Anda di halaman 1dari 27

PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

& UPAYA MEMPERTAHANKANYA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Indonesia


Yang Diampu oleh Rinatul Khumaimah M.Pd

OLEH :
MUSTAIM
( NIM : 202113926185 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AL HIKMAH
TUBAN
2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji sukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA & UPAYA
MEMPERTAHANKANYA” tepat waktu. Dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu dosen pengampu mata
kuliah Sejarah Indonesia, yang sudah membantu dalam pembuatan makalah ini
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan, saran, dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Tuban, 2 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI..................................................................................................................................... iii
BAB I.................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................. 5
C. Tujuan .................................................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................................ 6
A. Kekalahan Jepang atas Sekutu............................................................................................. 6
B. Peristiwa Rengasdengklok .................................................................................................... 7
C. Perumusan Teks Proklamasi ................................................................................................ 8
D. Proklamasi Kemerdekaan .................................................................................................... 9
E. Penyebaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ............................................................ 10
F. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan ................................................................... 11
1. Perlawanan Bersenjata diberbagai Daerah ................................................................... 11
2. Perjuangan Diplomasi ..................................................................................................... 15
G. Peristiwa G G30S/PKI..................................................................................................... 20
1. Pengertian G30S/PKI ...................................................................................................... 20
2. Sejarah Mulainya G30S/PKI .......................................................................................... 20
3. Cerita Singkat Peristiwa G30S/PKI ............................................................................... 21
4. Masa Berakhirnya Peristiwa G30S/PKI ........................................................................ 22
BAB III............................................................................................................................................. 24
PENUTUP........................................................................................................................................ 24
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 24
B. Saran .................................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi
di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman
bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada
Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa
hari, tergantung cara kerja PPKI.
Perumusan teks proklamasi dilakukan tanggal 16 Agustus 1945 di
rumah laksamana Maeda yang terletak di jalan Imam Bonjol no. 1 Jakarta.
Para perumus teks Proklamasi adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta
danAhmad soebardjo. Teks Proklamasi ditulis tangan oleh Bung Karno dan
diketik oleh Sayuti Melik. Proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan
Drs. Moh. Hatta, atas nama bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan
Indonesia pertama kali dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945
bertepatan pada hari Jum’at, di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta
Proklamasi adalah sebuah pemberitahuan resmi kepada seluruh
rakyat. Pemberitahuan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945,
menandakan suatu ketetapan kebebasan bagi seluruh rakyat Indonesia dari
belenggu penjajahan proklamasi kemerdekaan Indonesia menunjukkan
keberanian dan sikap bangsa Indonesia menunjukan keberanian dan sikap
bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.
Awalnya terdapat perbedaan sikap antara golongan tua dan gologan
muda. Golongan tua tidak mempersoalkan jika kemerdekaan adalah
pemberian Jepang, lain halnya dengan golongan muda yang mengagungkan
kemerdekaan Indonesia sebagai hasil perjuangan sendiri.
Perbedaan itu membuat para perjuangan nasionalis Indonesia
bekerja keras. Proklamasi bukan berarti perjuangan selesai, masih ada
perjuangan yang lebih berat lagi, menanti yaitu perjuangan
mempertahankan kemerdekaan itu sendiri.

4
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana peristiwa kekalahan Jepang atas sekutu?
2. Bagaimana peristiwa Rengasdengklok?
3. Bagaimana rumusan teks proklamasi?
4. Bagaimana pembacaan proklamasi kemerdekaan?
5. Bagaimana penyebaran berita proklamasi kemerdekaan Indonesia?
6. Bagaimana Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Melalui
Perlawanan Bersenjata diberbagai Daerah, Perjuangan Diplomasi serta
Pembentukan RIS dan Pengakuan Kedaulatan?
7. Apa dan bagaimana terjadinya peristiwa G30S/PKI?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah:
1. Mahasiswa memahami peristiwa kekalahan Jepang atas sekutu
2. Mahasiswa memahami Rengasdengklok.
3. Mahasiswa memahami rumusan teks proklamasi.
4. Mahasiswa memahami tentang pembacaan proklamasi kemerdekaan.
5. Mahasiswa memahami bagaimana penyebaran berita proklamasi
kemerdekaan Indonesia.
6. Mahasiswa memahami bagaimana Perjuangan Mempertahankan
Kemerdekaan Melalui Perlawanan Bersenjata diberbagai Daerah,
Perjuangan Diplomasi serta Pembentukan RIS dan Pengakuan
Kedaulatan.
7. Mahasiswa memahami apa dan bagaimana terjadinya peristiwa
G30S/PKI.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kekalahan Jepang atas Sekutu


Perang Dunia II terjadi setalah Jepang membombardir Pearl Harbour
pada 7 Desember 1941. Hancurnya Pearl Harbour, ternyata memudahkan
Jepang untuk mewujudkan citacitanya, yaitu membentuk persekemakmuran
Asia Timur Raya. Daerah-daerah di Asia Timur dan Asia Tenggara,
termasuk Indonesia berhasil diduduki oleh Jepang. Pembentukan
Persekemakmuran Asia Timur Raya berhasil diwujudkan, meskipun hanya
untuk sementara.
Serangan Jepang ke Indonesia (Hindia Belanda) pertama-tama
terjadi 11 Januari 1942 dengan mendarat di Tarakan (Kalimantan Timur).
Balikpapan yang merupakan daerah yang kaya akan minyak bumi, jatuh
ketangan Jepang 24 Januari 1942, disusul kemudian Pontianak 29 Januari
1942, Samarinda 3 Pebruari 1942, Banjarmasin 10 Pebruari 1942. Dalam
perkembangannya, Jepang mulai mengalami kesulitan, terutama setelah
Amerika Serikat menarik sebagian pasukannya dari Eropa. Pada bulan Mei
1942, serangan Jepang terhadap Australia dapat dihentikan karena tentara
Jepang menderita kekalahan dalam pertempuran Laut Koral (Karang).
Serangan Jepang terhadap Hawai juga dapat digagalkan oleh tentara
Amerika Serikat dalam pertempuran di Midway pada bulan Juni 1942.
Kekalahan Jepang terhadap Sekutu, dengan ditanda tanganinya perjanjian
Post Dam, maka secara resmi Jepang menyerahkan kekuasaan pada Sekutu.
Dengan demikian di Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan. Kesempatan
ini oleh bangsa Indonesia dimanfaatkan untuk memproklamasikan
kemerdekaan.
Untuk mengakhiri peperangan ini, maka pada tanggal 6 Agustus
1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom yang pertama di atas kota
Hirosyima. Tiga hari kemudian, tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua
dijatuhkan lagi di atas Nagasaki. Akibatnya bukan saja membawa kerugian
material, karena hancurnya kedua kota tersebut dan banyaknya penduduk

6
yang menemui ajalnya. Tetapi secara politis telah mempersulit kedudukan
Kaisar Hirohito, karena harus dapat menghentikan peperangan secepatnya
guna menghindari adanya korban yang lebih banyak lagi. Hal ini berarti
bahwa Jepang harus secepatnya menyerah kepada Sekutu atau Serikat.
Akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14
Agustus 1945.
B. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa bersejarah bagi bangsa
Indonesia. Peristiwa ini terjadi sehari sebelum kemerdekaan. Peristiwa ini
terjadi karena pertentangan antara golongan muda dan golongan tua dalam
menentukan waktu diproklamasikannya kemerdekaan Negara Republik
Indonesia. Golongan muda yang tergabung dalam Angkata Muda Indonesia
yang dipimpin oleh Chaerul Saleh telah mengetahui menyerahnya Jepang
tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945 mereka mengetahui
kekalahan Jepang melalui siaran rasio BBC di Bandung dan 15 Agustus.
Kemudian mereka mengadakan pertemuan, dan hasil pertemuan itu adalah
Indonesia harus segera memproklamasikan kemerdekaanya. Mereka
berpendapat bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa termasuk
Indonesia, tanpa bergantung kepada bangsa dan negara manapun.
Pada hari yang sama Soekarno dan Moh. Hatta kembali ke tanah air
setelah memenuhi panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekl
Terauchi di Saigon, Vietnam. Golongan tua yang dipimpin oleh Soekarno
dan Hatta lebih memilih melihat perkembangan selanjutnya, karena
proklamasi kemerdekaan harus terorganisasi dan melalui rapat PPKI
tanggal 18 Agustus 1945 seperti yang telah disepakati dalam pertemuan di
Saigon. Pendapat itu tidak ditanggapi oleh golongan muda. Mereka tetap
pada prinsipnya, sehingga terjadi perbedaan paham antara golongan tua dan
golongan muda. Golongan muda memutuskan untuk mengamankan
Soekarno dan Hatta ke Luar kota, yakni ke Rengasdengklok sebelah timur
Jakarta. Diungsikannya kedua tokoh ini leh golongan muda bertujuan untuk
menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang.

7
Golongan muda tetap memaksa kepada kedua tokoh itu untuk
melaksanakan proklamasi kemerdekaan tanpa campur tangan Jepang dan
sesegera mungkin dikumandangkan. Namun, usaha para golongan muda ini
tidak berhasil. Kedua tokoh itu teap pada pendiriannya. Shodanco Singgih
yang berada di pihak golongan muda berbicara dengan Soekarno. Akhirnya
Soekarno bersedia untuk memproklamasikan kemerdekan Indonesi dengan
segera setelah kembali ke Jakarta. Berdasarkan pernyataan itu, Singgih
segera kembali ke Jakarta untuk menyampaikan rencana proklamasi kepada
kawan – kawannya.
Para tokoh lannya yang berada di Jakarta, yakni Ahmad Seobardjo
yang mewakili golongan tua dan Wikana yang mewakili golongan pemuda,
telah sepakat menentukan tempat dikumandangkannya proklamasi di
Jakarta. Atas kesepakatan itu kemudian Jusuf Kunto (golongan pemuda)
mengantar Ahmad Soebardjo bersama sekretaris pribadinya pergi
menjemput Soekarno – Hatta. Pukul 17.30 WIB rombongan tiba di Jakarta
dengan selamat. Penyusunanteks proklamasi disepakati akan dilakukan di
rumah kediaman Laksamana Tadashi Maeda. Rombongan yang tiba di
Jakarta langsung menuju urmah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam
Bonjol No. 1 (sekarang Perpustakaan Nasional, Depdiknas).
C. Perumusan Teks Proklamasi
Pada 16 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB, Soekarno-Hatta beserta
rombongan berangkat menuju Jakarta. Sesampainya di Jakarta pukul
23.00WIB, Soekarno-Hatta langsung mengundang seluruh anggota PPKI
untuk rapat di Hotel Des Indes. Namun, Hotel Des Indes menolak karena
mempunyai aturan tidak melakukan kegiatan apapun setelah pukul 21.00
WIB.Rapat pun dipindahkan ke rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jl.
Imam Bonjol no.1 atau Miyokodori (Nassau Boulevard).
Perumusan ditulis oleh Soekarno dibantu oleh Ahmad Soebardjo
dan Hatta.Pada dasarnya konsep proklamasi kemerdekaan mengandung dua
pokok pikiran.Pertama,pernyataan kemauan bangsa Indonesia untuk
menentukan nasibnya sendiri yang tertuang dalam kalimat pertama.Gagasan
ini dari Ahmad Soebardjo.Kedua,pernyataan pengalihan kekuasaan

8
(Transfer of Soveireignty).Gagasan ini dari Moh.Hatta.Soekarno menyuruh
Sayuti Melik mengeti ulng naskah proklamasi dengan beberapa perubahan
seperti,kata ”tempoh” menjadi ”tempo”,kata ”wakil-wakil bangsa
Indonesia” menjadi ”atas nama bangsa Indonesia”.Perubahan terakhir pada
penulisan tanggal,”Djakarta,17-08-05” menjadi ”Djakarta,hari 17,boelan
8,tahoen 05”.Pada rapat ini golongan tua diwakili oleh Soekarno,Hatta dan
Ahmad Soebardjo sedangkan golongan muda diwakili oleh Sukarni,B.M
Diah dan Sudiro.
D. Proklamasi Kemerdekaan
Persiapan menyambut proklamasi kemerdekaan dilakukan di Jl.
Pegangsaan Timur No.56.Walikota Jakarta Suwiryo memerintahkan
Wilopo untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti mikrofon
alat pengeras suara. Adapun Sudiro memerintahkan S. Suhud menyiapkan
satu tiang bendera. Keamanan dipercayakan pada Shodanco Latief
Hendraningrat dan Abdurrahman.
Menjelang pukul 10.00WIB, tokoh-tokoh pergerakan nasional telah
berdatangan di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, seperti dr. Buntara
Martoatmojo, Mr. A.A. Maramis, Mr. Latuharhary, Abikusno Tjorosujoso,
Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantara, Sam Ratu Langie, K.H. Mas
Mansur, Mr. Sartono, Sayuti Melik, Pandu Kartawiguna, M. Tabrani, dr.
Muwardi dan A.G. Pringgodigdo.
Tepat pukul 10.00 WIB,17 Agustus 1945, yang bertepatan dengan
bulan Ramadhan, Soekarno didampingi oleh Moh.Hatta membacakan
proklamasi kemerdekaan Indonesia, yang isinya sebagai berikut.
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17, boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

9
Setelah pembacaan proklamasi selesai, Latief Hendraningrat dan S.
Suhud mengibarkan bendera Merah Putih. Seluruh rakyat menyanyikan
lagu kebangsaan Indonesia Raya.Upacara ditutup oleh Walikota Jakarta,
Suwiryo
E. Penyebaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Berita tersebut menyebar melalui media massa surat kabar maupun
radio. Walaupun masih dikuasai oleh tentara Jepang, ternyata radio
merupakan sarana penting di dalam menyebarluaskan berita proklamasi.
Tokoh pergerakan bangsa Indonesia yang bekerja pada stasiun radio antara
lain Maladi dan Yusuf Ronodipura. Semua stasiun radio dan stasiun kereta
api di pulau Jawa merupakan sarana untuk meneruskan berita proklamasi
kemerdekaan Indonesia agar sampai kepada masyarakat Indonesia. Kantor
berita Jepang Domei dapat dikacaukan, bahkan berita kemerdekaan
Indonesia dapat tersebar hingga keluar negeri melalui jaringan Jepang
sendiri.
Surat kabar yang pertama kali menyiarkan berita tentang proklamasi
kemerdekaan Indonesia adalah Tjahaja yang terbit di Bandung dan Soeara
Asia yang terbit di Surabaya. Penyambutan berita proklamasi kemerdekaan
Indonesia oleh seluruh rakyat dibuktikan dengan pelucutan senjata pasukan
Jepang, pengambilalihan pucuk pimpinan dan semangat terus berjuang
untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Disamping melalui siaran radio Koran dan selebaran-selebaran,
berita proklamasi secara resmi dibawa oleh para utusan yang kebetulan
menghadiri siding PPKI dan menyaksikan pelaksanaan proklamasi
kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Utusan tersebut di antaranya,
Teuku Muhammad Hasan (Aceh), Sam Ratulangi (Sulawesi), Ketut Pudja
(Bali), AA Hamidan (Kalimantan).

10
F. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Jepang yang sudah tidak berdaya dan menyerah tanpa syarat kepada
sekutu resmi pada tanggal 14 Agustus 1945 dengan menandatangani
Perjanjian San Fransisco. Keadaan yang seperti ini menyebabkan keadaan
di Indonesia menjadi Vacuum of power (kekosongan pemerintahan). Sekutu
yang diboncengi NICA datang ke Indonesia, Belanda yang ingin menguasai
Indonesia kembali dan mempersenjatai KNIL menyebabkan terjadinya
pertempuran di berbagai sejata. Selain itu, pemerintahan Indonesia juga
melakukan berbagai perundingan untuk mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
1. Perlawanan Bersenjata diberbagai Daerah
a. Pertempuran Surabaya
Tragedi ini terjadi karena insiden bendera di Hotel Yamato
yang melibatkan Indonesia dan sekutu. Kedatangan pasukan AFNEI
di Surabaya menumbuhkan kecurigaan bagi pemerintah RI bahwa
kedatangan AFNEI diboncengi oleh NICA. Pada tanggal 27 Oktober
1945 mulailah pertempuran antara pasukan Indonesia melawan
AFNEI. Soekarno-Hatta dan Amir Syarifuddin tiba di Surabaya
tanggal 29 Oktober 1945. Insiden ini mengakibatkan tewasnya
Brigjen Mallaby, menyulut kemarahan pasukan AFNEI. Pada
tanggal 10 November 1945, pasukan AFNEI menggempur kota
Surabaya melalui darat, laut, dan udara, tetapi rakyat Surabaya gigih
mempertahankan Kota Surabaya. Pertempuran yang terakhir terjadi
pada tanggal 28 November 1945 di Gunung Sari.
b. Insiden Bandung Lautan Api
Pada bulan Oktober 1945, TRI dan pemuda serta rakyat
sedang berjuang melawan tentara Jepang untuk merebut senjata dari
tangan Jepang. Disamping itu, TRI harus mengosongkan kotra
Bandung bagian utara paling lambat tanggal 29 Oktober 1945. Pada
tanggal 23 maret 1946, AFNEI kembali mengeluarkan ultimatum
supaya TRI meninggalkan kota Bandung. Sebelum meninggalkan
Bandung, TRI dan rakyat Bandung mengadakan perlawanan dengan

11
membumihanguskan kota Bandung bagian selatan yang dikenal
dengan Bandung Lautan Api.
c. Pertempuran Medan Area
Tanggal 9 Oktober 1945 pasukan AFNEI dibawah pimpinan
Brigjen T.E.D. Kelly mendarat di Belawan. Tawanan yang ada di
Medan dibebaskan, kemudian dipersenjatai dan dibentuk menjadi
Batalyon KNIL di Medan. Hal tersebut memancing kemarahan para
pemuda sehingga meletuslah pertempuran di Medan pada tanggal 13
Oktober 1945. Pada tanggal 18 Oktober 1945 AFNEI mengeluarkan
ultimatum yang memerintahkan TKR dan Laskar Perjuangan supaya
menyerahkan senjata. Tanggal 1 Desember 1945 AFNEI membatasi
daerah Medan dengan memasang papan pembatas yang bertuliskan
Fixed Boundaries Medan Area (Batas Resmi Medan Area) di sudut-
sudut pinggiran kota Medan. Pada bulan April 1946, kota Medan
dikuasai oleh pasukan AFNEI.
d. Peristiwa Merah Putih di Manado
Sejak akhir tahun 1945 pasukan AFNEI meninggalkan
Sulawesi Utara dan kekuasaan diserahkan sepenuhnya kepada
NICA, sehingga ia bertindak semena – mena. Mantan anggota KNIL
ini dikenal sebagai Tangsi Hitam yang kemudian membentuk
Pasukan Pemuda Indonesia. Pada tanggal 14 Februari 1946 tanpa
dilengkapi senjata, PPI menyerbu kedudukan NICA di Teling. Pada
hari itu juga, sebagian pejuang Indonesia mengambil bendera
Belanda yang berada di pos penjagaan dan merobek warna birunya
sehingga yang masih ada hanya warna merah dan putih. Bendera itu
dikibarkan di Tangsi Teling. Peristiwa ini menandai peristiwa merah
putih di Manado.
e. Pertempuran di Jakarta
Karena NICA dan KNIL terus melakukan provokasi yang
menyebabkan kemarahan masyarakat sehingga keadaan di Jakarta
pun menjadi sulit dikendalikan. Pendaratan pasukan marinir Belanda
di Tanjung Priok tanggal 30 Desember 1945 membuat situasi

12
semakin memburuk maka ibu kota Republik Indonesia dipindahkan
ke Yogyakarta.
f. Peristiwa Merah Putih di Biak
Di Biak terbentuk pula Partai Indonesia Merdeka yang
dipimpin oleh Lucas Roemkorem. Tanggal 14 Maret 1948 para
pejuang Irian menyerang tangsi militer Belanda di Sorido dan Biak
yang dipimpin oleh Yoseph. Karena persenjataan NICA lebih
unggul, maka serangan mengalami kegagalan. Tiga orang pimpinan
ditangkap dan diadili di Belanda , dua orang dihukum mati dan
seorang dijatuhi hukuman seumur hidup.
g. Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pertempuran ini dimulai tanggal 15 Oktober 1945 dan
berakhir 20 Oktober 1945 yang disebabkan karena larinya tentara
Jepang dan tewasnya Dokter Kariadi. Terdengar bahwa Jepang
meracuni sumber air di kota Semarang. Dokter Kariadi bersikeras
memeriksa kondisi mata air tersebut. Di perjalanan ia tertembak oleh
tentara Jepang yang membuat rakyat sangat marah dan menyerang
tentara Jepang.
h. Pertempuran Puputan Margarana
Pada tanggal 18 November 1946 Ngurah Rai mengadakan
serangan terhadap markas Belandi di Kota Tabanan, dan meraih
kemenangan kemudian memusatkan markas perjuangannya di Desa
Margarana. Namun pada 20 November 1946 Belanda menyerang
secara tiba – tiba sehingga Ngurah Rai beserta pasukannya gugur.
Pertempuran ini sampai titik darah penghabisan atau lebih dikenal
Perang Puputan.
i. Pertempuran Palagan Ambarawa
Pertempuran Ambarawa terjadi tanggal 20 November - 15
Desember 1945. Pertempuran Ambarawa dikarenakan AFNEI
membebaskan tawanan perang di Ambarawa dan Magelang dan
mempersenjatai bekas tawanan itu. Pada tanggal 20 November 1945
pertempuran antara pasukan TKR di bawah pimpinan Mayor

13
Sumarto melawan tentara Sekutu. Pertempuran Ambarawa
mengakibatkan gugurnya Letkol Isdiman, Komandan Resimen
Banyumas. Posisi Letkol Isdiman kemudian digantikan oleh Letkol
Soedirman. Kota Ambarawa berhasil dikepung selama 4 hari 4
malam oleh pasukan RI.
j. Pertempuran Lima Hari di Palembang
Pasukan sekutu mendarat di Palembang tanggal 12 okteber
1945, dipimpin oleh Letnan Kolonel Carmichael, bersama sekutu
dan aparat NICA. Pasukan sekutu ini hanya diizinkan mendiami
Talang Semut, akan tetapi mereka tidak mengindahkan peraturan itu.
Ketika meninggalkan kota Palembang sekutu menyerahkan
kedudukannya pada Belanda, sementara perundingan berlangsung
pada tanggal 1 januari 1947, pertempuran meletus kembali
pertempuran berlangsung selama 5 hari. Pada tanggal 6 januari 1947
dicapai persetujuan gencatan senjata antara Belanda dan pemerintah
Indonesia di Palembang.
k. Peristiwa Westerling
Peristiwa ini adalah peristiwa pembunuhan ribuan rakyat
sipil yang ada di Sulawesi Selatan yang dilakukan oleh Belanda yaitu
Depot Speciale Tropen (DST) yang dipimpin oleh Raymond Pierre
Paul Westerling. Tahap I pada 11 Desember 1946 di Desa Batua,
tahap II pada 19 Desember 1946 di Polobangkeng, Makassar, tahap
III pada 26 Desember 1946.
l. Agresi Militer Belanda I
Agresi Militer Belanda I Dilatarbelakangi oleh perbedaan
pendapat dan penafsiran yang semakin memuncak mengenai
ketentuan-ketentuan persetujuan Linggarjati. Tanggal 27 Mei 1947
Belanda menyampaikan ultimatum kepada Pemerintah RI yang
harus dijawab dalam waktu 14 hari. Jam 10.04 pagi kapal pemburu
torpedo “Piet Hein” menghujani markas ALRI tersebut dengan
tembakan meriam. Di selatan Sitoebondo para pejuang Republik
berusaha menahan serangan dari dalam parit dan bunker buatan, tapi

14
karena kalah unggul dalam persenjataan, terpaksa mereka menarik
mundur. Pertempuran terakhir terjadi di Pabrik Gula Prajekan,
dimana tersimpan 30.000 ton gula.
m. Agresi Militer Belanda II
Agresi Militer Belanda II diawali serangan terhadap
Yogyakarta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Syahrir dan
beberapa tokoh lainnya. Agresi Militer Belanda II dilatarbelakangi
oleh Belanda masih ingin menguasai Indonesia dan berusaha untuk
mengingkari perjanjian Renville. 18 Desember 1948. PBB juga
mendesak Belanda untuk menghentikan operasi militer dan
membebaskan para pemimpin Indonesia dan membuat Belanda
mengakhiri agresi militer II.
n. Serangan Umum 1 Maret 1949
Propaganda yang dilakukan oleh Belanda dapat dibuyarkan
oleh serangan secara terorganisasi ke Ibu kota Yogyakarta. Serangan
itulah yang dikenal sebagai Serangan Umum 1 Maret 1949.
Serangan umum itu dilakukan oleh pasukan TNI dari Brigade 10 /
Wehkreise III, di bawah pimpinan Letkol Soeharto. Keberhasilan
serangan umum itu amat ditentukan oleh peran Sri Sultan
Hamengkubuwono IX . Dalam waktu relatif singkat, pasukan TNI
berhasil memukul mundur pasukan Belanda keluar Yogyakarta.

2. Perjuangan Diplomasi
a. Mencari dukungan internasional
Perjuangan mencari dukungan Internasional lewat PBB
dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindakan
langsung dilakukan dengan mengemukakan masalah Indonesia
dihadapan sidang Dewan Keamanan PBB. Tindakan tidak langsung
dilakukan melalui pendekatan dan hubungan baik dengan Negara –
negara yang mendukung seperti Australia, India, Negara – negara
liga Arab, Negara – negara anggota Dewan keamanan PBB.
b. Perundingan dengan Belanda

15
1) Permulaan perundingan-perundingan dengan Belanda (10
Februari 1946)
Letnan Jenderal Christison memprakarsai pertemuan Pemerintah
RI dengan Belanda. Pada awal perundingan, H.J. Van
Mook menyampaikan pernyataan politik pemerintah Belanda.
Pada tanggal 12 Maret 1946, pemerintah Republik Indonesia
menyampaikan pernyataan balasan.
2) Perundingan di Hooge Veluwe (14–25 April 1946)
Setelah beberapa kali diadakan pertemuan pendahuluan,
diselenggarakanlah perundingan resmi antara pemerintah
Belanda dengan Pemerintah RI untuk menyelesaikan konflik
namun mengalami kegagalan.
3) Perundingan gencatan senjata (20–30 September 1946)
Banyaknya insiden pertempuran antara pejuang Indonesia dengan
pasukan Sekutu dan Belanda mendorong diadakannya
perundingan gencatan senjata, perundingan tidak mencapai hasil
yang diinginkan.
4) Perundingan RI dan Belanda (7 Oktober 1946)
Perundingan berlangsung di rumah Konsul Jenderal Inggris di
Jakarta pada tanggal 7 Oktober 1946. Dalam perundingan
tersebut, masalah gencatan senjata yang gagal perundingan
tanggal 30 September 1946 disetujui untuk dibicarakan lagi
dalam tingkat panitia yang diketuai Lord Killearn.
5) Perundingan Linggarjati (10 November 1946)
Tanggal 10 November 1946 di Linggarjati di Cirebon,
dilangsungkan perundingan antara Pemerintah RI dan komisi
umum Belanda. Berikut isinya :
a) Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia
dengan wilayah kekuasaan meliputi Sumatera, Jawa, dan
Madura.
b) Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam
membentuk negara Serikat dengan nama RIS.

16
c) RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia- Belanda
dengan Ratu Belanda sebagai ketua. Perjanjian Linggarjati
ditandatangani oleh Belanda dan Indonesia pada tanggal 25
Maret 1947 dalam suatu upacara kenegaraan di Istana Negara
Jakarta.
c. Perjanjian Renville (8 Desember 1947 – 17 Januari 1948)
Perjanjian Renville dimulai pada tanggal 8 Desember 1947.
Perjanjian Renville menghasilkan beberapa keputusan sebagai
berikut :
1) Penghentian tembak-menembak.
2) Daerah-daerah di belakang garis van Mook harus dikosongkan
dari pasukan RI.
3) Belanda bebas membentuk negara-negara federal di daerah-
daerah yang didudukinya dengan melalui plebisit terlebih dahulu.
4) Membentuk Uni Indonesia-Belanda. Negara Indonesia Serikat
yang ada di dalamnya sederajat dengan Kerajaan Belanda.
d. Resolusi DK PBB (28 Januari 1949)
Berkaitan dengan Agresi Militer Belanda II, pada tanggal 28
Januari 1949, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan sebuah
resolusi, isinya :
1) Belanda harus menghentikan semua operasi militer dan pihak
RI diminta untuk menghentikan aktivitas gerilya, kedua pihak
harus mengadakan perdamaian.
2) Pembebasan dengan segera dan tidak bersyarat semua tahanan
politik dalam daerah RI oleh Belanda sejak 19 Desember 1948.
3) Belanda harus memberikan kesempatan kepada pemimpin RI
untuk kembali ke Yogyakarta dengan segera. Kekuasaan RI di
daerah-daerah RI menurut batas-batas Persetujuan Renville
dikembalikan kepada RI.
4) Perundingan akan dilakukan dalam waktu yang secepat-
cepatnya dengan dasar Persetujuan Linggarjati, Persetujuan

17
Renville, dan berdasarkan pembentukan suatu Pemerintah
Interim Federal paling lambat tanggal 15 Maret 1949.
e. Perjanjian Roem-Royen (17 April – 7 Mei 1949)
Roem-Royen Agreement : Dewan Keamanan PBB pada
tanggal 23 Maret 1949 memerintahkan UNCI untuk membantu
pelaksanaan resolusi DK PBB pada tanggal 28 Januari 1949.
Delegasi Indonesia dipimpin Mr. Mohammad Roem. Delegasi
Belanda dipimpin Dr. Van Royen. Pertemuan dipimpin Merle
Cohran dari UNCI yang berasal dari Amerika Serikat. Akhirnya
pada tanggal 7 Mei 1949 tercapai persetujuan. Persetujuan itu
dikenal dengan nama “Roem-Royen Statement”.
f. Konferensi Inter-Indonesia (19 -22 Juli 1949 dan 31 Juli – 2
Agustus 1949)
Konferensi Inter-Indonesia ini penting untuk menciptakan
kesamaan pandangan menghadapi Belanda dalam KMB. Konferensi
Inter-Indonesia I diadakan di Yogyakarta pada tanggal 19 – 22 Juli
1949,dipimpin oleh Mohammad Hatta. Konferensi Inter-Indonesia
II diadakan di Jakarta pada tanggal 30 Juli – 2 Agustus
1949,dipimpin oleh Sultan Hamid (Ketua BFO). Pada tanggal 1
Agustus 1949, pihak Republik Indonesia dan Belanda mencapai
persetujuan penghentian tembak-menembak yang akan mulai
berlaku di Jawa dan Sumatera.
g. Konferensi Meja Bundar (KMB) (23 Agustus 1949 – 2 November
1949)
KMB dipimpin oleh Perdana Menteri Belanda, W. Drees.
Konferensi berlangsung dari tanggal 23 Agustus - 2 November 1949.
KMB dapat menghasilkan beberapa persetujuan. Berikut ini hasil
dari KMB di Den Haag:
1) Belanda menyerahkan kedaulatan atas Indonesia sepenuhnya
dan tanpa syarat kepada RIS.

18
2) Republik Indonesia Serikat (RIS) terdiri atas Republik
Indonesia dan 15 negara federal. Corak pemerintahan RIS diatur
konstitusi yang dibuat oleh RI dan BFO.
3) Melaksanakan penyerahan kedaulatan selambat- lambatnya
tanggal 30 Desember 1949.
4) Masalah Irian Jaya akan diselesaikan dalam waktu setahun
sesudah pengakuan kedaulatan.
5) Kerajaan Belanda dan RIS akan membentuk Uni Indonesia-
Belanda.
6) Menarik mundur pasukan Belanda dari Indonesia dan
membubarkan KNIL.
7) RIS harus membayar utang Belanda yang diperbuatnya
semenjak tahun 1942.
3. Pembentukan RIS dan Pengakuan Kedaulatan
Penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan dilakukan pada
waktu yang bersamaan di Indonesia dan di negeri Belanda, pada 27
Desember 1949. Di Belanda, penandatanganan naskah pengakuan
kedaulatan dilaksanakan di ruang takhta Istana Kerajaan Belanda. Ratu
Juliana, P.M. Dr. Willem Drees, Menteri Seberang Lautan Mr.
A.M.J.A. Sassen, dan Mohammad Hatta membubuhkan tanda tangan
pada naskah pengakuan kedaulatan. Jakarta, Sultan Hamengkubuwono
IX dan Wakil Tinggi Mahkota membubuhkan tanda tangan pada
naskah pengakuan kedaulatan. Pada tanggal yang sama, di Yogyakarta
dilakukan penyerahan kedaulatan dari Republik Indonesia kepada
Republik Indonesia Serikat.

19
G. Peristiwa G G30S/PKI
1. Pengertian G30S/PKI
Peristiwa G30S/PKI atau biasa disebut dengan Gerakan 30
September merupakan salahsatu peristiwa pemberontakan komunis
yang terjadi pada bulan September sesudah beberapa tahun Indonesia
merdeka. Peristiwa G30S PKI terjadi di malam hari tepatnyapada
tanggal 30 September tahun 1965.Dalam sebuah kudeta, setidaknya ada
7 perwiratinggi militer yang terbunuh dalam peristiwa tersebut.
2. Sejarah Mulainya G30S/PKI
Sebelum peristiwa 30S PKI terjadi, Partai Komunis Indonesia
sempat tercatat sebagaipartai Komunis terbesar di dunia. Hal ini
didukung dengan adanya sejumlah partaikomunis yang telah tersebar di
Uni Soviet dan Tiongkok.
Semenjak dilakukannya audit pada tahun 1965, setidaknya ada
3,5 juta pengguna aktifyang bernaung menjalankan program dalam
partai ini. Itu pun belum termasuk dengan3 juta jiwa yang menjadi
kader dalam anggota pergerakan pemuda komunis.
Di sisi lain, PKI juga memiliki hak kontrol secara penuh
terhadap pergerakan buruh,kurang lebih ada 3,5 juta orang telah ada di
bawah pengaruhnya. Belum sampai disitu,masih ada 9 juta anggota lagi
yang terdiri dari gerakan petani dan beberapa gerakanlain. Misal
pergerakan wanita, pergerakan sarjana dan beberapa organisasi penulis
yangapabila dijumlahkan bisa mencapai angka 20 juta anggota beserta
para pendukungnya.
Masyarakat curiga dengan adanya pernyataan isu bahwa PKI
adalah dalang dibalikterjadinya peristiwa 30 September yang bermula
dari kejadian di bulan Juli 1959, yangmana pada saat itu parlemen telah
dibubarkan. Sementara Presiden Soekarno justrumenetapkan bahwa
konstitusi harus berada di bawah naungan dekrit presiden.
PKI berdiri dibelakang dukungan penuh dekrit presiden
Soekarno. Sistem DemokrasiTerpimpin yang diusung oleh Soekarno
telah disambut dengan antusias oleh PKI. Karenadengan adanya sistem

20
ini, diyakini PKI mampu menciptakan suatu persekutuan konsepsiyang
Nasionalis, Agamis dan Komunis dengan singkatan NASAKOM.
3. Cerita Singkat Peristiwa G30S/PKI
Peristiwa G30S PKI bermula pada tanggal 1 Oktober. Dimulai
dengan kasuspenculikan 7 jendral yang terdiri dari anggota staff tentara
oleh sekelompok pasukanyang bergerak dari Lapangan Udara menuju
Jakarta daerah selatan. Tiga dari tujuh jenderal tersebut diantaranya
telah dibunuh di rumah mereka masing-masing, yakniAhmad Yani,
M.T. Haryono dan D.I. Panjaitan.
Sementara itu ketiga target lainya yaitu Soeprapto, S. Parman
dan Sutoyo ditangkapsecara hidup-hidup. Abdul Harris Nasution yang
menjadi target utama kelompokpasukan tersebut berhasil kabur setelah
berusaha melompati dinding batas kedubes Irak.
Meskipun begitu, Pierre Tendean beserta anak gadisnya, Ade
Irma S. Nasution puntewas setelah ditangkap dan ditembak pada 6
Oktober oleh regu sergap. Korbantewas semakin bertambah disaat regu
penculik menembak serta membunuh seorang polisi penjaga rumah
tetangga Nasution. Abert Naiborhu menjadi korban terakhir dalam
kejadian ini. Tak sedikit mayat jenderal yang dibunuh lalu dibuang di
Lubang Buaya.
Sekitar 2.000 pasukan TNI diterjunkan untuk menduduki
sebuah tempat yang kinidikenal dengan nama Lapangan Merdeka,
Monas. Walaupun mereka belum berhasilmengamankan bagian timur
dari area ini. Sebab saat itu merupakan daerah dari Markas KOSTRAD
pimpinan Soeharto.
Jam 7 pagi, Radio Republik Indonesia (RRI) menyiarkan
sebuah pesan yang berasaldari Untung Syamsuri, Komandan
Cakrabiwa bahwa G30S PKI telah berhasil diambilalih di beberapa
lokasi stratergis Jakarta beserta anggota militer lainnya. Mereka
bersikeras bahwa gerakan tersebut sebenarnya didukung oleh CIA yang
bertujuan untuk melengserkan Soekarno dari posisinya.

21
Tinta kegagalan nyaris saja tertulis dalam sejarah peristiwa
G30S/PKI. Hampir sajapak Harto dilewatkan begitu saja karena mereka
masih menduga bahwa beliaubukanlah seorang tokoh politik.
Selang beberapa saat, salah seorang tetangga memberi tahu
pada Soeharto tentangterjadinya aksi penembakan pada jam setengah 6
pagi beserta hilangnya sejumlah jenderal yang diduga sedang dicuilik.
Mendengar berita tersebut, Soeharto pun segerabergerak ke Markas
KOSTRAD dan menghubungi anggota angkatan laut dan polisi.
Soeharto juga berhasil membujuk dua batalion pasukan kudeta untuk
segera menyerahkan diri. Dimulai dari pasukan Brawijaya yang masuk
ke dalam area markas KOSTRAD. Kemudian disusul dengan pasukan
Diponegoro yang kabur menuju Halim Perdana Kusuma.
Karena prosesnya yang berjalan kurang matang, akhirnya
kudeta yang dilancarkan oleh PKI tersebut berhasil digagalkan oleh
Soeharto. Sehingga kondisi ini menyebabkan para tentara yang berada
di Lapangan Merdeka mengalami kehausan akan impresi dalam
melindungi Presiden yang sedang berada di Istana.
4. Masa Berakhirnya Peristiwa G30S/PKI
G30S PKI bisa berakhir pada jam 7 malam, pasukan pimpinan
Soeharto berhasil mengambil alih atas semua fasilitas yang sebelumnya
pernah dikuasai oleh G30S PKI. Jam9 malam Soeharto bersama dengan
Nasution mengumumkan bahwa sekarang ia tengah mengambil alih
tentara yang pernah dikuasai oleh PKI dan akan tetap berusaha untuk
menghancurkan pasukan kontra-revolusioner demi melindungi posisi
Soekarno.
Soeharto melayangkan kembali sebuah ultimatum yang kali ini
ditujukan khusus kepada pasukan di Halim. Tak berapa lama kemudian,
Soekarno meninggalkan Halim Perdana Kusuma untuk segera menuju
istana Presiden lain yang ada di Bogor. Ketujuh jasa dorang yang
terbunuh dan terbuang di Lubang Buaya pada tanggal 3 Oktober
berhasil ditemukan dan dikuburkan secara layak pada tanggal 5
Oktober.

22
Nama-nama Pahlawan Revolusi Korban Kekejaman G30S PKI 1965

Peristiwa G30S PKI sejatinya tidak lepas dari kejadian


penculikan petinggi-petinggi TNIAD saat itu. Mereka diasingkan dan
dibantai tanpa belas kasihan di Monumen Lubang Buaya. Berikut ini
nama-nama TNI yang mendapatkan gelar Pahlawan Revolusi pasca
terjadinya pembantaian tersebut.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejak tahun 1943, Jepang mulai mengalami kekalahan kekalahan,
banyak wilayah Jepang jatuh ke tangan Sekutu.Pangkalan militer Jepang di
Okinawa dan Iwojima telah bobol dan diduduki Sekutu,kemudian
Kepulauan Saipan dan Mariana pada tahun 1944.
Berita kekalahan Jepang tersebar luas meskipun Jepang
merahasiakannya. Berita tersebut kemudian diketahui oleh Sutan Syahrir
melalui radio BBC. Syahrir kemudian beranggapan inilah saatnya
memerdekakan Indonesia.
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa pengamanan Soekarno-
Hatta dari pengaruh Jepang dengan cara menyembunyikan kedua tokoh
tersebut ke daerah Rengasdengklok, Jawa Barat.
Pada 16 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB, Soekarno-Hatta beserta
rombongan berangkat menuju Jakarta.Sesampainya di Jakarta pukul
23.00WIB, Soekarno-Hatta langsung mengundang seluruh anggota PPKI
untuk rapat di Hotel Des Indes.Namun,
Persiapan menyambut proklamasi kemerdekaan dilakukan di Jl.
Pegangsaan Timur No.56.Walikota Jakarta Suwiryo memerintahkan
Wilopo untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti mikrofon
alat pengeras suara. Adapun Sudiro memerintahkan S.Suhud menyiapkan
satu tiang bendera.Keamanan dipercayakan pada Shodanco Latief
Hendraningrat dan Abdurrahman.
2Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Melalui Perlawanan
Bersenjata, melalui perlawanan di berbagai daerah yaitu peristiwa
pertempuran antara pasukan Sekutu dan Belanda antara lain pertempuran
Surabaya, Bandung Lautan Api, pertempuran Medan Area, peristiwa Merah
Putih di Manado, pertempuran Jakarta, pertempuran di Ambarawa, Agresi
Militer Belanda I, Agresi Militer Belanda II, Serangan Umum 1 Maret 1949,
gerakan para pahlawan yang gagah berani dan tak takut mati demi

24
mempertahankan tanah air yang kembali betempur walau sudah merdeka,
tak hanya dengan genjatan senjata, para pahlawan juga melakukan
Perjuangan Diplomasi yang berunding dengan negara – negara dan
menetapkan keputusan beserta perjanjian agar pihak lain tidak sewenang –
wenang terhadap bangsa Indonesia, sehingga pada saat itu Pembentukan
RIS dan Pengakuan Kedaulatan dapat dilakukan oleh Indonesia.
G30S/PKI adalah sebuah gerakan yang sangat tidak baik bagi
bangsa Indonesia, karena apa gerakan ini banyak menimbulkan kerugian
bagi bangsa Indonesia dan juga gerakan ini terlalu memaksakan kehendak
dan ingin menjatuhkan pemerintahan pada masa itu.
B. Saran
Seorang pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran harus
selalu menanamkan nilai-nilai kepahlawanan dalam semua aspek
pendidikan di Indonesia, serta melakukan kajian-kajian tentang
pembenahan sistem yang ada sekarang agar Indonesia kedepannya menjadi
lebih baik. Tentu hal ini tidak boleh lepas dari nilai-nilai sejarah bangsa
Indonesia yang berbudi luhur.
Sebagai bangsa Indonesia yang telah merdeka, sebaiknya para
generasi penerus bangsa berpikir bagaimana cara membuat NKRI ini lebih
baik lagi dengan terus balajar dan membuat prestasi yang membuat Negara
Indonesia kita tercinta lebih dikenal di mata dunia.

25
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abudin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Anwar, Chairul, Konstitusi dan kelembagaan Negara, Jakarta: CV. Novindo
Pustaka Mandiri, 1999.
Daud, Abu Busroh dan Abubakar Busro, Asas-asas Hukum Tata Negara, Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1983, cet. Ke-1.
Kusnardi, Moh., et.ai., Ilmu Negara, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000, cet.
Lubis, M. Solly, Asas-asas Hukum Tata Negara, Bandung: Alumni, 1982.
Thaib, Dahlan, et.al., Teori dan Hukum Konstitusi, Jakarta: PT> Raja Grafindo
Persada, 2001, cet.ke-2.
Ubaidillah, Ahmad, et.al., Pendidikan Kewargaan (Civic Education): Demokrasi,
HAM dan Masyarakat Madani, Jakarta: IAIN Jakarta Press, 2000, edisi pertama.
Dahlan Thaib, DPR dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia. (Liberty, 1994).
Mohammad Fajrul Falaakh, Komisi Konstitusi dan Peran Rakyat dalam Perubahan
UUD 1945, Jurnal Analisa CSIS Tahun XXXI/ 2002 No.2, (Jakarta: Penerbit
Centre for Strategic and International Studies, 2002).
Bagir Manan, Teori dan Politik Konstitusi, (Yogyakarta; FH UII PRESS. 2003).
http://furotul29.blogspot.nl/2013/10/makalah-latar-belakang-dan-perjuangan.html
Hayati, Chusnul, dkk. 1985. Sejarah Indonesia. Jakarta: Karunika.
Sunarto, dkk. 2004. Pengetahuan Soaial Terpadu untuk SD kelas VI. Jakarta:
Erlangga
Kamsory, Eryk. M. 2004. Sejarah untuk SMP kelas VIII. Bogor: Regina
http://id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia
http://perjuangankemerdekaanindonesia.blogspot.com/
Roem, Mohamad. 1982. Tahta Untuk Rakyat. Jakarta: Gramedia
Sumiyati, Sri Endang. 2001. Pelurusan Sejarah Serangan Oemoem 1 Maret 1949.
Yogyakarta: Media Pressindo
Cribb, R. d. (2012). Kamus Sejarah Indonesia. Jakarta: Komunitas bambu.
Dewi, F. Y. (2008). Pemerintahan Daerah di Sumatera selatan pada tahun 1948-1957 Tesis
Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya. Depok: Tidak diterbitkan.
Lapian, A.B (.Tim) (1996). Terminologi Sejarah 1945-1950& 1950-1959. Jakarta: Cv Defit
Karya.
Simatupang, T. (2005). Revolusi dan Kita sekarang. dalam W. H. Frederick (Ed.),
Pemahaman Sejarah Indonesia sebelum dan sesudah revolusi (hal. 76). LP3ES.

26
Zed, M. (2003). Kepialangan , Politik , dan Revolusi Palembang 1900-1950. Jakarta:
LP3ES.

27

Anda mungkin juga menyukai