Anda di halaman 1dari 23

1

MAKALAH ORGANISASI DAN KERJASAMA PERDAGANGAN


NTERNASIONAL

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


………..
yang dibina oleh Bapak Ahmad Farhan Zuhdi, S.E., M.M

Disusun Oleh :

1. Nurul Fadilah 20010032


2. Ummi Kalsum Siregar 20010051
3. Muhammad Rifa'i Damanik

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS AL-AZHAR
2023
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
segala rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Organisasi dan Kerjasama Perdagangan Internasional. Pada dasarnya, tujuan
dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas matakuliah Bisnis Internasional.
Tidaklah sedikit hambatan dan kesulitan yang penulis temui dalam
menyelesaikan makalah ini. Namun berkat kemauan, kesabaran, semangat serta
dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ahmad
Farhan Zuhdi, S.E., M.M selaku dosen matakuliah Bisnis Internasional.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik
itu dari segi penulisan, isi serta penggunaan kalimat dan kata. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis guna perbaikan makalah
ini selanjutnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat pada penulis khusunya dan kepada pembaca umumnya.

Medan…. Maret 2023

Penulis
3

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .....................................................................................i

KATA PENGANTAR………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang……………………………………………………...1


1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………..1
1.3. Tujuan ...............................................................................................1

BAB II PENDAHULUAN

2.1. Pengertian Kerjasama Internasional ....................................................2

2.2. Faktor-Faktor Penyebab Kerjasama Antarnegara ..............................3

2.3. Bentuk Kerjasama Internasional ........................................................4

2.4. Badan-Badan Kerja Sama Antarnegara di Bidang Ekonomi .............6

2.5. Kerjasama Internasional dimana Indonesia berperan didalamnya ....12

2.6. Kerjasama Internasional yang pernah dilakukan Indonesia...............13

2.7. Dampak Kerjasama Ekonomi Antarnegara bagi perekonomian

Indonesia............................................................................................17

BAB IIIPENUTUP

3.1. Kesimpulan…………………………………………………............19
3.2. Saran .................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................iv
4

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era global ini hampir setiap negara melakukan kerjasama internasional
untuk memenuhi kebutuhannya. Kerjasama antar negara adalah terjalinnya hubungan
antara satu negara dengan negara lainnya melalui kesepakatan untuk mencapai tujuan.
Kerjasama antarnegara bentuknya bermacam-macam, mulai kerjasama ekonomi,
perdagangan dan lain-lain. Istilah kerja sama ekonomi internasional tidak sama
dengan perdagangan internasional.
Kerja sama ekonomi internasional mempunyai cakupan yang lebih luas
daripada perdagangan internasional. Dengan demikian kerja sama ekonomi
internasional adalah hubungan antara suatu negara dengan negara lainnya dalam
bidang ekonomi melalui kesepakatan-kesepakatan tertentu, dengan memegang prinsip
keadilan dan saling menguntungkan.
Hubungan kegiatan ekonomi antar negara yang diwujudkan dengan adanya
proses pertukaran barang atau jasa atas dasar suka rela dan saling menguntungkan.
Bongkar muat barang (petikemas) sebagai wujud nyata adanya perdagangan
internasional.
Setiap negara berusaha memenuhi kebutuhan hidup rakyatnya, oleh karena itu
perlu melakukan kerjasamaekonomi antar negara. Kegiatan ini tentunya berfungsi
untuk menyebarluaskan hasil produksi suatu negara ke negara lain demikian
sebaliknya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi Kerjasama Internasional?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab Kerjasama Internasional?
3. Apa saja bentuk Kerjasama Internasional ?
4. Apa saja badan-badan Kerjasama Internasional di bidang ekonomi?
5. Apa saja Kerjasama Internasionaldimana Indonesia memiliki andil besar
didalamnya?
6. Apa saja Kerjasama internasional yang pernah dilakukan oleh negara
Indonesia ?
7. Apa saja dampak Kerjasama Internasional bagi perekonomian Indonesia?
1.3 Tujuan Makalah
1.Untuk mengetahui definisi Kerjasama Internasional
2.Untuk mengetahu faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya
Kerjasama Internasional
3.Untuk mengetahui bentuk Kerjasama Internasional
4. Untuk mengetahui badan – badan Kerjasama Internasional di bidang
ekonomi
5.Untuk mengetahui Kerjasama Internasional dimana Indonesia berperan di
dalamnya
6.Untuk mengetahui bentuk Kerjasama Internasional yang pernah dilakukan
Indonesia
7.Untuk mengetahui dampak Kerjasama Internasional bagi perekonomian
Indonesia

1
5

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kerjasama Internasional

Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu
negara dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan
untuk kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama internasional, yang meliputi
kerja sama di bidang politik, sosial, pertahanan keamanan, kebudayaan, dan ekonomi,
berpedoman pada politik luar negeri masing-masing.
Kerja sama internasional merupakan perwujudan dari hubungan antarbangsa
yangberpijak pada kepentingan nasional. Kepentingan nasional berkaitan dengan
tujuan nasional dalam kurun waktu tertentu yang berisi sasaran-sasaran nyata yang
harus diwujudkan.Keberhasilan mewujudkan tujuan nasional dapat menjamin
kelangsungan hidup bangsa.
Kerjasama antarnegara bentuknya bermacam-macam, mulai kerjasama
ekonomi, perdagangan dan lain-lain. Istilah kerja sama ekonomi internasional tidak
sama dengan perdagangan internasional. Kerja sama ekonomi internasional
mempunyai cakupan yang lebih luas daripada perdagangan internasional. Dengan
demikian kerja sama ekonomi internasional adalah hubungan antara suatu negara
dengan negara lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatan-kesepakatan
tertentu, dengan memegang prinsip keadilan dan saling menguntungkan.
Berdasarkan pengertian kerja sama, maka setiap negara yang mengadakan
kerja sama dengan negara lain pasti mempunyai tujuan.Berikut ini tujuan kerja sama
antarnegara:

o Membebaskan bangsa-bangsa di dunia dari kemiskinan dan kelaparan.


o Membebaskan bangsa-bangsa dari keterbelakangan di bidang ekonomi.
o Memajukan perdagangan.
o Mempercepat pertumbuhan ekonomi.
o Meningkatkan kestabilan dalam bidang ekonomi, politik sosial, budaya,dan
pertahanan keamanan.
o Memelihara ketertiban dan perdamaian dunia.
o Meningkatkan dan mempererat tali persahabatan antarbangsa di dunia.

Selain itu kerjasama antar negara juga memiliki fungsi sebagai berikut:
o Memperlancar hubungan ekonomi baik dalam bentuk pertukaran hasil
produksi dan faktor- faktor produksi serta memperlancar sistem pembayaran
antarnegara.
o Menciptakan kerja sama secara timbal balik antarnegara melalui perjanjian
ataupun melalui badan/organisasi internasional dan nasional.

Perkembangan dan masa depan negara akan menjadi lebih sulit bila menutup
dirinya untuk tidak mengadakan kontak kerja sama dengan negara lain. Tidak ada
satupun negara yang akan sanggup menjamin eksistensinya kedepan bila dalam
penyelesaian masalah yang dihadapi sendirian, mereka butuh kerjasama (cooporate)
terutama di bidan ekonomi. Pada awalnya kerjasama sama ekonomi hanya sebatas
pada kegiatan ekspor dan impor saja. Tetapi dengan makin luasnya pengaruh
globalisasi ekonomi, semakin dirasakan dampaknya terhadap aktivitas pembangunan
suatu negara. Agar kerjasama tersebut berhasil dan menguntungkan, maka kerja sama
antarnegara tersebut diatur dalam suatu bentuk organisasi resmi.

2
6

2.2 Faktor-Faktor Penyebab Kerja Sama Antarnegara

Setiap kerja sama yang dilakukan oleh suatu negara dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi dapat didasarkan pada perbedaan dan
persamaan yang dimiliki antarnegara.

2.2.1 Kerja Sama Antarnegara Akibat Adanya Perbedaan

Berikut ini perbedaan-perbedaan yang mendorong kerja sama antarnegara.

1 ) Perbedaan sumber daya alam


Sumber daya alam yang dimiliki oleh setiap negara berbeda-beda baik dari
segi jenis dan jumlahnya. Ada negara yang memiliki sumber daya alam yang
melimpah, namun ada juga negara yang memiliki sedikit sumber daya alam.
Contohnya Indonesia kaya akan sumber daya alam berupa bahan baku, namun negara
Arab Saudi sedikit menghasilkan bahan baku untuk industri, padahal kebutuhan
mereka akan bahan baku sangat besar. Dengan demikian negara-negara yang sedikit
menghasilkan bahan baku akan melakukan kerja sama dengan negara yang kaya akan
bahan baku industri, dengan tujuan agar kebutuhan bahan baku dapat terpenuhi.
2 ) Perbedaan iklim dan kesuburan tanah
Perbedaan iklim dan kesuburan tanah antara satu negara dengan negara lain
akan menyebabkan perbedaan jenis tanaman. Misalnya Indonesia dan beberapa
negara lainnya yang beriklim tropis, curah hujan yang tinggi, dan lahan yang subur
akan menghasilkan padi, kopi, teh, karet, dan sebagainya. Sedangkan negara-negara
seperti di Eropa yang beriklim sedang tidak cocok untuk jenis tanaman tersebut,
sehingga mereka harus memperolehnya dari negara-negara tropis.
3 ) Perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi
Kemampuan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
keterampilan antara satu negara dengan negara lain tidak sama. Negara maju seperti
Amerika Serikat, Jepang, Eropa Barat, dan Jerman memiliki kemampuan dalam
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dibandingkan negara-negara berkembang
seperti di Afrika dan sebagian Asia. Adanya perbedaan tersebut, negara-negara
berkembang dapat melakukan kerja sama dengan negara-negara maju. Dengan
demikian negara-negara berkembang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan
teknologinya.
4 ) Perbedaan ideologi
Perbedaan ideologi antarsuatu wilayah negara dengan negara lain dapat
memicu konflik antarnegara bahkan menjadi konflik internasional. Untuk meredakan
konflik atau ketegangan perlu adanya kerja sama, sehingga tidak memperbesar
konflik yang telah ada. Misalnya negara seperti Hongkong yang memisahkan diri
dengan RRC yang berideologi komunis, memerlukan kerja sama dalam bidang politik
dengan negara yang berideologi liberal seperti Amerika Serikat. Hal ini perlu
dilakukan agar masalah-masalah yang timbul dapat diselesaikan di meja perundingan.

2.2.2 Kerja Sama Antarnegara Akibat Adanya Kesamaan

Berikut ini beberapa kesamaan yang mendorong kerja sama antarnegara.


1 ) Kesamaan sumber daya alam
Kesamaan sumber daya alam antara beberapa negara dapat mendorong
terbentuknya kerja sama antarnegara. Misalnya beberapa negara penghasil minyak
bumi membentuk suatu kerja sama yang diberi nama OPEC (Organization of
Petroleum Exporting Countries).
7

2 ) Kesamaan keadaan wilayah (kondisi geografis)


Negara-negara yang terletak di suatu wilayah yang memiliki kondisi geografis
yang sama sering mengadakan kerja sama untuk kepentingan wilayah dari masing-
masing negara anggotanya. Misalnya negara-negara yang terletak di wilayah Asia
Tenggara membentuk kerja sama melalui organisasi ASEAN, dan sebagainya.
3 ) Kesamaan ideologi
Negara-negara yang mempunyai kesamaan ideologi dapat mendorong suatu
negara melakukan kerja sama. Sebagai contoh NATO (North Atlantic Treaty
Organization) adalah kerja sama negara-negara di Atlantik Utara yang berideologi
liberal. Selain itu, negara-negara yang tidak memihak pada blok Barat ataupun blok
Timur membentuk kerja sama dalam organisasi Nonblok.
4 ) Kesamaan agama
Adanya persamaan agama juga dapat mendorong beberapa negara untuk
bergabung dalam suatu organisasi. Misalnya OKI (Organisasi Konferensi Islam),
yaitu kelompok organisasi negara-negara Islam. Mereka bergabung dalam OKI
sebagai respon atas peristiwa pembakaran Masjid Al Aqsa di Yerusalem yang
dilakukan oleh Israel.

2.3 Bentuk Kerjasama Internasional

Kerjasama Internasional yang dilakukan tersebut diantaranya dalam bidang


sosial, politik, budaya, kemanaan dan ekonomi.

2.3.1 Berdasarkan bentuknya, kerja sama ekonomi internasional terbagi dalam


4 (empat) macam, yaitu sebagai berikut :

1. Kerja Sama Ekonomi Bilateral

o Kerja sama ekonomi bilateral adalah kerja sama ekonomi yang


melibatkan dua negara dan bersifat membantu satu samalain.
Kerjasama bilateral bertujuan untuk membina hubungan yang telah
ada serta menjalin hubungan kerjasama perdagangan dengan negara
mitra.
o Contoh : kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Malaysia,
Indonesia dengan Cina, dan sebagainya. Pemerintah indonesia sendiri
telah menandatangani perjanjian perdagangan dan ekonomi di
Kawasan Asia Pasifik dengan 14 negara, di Afrika dan Timur Tengah
dengan 10 negara, di Eropa Timur dengan 9 negara, di Eropa Barat
dengan 12 negara dan di Amerika Latin dengan 7 negara.

2. Kerja Sama Ekonomi Regional

o Kerja sama ekonomi regional adalah kerja sama ekonomi di antara


beberapa negara yang berada di kawasan tertentu.
o Contoh: kerja sama ekonomi antara negara-negara di kawasan Asia
Tenggara (ASEAN), antara negara-negara di kawasan Eropa (MEE),
antara negara-negara di kawasan Asia Pasifik (APEC), dan lain
sebagainya.

3. Kerja Sama Ekonomi Multilateral/Internasional

o Kerja sama ekonomi multilateral adalah kerja sama ekonomi yang


melibatkan banyak negara dan tidak terikat oleh wilayah atau kawasan
negara tertentu. Kerja sama ini bisa dalam satu kawasan seperti
8

ASEAN, MEE tetapi dapat pula kerja sama antarnegara yang berbeda
kawasan seperti GATT-WTO, UNCTAD, OPEC, IMF, WCO/WCC
dan lain-lain.

4. Kerja Sama Ekonomi Multilateral Regional

o Organisasi multilateral regional adalah organisasi kerjasama ekonomi


perdagangan yang anggotanya terdiri dari beberapa negara di
kawasan/tertentu. Seperti :
AFTA,APEC,EFTA,NAFTA,LAFTA,CACM,EEC dan lainnya.
o Perkembangan organisasi dan kerjasama ekonomi dan bisnis regional
semakin meningkat. Hal ini dapat mendorong jaringan bisnis regional
yang semakin intens, terutama dengan semakin berkurangnya
hambatan tarif barrier dan non tarif barrier serta adanya homogencity
characteristic regional.
o Sehubungan dengan perkembangan tersebut, maka sebagian ahli
ekonomi/perdangan/bisnis internasional menyarankan agar para
manajer bisnis internasional pada saat ini lebih baik bertindak dan
berfikir “act local, think regional and forget global”
(A.Rugman,2001:18)

2.3.2 Berdasarkan pada bidangnya, kerja sama antara negara dapat


dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

1. Kerja sama bidang ekonomi


Kerja sama bidang ekonomi adalah bentuk kerja sama yang
menitikberatkan pada kepentingan ekonomi negara-negara yang
melakukan kerja sama. Kerja sama ekonomi ini di antaranya:
o APEC (Asia Pasifi k Economis Corporation), yaitu kerja sama
ekonomi yang dilakukan negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik.
o MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa), yaitu kerja sama ekonomi yang
dilakukan oleh negara-negara di kawasan Eropa.

2. Kerja sama bidang sosial


Kerja sama bidang sosial adalah bentuk kerja sama antara negara yang
dilakukan dalam bidang sosial. Kerja sama sosial ini di antaranya:
o WHO (World Health Organization), yaitu kerja sama antara negara
anggota PBB dalam bidang kesehatan.
o UNICEF (United Nations Children and Education Fund), yaitu kerja
sama antara anggota-anggota PBB dalam menangani permasalahan
anak-anak.
o ILO (Internasional Labour Organization), yaitu organsasi
internasional yang bergerak dalam bidang perburuhan.

3. Kerja sama bidang pertahanan atau politik


Kerja sama bidang pertahanan atau politik adalah kerja sama yang
dilakukan dalam bidang pertahanan atau politik. Bentuk kerja sama ini
di antaranya:
o SEATO (South East Asia Treaty Organization), yaitu pakta militer
yang bertujuan untuk membendung komunisme di kawasan Asia
Tenggara.
o ANZUS (Australia, New Zeland, and United States), adalah pakta
militer yang bertujuan untuk membendung arus komunisme di
kawasan Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.
9

o NATO (North Atlantic Treaty Organization), adalah pakta pertahanan


militer yang bertujuan untuk membendung arus komunisme di
kawasan Atlantik Utara.
o CENTO (Central Treaty Organication), adalah pakta militer yang
bertujuan untuk membendung komunisme di Timur Tengah. Pakta
militer ini dikenal juga dengan sebutan yang terkenal dengan Pakta
Baghdad.
o Pakta Warsawa, yaitu pakta militer yang dibentuk oleh Uni Soviet
untuk membendumg pengaruh Amerika di Eropa Timur.

2.4 Badan-Badan Kerja Sama Antarnegara di Bidang Ekonomi

Dalam rangka meningkatkan kerja sama ekonomi internasional, dibentuklah


badan-badan kerja sama ekonomi internasional.

2.4.1 Badan Kerja Sama Regional

1 ) ASEAN ( Association of South East Asian Nation Nation)


ASEAN adalah organisasi yang bertujuan mengukuhkan kerja sama regional
negara-negara di Asia Tenggara. ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di
Bangkok oleh lima negara pendiri ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura, dan Thailand. Pada perkembangannya, lima negara Asia Tenggara lainnya
yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam ikut bergabung
dalam ASEAN. ASEAN dalam menjalankan tugas-tugasnya dengan melibatkan
komite di berbagai bidang. Berikut ini komite-komite yang dilibatkan ASEAN.
a) Committe on Food Agriculture and Forest (Komite Bahan Makanan, Pertanian, dan
Kehutanan).
b) Committe on Trade and Tourism (Komite Perdagangan dan Pariwisata).
c) Committe on Finance and Banking (Komite Keuangan dan Perbankan).
d) Committe on Industry, Mining, and Energi (Komite Industri, Pertambangan, dan
Energi).
e) Committe on Transportation and Comunication (Komite Transportasi dan
Komunikasi).
f) Committe on Cultural and Information (Komite Kebudayaan dan Informasi).
g) Commite on Welfare Society and Development (Komite Kesejahteraan Rakyat dan
Pembangunan).

Selain membentuk komite-komite, ASEAN juga membangun proyek-proyek


yang ada di beberapa negara anggota. Bentuk proyek-proyek ASEAN seperti berikut
ini.
1) ASEAN Vaccine Project, yaitu proyek pabrik vaksin di Singapura.
2) ASEAN Copper Fabrication Project, yaitu proyek industri tembaga di Filipina.
3) Rock Salt Soda Ash Project, yaitu proyek pabrik abu soda di Thailand.
4) ASEAN Urea Project, yaitu proyek pabrik pupuk urea di Malaysia.
5) ASEAN Aceh Fertilizer Project, yaitu proyek pabrik pupuk urea amonia di
Nangroe Aceh Darussalam, Indonesia.
Kerja sama ekonomi ASEAN antara lain berupa membuka pusat promosi
ASEAN untuk kegiatan perdagangan, investasi dan pariwisata di Tokyo;
menyediakan cadangan keamanan pangan ASEAN, terutama beras untuk keperluan
darurat; menyelenggarakan pembangunan proyek-proyek industri, pabrik urea di
Malaysia, industri tembaga di Fhilipina, Pusri di Palembang-Indonesia, serta
membentuk kerja sama pengelolaan barang sejenis, seperti karet alam dan kopra.
Tujuan utama ASEAN:
10

• Meningkatkan stabilitas finansial terutama pada tingkat regional.


• Menghindari kemungkinan krisis keuangan di masa mendatang, serta
• menggalakkan perdagangan dan investasi melalui penurunan tarif.
Untuk mensejahterakan perekonomian negara-negara Asia Tenggara, ASEAN
melakukan beberapa langkah. Diawali dengan pengaturan penurunan tarif bersama
(CEPT/The Common Effective Prevential Tariff), ASEAN lantas melangkah lebih
mantap melalui penerapan kawasan perdagangan bebas ASEAN (AFTA) tahun 2003.
Tekad ASEAN pun semakin kuat dengan mengikrarkan pembentukan masyarakat
ASEAN 2020 melalui Bali Concord II tahun 2003, yang berpilarkan komunitas
politik dan keamanan, ekonomi, dan komunitas sosial budaya. Pada tanggal 4 Mei
2007, para menteri ekonomi negara-negara anggota ASEAN mengadakan pertemuan
di Brunei Darussalam.
Pada pertemuan tersebut ditetapkan bahwa penggabungan ekonomi di antara
negara-negara anggota akan membentuk pasar dan basis produksi tunggal yang
memungkinkan aliran bebas barang, jasa, modal, investasi, dan pekerja terampil.
Sekarang ini, ASEAN akan berkiprah semakin besar di bidang ekonomi dan
membangun jaringan kerja sama yang semakin luas melampaui batas-batas Asia
Tenggara. Lebih dari itu ASEAN akan menjadi sebuah komunitas terintegrasi.
2 ) AFTA ( ASEAN Free Trade Area Area)
AFTA atau kawasan perdagangan bebas ASEAN adalah forum kerja sama
antarnegara ASEAN yang bertujuan menciptakan wilayah perdagangan bebas di
seluruh kawasan ASEAN. Konsep perdagangan bebas ini antara lain meliputi
penghapusan atau penurunan tarif perdagangan barang sesama negara ASEAN
sehingga menurunkan biaya ekonomi. Pembentukan AFTA berawal dari pertemuan
anggota ASEAN pada KTT ASEAN ke-4 di Singapura pada Januari 1992.
Berikut ini beberapa tujuan AFTA, yaitu :
a) Meningkatkan spesialisasi di negara-negara ASEAN.
b) Meningkatkan ekspor dan impor baik bagi ASEAN ataupun di luar ASEAN.
c) Meningkatkan investasi bagi negara ASEAN.

3 ) APEC ( Asia Pacific Economic Cooperation Cooperation).


APEC merupakan forum kerja sama negara di kawasan Asia Pasifik untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, perdagangan, dan investasi di antara sesama
negara anggota. Keberadaan APEC atas prakarsa Bob Hawke (perdana menteri
Australia). Pertemuan pertama diadakan pada bulan Januari 1989 di Canberra,
Australia yang dihadiri oleh 12 negara, yaitu enam negara anggota ASEAN, Kanada,
Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang, yang secara
resmi menyepakati pendirian APEC. Pada waktu pertemuan tersebut telah disetujui
beberapa hal, antara lain:
• APEC didirikan bukan menjadi suatu blok perdagangan;
• Segala pemikiran dan pertimbangan akan diberikan pada diversifikasi yang
ada di kawasan Asia Pasifik; serta
• Kerja sama ini akan terpusat pada hal-hal praktis yang bertujuan menguatkan
saling ketergantungan ekonomi di kawasan Asia Pasifik.
Pertemuan kedua pada bulan Juni 1990 di Singapura, ke-12 negara APEC
sepakat membentuk tujuh kelompok kerja yang bertugas mengumpulkan data tentang
perkembangan terakhir perekonomian negara anggota, antara lain bidang jasa,
investasi, pengalihan teknologi, perkembangan sumber daya manusia, kerja sama
energi, sumber daya laut, dan telekomunikasi. Program kerja sama lain yang turut
digarap adalah pariwisata, transportasi,dan pengembangan usaha perikanan.
11

Pertemuan ketiga pada bulan November 1991 di Seoul, Korea Selatan,


menghasilkan kesepakatan masuknya Cina, Hongkong dan Taiwan sebagai anggota
baru APEC. Pertemuan keempat pada bulan September 1992 di Bangkok, Thailand.
anggota APEC sepakat membentuk sekretariat APEC yang bermarkas di Singapura.
Pada KTT-APEC pertama di Seattle, Amerika Serikat pada bulan November
1993 disepakati penambahan anggota baru, yaitu Mexico, Papua Nugini dan Cile.
Dalam KTT-APEC yang pertama ini juga dinyatakan tentang visi APEC, yaitu untuk
mewujudkan komunitas ekonomi Asia Pasifik yang berdasarkan semangat
keterbukaan dan kemitraan, serta upaya kerja sama untuk menghadapi tantangan
perubahan, pertukaran barang, jasa dan investasi secara bebas, pertumbuhan ekonomi
yang luas serta standar kehidupan dan pendidikan yang jauh lebih tinggi, dan
pertumbuhan yang berkesinambungan dengan memperhatikan aspek-aspek
lingkungan.
Tujuan dari APEC tertuang dalam Deklarasi Bogor pada tahun 1994, yaitu
menetapkan kawasan APEC sebagai kawasan perdagangan dan investasi bebas dan
terbuka yang berlaku paling lambat tahun 2020. Untuk negara anggota yang termasuk
dalam kategori negara maju, kawasan bebas dan terbuka harus sudah terealisasi
paling lambat 2010. Untuk mencapai tujuannya, APEC dalam melakukan kegiatannya
selalu berlandaskan pada prinsip kesepakatan bersama yang sifatnya tidak mengikat,
dialog terbuka, serta prinsip saling menghargai pandangan dan pendapat seluruh
anggota. Keputusan yang diambil oleh APEC dibuat berdasarkan konsensus dan
kesepakatan yang sifatnya sukarela.
Indonesia merupakan salah satu negara pencetus APEC. Indonesia pernah
menjadi tuan rumah pertemuan pemimpin APEC II di kota Bogor pada tahun 1994.
Keikutsertaan Indonesia dalam forum APEC diharapkan dapat memberikan dampak
positif bagi perekonomian nasional, investasi, dan perdagangan internasional. Selain
itu, keanggotaan Indonesia juga diharapkan dapat memperlancar dan mempererat
kerja sama nonekonomi antarsesama negara anggota padatingkat bilateral maupun
multilateral.

4 ) EU ( European Union Union)


European Union atau Uni Eropa adalah organisasi kerja sama regional di
bidang ekonomi dan politik negara di Eropa. Pembentukan EU berawal dari
penandatanganan Traktat Roma tentang pendirian komunitas energi atom (European
Atomic Energi Community) dan komunitas Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE).
Lembaga-lembaga tersebut pada tanggal 1 Juli 1967 bergabung menjadi satu
organisasi yaitu Masyarakat Eropa (ME) dan kemudian pada tahun 1993 menjadi Uni
Eropa. Kegiatan Uni Eropa pada awalnya hanya terbatas di bidang perdagangan.
Akan tetapi sejalan dengan pertambahan anggota Uni Eropa, berkembang pula bentuk
kerja sama itu.
Kerja sama tersebut adalah dalam bidang ekonomi yang lebih luas, seperti
kebijakan perpajakan, perindustrian, pertanian, dan politik. Upaya ini dilanjutkan
dengan membentuk pasaran bersama, sebuah perjanjian untuk menghapus halangan
terhadap mobilitas faktor produksi sesama negara anggota Uni Eropa. Anggota Uni
Eropa terdiri atas 27 negara. Negara-negara anggota UE terdiri atas: Irlandia, Inggris,
Prancis, Portugal, Spanyol, Italia, Yunani, Austria, Belgia, Luksemburg, Jerman,
Belanda, Denmark, Swedia, Finlandia, Polandia, Ceko, Hongaria, Slovenia, Siprus,
Malta, Slovakia, Latvia, Lithuania, Estonia, Rumania, Bulgaria.
5 ) EFTA ( European Free Trade Area Area)
12

EFTA didirikan pada tahun 1959 sebagai lembaga kerja sama ekonomi antara
negara-negara Eropa yang tidak termasuk MEE. Negara anggota EFTA terdiri atas
Austria, Swiss, Denmark, Norwegia, Swedia, dan Portugal.
6 ) ADB ( Asian Development Bank )
ADB atau Bank Pembangunan Asia, didirikan tanggal 19 Desember 1966.
ADB berpusat di Manila, Filipina. Tujuan didirikan ADB adalah untuk membantu
negara-negara Asia yang sedang membangun dengan cara memberikan pinjaman
lunak, yaitu dengan masa pembayaran dalam jangka panjang serta bunga yang
rendah.

2.4.2 Badan Kerja Sama Ekonomi Multilateral

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa kerja sama ekonomi


multilateral adalah kerja sama ekonomi antara dua negara atau lebih yang tidak
dibatasi oleh wilayah atau kawasan tertentu. Organisasi multilateral yang paling besar
adalah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). PBB adalah organisasi internasional yang
dianggap sebagai induk organisasi internasional lainnya. PBB didirikan pada tanggal
24 Oktober 1945, ditandai dengan penandatanganan Piagam PBB oleh negara
anggotanya. Tujuan utama PBB adalah menjamin perdamaian dunia, menjamin
berlakunya hak asasi manusia, serta berusaha meningkatkan kemajuan ekonomi dan
sosial masyarakat di seluruh dunia. Untuk melaksanakan perannya di seluruh dunia,
PBB membentuk lembaga perwakilan melalui Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic
and Social Council/ECOSOC). ECOSOC dalam menjalankan tugas-tugasnya dibantu
oleh organisasi-organisasi khusus PBB yang erat kaitannya dengan tugas-tugas
dewan.
Berikut ini organisasi khusus PBB yang berada di bawah ECOSOC maupun
yang ada kaitannya dengan dewan tersebut.
1 ) IMF ( International Monetary Found)
IMF atau Dana Moneter Internasional adalah lembaga keuangan internasional
yang didirikan untuk menciptakan stabilitas sistem keuangan internasional. IMF
didirikan pada tanggal 27 Desember 1945. Markas besar IMF berada di Washington
DC, AS. IMF didirikan dengan beberapa tujuan berikut ini:
a) Meningkatkan kerja sama keuangan atau moneter internasional dan memperlancar
pertumbuhan perdagangan internasional yang berimbang.
b) Meningkatkan stabilitas nilai tukar uang dan membantu terciptanya lalu lintas
pembayaran antarnegara.
c) Menyediakan dana bantuan bagi negara anggota yang mengalami defisit yang
bersifat sementara dalam neraca pembayaran.
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai IMF, maka kegiatan-kegiatan utama
IMF terdiri atas hal-hal berikut ini.
a) Memonitor kebijakan nilai tukar uang negara anggota.
b) Membantu negara anggota mengatasi masalah yang berkaitan dengan neraca
pembayaran.
c) Memberikan bantuan teknis dan pelatihan dalam rangka meningkatkan kapasitas
institusi serta sumber daya manusianya.
Bantuan juga diberikan untuk mendesain dan mengimplementasikan kebijakan
makroekonomi serta perubahan struktural yang relatif.
2 ) IBRD ( International Bank for Reconstruction and Development )
13

IBRD disebut juga World Bank atau Bank Dunia. IBRD merupakan
organisasi pemberi kredit kepada negara-negara anggota untuk tujuan pembangunan.
IBRD didirikan pada tanggal 27 Desember 1947 dan berkedudukan di Washington
DC, Amerika Serikat. IBRD berusaha mengumpulkan dana dari para anggota untuk
dipinjamkan kepada para anggota yang memerlukan dana untuk
pembangunan.Pinjaman yang dibiayai oleh IBRD hanya ditujukan untuk
proyekproyek yang positif.
3 ) WTO ( World Trade Organization )
WTO atau organisasi perdagangan dunia adalah organisasi internasional yang
bertugas untuk menata dan memfasilitasi lalu lintas perdagangan antarnegara serta
mengatasi perselisihan perdagangan antarnegara. WTO dibentuk pada tahun 1995
sebagai pengganti dari General Agreement on Tariff and Trade (GATT). GATT me-
rupakan persetujuan umum tentang tarif dan perdagangan yang dibentuk tahun 1947.
Tujuan didirikannya GATT ialah untuk mengurangi hambatan perdagangan
antarnegara dengan memerhatikan kepentingan negara yang melakukan transaksi
perdagangan. GATT dibubarkan di Jenewa, Swiss pada tanggal 12 Desember 1995.
Pembubaran GATT dilakukan setelah organisasi ini berjalan berdampingan dengan
WTO. WTO didirikan untuk melaksanakan tugas-tugas berikut ini.
a) Memantau pelaksanaan perjanjian dagang.
b) Mengevaluasi kebijakan perdagangan nasional negara anggota.
c)Sebagai forum negoisasi perdagangan dan aktif menangani setiap konflik
perdagangan yang terjadi.
d) Memberikan bantuan teknik dan pelatihan untuk negara-negara berkembang.
e)Melakukan kerja sama dengan organisasi internasional lainnya.

4 ) FAO ( Food and Agricultural Organization Organization)


FAO adalah organisasi internasional yang bergerak di bidang pangan dan
pertanian. FAO didirikan tanggal 16 Oktober 1945 dan berkedudukan di Roma, Italia.
Tujuan didirikannya FAO untuk meningkatkan jumlah dan mutu pangan serta
menyelenggarakan persediaan bahan makanan dan produksi agraris internasional.
Indonesia sebagai anggota FAO pernah menerima penghargaan atas keberhasilannya
dalam meningkatkan produksi beras.
5 ) IFC ( International Finance Corporation Corporation)
IFC merupakan bagian dari Bank Dunia. IFC bertugas memberikan bantuan
modal kepada pengusaha-pengusaha swasta yang dijamin pemerintahannya serta
membantu menyalurkan investasi luar negeri ke negara-negara sedang berkembang.
IFC berdiri pada tanggal 24 Juli 1956 dan pusatnya di Washington, Amerika Serikat.
6 ) ILO ( International Labour Organization Organization)
ILO atau Organisasi Perburuhan Internasional yang bertugas mempromosikan
keadilan sosial serta hak buruh. ILO dibentuk oleh Liga Bangsa-Bangsa Melalui
Traktat Versailes (Treaty of Versailles) pada tahun 1919. Prinsip yang digunakan ILO
sebagai dasar kegiatannya adalah perdamaian abadi dapat dicapai jika didasarkan
pada keadilan sosial. ILO sebagai salah satu organisasi perburuhan dunia akan
memperjuangkan hal-hal berikut ini.
a) Penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM).
b) Standar hidup yang lebih baik.
c) Kondisi kerja yang manusiawi.
d) Kesempatan kerja.
14

e) Keamanan ekonomi.
Adapun produk yang dihasilkan ILO baik berupa peraturan atau kesepakatan
antara pengusaha dan pekerja, terdiri atas hal-hal berikut ini.
a) Batasan lama bekerja ialah 8 (delapan) jam/hari.
b) Perlindungan terhadap tenaga kerja wanita (ibu) yang sedang hamil.
c) Pengaturan tentang pekerja anak-anak.
d) Peningkatan keselamatan kerja.
e) Penciptaan kondisi kerja yang kondusif.
ILO memiliki dua lembaga penting dalam melaksanakan kegiatannya yakni
Lembaga Studi Perburuhan dan Pusat Pendidikan Internasional. Lembaga Studi
Perburuhan menyelenggarakan pendidikan dan riset tentang kebijakan sosial dan
perburuhan. Adapun pusat pendidikan internasional menyediakan program hasil
rancangan para direktur dan ahli lainnya yang memimpin lembaga kejuruan dan
teknis. ILO dalam menjalankan kegiatannya juga menjalin kerja sama baik dengan
pemerintah, pengusaha, dan organisasi pekerja. Kerja sama ini dilakukan melalui
proyek promosi tenaga kerja, pengembangan SDM, produktivitas, hubungan industri,
dan pendidikan bagi pekerja.
7 ) UNDP ( United Nations Development Program )
UNDP adalah organisasi di bawah PBB yang bertugas memberikan
sumbangan untuk membiayai program-program pembangunan terutama bagi negara-
negara yang sedang berkembang. UNDP dibentuk pada bulan November 1965.
8 ) UNIDO ( United Nations Industrial Development Organization Organization)
UNIDO merupakan organisasi pembangunan PBB yang bertujuan untuk
memajukan perkembangan industri di negara-negara berkembang yaitu dengan
memberikan bantuan teknis, program latihan, penelitian, dan penyediaan informasi.
UNIDO didirikan pada tanggal 24 Juli 1967. UNIDO berkedudukan di Wina, Austria.
Selain organisasi-organisasi ekonomi di atas terdapat pula organisasi internasional
lainnya yang berkaitan dengan bidang ekonomi. Akan tetapi organisasi tersebut tidak
berada di bawah naungan PBB.
9 ) OPEC ( Organization of Petroleum Exporting Countries)
OPEC adalah organisasi negara-negara pengekspor minyak. OPEC didirikan
atas prakarsa lima negara produsen terbesar minyak dunia, yaitu Iran, Irak, Kuwait,
Arab Saudi, dan Venezuela, pada pertemuan tanggal 14 September 1960 di Baghdad,
Irak. OPEC berkedudukan di Wina, Austria. OPEC mempunyai beberapa tujuan
berikut ini.
a) Menyatukan kebijakan perminyakan antara negara-negara anggota.
b) Memenuhi kebutuhan dunia akan minyak bumi.
c) Menstabilkan harga minyak dunia.
d) Menentukan kebijakan-kebijakan untuk melindungi negara-negara anggota.
OPEC berupaya menstabilkan harga minyak di pasar internasional dan
menjamin kesinambungan pasokan minyak kepada negara-negara konsumen. Salah
satu cara untuk menjaga stabilitas pasar minyak internasional adalah melalui
penentuan kuota (batas tertinggi) produksi minyak berdasarkan kesepakatan negara
anggota. Misalnya, apabila permintaan minyak dunia meningkat atau salah satu
negara anggota OPEC mengurangi produksinya, maka negara anggota OPEC lain
dapat secara sukarela meningkatkan produksi minyaknya untuk menghindari lonjakan
harga yang tidak terkendali. Dalam perdagangan internasional, OPEC menguasai
55% minyak dunia. Karena itu OPEC memegang peranan penting dalam masalah
15

perminyakan internasional, terutama dalam hal menaikkan dan menurunkan tingkat


produksinya. Di samping itu OPEC juga terlibat aktif dalam usaha peningkatan
perdagangan internasional serta koservasi lingkungan. Negara-negara anggota OPEC
antara lain Arab Saudi, Irak, Iran, Kuwait, Venezuela, Nigeria, Uni Emirat Arab,
Qatar, Alberia, Indonesia, Aljazair, dan Lybia.
10) OECD ( Organization for Economic Cooperation and Development
Development)
OECD merupakan organisasi yang bergerak di bidang kerja sama ekonomi
dan pembangunan. OECD didirikan pada tahun 1961. Tujuan OECD adalah
membentuk kerja sama ekonomi antarnegara anggota. Anggota OECD antara lain
Amerika Serikat, Autralia, Austria, Kanada, Jepang, Meksiko, Denmark, Italia,
Prancis, Jerman, Belanda, Spanyol, Norwegia, Swedia, Swiss, Turki, Slowakia,
Polandia, Selandia Baru, Inggris, Luksemburg, Irlandia, Ceko, Portugal, Belgia,
Korea Selatan, Finlandia, Hongaria, dan Yunani.

2.5 Kerjasama Internasional dimana Indonesia berperan didalamnya

Keikutsertaan Indonesia dikancah internasional seringkali mendapatkan


apresiasi dari negara-negera sahabat, hal ini dikarenakan Indonesia senatiasa aktif
berkontribusi dilevel internasional utamanya dalam hal turut serta menciptakan
perdamaian dunia. Oleh sebab itu, seringkali Indonesia menduduki posisi-posisi
penting dalam organisasi internasional tersebut.

Macam – macam organisasi internasional dimana Indonesia memiliki andil


besar didalamnya:
1. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau yang dalam bahasa inggrisnya
disebut United Nations (UN) merupakan organisasi dilevel internasional yang
beranggotakan hampir seluruh negara-negera yang ada didunia. Organisasi ini
bertujuan untuk menjembatani hal-hal yang menyangkut perdamaian dunia,
keamanan internasional, hukum internasional, keadilan sosial, hak asasi manusia,
pengembangan ekonomi dan hal-hal lainnya. Hubungan Indonesia di PBB mengalami
pasang surut, Indonesia pernah aktif menjadi majelis umum, dewan keamanan, dewan
ekonomi dan sosial, dewan hak asasi manusia di PBB, selain itu Indonesia juga
pernah mundur dari PBB.
2. Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)
Salah satu contoh organisasi internasional yang diikuti Indonesia adalah Asia
Pacific Economic Cooperation (APEC) atau yang berarti kerjasama internasional
dibidang ekonomi yang beranggotakan beberapa negara diwilayah Asia Pasifik.
Organisasi ini didirikan pada tahun 1989 dan bertujuan untuk menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta menjalin hubungan yang lebih baik
didalam komunitas negara-negara dikawasan Asia Pasific. Indonesia memiliki peran
penting didalam APEC karena Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan
ekonomi ke-3 terbesar didunia setelah China dan Indonesia, selain itu Indonesia juga
pernah menjadi tuan rumah APEC tahun 1994 di Bogor dan 2013 di Bali.
3. Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, Indonesia merupakan negara
dengan penduduk muslim terbanyak didunia. Oleh sebab itu bukan sesuatu yang aneh
jika Indonesia telah menjadi anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) sejak tahun
1969. OKI sendiri merupakan sebuah organisasi internasional yang terdiri dari
berbagai negara yang memiliki perwakilan tetap di PBB. Saat ini organisasi OKI
beranggotakan 57 negara dan sebagian dari negara-negera tersebut bukanlah negara
16

dengan mayoritas penduduk muslim. Sebagai negara dengan penduduk muslim


terbesar didunia, Indonesia memiliki peran penting didalam OKI terlebih dalam
upaya menciptakan perdamaian dikawasan Timur Tengah.
4. The Group of Twenty (G20)
Organisasi internasional lainnya yang beranggotakan Indonesia adalah The
Group of Twenty (G20). Organisasi ini merupakan organisasi yang terdiri dari
negara-negara dengan perekonomian besar didunia (19 negara ditambah dengan Uni
Eropa). Tujuan dari G20 itu sendiri adalah sebagai wadah bagi negera-negara industri
dan berkembang untuk membahas permasalahan-permasalahan penting dalam
perekonomian dunia secara bersama-sama. Dikancah internasional, kelompok ini
terbilang elit karena notabene merupakan kelompok yang memberikan sumbangan
bagi 90% PNB (Pendapatan Nasional Bruto), 80% dari seluruh perdagangan dunia,
dan dua pertiga penduduk bumi.
5. Association of South East Asian Nations (ASEAN)
Keikutsertaan Indonesia dalam organisasi internasional tidak hanya dilevel
global melainkan juga dilevel regional. Indonesia merupakan satu dari sepuluh
anggota Association of South East Asia Nations (ASEAN) atau yang dalam bahasa
Indonesianya berarti Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asian Tenggara (Perbara).
Indonesia memiliki peran penting dalam organisasi internasional ini karena
merupakan salah satu pendiri terbentuknya organisasi ASEAN. Tujuan terbentuknya
ASEAN adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekomoni, keadilan sosial,
pengembangan budaya antara negara-negera anggota serta menjaga perdamaian dan
stabilitas dikawasan ASEAN.

2.6 Kerjasama Internasional yang pernah dilakukan Indonesia

Kerjasama internasional yang pernah dilakukan oleh negara Indonesia adalah


sebagai berikut:

a.Kerjasama Indonesia – Australia


Dari hasil kerjasama dengan Australia memiliki tujuan saling menguntungkan
dibidang pertanian dan di sector peternakan.Kerjasama bilateral Indonesia - Australia
di bidang Pertanian khususnya sector peternakan telah berlangsung dalam waktu yang
lama. Australia telah membantu Indonesia lebih dari 20 tahun untuk memberantas
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), dan kini Indonesia termasuk negara yang bebas
PMK dan diakui secara internasional. Australia juga telah membantu Indonesia
membangun Balai Penelitian Peternakan di Ciawi - Bogor.
Kerjasama di bidang pertanian antara Indonesia dan Australia diwadahi dalam
suatu Working Group yaitu WGAFC. Pada pelaksanaan Sidang WGAFC XI di
Melbourne, Ketua WGAFC Australia dipimpin Dr. Paul Morris, Executive Manager
of Market Access and Biosecurity-AFFA, sedangkan Ketua WGAFC XI Indonesia
adalah Dr. Delima Hasri Azahari. Struktur organisasi WGAFC terdiri dari 4 Task
Force yaitu (1) Task Force on Crops and Plant Products, (2) Task Force on
Agribusiness and Support System, (3) Task Force on Livestock and Animal Products,
(4) Quarantine Consultation.
b. Indonesia – Suriname
Pada bulan Juli 1991 telah berkunjung rombongan Menteri Sosial, Tenaga
Kerja dan Perumahan Rakyat Suriname kepada Menteri Pertanian RI, pokok
pembicaraan mengenai kemungkinan diadakan kerjasama 2 negara di bidang
pertanian. Kerjasama tersebut memiliki tugas membantu kesulitan-kesulitan
mengenai pertanian..
17

Pada bulan Juni 1993 telah berkunjung tim inventarisasi industri kelapa sawit
dan gula Indonesia ke Suriname dan merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk industri kelapa sawit Pemerintah Indonesia dapat membantu


Pemerintah Suriname dengan mengirimkan 1 (satu) orang tenaga ahli
agronomi dan 1 (satu) orang tenaga ahli di bidang teknik pengolahan kelapa
sawit dari swasta selama 6-12 bulan.
2. Di bidang industri gula, PT Barata Indonesia telah bersedia mengirimkan
tenaga ahlinya untuk merehabilitasi pabrik gula di Suriname.
3. Pemerintah RI mengundang teknisi Suriname di bidang industri gula dan
kelapa sawit untuk mengikuti program magang selama 1-2 bulan di PT
Perkebunan terkait.
4. Untuk pelaksanaan kerjasama tersebut Pemerintah RI bersedia menyediakan
tenaga ahlinya, sedangkan pendanaannya disarankan untuk mencari pinjaman
lunak dari negara donor misalnya anggota MEE dan Lembaga Keuangan
Internasional (Bank Dunia, dll).
c. Indonesia – Gambia
Dalam rangka kerjasama Selatan-selatan, Indonesia sejak dinyatakansebagai
negara yang berhasil dalam berswasembada pangan pada awal tahun 1982, telah
memberikan bantuan pertanian kepada 28 negara yang sedang berkembang
diantaranya 15 negara di Afrika termasuk Gambia untuk membantu meningkatkan
sektor pertanian rakyat antara lain dengan mengirim para petani dan pejabat negara-
negara Afrika tersebut untuk dilatih di Indonesia.Tujuannyaadalah semata-
matamembantu negara yang sedang berkembang dibidang pertanian.
Menteri Pertanian RI telah memutuskan memberikan bantuan berupa 4 unit
Hand tractors (power tiller), 400 buah cangkul dan 400 buah sabit. Bantuan ini
dianggarkan dalam DIP TA 2004 dan telah disampaikan kepada Gambia pada tahun
2004 dengan bantuan transportasinya berasal dari FAO.
d. Indonesia – Tanzania
Tanzania telah aktif turut serta dalam program KTNB yang diselenggarakan
Indonesia sejak tahun 1982. Sampai dengan program tahun 1995/1996 sudah tercatat
177 warga negara Tanzania yang mengikuti program KTNB. Program magang bagi
petani Tanzania sejak tahun 1990 - 1998 sebanyak 4 angkatan (28 orang petani dan 5
penyuluh peranian) ; Program pelatihan bagi pejabat pertanian Tanzania pada tahun
1995 sebanyak 2 orang (1 orang untuk Program Field Workshop on Agriculture
Extension dan 1 orang untuk Rice Production Technique Course).
Departemen Pertanian RI telah melaksanakan beberapa kerjasama teknik di
bidang pertanian diantaranya adalah program magang bagi petani Tanzania, Program
pelatihan bagi pejabat pertanian Tanzania, mendirikan Pusat Pelatihan Pertanian
Pedesaan Swadaya (P4S) atau Farmers Agriculture and Rural Training Center
(FARTC), serta pengiriman tenaga ahli pertanian Indonesia ke Tanzania. Pendirian
FARTC di desa Mkido-Morogoro-Tanzania merupakan kerjasama Pemerintah RI
dengan Pemerintah Jepang serta FAO Representative di Dar Es Salaam yang
bertujuan untuk memfasilitasi para petani Alumni Program Magang di Indonesia
sehingga diharapkan dapat memberikan/ menyebarluaskan pengalaman yang
diperoleh selama mengikuti program magang di Indonesia.
Pengiriman Tenaga Ahli :

a. Tahun 1995 telah dikirimkan 3 orang Tim Tenaga Ahli Indonesia ke Tanzania
yang terdiri dari 1 (satu) orang peneliti, 1 (satu) orang penyuluh, dan 1 (satu)
orang petani.
b. Tahun 1998 telah dikirimkan 3 orang tim teknis (1 orang petani, 1 orang
Teknisi Mekanisasi, dan 1 orang penyuluh) ke Zanzibar dan 2 orang Tim
18

teknis (Penyuluh Pertanian Senior / PPS) ke Tanzania. Pengiriman ke


Zanzibar bertujuan untuk membantu petani Zanzibar dengan melakukan Dem-
farm padi di desa Cheju, Zanzibar. Sedangkan yang ke Tanzania bertujuan
untuk membantu kegiatan Agricultural Training Centre di FATRC di Desa
Mkindo-Morogoro, Tanzania dengan bantuan dana dari TCP-FAO Roma.
c. Tenaga ahli Indonesia ke KATC (Kalimanjaro Agricultural Training Centre)
dalam proyek pelatihan dan pemanfaatan hewan (kerbau) di lahan
pertanian.Kerjasama ini dilaksanakan dengan konsep Tripartite Financing
Management dan Triangle Co-operation. Pengiriman pertama adalah
seorang expert dari petani pada bulan Oktober - Desember 1997, sedangkan
pada tahap berikutnya adalah 2 orang tenaga ahli pertanian pada bulan
Februari–April 1999.
Selain dari pengiriman tenaga ahli, pemerintah Indonesia juga telah
memberikan bantuan peralatan mesin pertanian berupa hand tractor sebanyak 2
(dua) buah yang merupakan realisasi kerjasama bilateral kedua negara di bidang
pertanian lainnya.
e. Indonesia – Madagaskar
Kerjasama dengan Pemerintah Madagaskar di bidang petanianmemiliki tugas
membantu negara madagaskar,Pemerintah Indonesia telah 2 kali mengirimkan tenaga
ahli Pertanian melalui Pola kerjasama Tripartit Indonesia – Jepang (JICA) –
Madagaskar. Tahun 2002 – 2003 2 (dua) orang tenaga ahli pertanian dan tahun 2004
– 2005 2 (dua) orang tenaga ahli pertanian Indonesia yaitu di bidang Rice Cultivation
dan Agriculture Machinary yang ditempatkan di daerah Ambatondrazaka.
Madagaskar sangat membutuhkan bantuan Indonesia terutama di bidang
pertanian dan mengharapkan keahlian dan kemajuan pertanian di Indonesia dapat
ditransfer ke Madagaskar, Madagaskar juga mengharapkan Indonesia untuk dapat
mempertimbangkan kembali membeli cengkeh Madagaskar dan Madagaskar akan
menawarkan harga khusus.
f. Indonesia – Fiji
Pemerintah Fiji mengharapkan bantuan dari Pemerintah Indonesia untuk
bidang pertanian. Permintaan bantuan pertanian diajukan oleh PM Fiji, Laisenia
Qarase kepada Presiden RI dalam pertemuan di KTT Johannesburg tahun 2002
Akhirnya beberapa bulan kemudian kerjasama terlaksana dengan tugas membantu
pemerintah Fiji dibidang pertanian yang sedang mengalami krisis pangan.
g. Indonesia – Papua New Guinea
Di bidang kerjasama teknik, PNG selama ini telah memanfaatkan dan
mengikuti secara aktif program-program "Kerjasama Teknik antara Negara
Berkembang (KTNB)" Indonesia. Program-program KTNB yang diikuti adalah di
bidang pertanian, perindustrian, perdagangan, pembangunan desa, pekerjaan umum
dan koperasi. Pemerintah PNG menghargai bantuan yang telah diberikan Pemerintah
Indonesia di bidang ini. Untuk mengembangkan sumberdaya manusia di masa yang
akan datang, Pemerintah PNG juga mengharapkan agar latihan yang diberikan selama
ini terus dapat dilanjutkan terutama di bidang pertanian.
Pada dasarnya kerjasama bilateral di bidang pertanian antara Indonesia - Papua
New Guinea belum dilakukan secara optimal. Dasar hubungan bilateral RI-PNG
mengacu pada Basic Arrangement yang ditandatangani oleh kedua negara pada tahun
1990 yang memiliki tugas saling membantu dibidang pertanian dan teknologi.
Pertemuan bilateral I RI-PNG dilaksanakan pada tanggal 12-13 Februari 2001, di
Jayapura, Irian Jaya, sebagai Review Basic Arrangement yang mengatur tentang
masalah-masalah di perbatasan kedua negara tahun 1990, yang telah diperpanjang
selama 1 (satu) tahun. Pada pertemuan tersebut telah dihasilkan kesepakatan-
19

kesepakatan untuk perubahan/usul-usul kedua negara antara lain tentang pengaturan


masalah-masalah pabean dan karantina.
h. Indonesia - Vanuatu
Pada tanggal 19 – 21 Februari 2001 Dubes RI telah mengadakan kunjungan
pamitan kepada sejumlah pejabat tinggi yang disertai juga oleh Delegasi Deptan dan
6 pengusaha. Pada kesempatan tersebut dibahas mengenai kemungkinan impor
ternak dan daging sapi dari Vanuatu serta tindak lanjut kemungkinan impor ternak
dan daging sapi dari Vanuatu serta tindak lanjut kemungkinan ekspor barang produksi
Indonesia ke Vanuatu. Kerjasama bilateral RI – Vanuatu di bidang peternakan, pada
tanggal 19 Februari 2001 di Vanuatu telah ditandatangani kesepakatan bilateral dalam
bentuk Record of Discussion antara Ditjen BP Peternakan dengan Ditjen Kementrian
Pertanian, Karantina, Kehutanan dan Perikanan Republik Vanuatu.Tugasnya
mempermudah import daging sapi dari Vanuatu dan eksport barang industri dari
Indonesia.
i. Kerjasama RI – Arab Saudi
Kunjungan Delegasi Bank Pertanian Saudi cabang Jeddah / 7-11 Pebruari
2005 menemui kesepakatan kerjasama tujuannya untuk menggali potensi kerjasama
bilateral antara kedua negara di bidang peternakan, perkebunan dan perikanan serta
juga melihat kemungkinan melakukan investasi di indonesia.
j. Kerjasama Indonesia – Belanda
Working Group on Agriculture ke-10 Indonesia – Belanda, 16 Juni 2005.
Merupakan tindak lanjut dari pertemuan ke-9 di Belanda. Pada pertemuan kali ini
Indonesia kembali mengusulkan kembali 4 bentuk kerjasama yang berpeluang untuk
memperoleh bantuan dari Pemerintah Belanda, yaitu : Support to the Merauke’s Rice
Seed Institute; Request for Dutch Support to the center for Alleviation of Poverty
through Secondary Crops/CAPSA; Improving the Control of Golden Potato Cyst
Nematoda; Development of Horticultural Organic Farming.
Dalam kerangka kerjasama antar swasta melalui Program for Cooperation
with Emerging Market (PSOM), pihak Belanda mengharapkan pelaku agribisnis
Indonesia untuk lebih aktif dalam mencari partner bisnisnya di Belanda. Berkaitan
dengan masalah import bibit kentang dari Belanda, pihak Belanda memahami
penjelasan Indonesia mengenai aturandan syarat impor bibit kentang ke Indonesia
yang harus pula mengikuti peraturan perkarantinaan yang berlaku.
Menindaklanjuti proyek PBSI (Programme Bilateral Sammenwerken
Indonesia)yang bertujuan untuk pengembangan capacity building penanganan
masalah-masalah perdagangan internasional/WTO, pihak Belanda menyetujui untuk
kelanjutan proyek tersebut dan mengharapkan Departemen Pertanian dan Departemen
Perdagangan dapat membuat dan memformulasikan proposal baru untuk kegiatan
tersebut
k. Kerjasama RI – Mesir
Joint Commission Meeting ke-4, Indonesia – Mesir / 18-19 Juni 2005. Sidang
yang berlangsung di Cairo menghasilkan beberapa kesepakatan yang dituangkan
kedalam Agreed Minutes yang ditandatangani oleh masing-masing Ketua delegasi.
Pada Sidang ini delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Perdagangan RI dan
delegasi Mesir dipimpin oleh Menteri Kerjasama Internasional Mesir.
Tugasnya adalah saling membantu dan saling mengungkan dibidang:

• Hubungan perdagangan
• Teknik dan ekonomi
• Industri
• Investasi
20

• Pariwisata
• Transportasi
• Bank Sentral
• Komunikasi, teknologi dan Informasi
• IPTEK
• Budaya, Pendidikan, Pemuda dan olah raga
• Kesehatan
• Pertanian
l. Kerjasama RI - Yaman
Sidang ke-1 Komisi Bersama Indonesia – Yaman, Yogyakarta 8-10 Agustus
2005. Pada Pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi (Senior Official Meeting-SOM) antara
kedua negara, dilaksanakan pada tanggal 8-9 Agustus 2005. Delegasi Indonesia
dipimpin oleh Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Dep. Luar Negeri RI dan
Delegasi Yaman dipimpin oleh Wakil Menteri Kerjasama Internasional, Kementrian
Perencanaan dan Kerjasama Internasional Republik Yaman. Delegasi dari
Departemen Pertanian diwakili oleh Sekretaris Jenderal Dep. Pertanian dan Kepala
Bagian Bilateral, Biro KLN.
Tugas kerjasama adalah saling membantu dan saling mengungkan dibidang:

• Ekonomi antara lain Perdagangan; Investasi; Industri; Perminyakan; Bank


Sentral dan Kelautan dan Perikanan.
• Sosial, kebudayaan dan IPTEK antara lain : Komunikasi; Pendidikan; Agama;
Tenaga
• Kerja; Budaya dan Pariwisata; Transportasi Udara; Transportasi Darat;
Transportasi Laut; Karsipan; Lingkungan Hidup; Pemberdayaan Perempuan
dan Pelatihan Kejuruan.

2.7 Dampak Kerja sama Ekonomi Antarnegara bagi perekonomian Indonesia

Kerja sama ekonomi yang telah dilakukan oleh bangsa Indonesia, baik yang
sifatnya regional maupun internasional, tentunya akan memberikan dampak bagi
perekonomian Indonesia. Berikut ini dampak dari kerja sama ekonomi antarnegara.

2.7.1 Dampak Positif Kerjasama Ekonomi Internasional terhadap


Perekonomian Negara Indonesia

a. Meningkatkan Keuangan Negara


Kerja sama ekonomi antarnegara dapat memberikan banyak manfaat bagi
Indonesia, salah satunya di bidang keuangan. Melalui kerja sama ini Indonesia
memperoleh bantuan berupa pinjaman keuangan dengan syarat lunak yang digunakan
untuk pembangunan. Dengan demikian, adanya pinjaman keuangan otomatis dapat
meningkatkan keuangan negara.
b . Membantu Meningkatkan Daya Saing Ekonomi
Kerja sama ekonomi dapat menciptakan persaingan yang sehat di antara
negara-negara anggota. Persaingan yang sehat ini dapat dilakukan dengan
meningkatkan kemampuan produsen tiap negara dalam menghasilkan produk-produk
yang mampu bersaing dengan negara-negara lain. Keberhasilan bersaing suatu negara
ditingkat regional dan internasional pada gilirannya akan meningkatkan
perekonomian negara yang bersangkutan.
c . Meningkatkan Investasi
Kerja sama ekonomi antarnegara dapat menjadi cara menarik bagi para
investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Banyaknya investor yang mau
21

menginvestasikan modalnya di Indonesia dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk


meningkatkan perekonomian dan pembangunan Indonesia. Selain itu, banyaknya
investasi dapat juga menambah lapangan kerja baru, sehingga jumlah pengangguran
dapat berkurang.
d . Menambah Devisa Negara
Kerja sama ekonomi antarnegara khususnya di bidang perdagangan dapat
meningkatkan devisa negara. Devisa diperoleh dari kegiatan ekspor barang. Semakin
luas pasar akan semakin banyak devisa yang diperoleh negara, sehingga dapat
memperlancar pembangunan negara.
e . Memperkuat Posisi Perdagangan
Persaingan dagang di tingkat internasional sangat berat. Hal ini disebabkan
adanya berbagai aturan dan hambatan perdagangan di setiap negara. Untuk itu perlu
adanya kerja sama ekonomi. Sehingga dalam kerja sama tersebut perlu dibuat aturan
per-dagangan yang menguntungkan negara-negara anggotanya. Dengan demikian
adanya aturan tersebut dapat memperlancar kegiatan ekspor dan impor dan
menciptakan perdagangan yang saling menguntungkan. Akibatnya posisi
perdagangan dalam negeri semakin kuat.

2.7.2 Dampak Negatif Kerjasama Ekonomi Internasional terhadap


Perekonomian Negara Indonesia

a. Ketergantungan dengan Negara Lain


Banyaknya pinjaman modal dari luar negeri daspat membuat Indonesia selalu
tergantung pada bantuan negara lain. Hal ini akan menyebabkan Indonesia tidak
dapat menggembangkan pembangunan yang lebih baik.
b . Intervensi Asing Terhadap Kebijakan Ekonomi Indonesia
Sikap ketergantungan yang semakin dalam pada negara lain, dapat
menyebabkan negara lain berpeluang melakukan campur tangan pada kebijakan-
kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Jika kebijakan-
kebijakan yang diambil pemerintah mendapat campur tangan negara lain, hal ini
dapat merugikan rakyat.
c . Masuknya Tenaga Asing ke Indonesia
Alih teknologi yang timbul dari kerja sama ekonomi antarnegara memberi
peluang masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia. Jika hal ini terjadi tenaga kerja
Indonesia menjadi tersingkir dan dampaknya terjadi banyaknya pengangguran.
d . Mendorong Masyarakat Hidup Konsumtif
Barang-barang impor yang masuk ke Indonesia mendorong masyarakat untuk
mencoba dan memakai produk-produk impor. Hal ini akan mendorong munculnya
pola hidup konsumtif.
22

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada beberapa catatan yang bisa diambil kesimpulan dalam bab ini, diantaranya
adalah :

1. Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu
negara dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat
dan untuk kepentingan negara-negara di dunia.
2. Faktor-Faktor Penyebab Kerja Sama Antarnegara diantaranya adalah karena
adanya perbedaan dan kesamaan. Perbedaan meliputi perbedaan sumber
daya alam, iklim dan kesuburan tanah, ilmu pengetahuan dan teknologi,
ideologi. Sementara karena kesamaan meliputi karena daya alam sumber,
keadaan wilayah (kondisi geografis), ideologi, agama.
3. Bentuk kerjasama internasional dibagi menjadi beberapa macam. Kerjasama
internasional dilihat dari bentuknya dibagi menjadi kerjasama ekonomi
bilateral, kerjasama ekonomi regional, kerjasama ekonomi
multilateral/internasional, kerjasama ekonomi multilateral regional.
Sementara dilihat dari bidangnya dibagi menjadi kerjasama bidang ekonomi,
kerjasama bidang sosial, kerja sama bidang pertahanan atau politik.
4. Badan-badan kerjasama antarnegara di bidang ekonomi meliputi
ASEAN,AFTA,APEC,EU,EFTA,ADB untuk wilayah regional.Sementara
untuk wilayah yang lebih luas atau multilateral meliputi
IMF,IBRD,WTO,FAO,IFC,ILO,UNDP,UNIDO,OPEC,OECD.
5. Kerjasama internasional dimana negara Indonesia ikut aktif didalamnya
meliputi PBB,APEC,OKI,G20,ASEAN.
6. Selain itu kerjasama internasional yang pernah dilakukan oleh negara
Indonesia adalah dengan negara seperti Australia, Suriname, Gambia,
Tanzania, Madagaskar, Fiji, Papua New Guinea,Vanuatu, Arab Saudi,
Belanda, Mesir, Yaman.
7. Dampak positif kerjasama ekonomi internasional terhadap perekonomian
negara Indonesia adalah untuk meningkatkan keuangan negara, membantu
meningkatkan daya saing ekonomi , meningkatkan investasi, menambah
devisa negara, memperkuat posisi perdagangan. Sementara dampak negatif
kerjasama ekonomi internasional terhadap perekonomian negara indonesia
adalah ketergantungan dengan negara lain, intervensi asing terhadap
kebijakan ekonomi indonesia, masuknya tenaga asing ke Indonesia,
mendorong masyarakat hidup konsumtif
3.2 Saran
Berdasarkan analisis yang telah disimpulkan, maka rekomendasi yang dapat penulis
berikan sebagai berikut :
1. Kepada Pemerintah
Kerjasama internasional dengan berbagai negara di seluruh dunia harus
ditingkatkan karena itu juga bisa meningkatkan perekonomian negara
serta keeratan dengan berbagai negara lain.
2. Kepada Pembaca
Berdasarkan analisis, meskipun kerjasama antarnegara juga
menguntungkan, namun disisi lain kerjasama tersebut juga ada kelemhan
yang bisa merugikan. Jadi setiap kerjasama internasional haruslah
difikirkan dahulu seta dikaji lebih dalam.
23

DAFTAR PUSTAKA

Ab’rachim, E.A. Perdagangan Internasional. Jakarta: Nobel Edumedia, 2009.

Adolef, Huala. 2005. Penyelesaian Sengketa Dagang Dalam WTO. Jakarta: Mandar Maju.

Adolf, Huala dan A. Chandrawulan. Masalah-Masalah Hukum dalam

Adolf, Huala. 1997. Hukum Ekonomi Internasional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1997.

Adolf, Huala. 2005. Hukum Perdagangan Internasional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

AK, Syahmin. Hukum Dagang Internasional: Dalam Kerangka Studi Analitis. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2004.

Ali, Zainuddin, Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

Anindita,Ratya; Reed, Michael R. 2009. Bisnis dan Perdagangan Internasional. Jakarta: Andi.

Anshari Siregar, Tampil. Metodologi Penelitian Hukum Penulisan Skripsi. Medan: Pustaka
Bangsa Press, 2005.

Asshiddiqie, Jimly. Menuju Negara Hukum yang Demokratis. Jakarta: PT Buana Ilmu
Populer, 2009.

Barutu, Christhophorus. Ketentuan Anti-Dumping, Subsidi, dan Tindakan Pengamanan


(Safeguard) dalam GATT dan WTO. Bandung: PT Citra

Boediono. Ekonomi Internasional. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE, 2013.

Bremmer, Ian. Akhir Pasar Bebas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010.

Budi Sasono, Herman. Manajemen Ekspor dan Perdagangan Internasional. Yogyakarta:


Penerbit Andi, 2013.

Chandrawulan, An An. Hukum Perusahaan Multinasional, Liberalisasi Hukum Perdagangan


Internasiona dan Hukum Penanaman Modal. Bandung: PT Alumni, 2014.

Internasional (WTO). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2004.

Perdagangan Internasional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994.

Wardana, Yohpi I; Effendi, Norman; Pramonodjati, M. Bayu. 2011. Sistem Penyelesaian


Sengketa WTO Cetakan Pertama. Jakarta: Direktorat Perdagangan, Perindustrian,
Investasi, dan Hak Kekayaan Intelektual & Direktorat Jenderal Multilateral Kemenlu
RI.

Wardana, Yohpi I; Effendi, Norman; Pramonodjati, M. Bayu. Sekilas WTO Edisi Keenam.
Jakarta: Direktorat Perdagangan, Perindustrian, Investasi, dan Hak Kekayaan
Intelektual & Direktorat Jenderal Multilateral Kemenlu RI.

19

Anda mungkin juga menyukai