Pertama dan yang utama, kami panjatkan puji syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT, karena tanpa
rahmat dan ridho-Nya, kami tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan rampung
tepat pada waktu yang ditentukan.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Rosja Sipayung, S.Pd selaku guru mata pelajaran
PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) karena telah membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas PPKN mengenai Dinamika
Peran Indonesia dalam Perdamaian Dunia.
Serta ucapan terima kasih kepada teman/partner yang sudah ikut serta membantu dalam hal
mengumpulkan data-data demi pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini kami membahas Peran
Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia melalui Organisasi Internasioal PBB (Perserikatan
Bangsa-Bangsa).
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua, khususnya bagi para
penyusun dan para pembaca yang merupakan generasi penerus bangsa Indonesia. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan ataupun kesalahan
dalam makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat
kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan
pada waktu mendatang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN....................................................................................................................iii
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................iii
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................iii
C. TUJUAN........................................................................................................................iii
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. INFORMASI TENTANG PBB......................................................................................5
B. PELOPOR PBB..............................................................................................................6
C. LATAR BELAKANG BERGABUNGNYA INDONESIA...........................................7
D. PERAN PBB TERHADAP INDONESIA......................................................................8
E. PERAN INDONESIA TERHADAP PBB......................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
A. KESIMPULAN.............................................................................................................11
B. SARAN.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Suatu negara yang merdeka tidak dapat berdiri sendiri, seperti halnya individu sebagai
makhluk sosial. Negara tentunya akan memerlukan pengakuan, dukungan, dan bantuan dari
negara lain untuk menjaga kelangsungan hidup dan mempertahankan kemerdekaannya.
Bahkan terdapat negara yang memiliki keterkaitan serta ketergantungan dalam aspek
ekonomi, sosial, dan politik. Apabila ada keterkaitan antara satu negara dengan negara lain
maka akan tercipta sebuah hubungan yang baik yang mana merupakan sebuah keuntungan
bagi suatu negara. Masyarakat global ditandai dengan adanya saling ketergantungan antar
bangsa. Adanya persaingan yang ketat dalam suatu kompetensi dan dunia cenderung
berkembang ke arah perebutan pengaruh antar bangsa, baik lingkup regional maupun lingkup
global.
Namun pada kenyataannya masih ba nyak hubungan antar negara yang saling bertentangan
sehingga mengakibatkan terjadinya konflik dan terusiknya perdamaian dunia. Konflik
tersebut biasanya dipicu oleh masalah dalam hal sosial, ekonomi, politik, agama maupun
kebudayaan. Terjadinya konflik merupakan akibat dari adanya keegoisan/keserakahan, tidak
saling menghargai, dan tidak saling memahami antar satu sama lain.
Selain alasan di atas, perihal perdamaian dunia ini merupakan bagian dari salah satu tujuan
nasional Indonesia sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Salah satu
konsekuensi dari tujuan tersebut adalah bangsa Indonesia harus senantiasa berperan serta
dalam menciptakan perdamaian dunia. Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia merupakan
bagian dari seluruh umat manusia di dunia, sehingga sudah seharusnya bangsa Indonesia
berada pada garis terdepan dalam upaya menciptakan perdamaian dunia.
Untuk menjaga stabilitas perdamaian dunia maka salah satu caranya adalah dengan
membentuk organisasi internasional sebagai wadah dari semua negara maupun badan hukum
atau badan usaha. Secara umum, organisasi internasional dapat diartikan sebagai organisasi
yang berkedudukan sebagai subjek hukum internasional dan memiliki kapasitas membuat
perjanjian internasional. Karena merupakan subjek hukum internasional, organisasi
internasional punya hak dan kewajiban yang ditetapkan dalam konvensi internasional. Contoh
organisasi internasional tersebut adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diusulkan
oleh Presiden Amerika Serikat ke-32 beserta pelopornya dari negara-negara lain.
Oleh sebab itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai apa yang dimaksud dengan
perdamaian dunia itu sendiri dan cara mewujudkan perdamaian dunia serta partisipasi
Indonesia dalam perdamaian dunia, khususnya melalui organisasi internasional PBB.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu organisasi internasional PBB?
2. Siapa saja pelopor organisasi internasional PBB?
3. Bagaimana proses bergabungnya Indonesia ke dalam PBB?
4. Bagaimana peran Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia melalui PBB?
iii
C. TUJUAN
1. Mengetahui informasi tentang PBB.
2. Mengetahui proses bergabungnya Indonesia ke dalam PBB.
3. Mengetahui peran dan pencapaian Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia
melalui PBB.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
5
Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat. Sedangkan, Mahkamah Internasional
berada di Den Haag, Belanda. Melalui forum-forum tersebut, PBB memfasilitasi setiap
negara anggota untuk mengungkapkan pendapat/pandangan mereka terhadap segala
permasalahan yang sedang dihadapi agar terjadi penyelesaian.
B. PELOPOR PBB
Tokoh utama pendiri PBB adalah Franklin Delano Roosevelt (Amerika Serikat), Josef
Stalin (Uni Soviet), dan Winston Churchill (Inggris). Berikut penjelasannya:
1. Franklin Delano Roosevelt
Franklin Delano Roosevelt adalah Presiden Amerika Serikat ke-32 dan merupakan
orang pertama yang mengusulkan dibentuknya PBB. Franklin D Roosevelt
menjanjikan suatu organisasi dunia yang dapat menjaga perdamaian internasional
pasca Perang Dunia II.
6
2. Winston Leonard Spencer Churchill
Josef Stalin adalah Sekretaris Jenderal Partai Komunis Soviet ke-1. Dilansir dari
Office of the Historian, ia bertemu dengan Presiden Roosevelt di Teheran, Iran pada
November 1943. Pada saat inilah Presiden Roosevelt mengungkapkan keinginannya
untuk membentuk PBB pada Josef Stalin.
7
15 tahun setelah bergabung dengan PBB pada 20 Juni 1965, melalui surat resmi
menteri luar negeri, Dr. Soebandrio, menyatakan bahwa Indonesia keluar dari PBB sejak
tanggal 1 Januari 1965. Keputusan Indonesia untuk keluar dari PBB adalah karena Indonesia
kecewa sebab Malaysia dipilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada 7
Januari 1965. Ketika itu Indonesia dan Malaysia sedang berkonflik. Konflik antara Indonesia
dan Malaysia dimulai sejak Inggris memprakarsai pembentukan Federasi Malaysia. Presiden
Soekarno yang anti barat, menganggap Malaysia sebagai suatu ancaman bagi revolusi
Indonesia dan merupakan langkah kolonialisme dan imperialisme Inggris.
Setelah Indonesia memutuskan untuk keluar dari keanggotaan PBB, Indonesia
menjadi terasingkan dari pergaulan negara-negara dunia. Keluarnya Indonesia dari
keanggotaan PBB membuat ruang gerak Indonesia menjadi sempit. Oleh karenanya, setelah
pergantian kepemimpinan oleh Presiden Soeharto, Indonesia kembali menjadi anggota PBB
setelah didesak oleh DPR dalam sidang tanggal 3 Juni 1966. Keinginan Indonesia tersebut
disampaikan lewat pesan kepada Sekretaris Jenderal PBB pada tanggal 19 September 1966
lalu Indonesia melanjutkan partisipasinya dalam sesi ke-21 sidang Majelis Umum PBB.
Indonesia kembali menjadi anggota PBB dengan mengirimkan 5 perwakilan yaitu
Adam Malik, Laksamana Udara Rusmin Nuryadin, M. Yusuf, L. N. Palar, dan Ruslan
Abdulgani. Majelis Umum PBB menyambut hangat hal itu dengan dipilihnya Adam Malik
sebagai Ketua Majelis Umum PBB tahun 1971. Selain itu, Indonesia juga memperbaiki
hubungannya dengan beberapa negara seperti Malaysia, India, Filipina, Thailand, Australia,
dan sejumlah negara lainnya yang hubungannya sempat renggang.
8
E. PERAN INDONESIA TERHADAP PBB
Sebagai negara anggota PBB, Indonesia terdaftar dalam beberapa lembaga di bawah
naungan PBB seperti ECOSOC (Dewan Ekonomi dan Sosial), ILO (Organisasi Buruh
Internasional, dan FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian). Peran Indonesia dalam PBB dapat
dilihat dari aksi nyatanya, di antaranya:
1. Mengirimkan Pasukan Garuda, pasukan tersebut mengembang misi perdamaian
PBB di beberapa negara yang sedang berkonflik.
2. Pelopor Gerakan Non Blok (GNB), GNB adalah organisasi dunia yang di dalamnya
berisikan negara-negara yang tidak beraliansi kepada kekuatan besar apapun
(perkumpulan negara yang bersikap netral). Organisasi ini berupaya untuk meredakan
ketegangan dunia dan menciptakan perdamaian dunia karena saat itu sedang terjadi
perang dingin antara blok barat dan blok timur.
3. Mensponsori Penyelenggaraan Jakarta Informal Meeting (JIM I), Indonesia juga
turut aktif membantu menyelesaikan konflik di Kamboja dengan mensponsori
penyelenggaraan JIM I pada bulan Juli 1988. Kegiatan ini berhasil menyelesaikan
konflik antara Kamboja dan Vietnam juga mengupayakan pencegahan rezim Pol Pot
yang sudah banyak membantai rakyat Kamboja.
4. Menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB, Indonesia pertama kali
terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 1974-1975 lalu pada periode
1995-1996. Dalam keanggotaan Indonesia di DK PBB pada periode tersebut, Wakil
Tetap RI Nugroho Wisnumurti tercatat 2 kali menjadi Presiden DK PBB. Terakhir,
Indonesia terpilih untuk ketiga kalinya pada periode 2007-2009. Selama menjadi
anggota tidak tetap DK PBB, Indonesia berperan menengahi, menjembatani, dan
membentuk konsensus di antara para anggota Dewan Keamanan PBB dan negara
anggota PBB lainnya. Dalam jurnal Kajian Lemhannas RI Edisi 37, Maret 2019, ada
4 hal yang menjadi fokus Indonesia selama menjalankan tugas keanggotaannya:
Meningkatkan kapasitas pasukan perdamaian PBB, termasuk kontribusi
kaum perempuan
Sinergi antara DK PBB dan organisasi di kawasan Asia Pasifik
Kemitraan global khususnya agenda Sustainable Development Goals (SDGs)
PBB 2030
Pendekatan komprehensif global untuk memerangi terorisme, radikalisme
dan ekstrimisme. Indonesia juga menekan fokus dan atensi politik luas
negerinya terhadap isu Palestina.
Berikut beberapa partisipasi dan peran Indonesia sebagai DK PBB:
9
Menyelenggarakan pertemuan High-Level Open Debate prakarsa Indonesia
mengenai pembangunan perdamaian dalam masa pandemi serta keterkaitan
antara terorisme dan kejahatan terorganisasi
Menyelenggarakan pertemuan Arria Formula mengenai serangan cyber
terhadap infrastruktur vital
DK PBB di bawah Presiden Indonesia mengesahkan 4 resolusi, yaitu resolusi
perpanjangan mandat misi pemeliharaan perdamaian di Lebanon (UNIFIL),
resolusi perpanjangan mandat misi pemeliharaan perdamaian di Somalia
(UNSOM), resolusi perpanjangan rezim sanksi di Mali, dan resolusi tentang
personel penjaga perdamaian perempuan yang diprakarsai Indonesia
Mengusulkan resolusi mengenai penanggulangan terorisme yang telah
mendapat dukungan 14 negara anggota DK PBB. Namun resolusi itu tidak
dapat disahkan karena mendapat veto oleh satu negara
Memimpin breakfast meeting dan sofa talks dengan para Duta Besar DK
PBB di Kantor Perutusan Tetap RI untuk PBB di New York dan memimpin
pertemuan dengan Sekjen PBB
Memberi kontribusi di tengah pandemi COVID-19 dan menjaga prinsip-
prinsip hukum internasional.
5. Menjadi Anggota Dewan HAM, terpilih sebagai anggota Dewan HAM pada 2006
kemudian terpilih lagi untuk periode 2007-2010.
6. pMenjadi anggota Hukum Internasional PBB atau International Law
Commission (ILC), terpilihnya mantan Menlu Mochtar Kusumaatmadja sebagai
anggota ILC periode 1992-2001. Lalu pada pemilihan terakhir yang berlangsung saat
sidang Majelis Umum PBB ke-61, Duta Besar Nugroho Wisnumurti terpilih sebagai
anggota ILC periode 2007-2011l dan terpilih kembali untuk periode 2012-2016.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Organisasi internasional adalah organisasi yang berkedudukan sebagai subjek hukum
internasional dan memiliki kapasitas membuat perjanjian internasional. Melalui organisasi
internasional, Indonesia dapat membantu mewujudkan perdamaian dunia sesuai tujuan
nasional bangsa.
B. SARAN
Adapun saran yang penyusun dapat berikan:
1. Apabila terdapat kekeliruan dalam makalah ini, harap bisa meluruskannya.
2. Untuk supaya bisa membaca literatur-literatur yang berkenaan dengan pembahasan ini
sehingga diharapkan akan bisa lebih menyempurnakan pembahasan materi dalam
makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
12