Anda di halaman 1dari 17

MISI GARUDA ATAU KONTINGEN GARUDA

DISUSUN OLEH:
NAMA: DILSA SYIFA
KELAS: XII IPA 9
GURU PEMBIMBING: SULAIMAN S.Pd
PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA

SMA NEGERI 1 LHOKSEUMAWE


TAHUN AJARAN 2020/2021
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“MISI GARUDA” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Sulaiman,S.Pd. pada bidang studi Sejarah Indonesia. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang MISI GARUDA bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Sulaiman,S.Pd, selaku guru
bidang studi Sejarah Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Lhokseumawe,19 Februari 2021
 
Dilsa Syifa
2

DAFTAR ISI
Hal:

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..1
DAFTAR ISI………………………………………………………….................2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….3
1.1Latar Belakang.......................................................................................3
1.2Rumusan Masalah..................................................................................3
1.3Tujuan
Penulisan....................................................................................4
1.4 Manfaat
Penulisan.................................................................................4

BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………...5
2.1 Sejarah Terbentuknya Kontingen Garuda.............................................5
2.2 Latar dan Tujuan dibentuknya Kontingen Garuda.................................6
2.3 Daftar Kontingen Garuda.......................................................................6

BAB III PENUTUP……………………………………………………………15


3.1 Simpulan ............................................................................................15
3.2 Saran ..................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA / REFRENSI……………………………………………16


3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam suatu Negara tidak dapat berdiri sendiri,seperti halnya individu
sebagai makhluk sosial. Negara tentunya akan memerlukan Negara atau
komponen yang lain bahkan adapula Negara yang memiliki keterkaitan serta
ketergantungan dalam aspek ekonomi,sosial,dan politik. Jika adanya keterkaitan
antar Negara dengan Negara lain tersebut tentunya ada sebuah hubungan yang
baik. Salah satunya merupakan Negara kita sendiri yaitu Negara Indonesia dengan
Negara-negara lain.dinamakan masyarakat global, ditandai adanya saling
ketergantungan antar bangsa, adanya persaingan yang ketat dalam suatu
kompetensi dan dunia cenderung berkembang kearah perebutan pengaruh antar
bangsa, baik lingkup regional maupun lingkup global.
Namun pada kenyataannya masih banyak hubungan yang bertentangan
antara Negara satu dengan Negara yang lain. Yang mengakibatkan terjadinya
konflik dan terusiknya perdamaian dunia. Konflik biasanya dipicu dengan adanya
masalah dalam hal sosial,ekonomi,politik,agama maupu kebudayaan.terjadinya
konflik akibat adanya keserakahan, kurang saling menghargai dan mengerti antara
satu dengan yang lain. Dari masalah diatas dalam makalah ini akan membahas apa
yang dimaksud dengan perdamaian dunia itu sendiri dan cara mewujudkan
perdamaian dunia serta partisipasi Indonesia dalam perdamaian dunia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud misi garuda/ kontingen garuda
2. Bagaimana sejarah misi garuda/ kontingen garuda
3. Apa latar terbentuknya misi garuda/ kontingen garuda
4. Apa tujuan misi garuda/ kontingen garuda dibentuk
5. Apa saja saja kontingen garuda

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memberikan informasi misi garuda/ kontingen garuda
4

2. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya kontingen garuda


3. Untuk mengetahui latar dan tujuan dibentuknya kontingen garuda
4. Untuk mengetahui daftar daftar kontingen garuda

1.4 Manfaat
Pada pemaparan ini akan kita bahas untuk manfaat dari judul makalah ini.
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar siswa/siswi dapat memahami
tentang misi garuda atau kontingen garuda baik secara lisan maupun tulisan.
Selain itu, siswa juga diharapkan agar dapat memahami.
5

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Terbentuknya Misi Garuda atau Kontingen Garuda


Ketika Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945,
Mesir segera mengadakan sidang menteri luar negeri negara-negara Liga Arab.
Pada 18 November 1946, mereka menetapkan resolusi tentang pengakuan
kemerdekaan RI sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh. Pengakuan
tersebut adalah suatu pengakuan de jure menurut hukum internasional.
Untuk menyampaikan pengakuan ini Sekretaris Jenderal Liga Arab ketika
itu, Abdurrahman Azzam Pasya, mengutus Konsul Jendral Mesir di India,
Mohammad Abdul Mun'im, untuk pergi ke Indonesia. Setelah melalui perjalanan
panjang dan penuh dengan rintangan terutama dari pihak Belanda maka akhirnya
ia sampai ke Ibu Kota RI waktu itu yaitu Yogyakarta, dan diterima secara
kenegaraan oleh Presiden Soekarno dan Bung Hatta pada 15 Maret 1947. Ini
pengakuan pertama atas kemerdekaan RI oleh negara asing.
Hubungan yang baik tersebut berlanjut dengan dibukanya Perwakilan RI
di Mesir dengan menunjuk HM Rasyidi sebagi Charge d'Affairs atau "Kuasa
Usaha". Perwakilan tersebut merangkap sebagai misi diplomatik tetap untuk
seluruh negara-negara Liga Arab. Hubungan yang akrab ini memberi arti pada
perjuangan Indonesia sewaktu terjadi perdebatan di forum Majelis Umum PBB
dan Dewan Keamanan PBB yang membicarakan sengketa Indonesia-Belanda,
para diplomat Arab dengan gigih mendukung Indonesia.
Presiden Sukarno membalas pembelaan negara-negara Arab di forum
internasional dengan mengunjungi Mesir dan Arab Saudi pada Mei 1956 dan Irak
pada April 1960. Pada 1956, ketika Majelis Umum PBB memutuskan untuk
menarik mundur pasukan Inggris, Prancis dan Israel dari wilayah Mesir, Indonesia
mendukung keputusan itu dan untuk pertama kalinya mengirim Pasukan
Pemelihara Perdamaian PBB ke Mesir yang dinamakan dengan Kontingen
Garuda I atau KONGA I.
6

2.2 Latar dan Tujuan dibentuknya ASEAN


Masalah yang menyebabkan pembentukan dan pengiriman pasukan PBB
ke Mesir adalah terjadinya pergolakan di Teursan Suez. Terusan Suez
dinasionalisasi presiden Mesir, Gamal Abdul Nasser pada tanggal 26 Juli 1956.
Nasionalisasi terusan suez yang dilakukan oleh pihak mesir
mengakibatkan Negara-negara yang mempunyai kepentingan atas terusan suez
seperti Inggris dan Perancis menolak nasionalisasi tersebut. Pergolakan yang
terjadi di wilayah Terusan Suez mengundang PBB untuk mencarikan jalan keluar
dan mendamaikan Negara-negara yang sedang bersengketa. Oleh karena itu, PBB
mengirim pasukan perdamaian ke Mesir, yang diberi nama United Nations
Emergency Forces (UNEF) di bawah pimpinan E.L.M. Burns. Pada tanggal 8
November 1956 pemerintah Indonesia menyatakan kesediaannya untuk ikut serta
dalam pasukan PBB dengan mengirimkan pasukan Garuda I. sebagai Komandan
Kontingen ditunjuk Letnan Kolonel Hartoyo, yang kemudian digantikan Letnan
Kolonel Saudi.
Tujuan melibatkan pasukan Indonesia sebagai bagian dari pasukan operasi
pemeliharaan perdamaian dunia yaitu:
1. Mendukung pencapaian tujuan dari operasi pemeliharaan perdamaian PBB
atau organisasi internasional lainnya, untuk berperan serta dalam upaya
menciptakan perdamaian dunia.
2. Memberikan pengalaman bagi anggota TNI untuk penugasan di daerah
operasi di dalam maupun di luar negeri dalam rangka meningkatkan
profesionalisme melalui memberikan bantuan secara aktif dalam tugas
pemeliharaan perdamaian dunia.

2.3 Daftar Kontingen


A. Kontingen Garuda I
Kontingen Garuda I dikirim pada 8 Januari 1957 ke Mesir. Kontingen
Garuda Indonesia I terdiri dari gabungan personel dari Resimen Infanteri-15
Tentara Territorium (TT) IV/Diponegoro, serta 1 kompi dari Resimen Infanteri-18
TT V/Brawijaya di Malang. Kontingen ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Infanteri
7

Hartoyo yang kemudian digantikan oleh Letnan Kolonel Infanteri Suadi


Suromihardjo, sedangkan wakilnya Mayor Infanteri Soediono Suryantoro.
Kontingen Indonesia berangkat tanggal 8 Januari 1957 dengan pesawat C-124
Globe Master dari Angkatan Udara Amerika Serikat menuju Beirut, ibukota
Libanon. Dari Beirut pasukan dibagi dua, sebagian menuju ke Abu Suweir dan
sebagian ke Al Sandhira. Selanjutnya pasukan di El Sandhira dipindahkan ke
Gaza, daerah perbatasan Mesir dan Israel, sedangkan kelompok Komando berada
di Rafah. Kontingen ini mengakhiri masa tugasnya pada tanggal 29 September
1957. Kontingen Garuda I berkekuatan 559 pasukan.

B. Kontingen Garuda II

Konga II dikirim ke Kongo pada 1960 dan dipimpin oleh Letkol Inf
Solichin GP. Konga II berada di bawah misi UNOC.KONGA II berjumlah 1.074
orang dipimpin Kol. Prijatna (kemudian digantikan oleh Letkol Solichin G.P)
bertugas di Kongo September 1960 hingga Mei 1961.

C. Kontingen Garuda III


Konga III dikirim ke Kongo pada 1962. Konga III berada di bawah misi
UNOC dan dipimpin oleh Brigjen TNI Kemal Idris dan Kol Inf Sobirin
Mochtar.KONGA III terdiri atas 3.457orang dipimpin oleh Brigjen TNI Kemal
Idris, kemudian Kol. Sabirin Mochtar. KONGA III terdiri atas Batalyon
531/Raiders, satuan-satuan Kodam II/Bukit Barisan, Batalyon Kavaleri 7, dan
unsur bantuan tempur. Seorang Wartawan dari Medan, H.A. Manan Karim
(pernah menjadi Wkl. Pemred Hr Analisis) turut dalam kontingen Garuda yang
bertugas hingga akhir 1963. Menteri/Panglima Angkatan Darat Letjen TNI
Ahmad Yani pernah berkunjung ke Markas Pasukan PBB di Kongo (ketika itu
bernama Zaire) pada tanggal 19 Mei 1963. Komandan Yon Kavaleri 7 Letkol GA.
Manulang gugur di Kongo.
D. Kontingen Garuda IV
Konga IV dikirim ke Vietnam pada 1973. Konga IV berada di bawah misi
ICCS dan dipimpin oleh Brigjen TNI Wiyogo Atmodarminto.Pada tanggal 23
Januari 1973 pasukan Garuda IV diberangkatkan ke Vietnam yang dipimpin oleh
Brigadir Jenderal TNI Wiyogo Atmodarminto, yang merangkap Deputi Militer
Misriga dengan kekuatan 294 orang yang terdiri dari anggota ABRI dan PNS
Departemen Luar Negeri. Kontingen Garuda IV ini merupakan Kontingen ICCS
8

(International Commission of Cantre and Supervision) pertama yang tiba di


Vietnam. Tugas kontingen Garuda IV adalah mencegah pelanggaran-pelanggaran,
menjaga status quo, mengawasi evakuasi pasukan dan alat-alat perang serta
mengawali pertukaran tawanan perang.

E. Kontingen Garuda V

Konga V dikirim ke Vietnam pada 1973. Konga V berada di bawah misi


ICCS dan dipimpin oleh Brigjen TNI Harsoyo.

F. Kontingen Garuda VI

Konga VI dikirim ke Timur Tengah pada 1973. Konga VI berada di bawah


misi UNEF dan dipimpin oleh Kol Inf Rudini. Kontingen Garuda Indonesia VI di
resmikan oleh Menhankam/Pangab Jenderal TNI M. Pangabean. Tugas pokok
Kontingen Garuda Indonesia sebagai peace keeping force atau “Pasukan
Pemelihara Perdamaian”. Komposisi Kontingen tersebut berintikan Yonif
512/Brigif Kodam VIII/Brawijaya dengan kekuatan 466 orang, dibawah pimpinan
Kolonel Inf. Rudini. Sebagai Komandan Komando Taktis, ditunjuk Mayor Basofi
Sudirman. Selain pengiriman Kontingen, atas permintaan PBB diberangkatkan
pula Brigadir Jenderal Himawan Sutanto sebagai Komandan Brigade Selatan
Pasukan PBB di Timur Tengah, pada tanggal 13 Desember 1973. Kontingen
Garuda Indonesia VI tiba kembali di Indonesia setelah menyelesaikan tugasnya di
Timur Tengah selama sembilan bulan. Pada tanggal 31 September 1974, Kasum
Hankam Marsdya TNI Sudharmono atas nama Menhankam/Pangab
membubarkan Kontingen Garuda Indonesia VI dan selanjutnya diserahkan kepada
kesatuan masing-masing.
G. Kontingen Garuda VII
Konga VII dikirim ke Vietnam pada 1974. Konga VII berada di bawah
misi ICCS dan dipimpin oleh Brigjen TNI S. Sumantri.
H. Kontingen Garuda VIII
Kontingen Garuda VIII dikirim dalam rangka misi perdamaian PBB di
Timur Tengah paska Perang Yom Kippur antara Mesir dan Israel yang
berlangsung dari tanggal 6 sampai dengan 26 Oktober 1973, dengan tercapainya
gencatan senjata di kilometer 101 dan disusul dengan keluarnya resolusi PBB
340[1]. Kontingen Garuda VIII bertugas di daerah penyangga PBB di
Semenanjung Sinai tersebut dikirim dalam 9 gelombang rotasi, dan setiap rotasi
9

bertugas selama 6 bulan. Negara yang berkontribusi dalam pasukan perdamaian


dalam wadah UNEF II tersebut yaitu dari Australia, Austria (penerbangan),
Kanada (logistik), Finlandia (pasukan), Ghana (pasukan), Indonesia (pasukan),
Irlandia, Nepal, Panama, Peru, Polandia (logistik), Senegal dan Swedia (pasukan).

I. Kontingen Garuda IX

Konga IX/1 dikirim ke Iran-Irak pada 1988. Konga IX/1 berada di bawah
misi UNIIMOG dan dipimpin oleh Letkol Inf Endriartono Sutarto.

J. Kontingen Garuda X

Konga X dikirim ke Namibia pada 1989. Konga X berada di bawah misi


UNTAG dan dipimpin oleh Kol Mar Amin S.

K. Kontingen Garuda XI

Konga XI/2 dikirim ke Irak-Kuwait pada 1992. Konga XI/2 berada di


bawah misi UNIKOM dan dipimpin oleh May CZI TP Djatmiko. Setelah
Kontingen Garuda XI-1 mengakhiri masa tugasnya pada tanggal 23 April 1992
kemudian tugas selanjutnya diserahkan kepada Kontingen Garuda XI-2 untuk
melaksanakan tugas sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB di wilayah
Irak-Kuwait sebagaimana Kontingen Garuda XI-1. Kontingen gelombang kedua
ini berangkat pada tanggal 23 April 1992.Penugasan Kontingen Garuda XI-2
berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 687 tanggal 3 April 1992
pada paragraf 5 tentang pembentukan dan tugas-tugas yang dilaksanakan Unikom
dan Surat Perintah Panglima ABRI Nomor Sprin 1024/IV/1992.Sebagai
Komandan Kontingen Garuda XI-2 adalah Mayor Czi Toto Punto Jatmiko.
Personel anggota Kontingen Garuda XI-2 terdiri dari 6 perwira. Sebagai duta
bangsa prestasi yang berhasil dicapai Kontingen Garuda XI-2 adalah berperan
mengembalikan personel Amerika Serikat yang ditangkap oleh Polisi Irak di
wilayah Kuwait. Di samping itu Kontingen Garuda XI-2 berhasil membujuk suku
Bieloven untuk tidak melaksanakan kegiatan pasar gelap. Pada tanggal 23 April
1991 Kontingen Garuda XI-2 telah selesai melaksanakan tugas dan kembali ke
tanah air dan mereka kemudian mendapatkan bintang Satyalencana Santi Dharma
dari pemerintah.

L. Kontingen Garuda XII

Konga XII/D dikirim ke Kamboja pada 1993. Konga XII/D berada di


bawah misi UNTAC dan dipimpin oleh Letkol Inf Saptaji Siswaya dan Letkol Inf
Asril Hamzah Tanjung. Pada tanggal 20 Januari 1993 Kontingen Garuda XII-D
10

diberangkatkan ke Kamboja untuk menggantikan Kontingen Garuda XII-C.


Kontingen Garuda XII-D dipimpin oleh Letkol Inf. Saptadji dan wakilnya Mayor
Inf. Suryo Sukanto. Jumlah personel 850 orang terdiri atas 390 orang dari Yonif
303/SSM Kostrad, 213 orang anggota Korps Marinir TNI AL dan 217 orang
anggota ABRI dari berbagai kesatuan. Selama penugasan terjadi penyusutan lima
orang personel, karena tiga orang menderita kecelakaan ranjau, satu orang
kecelakaan lalu lintas dan satu orang sakit. Untuk menggantikan personel tersebut
dikirim 63 orang, sehingga pada akhir penugasan berjumlah 908 personel.

M. Kontingen Garuda XIII

Konga XIII dikirim ke Somalia pada 1992. Konga XIII berada di bawah
misi UNOSOM dan dipimpin oleh May Mar Wingky S.

N. Kontingen Garuda XIV

Konga XIV/B dikirim ke Bosnia pada 1994. Konga XIV/B berada di


bawah misi UNPROFOR (Yonkes) dan dipimpin oleh Letkol CKM dr Budi
Utoyo. Konga XIV/B ini merupakan pasukan yang bertugas mendukung misis
kesehatan. pasukan kesehatan ini pun di dukung oleh beberapa personel dari
zeni(lettu CZI Deni dkk ),Hub (kapten Chb Sarjuno Dkk), Pal ( lettu Cpl Herry
Dkk ), Bekang ( kapten CBA Eko Sedaryanto Dkk ), pasukan ini merupakan
gabungan tim kesehatan dari beberapa matra yakni TNI AD, TNI AU, TNI AL.
tergabung dalam satu kontingen garuda XIV/B, lagu mars konga kebanggaan
Indonesia di ciptakan oleh Lettu Ckm Hasyim, yang saat ini menjabat di Denkes
Garut. Wassalam. salam garuda

O. Kontingen Garuda XV

Konga XV dikirim ke Georgia pada 1994. Konga XV berada di bawah


misi UNOMIG dan dipimpin oleh May Kav M. Haryanto. Kontingen Garuda XV
pada awalnya merupakan kontingen para Military Observer yang bertugas di
bawah misi United Nations Observer for Military in Georgia (UNOMIG).
Bertugas di Rep. of Georgia untuk mengawasi perjanjian damai antara Rep. of
Georgia dan Rep. of Abkhazia (Self Autonomous), yang merupakan upaya
pemecahan diri dari sebagian wilayah. Pertama kali misi ini di kirimkan pada
tahun 1994 dan berakhir tahun 2009.

P. Kontingen Garuda XVI


11

Konga XVI dikirim ke Mozambik pada 1994. Konga XVI berada di bawah
misi UNOMOZ dan dipimpin oleh May Pol Drs Kuswandi. Kontingen ini terdiri
dari 15 pasukan.

Q. Kontingen Garuda XVII

Konga XVII dikirim ke Filipina pada 1994. Kontingen ini bertugas dari 17
Juni 1994 sampai 28 Desember 1994. KONGA XVII dipimpin oleh Brigjen TNI
Asmardi Arbi, bertugas di Filipina sebagai pengawas gencatan senjata setelah
adanya perundingan antara MNLF pimpinan Nur Misuari dengan pemerintah
Filipina.

R. Kontingen Garuda XVIII

KONGA XVIII dikirim ke Tajikistan pada November 1997. Kontingen ini


terdiri dari 8 perwira TNI yang dipimpin oleh Mayor Can Suyatno.

S. Kontingen Garuda XIX

Konga XIX/1 dikirim ke Sierra Leone pada 1999-2002. Konga XIX/1


beranggotakan 10 perwira TNI dipimpin oleh Letkol K. Dwi Pujianto dan
bertugas sebagai misi pengamat (observer mission).

T. Kontingen Garuda XX

Konga XX/C dikirim ke Republik Demokratik Kongo pada 28 September


2005. Konga XX/C berjumlah 175 personel dan dipimpin Mayor Czi Demi A.
Siahaan. Konga XX/C berasal dari Kompi Zeni. [4]

Sebagai Military Observer (Milobs) di MONUC Congo)tahun 2005-2006


yang bertugas di Riverine Section sebagai Team Leader di kapal-kapal MONUC
melaksanakan patroli di sungai Congo dari Kinshasa - Mbandaka - Kisangani 1.
Mayor Laut (E) Ir. Wahyu Broto 2. Mayor Mar Werijon

U. Kontingen Garuda XXI

Kontingen Garuda XXI merupakan kontribusi TNI dalam misi perdamaian


PBB di Liberia (UNMIL) yang terdiri dari perwira AD, AL, AU yang terlatih
dalam misi PBB dan mempunyai kecakapan khusus sebagai pengamat militer
(UN military observer).
12

Konga XXI sampai saat ini 2009 sudah masuk gelombang ke-6:
1. Konga XXI-1 dipimpin oleh Letkol Lek. Bayu Roostono, bertugas tahun
2003-2004 dalam periode DDRR, pasca perang sipil II.
2. Konga XXI-2 dipimpin oleh Letkol (L) Putu Angga, bertugas tahun 2004-
2005 dalam periode pasca pemilu dan pemilu.
3. Konga XXI-3 dipimpin oleh Letkol (L) Supriatno, beserta dua orang
perwira lainnya yaitu Mayor Inf Fritz Pasaribu dan Mayor Pnb Andri G.
bertugas tahun 2005-2006 dalam periode pemulihan keamanan,
rekonstruksi, pemilu dan pemerintahan demokratis pertama semenjak
perang sipil 14 tahun.
4. Konga XXI-4 dipimpin oleh Letkol Kav. Hilman Hadi, beserta dua orang
perwira lainnya yaitu Mayor Mar Beni dan Kapten Adm Tri Ambar,
bertugas tahun 2006-2007, sudah memasuki tahap konsolidasi setelah
berhasil melewati tahap DDRR.
5. Konga XXI-5 dipimpin oleh Letkol Lek. Joseph Rizki P., bertugas tahun
2007-2008, di saat misi UNMIL memulai tahap drawdown.
Kontingen Garuda XXI dalam melaksanakan tugasnya senantiasa
didukung oleh Perhimpunan Masyarakat Indonesia di Liberia (PERMIL) termasuk
beberapa staf Internasional yang berasal dari Indonesia.

V. Kontingen Garuda XXII

Kontingen Garuda XXII merupakan kontribusi TNI dalam misi


perdamaian PBB di Sudan (UNMIS) yang terdiri dari perwira AD, AL, AU yang
bertugas khusus sebagai pengamat militer (UN Military Observer). Sekarang ini
Konga XXII juga berkontribusi untuk UNAMID (Darfur).
Kontingen Garuda XXII/G berjumlah 6 personel TNI yang bertugas
sebagai UNMO (UN Military Observer)untuk UNMIS (United Nations Mission
In Sudan) yang terdiri dari: Mayor Inf Tri Saktiyono, Mayor Laut (E) Danny
Bachtera, Mayor Adm Mirza Hus'an, Mayor Arh I Made Kusuma Dhyana Graha,
Mayor Tek Lully Hermawan, dan Kapten Laut (E) Ertawan Juliadi. Periode
Penugasan Konga XXII/G ini terhitung mulai tanggal 9 Pebruari 2008 sampai
dengan 8 Pebruari 2009.
Kontingen Garuda XXII/H berjumlah 3 personel TNI yang bertugas
sebagai UNMO (UN Military Observer)untuk UNMIS (United Nations Mission
In Sudan) yang terdiri dari: Mayor Arm Ari Estefanus , Mayor Laut (P) Robert
Marpaung , Mayor Lek Johni Purwnato. Periode penugasan Konga XXII-H/08
terhitung mulai 23 Agustus 2008 - 22 Agustus 2009. Dengan Tugas pokok :
13

Monitorir , Verifikasi dan Implementasi Perjanjian Damai Komprehensif


(Comprehensive Peace Agreement/CPA) dengan sasaran yaitu Proses Gencatan
senjata , Proses DDR ,Sensus , Pemilu dan Referendum. Dalam kurun tersebut
terjadi beberapa peristiwa penting : Indictment Presiden Baasyir, Malakal
Assault , PCA Abyei dan penolakan hasil Pemilu oleh SPLM.
Kontingen Garuda XXII/I berjumlah 3 personel TNI yang bertugas
sebagai UNMO (UN Military Observer)untuk UNMIS (United Nations Mission
In Sudan) yang terdiri dari: Mayor Inf Freddino Silalahi, Mayor Laut (adm)
Tarmizi dan, Mayor (psk) Nana Setiawan. Periode Penugasan Konga XXII/I ini
terhitung mulai tanggal 4 September 2008 sampai dengan 3 September 2009.
Tugas Pokok para Milobs adalah mengawasi gencatan senjata antara tentara SAF
(pemerintah)& SPLA (pemberontak)untuk mendukung pelaksanaan Referendum
pada tahun 2011 nantinya.

W. Kontingen Garuda XXIV

Bertugas di Nepal. Kontingen Garuda XXIV merupakan kontribusi TNI


dalam misi perdamaian PBB di Nepal (UNMIN) yang terdiri dari perwira AD,
AL, AU yang terlatih dan dibekali ilmu dalam misi PBB serta mempunyai
kecakapan khusus sebagai pengamat militer (UN military observer).
Konga XXIV sampai misi terakhir 2011 adalah gelombang ke-4:
1. Konga XXIV-1 dipimpin oleh Mayor , beserta 5 orang perwira lainnya
bertugas selama 1 tahun dari tahun 2007-2008, pasca perang tahun 2006.
2. Konga XXIV-2 dipimpin oleh Kol Laut (T) (Anumerta) Sondang Dodi
Irawan, beserta lima orang perwira lainnya Mayor Laut (E) Ir. Wahyu
Broto, Mayor Arh M Fahmi Rizal Nasution, Mayor Pnb Lubis, Mayor
Supomo dan Mayor Inf Mulyaji bertugas selama 1 tahun 6 bulan 2 minggu
dari tahun 2008-2009 dalam periode pasca pemilu dan pemilu.
3. Konga XXIV-3 dipimpin oleh Mayor Kav Arief Munandar, beserta empat
orang perwira lainnya yaitu Mayor Inf Budi Prasetyo, Mayor Kav Sindhu
Hanggara, Mayor Arh IGN Wahyu Jatmiko dan Mayor Adm Djoko
Nugroho bertugas selama 1 tahun dari tahun 2009-2010.
4. Konga XXIV-4 dipimpin oleh Mayor Arm Aziz Mahmudi, beserta empat
orang perwira lainnya yaitu Mayor Mar Arief Rahman Hakim, Mayor Kal
R Akhmad Wahyuniawan, Kapten Arm Abdi wirawan dan Kapten L (P)
Agus Wijaya, bertugas selama 4 bulan dari 28 Agustus 2010 sd 15 Januari
2011, sudah memasuki tahap konsolidasi.
14

Kontingen Garuda XXIV dalam melaksanakan tugasnya senantiasa


didukung oleh Masyarakat Indonesia di Nepal termasuk beberapa staf
Internasional yang berasal dari Indonesia.

X. Kontingen Garuda XXV

Berdasarkan Frago (fragmentery order) Nomor10-10-08 tanggal 30


Oktober 2008, penambahan Kontingen Indonesia dalam rangka misi perdamaian
dunia di Lebanon Selatan memberikan kesempatan kepada 75 prajurit Polisi
Militer TNI untuk turut serta memberikan sumbangsih bhakti yang mana
Kontingen Satgas POM TNI 25A (Satgas POM TNI pertama) dipimpin oleh
Letkol CPM Ujang Marteniz dalam kurun waktu 2008 - 2009, selanjutnya Satgas
POM TNI 25B, dipimpin oleh Letkol CPM Ekoyatma Parnowo dalam kurun
waktu 2009 - 2010, kemudian, yang saat ini sedang bertugas adalah Satgas POM
TNI 25C, yang dipimpin oleh Letkol CPM Dwi Prasetyo Wiranto.

Satgas POM TNI di Lebanon, berkedudukan langsung dibawah Force


Commander of UNIFIL (FC assets), namun bertempat di wilayah Sektor Timur
UNIFIL, itulah sebabnya Satgas POM TNI di Lebanon disebut INDO SEMPU.
Wilayah sektor timur, yang juga merupakan wilayah Area of Responsibility
(AOR) daripada SEMPU meliputi 4 batalion area, yaitu, Kontingen Malaysia,
Batalion India (Alpha Area), Batalion Spanyol (Bravo Area), Batalion Indonesia
(Charlie Area) dan Batalion Nepal (Delta Area).

Y. Kontingen Garuda XXVI


Menyusul keberhasilan penugasan Kontingen Garuda XXIII bersama
dengan UNIFIL, sekaligus dalam rangka memperbesar peran serta Indonesia
dalam pemeliharaan perdamaian di Lebanon Selatan dan atas permintaan PBB,
maka dikirimkan pasukan tambahan Indonesia untuk melaksanakan tugas sebagai
satuan Force Headquarter Support Unit (FHQSU) dan INDO Force Protection
Company (INDO FP Coy) berjumlah 200 orang. Tugas yang diemban berbeda
dengan Konga XXIII (INDOBATT) yang merupakan satuan Yonif Mekanis yang
memiliki wilayah operasi di sekor timur UNIFIL, Konga XXVI merupakan satuan
yang bertugas untuk mendukung pelayanan dan pengamanan di UNIFIL HQ -
Naqoura. Konga XXVI-A tiba pertama kali di Naqoura pada tanggal 31 Oktober
2008, dipimpin oleh Kolonel Mar Saud P. Tamba Tua
15

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa tugas
pokok TNI tidak hanya sebagai pasukan perang, tetapi juga menjadi pasukan
pemelihara perdamaian dalam menjalani diplomasi pertahanan suatu negara.
Model diplomasi yang dibawa oleh TNI yang bergabung dalam Kontingen Garuda
adalah penguasaan teritorial, melakukan pendekatan sosial dengan masyarakat
sekitar dan mengedepankan aksi-aksi kemanusiaan non militer. Konga memliki
pengalaman melakukan pendekatan dengan masyarakat melalui kegiatan ABRI
Masuk Desa, pengalaman tersebut pula yang diterapkan pada saat menjalankan
tugas sebagai pasukan penjaga perdamaian.

3.2  Saran
Indonesia juga perlu mengantisipasi kemungkinan menguatnya
kepentingan politik dalam pelaksanaan misi tersebut, terutama kepentingan politik
negara-negara besar. Kecenderungan negara-negara besar untuk membonceng
misi semacam itu untuk kepentingan politik dan keamanan mereka dapat
menimbulkan tarik-menarik politik yang keras, yang jika tidak diantisipasi dan
ditangani dengan baik dapat merugikan kepentingan Indonesia sebagai negara
yang mempunyai kredibilitas tinggi dalam misi perdamaian.
16

DAFTAR PUSTAKA

Peran Indonesia Dalam Perdamaian Dunia diperoleh pada tanggal 23


oktober dari https://guruppkn.peran-indonesia-dalam-gerakan-non-
blok

Pengertian Perdamaian Dunia,diperoleh pada tanggal 23


oktober 2019 dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/perdamaian-dunia

Perwujudan Indonesia Dalam Perdamaian Dunia diperoleh pada tanggal 23


oktober 2019 dari
https://zettabloks.blogspot.com/2016/03/pengertian-latar-belakang-
dan-tujuan- perdamaian-dunia

Surbakti, K. (2018). PENGARUH FASILITAS BELAJAR TERHADAP


HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN
KELAS VIII MTsN KABANJAHE TAHUN
PELAJARAN 2017/2018. In Prosiding Seminar Nasional Sains
Teknologi Humaniora dan Pendidikan (QSinastekmapan) (Vol. 1).

Anda mungkin juga menyukai