Anda di halaman 1dari 5

Nama: Nurul Aeni

NIM : B.111.20.0263

Tugas: Rangkuman materi Break Event Point

A. Pengertian BEP (Break Even Point) menurut Para Ahli

Berikut ini adalah beberapa pengertian BEP atau Definisi BEP (Break-even Point) menurut para
ahli.

 Pengertian BEP menurut Yamit (1998:62), Break Even Point atau BEP dapat diartikan
sebagai suatu keadaan dimana total pendapatan besarnya sama dengan total biaya
(TR=TC).
 Pengertian BEP menurut Mulyadi (1997:72), impas adalah suatu keadaan dimana
suatu usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi, dengan kata lain suatu
usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenue) sama dengan jumlah biaya, atau
apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja.
 Pengertian BEP menurut Simamora (2012:170), BEP atau titik impas adalah volume
penjualan dimana jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak ada laba maupun
rugi bersih.
B. Analisa pulang pokok atau break event point
yaitu biaya, volume, harga jual danlaba itu sendiri.
Alwi (1994:267) menyatakan: “Variabel-variabel yang membentuk Break EvenPoint adalah
harga jual dan biaya (biaya tetap dan biaya variabel)”. Kedua variabel tersebut saling terkait
antara satu dengan lainnya, perubahaan salah satu dari variabel yangdimaksud mengakibatkan
perubahan besarnya titik Break Even Point.
•Harga Jual
Alwi (1994:234) menyatakan bahwa harga jual suatu produk pada umumnya adalah kumpulan
dari biaya produksi, biaya penjualan dan biaya lain-lain di tambah dengan sejumlah keuntungan
yangdiinginkan produsen yang ditawarkan kepada konsumen. Sedang masing-masing biaya
tersebutmempunyai berbagai karakter yang berbeda antara biaya yang satu dengan yang lain.
Seperti halnya biaya tetap mempunyai karakteristik yang berbeda dengan biaya variabel.
•Biaya
Halim (1995:52) menyatakan bahwa: “Biaya berdasarkan sifatnya terdiri dari biaya tetap,
biayavariabel dan biaya semi variabel”.
1. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang tidak terpengaruh dengan volume
produksi.
a) Jumlahnya tetap dalam suatu periode
b) Biaya tetap per unit berbanding terbalik dengan jumlah produksi, dalam artisemakin
besar jumlah produksi maka biaya tetap per unit semakin kecildemikian juga berlaku
sebaliknya.
2. Biaya Variabel
jumlah biaya yang dikeluarkan yang besarnya tergantung volume produksi, semakin
besar volume produksi akan diikuti dengan melonjaknya biaya tersebut dan demikian
juga sebaliknya.
a) Jumlahnya berfluktuasi berdasarkan volume produksi
b) Biaya variabel per unit relatif tetap seiring dengan bertambahnyavolume produksi, tetapi
secara keseluruhan total biaya variable berbanding lurus dengan jumlah produksi, dimana
semakin besartotal biaya variabel jumlah produksi semakin besar pula.
3. Biaya Semi Variabel
Alwi (1994:114) menyatakan bahwa biaya semi variabel yaitu biaya yang
merupakankombinasi antara biaya tetap dan biaya variabel. Seperti halnya upah
karyawan yangdidalamnya termasuk upah tetap dan intensif karyawan.

C. Keterbatasan Analisa Pulang Pokok


Menurut Horngren yang mengemukakan sebagai berikut:
1. Biaya variabel sangat tergantung pada volume dan biaya tetap tidak terpengaruh
terhadapvolume.
2. Perilaku pendapatan dan pengeluaran digambarkan secara akurat dan linier dalam
rentang yangrelevan.
3. Efisiensi dan produktivitas tidak akan berubah.
4. Bauran penjualan akan konstan.

D. Metode Perhitungan dan Rumus BEP

Ada beberapa rumus BEP yang biasa digunakan sebaga cara menghitung BEP. Berikut
rumus BEP yang dapat Anda gunakan :

BEP = Biaya Tetap : (Harga jual per unit – biaya variabel per unit )

Selisih dari pengurangan harga jual per unit dan biaya variabel per unit adalah rumus dari
margin kontribusi (contribution margin).
Cara ini bisa digunakan untuk mengetahui titik dimana jumlah beban setara dengan
jumlah biaya dan jumlah unit yang dikeluarkan.

BEP = Biaya tetap : Margin kontribusi per unit

BEP tidak hanya dapat dihitung dalam bentuk unit, jika Anda sudah mengetahui berapa
banyak minimal unit yang harus dijual untuk menutup biaya produksi Anda dapat
mengalikannya dengan biaya per unitnya.

Apabila diinginkan break even point dalam rupiah, maka dari formulasi rumus break
even point dalam unit dikalikan dengan harganya (P), sehingga :

BEP dalam bentuk mata uang = harga jual per unit x BEP per unit

Setelah mengetahui rumus perhitungan BEP Anda juga harus mengetahui Margin
Contribution atau margin kontribusi.

Margin kontribusi dapat mengetahui berapa keuntungan dari suatu produk yang berhasil
dijual, dengan mengukur efek dari sales terhadap keuntungan.

Cara menghitungnya hamper sama dengan break even point :

Margin kontribusi : Total sales – Biaya variabel

Dalam menghitung margin kontribusi, hal penting yang harus perhatikan adalah biaya
variabel yang dikenakan, baik relasinya dengan total biaya ataupu dengan total sales
suatu perusahaan.

Dengan menggunakan margin kontribusi sebuah perusahaan dapat memisahkan biaya


tetap produksinya dengan keuntungan yang didapat.

Dengan begitu perusahaan mengetahui interval harga produk yang akan dijual.

E. Contoh kasus dan penyelesaian


Sebuah perusahaan mempunyai data sebagai berikut:
Kapasitas normal200.000 unit
Biaya tetapRp 12.000.000,00
Biaya variabelRp 135,00 per unit
Harga jualRp 225,00 per unit
Diminta:
a)Membuat break even point dalam rupiah, unit, dan persentase dari kapasitas!
b)Margin of safety ratio bila operasi pada kapasitas normal!
c)Berapa break even point apabila harga jual turun Rp 25,00!
d)Berapa penjualan harus dilakukan untuk memperoleh laba : Rp 3.000.000,00 dengan data a dan
data c!
e)Break Event Point dalam rupiah bila biaya tetap turun Rp. 2.000.000!
Jawab :
a)Break Event Point = biaya tetap 1-(VC/Harga jual) = Rp.12.000.0001-135225
=Rp.12.000.0000.4 = Rp. 30.000.000
Dalam Unit = Rp. 30.000.000/225 = 133.330 unit
Dalam presentase = 133.330 unit/200.000 unit x 100% = 66.6%
b)Presentase margin of saley = 100%-66.6% = 33.3%
Bila di nyatakan dengan rupiah = 33.3%(200.000 x Rp. 225) = Rp. 15.000.000
c)BEP Biaya tetap1-(VC/Harga jual) = Rp.12.000.0001-(135200) = Rp.12.000.0000.325 =
Rp.37.000.000
d)Jumlah unit yang diperlukan (Rp. 12.000.000 + Rp. 3.000.000)/0.4 = Rp. 37.500.000
e)Jumlah Unit yang diperlukan (Rp. 12.000.000 + Rp. 3.000.000)/0.325 = Rp. 46.100.000
F. Contoh soal Break Even Point
Seorang akuntan manajer perusahaan ABC bertanggung jawab dalam operasional produksi dan
persediaan stok barang dan ingin mengetahui jumlah sales yang diperlukan untuk menutup biaya
operasional sebesar Rp 50.000.000,- dan ingin mendapat keuntungan sebesar Rp 20.000.000,-
penyebaran biaya yang dikeluarkan untuk operasinya adalah sebagai berikut :
Total biaya tetap = 50.000.000
Biaya variabel per unit = 30.000
Harga jual per unit = 50.000
Keuntungan yang diinginkan = 20.000.000
Carilah nilai break even point terlebih dahulu, saat nilai BEP sudah diketahui, selanjutnya Anda
dapat mengetahui juga nilai margin kontribusi.

Break Even Point = 50.000.000 : (margin kontribusi)


Break Even Point = 50.000.000 : (50.000 – 30.000)
Break Even Point = 50.000.000 : 20.000
Break Even Point = 250 unit
Artinya perusahaan harus menjual 2500 Unit agar tidak mengalami kerugian, tetapi jika hanya
menjual 250 unit perusahaan ABC juga tidak akan memperoleh keuntungan.

Anda mungkin juga menyukai