UKRAINA
Disusun oleh:
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM SARJANA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun tugas ini
dengan baik,selesai tepat waktu serta tanpa adanya kendala yang berarti.Tugas ini
membahas tentang uraian hasil riset mengenai kondisi konflik internasional antara
Rusia dan Ukraina beserta dasar hukumnya yang diberi judul “Analisis Kondisi
Konflik Internasional Antara Rusia dan Ukraina”
Kami selaku penulis menyadari bahwa penyusunan tugas analisis ini masih
belum sepenuhnya sempurnya,maka dari itu kami terbuka atas kritik serta saran
yang membangun kemampuan penulis agar pada tugas berikutnya kami bisa
menjadi lebih baik terkhusus dalam pembuatan tugas analisis.Semoga tugas ini
dapat bermanfaat bagi pembaca
Tim Penyusun
i
KATA PENGANTAR i
……………………………………………………………………...................
DAFTAR ISI ii
…………………………………………………..........................................................
BAB I Pendahuluan …………………………………………………………….. 1
…………………….
1.1 Latar Belakang 1
……………………………………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah 2
…………………………………………………………………....................
1.3 Tujuan Makalah …………………………………………………………….. 2
……………………
1.4 Manfaat Makalah ……………………………………………………………….. 3
….....................
BAB II Pembahasan 3
………………………………………………………………….……………….
2.1 Hukum Internasional yang dilanggar Ukraina beserta penjelasan dasar 3
hukumnya………….
5
2.2 Hukum Internasional yang dilanggar Rusia beserta penjelasan dasar hukumnya.
…………...
2.3 Bentuk Pelanggaran Hukum Internasional yang dilakukan oleh Negara pihak 5
ketiga dalam konflik Rusia Ukraina beserta dasar
hukumnya……………………………………………………….
BAB III Penutup 8
……………………………………………………………………...………………..
3.1 8
Kesimpulan……………………………………………………………………………
8
………………
3.2 Saran
………………………………………………………………………………………….
……..
DAFTAR PUSTAKA 9
………………………………………………………………..…………………
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Hubungan antara Ukraina dan Rusia sebagai negara atau suatu suku bangsa
memiliki masa lalu yang panjang,rumit,dan kadang diwarnai konflik antar keduanya
walaupun kita ketahui bersama bahwasannya ketika perang dingin terjadi sebelum
tahun 1990 Ukraina dan Rusia merupakan satu kesatuan negara federasi bernama Uni
Soviet yaitu sebuah negara yang sangat kuat pada masa itu,hingga pada akhirnya
antara tahun 1990 sampai 1991 Uni Soviet pecah menjadi negara baru yang bernama
Rusia dan Uni Soviet menghilangkan beberapa wilayahnya salah satunya yaitu
Ukraina.Bukan menjadi rahasia lagi bahwa kedua negara ini kerap terjadi konflik
diantara keduanya,termasuk konflik terbaru yang menjadi perbincangan hangat akhir-
akhir ini yaitu adanya invasi Rusia ke Ukraina atau yang kita kenal dengan adanya
konflik Rusia Ukraina
Konflik antara Rusia dan Ukraina sudah terjadi sejak dulu,dimana hal ini
dilatar belakangi oleh beberapa hal diantaranya dimulai pada tahun 1991 dimana Uni
Soviet dan Pakta Warsawa bubar dan ditahun yang sama ini Ukraina memberikan
suara unttuk memerdekakan diri dari Uni Soviet dalam keterangan referendum dan
pada saat itu upaya memerdekakan diri ini disetujui oleh Presiden Rusia pada masa
itu yaitu Boris Yeltsin selanjutnya Rusia,Ukraian,serta Belarusia membentuk
Commonwealth of Independent States(CIS),hal inilah yang menjadi awa mulai
terjadinya konflik antar kedua negara timur ini.Pembentukan CIS justru membuat
terjadinya perpecahan karena Ukraina menganggap bahwa CIS adalah upaya Rusia
untuk tetap dapat mengendalikan negara di bawah kekaisaran Uni Soviet atau Rusia
kemudian hal ini dapat diredam karena adanya perjanjian persahabatan yanh
ditandatangani oleh kedua negara pada Mei 1997
1
Hingga pada tahun 2014 hubungan antara Rusia dan Ukraina kembali
memanas dikarenakan muncul sebuah revolusi menentang supremasi Rusia,revolusi
juga turut membuka keinginan Ukraina untuk dapat bergabung dengan Uni
Eropa(UE) dan NATO,lantas hal ini membuat Putin marah dikarenaka jika Ukraina
bergabung dengan NATO maka akan memberikan ancaman tersendiri bagi negara
Rusia,hingga pada akhirnya Rusia benar-benar mengirimkan pasukan ke perbatasan
Ukraina.Disisi lain pemimpin dunia seperti presiden Amerika Serikat Joe Biden
memberi peringatan kepada Rusia tentang sanksi ekonomi Barat jika menyerang
Ukraina karena pada saat ini Amerika Serikat pro terhadap Ukraina,hal ini bukan
menjadi alasan untuk Rusia mengurungkan niatnya tersebut karena pada saat ini pula
Rusia justru melakukan Latihan militer besar besaran baik darat maupun laut serta
bekerja sama dengan sekutunya yaitu Belarusia yang dianggap sebagai upaya
persiapan sebelum mulai terjadinya konflik
Disisi lain Rusia membantah jika akan melakukan penyerangan,pada masa itu
Rusia meminta untuk mengajukan tuntutan keamanan yang terperinci kepada negara
barat dimana salah satunya yaitu meminta NATO menghentikan semua aktivitas
militer di Eropa Timur dan termasuk Ukraina hal ini dimaksutkan agar NATO tidak
menerima Ukraina serta negara-negara bekas Uni Soviet lainya sebagai anggota.Pada
15 Februari 2022 Putin Menegaskan kembali akan menarik pasukannya dari
perbatasan jika keinginannya tersebut dapat dipenuhi,namun disisi lain negara Barat
termasuk intelijin NATO di Eropa Timur menyebut bahwa Rusia mungkin saja akan
tetap menyerang Ukraina sewaktu waktu,dan benar saja Putin tiba-tiba
mengumumkan Donetsk(DPR) dan Luhansk(LPR) dua wilayah yang kontra
pemerintahan Ukraina sebagai negara merdeka dengan alasan untuk menjaga
perdamaian,hingga pada akhirnya Putin menandatangani dekrit mengirim pasukan ke
Ukraina serta melakukan sejumlah serangan di beberapa kota di Ukraina.
Konflik antara Ukraina dan Rusia ini telah menimbulkan keresahan tersendiri
bagi negara-negara lain selain dilihat dari sisi keamana dimana dapat memicu
2
terjadinya perang dunia 3 dilihat juga dari sisi ekonomi yang juga ikut terdampak
ditambah lagi pada masa pandemi sekarang ini.Konflik antar kedua negara ini
tentunya telah menimbulkan banyak korban jiwa serta melanggar beberapa Hukum
Internasional yang berlaku,konflik ini juga turut melibatkan beberapa negara pihak
ketiga yang meskipun tidak secara langsung ikut berkonflik namun turut serta
mendukung dalam membantu menyumbangkan alat-alat perang,maka perlu adanya
sebuah analisis yang mendalam mengenai konflik ini baik jika dilihat dari sisi
Ukraina,Rusia,maupun negara pihak ketiga.
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Makalah
3
1.4.Manfaat Makalah
3
BAB ll
PEMBAHASAN
Konflik yang kembali menjadi perbincangan hangat yaitu agresi militer rusia
ke ukraina yang dianggap berpotensi memicu terjadinya perang dunia ke 3 dilatar
belakangi karena adanya invasi besar besaran yang dilakukan rusia ke ukraina,invasi
ini dilakukan sebagai bentuk perlawanan rusia setelah sebelumnya pihak NATO
menolaka permintaan rusia untuk berhenti ikut campur atas segala urusan Eropa
Timur serta adanya upaya NATO untuk merekrut ukraina menjadi bagian dari
anggotanya dimana hal ini disambut baik oleh presiden ukraina Vadimir Zelenki yang
menyatakan keterpihakan secara jelas kepada NATO dan dunia barat,disisi lain ketika
Ukraina menjadi bagian dari NATO hal ini merupakan bentuk ancaman bagi rusia
sehingga hal inilah yang memicu rusia melakukan invasi untuk menduduki kekuasaan
di Ukraina.
Konflik antara 2 negara ini telah memakan banyak korban jiwa dari kedua
belah pihak,serta tidak berhenti sampai disitu tindakan-tindakan yang dilakukan baik
Ukraina maupun Rusia merupakan bentuk dari kejahatan perang serta melanggar dari
adanya hukum internasional yang berlaku seperti planggaran terhadap konvensi
Jenewa yang merupakan bagian dari Hukum Internasional yang juga dikenal sebagai
hukum kemanusiaan dalam konflik bersenjata,hukum kemanusiaan sendiri diartika
sebagai serangkaian Hukum Internasional yang mengatur apa yang boleh dan tidak
boleh dillakukan dalam konflik berrsenjata,dimana konflik jenewa ini terdiri dari 4
konvensi serta 3 protokol tambahan diantaranya protokol pertama memberikan
perlindungan bagi warga sipil dan juga militer serta petugas kemanusiaan di tengah
peran,protokol kedua membahas perlindungan bagi korban yang terjebak di tengah
perang, misal perang saudara. Aturan ini tidak berlaku untuk kerusuhan dalam
5
demonstrasi atau tindak kekerasan yang terpisah,protokol ketiga pada Desember 2005
mengadopsi aturan tentang perlindungan terhadap lembaga palang merah atau bulan
sabit,konvensi pertama: Konvensi ini melindungi tentara yang terluka dan
memastikan perlakuan manusiawi tanpa diskriminasi ras, warna kulit, jenis kelamin,
keyakinan atau agama, kekayaan, dan lain-lain.Konvensi ini melarang penyiksaan,
pelecehan martabat individu, dan eksekusi tanpa pengadilan. Konvensi ini juga
memberikan hak perawatan dan perlindungan bagi mereka yang terluka,konvensi
kedua: Kesepakatan ini memperluas perlindungan seperti yang tertuang pada
konvensi pertama terhadap tentara angkatan laut yang kapalnya karam, termasuk
perlindungan bagi rumah sakit kapal.konvensi ketiga: Kesepakatan yang dibuat pada
konvensi 1949 tentang Tawanan Perang yang harus diperlakukan secara manusiawi
seperti tertuang pada konvensi pertama.Secara spesifik, tawanan perang hanya
diperbolehkan memberikan nama, jabatan, dan nomor identitas mereka kepada para
penangkapnya. Pihak mana pun tidak boleh memakai metode penyiksaan untuk
menggali informasi dari tawanan perang.konvensi keempat: dalam konvensi ini
warga sipil berhak mendapat perlindungan dan perlakuan manusiawiyang sama
seperti tentara yang sakit atau terluka seperti tertuang dalam konvensi pertama,semua
peraturan ini pada intinya bertujuan untuk menjadi patokan standar dalam
memperlakukan korban perang serta upaya dalammelindungi tawanann serta warga
sipil.1
1
Pandsurya Wijaya,Mengenal Isi Konvensi Jenewa,Hukum Perang di Seluruh Dunia (Berita online
merdeka .com 7 Maret 2019),tersedia di situs: https://m.merdeka.com/dunia/mengenal-isi-konvensi-
jenewa-hukum-perang-di-seluruh-dunia.html ,diakses pada 21 April 2022
4
pertama dimana hal ini berbanding terbalik dengan hal yang dilakukan Ukraina
dimana Ukraina justru terang terangan dalam menyiksa tawanan perang Rusia bahwa
hal ini diduga sebagai bentuk upaya yang dilakukan Ukraina untuk mengintrogasi
tawanan perang untuk mendapatkan informasi dari tantara tesebut yang dilakukan
oleh pihak Ukraina.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, motif dari invansi rusia secara
implisit terungkap akibat dari kedekatan ukraina dengan negara barat, yang kedekatan
5
ini membawa keinginan ukraina untuk bergabung dengan NATO. Langkah ukraina
ini dianggap sangat tidak menghargai rusia karena dengan bergabungnya ukraina ke
dalam NATO maka NATO dapat mengekspansi segala macam pangkalan militer ke
wilayah ukraina, yang menurut rusia hal tersebut merupakan ancaman keamanan
yang serius. Pada momentum yang berdekatan, Presiden Rusia, Vladimir Putin,
mengklaim kemerdekaan kelompok yang ada di 2 wilayah ukraina, yang mana hal
tersebut jelas di tolak oleh ukraina. Dengan dalih membantu 2 kelompok tersebut,
rusia melancarkan operasi militer khusus ke wilayah ukraina.
Dalam keadaan perang sekalipun, setiap negara harus tetap patuh pada hukum
perang yang berlaku. Hal ini diatur dalam rangkaian konvensi jenewa. masih dalam
penyelidikan oleh internasional Criminal Court(ICC), diperkirakan ada beberapa
Tindakan rusia dalam aksi invansinya tersebut yang tergolong kejahatan perang.
Kejahatan perang sendiri diatur dalam konvensi Jenewa, spesifiknya pada 3 konvensi
pertama yang melingkup pembahasan melindungi orang-orang yang bertempur dan
tawanan perang, sementara yang keempat - diadopsi setelah Perang Dunia Dua -
melindungi warga sipil di dalam zona perang. Konvensi Jenewa 1949 telah
diratifikasi oleh semua negara anggota PBB, termasuk Rusia.
4
Kherson telah menyasar pada banyak korban sipil terutama akibat serangan udara.
Moskow juga dituduh menggunakan bom tandan(cluster bomb) di mana berdasarkan
perjanjian unternasional tentang bomb tandan seperti Konvensi Certain Conventional
Weapons (CCW) 1980, Protokol II ( Protocol on Prohibitions or Restrictions on the
Use of Mines, Booby-Trap and Other Device ) tentang Larangan atau Pematasan
Penggunaan Ranjau, Perangkap, dan Perangkat lainnya yang secara khusus mengatur
mengenai pembatasan-pembatasan penggunaan ranjau, maka setiap senjata ranjau
dilarang untk digunakan. Selain itu, pelanggaran lainnya yang diduga dilakukan rusia
adalah meluncurkan serangan udara yang menghancurkan rumah sakit bersalin di
Mariupol dan mengakibatkan 17 orang terluka. Jika hal ini memang disengaja, maka
rusia telah melanggar ketentuan dalam konvensi ke 4, yaitu perihal Perlindungan
Orang Sipil di waktu Perang. Seharusnya Rusia mampu untuk memperkirakan segala
macam dampak dari senjata militernya termaksud radius serangan, apakah berpeluang
menyasar warga sipil atau tidak.
2.2. Pelanggaran yang dilakukan oleh Negara pihak ketiga beserta dasar
hukumnya
5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada konflik Rusia dan Ukraina kedua negara ini telah melanggar hukum
internasional diantaranya pelanggaran yang dilakukan oleh Ukraina yaitu pelanggaran
terhadap Konvensi Jenewa yaitu protokol pertama,konvensi pertama,konvensi
ketiga,serta konvensi keempat
3.2. Saran
6
DAFTAR PUSTAKA