Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SEJARAH PEMINATAN

Berjudul :
“PENTINGNYA BANGSA-BANGSA TERHIMPUN DALAM SATU UNITY, UNITED NATIONS (UN)”

Oleh :
MOCHAMAD AKMAL PRANTIAJI WIKANATHA
XI.9/21

1
DAFTAR ISI
Daftar isi………………………………………….............………………….......……...........3

Bab I: Pendahuluan
1.1 Latar Belakang………………………….………………..…...……….…..…..…......3
1.2 Rumusan Masalah……………………..………………………………………..…....4
1.3 Manfaat Penulisan. ......................................................................................................4

Bab II: Isi


2.1 Apa yang menjadi latar belakang dibentuknya PBB…….………………..........…….5
2.2 Makna penting didirikannya PBB………………………………………….………...5
2.3 Keuntungan Bangsa Indonesia menjadi Anggota PBB……………………...……….6
2.4 Makna pentingnya dibentuk Perserikatan Bangsa
Bangsa…………………………………………………………………………………….8
2.5 Keuntungan yang dapat dirasakan Bangsa Indonesia dari PBB dalam bidang
Kebudayaan…………………………………………………………………………13
2.6 Jasa PBB dalam Masa Perjuangan Bangsa Indonesia……………...……………..16

Bab III: Penutup


3.1 Kesimpulan.................................................................................................................19
3.2 Saran...........................................................................................................................19

Daftar Pustaka........................................................................................................................20

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perserikatan Bangsa Bangsa, merupakan organisasi internasional yang menghimpun
Bangsa-Bangsa di Dunia yang tunduk dalam aturan aturan yang dibuat untuk kepentingan
bersama yakni berupa tujuan mulia dari seluruh warga bangsa di dunia menuju tatanan
berkehidupan yang terorganisir dimana dalam aktifitasnya tidak lepas dari peraturan
peraturan yang melindungi kepentingan bangsa bangsa sedunia.
Tujuan seluruh warga Bangsa adalah tercapai perdamaian dunia, tidak ada konflik antar
negara yang tidak dapat diatasi secara adil, juga menghindari terjadinya penyimpangan hak
hak azazi manusia.
Pendirian Perserikatan Bangsa-Bangsa memunculkan wadah/lembaga/komisi dalam
organisasi PBB tersebut, yakni sesuai dengan jenis bidang yang diurusnya dengan tujuan
agar masing-masing wadah/lembaga dapat fokus dalam urusannya. Wadah-wadah tersebut
dapat diuraikan dalam beberapa wadah diantaranya ILO (Interbasional Labour
Organization), FAO (Organisasi Pangan & Pertanian), ILC (International Law
Commission), dan lain lain.
Persatuan bangsa-bangsa yang terhimpun dalam skala internasional tersebut sangat
diharapkan Bangsa Indonesia untuk dapat melindungi kepentingan Bangsa Indonesia dalam
kancah pergaulan Internasional.
Keikutsertaan Bangsa Indonesia di PBB dirasa sudah sesuai dengan tujuan Bangsa
Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 45 yakni “ Ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, Perdamaian Abadi dan Keadilan Sosial”
Hubungan Internasional sesuai dengan pandangan para tokoh pendiri bangsa ini
yakni menggunakan sistem “Bebas & Aktif” yang berarti bebas untuk berhubungan dengan
negara negara di Dunia namun terbatas sesuai rel yang diatur dalam sistim perundang-
undangan yang berlaku.
Bangsa Indonesia turut aktif dalam misi misi mulia yang diemban PBB guna
terciptanya perdamaain dunia sesuai cita cita luhur Bangsa Indonesia.

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang terumuskan adalah sebagai
berikut :

1. Apa yang menjadi latar belakang dibentuknya PBB


2. Apakah tujuan utama didirikannya PBB
3. Apa sajakah asas-asas PBB
4. Apakah makna pentingnya dibentuk Perserikatan Bangsa Bangsa
5. Apakah keuntungan yang dapat dirasakan Bangsa Indonesia dari PBB dalam bidang
kebudayaan
6. Jasa PBB dalam Masa Perjuangan Bangsa Indonesia

1.3 Manfaat Penelitian :

Ada pun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian berdasarkan rumusan
masalah diatas adalah:

1. Mendeskripsikan latar belakang dibentuknya PBB


2 Mendeskripskian tujuan utama dibentuknya PBB
3. Mendeskripsikan asas-asas PBB
4. Mendeskripsikan makna pentingnya dibentu Perserikatan Bangsa Bangsa
5. Mendeskripsikan keuntungan yang dapat dirasakan Bangsa Indonesia dari PBB
6. Mendeskripsikan Jasa PBB dalam Masa Perjuangan Bangsa Indonesia

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apa yang menjadi latar belakang dibentuknya PBB


Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terbentuk karena masing-masing warga bangsa
di dunia merasa senasib, sehingga mengikatkan diri dalam satu aturan yang bertujuan
tercapai segala kepentingan negara tersebut dalam PBB diantaranya merasa perlu
mendapatkan perlindungan atas hak-hak azazi manusia dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dalam skala hubungan internasional.
Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah organisasi internasional yang didirikan pada
tanggal 24 Oktober 1945 untuk mendorong kerjasama internasional. Badan ini merupakan
pengganti Liga Bangsa-Bangsa yang didirikan pasca Perang Dunia II untuk mencegah
terjadinya konflik serupa. Pada saat didirikan, PBB memiliki 51 negara anggota; saat ini
terdapat 193 anggota. Selain negara anggota, beberapa organisasi internasional, dan
organisasi antar-negara mendapat tempat sebagai pengamat permanen yang mempunyai
kantor di Markas Besar PBB, dan ada juga yang hanya berstatus sebagai pengamat. Palestina
dan Vatikan adalah negara bukan anggota (non-member states) dan termasuk pengamat
permanen (Tahta Suci mempunyai wakil permanen di PBB, sedangkan Palestina mempunyai
kantor permanen di PBB)

Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa terletak di New York, Amerika Serikat, dan


memiliki hak ekstrateritorialitas. Kantor utama lain terletak di Jenewa, Nairobi, dan Wina.
Organisasi ini didanai dari sumbangan yang ditaksir, dan sukarela dari negara-negara
anggotanya.

2.2 Tujuan utama dari dibentuknya PBB


PBB, dibentuk bukan karena tidak adanya orientasi yang ingin dicapai. Tujuan utama
dari dibentuknya PBB adalah :
 menjaga perdamaian dan keamanan dunia
 memajukan dan mendorong hubungan persaudaraan antarbangsa melalui
penghormatan hak asasi manusia
 membina kerjasama internasional dalam pembangunan bidang ekonomi,
sosial, budaya, dan lingkungan

5
 menjadi pusat penyelarasan segala tindakan bersama terhadap negara yang
membahayakan perdamaian dunia.
 menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan, bencana alam,
dan konflik bersenjata.

2.3 Asas-asas PBB:


Dalam menalankan fungsinya, PBB bergerak dengan dilandasi oleh sapta-asas yang
menjadi pedomannya untuk bergerak. Berikut merupakan asas-asas dari PBB :

1) PBB didirikan atas dasar persamaan kedudukan dari semua anggota. Masing-
masing anggota mempunyai kedaulatan yang sama.

2) Semua anggota harus memenuhi kewajiban-kewajiban mereka dengan ikhlas


sebagaimana tercantum dalam piagam PBB. Tiap-tiap anggota dengan sepenuh
hati harus memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagaimana tercantum dalam
Piagam

3) Semua anggota akan menyelesaikan perselisihan internasional mereka secara


damai. Semua anggota harus menyelesaikan setiap persengketaan internasional
mereka dengan jalan damai sehingga tidak membehayakan
perdamaian,keamanan dan keadilan.

4) Dalam melaksanakan hubungan internasional setiap anggota harus menghindari


penggunaan ancaman dan kekerasan terhadap negar-negara lain.
Dalam perhubungan internasional semua anggota harus mencegah tindakan-tindakan
yang berupa ancaman atau kekerasan terhadap suatu daerah atau kemerdekaan politik
suatu negara yang bertentangan dengan tujuan-tujuan PBB.

5) Semua anggota harus membantu PBB dalam tindakan-tindakan yang diambilnya


berdasarkan ketentuan piagam PBB.
Semua anggota akan memberi bantuan apa saja yang diperlukan dan dijalankan oleh
PBB sesuai dengan ketentuan yang ada di dalam Piagam, serta tidak akan memberi

6
bantuan kepada negara manapun, jika PBB sedang menjalankan tindakan terhadap
negara itu.

6) PBB akan menjaga agar negara-negara yang bukan anggota bertindak sesuai
dengan asas-asas yang ditetapkan oleh PBB.
PBB menjamin bahwa negara-negara yang bukan anggota juga akan bertindak
selaras dengan dasar-dasar/asas-asas ini, sekedar perlu untuk mempertahankan
perdamaian dan keamanan internasional.

7) PBB tidak akan campur tangan masalah dalam negeri masing-masing negara
anggota.
PBB tidak dibenarkan untuk campur tangan dalam hal yang pokoknya termasuk
urusan rumah tangga dari suatu negara, atau akan memaksakan anggota-anggotanya
untuk menyelesaikan masalah tersebut menurut piagam ini, tetapi asas ini tidak
berarti akan membatalkan sesuatu tindakan untuk menjalankan peraturan
sebagaimana dimaksud dalam BAB VII Piagam PBB.

Selama Perang Dunia II, Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt memulai
pembicaraan mengenai badan penerus Liga Bangsa-Bangsa dengan Perdana Menteri Inggris
Winston Churchill di atas kapal perang Augusta di teluk New Foundland. Piagam
Perserikatan Bangsa-Bangsa disusun dalam sebuah konferensi pada April-Juni 1945. Piagam
ini mulai berlaku pada 24 Oktober 1945, dan maka PBB mulai beroperasi. Sidang
Umum yang pertama - dihadiri wakil dari 51 negara - baru berlangsung pada 10
Januari 1946 (di Church House, London).

Misi PBB untuk menjaga perdamaian dunia pada awalnya cukup sulit untuk dicapai
akibat Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. PBB berpartisipasi dalam
operasi militer di Korea dan Kongo, serta menyetujui pendirian negara Israel pada tahun
1947. Keanggotaan organisasi ini berkembang pesat setelah periode dekolonisasi pada tahun
1960-an, dan pada tahun 1970-an anggaran untuk program pembangunan ekonomi, dan
sosial jauh melebihi anggaran untuk pemeliharaan perdamaian. Setelah berakhirnya Perang
Dingin, PBB melancarkan misi militer, dan pemeliharaan perdamaian di berbagai belahan
dunia dengan hasil yang berbeda-beda.

7
PBB memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2001, dan beberapa
petugas, dan badannya juga telah memperoleh hadiah tersebut. Namun, terdapat perbedaan
pendapat mengenai efektivitas PBB. Beberapa komentator meyakini organisasi ini berperan
penting dalam menjaga perdamaian, dan mendorong pembangunan manusia, sementara
komentator yang lain merasa organisasi ini tidak efektif, korup, atau bias.

2.4 Makna pentingnya dibentuk Perserikatan Bangsa Bangsa

Makna terpenting dalam terbentuknya PBB adalah :

Menjaga perdamaian dunia, dimana pada awalnya cukup sulit untuk dicapai
akibat Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. PBB berpartisipasi dalam
operasi militer di Korea dan Kongo, serta menyetujui pendirian negara Israel pada tahun
1947. Keanggotaan organisasi ini berkembang pesat setelah periode dekolonisasipada tahun
1960-an, dan pada tahun 1970-an anggaran untuk program pembangunan ekonomi, dan
sosial jauh melebihi anggaran untuk pemeliharaan perdamaian. Setelah berakhirnya Perang
Dingin, PBB melancarkan misi militer, dan pemeliharaan perdamaian di berbagai belahan
dunia dengan hasil yang berbeda-beda.

PBB memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2001, dan beberapa
petugas, dan badannya juga telah memperoleh hadiah tersebut. Namun, terdapat perbedaan
pendapat mengenai efektivitas PBB. Beberapa komentator meyakini organisasi ini berperan
penting dalam menjaga perdamaian, dan mendorong pembangunan manusia.

Gambar 1.1

Eleanor Roosevelt dengan Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia pada tahun
1949.

8
Penegakan hak asasi manusia merupakan alasan utama untuk didirikannya PBB.
Kekejaman, dan genosida pada Perang Dunia II menyebabkan munculnya konsensus bahwa
organisasi baru ini harus bekerja untuk mencegah tragedi serupa pada masa mendatang.
Tujuan awal adalah menciptakan kerangka hukum untuk mempertimbangkan, dan bertindak
atas keluhan tentang pelanggaran hak asasi manusia. Piagam PBB mewajibkan semua
negara anggota untuk mempromosikan "penghargaan universal bagi, dan kepatuhan
terhadap, hak asasi manusia" dan mengambil "tindakan bersama dan terpisah" untuk itu.
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, meskipun tidak mengikat secara hukum, diadopsi
oleh Majelis Umum pada tahun 1948 sebagai satu standar umum keberhasilan untuk semua.
Majelis secara teratur mengambil isu-isu hak asasi manusia.

PBB dan lembaga-lembaganya adalah badan penting dalam menegakkan, dan


melaksanakan prinsip-prinsip yang diabadikan dalam Pernyataan Umum tentang Hak-Hak
Asasi Manusia. Salah satu contoh adalah dukungan oleh PBB untuk negara-negara dalam
transisi menuju demokrasi. Bantuan teknis dalam memberikan pemilu yang bebas, dan adil,
meningkatkan struktur peradilan, penyusunan konstitusi, pelatihan pejabat hak asasi
manusia, dan mengubah gerakan bersenjata menjadi partai politik telah memberikan
kontribusi signifikan terhadap demokratisasi di seluruh dunia. PBB telah membantu
pemilihan berjalan di negara-negara dengan sedikit atau tanpa sejarah demokrasi, termasuk
baru-baru ini di Afghanistan dan Timor Timur. PBB juga merupakan forum untuk
mendukung hak perempuan untuk berpartisipasi secara penuh dalam kehidupan politik,
ekonomi, dan sosial negara mereka. PBB memberikan kontribusi untuk meningkatkan
kesadaran konsep hak asasi manusia melalui perjanjian, dan perhatiannya terhadap
pelanggaran yang spesifik melalui Majelis Umum, resolusi Dewan Keamanan resolusi,
atau Mahkamah Internasional.

Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa yang didirikan pada tahun
2006 bertujuan untuk mengatasi pelanggaran hak asasi manusia. Dewan adalah penerus
Komisi Hak Asasi Manusia PBB, yang sering dikritik karena memberikan jabatan tinggi
kepada negara-negara anggota yang tidak menjamin hak-hak asasi warga negara mereka
sendiri. Dewan ini memiliki 47 anggota didistribusikan secara wilayah, dengan masing-
masing masa jabatan tiga tahun, dan tidak mungkin menjabat selama tiga kali berturut-
turut. Sebuah kandidat untuk Dewan Hak Asasi Manusia harus disetujui oleh mayoritas
Majelis Umum. Selain itu, dewan memiliki aturan ketat untuk keanggotaan, termasuk
peninjauan hak asasi manusia universal. Sementara beberapa anggota dengan catatan hak

9
asasi manusia yang dipertanyakan telah dipilih, hal ini lebih sedikit dari sebelumnya dengan
fokus peningkatan pada catatan hak asasi manusia masing-masing negara anggota

Hak beberapa 370 juta masyarakat adat di seluruh dunia juga merupakan suatu fokus
untuk PBB, dengan Deklarasi tentang Hak-Hak Masyarakat Adat yang disetujui oleh
Majelis Umum pada tahun 2007. Deklarasi ini menguraikan hak-hak individu, dan kolektif
untuk budaya, bahasa, pendidikan, identitas, pekerjaan, dan kesehatan, menyikapi isu-isu
pasca-kolonial yang dihadapi masyarakat adat selama berabad-abad. Deklarasi tersebut
bertujuan untuk mempertahankan, memperkuat, dan mendorong pertumbuhan adat, budaya
institusi, dan tradisi. Deklarasi ini juga melarang diskriminasi terhadap masyarakat adat, dan
mendorong partisipasi aktif mereka dalam hal-hal yang menyangkut masa lalu, masa
sekarang, dan masa depan mereka.

Dalam hubungannya dengan organisasi lain seperti Palang Merah, PBB


menyediakan makanan, air minum, tempat tinggal, dan pelayanan kemanusiaan lainnya
untuk orang-orang yang menderita kelaparan, pengungsi akibat perang, atau yang terkena
bencana lainnya. Cabang kemanusiaan utama dari PBB adalah Program Pangan Dunia (yang
membantu pakan lebih dari 90 juta orang di 73 negara), kantor Komisaris Tinggi untuk
Pengungsi dengan proyek-proyek di lebih dari 116 negara, serta proyek-proyek penjaga
perdamaian di lebih dari 24 negara.

PBB terlibat dalam mendukung pembangunan, Badan Program


Pembangunan (UNDP) adalah sumber multilateral terbesar untuk bantuan hibah teknis di
dunia. Organisasi seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), UNAIDS, dan Dana Global
untuk Memerangi AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria merupakan lembaga pemimpin dalam
pertempuran melawan penyakit di seluruh dunia, terutama di negara-negara miskin. Dana
Kependudukan PBB merupakan penyedia utama layanan reproduksi. 32 agen PBB yang
bertujuan untuk memajukan pembangunan mengkoordinasi usaha-usaha mereka
lewat Kelompok Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNDG.

PBB juga mempromosikan pengembangan manusia melalui berbagai instansi terkait,


terutama oleh UNDP. Kelompok Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF),
misalnya, bersifat independen, dan merupakan badan khusus, dan pengamat dalam kerangka
PBB, menurut suatu perjanjian pada tahun 1947. Mereka awalnya dibentuk terpisah dari
PBB melalui Perjanjian Bretton Woods tahun 1944.

10
PBB setiap tahun menerbitkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), beberapa
negara mengukur perbandingan peringkat oleh kemiskinan, melek huruf, pendidikan,
harapan hidup, dan faktor lainnya.

Selama masa hidup PBB, lebih dari 80 koloni telah mencapai kemerdekaan. Majelis
Umum mengadopsi Deklarasi tentang Pemberian Kemerdekaan kepada Negara, dan
Masyarakat Kolonial pada tahun 1960 tanpa suara yang menantang tetapi semua kekuatan
kolonial utama memilih abstain. Melalui Komite PBB tentang Dekolonisasi, yang didirikan
pada tahun 1962, PBB telah memfokuskan perhatian pada dekolonisasi. Hal ini juga
didukung negara-negara baru yang berdiri sebagai akibat dari inisiatif penentuan nasib
sendiri. Komite telah mengawasi dekolonisasi setiap negara lebih besar dari 20.000 km ² dan
menghapus mereka dari daftar PBB Wilayah Yang Tidak Memerintah Sendiri, selain Sahara
Barat, sebuah negara lebih besar dari Inggris yang baru dilepaskan oleh Spanyol pada tahun
1975.

PBB menyatakan, dan mengkoordinasi hari peringatan internasional, periode waktu


untuk mengamati beberapa isu atau masalah kepentingan internasional. Menggunakan
simbolisme PBB, sebuah logo yang dirancang khusus untuk tahun ini, dan infrastruktur
Sistem PBB, berbagai hari, dan tahun-tahun telah menjadi katalisator untuk mendorong isu-
isu kunci yang menjadi perhatian dalam skala global. Sebagai contoh, Hari Tuberkulosis
Sedunia, Hari Bumi dan Tahun Internasional Gurun dan Desertifikasi.

PBB dibiayai dari sumbangan yang dinilai, dan bersifat sukarela dari negara-negara
anggotanya. Majelis Umum menyetujui anggaran rutin, dan menentukan sumbangan untuk
setiap anggota. Hal ini secara luas berdasarkan kapasitas relatif kemampuan membayar dari
masing-masing negara, yang diukur dengan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) mereka,
dengan penyesuaian untuk utang luar negeri, dan rendahnya pendapatan per kapita.

Majelis telah membentuk prinsip bahwa PBB tidak boleh terlalu bergantung pada
salah satu anggota untuk membiayai operasinya. Dengan demikian, ada sebuah tingkat
"langit-langit", pengaturan jumlah maksimum sumbangan setiap anggota yang dinilai untuk
anggaran rutin. Pada bulan Desember 2000, Majelis merevisi skala penilaian untuk
mencerminkan keadaan global saat ini. Sebagai bagian dari revisi itu, plafon anggaran rutin
berkurang dari 25% menjadi 22%. AS adalah satu-satunya anggota yang telah memenuhi
langit-langit. Selain tingkat langit-langit, jumlah minimum yang dinilai untuk setiap negara

11
anggota (atau tingkat 'lantai') ditetapkan sebesar 0,001% dari anggaran PBB. Selain itu,
untuk negara-negara kurang berkembang (LDC), tingkat langit-langit 0,01% diterapkan.

Anggaran operasional saat ini diperkirakan sebesar $ 4.190.000.000 untuk periode


dua tahunan dari tahun 2008 sampai 2009, atau sedikit lebih dari 2 miliar dolar per tahun
(lihat tabel untuk kontributor utama).

Sebagian besar dari pengeluaran PBB adalah untuk misi inti PBB, yaitu perdamaian,
dan keamanan. Anggaran pemeliharaan perdamaian untuk tahun fiskal 2010-2011 adalah
sekitar $ 7 miliar, dengan sekitar 90.000 tentara dikerahkan di 14 misi di seluruh
dunia. Operasi perdamaian PBB didanai oleh penilaian, menggunakan formula yang berasal
dari dana biasa, tetapi termasuk biaya tambahan tertimbang untuk lima anggota tetap Dewan
Keamanan, yang harus menyetujui semua operasi penjaga perdamaian. Biaya tambahan ini
berfungsi untuk mengimbangi tarif penjaga perdamaian yang dikurangi dari negara-negara
kurang berkembang. Per 1 Januari 2008, 10 besar penyedia kontribusi keuangan yang dinilai
pada operasi penjaga perdamaian PBB adalah: Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris,
Perancis, Italia, Tiongkok, Kanada, Spanyol, dan Republik Korea.

Program PBB khusus yang tidak termasuk dalam anggaran rutin (seperti UNICEF,
WFP dan UNDP) didanai oleh sumbangan sukarela dari pemerintah negara anggota lainnya.
Sebagian besar sumbangan ini adalah kontribusi keuangan, tetapi beberapa adalah dalam
bentuk komoditas pertanian yang disumbangkan untuk membantu populasi yang
membutuhkan. Karena anggaran mereka bersifat sukarela, banyak dari lembaga-lembaga ini
menderita kekurangan dana selama resesi ekonomi. Pada bulan Juli 2009, Program Pangan
Dunia melaporkan bahwa ia telah dipaksa untuk memotong jasa karena dana tidak
mencukupi. PPD telah menerima hampir seperempat dari total yang dibutuhkan untuk tahun
keuangan 09/10.

Human Security Report mendokumentasikan penurunan jumlah perang, genosida,


dan pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) sejak akhir Perang Dingin, dan bukti,
meskipun tidak langsung, bahwa aktivisme internasional - kebanyakan dipelopori oleh PBB
- telah menjadi penyebab utama penurunan konflik bersenjata sejak akhir Perang Dingin.

12
2.5 Keuntungan yang dirasakan oleh Bangsa Indonesia dalam bidang kebudayaan

Dalam beberapa waktu ini telah terjadi klaim-mengklaim berbagai budaya Indonesia
oleh Malaysia.Setelah sekian lama, akhirnya perjuangan untuk mendapatkan pengakuan
UNESCO secara Internasional akhirnya tercapai juga.Dan atas pengakuan itu, Malaysia pun
seharusnya merasa malu.Berikut adalah budaya-budaya yang diakui oleh UNESCO sebagai
budaya Indonesia antara lain :

1. WAYANG KULIT.

UNESCO pada tanggal 7 November 2003 telah menetapkan bahwa wayang kulit
adalah warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia.Menteri Negara Kebudayaan dan
Pariwisata I Gede Ardika mengungkapkan, sejak 7 November 2003 lalu Organisasi
Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) telah mengakui wayang
sebagai World Master Piece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.

2. KERIS.

United Nation Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang


merupakan organisasi bidang pendidikan dan kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) MENGUKUHKAN KERIS INDONESIA sebagai karya agung warisan kemanusiaan

13
milik seluruh bangsa di dunia. "Dunia telah mengakui keberadaan keris Indonesia, sekaligus
mendapat penghargaan dunia sejak 25 November 2005,".

3. BATIK.

Perjuangan Indonesia untuk mendapatkan pengakuan dunia atas batik sebagai


warisan budaya asli Indonesia tidak sia-sia. United Nation Educational, Scientific and
Cultural Organization (UNESCO) telah mengukuhkan tradisi batik sebagai salah satu
budaya warisan dunia ASLI INDONESIA pada Oktober 2009 di Perancis.

4. LAGU RASA SAYANGE.

Rasa Sayange.

Reffrain : Rasa sayange... rasa sayang sayange...Eeee lihat dari jauh rasa sayang sayange

Bait: Mana kancil akan dikejar, kedalam pasar cobalah cari...Masih kecil rajin
belajar, sudah besar senanglah diriSi Amat mengaji tamat, mengaji Qur'an di waktu
fajar...Biar lambat asal selamat, tak kan lari gunung dikejarKalau ada sumur di ladang, boleh
kita menumpang mandi...Kalau ada umurku panjang, boleh kita berjumpa lagi

Pemerintah Malaysia akhirnya menyerah soal polemik lagu Rasa Sayange. Menteri
Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Malaysia Rais Yatim telah bertemu dengan Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik. Dalam pertemuan itu, MALAYSIA MENGAKUI
BAHWA LAGU RASA SAYANGE ADALAH MILIK INDONESIA. Ketua Umum DPP
Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI)
Dharma Oratmangun mengatakan, dalam kunjungan ke Malaysia, lahir kesepahaman antara
Jero Wacik dan Rais Yatim. "Persoalan lagu Rasa Sayange selesai. Secara de facto,
Malaysia mengakui itu milik Indonesia," kata Dharma pada tanggal 12 November 2007.

14
5. REOG PONOROGO.

Pemerintah Malaysia akhirnya MENGAKUI BAHWA REOG PONOROGO


ADALAH MILIK INDONESIA. Tetapi, memang kebudayaan tersebut telah disebarkan di
Johor dan Selangor oleh masyarakat Ponorogo yang tinggal di Malaysia sejak bertahun-
tahun lalu.
"Reog tetap masih MILIK BANGSA INDONESIA," ujar Duta Besar
Malaysia untuk Indonesia Zainal Abidin Mohammad Zin.
"Sejarahnya rakyat Ponorogo pernah hijrah ke Johor dan Selangor. Anak
cucu dari rakyat ini mengembangkan kebudayaan Reog Ponorogo yang mereka bawa
dari Ponorogo. Namun, tetap saja asal-usul budaya ini tetap MILIK BANGSA
INDONESIA," paparnya.

7. TARI PENDET.

Discovery Channel Singapore pun sudah meminta maaf atas kelalaian tersebut dan
menyatakan dengan jelas bahwa TARI PENDET ADALAH MILIK INDONESIA, BUKAN
MILIK MALAYSIA. Dengan demikian, Tari Pendet yang muncul di film promosi
Enigmatic Malaysia bukanlah promosi wisata Malaysia. Bukan juga diproduksi dan didanai

15
oleh kementerian pariwisata, kementerian kebudayaan Malaysia atau PH Malaysia, tapi
dibuat oleh Discovery Channel yang berbasis di Singapura.

2.6 Jasa PBB dalam Masa Perjuangan Bangsa Indonesia


Peranan pertama PBB bagi Indonesia sesuai dengan tujuannya untuk memelihara
perdamaian dunia dan keamanan internasional adalah :
1. Pembentukan Komisi Tiga Negara (KTN)

Pada tanggal 21 juli 1947 belanda melancarkan aksi polisionil yang dikenal „‟Agresi
Militer Belanda I‟‟. Tujuannya adalah untuk menguasai sarana sarana vital di Jawa dan
Madura. Jadi tujuan serangan tersebut untuk menduduki Jawa Barat, dan dari Surabaya
untuk menduduki Madura. Dalam waktu yang singkat wilayah RI dapat di ambil alih.
Negara Negara Arab, Inda, Burma, Australia juga merupakan Negara Negara yang paling
awal bersimpati kepada RI. Dengan berbagai usaha diplomatic dan kerjasama Internasional
mereka membela perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dukungan mereka dan keterampilan
delegasi Indonesia memperjuangkan hak kedaulatan bangsa berhasil menyudukan Belanda
dalam percaturan politik Internasional. India dan Australia berhasil membawa masalah
Indonesia ke Sidang Dewan Keamanan PBB.

a. Anggota Komisi Tiga Negara ada 3 Negara yaitu:


 Belgia (dipilih oleh Belanda) dipimpin oleh Paul Van Zeeland
 Australia (dipilih oleh Indonesia) dipimpin oleh Richard Kirby
 Amerika Serikat (dipilih oleh Indonesia dan Belanda) dipimpin oleh Dr. F. Graham

b. Tugas Komisi Tiga Negara


Tugas utama KTN adalah mengawasi secara langsung penghentian tembak
menembak sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB. Dengan demikian masalah
Indonesia menjadi masalah internasional.
KTN berhasil mempertemukan Indonesia dengan Belanda dalam pertemuan Renville

 Mengawasi secara langsung penghentian temabak menenmbak sesuai resolusi Dewan


Keamanan PBB.
 Memasang patok-patok wilayah status quo yg dibantu oleh TNI
 Mempertemukan kembali Indonesia Belanda dalam Perundingan Renville.

16
2. United Nations Temporary Executive Authority
United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) adalah sebuah badan
pelaksana sementara PBB yang berada di bawah kekuasaan Sekretaris Jendral PBB. UNTEA
dikepalai oleh seorang yang diangkat oleh Sekjen PBB dengan persetujuan antara Indonesia
dan Belanda dan bertugas menjalankan pemerintahan Irian Baratdalam waktu satu tahun.
UNTEA dibentuk karena terjadinya konflik antara Indonesia
dan Belanda dalam permasalahan status Irian Barat, sehingga badan ini merupakan
pengawas di Irian Barat setelah Persetujuan New York.

a.Tugas Tugas UNTEA :

 Menerima penyerahan pemerintahan atau wilayah Irian Barat dari pihak


Belanda
 Menyelenggarakan pemerintahan yang stabil di Irian Barat selama suatu
masa tertentu.
 Menyerahkan pemerintahan atas Irian Barat kepada pihak Republik
Indonesia.
 Menerima penyerahan pemerintahan atau wilayah Irian Barat dari pihak
Belanda.Menyelenggarakan pemerintahan yang stabil di Irian Barat selama
suatu masa tertentu.Menyerahkan pemerintahan atas Irian Barat kepada pihak
Republik Indonesia.

b. Hasil
Untea berhasil mengembalikan Irian Barat kepada Indonesia pada tanggal 31
Desesmber 1962 di samping bendera PBB. Pemerintah RI menerima pemerintahan di Irian
Barat dari UNTEA mulai tanggal 1 Mei 1963.

3.United Nations Commisions for Indonesia (UNCI)

UNCI (United Nations Commisions for Indonesia) Badan perdamaian ini dibentuk
pada tanggal 28 Januari 1949 untuk menggantikan Komisi Tiga Negara yang dianggap gagal
mendamaikan Indonesia – Belanda (Belanda kembali melakukan Agresi Militer setelah P.
Renville)

a. Peranan UNCI
 Mengadakan Perundingan Roem Royen (7 Mei 1949) Pada 23 Agustus - 2
November 1949, UNCI Mengawasi perundingan Konferensi Meja Bundar
(KMB).

17
 Mengadakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag Belanda
Pada Maret 1949 mengundang delegasi Indonesia dan Belanda untuk memulai
pembicaraan
 UNCI mengadakan sidang pendahuluan yang diketuai oleh Merle Cohran
(wakil dari Amerika Serikat) pada tanggal 17 April 1949.
 Berhasil membawa Indonesia-Belanda ke dalam perundingan Roem-Royen.
 Mengawasi perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 23
Agustus-2 November 1949.

b. Hasil
UNCI dipimpin oleh Merle Cochran (Amerika Serikat) dibantu Critchley (Australia)
dan Harremans (Belgia). Hasil kerja UNCI di antaranya mengadakan Perjanjian Roem-
Royen antara Indonesia Belanda. Perjanjian Roem-Royen diadakan tanggal 14 April 1949 di
Hotel Des Indes, Jakarta. Sebagai wakil dari PBB adalah Merle Cochran (Amerika Serikat),
delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Roem, sedangkan delegasi Belanda
dipimpin oleh van Royen. Dalam perundingan Roem-Royen, masing-masing pihak
mengajukan statement.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PBB atau Perserikatan Bangsa Bangsa merupakan suatu lembaga yang menghimpun
Bangsa-Bangsa di Dunia dengan berbagai urusan yang dapat diatur dalam skala
internasional. Bergabungnya Indonesia menjadi salah satu anggota PBB jelas sangat
bermanfaat bagi keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.

3.2 Saran :
Bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan bernegara perlu bergabung dalam
satu wadah atau organisasi internasional agar aspirasi ataupun kepentingan bangsa dapat
disuarakan serta terjaminnya perlindungan tempat mengadukan suatu ketidak beresan atau
intervensi pihak lain, yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa
Indonesia yang pernah keluar dari keanggotaan PBB, sebaiknya dapat belajar dari
pengalaman masa lalu dimana keluar dari PBB berarti pula keluar dari pergaulan
internasional yang akhirnya hanya akan merugikan kepentingan Bangsa Indonesia sendiri.
Bangsa Indonesia perlu tetap aktif dalam setiap kegiatan atau misi mulia yang
dicanangkan PBB yakni ikut serta dalam menjaga perdamaian dunia, sehingga tercapai
tatanan dunia yang lebih baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Yusnawan, dan H. Mohamad Sodeli. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar ilmu politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Hapsari, Ratna, dan M. Adil. 2016 Sejarah untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Hapsari, Ratna, dan M. Adil. 2016 Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga. 2016

20

Anda mungkin juga menyukai