Dosen Pengampu
Milly Mildawati, MP, Ph. D
Oleh
Yesica Oryza Sativa
22.03.020
2 C Perlindungan Dan Pemberdayaan Sosial
Dikutip dari laman Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, pada 24 Februari 2022,
Rusia telah melancarkan operasi militer khusus ke Ukraina. Hingga saat ini, Operasi
militer ini diluncurkan 3 hari setelah Presiden Putin mengakui 2 wilayah Ukraina (Donetsk
dan Lugansk) sebagai wilayah independen. Pada 21-27 September 2022 telah
berlangsung referendum di 4 wilayah Ukraina yaitu Donetsk, Lugansk, Zaporozhiye, dan
Kherson untuk menentukan bergabung atau tidaknya dengan Rusia. Hasil referendum:
ke-4 wilayah tersebut setuju bergabung dengan Rusia: Donetsk (99,23%), Lugansk
(98,42%), Zaporozhye (93,11%), dan Kherson (87,05%).
Pada tanggal 29 September 2022, Presiden Rusia, Vladimir Putin menandatangani Dekrit
berisikan pengakuan atas kemerdekaan dua wilayah di Ukraina, yakni Zaporizhzhia dan
Kherson di selatan Ukraina. Sebelumnya pada tanggal 21 Februari 2022, Presiden Putin
telah mengakui kemerdekaan wilayah Donetsk dan Lugansk dari Ukraina. Selanjutnya,
pada tanggal 30 September 2022, Presiden Vladimir Putin menandatangani aksesi
bergabungnya wilayah Donetsk, Lugansk, Kherson, dan Zaporozhye menjadi bagian
dari Rusia.
Hingga kini konflik masih berlangsung yang berakibat tidak hanya pada kerusakan dan
korban jiwa namun juga terganggunya jalur pasokan pangan khususnya gandum dari
wilayah Ukraina.
B. PENJELASAN
5. Faktor Penyebab
1) Perbedaan dalam konsep politik dan identitas
• Pemerintah Rusia berasumsi bahwa Ukraina harus berada dalam wilayah
pengaruh Rusia, sementara Ukraina ingin meningkatkan hubungan dengan
Uni Eropa dan menjadi lebih mandiri dari Rusia.
2) Ketidakpastian dalam kebijakan Rusia
• Pemerintah Rusia memanggap bahwa perlunya ancaman terhadap
peningkatan kewarganegaraan Ukraina di Uni Eropa, yang dianggap
sebagai ancaman terhadap kepentingan.
3) Kekuatan politik dan ekonomi
• Rusia menginginkan bahwa peningkatan kewarganegaraan Ukraina akan
mengancam kekuatan politik, ekonomi, dan militer Rusia.
4) Ketertiban dalam peran Rusia
• Pemerintah Rusia berasumsi bahwa Ukraina harus berada dalam wilayah
pengaruh Rusia, dan bahwa perjuangan separatis di wilayah Donbas
merupakan bagian dari keseluruhan Rusia
5) Kesadaran politik global
• Konflik ini juga menunjukkan kembali peran Rusia dalam sistem global dan
bagaimana perjuangan global terhadap kekuatan politik Rusia
mempengaruhi perilaku pemerintah Rusia.
6) Kesalahan kebijakan
• Pemerintah Rusia memanggap bahwa kesalahan kebijakan dalam
menangani perjuangan separatis di Donbas merupakan alasan yang cukup
untuk mencapai konflik yang lebih besar
6. Kronologi kejadian
1) 1991
• Uni Soviet runtuh, dan Ukraina dan Rusia memisahkan diri
2) 2004-2008
• Viktor Yanukovich menjadi presiden Ukraina, tetapi pemihak pro-Rusia
menolak kedua pihak tersebut.
3) 2010-2013
• Rusia menyerang Ukraina dan mengibarkan pasukan militer di wilayah
Krimea.
4) 2014
• Pemerintah Rusia menganex wilayah Krimea setelah serangan militer yang
mengendalikan parlemen Ukraina di wilayah tersebut.
• Pasukan separatis pro-Rusia mendeklarasikan kedaulatannya di wilayah
Donbas.
5) 2017-2019
• Rusia menggenerahkan pasukan militer dekat perbatasan Ukraina sebagai
bentuk latihan
6) 2021
• Rusia menggunakan kekerasan politik dan militer untuk mendukung
pasukan separatis pro-Rusia di wilayah Donbas
7) 24 Februari 2022
• Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina
Saat ini: Konflik Rusia-Ukraina masih berlangsung, dan ketegangan terus berlangsung
DAFTAR PUSTAKA