Kelemahan BEP
Kelemahan Titik Impas
1. Membutuhkan banyak asumsi
2. Bersifat statis
3. Tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir
4. Tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik
5. Kurang mempertimbangkan resiko-resiko dalam masa penjualan
Manfaat BEP.
1. Alat perencanaan untuk hasilkan laba
2. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya
dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
3. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan
4. Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti.
Ada 3 elemen dari rumus BEP yang menyusun perhitungan BEP tersebut diantaranya :
1. Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha,
peralatan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap harus kita keluarkan walaupun
kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual sama sekali.
2. Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan
contohnya setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar, biaya
kantong plastik, biaya nota penjualan, dll. Dapat dikatakan, biaya variabel merupakan
biaya yang mengikuti jumlah unit yang terjual.
3. Harga penjualan (P) yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeli
Rumus BEP (Break Even Point)
Berikut beberapa model rumus BEP yang dapat digunakan dalam analisis Break Even
Point :
1) Pendekatan Matematis
Rumus BEP yang pertama adalah menghitung break even point yang harus diketahui
adalah jumlah total biaya tetap, biaya variabel per unit atau total variabel, hasil
penjualan total atau harga jual per unit. Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut:
Break even point dalam unit.
Keterangan :
• BEP Unit / Rupiah = BEP dalam unit (Q) dan BEP dalam Rupiah (P)
• Biaya Tetap (fc) = biaya yang jumlahnya tetap walaupun usaha anda tidak sedang
berproduksi.
• Biaya Variable (vc) = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan peningkatan jumlah
produksi seperti bahan baku, bahan baku pembantu, listrik, bahan bakar, dan lain-lain
• Harga per unit (P) = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan.
• Biaya Variable per unit = total biaya variable perunit (TVC/Q)
• Margin Kontribusi per unit = harga jual per unit -biaya variable per unit (selisih)
Contoh :
Berikut Contoh Kasus :
Diketahui PT. Gear Second memiliki usaha di bidang alat perkakas martil dengan data
sebagai berikut :
1. Kapasitas produksi yang mampu dipakai 100.000 unit mesin martil.
2. Harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit
3. Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total biaya variabel sebesar
Rp.250.000.000,-
Perincian masing-masing biaya adalah sebagai berikut :
1. Fixed Cost
Overhead Pabrik : Rp. 60.000.000,-
Biaya disribusi :Rp. 65.000.000,-
Biaya administrasi : Rp. 25.000.000,-
Total FC : Rp.150.000.000,-
2. Variable Cost
Biaya bahan : Rp. 70.000.000,-
Biaya tenaga kerja : Rp. 85.000.000,-
Overhead pabrik : Rp. 20.000.000,-
Biaya distribusi : Rp. 45.000.000,-
Biaya administrasi : Rp. 30.000.000,-
Total VC : Rp.250.000.000,-
Penyelesaian untuk mendapatkan BEP dalam unit maupun rupiah.
Penyelesaian :
Kapasitas produksi 100.000 unit
Harga jual per unit Rp. 5000,-
Total Penjualan 100.000 unit x Rp 5000,- = Rp. 500.000.000,-
Keterangan : Jadi perusahaan harus menjual 60.000 Unit perkakas martil agar
BEP.
Kemudian, mencari BEP dalam rupiah adalah sebagai berikut :