Anda di halaman 1dari 16

ORGANISASI EKONOMI REGIONAL DAN GLOBAL

SERTA PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA

Disusun untuk memenuhi penilaian mata pelajaran Sejarah Peminatan


Tahun 2019

OLEH :

1. Akhmad Miftahul. H (01)


2. Miranda Angelina (20)
3. M. Fadhil. S (22)
4. Putri Rizki. C (25)

SMA NEGERI 2 PATI


Jl. Ahmad Yani No. 4 Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah
59112

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

i
ABSTRAK

Indonesia pertama kali bergabung menjadi fullmember OPEC pada tahun 1962.
Sebagai negara eksportir minyak saat itu, Indonesia berkeinginan dekat dengan negara-
negara lain untuk mengurangi monopoli dari sevensisters dan menjaga stabilitas harga.
Pada tahun 2008 Indonesia resmi memutuskan keluar dari OPEC, karena pemerintah
menilai negara sedang berstatus importir dan mungkin akan kembali jika kondisi
produksi sudah bisa memenuhi kebutuhan domestik dan kembali dapat menjadi
eksportir minyak. Namun, pada tahun 2015 kondisi produksi Indonesia sedang berada
pada titik terendah, justru pada tahun tersebut Indonesia memutuskan untuk kembali
bergabung menjadi fullmember OPEC. Hingga resmi diterima sebagai anggota, namun
pada tahun 2016 Indonesia kembali membuat kebijakan untuk keluar lagi dari
keanggotaan tersebut. Adanya kondisi minyak dunia yang melimpah pada tahun 2014,
dan kondisi domestik yang berada di titik produksi terendah membentuk persepsi
pemerintah Indonesia dalam memperoleh ketahanan energi dengan dekat dari negara-
negara eksportir di dalamnya. Kemudian kebijakan Indonesia keluar karena adanya
ancaman baru bagi ketahanan energi yang disebabkan adanya kebijakan baru OPEC
untuk melakukan pemotongan produksi bagi negara-negara anggotanya, dan adanya
pertimbangan costand benefit yang diperoleh.

Selain itu, untuk mengatur agar perdagangan Internasional berjalan secara baik,
lancar dan saling menguntungkan, maka masyarakat Internasional telah membentuk
instrumen hukum Internasional dibidang perdagangan Internasional. Upaya tersebut
dilakukan antara lain dengan pembentukan The General Agreementon Tariffsand Trade
pada tahun 1947 (GATT). GATT terbentuk pada tanggal 30 Oktober 1947 dan mulai
berlakunya GATT pada tanggal 1 Januari 1948, pembentukan GATT dimaksudkan
sebagai perjanjian subsider yang tunduk dan tergantung kepada organisasi perdagangan
dunia. Pembentukan GATT ini sebagai persetujuan perdagangan pada umumnya dan
penghapusan hambatan tarif, tarif secara timbal balik yang mencerminkan suatu
persetujuan dagang global.

Kata Kunci: Indonesia, Importir, Eksportir, Fullmember, OPEC, GATT,


Perdagangan Internasional, Dagang Global, Tarif.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmat-Nya
kami telah selesai menyusun makalah yang berjudul “ORGANISASI EKONOMI
REGIONAL DAN GLOBAL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA”.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada :


1. Bapak Ragil Haryo Yudiartanto, S.Pd. selaku pembimbing penulis dalam
penyusunan karya tulis.
2. Bapak Dwi Ristanto, S.Pd. selaku pembimbing penulis dalam penyusunan
karya tulis.

Kami juga berterimakasih atas kesediaan para pembaca dalam memahami


makalah kami. Di era sekarang ini banyak para pelajar yang tidak tahu betul apa itu
OPEC dan GATT, maka dari itu kami berusaha dengan keras menyusun makalah kami
dengan menggunakan sumber yang sebaik-baiknya agar pembaca tidak jenuh dalam
mempelajarinya, dan juga mampu dengan mudah memahami setiap kata maupun
kaliamt saat membacanya.

Makalah ini jauh dari sempurna untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Pati, 17 Oktober 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
HALAMAN ABSTRAK.............................................................................................................ii
HALAMAN KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
HALAMAN DAFTAR ISI........................................................................................................iv
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah...............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3. Tujuan penulisan..........................................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan........................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................3
2.1. Kerangka kerja sama OPEC..............................................................................................3
2.2. Konsep politik minyak.................................................................................................3
2.3. Pengertian perdagangan Internasional..........................................................................3
2.4. Pengertian tarif perdagangan dalam ekspor dan impor.................................................4
BAB III........................................................................................................................................5
METODOLOGI PENULISAN.................................................................................................5
BAB IV........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................6
BAB V.........................................................................................................................................9
PENUTUP...................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................10
LAMPIRAN..............................................................................................................................11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap negara tidak dapat berdiri sendiri, mereka harus bekerja sama
dengan negara lain. Salah satunya adalah dengan cara melakukan kerja sama
ekonomi internasional. Kerja sama ekonomi internasional adalah hubungan
antara suatu negara dengan negara lain dalam bidang ekonomi melalui
kesepakatan tertentu, dengan memegang prinsip keadilan dan saling
menguntungkan.

Berdasarkan pengertian kerjasama, maka setiap negara yang mengadakan


kerjasama dengan negara lain pasti mempunyai tujuan. Berikut ini tujuan
kerjasama antarnegara.

1) Mengisi kekurangan di bidang ekonomi bagi masing-masing negara yang


mengadakan kerjasama.
2) Meningkatkan perekonomian negara-negara yang mengadakan kerjasama di
berbagai bidang.
3) Meningkatkan taraf hidup manusia, kesejahteraan, dan kemakmuran dunia.
4) Memperluas hubungan dan mempererat persahabatan.
5) Meningkatkan devisa negara.

Indonesia adalah anggota aktif badan-badan keuangan maupun program


PBB serta organisasi antar pemerintah seperti Gerakan Non-Blok. Selain itu
Indonesia juga menandatangani perjanjian dagang internasional, salah satunya
OPEC.

The General Agreementon Tariffsand Trade (GATT) atau (Persetujuan


Umum Mengenai Tarif Perdagangan) adalah suatu perjanjian internasional yang
sejarah lahirnya bertepatan dari sejarah lahirnya ITO (Internasional Trade
Organization). Tujuannya antara lain sebagai forum yang membahas dan
mengatur masalah perdagangan dan ketenagakerjaan internasional. GATT
sendiri merupakan bagian dari perjanjian internasional di bidang perdagangan
internasional yang mengikat lebih dari 120 negara.

Tujuan dari persetujuan ini adalah untuk menciptakan suatu iklim


perdagangan internasional yang aman dan jelas bagi masyarakat bisnis, serta
suatu iklim perdagangan internasional, serta untuk menciptakan liberalisasi
perdagangan yang berkelanjutan di dalam penanaman modal, lapangan kerja dan
penciptaan iklim perdagangan yang sehat. Dengan tujuan demikian, sistem
perdagangan yang diupayakan GATT adalah sistem yang dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di seluruh dunia.

1.2. Rumusan Masalah


1) Bagaimana sejarah perkembangan OPEC dan GATT?
2) Apa tujuan organisasi OPEC dan GATT?
3) Bagaimana peranan Indonesia sebagai anggota OPEC?

1
4) Apa prinsip organisasi GATT

1.3. Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu kriteria
penilaian sejarah peminatan serta untuk mengetahui mengenai OPEC dan GATT
sebagai kerjasama internasional.

1.4. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah dapat mengetahui tentang sejarah,
tujuan, prinsip organisasi,peran Indonesia dalam organisasi OPEC dan GATT.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka kerjasama OPEC

Dalam setiap organisasi pasti terdapat tujuan, di mana salah satu tujuan
dalam sistem OPEC adalah melindungi dan menjaga kesejahteraan anggotanya,
baik dalam membutuhkan persediaan minyak dalam negeri anggotanya atau
untuk
membantu menambah kuota produksi dari anggota lainnya, karena pasti salah
satu
di antara anggotanya ada yang tidak sesuai yang diharapkan atau terdapat
penurunan
kuota di anggota tersebut. Sejak menjadi anggota OPEC 1962, Indonesia
berperan aktif dalampenentuan arah dan kebijakan OPEC, khususnya dalam
rangka menstabilisasijumlah produksi dan harga minyak di pasar internasional.

Pada tahun 2008 akhirnya Indonesia mengumumkan untuk keluar dari


OPEC, karena disebabkan Indonesia menjadi negara importir dan terdapat
regulasi OPEC pada tahun itu juga untuk menurunkan angka produksi minyak
dari anggota OPEC, kemudian Indonesia hanya membayar 2 juta dollar untuk
keluar dan perlindungan OPEC pada saat Indonesia keluar dari anggotanya,
Indonesia hanya menjadi peninjau saja.

2.2. Konsep politik minyak

Minyak menjadi peran central bagi kehidupan di dunia, perkembangan


zaman pada industrialisasi di setiap negara, baik negara maju maupun negara
berkembang menjadikan minyak sebagai pengendali kinerja proses hasil
industri.
Dengan kebutuhan dari setiap negara, minyak menjadi komoditas yang paling
menyedot perhatian untuk kepentingan dan mendapatkan keuntungan, baik pada
individu, negara, organisasi internasional, minyak menjadi kekuatan untuk
mengolah kedaulatan negara dan stabilitas nasional dalam pola politik, ini yang
di
sebut politik perminyakan.

Politik perminyakan menjadi dasar dari kehidupan energi bagi setiap


negara, terutama bagi Indonesia, karena dengan berbagai macam persoalan
dalam
negeri dengan upaya memenuhi persediaan BBM dalam negeri, kebijakan-
kebijakan muncul untuk memberikan solusi dalam perpolitikan energi dalam
negeri, baik kebijakan itu berupa kenaikan harga BBM, atau peningkatan daya
impor, atau pengurangan konsumsi dalam negeri dengan pengurangan BBM
bersubsidi

2.3. Pengertian perdagangan Internasional

3
Perdagangan bisa diartikan sebagai proses tukar-menukar yang terjadi atas dasar
kesepakatan bersama dari pihak yang terlibat di dalamnya. Perdagangan antar negara
tersebut disebut dengan perdagangan internasional. Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengertian perdagangan internasional adalah kegiatan jual-beli yang
dilakukan satu negara dengan negara lain, dimana hal ini terjadi sebagai akibat
keterbatasan sumber daya yang ada negara tersebut.

2.4. Pengertian tarif perdagangan dalam ekspor dan impor

Tarif dalam export dan import merupakan pungutan yang dibebankan untuk
semua barang-barang yang melewati batas negara baik untuk barang yang masuk
maupun keluar. Penerapan dari pengenaan suatu tarif terutama dalam bentuk bea masuk
meliputi beberapa hal, yaitu :

1)Pembebasan bea masuk atau tarif rendah yaitu antara 0% – 5%, yang dikenakan
untuk bahan kebutuhan pokok dan vital, seperti beras, mesin-mesin, alat-alat
militer dan lain-lain.
2)Tarif sedang antara 5% – 20%, yang dikenakan untuk barang setengah jadi dan
barang-barang lain yang belum cukup diproduksi di dalam negeri.
3)Tarif tinggi >20%, yang dikenakan untuk barang-barang mewah dan barang-
barang lain yang sudah cukup diproduksi di dalam negeri dan bukan barang
kebutuhan pokok.

Sistem tarif dalam export dan import digunakan untuk menentukan besarnya tarif yang
berlaku ke setiap barang atau komoditi yang diperdagangkan secara internasional.
Sistem tarif yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1)Tarif Tungga (Single Column Tariff), yaitu pengenaan satu tarif untuk satu jenis
barang atau komoditi yang besarnya berlaku sama untuk impor komoditi
tersebut dari negara mana saja tanpa terkecuali.
2)Tarif Umum atau Konvensional (General Conventional/Tariff), dikenal juga
dengan istilah berganda (Double Column Tariff), yaitu pengenaan satu tarif
untuk satu komoditi yang besar presentase tarifnya berbeda antara satu negara
dengan negara lain.
3)Tarif Preferensi (Preferensi Tarif), yaitu tarif yang ditentukan oleh lembaga tarif
internasional GATT yang presentasenya diturunkan. Bahkan untuk beberapa
komoditi sampai menjadi 0% yang diberlakukan oleh negara terhadap komoditi
yang diimpor dari negara-negara tertentu. Itu karena adanya hubungan khusus
antara negara pengimpor dengan negara pengekspor.

4
BAB III
METODOLOGI PENULISAN

Dalam penulisan karya tulis, penulis menggunakan metode penelitian


historis. Secara umum penelitian historis merupakan penelaahan sumber-sumber
lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara
sistematis. Dengan kata lain penelitian yang bertugas mendeskripsikan gejala,
tetapi bukan yang terjadi pada waktu penelitian dilakukan.

Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya


untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan
untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial,
dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan
masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji. Gambaran mengenai
permasalahan disini menjawab dari rumusan masalah diatas yaitu bagaimana
sejarah perkembangan organisasi OPEC dan GATT, apa tujuan organisasi
OPEC dan GATT, apa prinsip organisasi GATT, dan bagaimana peranan
Indonesia sebagai anggota OPEC.Peneliti melakukan pencarian data dari dan
melalui berbagai sumberseperti buku, artikel, jurnal, makalah, dan laporan
berupa skripsi dan data internet.

5
BAB IV
PEMBAHASAN

OPEC adalah organisasi tempat berkumpulnya negara-negara


pengekspor minyak yang didirikan pada 14 September 1960 oleh lima negara
anggota: Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi, Venezuela.

OPEC dibentuk sebagai jawaban atas jatuhnya harga minyak di pasaran


dunia. Kondisi ini terjadi akibat dari perusahaan minyak raksasa seperti British
Petroleum (BP), Shell, Exxon Mobil, Texaco, Socal, dan Gulf menurunkan harga
minyak dunia. Harga minyak tidak lagi ditentukan oleh negara-negara
pengekspor melainkan ditetapkan oleh negara konsumen. Hal inilah yang
membuat harga minyak dunia jatuh pada pasar minyak dunia sebelum
dibentuknya OPEC.

Negara-negara anggota OPEC mengehelat dua kali pertemuan dalam 1


tahun. Biasanya pertemuan tersebut diadakan pada bulan Maret dan September.
Namun jika ada keadaan luar biasa yang terjadi, anggota juga dapat meminta
sesi khusus.

Para anggota OPEC menyumbang 40 persen dari total suplai minyak


dunia dan memiliki sekitar 75 persen hingga 80 persen cadangan minyak mentah
terbukti (proven oil reserve). Sebagian besar cadangan minyak OPEC berada di
Arab Saudi dan Venezuela. Pada tahun 2014 lalu, OPEC menyatakan bahwa
mereka mempunyai cadangan minyak terbukti sebesar 1,2 triliun barel.

OPEC memiliki tujuan sebagai berikut.

1) Mengoordinasi dan menyatukan kebijakan perminyakan negara-negara anggota.


2) Menjaga kestabilan harga minyak mentah di pasar dunia.
3) Menciptakan pasokan minyak mentah yang efisien dan mampu memenuhi
kebutuhan dunia.
4) Menghindarkan persaingan diantara negara-negara pengekspor minyak bumi.

Indonesia masuk ke dalam keanggotaan OPEC pada Desember 1962.


Indonesia kemudian dibekukan status keanggotaannya pada Mei 2008. Namun,
kembali bergabung pada tahun 2014. Indonesia pun kembali dibekukan status
keanggotaannya pada tanggal 30 November 2016. Indonesia telah mengajukan
surat untuk keluar dari OPEC pada akhir tahun 2008. Hal ini mengingat bahwa
Indonesia saat ini telah menjadi importir minyak sejak 2003 dan tidak mampu
memenuhi kuota produksi yang telah ditetapkan.

6
Namun, setelah dilakukan rapat maka Indonesia hanya dibekukan dari
keanggotaan OPEC. Indonesia pun memutuskan kembali menjadi anggota
OPEC secara resmi pada tahun 2014 yang diikuti dengan terpilihnya Joko
Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia yang baru. Indonesia kembali
keluar pada 30 November 2016. Hal ini diakibatkan kebijakan OPEC untuk
menurunkan produksi minyak Indonesia sebanyak 37.000 barel per hari dalam
rangka menghentikan penurunan harga minyak.

Indonesia telah banyak berkontribusi dan memberikan beberapa peranan


yang nyata dalam keanggotaannya di OPEC. Indonesia mempunyai peran
penting dalam membawa OPEC menjadi lembaga yang dipandang oleh dunia
internasional. Meskipun OPEC pada umumnya beranggotakan negara-negara
dunia ketiga. Peran Indonesia dalam OPEC diantaranya.

1) Semenjak berdirinya Sekretariat OPEC di Wina, Austria pada tahun 1965. KBRI
(Kedutaan Besar Republik Indonesia) atau PTRI (Perutusan Tetap Republik
Indonesia) terlibat secara aktif dalam penanganan masalah substansi dan
diplomasi di berbagai persidangan yang diadakan oleh OPEC. Selain itu,
Indonesia juga melakukan kegiatan pemantau harga minyak.
2) Peran yang benar-benar terjadi adalah saat orang Indonesia menjadi Sekjen
OPEC. Saat itu, Sekjen OPEC dijabat oleh Prof. Subroto (1988-1994). Indonesia
dikenal sebagai sang mediator yang aktif berperan untuk menghubungkan
konsumen dan produsen.
3) Indonesia juga dipercaya kembali sebagai Sekjen OPEC terakhir pada tahun
2004.

Meskipun saat ini statusnya dibekukan, Indonesia telah mendapatkan


berbagai macam keuntungan selama menjadi anggota OPEC. Keuntungan yang
diperoleh Indonesia diantaranya adalah.

1) Posisi Indonesia sebagai Sekjen OPEC pada tahun 2004 memberikan posisi
tawar yang sangat strategis dan kontak yang lebih luas dengan negara-negara
produsen minyak utama lainnya.
2) Keikutsertaan Indonesia dalam OPEC dapat meningkatkan citra Indonesia di
luar negeri. Bahkan perhatian media massa pun lebih terfokus saat pejabat
Indonesia, yakni Menteri ESDM, memangku jabatan sebagai Presiden
Konferensi OPEC.
3) Negara-negara anggota OPEC mempunyai visi dan misi yang sama di bidang
energi. Keberadaan OPEC dengan negara-negara anggota yang umumnya
berasal dari dunia ketiga menjadikan organisasi ini sebagai wahana bersama
meningkatkan rasa persaudaraan antar negara anggota.
4) OPEC memberikan bantuan dana darurat sebesar 1,2 juta euro. Separuhnya
kemudian diperuntukkan bagi Indonesia untuk rehabilitasi dan rekonstruksi
Aceh dan Sumatera Utara yang dilanda gempa dan tsunami pada akhir tahun
2004.
5) Indonesia mendapat akses informasi mengenai dinamika pasar minyak bumi
selama menjadi anggota OPEC. Indonesia juga memiliki kesempatan untuk
menempatknya sumber daya manusianya untuk bekerja di Sekretariat OPEC.

7
Hal ini menjadi investasi jangka panjang karena dapat menjadi network bagi
Indonesia di masa yang akan datang.

GATT merupakan perjanjian umum mengenai tarif perdagangan. GATT dibentuk


oleh 23 negara pada 1947 di Jenewa, Swiss. Pembentukan GATT dilaterbelakangi
adanya udaha-usaha untuk menegosiasi perdagangan bebas secara internasional.
Pembentukan GATT dibahas pada sesi pertama dalam Preparatory Committee of
United Nations Conferenceon Trade and Employment pada 1946. Konferensi ini
membicarakan besarnya tarif perdagangan di antara negara anggota dan membentuk
Code of Conduct. Setahun kemudian GATT terbentuk dan mulai berlaku pada 1 Januari
1948.
Pembentukan GATT bertujuan menciptakan perdagangan internasional yang
aman bagi para pebisnis dan menciptakan liberalisasi perdagangan yang berkelanjutan.
Perdagangan multilateral dan perdagangan bebas (free trade) menjadi sasaran utama
GATT.
GATT mempunyai 4 tujuan utama sebagai berikut.
1. Meningkatkan kesempatan kerja
2. Meningkatkan taraf hidup masyarakat
3. Meningkatkan pemanfaatan kekayaan alam dunia
4. Meningkatkan produksi dan tukar-menukar barang

Namun secara harfiah, tujuan GATT bukan merupakan free trade,


sehingga negara-negara yang tidak sepenuhnya menerima paham free trade
dapat turut serta tanpa harus menyatakan bahwa mereka terikat pada tujuan final
yang implisit ingin dicapai, yakni free trade.

Untuk mencapai tujuan tersebut GATT berpedoman pada beberapa


prinsip utama sebagai berikut.

1. Prinsip most favoured natio, yaitu negara anggota GATT tidak boleh
memberikan keistimewaan yang menguntungkan hanya pada satu atau kelompok
negara tertentu.
2. Prinsip national treatment, yaitu produk dari suatu negara yang diimpir oleh
negara lain harus diberlakukan sama seperti produk dalam negeri.
3. Prinsip larangan restriksi, yaitu pembatasan jumlah terhadap ekspor dan impor
dalam bentuk apapun.
4. Pripsip perlindungan melalui tarif, yaitu negara anggota GATT hanya
memperkenankan tindakan proteksi terhadap industri domestik melalui tarif
(meningkatkan tarif bea masuk).
5. Prinsip resiprositas, yaitu perlakuan yang diberikan suatu negara kepada negara
lain sebagai mitra dagangnya juga harus diberikan oleh mitra dagang negara
tersebut.

GATT memiliki tiga ketentuan utama. Persyaratan yang paling penting


adalah bahwa setiap anggota harus memberikan status negara yang paling
disukai kepada setiap anggota lainnya. Semua anggota harus diperlakukan sama
dalam hal tarif. Itu tidak termasuk tarif khusus di antara anggota Persemakmuran
Inggris dan serikat pabean. Ini memungkinkan tarif jika pemindahan mereka

8
akan menyebabkan cedera serius bagi produsen dalam negeri. Kedua, GATT
melarang pembatasan jumlah impor dan ekspor. Pengecualian adalah.

1) Ketika pemerintah memiliki surplus produk pertanian.


2) Jika suatu negara perlu melindungi neraca pembayarannya karena cadangan
devisanya rendah.
3) Negara - negara pasar berkembang yang perlu melindungi industri-industri yang
masih baru.
4) Selain itu, negara-negara dapat membatasi perdagangan karena alasan keamanan
nasional. Ini termasuk melindungi paten, hak cipta, dan moral publik.

Ketentuan ketiga ditambahkan pada tahun 1965. Itu karena lebih banyak
negara berkembang bergabung dengan GATT, dan ingin
mempromosikannya. Negara-negara maju sepakat untuk menghilangkan tarif
impor negara-negara berkembang untuk meningkatkan ekonomi mereka. Itu
juga dalam kepentingan terbaik negara-negara kuat dalam jangka panjang. Ini
akan meningkatkan jumlah konsumen kelas menengah di seluruh dunia.

9
BAB V

PENUTUP

Simpulan:

OPEC dibentuk sebagai respon dari monopoli yang dilakukan perusahaan-


perusahaan minyak multinasional terhadap perdagangan minyak dunia. Minyak telah
menjadi bagian dari instrumen politik bagi negara-negara penghasil minyak. Jika negara
produsen maupun negara konsumen tidak mengubah arah kebijakannya maka dua
dekade ke depan sangat mungkin terjadi persaingan antarnegara disebabkan oleh
keterbatasan sumber daya minyak.

Organisasi GATT ini berdampak sangat luas terhadap perkembangan


hukum perdagangan internasional. Masalahnya sekarang adalah bagaimana para
pelaku kebijakan perdagangan dalam negeri memanfaatkan peluang-peluang
hukum yang diberikan oleh perjanjian GATT itu untuk memajukan tingkat
pertumbuhan ekonomi.

Saran:

Penulis menyarankan kepada para pembaca bahwa kerja sama antar suatu negara
dengan negara lain sangat diperlukan, dalam hal ini untuk kemajuan ekonomi bangsa.
Dapat kita lihat betapa pentingnya organisasi OPEC dan GATT yang didirikan dengan
tujuan tertentu khususnya dalam penanganan minyak dunia agar harga minyak dunia itu
tetap stabil dan seluruh masyarakat dunia bisa dapat menggunakan minyak tersebut
dalam kelangsungan hidup serta pemberian tarif ekspor dan impor dalam perdagangan
internasional. Jadi, betapa pentingnya suatu organisasi yang mengatur perekonomian
secara global.

10
DAFTAR PUSTAKA

Fenetiruma, Bagas Melkisedek. 2019. Sejarah Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial.


Yogyakarta: Intan Pariwara

Internet

Asih Kusumaningsih. 2019. 3 Peran Indonesia dalam OPEC dan Hambatannya. Dikutip dari
https://sejarahlengkap.com/organisasi/peran-indonesia-dalam-opec. Diakses pada tanggal
7 Oktober 2019 pukul 07.30 WIB

Budi Harman. 2015. GATT SebagaiOrganisasi Internasional. Dikutip dari


https://budiharman.wordpress.com/2015/01/07/9/. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2019
pukul 11.30 WIB

W-III CARGO. Sistem Tarif dalam Export dan Impor. Dikutip dari https://w3cargo.com/sistem-
tarif-dalam-export-dan-import/. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2019 pukul 19.00 WIB

11
LAMPIRAN

12

Anda mungkin juga menyukai