Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Syukur
Alhamdulillah Penulis ucapkan dari lubuk hati Penulis kehadirat Allah yang telah
memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik. Sholawat
serta salam Penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul “Bentuk dan Lembaga-lembag Ekonomi
Internasional” dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa yang kami tulis ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Dan oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan adanya masukan dari
para pembaca, baik berupa kritikan ataupun saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini, supaya lebih baik untuk masa yang akan datang.
Dan terima kasih atas semua bantuan dari semua pihak yang terkait dalam
penyusunan ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kemudian kepada Allah kami bertaubat dan kepada manusia kami memohon
maaf atas kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan makalah ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………. ........................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebijakan Moneter .................................................. 2
B. Pengertian Kebijakan Fiskal ...................................................... 2
1. Kerjasama Ekonomi Bilateral ............................................... 2
2. Kerjasama Ekonomi Regional .............................................. 4
3. Kerjasama Ekonomi Multiteral ............................................. 5
4. Kerjasama Ekonomi Antar Regional .................................... 7
5. Kerjasama Ekonomi Tujuan Dan Lapangan Usaha .............. 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh
suatu negara dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
rakyat untuk kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama internasional, yang
meliputi kerja sama di bidang politik, sosial, pertahanan keamanan, kebudayaan,
dan ekonomi, berpedoman pada politik luar negeri masing-masing.
Agar kerja sama tersebut berhasil dan menguntungkan, maka kerja sama
antarnegara tersebut diatur dalam suatu bentuk organisasi resmi. Pada dasarnya di
dunia ini banyak dikenal berbagai macam organisasi. Pertama, organisasi
internasional yaitu menghimpun berbagai berbagai negara tanpa memperhatikan
latar belakang suatu negara. Satu-satunya organisasi yang demikian adalah
Peserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kedua, organisasi regional, yaitu organisasi
yang menghimpun negara-negara dalam suatu kawasan tertentu. Ketiga,
organisasi multilateral, yaitu organisasi yang menghimpun tiga negara atau lebih
berdasarkan pertimbangan tertentu, seperti kepentingan agama, ekonomi,
pertahanan-keamanan dan lain-lain. Keempat organisasi yang melibatkan dua
negara, terutama untuk mempererat perrsahabatan kedua negara, seperti Lembaga
Persahabatan Indonesia-Amerika (LPIA), Persahabatan Indonesia-Malaysia, dan
lain-lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kerjasama Internasional ?
2. Apa Saja Bentuk-bentuk Kerjasama Internasional yang dilakukan oleh
Indonesia?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kerjasama Internasional


Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh
suatu negara dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
rakyat dan kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama internasional, meliputi
kerja sama di bidang politik, sosial, pertahanan keamanan, kebudayaan, dan
ekonomi, berpedoman pada politik luar negeri masing-masing. Kerjasama biasa
dilakukan oleh dua negara atau lebih tujuan dari kerjasama adalah untuk
mencukupi kebutuhan masyarakat masing-masing negara, untuk mencegah atau
menghindari konflik yang mungkin terjadi, untuk memperoleh pengakuan sebagai
negara merdeka, untuk mempererat hubungan antar negara di berbagai bidang.
membebaskan bangsa-bangsa di dunia dari kemiskinan,kelaparan dan
keterbelakangan di bidang ekonomi, memajukan perdagangan, mempercepat
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kestabilan dalam bidang ekonomi, politik,
sosial, budaya dan pertahanan keamanan, memelihara ketertiban dan perdamaian
dunia, meningkatkan dan memperat tali persahabatan antarbangsa di dunia. Agar
kerja sama tersebut berhasil dan menguntungkan, maka kerja sama antarnegara
tersebut diatur dalam suatu bentuk organisasi resmi.

B. Bentuk-bentuk Kerjasama Internasional


Dalam kerjasama internasional terdapat beberapa bentuk. Ada empat
bentuk kerjasama internasional yaitu :
1. Kerjasama Ekonomi Bilateral
a. Hubungan Internasional Indonesia dengan Korea
Hubungan internasional Indonesia dengan Korea berjalan di segala bidang.
Salah satunya adalah bidang pendidikan. Di bidang pendidikan, Indonesia
dan Korea melakukan suatu kerjasama dalam bentuk beasiswa bagi siswa
dan mahasiswa Indonesia untuk belajar di Korea. Beberapa program
beasiswa diturunkan dari beberapa lembaga dan universitas di Korea. Ada
pula yang diturunkan oleh Kedutaan Besar Korea di Indonesia.

2
Program beasiswa ini tentunya membantu para siswa dan mahasiswa
Indonesia yang ingin melanjutkan studinya di luar negeri, khususnya
Korea. Program yang ditawarkan biasanya beasiswa S1, S2, hingga S3.
b. Hubungan Internasional Indonesia – Norwegia
Hubungan bilateral Indonesia – Norwegia dalam bidang energi telah
meningkat dalam beberapa tahun terakhir, sebagai hasil nyata dari
perjanjian kerjasama bidang energi yang ditandatangani di Jakarta tanggal
18 September 1995.
Salah satu contoh dekatnya hubungan antara kedua negara ini dapat dilihat
dari meningkatnya kegiatan seminar dalam bidang peningkatan produksi
minyak tahap lanjut (enhanced oil recovery), dan teknologi laut dalam.
c. Hubungan Internasional Indonesia-Inggris
Hubungan Indonesia – Inggris berjalan di sektor perekonomian. Salah satu
bentuk koneksi dagang Indonesia-Inggris adalah ekspor migas ke Inggris
karena Inggris tak memiliki cadangan minyak bumi. Guna menutupi
kekurangannya terpaksa pemerintah British Raya mencari koneksi dagang
terhadap negara penghasil minyak bumi termasuk Indonesia.
Bentuk kerjasama Indonesia-Inggris di sektor perdagangan antara lain
ekspor baja, karet alam, mebel dari kayu ke Inggris. Sebaliknya Inggris
mengekspor bahan pangan berupa gandum, makanan olah lainnya,
berbagai macam jenis mesin pabrik dan teknologi IT ke Indonesia.
d. Hubungan Internasional Indonesia-Jepang
Hubungan ini dalam bentuk forum investasi bersama tingkat tinggi
pemerintah swasta antara Jepang dan Indonesia. Rencana investasi ini
meliputi masalah bea, customs, tenaga kerja, infrastruktur dan daya saing.
e. Hubungan Internasional Indonesia-Australia
Hubungan ini dilakukan di bidang hukum dan perdagangan. Pemerintah
Australia sepakat dengan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kerja
sama bilateral, regional dan internasional. Kerja sama penegakan hukum
dan keamanan. Meliputi penyelundupan manusia, perdagangan manusia
dan kerjasama kejahatan.

3
f. Hubungan Internasional Indonesia-Ethiopia
Hubungan ini melalui ekspor-impor produk utama Ethipopia dari
Indonesia. Produk itu antara lain adalah sabun, benang, batu baterai,
perlengkapan dapur, kertas. Sedangkan ekspor produk utama Ethiopia ke
Indonesia adalah kulit

2. Kerjasama Ekonomi Regional


a. ASEAN
Association South Of East Asian Nations (ASEAN) adalah organisasi
bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara. ASEAN didirikan pada tanggal 8
Agustus 1967 di Bangkok atas prakarsa Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina,
dan Thailand. Pendirian ASEAN berdasarkan Deklarasi Bangkok. Saat ini
ASEAN beranggotakan sepuluh Negara :

1. Brunei Darussalam
2. Filipina
3. Kamboja
4. Laos
5. Indonesia
6. Malaysia
7. Myanmar
8. Singapura
9. Thailand
10. Vietnam.

Tujuan utama ASEAN dalah mengadakan kerja sama dalam bidang


ekonomi, sosial, dan budaya antarnegara anggota ASEAN. Pada tahun 1992
beberapa negara anggota ASEAN melalui kepala negara sepakat untuk
menggalakkan kerja sama dalam bidang politik dan keamanan di kawasan Asia
Tenggara.
Kerja sama ASEAN bertujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi di
kawasan Asia Tenggara. Dalam perkembangannya, kerja sama ASEAN mengarah
perdagangan bebas pada tahun 2003 di kawasan Asia Tenggara (ASEAN Free

4
Trade Area/AFTA). Tujuan AFTA adalah meningkatkan keunggulan kompetitif
produk-produk ASEAN, serta mengurangi tarif guna meningkatkan efisiensi
produksi atas industri perdagangan. Pada tahun 2015 negara-negara anggota
ASEAN menginginkan terbentuknya komunitas ekonomi. Hal ini dipertegas
dengan penandatanganan ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint oleh
pemimpin negara-negara ASEAN. Kesepakatan ini diharapkan membawa
kawasan Asia Tenggara menuju pasar tunggal dan basis produksi pada tahun
2015.

3. Kerjasama Ekonomi Multiteral


a. IMF
Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund-IMF) adalah
lembaga keuangan internasional di bawah naungan PBB yang didirikan untuk
menciptakan stabilitas sistem keuangan internasional. IMF didirikan pada tanggal
27 September 1945. Markas besar IMF berada di Washington DC,Amerika
Serikat. Tujuan IMF adalah memajukan kerja sama internasional dalam bidang
ekonomi, keuangan, dan perdagangan sehingga dapat memperluas kesempatan
kerja dan mencapai kemakmuran bersama anggota-anggotanya. Terdapat 185
negara yang menjadi anggota IMF, yang berarti meliputi hampir semua negara di
dunia. Beberapa negara yang tidak menjadi anggota IMF biasanya mempunyai
perwakilan tidak langsung.
Dari tujuan awal tersebut, peran IMF lantas berkembang dan melingkupi
jangkauan internasional. Salah satu peran kunci IMF dalam perekonomian global
adalah sebagai pemberi pinjaman kepada negara-negara yang sedang mengalami
kesulitan ekonomi. Pinjaman IMF biasanya datang dengan syarat yang dikenal
sebagai kondisionalitas yang dianggap sebagian pihak bersifat eksploitatif atau
tidak produktif. Berbagai persyaratan dinilai menimbulkan beban yang tidak adil
pada penerima pinjaman IMF. Selain itu, IMF juga dianggap sering mendikte
kebijakan nasional suatu negara yang belum tentu menguntungkan penduduknya.

5
b. ILO
Organisasi Buruh Internasional (bahasa Inggris: International Labour
Organisation, disingkat ILO) adalah sebuah wadah yang menampung isu buruh
internasional di bawah PBB. ILO didirikan pada 1919 sebagai bagian Persetujuan
Versailles setelah Perang Dunia I. Organisasi ini menjadi bagian PBB setelah
pembubaran LBB dan pembentukan PBB pada akhir Perang Dunia II.
ILO bertujuan memperbaiki kondisi pekerja sebagai upaya mewujudkan
keadilan sosial di seluruh dunia. Agar tujuan mulia ini dapat terpenuhi, ILO
mengadopsi struktur tripartit yang khas yakni terdiri dari perwakilan pemerintah,
pekerja, dan pengusaha. Secara bersama-sama, ketiga unsur dalam tripartit
bertugas menentukan strategi dan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan ILO.
ILO adalah badan global yang bertanggungjawab untuk menyusun dan
mengawasi standar-standar ketenagakerjaan internasional. Berkerjasama dengan
181 negara anggotanya, ILO berupaya memastikan bahwa standar-standar
ketenagakerjaan ini dihormati baik secara prinsip maupun praktiknya. Organisasi
Perburuhan Internasional atau ILO adalah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) yang terus berupaya mendorong terciptanya peluang bagi perempuan dan
laki-laki untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan produktif secara bebas, adil,
aman dan bermartabat. Tujuan utama ILO adalah mempromosikan hak-hak di
tempat kerja, mendorong terciptanya peluang kerja yang layak, meningkatkan
perlindungan sosial serta memperkuat dialog untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan yang terkait dengan dunia kerja.

c. WTO (World Trade Organization)


WTO adalah organisasi perdagangan dunia yang ditransformasikan dari
GATT (General Agreement of Tariff and Trade). GATT dibentuk di Jenewa,
Swiss pada tahun 1947 dalam konferensi yang diselenggarakan PBB dan diikuti
oleh 23 negara. Indonesia masuk menjadi anggota GATT pada tahun 1950. GATT
bertujuan untuk mengadakan pengurangan tarif untuk barang-barang tertentu yang
dapat merintangi perdagangan internasional. Dalam pelaksanaannya badan ini
berasaskan :

6
1. The most favour nation; maksudnya ialah bahwa setiap fasilitas yang
diberikan suatu negara kepada negara lain, harus diberikan juga kepada
semua negara anggota GATT.
2. Reciprocity; memberikan kemudahan-kemudahan kepada negara lain
sehingga terjadi kerjasama yang saling menguntungkan.
3. Nondiscrimination; setiap barang impor yang masuk ke suatu negara
harus diperlakukan sama dengan barang domestik.

WTO saat ini terdiri dari 154 negara anggota, di mana 117 di antaranya
merupakan negara berkembang atau wilayah kepabeanan terpisah. Indonesia telah
meratifikasi Persetujuan Pembentukan WTO melalui Undang – Undang No. 7
Tahun 1994. Dengan ratifikasi tersebut, maka negara-negara anggota WTO,
dalam hal ini juga Indonesia, harus menyesuaikan peraturan nasionalnya dengan
ketentuan – ketentuan yang ada dalam persetujuan-persetujuan WTO.
Terbukanya pasar nasional terhadap perdagangan internasional dengan
pengecualian yang patut atau fleksibilitas yang memadai, dipandang akan
mendorong dan membantu pembangunan yang berkesinambungan, meningkatkan
kesejahteraan, mengurangi kemiskinan, dan membangun perdamaian dan
stabilitas. Pada saat yang bersamaan, keterbukaan pasar harus disertai dengan
kebijakan nasional dan internasional yang sesuai dan yang dapat memberikan
kontribusi terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi setiap negara anggota.

4. Kerjasama Ekonomi Antar Regional


a. APEC
Negara-negara di kawasan Asia Pasifik membentuk kerja sama ekonomi
pada bulan November 1989 di Canberra, Australia. Kerja sama ini disebut Asia
Pasific Economic Cooperation (APEC) yang mencakup Benua Asia, Australia,
Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Menurut abjad, anggota APEC adalah
Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chili, Cina, Hong Kong, Cina, Indonesia,
Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru,
Filipina, Rusia, Singapura, Cina Taipei, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam.

7
Tujuannya menjalin kerja sama perdagangan, investasi, dan pariwisata;
memperkuat perdagangan multilateral bagi kepentingan Asia Pasifik serta negara-
negara lain; mengurangi hambatan perdagangan antarnegara; serta meningkatkan
kualitas sumber daya manusia guna mendorong pelaksanaan pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi.
APEC diperkirakan dapat memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal
ini mengingat besarnya peranan kawasan Asia Pasifik sebagai negara tujuan
ekspor produk Indonesia, sumber prestasi, dan sumber wisatawan. Secara regulasi,
tentunya kesepakatan anggota APEC mebuka gerbang perdagangan bebas adalah
peluang yang sangat baik untuk Indonesia karena jelas kita akan lebih mudah
melakukan proses ekspor dan impor.

b. ASEM (Asia-Europe Meeting)


Pertemuan Asia-Eropa (Asia-Europe Meeting: ASEM) adalah forum yang
dibentuk untuk membicarakan permasalahan-permasalahan yang melibatkan
negara-negara Eropa dan Asia. Dasar kerja sama ASEM adalah berupaya untuk
menciptakan kerjasama dengan saling menghormati masing-masing anggota
sebagai bangsa yang sejajar dan sederajat, untuk saling mengisi pembangunan
ekonomi negara masing-masing.
Pada bulan oktober 1994, ketika menjadi tuan rumah forum ekonomi asia-
eropa, Perdana Menteri Singapura saat itu, Goh Chok Tong selaku Ketua ASEAN,
menyampaikan ide kepada PM Prancis, Édouard Balladur, untuk membentuk
suatu “Konferensi Tingkat Tinggi” Asia-Eropa agar hubungan Asia dan Eropa
semakin kuat. Tindak lanjut ide ini terjadi pada tahun 1996 ketika dilakukan
dengar pendapat dari 16 anggota Uni Eropa dan tujuh anggota ASEAN ditambah
Jepang, Tiongkok, dan Republik Korea. Menteri-menteri yang mengurusi
perekonomian, luar negeri, keuangan, teknologi, migrasi, dan lingkungan hidup
terlibat dalam acara ini. Kemudian pada bulan maret 1996, melalui pertemuan
tingkat kepala negara di Bangkok, ASEM dibentuk.
Anggota ASEM terdiri dari 10 negara asia dan 15 negara eropa. Negara-
negara tersebut diantaranya yaitu Jepang, austria, belgia, Brunei Darussalam,
Cina, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Indonesia, Irlandi, Italia,

8
Korea Selatan, Luxemburg, Malaysia, Belanda, Filipina, Portugal, Singapura,
Vietnam, Thailand, serta komisi eropa.
Sejak tahun 2004 keanggotaan ASEM bertambah setelah Kamboja, Laos,
dan Myanmar, beserta 10 anggota baru Uni Eropa diterima. Dalam pertemuan
2006 di Helsinki, kembali terjadi perluasan keanggotaan setelah Bulgaria,
Rumania, India, Mongolia, dan Pakistan diterima sebagai anggota penuh.
Perluasan ini menjadikan ASEM dapat dianggap mewakili lebih daripada
setengah penduduk dunia.
ASEM dirancang sebagai forum pembicaraan informal antara negara-
negara Eropa dan Asia. Pertemuan para menteri berlangsung setiap tahun,
sedangkan pertemuan antara kepala-kepala pemerintahan/negara (KTT) diadakan
setiap dua tahun (sejak 1996), dengan tempat berganti-gantian antara Eropa dan
Asia.

5. Kerjasama Ekonomi Tujuan Dan Lapangan Usaha


a. OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries)
Organisasi negara pengekspor minyak didirikan 14 September 1960 di
Baghdad atas prakarsa negara : Irak, Iran, Kuwait, Saudi Arabia, dan Venezuela.
Markas besar OPEC di Wina, Austria. Indonesia menjadi anggota OPEC tahun
1962.
o Tujuan OPEC
Sebagai wadah kerjasama negara-negara penghasil dan pengekspor
minyak, organisasi ini bertujuan :
1. Menjaga kestabilan harga minyak di pasar internasional.
2. Menaikkan pendapatan negara anggota dari sektor minyak bumi.
3. Menghindarkan persaingan sesama negara anggota OPEC.
4. Mengusahakan untuk memenuhi kebutuhan minyak dunia.
o Anggota OPEC
Negara-negara anggota OPEC :
1. Arab Saudi 8. Nigeria
2. Aljazair 9. Gabon
3. Irak 10. Persatuan Emirat Arab

9
4. Iran 11. Venezuela
5. Indonesia 12. Qatar
6. Kuwait 13. Brunei
7. Libya
Bahan bakar minyak semakin lama akan semakin berkurang. Oleh karena
itu, setiap negara akan berusaha untuk menghemat pemakaian bahan bakar dan
juga berusaha untuk mencari bahan penggantinya.

b. ADB ( Asian Development Bank )


ADB atau Bank Pembangunan Asia, didirikan tanggal 19 Desember 1966.
ADB berpusat di Manila, Filipina. Tujuan didirikan ADB adalah untuk membantu
negara-negara Asia yang sedang membangun dengan cara memberikan pinjaman
lunak, yaitu dengan masa pembayaran dalam jangka panjang serta bunga yang
rendah. Tujuan Asian Development Bank atau Bank Pembangunan Asia :
1. memberikan pinjaman berupa dana kepada negara-negara yang sedang
membangun
2. memberi bantuan teknik kepada negara-negara yang sedang membangun
3. meningkatkan penanaman modal
4. mengadakan atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara-negara
Asia Timur termasuk Pasifik Selatan

Indonesia menjadi anggota ADB sejak tahun 1968 dengan jumlah


kekuatan suara sebesar 104.887 suara atau 5,2% dari keseluruhan jumlah suara.
Sedangkan voting power Indonesia per Desember 1999 adalah sebesar 207.638
suara yang merupakan 4,793% dari Regional Votes, jumlah kekuatan suara negara
anggota di wilayah Asia yang berjumlah 42 negara. Sampai dengan 31 Desember
2011, ADB mempunyai 67 negara anggota, 48 di antaranya berasal dari wilayah
Asia Pasifik dan 23 di antaranya juga merupakan anggota OECD.
Sampai dengan tanggal 31 Maret 2000, jumlah komitmen pinjaman ADB
kepada Indonesia mencapai US$ 17.152.405.000 dengan perincian Pinjaman
Biasa (Ordinary Loan) sebesar US$ 16.219.871.000 dan Pinjaman Lunak (Asian
Development Fund) sebesar US$ 932.534.000. Dari jumlah komitmen tersebut,

10
total pinjaman yang sudah ditarik adalah sebesar US$ 10.819.529.000, dengan
perincian Pinjaman Biasa sebesar US$ 10.096.959.000 dan Pinjaman Lunak
sebesar US$ 722.570.000.
Dalam perkembangannya, bantuan ADB yang diterima dirasakan
mengandung persyaratan yang semakin berat. Bantuan ADB dengan persyaratan
lunak telah berubah menjadi semakin berat suku bunganya karena saat ini
pinjaman biasa dalam OCR dikenakan front end fee yang pada saat sebelum krisis
hal ini tidak ada. Dengan adanya front end fee, jumlah pinjaman yang diterima
tidak sebesar total pinjaman yang disepakati.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh
suatu negara dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
rakyat untuk kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama internasional, yang
meliputi kerja sama di bidang politik, sosial, pertahanan keamanan, kebudayaan,
dan ekonomi, berpedoman pada politik luar negeri masing-masing.
Agar kerja sama tersebut berhasil dan menguntungkan, maka kerja sama
antarnegara tersebut diatur dalam suatu bentuk organisasi resmi. Contoh-ontoh
organisasi internasional adalah PBB, NATO dan ASEAN. Ada empat
bentuk organisasi Internasional. Pertama, organisasi internasional yaitu
menghimpun berbagai berbagai negara tanpa memperhatikan latar belakang suatu
negara. Kedua, organisasi regional, yaitu organisasi yang menghimpun negara-
negara dalam suatu kawasan tertentu. Ketiga, organisasi multilateral, yaitu
organisasi yang menghimpun tiga negara atau lebih berdasarkan pertimbangan
tertentu, seperti kepentingan agama, ekonomi, pertahanan-keamanan dan lain-lain.
Keempat organisasi yang melibatkan dua negara, terutama untuk mempererat
perrsahabatan kedua negara.

12
DAFTAR PUSTAKA

Boediono. Ekonomi Nasional. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.


Amir M.S. 1990. Penuntun Ekspor. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo.
Salvatore, Dominick. 1992. Ekonomi Internasional. Jakarta : Erlangga.
Sobri. Ekonomi Internasional. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi
UGM.

13

Anda mungkin juga menyukai