Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PERUSAKAN HUTAN MENJADI FAKTOR PENYEBAB

PERUBAHAN PEDOSFER

Prodi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Kelas : A Pagi

Mata Kuliah : Ilmu Kealaman Dasar

Dosen Pengampu : Eka Trisianawati, M.Pd

Di Susun Oleh:

Ayu Yohana (12201009)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(IKIP-PGRI) PONTIANAK

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perusakan Hutan
Menjadi Faktor Penyebab Perubahan Pedosfer” dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Eka Trisianawati M.Pd selaku
pembimbing mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar di Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (IKIP-PGRI) Pontianak. Selain
itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan dan manfaat
bagi setiap pembaca.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku dosen
mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang saya tekuni. Saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Pontianak, 21 Oktober 2022

ii
DAFTAR ISI

JUDUL.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Menganalisa Teks Proklamasi.................................................................................3
1. Sejarah Teks Proklamasi.................................................................................3
2. Makna Teks Proklamasi.................................................................................4
B. Menganalisa UUD 1945 Amandemen dan Pelaksanaanya.....................................6
1. Sejarah Pembentukan Undang-Undang Di Indonesia......................................6
2. Amandemen UUD 1945..........................................................................7
C. STUDI KASUS.......................................................................................................15
BAB III PENUTUP.............................................................................................................17
A. Kesimpulan..............................................................................................................17
B. Saran........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pedosfer adalah suatu lapisan tanah yang menutupi permukaan


bumi. Ilmu yang mempelajari proses-proses pembentukan tanah beserta
faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survei tanah, dan cara-cara
pengamatan tanah di lapangan disebut dengan pedologi (Sarwono
Hardjowigeno). Istilah tanah sudah banyak didefinisikan orang. Misalnya,
ahli pertanian mendefinisikan tanah sebagai media pertumbuhan tanaman.
Adapun ahli geografi mendefinisikan tanah sebagai hasil pelapukan batuan
beku, batuan metamorf, dan proses sedimentasi.
Seperti halnya terhadap benda-benda lain, tanah juga termasuk
wujud alam yang mudah mengalami perubahan/kerusakan serta berbagai
masalah mengenai tanah banyak sekali terjadi khususnya di Indonesia
masalah tersebut seperti perusakan pada hutan yang mengakibatkan daya
serap tanah dan mengurangi kemampuan dalam menampung dan menahan
air, sehingga tanah mudah tererosi.

B. Rumusan Masalah
1. Menganalisa teks proklamasi
2. Menganalisa UUD 1945 amandemen dan pelakasanaanya
3. Studi kasus teks proklamasi dan UUD 1945 amandemen dan
pelaksanaanya.

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui tentang Analisa teks proklamasi
2. Untuk mengetahui tentang Analisa UUD 1945 amandemen dan
pelaksanaanya.

1
3. Untuk mengetahui tentang studi kasus teks proklamasi dan UUD 1945
amandemen.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Teks proklamasi saling berhubungan erat dengan pembukaan UUD 1945


yaitu Proklamasi kemerdekaan merupakan sebuah pernyataan kemerdekaan
bangsa Indonesia dan pembukaan Undang-undang Dasar atau UUD 1945
merupakan deklarasi kemerdekaan tersebut. Keduanya merupakan pernyataan
kemerdekaan kepada bangsa Indonesia sendiri dan kepada dunia luar. Oleh karena
itu, proklamasi kemerdekaan dengan pembukaan UUd 1945 memiliki hubungan
yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Hubungan proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia dengan pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 adalah proklamasi 17 Agustus 1945 melahirkan
kemerdekaan yang disusun dan diisi oleh pembukaan UUD 1945. Berikut adalah
penjabaran mengenai Analisa teks proklamasi dan pembukaan UUD 1945
amandemen dan pelaksanaanya.

A. Menganalisa Teks Proklamasi


1. Sejarah Teks Proklamasi
Dalam sejarahnya, naskah Proklamasi Kemerdekaan berhasil dirumuskan
dengan melewati proses yang panjang. Kisah itu dimulai dari pembentukan
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), fenomena kekosongan
pemerintahan akibat bom Hiroshima dan Nagasaki, hingga peristiwa
Rengasdengklok.
Memutar waktu pada 6 Agustus 1945, sebuah bom atom dijatuhkan di atas
kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat. Melihat kondisi tersebut pada
satu hari setelahnya BPUPKI diganti menjadi PPKI untuk lebih menegaskan
keinginan mencapai kemerdekaan. Terus berlanjut, pada 9 Agustus 1945
dijatuhkan bom atom kedua di Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang

3
menyerah kepada Sekutu. Pada 12 Agustus 1945, tiga tokoh nasional yang terdiri
dari Radjiman Wedyodiningrat, Soekarno, dan Mohammad Hatta bertandang ke
Dalat, Vietnam untuk memenuhi undangan dari Jenderal Terauchi. Pertemuan ini
dijadikan ketiganya sebagai upaya untuk mempersiapkan kemerdekaan. Dua hari
setelahnya, tiga tokoh nasional tersebut kembali ke Indonesia. Dan pada hari yang
sama, radio British Broadcasting Corporation (BBC) baru menyiarkan bahwa Jepang
secara resmi telah menyerah kepada Sekutu. Berita tersebut akhirnya mendorong
para golongan muda, diantaranya adalah Sutan Sjahrir, Wikana, dan Darwis
untuk mendesak Soekarno-Hatta agar segera memproklamirkan kemerdekaan.
Sayangnya, golongan tua kala itu menolak agar tidak terjadi pertumpahan
darah dalam peristiwa proklamasi. Penolakan inilah yang kemudian
mendorong para golongan muda memutuskan untuk menculik Soekarno-
Hatta pada 16 Agustus 1945.
Golongan muda tengah mendesak Soekarno-Hatta untuk segera
memproklamirkan kemerdekaan penculikan ke Rengasdengklok ini dilakukan agar
keduanya tidak terpengaruh oleh perkataan Jepang lagi. Soekarno-Hatta dipaksa
untuk segera memproklamirkan kemerdekaan lewat radio. Tak berselang lama,
malamnya, Soekarno-Hatta dipulangkan ke Jakarta dan pergi ke rumah Laksamana
Maeda Tadashi bersama para tokoh nasional lain untuk merundingkan naskah
Proklamasi. Hingga pada 17 Agustus 1945, tepat 77 tahun silam, bangsa ini akhirnya
berdaulat, menyatakan kemerdekaannya dengan hingar bingar. Pagi itu, kediaman
Soekarno yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta dipadati oleh
sejumlah pemuda. Mereka berbaris untuk menyaksikan pembacaan Proklamasi
Kemerdekaan sekaligus pengibaran bendera merah putih yang diiringi lagu
Indonesia Raya dengan khidmat. Kabar terkait Proklamasi Kemerdekaan ini pun
disiarkan di media massa dan radio, serta dibagikan lewat surat selebaran. Hari itu,
seluruh elemen masyarakat akhirnya berhasil menghirup udara kemerdekaan. 

2. Makna Teks Proklamasi


Proklamasi Kemerdekaan juga mengandung makna yang tidak kalah
penting bagi bangsa Indonesia. Makna tersebut, melansir dari Modul Sejarah
Paket C Kemendikbud Ristek, yakni:

4
a. Bidang sosial: Segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dari bumi
Indonesia dan semua warga negara Indonesia dinyatakan memiliki hak
dan kewajiban yang sama dalam segala bidang.
b. Bidang politik: Negara Indonesia memiliki kedaulatan rakyat yaitu
pengakuan dari segenap rakyat Indonesia bahwa pemerintahan
Indonesia sebagai kekuasaan pemerintahan tertinggi dan terlepas dari
segala bentuk penjajahan.
c. Bidang ekonomi: Adanya kewenangan bagi bangsa Indonesia untuk
menuju masyarakat sejahtera dengan kekuasaan menguasai dan
mengelolasumber daya ekonomi secara mandiri atau Negara Indonesia
dapat mengatur perekonomian sendiri sesuai dalam UUD 1945 pasal
33.
d. Bidang pendidikan : Pendidikan di Indonesia dapat merdeka
seutuhnya ketika seluruh rakyat Indonesia baik wanita maupun pria,
baik yang miskin maupun yang kaya, dapat menempuh pendidikan
yang sesuai, dimana standar kualitas setiap lembaga pendidikan
mempunyai kesamaan taraf guna membangun generasi yang
berkualitas.

Di dalam naskah Proklamasi juga mengandung makna yang penting


dipahami oleh masyarakat Indonesia, yaitu:

a. Proklamasi merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia mengusir


penjajah untuk mendapatkan hak sebagai bangsa yang merdeka dan
tidak ditindas oleh bangsa dan negara lain serta memiliki kedudukan
yang sederajat dengan bangsa dan negara lain di dunia ini.
b. Secara hukum, Proklamasi merupakan lahirnya negara Indonesia yang
berarti bahwa hukum kolonial atau penjajah tidak berlaku lagi dan
diganti dengan hukum Nasional.
c. Proklamasi merupakan amanat rakyat untuk mewujudkan negara yang
melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

5
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
d. Proklamasi merupakan jembatan emas bagi bangsa Indonesia untuk
mengisi kemerdekaan Indonesia, membentuk pemerintahan negara
yang diakui oleh rakyatnya sehingga dapat mewujudkan masyarakat
yang adil dan makmur.

Source : https://www.kompas.tv/article/319365/isi-teks-proklamasi-
kemerdekaan-indonesia

B. Menganalisa UUD 1945 Amandemen dan Pelaksanaanya


1. Sejarah Pembentukan Undang-Undang Di Indonesia
Undang-Undang Dasar (UUD) merupakan fundamen atau hukum
dasar yang sangat menentukan keberadaan suatu negara yang di dalamnya
terkandung cita-cita dan dasar negara sebagai kerangka acuan dasar bagi
pelaksanaan kehidupan bernegara. Oleh karena itu, keberadaan UUD
sangat penting terutama bagi negara hukum modern yang menghendaki
segala sesuatu yang terkait dengan kehidupan bernegara diatur
berdasarkan hukum.

6
Indonesia adalah negara hukum yang menggunakan UUD sebagai
dasar keberadaannya. Sebelum negara Indonesia berdiri, wilayah
Indonesia yang saat itu dijajah oleh Belanda dengan nama Hindia Belanda
telah memiliki UUD. UUD yang berlaku pada masa penjajahan Belanda
adalah Indische Staatsregeling (IS). Layaknya sebuah UUD, IS mengatur
keberadaan lembagalembaga negara di bawah pemerintahan Hindia
Belanda, yaitu Gouverneur Generaal (Gubernur Jenderal), Volksraad
(Parlemen), Hoogerechtsshof (Mahkamah Agung), Algameene
Rekenkamer (Pengawas Keuangan), dan Raad van Nedelandsch Indie
(Dewan Pertimbangan Agung).
Setelah berdiri sebagai negara merdeka, Indonesia memberlakukan
UUD yang disusun sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sendiri. UUD
negara Indonesia memiliki sejarah yang dinamis sejalan dengan dinamika
ketatanegaraan yang berlaku dan berkembang. Sejak negara Indonesia
berdiri hingga saat ini telah terjadi beberapa kali pergantian UUD.
Terdapat beberapa UUD yang pernah berlaku di Indonesia, yaitu Undang-
Undang Dasar 1945 (UUD 1945) berlaku dari 1945 hingga 1949,
Konstitusi Republik Indonesia Serikat (Konstitusi RIS) berlaku pada 1949
hingga 1950, Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) berlaku pada
1950 hingga 1959, dan kembali lagi ke UUD 1945 mulai 1959 hingga
sekarang. Yang disebut terakhir telah mengalami perubahan empat tahap
dalam satu rangkaian perubahan sejak 1999 hingga 2002.
Setiap momentum pergantian dan perubahan UUD di Indonesia selalu
didasari oleh kenyataan bahwa UUD yang berlaku dipandang tidak sesuai
lagi dengan tuntutan yang berkembang. Meskipun UUD Indonesia telah
berulangkali mengalami perubahan, terdapat satu prinsip yang selalu
dipegang teguh oleh para pembentuknya, yakni tidak menghilangkan atau
mengganti dasar negara Pancasila.

2. Amandemen UUD 1945

7
Selama 4 tahun  mulai tahun 1999, 2000, 2001 sampai dengan tahun
2002 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) melakukan perubahan
terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Perubahan tersebut mengalir begitu saja sebagai respon terhadap tuntutan
reformasi. Tuntutan tersebut antara lain dilatar belakangi oleh praktek
penyelenggaraan negara pada masa pemerintahan rezim Suharto yang
otoriter sentralistik dengan menggunakan Undang-Undang Dasar sebagai
instrument untuk melanggengkan kekuasaannya. Alasan filosofis, historis,
yuridis, sosiologis, politis, dan teoritis cukup mendukung perlunya
perubahan terhadap konstitusi. Selain itu gagasan untuk mengubah
Undang-Undang Dasar mendapat dukungan luas dari berbagai lapisan
masyarakat. Berikut perubahan – perubahan UUD 1945 yakni:
a. Lahirnya UUD 1945
Kelahiran UUD 1945 tidak bisa dipisahkan dengan perjuangan
kemerdekaan negara Indonesia. Berabad-abad bangsa Indonesia
mengalami kerugian dan penderitaan multidimensi di bawah
penjajahan negara lain, yaitu Portugis, Belanda, dan Jepang. Kerugian
dan penderitaan itu, antara lain, disebabkan dominasi politik,
eksploitasi sumber daya ekonomi, ekspansi kebudayaan, dan
diskriminasi sosial yang dilakukan pemerintahan penjajah.
Penderitaan yang berkepanjangan itu pada akhirnya melahirkan
gerakan perlawanan terhadap penjajah untuk mencapai sebuah negara
yang merdeka, terutama setelah munculnya generasi terdidik di
kalangan bangsa Indonesia.
UUD 1945 telah di sahkan oleh PPKI hanya memerlukan waktu
satu hari untuk mengesahkan. Hal ini terkait dengan tuntutan keadaan
bahwa negara Indonesia yang baru memproklamasikan
kemerdekaannya harus segera memiliki UUD. Selain itu, situasi
politik dalam suasana berkobarnya Perang Pasifik tidak memberi
banyak waktu bagi PPKI untuk melakukan perdebatan secara panjang
lebar. Karena itu, para pendiri bangsa itu menyepakati untuk

8
mengesahkan terlebih dahulu UUD yang telah mereka susun sebagai
UUD sementara untuk kemudian disempurnakan dalam kondisi yang
lebih memungkinkan.
Naskah UUD 1945 yang disahkan oleh PPKI meliputi pembukaan
dan pasal-pasal yang terdiri atas 71 butir ketentuan. Pembukaan dan
pasal-pasal itu dikemudian hari diberi penjelasan oleh Prof. Mr. Dr.
Soepomo32. Selanjutnya, UUD 1945 dimuat dalam Berita Republik
Indonesia Tahun II No. 7 Tanggal 15 Februari 1946. Pembukaan dan
pasal-pasalnya terdapat di halaman 45 – 48, sedangkan penjelasannya
terdapat di halaman 51 – 56.
PPKI, selain berhasil mengesahkan UUD 1945 dan memilih
presiden dan wakil presiden, juga melahirkan alat-alat kelengkapan
negara lainnya seperti menentukan pembagian wilayah Republik
Indonesia, jumlah departemen yang diperlukan oleh pemerintah,
membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan membentuk Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Setelah lembaga-lembaga
kekuasaan yang berhasil dibentuk mulai menjalankan fungsi-
fungsinya, PPKI bubar dengan sendirinya, tanpa pernah dibubarkan
secara resmi. Sebagian besar mantan anggota PPKI menjadi anggota
KNIP33 yang dipimpin Mr. Kasman Singodimedjo.
KNIP mengusulkan kepada pemerintah supaya memberi
kesempatan seluas-luasnya kepada rakyat Indonesia untuk mendirikan
partai politik. Usulan tersebut ditindaklanjuti pemerintah dengan
keluarnya Maklumat Pemerintah 3 November 1945 yang
ditandatangani Wakil Presiden Moh. Hatta. Maklumat tersebut berisi
dua hal, yaitu (1) pemerintah menyukai timbulnya partai-partai politik
karena partai politik dipandang dapat mewadahi segala aliran yang
ada dalam masyarakat; (2) pemerintah berharap agar partai-partai
sudah tersusun sebelum Pemilu DPR yang direncanakan akan
berlangsung pada 1946. Dengan keluarnya maklumat tersebut

9
berdirilah sekitar 40 partai politik34 dan partai-partai tersebut
berusaha untuk berpartisipasi dalam percaturan politik nasional.

b. Konstitusi RIS
Setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada tentara Sekutu,
Belanda merasa berhak untuk menguasai kembali wilayah Indonesia.
Dengan membonceng Sekutu, Belanda melancarkan agresi ke
Republik Indonesia yang baru berdiri. Mula-mula tentara Australia,
sebagai bagian dari Sekutu, menduduki Kupang pada 11 September
1945. Aksi tentara Australia itu disusul oleh Palang Merah Belanda
yang mengibarkan bendera tiga warna di Surabaya pada 19 September
1945; tentara Sekutu mendarat di Jakarta pada 29 September 1945;
dan tentara Inggris menduduki Padang, Medan, dan Bandung pada 13
Oktober 1945.
Ketegangan antara pemerintah Indonesia dan Belanda ditandai
dengan dipindahkannya ibu kota negara Republik Indonesia dari
Jakarta ke Yogyakarta pada 4 Januari 1946. Pada 12 November 1946
diadakan pertemuan resmi di Linggarjati, Jawa Barat, yang
menghasilkan kesepakatan dengan nama Perjanjian Linggarjati.
Naskah perjanjian tersebut, antara lain, memuat pengakuan Belanda
secara de facto akan kedaulatan Republik Indonesia dan kesepakatan
kedua belah pihak untuk mendirikan Negara Indonesia Serikat.
Setelah Perjanjian Linggarjati Indonesia mendapat pengakuan
beberapa negara yang bersimpati. Indonesia juga mulai dilibatkan
dalam pertemuan-pertemuan antarnegara di lingkungan Asia. Sidang
KMB dimulai pada 23 Agustus 1949 di Den Haag, Belanda.
Pesertanya terdiri atas tiga delegasi, yaitu delegasi Republik Indonesia
yang dipimpin oleh Moh. Hatta, delegasi daerah-daerah yang
membentuk aliansi untuk permusyawaratan federal atau Bijeenkomst
voor Federal Overleg (BFO) yang dipimpin Sultan Hamid II, dan

10
delegasi pemerintah Belanda yang dipimpin Mr. J.H. Van
Maarseveen.
Di dalam Konstitusi RIS terdapat beberapa ketentuan yang secara
mendasar berbeda dengan UUD 1945. Beberapa ketentuan tersebut
antara lain sebagai berikut.
1) Bentuk pemerintahan bersifat federal yang di dalamnya terdapat
negara-negara bagian, yaitu Negara Republik Indonesia, Negara
Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara
Madura, Negara Sumatera Timur, dan Negara Sumatera Selatan. Di
samping itu, terdapat satuan-satuan kenegaraan yang tegak sendiri,
yaitu Jawa Tengah, Bangka, Belitung, Riau, Kalimantan Barat,
Dayak Besar, Daerah Banjar, Kalimatan Tenggara, dan Kalimantan
Timur.
2) Alat-alat perlengkapan negara federal Republik Indonesia Serikat
ialah Presiden, Menteri-menteri, Senat, Dewan Perwakilan Rakyat,
Mahkamah Agung, dan Dewan Pengawas Keuangan..
3) Terdapat 44 butir ketentuan yang mengatur secara detail mengenai
hak-hak dan kebebasan-kebebasan dasar manusia
Berlakunya Konstitusi RIS untuk Negara Republik Indonesia
Serikat tidak menghapuskan berlakunya UUD Republik Indonesia
(UUD 1945)43. Namun, UUD Republik Indonesia hanya berlaku di
Negara Bagian Republik Indonesia yang terletak di Yogyakarta.
Selama Konstitusi RIS diberlakukan banyak aspirasi yang muncul dari
negara-negara bagian untuk kembali bersatu dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

c. Berlakunya UUDS
Tuntutan untuk kembali pada Negara Kesatuan Republik Indonesia
tampak nyata dari desakan rakyat di beberapa negara bagian. Negara
Bagian Jawa Timur adalah negara pertama yang mengusulkan
penyerahan tugas-tugas pemerintahannya kepada pemerintah RIS.

11
Pada 15 Januari 1950, Kabinet RIS mengundangkan Undang-Undang
Darurat Nomor 10 Tahun 1950 yang mengatur penyerahan tugas-tugas
pemerintahan di Jawa Timur kepada Komisaris Pemerintah. Pada 19
Mei 1950 ditandatangani Piagam Persetujuan antara Republik
Indonesia Serikat dan Republik Indonesia untuk kembali ke bentuk
negara kesatuan. Pihak Republik Indonesia Serikat diwakili oleh
Perdana Menteri Moh. Hatta yang mendapat mandat penuh dari
Negara Bagian Indonesia Timur dan Negara Bagian Sumatera Timur,
sedangkan pihak Republik Indonesia diwakili Perdana Menteri Abd.
Halim. Menindaklanjuti Piagam Persetujuan kemudian dibentuk
sebuah panitia yang bertugas membuat rancangan Undang-Undang
Dasar Sementara (UUDS).
Sesuai dengan namanya, UUDS tidak dimaksudkan untuk
diberlakukan dalam jangka waktu yang panjang. UUDS hanya
diperlukan sebagai landasan konstitusional bagi proses transisi dari
bentuk negara serikat menjadi kesatuan. Di dalam UUDS pun
ditentukan adanya sebuah majelis Konstituante yang dibentuk melalui
pemilu dengan tugas membuat UUD yang baru sama sekali.
Dalam rangka mengakhiri masa transisi konstitusi, pemerintah
mengagendakan pelaksanaan pemilu berskala nasional secepat-
cepatnya. Pemilu baru terlaksana pada 29 September 1955 untuk
memilih anggota DPR dan 15 Desember 1955 untuk memilih anggota
Konstituante, sebuah dewan yang bertugas merumuskan konstitusi.

d. Kembali ke UUD 1945


Momentum Pemilu 1955 diwarnai berbagai pergolakan di dalam
negeri. Partai-partai politik yang saling berebut pengaruh bertikai satu
sama lain. Selain itu, beberapa daerah dilanda kekacauan akibat
gangguan keamanan yang dilancarkan Darul Islam/Tentara Islam
Indonesia (DI/TII) pimpinan Kartosuwiryo. Walaupun demikian,

12
Pemilu 1955 tetap dapat dilaksanakan dengan baik dan tercatat
sebagai pemilu pertama yang demokratis dalam sejarah Indonesia.
Pada 22 April 1955, Presiden memberikan amanat kepada sidang
Konstituante yang memuat anjuran Kepala Negara dan Pemerintah
untuk kembali kepada UUD 1945 tanpa melalui proses amendemen.
Presiden menggunakan empat alasan untuk mendukung usul yang
diajukannya. Pertama, dalam keadaan genting saat itu, UUD 1945 bisa
menjadi jalan kelur. Kedua, makna simbolik UUD 1945 sangat besar,
yakni sebagai UUD yang berakar pada kebudayaan Indonesia dan
merupakan perwujudan ideologi Indonesia yang sesungguhnya.
Ketiga, struktur organisasi negara yang digariskan UUD 1945 akan
memperlancar jalannya pemerintahan yang efektif. Keempat, kembali
ke UUD 1945 benar-benar sesuai dengan hukum yang berlaku.
Kebuntuan dalam sidang Konstituante itu diatasi oleh Presiden
Soekarno dengan mengeluarkan Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959.
Melalui dekrit itu Presiden Republik Indonesia menetapkan
pembubaran Konstituante, memberlakukan kembali UUD 1945, dan
membentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).
Dekrit ini kemudian diterima oleh DPR secara aklamasi pada 22 Juli
1959.
Dengan dasar UUD 1945 yang di dalam penjelasannya dinyatakan
bahwa Presiden selain sebagai kepala pemerintahan juga sebagai
kepala negara, Presiden Soekarno menerapkan konsep Demokrasi
Terpimpin dengan tujuan supaya berbagai konflik politik di dalam
negeri dapat diminimalisasi.
Peralihan kekuasaan dari Presiden Soekarno kepada Letjen
Soeharto dikukuhkan dalam Sidang Istimewa MPRS yang
berlangsung pada 7 hingga 12 Maret 1967. Melalui Ketetapan MPRS
No. XXXIII/MPRS/1967, kekuasaan Presiden Soekarno dicabut
dengan alasan tidak memenuhi pertanggungjawaban konstitusional
sebagaimana layaknya kewajiban seorang mandataris dan dinyatakan

13
tidak dapat menjalankan haluan negara. Melalui ketetapan yang sama,
MPRS mengangkat Soeharto sebagai pejabat presiden. Selama
Soeharto memegang kekuasaan, terjadi sakralisasi terhadap UUD
1945. Proses penyakralan tersebut bermula dari keinginan
menyelamatkan UUD 1945 dari berbagai penyelewengan.63 Untuk
tujuan itu, ketika terjadi konsensus nasional tahun 1966, disepakati
pengangkatan 1/3 anggota MPRS dari unsur militer dan non-militer.
Mereka yang diangkat adalah orang-orang yang memiliki kedekatan
dengan Soeharto dengan tugas khusus mencegah terjadinya perubahan
UUD 1945.
Perubahan UUD 1945 baru bisa dilaksanakan pada Sidang Umum
MPR yang diselenggarakan pada 1--21 Oktober 1999 oleh anggota
MPR hasil Pemilu 1999 yang melahirkan 10 fraksi di MPR. Karena
keterbatasan waktu dan alotnya perdebatan, Sidang Umum MPR 1999
baru menghasilkan perubahan tahap pertama. Selain itu, Sidang
Umum MPR 1999 juga memilih K.H. Abdurrahman Wahid sebagai
presiden dan Megawati Soekarnoputri sebagai wakil presiden. Empat
bulan setelah Sidang Istimewa MPR, persisnya pada 1 – 9 November
2001, kembali digelar Sidang Tahunan MPR dengan agenda
perumusan perubahan ketiga UUD 1945. Namun, perubahan ketiga itu
pun belum berhasil menyelesaikan seluruh tahapan perubahan
sehingga pada Sidang Tahunan MPR berikutnya yang berlangsung
pada 1 – 12 Agustus 2002 dilaksanakan perubahan keempat UUD
1945.

14
C. Studi Kasus

Dinilai Bertentangan dengan UUD 1945, KSPI


Tolak Kenaikan BPJS Kesehatan
Oleh Yopi Makdori pada 14 Mei 2020, 13:55 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)


menolak keras terbitnya Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020 yang
mengatur kenaikan iuran BPJS Kesehatan.
Presiden KSPI Said Iqbal menyampaikan, setidaknya ada tiga alasan yang
mendasari penolakan terhadap kenaikan iuran BPJS Kesehatan. Salah
satunya karena dianggap bertentangan dengan Undang-Undang Dasar
(UUD) 1945. 
Dikatakan Iqbal, hal itu melanggar ketentuan Pasal 28 H ayat (1)
UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
“Dengan adanya kenaikan iuran BPJS Kesehatan, maka ada potensi hak
rakyat untuk memperoleh layanan kesehatan akan terganggu. Karena
kenaikan itu memberatkan masyarakat, sehingga mereka tidak lagi
memiliki kemampuan untuk mengiur,” kata Said Iqbal melalui keterangan
tertulisnya, Rabu (14/5/2020).
Terlebih lagi, sambung dia, saat ini banyak masyarakat yang
kehilangan mata pencaharian. Negara seharusnya berkewajiban untuk
melindungi kesehatan seluruh rakyat Indonesia, bukan malah
membebaninya dengan kenaikan iuran.
Alasan kedua, kata Iqbal, KSPI menilai kenaikan tersebut bertentangan
dengan ketentuan yang diatur dalam UU No 40 Tahun 2004 tentang SJSN
dan UU No 24 Tahun 2011 tentang BPJS.
Dalam UU tersebut disebutkan, bahwa BPJS Kesehatan bukanlah
BUMN, tetapi berbentuk badan hukum publik. Sehingga pemerintah tidak

15
boleh seenaknya menaikkan iuran secara sepihak tanpa meminta
persetujuan dari pemilik BPJS Kesehatan.
“Adapun pemilik BPJS Kesehatan adalah mereka yang mengiur iuran,”
jelasnya.
Pemilik BPJS Kesehatan terdiri dari: 1) Pemerintah yang
membayar biaya untuk Penerima Bantuan Iuran; 2) Pengusaha yang
membayar iuran untuk buruh sebesar 4% dari gaji; 3) Buruh yang
membayar iuran sebesar 1% dari gaji; dan 4) Masyarakat yang mengiur
sesuai dengan kelas yang dipilihnya. 
“Karena itu, BPJS harus bertanya kepada masyarakat jika ingin menaikkan
iuran. Tidak boleh seenaknya menaikkan secara sepihak,” tegas Iqbal.
Alasan ketiga, lanjut dia, Mahkamah Agung (MA) sudah membatalkan
Perpres No 82 Tahun 2018 yang sebelumnya menaikkan iuran. KSPI
menilai, seharusnya untuk sesuatu yang sudah diputuskan oleh hukum,
harus dijalankan. Tidak boleh diakal-akali untuk memaksakan kehendak. 
Oleh karena itu, KSPI meminta pemerintah mentaati putusan MA.
Jika kenaikan iuran BPJS Kesehatan tidak dibatalkan, sehabis lebaran
KSPI akan mengajukan gugatan ke MA agar membatalkan Perpres
tersebut. 
"Selain itu, KSPI juga meminta DPR untuk mengambil sikap politik
dengan memanggil Menteri Kesehatan dan Direksi BPJS Kesehatan untuk
melakukan RDP guna membatalkan Perpres tersebut," pungkasnya.

Tanggapan kelompok :
Kami sangat setuju dengan apa yang disampaikan oleh mas iqbal tentang
kenaikan bpsj karna konstitusi mengamanatkan kepada pemerintah yang
terdapat dapat dalam UUD 1945 yang berisi bahwa setiap warga negara
mempunyai hak yang harus di dapatkan oleh setiap warga negaranya
dalam hal ini adalah bpjs kesehatan.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Naskah Proklamasi Kemerdekaan berhasil dirumuskan dengan
melewati proses yang panjang. Kisah itu dimulai dari pembentukan Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), fenomena
kekosongan pemerintahan akibat bom Hiroshima dan Nagasaki, hingga
peristiwa Rengasdengklok. Proklamasi merupakan puncak perjuangan
bangsa Indonesia mengusir penjajah untuk mendapatkan hak sebagai
bangsa yang merdeka dan tidak ditindas oleh bangsa dan negara lain serta
memiliki kedudukan yang sederajat dengan bangsa dan negara lain di
dunia ini.
Selama 4 tahun  mulai tahun 1999, 2000, 2001 sampai dengan
tahun 2002 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) melakukan
perubahan terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Perubahan tersebut mengalir begitu saja sebagai respon
terhadap tuntutan reformasi. Tuntutan tersebut antara lain dilatar belakangi
oleh praktek penyelenggaraan negara pada masa pemerintahan rezim
Suharto yang otoriter sentralistik dengan menggunakan Undang-Undang
Dasar sebagai instrument untuk melanggengkan kekuasaannya. Alasan
filosofis, historis, yuridis, sosiologis, politis, dan teoritis cukup
mendukung perlunya perubahan terhadap konstitusi. Selain itu gagasan
untuk mengubah Undang-Undang Dasar mendapat dukungan luas dari
berbagai lapisan masyarakat.

17
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan bisa bermanfaat bagi pembaca
maupun orang lain, harapan kita semua agar pendidikan di Indonesia bisa
menjadi lebih baik dan berkualitas.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://nasional.tempo.co/amp/1623350/sejarah-dan-isi-teks-proklamasi-
kemerdekaan-ri-17-agustus-1945

https://www.ruangguru.com/blog/pembacaan-teks-proklamasi

https://www.wonosobozone.com/berita/amp/pr-4674090834/sejarah-
singkat-perumusan-teks-proklamasi-kemerdekaan-indonesia

https://bintangsekolahindonesia.com/pendidikan/teks-proklamasi/

https://journal.uii.ac.id/Unisia/article/download/5343/4728/9041

https://repository.uin-suska.ac.id/7162/3/BAB%20II.pdf

http://safaat.lecture.ub.ac.id/files/2015/03/sejarah-konstitusi-di-
Indonesia.pdf

https://vivajusticia.law.ugm.ac.id/2018/02/26/sejarah-undang-undang-
dasar-negara-republik-indonesia-tahun-1945-sebagai-konstitusi-di-
indonesia/

https://www.its.ac.id/news/2022/08/25/kilas-balik-kronologi-proklamasi-
kemerdekaan-ri/

https://amp.kontan.co.id/news/ini-isi-teks-dan-makna-proklamasi-
kemerdekaan-indonesia

https://m.liputan6.com/news/read/4254014/dinilai-bertentangan-dengan-
uud-1945-kspi-tolak-kenaikan-bpjs-kesehatan

19

Anda mungkin juga menyukai