Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah karena atas karunia-Nya makalah ekonomi ini
telah disusun secara serentak. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu baik secara lisan maupun secara tulisan.
Makalah ekonomi ini ditulis berdasarkan apa yang sudah diterangkan dan
didiskusikan dengan menggunakan pendekatan komunikatif dan ketrampilan
proses. Kiranya tidak berlebihan jika makalah ini jadi pegangan setiap kelompok
dengan materi yang lengkap, penyajian yang runtut dan bahasa yang sederhana,
diharapkan dapat membantu dan menguasai materi yang ada di dalam makalah ini
sehingga siswa dengan mudah belajar dan proses belajar mengajar berjalan
dengan baik.
Kami telah berusaha sesempurna mungkin menulis buku ini tetapi “Tiada gading
yang tak retak”, untuk itu saran, kritik, maupun komentar yang ditujukan demi
perbaikan makalah ini sangat kami harapkan.

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... 1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 3
BAB II. PEMBAHASAN.............................................................................. 4
1. Pengertian dan Bentuk Kerjasama Internasional.................................... 4
2. Badan Kerjasama Ekonomi Internasional...............................................5
3. Pengertian Globalisasi Ekonomi dan Perdagangan Bebas.................... 10
4. Dampak Globalisasi Ekonomi dan Perdagangan Bebas......................... 11
5. Integrasi Ekonomi............................................................................. 11
BAB III. PENUTUP.................................................................................... 14
1. Kesimpulan......................................................................................14
2. Saran.................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 15

2
BAB. I
PENDAHULUAN
Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan
negara lain karena adanya saling ketergantungan sesuai dengan kebutuhan negara
masing-masing. Kerjasama dalam bidang ekonomi dapat dijalin oleh suatu negara
dengan satu atau lebih negara lainnya. Kerjasama ini bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan bersama.
Hubungan kerjasama antar negara dapat mempercepat proses perkembangan
ekonomi. Hal ini sangat dirasakan sekali pentingnya bagi negara-negara yang
sedang berkembang seperti Indonesia. Kerjasama negara-negara maju dapat
membahas masalah-masalah bidang tertentu.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Pengertian Kerja Sama Internasional?
2. Apa Sajakah Bentuk-Bentuk Kerja Sama Internasional?
3. Apa Sajakah Badan Kerjasama Ekonomi Internasional?
4.Bagaimanakah Globalisasi Ekonomi dan Perdagangan Bebas?

3
BAB II.
PEMBAHASAN

Pengertian Kerja Sama Internasional


Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu
negara dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan
untuk kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama internasional, yang
meliputi kerja sama di bidang politik, sosial, pertahanan keamanan, kebudayaan,
dan ekonomi, berpedoman pada politik luar negeri masing-masing.

Bentuk Kerjasama Internasional


a. Bilateral
Kerjasama bilateral adalah bentuk kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh dua
negara. Misalnya kerjasama ekonomi Indonesia dengan Malaysia. Kerjasama
bilateral yang diputuskan secara sepihak, pemutusannya disebut secara unilateral.
b. Multilateral
Kerjasama multilateral adalah bentuk kerjasama ekonomi antara beberapa negara,
dimana yang tergabung dalam kerjasama itu saling membantu di bidang ekonomi,
misalnya ASEAN.
c. Regional
Kerjasama regional adalah bentuk kerjasama ekonomi dari negara-negara
kawasan/daerah tertentu, yang bertujuan menjamin kepentingan ekonomi negara-
negara satu kawasan.
d. Antar Regional
Kerjasama antar regional adalah bentuk kerjasama ekonomi antar regional yang
satu dengan regional lainnya. Bertujuan menjamin kepentingan ekonomi antara
dua kawasan, misalnya ASEAN dengan MEE.
e. Internasional
Kerjasama internasional adalah bentuk kerjasama ekonomi yang mencakup
banyak negara dan bernaung di bawah satu bendera PBB. Kerjasama ini bertujuan

4
saling membantu di bidang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.
Misalnya IMF, WTO, dan lain-lain.

Badan Kerjasama Ekonomi Internasional


a. ASEAN (Association of South East Asian Nations)
1) Sejarah ASEAN
ASEAN adalah organisasi regional dari negara-negara Asia Tenggara. Organisasi
ini didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 pada saat ditanda-tanganinya
“Deklarasi Bangkok” oleh empat menteri luar negeri dan seorang wakil perdana
menteri yaitu :
1. Adam Malik : Menteri Luar Negeri Indonesia
2. S. Rajaratnam : Menteri Luar Negeri Singapura
3. Tun Abdul Razak : Wakil Perdana Menteri Malaysia
4. Narsisco Ramos : Menteri Luar Negeri Filipina
5. Thanat Khoman : Menteri Luar Negeri Thailand
Dengan persetujuan kelima negara anggota ASEAN maka Brunei Darussalam
diterima menjadi anggota ASEAN yakni pada tanggal 7 Januari 1984. Setelah itu,
Vietnam secara resmi diterima sebagai anggota ke-7 pada tanggal 28 Juli 1995
dan menyusul Laos serta Myanmar yang masuk menjadi anggota tahun 1997. Hal
yang mendorong didirikannya ASEAN adalah untuk menghadapi perluasan
pengaruh negara-negara besar terutama negara adi kuasa. Untuk itu perlu
diciptakan stabilitas dan ketahanan nasional tiap-tiap negara di kawasan Asia
Tenggara melalui kerjasama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
2) Tujuan ASEAN
1. Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, perkembangan
kebudayaan melalui usaha bersama masyarakat Asia Tenggara yang sejahtera dan
damai.
2. Mendorong perkembangan perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara.
3. Meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu di bidang sosial,
ekonomi, kebudayaan, teknologi, dan administrasi.

5
4. Menciptakan usaha-usaha yang efektif guna meningkatkan pemanfaatan dalam
bidang pertanian, industri, perdagangan, termasuk perdagangan internasional,
perbaikan sarana-sarana pengangkutan dan komunikasi.
5. Mempertinggi taraf hidup masyarakat di wilayah Asia Tenggara.
b. OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries)
Organisasi negara pengekspor minyak didirikan 14 September 1960 di Baghdad
atas prakarsa negara : Irak, Iran, Kuwait, Saudi Arabia, dan Venezuela. Markas
besar OPEC di Wina, Austria. Indonesia menjadi anggota OPEC tahun 1962.
1) Tujuan OPEC
Sebagai wadah kerjasama negara-negara penghasil dan pengekspor minyak,
organisasi ini bertujuan :
1. Menjaga kestabilan harga minyak di pasar internasional.
2. Menaikkan pendapatan negara anggota dari sektor minyak bumi.
3. Menghindarkan persaingan sesama negara anggota OPEC.
4. Mengusahakan untuk memenuhi kebutuhan minyak dunia.
2) Anggota OPEC
Negara-negara anggota OPEC :
1. Arab Saudi 8. Nigeria
2. Aljazair 9. Gabon
3. Irak 10. Persatuan Emirat Arab
4. Iran 11. Venezuela
5. Indonesia 12. Qatar
6. Kuwait 13. Brunei
7. Libya
Bahan bakar minyak semakin lama akan semakin berkurang. Oleh karena itu,
setiap negara akan berusaha untuk menghemat pemakaian bahan bakar dan juga
berusaha untuk mencari bahan penggantinya.
c. WTO (World Trade Organization)
WTO adalah organisasi perdagangan dunia yang ditransformasikan dari GATT
(General Agreement of Tariff and Trade). GATT dibentuk di Jenewa, Swiss pada
tahun 1947 dalam konferensi yang diselenggarakan PBB dan diikuti oleh 23
negara. Indonesia masuk menjadi anggota GATT pada tahun 1950. GATT

6
bertujuan untuk mengadakan pengurangan tarif untuk barang-barang tertentu yang
dapat merintangi perdagangan internasional. Dalam pelaksanaannya badan ini
berasaskan :
1. The most favour nation; maksudnya ialah bahwa setiap fasilitas yang diberikan
suatu negara kepada negara lain, harus diberikan juga kepada semua negara
anggota GATT.
2. Reciprocity; memberikan kemudahan-kemudahan kepada negara lain sehingga
terjadi kerjasama yang saling menguntungkan.
3. Nondiscrimination; setiap barang impor yang masuk ke suatu negara harus
diperlakukan sama dengan barang domestik.
d. IMF (International Monetary Fund)
IMF atau Dana Moneter Internasional didirikan pada tanggal 27 September 1945
sebagai hasil konferensi di Breton Words, Amerika Serikat. Markas besar IMF di
Washington DC, AS. Tujuan IMF tercantum dalamArticles of Agreement, yaitu :
1. Membantu negara-negara anggota memperbaiki neraca pembayaran yang tidak
seimbang dengan jalan penyediaan dana.
2. Membantu memperluas perdagangan internasional dan perekonomian negara-
negara anggota.
3. Menjadi pusat pertemuan dan perundingan untuk mencapai kerjasama
internasional dalam hal keuangan.
4. Mengusahakan kestabilan kurs.
5. Memberikan bantuan kredit kepada negara-negara anggota yang mengalami
kesulitan pembayaran luar negeri.
e. Bank Dunia (World Bank)
Bank Dunia adalah salah satu badan keuangan internasional yang memberikan
bantuan kepada negara-negara untuk perbaikan dan pengembangan usaha-usaha
seperti : industri, pertanian, perhubungan atau jalan raya. Bank Dunia merupakan
saluran dana bagi negara kreditor (negara kaya) untuk membantu meningkatkan
kemakmuran/kemajuan sosial ekonomi bagi negara berkembang. Prioritasnya
adalah mendorong peningkatan produktivitas negara-negara debitor (penerima
pinjaman). Bank Dunia mengeluarkan obligasi yang ditawarkan kepada bank-
bank sentral dengan tujuan memperbesar modal bank dan menjual obligasi kepada

7
negara-negara anggota. Indonesia merupakan salah satu penerima bantuan dari
Bank Dunia yang dipergunakan untuk pengembangan berbagai proyek.
f. UNDP (United Nation Development Program)
UNDP adalah suatu badan PBB yang memberikan sumbangan untuk membiayai
survei jalan di Indonesia. Dana UNDP diperoleh dari sumbangan negara-negara :
USA, Denmark, Kanada, Belanda, Inggris, dan Perancis. Pada tahun 1970 – 1983
UNDP memberikan bantuan kepada Indonesia sebesar US$ 74.2 juta sebagai
program kerjasama teknik UNDP.
g. MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa)
MEE adalah suatu wadah kerjasama regional untuk kawasan Eropa Barat.
Kerjasama ini didirikan pada tanggal 1 Januari 1958 di Roma (Italia) oleh
beberapa negara yaitu : Italia, Perancis, Inggris, Belgia, Irlandia, Luxemburg, dan
Denmark. Tujuan utama dari MEE adalah untuk menghilangkan hambatan-
hambatan perdagangan secara bertahap, baik sesama anggota MEE maupun
negara Eropa Barat yang tidak termasuk daerah perdagangan bebas Eropa.
Sementara itu, MEE telah mencapai persetujuan perdagangan dengan sebagian
besar negara di Lautan Tengah yang bukan anggota MEE. Dalam rangka
kerjasama masyarakat Eropa, telah dikembangkan konsep “Pasar Tunggal Eropa”.
h. AFTA
AFTA adalah kerjasama ekonomi intra ASEAN, yang pertama kali dicetuskan
dalam KTT ASEAN ke-4 di Singapura tanggal 27-28 Januari 1992, tetapi secara
resmi dimulai 1 Januari 1993. AFTA beranggotakan 7 negara anggota ASEAN.
Kepala-kepala negara/pemerintahan negara ASEAN menyepakati suatu kerangka
persetujuan mengenai peningkatan kerjasama ekonomi ASEAN yang berfungsi
sebagai pelindung bagi segala kerjasama ekonomi ASEAN di masa datang.
Dengan AFTA diharapkan negara anggota lebih meningkatkan perdagangan dan
spesialisasi dalam intra ASEAN. Di samping itu, juga meningkatkan investasi
dalam kegiatan produksi barang dan jasa antar anggota ASEAN.

8
i. NAFTA (North American Free Trade Area)
NAFTA adalah badan kerjasama ekonomi negara-negara Amerika Utara, yang
didirikan pada tanggal 12 Agustus 1992. Anggota-anggotanya adalah Amerika
Serikat, Kanada, dan Meksiko.
NAFTA bertujuan membentuk kawasan perdagangan bebas di daerah Amerika
Utara. Kendala utama untuk mewujudkan perdagangan bebas di Amerika Utara
adalah karena tingkat pertumbuhan ekonomi antara Amerika Serikat dan Meksiko
sulit untuk mewujudkan perdagangan bebas dengan persaingan yang sehat.
Peluang bagi Meksiko hanyalah ekspansi tenaga kerja ke Amerika Serikat.
j. APEC (Asia Pacific Economic Corporation)
APEC adalah sarana kerjasama ekonomi negara-negara Asia Pasifik yang
dibentuk pada bulan November 1989 di Canberra, Australia atas usul Perdana
Menteri Australia Bob Hawke. Prinsip dasar pembentukan APEC adalah sebagai
forum konsultasi dalam memecahkan masalah ekonomi, perdagangan, dan
investasi anggotanya.
Keanggotaan APEC terdiri dari 18 negara yaitu : Amerika Serikat, Australia,
Kanada, Meksiko, Cina, Jepang, Brunei Darussalam, Hong Kong, Korea Selatan,
Malaysia, Papua Nugini, Thailand, Singapura, Indonesia, Selandia Baru, Filipina,
Chili, dan Taiwan.
Tujuan APEC adalah untuk meningkatkan kerjasama ekonomi di kawasan Asia
Pasifik, terutama di bidang perdagangan dan investasi.
Badan-badan yang mengatur APEC adalah :
1. KTM : Konferensi Tingkat Menteri
2. SOM : Senator Official Meeting
3. CTI : Komite Perdagangan dan Investasi
4. BAC : Komite Anggaran dan Administrasi
5. ETI : Kelompok Ad Hoc mengenai Kelompok Kerja
Tanggal 15 November 1994 diselenggarakan pertemuan KTT II APEC di Bogor,
Indonesia. Pertemuan tersebut dihadiri oleh 18 kepala negara/pemerintahan
anggota APEC. Pada pertemuan tersebut dihasilkan Deklarasi Bogor (Bogor
Declaration). Negara-negara anggota APEC telah mencanangkan liberalisasi
perekonomian (perdagangan tanpa hambatan) yang akan dilaksanakan paling

9
lambat tahun 2020 untuk negara-negara berkembang dan tahun 2010 untuk
negara-negara maju.
APEC diperkirakan dapat memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini
mengingat besarnya peranan kawasan Asia Pasifik sebagai negara tujuan ekspor
produk Indonesia, sumber prestasi, dan sumber wisatawan.

Pengertian Globalisasi Ekonomi dan Perdagangan Bebas


Globalisasi adalah paham kebijaksanaan nasional yang memperlakukan seluruh
dunia sebagai lingkungan yang pantas untuk pengaruh politik. Hal ini senada
dengan yang dihadapi masyarakat dunia untuk mencapai tujuan yang
menggembirakan sekaligus mengkhawatirkan. Globalisasi ekonomi adalah suatu
paham nasionalisme yang menganggap seluruh dunia sebagai suatu lingkungan
ekonomi. Paham ini timbul karena revolusi informasi yang menyebabkan dunia
menyatu. Globalisasi ekonomi memandang dunia sebagai satu kesatuan ketika sisi
perdagangan dan investasi bergerak bebas menuju liberalisasi perdagangan dan
investasi dunia secara menyeluruh.
Perdagangan bebas (free trade) adalah sistem perdagangan dan investasi bebas di
seluruh dunia. Bisnis finansial dunia berlangsung 24 jam penuh dengan
sistemonline yang memungkinkan melakukan transaksi secara cepat dan efisien.
Pada sistem perdagangan bebas semua hambatan perdagangan internasional dan
investasi dihapuskan. Landasan kerjanya adalah yang kuat membantu yang lemah.
Pada perdagangan bebas perlu dikembangkan sikap kemitraan yang setara dan
saling menghormati antar negara, apakah itu negara maju maupun negara
berkembang, agar kerjasama ekonomi saling menguntungkan.
Bagi negara maju (kaya) membantu negara yang masih lemah ekonominya, tetapi
bukan berarti negara yang lemah terus-menerus menggantungkan diri kepada yang
kaya. Negara lemah harus berusaha meningkatkan kemampuan agar kesejahteraan
rakyatnya tercapai/terpenuhi.

10
Dampak Globalisasi Ekonomi dan Perdagangan Bebas
Dengan adanya proses globalisasi dan perdagangan bebas akan berpengaruh
terhadap perekonomian setiap negara termasuk Indonesia. Indonesia pada
prinsipnya harus siap menghadapi berlakunya perdagangan bebas.
a. Dampak Positif
1. Mendorong pengusaha untuk lebih maju karena kan bersaing di tingkat regional
maupun internasional.
2. Memperluas penciptaan kesempatan kerja yang dapat meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
3. Meningkatkan kegiatan ekonomi melalui investasi langsung, usaha patungan,
dan kredit.
4. Meningkatkan devisa negara melalui peningkatan perdagangan internasional.
5. Dapat membuka peluang baru berupa tersebarnya pasar yang berskala lebih
luas.
b. Dampak Negatif
1. Persaingan yang tidak seimbang antara negara maju dan negara berkembang,
dapat menghambat perkembangan ekonomi nasional.
2. Akibat persaingan yang tidak seimbang, negara berkembang semakin
ketinggalan dan tergantung kepada negara-negara maju.
3. Masuknya teknologi canggih yang sebetulnya belum dibutuhkan negara
berkembang.
Untuk menghindari dampak negatif bagi negara berkembang, prinsip kemitraan
dan saling menghormati harus benar-benar ditegakkan.

Integrasi Ekonomi
Integrasi ekonomi terjadi apabila beberapa negara yang berada dalam satu wilayah
memutuskan untuk menciptakan perdagangan bebas di antara sesama negara
anggota dan menetapkan tarif yang sama terhadap impor barang-barang produksi
negara-negara lain yang bukan merupakan anggota. Beberapa jenis integrasi
ekonomi yang terdapat saat ini diantaranya adalah daerah perdagangan bebas (free
trade area), perserikatan pabean (customs union), pasar bersama (common

11
market), dan kesatuan ekonomi (economic union). Berbagai jenis integrasi
ekonomi tersebut akan dibahas dibawah ini :
a. Daerah Perdagangan Bebas
Daerah atau kawasan perdagangan bebas terjadi jika sekelompok negara sepakat
untuk menghapuskan berbagai hambatan perdagangan, seperti tarif dan kuota,
antar sesama negara anggota. Meskipun demikian, masing-masing negara tetap
memiliki dan memberlakukan berbagai hambatan terhadap negara-negara bukan
anggota kawasan tersebut.
Contoh daerah perdagangan bebas adalah The European Free Trade Area (EFTA)
yang dibentuk tahun 1960 dan menghasilkan konvensi Stockholm. Konvensi
tersebut menciptakan Daerah Perdagangan Bebas Eropa antar tujuh negara, yaitu
Austria, Denmark, Norwegia, Portugal, Swedia, Swiss, dan Inggris. Hambatan
antar negara-negara ini dapat dihilangkan secara bertahap dalam tahun 1960
sampai dengan tahun 1966. Setelah itu, Finlandia bergabung pada tahun 1961 dan
Islandia tahun 1977.
Di wilayah Asia Tenggara, negara-negara ASEAN mencetuskan kawasan
perdagangan bebas yang dikenal dengan nama ASEAN Free Trade Area (AFTA).
AFTA dibentuk pada awal tahun 1993 oleh tujuh negara anggota ASEAN, yaitu
Indonesia, Singapura, Filipina, Thailand, Malaysia, Brunei dan Vietnam.
Anggotanya kemudian bertambah dengan masuknya Laos, Kamboja, dan
Myanmar. Keringanan yang diterapkan antar sesama anggota, misalnya, adalah
penurunan tarif bea masuk dari negara-negara sesama anggota AFTA. Misalnya,
Indonesia akan memberikan tarif bea masuk yang lebih rendah terhadap impor
radio buatan Malaysia dibandingkan dengan impor radio dari Cina (bukan anggota
AFTA).
b. Perserikatan pabean (custom unions)
Pada perserikatan pabean, antar sesama negara anggota memberlakukan ketentuan
perdagangan bebas dan tarif bea masuk serta kuota yang seragam terhadap impor
dari negara-negara bukan anggota. Misalnya negara X, Y, dan Z membentuk
perserikatan pabean. Perdagangan di antara ketiga negara tersebut akan
berlangsung secara bebas atau tidak ada hambatan baik berupa tarif maupun
kuota. Namun jika negara X, Y, dan Z mengimpor produk tertentu dari negara di

12
luar anggota, maka ketiganya akan memberlakukan tarif yang seragam terhadap
produk tersebut.
c. Pasar bersama (common market)
Dalam integrasi ekonomi berbentuk pasar bersama, sesama negara anggota
mempunyai kebebasan secara penuh untuk memindahkan faktor-faktor produksi,
khususnya modal dan tenaga kerja, serta membentuk kawasan perdagangan bebas
dan menyeragamkan peraturan tarif bea masuk.
Contoh bentuk kerjasama ini adalah Masyarakat Eropa (ME) atauEuropean
Community (EC). ME didirikan pada tahun 1958 oleh Jerman Barat (sekarang
Jerman), Perancis, Belgia, Italia, Luxemburg, dan Belanda. Saat ini anggotanya
bertambah lagi dengan masuknya negara Inggris, Yunani, Spanyol, Portugal,
Irlandia, dan Denmark. Nama European Community ini juga kemudian berubah
menjadi European Union (EU).
d. Kesatuan ekonomi (economic union)
Negara-negara yang membentuk kerjasama kesatuan ekonomi (economic union)
memiliki kebijakan ekonomi tunggal atau serupa, termasuk kebijakan moneter,
pajak, maupun perdagangan. Sampai saat ini hanyaEuropean Union yang
mengarah pada bentuk kerjasama ini. Hal ini, misalnya, ditandai dengan
diberlakukannya mata uang tunggal untuk kawasan tersebut yang
dinamakan European Currency Unit (ECU) atau Euro.

13
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
 Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh
suatu negara dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan rakyat dan untuk kepentingan negara-negara di dunia
 Bentuk-bentuk kerja sama internasional antara lain kerja sama bilateral,
kerja sama regional, dan kerja sama multilateral
 Hubungan kerjasama antar negara (internasional) di dunia diperlukan guna
memenuhi kebutuhan hidup dan eksistensi keberadaan suatu negara dalam
tata pergaulan internasional, di samping demi terciptanya perdamaian dan
kesejahteraan hidup yang merupakan dambaan setiap manusia dan negara
di dunia.
 Kerja sama ekonomi yang telah dilakukan oleh bangsa Indonesia, baik
yang sifatnya regional maupun internasional, tentunya akan memberikan
dampak bagi perekonomian Indonesia. Salah satu dampak positifnya
adalah menambah devisa Negara.

Saran
Dalam makalah ini, penulis menyarankan agar kita memahami hubungan
internasional dan kerja sama internasional, khususnya kerja sama yang dilakukan
oleh bangsa Indonesia sendiri.

14
DAFTAR PUSTAKA
1. Boediono. Ekonomi Nasional. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.

2. Amir M.S. 1990. Penuntun Ekspor. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo.

3. Salvatore, Dominick. 1992. Ekonomi Internasional. Jakarta : Erlangga.

Sobri. Ekonomi Internasional. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM.


http://khusnitohirblogspot.com/2011/02/makalah-kerjasama-ekonomi-internasional.html

15

Anda mungkin juga menyukai