibh5ybOAxk4SKvioPpxQ
%2BBmgqjkee%2BDmjpLQ%3D
%3D&p=UUD1945+tentang+peran+indonesia+dalam+hubugan+internssional+

17

Anda mungkin juga menyukai