Kejadian
Pada Juli 1995 ditengah tengah perang di daerah Srebrenica, Bosnia
adalah daerah yang sudah dinyatakan aman oleh PBB dan di jaga oleh 400 pasukan
UN dari Belanda dan camp ini adalah camp terbesar yang ada pada saat ituh.
Pada 6 Juli 1995, Pasuka Korps Drina dari tentara Serbia Bosnia yang
dipimpin oleh Jenderal Ratko Mladic mulai menyerang pos-pos tentara Belanda di
Srebrenica. Pada tanggal 11 Juli pasilan Serbia memasuki Srebrenica. Anak-anak,
wanita dan orang tua berkumpul di Potocari untuk mencari perlindungan dari
pasukan Belanda. Pada Juli 12 pasukan Serbia mulai memisahkan laki-laki
berumur 12-77 tahun untuk di instrogasi. Pada tanggal 13 Juli pembantaian
pertama terjadi di gudang dekat desa Kravica. Pasukan Belanda menyerahkan 5000
pengungsi Bosnia kepada pasukan Serbia, untuk ditukrkan dengan 14 tentara
Belanda yang di tahan pihak Serbia. Pembantaian terus berlangsung. Pada 16 Juli
berita adanya pembantaian mulai tersebar. Tentara Belanda meninggalkan
Srebrenica, dan juga meninggalkan perlengkapan dan senjata mereka. Selama 5
hari pembantaian ini, 8000 Muslim Bosnia telah terbunuh.
Penyelesaian
Jenderal Mladic kini menjadi buronan internasional yang telah didapati
bersalah karena genosida dan berbagai kejahatan perang lain di Yugoslavia. Pada
27 Februari 2007, Mahkamah Internasional menetapkan kejadian ini sebagai
sebuah genosida. Selain pasukan Serbia Bosnia, pasukan paramiliter Serbia
Scorpion (kalajengking) juga turut bersalah atas pembantaian ini. Meskipun
demikian, dalam keputusan Mahkamah Internasional tersebut disebutkan bahwa
Serbia tidak bersalah atas tindakan genosida. Namun, MI tetap mengecam Serbia
karena gagal mencegah ataupun mengadili pelaku pembantaian ini, sekalipun
Serbia memiliki hubungan erat dengan militer Serbia Bosnia. Menurut Komisi
Federal untuk Orang Hilang, jumlah korban yang dikonfirmasi sampai saat ini
mencapai 8.373 jiwa.
Mladi ditangkap oleh badan keamanan Serbia di Lazarevo,
dekat Zrenjanin di wilayah Banat, Provinsi Vojvodina pada tanggal 26 Mei 2011.
Penangkapannya dilakukan oleh 2 lusin pasukan khusus dari kepolisian yang
menggunakan seragam hitam dan cadar, serta tanpa menggunakan tanda pengenal
apapun.