OLEH :
i
ABSTRAK
Indonesia pertama kali bergabung menjadi fullmember OPEC pada tahun 1962.
Sebagai negara eksportir minyak saat itu, Indonesia berkeinginan dekat dengan negara-
negara lain untuk mengurangi monopoli dari sevensisters dan menjaga stabilitas harga.
Pada tahun 2008 Indonesia resmi memutuskan keluar dari OPEC, karena pemerintah
menilai negara sedang berstatus importir dan mungkin akan kembali jika kondisi
produksi sudah bisa memenuhi kebutuhan domestik dan kembali dapat menjadi
eksportir minyak. Namun, pada tahun 2015 kondisi produksi Indonesia sedang berada
pada titik terendah, justru pada tahun tersebut Indonesia memutuskan untuk kembali
bergabung menjadi fullmember OPEC. Hingga resmi diterima sebagai anggota, namun
pada tahun 2016 Indonesia kembali membuat kebijakan untuk keluar lagi dari
keanggotaan tersebut. Adanya kondisi minyak dunia yang melimpah pada tahun 2014,
dan kondisi domestik yang berada di titik produksi terendah membentuk persepsi
pemerintah Indonesia dalam memperoleh ketahanan energi dengan dekat dari negara-
negara eksportir di dalamnya. Kemudian kebijakan Indonesia keluar karena adanya
ancaman baru bagi ketahanan energi yang disebabkan adanya kebijakan baru OPEC
untuk melakukan pemotongan produksi bagi negara-negara anggotanya, dan adanya
pertimbangan costand benefit yang diperoleh.
Selain itu, untuk mengatur agar perdagangan Internasional berjalan secara baik,
lancar dan saling menguntungkan, maka masyarakat Internasional telah membentuk
instrumen hukum Internasional dibidang perdagangan Internasional. Upaya tersebut
dilakukan antara lain dengan pembentukan The General Agreementon Tariffsand Trade
pada tahun 1947 (GATT). GATT terbentuk pada tanggal 30 Oktober 1947 dan mulai
berlakunya GATT pada tanggal 1 Januari 1948, pembentukan GATT dimaksudkan
sebagai perjanjian subsider yang tunduk dan tergantung kepada organisasi perdagangan
dunia. Pembentukan GATT ini sebagai persetujuan perdagangan pada umumnya dan
penghapusan hambatan tarif, tarif secara timbal balik yang mencerminkan suatu
persetujuan dagang global.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmat-Nya
kami telah selesai menyusun makalah yang berjudul “ORGANISASI EKONOMI
REGIONAL DAN GLOBAL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA”.
Makalah ini jauh dari sempurna untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
HALAMAN ABSTRAK.............................................................................................................ii
HALAMAN KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
HALAMAN DAFTAR ISI........................................................................................................iv
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah...............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3. Tujuan penulisan..........................................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan........................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................3
2.1. Kerangka kerja sama OPEC..............................................................................................3
2.2. Konsep politik minyak.................................................................................................3
2.3. Pengertian perdagangan Internasional..........................................................................3
2.4. Pengertian tarif perdagangan dalam ekspor dan impor.................................................4
BAB III........................................................................................................................................5
METODOLOGI PENULISAN.................................................................................................5
BAB IV........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................6
BAB V.........................................................................................................................................9
PENUTUP...................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................10
LAMPIRAN..............................................................................................................................11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap negara tidak dapat berdiri sendiri, mereka harus bekerja sama
dengan negara lain. Salah satunya adalah dengan cara melakukan kerja sama
ekonomi internasional. Kerja sama ekonomi internasional adalah hubungan
antara suatu negara dengan negara lain dalam bidang ekonomi melalui
kesepakatan tertentu, dengan memegang prinsip keadilan dan saling
menguntungkan.
1
4) Apa prinsip organisasi GATT
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu kriteria
penilaian sejarah peminatan serta untuk mengetahui mengenai OPEC dan GATT
sebagai kerjasama internasional.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah dapat mengetahui tentang sejarah,
tujuan, prinsip organisasi,peran Indonesia dalam organisasi OPEC dan GATT.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam setiap organisasi pasti terdapat tujuan, di mana salah satu tujuan
dalam sistem OPEC adalah melindungi dan menjaga kesejahteraan anggotanya,
baik dalam membutuhkan persediaan minyak dalam negeri anggotanya atau
untuk
membantu menambah kuota produksi dari anggota lainnya, karena pasti salah
satu
di antara anggotanya ada yang tidak sesuai yang diharapkan atau terdapat
penurunan
kuota di anggota tersebut. Sejak menjadi anggota OPEC 1962, Indonesia
berperan aktif dalampenentuan arah dan kebijakan OPEC, khususnya dalam
rangka menstabilisasijumlah produksi dan harga minyak di pasar internasional.
3
Perdagangan bisa diartikan sebagai proses tukar-menukar yang terjadi atas dasar
kesepakatan bersama dari pihak yang terlibat di dalamnya. Perdagangan antar negara
tersebut disebut dengan perdagangan internasional. Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengertian perdagangan internasional adalah kegiatan jual-beli yang
dilakukan satu negara dengan negara lain, dimana hal ini terjadi sebagai akibat
keterbatasan sumber daya yang ada negara tersebut.
Tarif dalam export dan import merupakan pungutan yang dibebankan untuk
semua barang-barang yang melewati batas negara baik untuk barang yang masuk
maupun keluar. Penerapan dari pengenaan suatu tarif terutama dalam bentuk bea masuk
meliputi beberapa hal, yaitu :
1)Pembebasan bea masuk atau tarif rendah yaitu antara 0% – 5%, yang dikenakan
untuk bahan kebutuhan pokok dan vital, seperti beras, mesin-mesin, alat-alat
militer dan lain-lain.
2)Tarif sedang antara 5% – 20%, yang dikenakan untuk barang setengah jadi dan
barang-barang lain yang belum cukup diproduksi di dalam negeri.
3)Tarif tinggi >20%, yang dikenakan untuk barang-barang mewah dan barang-
barang lain yang sudah cukup diproduksi di dalam negeri dan bukan barang
kebutuhan pokok.
Sistem tarif dalam export dan import digunakan untuk menentukan besarnya tarif yang
berlaku ke setiap barang atau komoditi yang diperdagangkan secara internasional.
Sistem tarif yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1)Tarif Tungga (Single Column Tariff), yaitu pengenaan satu tarif untuk satu jenis
barang atau komoditi yang besarnya berlaku sama untuk impor komoditi
tersebut dari negara mana saja tanpa terkecuali.
2)Tarif Umum atau Konvensional (General Conventional/Tariff), dikenal juga
dengan istilah berganda (Double Column Tariff), yaitu pengenaan satu tarif
untuk satu komoditi yang besar presentase tarifnya berbeda antara satu negara
dengan negara lain.
3)Tarif Preferensi (Preferensi Tarif), yaitu tarif yang ditentukan oleh lembaga tarif
internasional GATT yang presentasenya diturunkan. Bahkan untuk beberapa
komoditi sampai menjadi 0% yang diberlakukan oleh negara terhadap komoditi
yang diimpor dari negara-negara tertentu. Itu karena adanya hubungan khusus
antara negara pengimpor dengan negara pengekspor.
4
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
5
BAB IV
PEMBAHASAN
6
Namun, setelah dilakukan rapat maka Indonesia hanya dibekukan dari
keanggotaan OPEC. Indonesia pun memutuskan kembali menjadi anggota
OPEC secara resmi pada tahun 2014 yang diikuti dengan terpilihnya Joko
Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia yang baru. Indonesia kembali
keluar pada 30 November 2016. Hal ini diakibatkan kebijakan OPEC untuk
menurunkan produksi minyak Indonesia sebanyak 37.000 barel per hari dalam
rangka menghentikan penurunan harga minyak.
1) Semenjak berdirinya Sekretariat OPEC di Wina, Austria pada tahun 1965. KBRI
(Kedutaan Besar Republik Indonesia) atau PTRI (Perutusan Tetap Republik
Indonesia) terlibat secara aktif dalam penanganan masalah substansi dan
diplomasi di berbagai persidangan yang diadakan oleh OPEC. Selain itu,
Indonesia juga melakukan kegiatan pemantau harga minyak.
2) Peran yang benar-benar terjadi adalah saat orang Indonesia menjadi Sekjen
OPEC. Saat itu, Sekjen OPEC dijabat oleh Prof. Subroto (1988-1994). Indonesia
dikenal sebagai sang mediator yang aktif berperan untuk menghubungkan
konsumen dan produsen.
3) Indonesia juga dipercaya kembali sebagai Sekjen OPEC terakhir pada tahun
2004.
1) Posisi Indonesia sebagai Sekjen OPEC pada tahun 2004 memberikan posisi
tawar yang sangat strategis dan kontak yang lebih luas dengan negara-negara
produsen minyak utama lainnya.
2) Keikutsertaan Indonesia dalam OPEC dapat meningkatkan citra Indonesia di
luar negeri. Bahkan perhatian media massa pun lebih terfokus saat pejabat
Indonesia, yakni Menteri ESDM, memangku jabatan sebagai Presiden
Konferensi OPEC.
3) Negara-negara anggota OPEC mempunyai visi dan misi yang sama di bidang
energi. Keberadaan OPEC dengan negara-negara anggota yang umumnya
berasal dari dunia ketiga menjadikan organisasi ini sebagai wahana bersama
meningkatkan rasa persaudaraan antar negara anggota.
4) OPEC memberikan bantuan dana darurat sebesar 1,2 juta euro. Separuhnya
kemudian diperuntukkan bagi Indonesia untuk rehabilitasi dan rekonstruksi
Aceh dan Sumatera Utara yang dilanda gempa dan tsunami pada akhir tahun
2004.
5) Indonesia mendapat akses informasi mengenai dinamika pasar minyak bumi
selama menjadi anggota OPEC. Indonesia juga memiliki kesempatan untuk
menempatknya sumber daya manusianya untuk bekerja di Sekretariat OPEC.
7
Hal ini menjadi investasi jangka panjang karena dapat menjadi network bagi
Indonesia di masa yang akan datang.
1. Prinsip most favoured natio, yaitu negara anggota GATT tidak boleh
memberikan keistimewaan yang menguntungkan hanya pada satu atau kelompok
negara tertentu.
2. Prinsip national treatment, yaitu produk dari suatu negara yang diimpir oleh
negara lain harus diberlakukan sama seperti produk dalam negeri.
3. Prinsip larangan restriksi, yaitu pembatasan jumlah terhadap ekspor dan impor
dalam bentuk apapun.
4. Pripsip perlindungan melalui tarif, yaitu negara anggota GATT hanya
memperkenankan tindakan proteksi terhadap industri domestik melalui tarif
(meningkatkan tarif bea masuk).
5. Prinsip resiprositas, yaitu perlakuan yang diberikan suatu negara kepada negara
lain sebagai mitra dagangnya juga harus diberikan oleh mitra dagang negara
tersebut.
8
akan menyebabkan cedera serius bagi produsen dalam negeri. Kedua, GATT
melarang pembatasan jumlah impor dan ekspor. Pengecualian adalah.
Ketentuan ketiga ditambahkan pada tahun 1965. Itu karena lebih banyak
negara berkembang bergabung dengan GATT, dan ingin
mempromosikannya. Negara-negara maju sepakat untuk menghilangkan tarif
impor negara-negara berkembang untuk meningkatkan ekonomi mereka. Itu
juga dalam kepentingan terbaik negara-negara kuat dalam jangka panjang. Ini
akan meningkatkan jumlah konsumen kelas menengah di seluruh dunia.
9
BAB V
PENUTUP
Simpulan:
Saran:
Penulis menyarankan kepada para pembaca bahwa kerja sama antar suatu negara
dengan negara lain sangat diperlukan, dalam hal ini untuk kemajuan ekonomi bangsa.
Dapat kita lihat betapa pentingnya organisasi OPEC dan GATT yang didirikan dengan
tujuan tertentu khususnya dalam penanganan minyak dunia agar harga minyak dunia itu
tetap stabil dan seluruh masyarakat dunia bisa dapat menggunakan minyak tersebut
dalam kelangsungan hidup serta pemberian tarif ekspor dan impor dalam perdagangan
internasional. Jadi, betapa pentingnya suatu organisasi yang mengatur perekonomian
secara global.
10
DAFTAR PUSTAKA
Internet
Asih Kusumaningsih. 2019. 3 Peran Indonesia dalam OPEC dan Hambatannya. Dikutip dari
https://sejarahlengkap.com/organisasi/peran-indonesia-dalam-opec. Diakses pada tanggal
7 Oktober 2019 pukul 07.30 WIB
W-III CARGO. Sistem Tarif dalam Export dan Impor. Dikutip dari https://w3cargo.com/sistem-
tarif-dalam-export-dan-import/. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2019 pukul 19.00 WIB
11
LAMPIRAN
12