Anda di halaman 1dari 10

1

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini masih memberikan nafas
kehidupan dan anugerah akal, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan
judul “Dinamika Peran Indonesia dalam Peerdamaian Dunia” tepat pada waktunya. Terimakasih pula
kepada semua pihak yang telah ikut membantu hingga dapat disusunnya makalah ini.

Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Dalam makalah ini membahas tentang peran Indonesia dalam menciptakan
perdamaian dunia. Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan
kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami sendiri dan khususnya pembaca pada
umumnya.

Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan dari para
pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan makalah-makalah lainnya pada waktu
mendatang.

Makassar, Januari 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
1. PERAN INDONESIA DALAM MENCIPTAKAN PERDAMAIAN DUNIA MELALUI
HUBUNGAN INTERNASIONAL.....................................................................................................4
Bentuk Kerja Sama Indonesia dengan Negara Lain.....................................................................4
A. Bidang Politik.......................................................................................................................4
B. Bidang Hukum.....................................................................................................................4
C. Bidang Ekonomi...................................................................................................................5
D. Sosial Budaya.......................................................................................................................5
E. Bidang Pertahanan dan Keamanan (Militer)....................................................................5
2. PERAN INDONESIA DALAM MENCIPTAKAN PERDAMAIAN DUNIA MELALUI
ORGANISASI INTERNASIONAL...................................................................................................5
1. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).......................................................................................5
2. Konferensi Asia-Afrika (KAA)...............................................................................................6
3. Deklarasi Djuanda...................................................................................................................7
4. Misi Garuda.............................................................................................................................7
5. Gerakan Non-Blok...................................................................................................................8
6. Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)......................................................8
7. Konferensi Colombo dan Konferensi Bogor.........................................................................9
3. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................................10

3
1. PERAN INDONESIA DALAM MENCIPTAKAN PERDAMAIAN DUNIA
MELALUI HUBUNGAN INTERNASIONAL

Salah satu peran Indonesia dalam perdamaian dunia adalah melalui hubungan internasional.
Pada dasarnya, hubungan internasional memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan
seluruh negara. Hubungan internasional adalah hubungan yang bersifat global yang meliputi semua
hubungan yang terjadi dengan melampaui batas-batas ketatanegaraan.
Hubungan internasional sangat penting bagi kelangsungan suatu negara, tak terkecuali bagi
Indonesia. Perlunya kerja sama dalam bentuk hubungan internasional antara lain karena faktor-
faktor berikut :
A. Faktor Internal, yaitu adanya kekhawatiran terancamnya kelangsungan hidup negara, baik
melalui kudeta maupun intervensi dari negara lain.
B. Faktor Eksternal, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu
negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain.
Pembangunan hubungan internasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia ini ditujukan
untuk meningkatkan kerjasama bilateral dan persahabatan melalui berbagai macam media, yang
sesuai dengan kepentingan serta kemampuan nasional. Peran Indonesia dalam perdamaian dunia
melalui Hubungan Internasional juga dapat berupa kerja sama antar Indonesia dan negara lain.

Bentuk Kerja Sama Indonesia dengan Negara Lain

Pada umumnya, bentuk kerja sama internasional dilakukan adalah dalam bidang politik,
hukum, ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Berikut bentuk kerja sama Indonesia dengan negara
lain di bidang-bidang tersebut.

A. Bidang Politik
Mengutip buku Pendidikan Kewarganegaraan SMA Kelas XI oleh Drs. Hasim M, salah satu
kerja sama pemerintah Indonesia dengan pemerintah negara lain dalam bidang politik meliputi
kerja sama bilateral maupun multilateral, di antaranya:
1. Kerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
2. Kerja sama dengan negara-negara yang tergabung dalam gerakan Non Blok.
3. Kerja sama dengan organisasi Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam.
4. Kerja sama ASEAN dengan negara-negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam
ASEAN.

B. Bidang Hukum
Sama seperti di bidang politik, kerja sama dalam bidang hukum meliputi kerja sama yang
sifatnya bilateral atau multilateral. Kerja sama dalam bidang hukum antara lain:
1. Kerja sama atau perjanjian ekstradisi.
2. Kerja sama antara Kepolisian RI dengan negara-negara lain yang tergabung dalam
Interpol.
3. Kerja sama pertukaran tahanan.

4
C. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, kerja sama antara Indonesia dengan negara lain meliputi kerja sama
bilateral, regional, multilateral, serta kerja sama dengan organisasi internasional lainnya.
Kerja sama dalam bidang ekonomi misalnya:
1. Kerja sama dengan lembaga internasional, seperti International Monetary Fund (IMF),
Bank Dunia, dan Bank Pembangunan Asia.
2. Kerja sama ekonomi bilateral berupa kerja sama perdagangan dan ekonomi dengan
negara sahabat yang memiliki perwakilan diplomatik.
3. Kerja sama ekonomi regional, seperti perdagangan ASEAN (AFTA), APEC, dan G-15.
4. Kerja sama ekonomi multilateral, yaitu pemerintah Indonesia menjadi anggota WTO dan
OPEC.

D. Sosial Budaya
Kerja sama dalam bidang sosial budaya umumnya meliputi kerja sama pendidikan, teknologi,
pertukaran budaya. Beberapa kerja sama dalam bidang sosial budaya, yaitu:
1. Pertukaran pelajar.
2. Pemberian Beasiswa.
3. Pertukaran dosen.
4. Tampilnya budaya Indonesia di acara internasional.
5. Pertukaran tenaga ahli dan teknologi tinggi seperti pembuatan pesawat dan teknologi
nuklir.

E. Bidang Pertahanan dan Keamanan (Militer)


Kerja sama bidang militer atau pertahanan dan keamanan yang dilakukan dilakukan Indonesia
dengan negara lain di antaranya:
1. Kerja sama pembelian senjata untuk keperluan TNI.
2. Kerja sama perbatasan.
3. Kerja sama interpol.
4. Kerja sama intelijen.Kerja sama menangani masalah terorisme.

2. PERAN INDONESIA DALAM MENCIPTAKAN PERDAMAIAN DUNIA


MELALUI ORGANISASI INTERNASIONAL

Setiap individu di seluruh dunia ini tentu akan mengharapkan dunia yang damai. Maka dari
itu, setiap negara akan berusaha keras untuk menciptakan gerakan-gerakan yang dapat
mewujudkan perdamaian dunia yang sesuai harapan, tak terkecuali Indonesia.

Berikut adalah beberapa peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia melalui
organisasi Internasional yang wajib diketahui oleh seluruh masyarakat Indonesia:

1. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Salah satu peran Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia adalah bergabung dengan
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau biasa dikenal dengan sebutan PBB. Tanggal 28 September
1950 merupakan hari bersejarah, karena di tanggal tersebut Indonesia bergabung dengan PBB.

5
Namun, pada tahun 1965 Indonesia sempat keluar dan kemudian kembali lagi pada tanggal 28
September 1966. Penyebab dari kejadian ini yaitu sebagai protes diterimanya Malaysia menjadi
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun tersebut.

Kedekatan emosional dan sejarah antara PBB dengan Indonesia memang tidak perlu
diragukan lagi. PBB secara konsisten mendukung Indonesia untuk bisa menjadi negara yang
merdeka, mandiri, dan berdaulat.
Sebagai bentuk kontribusi dalam PBB ini, Indonesia bergabung dengan komite khusus yang
ditujukan sebagai kepedulian bangsa mengenai situasi yang berkaitan dengan implementasi
deklarasi. Dalam hal ini, deklarasi tersebut akan berkaitan dengan upaya kemerdekaan bangsa
yang terjajah.

Pada tahun 1971, Indonesia meminta kepada komite 24 untuk membuat suatu rekomendasi
yang benar-benar nyata. Dengan adanya rekomendasi ini, Dewan Keamanan dapat lebih mudah
untuk melakukan upaya-upaya pertimbangan yang tepat dan berkaitan dengan wilayah
penjajahan tersebut.

Selain itu, contoh peran negara Indonesia dalam perdamaian dunia juga bisa dilihat pada saat
Indonesia terlibat dalam gerakan dekolonialisasi yang terjadi pada tanggal 20 November 1972.
Sikap yang ditunjukkan Indonesia ini tercatat dalam Piagam PBB No. 2909.

2. Konferensi Asia-Afrika (KAA)

Peran Indonesia dalam perdamaian dunia Konferensi Asia-Afrika (KAA) diawali dari ide Ir.
Soekarno dan disampaikan oleh Ali Sastroamidjojo. Ide ini pertama kali disampaikan pada saat
Konferensi Colombo diselenggarakan.

Ir. Soekarno mengusulkan ide ini setelah terjadi Perang Dunia II yang membuat banyak
negara bersikukuh. Ketegangan antara banyak negara ini disebabkan oleh terjadinya Blok Barat
dan Blok Timur. Kemudian, ide ini mulai menjadi pokok pembahasan bagi banyak negara.

Tidak berhenti sampai di situ saja, pembicaraan terkait ide ini juga masih berlanjut sampai
Konferensi Panca Negara diselenggarakan. Ada beberapa keputusan yang dibahas di konferensi
ini, dan beberapa di antaranya adalah:
1. Penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika pada bulan April tahun 1955 yang diadakan di
kota Bandung.
2. Menentukan 5 negara sponsor yang akan hadir di Konferensi Asia-Afrika.
3. Menentukan 25 negara yang diundang untuk menghadiri acara Konferensi Asia-Afrika.

Setelah keputusan ini berhasil ditetapkan, susunan panitia mulai dibentuk di kota yang sama,
pada tanggal 3 Januari 1955. Pada saat itu, Gubernur Jawa Barat yang bernama Sanusi
Hardjodinata memimpin seluruh panitia yang ada.

Tanggal 18 sampai 24 April 1955 ditetapkan sebagai hari di mana Konferensi Asia-Afrika
diselenggarakan. Ada beberapa agenda yang akan dilakukan selama Konferensi Asia-Afrika
diselenggarakan, yaitu:
1. Membahas kerja sama ekonomi dan budaya masing-masing negara, Hak Asasi Manusia
(HAM) yang berlaku di setiap negara, hingga hak dalam penentuan nasib setiap negara
yang ada di seluruh dunia.

6
2. Membahas tentang masa depan negara-negara yang belum merdeka dan beragam masalah
yang terjadi di dalamnya.
3. Berupaya untuk membentuk gerakan perdamaian dunia serta aksi kerjasama yang bersifat
internasional dan dapat membuat seluruh negara di dunia ini menjadi lebih damai.

3. Deklarasi Djuanda

Pada tahun 1956 Deklarasi Djuanda mulai dipertimbangkan, karena adanya tuntutan dari
pimpinan Departemen Pertahanan Keamanan Republik Indonesia (RI). Perdana Menteri
Djuanda Kartawidjaja adalah yang pertama kali mencetuskan deklarasi ini.

Untuk lebih tepatnya, Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja membuat deklarasi ini sebagai
aksi protes terkait hukum laut di Indonesia pada tanggal 13 Desember 1957. Pada saat itu,
hukum laut Indonesia dianggap tidak dapat memberikan keuntungan kepada masyarakat di
sekitar.

Di periode waktu tersebut Ordonansi Laut dan Daerah Maritim dari Belanda dijadikan
sebagai dasar pembuatan hukum laut Indonesia. Kebijakan ini tidak dapat melindungi sumber
daya Indonesia dengan baik, karena tidak ada larangan khusus yang menyebutkan bahwa kapal-
kapal asing tidak boleh sembarangan masuk.

Setelah itu, UU No. 4/PRP Tahun 1960 mulai dikukuhkan dan hal ini membuat teori
“Wawasan Nusantara” dibentuk secara nyata. Tidak berhenti sampai di situ saja, deklarasi ini
kembali diperjuangkan dengan memanfaatkan keberadaan UNCLOS dari PBB.

Peran Indonesia dalam perdamaian dunia adalah mengikuti berbagai konferensi yang
berkaitan dengan hukum laut yang diselenggarakan oleh PBB. Setelah deklarasi ini
diperjuangkan selama 25 tahun, akhirnya hukum laut Indonesia diakui oleh dunia internasional
pada tanggal 16 November 1994.

4. Misi Garuda

Peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia yang selanjutnya adalah Misi Garuda.
Misi Garuda merupakan salah satu bentuk gerakan Indonesia dalam PBB yang bertujuan untuk
menciptakan perdamaian dunia.

Misi mengirim kontigen Garuda ini berawal dari adanya konflik yang terjadi antara Inggris,
Prancis, Israel, dan Mesir. Pada saat itu, Mesir diserang oleh beberapa negara yakni Inggris,
Israel, dan Prancis. Peristiwa penyerangan Mesir ini terjadi di Timur Tengah.

Serangan ini tentu tidak diharapkan oleh semua negara, sehingga hal ini menimbulkan
perdebatan di antara negara-negara lainnya. Sampai akhirnya Lester B. Perason, yang dalam
periode tersebut menjabat sebagai Menteri Luar Negeri di Kanada, menyebutkan bahwa
wilayah Timur Tengah harus segera dilindungi dengan membentuk gerakan perdamaian secara
lebih cepat.

Selang beberapa waktu kemudian usul tersebut disetujui dan UNEF mulai dibentuk pada
tanggal 5 November 1956. Indonesia turut berpartisipasi dalam gerakan ini dengan
mengirimkan Misi Garuda I – Misi Garuda XXVI-C2.

7
Sesuai dengan data yang ada dalam Kementerian Luar Negeri, Indonesia disebutkan telah
menjadi kontributor terbesar ke-10 pasukan pemeliharaan perdamaian yang diselenggarakan
oleh PBB. Sampai saat ini, pemerintah Indonesia telah memberi tugas kepada 2.843 personel
TNI dan POLRI untuk melakukan 10 Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB yang sudah ada.
Selain itu, misi ini juga ditujukan sebagai implementasi dari sarana peningkatan
profesionalisme anggota TNI dan POLRI.

5. Gerakan Non-Blok

Kemunculan 2 kubu dari 2 negara adidaya, yaitu Uni Soviet yang menjunjung tinggi
kepercayaan sosialis-komunis dan Amerika yang menjadi negara liberalis-kapitalis. Dengan
terbentuknya 2 kubu dari 2 negara adidaya ini, tidak membuat negara lain menyetujui adanya
kedua kubu tersebut. Beberapa negara yang tidak menyetujui kemunculan 2 kubu ini akhirnya
membuat gerakan sendiri yakni Gerakan Non-Blok atau biasa disingkat dengan nama GNB.

Gerakan Non-Blok (GNB) dimulai oleh 5 negara yang terdiri dari Indonesia, India, Ghana,
Mesir, dan Yugoslavia. Kelima negara ini membentuk GNB dengan tujuan khusus, yaitu:
1. Melindungi keamanan internasional yang terjadi dalam banyak negara dan membuatnya
menjadi lebih damai.
2. Membantu proses pencapaian pelepasan senjata dengan menggunakan kebijakan
pengawasan internasional efektif.
3. Membantu proses pembentukan tata ekonomi yang lebih damai di seluruh dunia.
4. Membantu proses penerapan fungsi PBB agar berjalan secara lebih efektif.
5. Mewujudkan pembentukan sosial dan ekonomi yang lebih baik di berbagai negara.

Peranan Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia adalah dapat dilihat dari gerakan-
gerakan yang dilakukannya, seperti:
1. Indonesia adalah pelopor terjadinya Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang membuat Gerakan
Non-Blok (GNB) tercipta.
2. Dalam periode pertama KTT GNB, Indonesia berhasil mengundang banyak negara dan
mengajak negara-negara tersebut untuk bergabung dalam Gerakan Non-Blok.
3. Indonesia berhasil menyelenggarakan dan memimpin KTT GNB X yang diselenggarakan di
2 wilayah secara sekaligus, yaitu Bogor dan Jakarta.

Gerakan ini membuat dialog utara-selatan kembali dibuka dan diketahui oleh banyak negara.
Dialog utara-selatan adalah suatu dialog yang dibuat khusus untuk negara berkembang dan
maju, agar kedua jenis negara tersebut bisa lebih kuat hubungannya.

Pada tahun 2012, KTT GNB diselenggarakan secara berulang kali, yaitu hingga 17 kali.
Karena gerakan ini terus diselenggarakan dengan tujuan yang kuat, 120 negara lainnya akhirnya
memutuskan untuk ikut bergabung.

6. Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)

Pada tahun 1957 terdapat sebanyak lima negara yang bergabung dalam ASEAN. Kelahiran
ASEAN ditandai dengan tanda tangan negara-negara tersebut melalui Deklarasi Bangkok pada
1967. Lima negara tersebut, di antaranya; Malaysia, Filipina, Indonesia, Muangthai, dan
Singapura.

8
Sering berjalannya waktu, 17 tahun kemudian Brunei bergabung menjadi anggota. Pada awal
pembentukannya, ASEAN bertujuan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, sosial, dan
budaya. Empat tahun kemudian, di Kuala lumpur pada tanggal 27 November 1971, ASEAN
meningkatkan bentuk kerja samanya di bidang keamanan. Bentuk kerja sama tersebut ditanda
tangani melalui Declaration of Zone of Peace, Freedom and Neutrality (ZOPFAN).

7. Konferensi Colombo dan Konferensi Bogor

Konferensi Colombo diselenggarakan pada April 1954, sementara Konferensi Bogor


diselenggarakan pada Desember 1954. Pada konferensi Colombo, Indonesia mengusulkan
untuk menyelanggarakan pertemuan antara negara-negara merdeka di Asia, dan Afrika.

Pertemuan tersebut mengusung tujuan ganda. Tujuan pertama, meredakan ketegangan yang
ditimbulkan oleh perang dingin. Tujuan kedua, meningkatkan perjuangan melawan penjajahan.
Sementara itu, Konferensi Bogor menghasilkan beberapa keputusan di antaranya:
1. Mengadakan KAA di Bandung pada bulan April 1955.
2. Menetapkan kelima negara peserta Konferensi Bogor sebagai negara-negara sponsor.
3. Menetapkan 25 negara-negara Asia Afrika yang akan diundang.

9
3. KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai negara yang berlandaskan hukum, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ikut
berperan dalam menciptakan perdamaian dunia. . Hal tersebut terjadi karena Indonesia memiliki
hubungan kerja sama dan diplomatik dengan negara lain sehingga dapat menunjang perdamaian
di dunia. Walaupun harapan untuk hidup damai pada kenyataannya masih menjadi impian yang
sulit bagi sebagian bangsa. Demi terwujudnya perdamaian dunia, Indonesia ikut berperan melalui
hubungan internasional dan juga organisasi internasional.
Terdapat sangat banyak hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencapai dan menjaga
perdamaian dunia. Indonesia dapat mencapai dan menjaga perdamaian dunia melalui hubungan
internasional yang Indonesia jalin dengan negara lain dan juga dengan cara bergabung ke
organisasi-organisasi besar di dunia untuk menjaga perdamaian tersebut.
Beberapa sikap dan perilaku yang bisa kita lakukan sebagai pelajar untuk menciptakan
kedamaian dunia adalah bertanggung jawab, toleransi dan tenggang rasa, mengamalkan nilai-nilai
Pancasila, dan juga berperilaku baik.

10

Anda mungkin juga menyukai