Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH WEBINAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Judul:

Polemik Ibukota Nusantara dalam Kajian Wawasan Nusantara


(Geopolitik Indonesia)

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan


Kelas : KG
Anggota
Diusulkan oleh:

Jane Netanya Shallom 1152100375


Iqbal Darma Saputra 1152100379
Mellyana Artika Putri 1152100378
Novan Dwi Yuniar 1152100372
Yohanes Kelvin Pranata 1152100347
Gading Rensa Qaira Farrasdzaki 1152100370
Devia Miftakhul Jannah 1152100371
Zikri Mahdy Ayasy 1152100370

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945


SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah pendidikan kewarganegaraan tentang Wawasan Nusantara Geopolitik
Indonesia dengan judul " Polemik Ibukota Nusantara dalam Kajian Wawasan Nusantara
(Geopolitik Indonesia)" dapat terselesaikan dengan baik.
Diharapkan juga bahwa

Surabaya, 05 Juni 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wawasan Nusantara ini dikembangkan dari sebuah filsafah Pancasila yang terdapat
nilai-nilai keimanan, keadilan, keberadaban dan, persatuan, kesatuan, musyawarah serta
kesejahteraan yang nantinya dapat menciptakan suasana yang harmonis dalam kehidupan
bangsa dan negara yang bisa diwariskan dari generasi ke generasi.

Di dalam Geopolitik terdapat masalah yang sangat penting di Indonesia. Permasalahan ini
menjadi penting karena manusia yang sudah memiliki sebuah jiwa bangsa akan
membutuhkan sebuah wilayah dalam kehidupan sosial dan budaya. Geopolitik juga
merupakan masalah penting yang terjadi di negara Indonesia, sedangkan geopolitik sendiri di
dorong oleh aspirasi nasional geografik suatu negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil
akan berdampak langsung atau tidak langsung kepada sistem politik suatu negara. Politik
merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, dan alat yang digunakan untuk mencapai
tujuan tertentu sesuai kehendak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud wawasan nusantara dalam geopolitik Indonesia?
2. Jelaskan sisi positif dari polemik pemindahan ibu kota negara?
3. Jelaskan sisi negatif dari polemik pemindahan ibu kota negara?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui lebih jelas tentang pengertian wawasan nusantara dalam geopolitik
Indonesia.
2. Untuk mengetahui sisi atau dampak positif dari pemindahan ibu kota negara.
3. Untuk mengetahui sisi atau dampak negatif dari pemindahan ibu kota negara.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Wawasan Nusantara (Geopolitik Indonesia)

2.1.1 Wawasan Nusantara


Wawasan berasal dari kata 'wawas' yang artinya pandangan, tinjauan, atau
pengelihatan. Wawasan memiliki akar kata 'mawas' memiliki arti memandnag,
meninjau, atau melihat. Sedangkan, wawasan dapat diartikan cara pandang, cara
tinjau, dan cara melihat. Nusantara biasanya dipakai untuk menggambarkan
kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang letaknya di
antara Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia serta di antara benua Asia dan
Australia. Dikutip dari buku Wawasan Nusantara (2020) oleh Sri Widayarti,
wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa tentang diri dan lingkungannya
yang dijabarkan dari dasar falfasah dan sejarah bangsa sesuai dengan posisi serta
kondisi geografi negara untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasional. Peran
wawasan nusantara yaitu membimbing bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan
kehidupannya serta sebagai rambu-rambu dalam perjuangan mengisi kemerdekaan.
Selain itu, wawasan nusantara juga memiliki peran membina persatuan dan
kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam mencapai
tujuan dan cita-citanya. Wawasan nasional ada karena dibentuk dan dijiwai oleh
paham-paham kekuasaan yang dianutnya. Paham ini adalah cerita perjalanan
bangsa-bangsa besar di dunia seperti Jerman, Prancis, Rusia, dan bangsa lainnya.
Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional Indonesia dalam mmebangun
pandangan geopolitk bangsa. Sehingga wawasan nusantara merupakan penerapan
teori geopolitik bangsa Indonesia. Perumusan wawasan nasional bangsa Indonesia
yang selanjutnya disebut Wawasan Nusantara, itu merupakan salah satu konsepsi
politik dalam ketatanegaraan Republik Indonesia. Wawasan Nusantara sebagai
wawasan nasionalnya bangsa Indonesia dibangun atas pandangan geopolitik
bangsa. Pandangan bangsa Indonesia didasarkan pada konstelasi lingkungan tempat
tinggalnya yang menghasilkan konsepsi Wawasan Nusantara. Jadi Wawasan
Nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia.

2.1.2 Geopolitik Indonesia


Geopolitik berasal dari bahasa Yunani politeia yang artinya kesatuan
masyarakat yang berdiri sendiri. Sementara dalam bahasa Inggris, politics
merupakan rangkaian asas, keadaan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai
tujuan tertentu. Dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi
(2007) oleh Kaelan, geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-
peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional. Geopolitik di dorong
oleh aspirasi nasional geografik suatu negara, yang apabila dilaksanakan dan
berhasil akan berdampak langsung atau tidak langsung kepada sistem politik suatu
negara. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, dan alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu sesuai kehendak. Indonesia memiliki
unsur kekuatan dan kelemahan. Kekuatan negara Indonesia adalah posisi dan
keadaan geografi yang strategis serta kekayaan sumber daya alam. Sedangkan,
kelemahan negara Indonesia adalah wujud kepulauan dan keanekaragaman
masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air.

Geopolitik Indonesia juga dapat diartikan sebagai sistem politik atau


peraturan-peraturan dalam wujud kebijakan dan strategi nasional yang didorong
oleh aspirasi nasional geografik (pertimbangan geografi, wilayah teritorial) suatu
negara, yang jika dilaksanakan akan berdampak langsung atau tidak langsung pada
sistem politik suatu negara. Sebaliknya politik negara tersebut secara langsung
maupun tidak langsung juga akan berdampak pada geografi negara yang
bersangkutan. Geopolitik berasal dari kata Ge/Geo berarti bumi dan Politik berarti
pengaturan hidup bersama. Dengan sederhana dapat dikatakan bahwa Geopolitik
adalah pengaturan dan pengelolaan (politik) yang berkenan dan berlangsung di atas
letak tanah wilayah geografis di bumi itu sendiri (Pusat Studi Kewiraan UB, 1980:
34).

Geopolitik merupakan dasar pertimbangan dalam menentukan kebijakan


nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu. Prinsip-prinsip geopolitik selanjutnya
juga digunakan untuk membangun sebuah wawasan nasional. Pengertian geopolitik
sudah dipraktekkan sejak abab 19, namun pengertiannya baru tumbuh pada awal
abad 20 sebagai ilmu penyelenggaraan negara berkait dengan kebijakan masalah-
masalah geografi wilayah yang menjadi tempat tinggal suatu bangsa (Kaelan MS,
2007: 129).

2.1.3 Hubungan Antara Wawasan Nusantara dan Geopilitik Indonesia


Polemik Pemindahan Ibu Kota Dari Sudut pandang Wawasan Nusantara
(Geopolitik Indonesia). Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya dalam penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Mengacu pada Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998
tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), wawasan nusantara adalah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungan dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan bernegara agar masyarakat mencapai
tujuan nasional. Dalam mencapai tujuan nasional ini, wawasan nusantara dapat
menjadi perwujudan Indonesia sebagai satu kesatuan politik. Wawasan nusantara
sendiri dibentuk dan dijiwai oleh geopolitik Indonesia. Secara garis besar,
geopolitik dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari politik dari aspek
geografi. Bukan hanya dari aspek kewilayahannya, negara Indonesia yang
merupakan kepulauan dipersatukan juga oleh aspek lain, seperti ideologi, sosial
budaya dan latar sejarah. Aspek-aspek inilah yang kemudian menjadi latar
belakang dikembangkannya wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia.

2.2 Dampak positif pemindahan ibu kota dari sudut pandang


geopolitik Indonesia
Mengacu pada polemik perpindahan ibukota IKN dari jawa ke kalimantan dari sudut
pandang wawasan nusantara (geopolitik Indonesia) memiliki beberapa dampak positif
diantaranya :

1. Geografi

Secara geografis, Pulau Kalimantan terletak di sebelah utara pulau Jawa, sebelah
timur Selat Melaka, sebelah barat pulau Sulawesi dan sebelah selatan Filipina. Di
sekelilingnya, kita akan menemukan Laut CIna Selatan di bagian barat dan utara-
barat, Laut Sulu di utara-timur, Laut Sulawesi dan Selat Makassar di timur serta
Laut Jawa dan Selat Karimata di bagian selatan.

Sementara secara astronomis, Pulau Kalimantan terletak diantara 4° 24′ LU – 4°


10′ LS dan 108° 30′ BT – 119° 00′ BT. Letak astronomis ini menyebabkan pulau
Kalimantan dilintasi garis khatulistiwa. Inilah yang membuat pulau tersebut
beriklim tropis, dengan suhu relatif konstan di sepanjang tahun, sekitar 25°C dan
35°C di dataran rendah.

Secara daratan pulau Kalimantan rendah akan adanya bencana, menurut BMKG
menegaskan bahwa Pulau Kalimantan adalah satu-satunya pulau di Indonesia
dengan tingkat aktivitas kegempaan relatif paling rendah. Hal ini tentunya menjadi
dampak positif dan cocok sebagai tempat perpindahan Ibukota yang baru.
Berdasarkan geografisnya hal ini menjadi menguntungkan, letaknya yang berada
diporos Indonesia menjadi memudahkan dalam pengelolahan negara dan
melakukan pengawasan negara.

2. Politik

Dalam Konteks politik, jangka waktu hanya bisa digunakan sebagai salah satu dari
sekian banyak pertimbangan. Hal ini mengingat sifat dari politik tersebut sangat
dinamis. Bisa berubah setiap saat dan kadang di luar prediksi awal. Dampak positif
dalam politik nasional yaitu:

a. Pendulum politik nasional dan strategi pemenangan dari partai politik di


Pemilu maupun Pilkada akan mengalami pergeseran yang tidak lagi
tersentralisasi ke Jakarta.
b. Elit politik tidak lagi menjadikan Jakarta sebagai arena utama tujuan
pemenangan kontestasi politik.
c. Relasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah akan mengalami
pergeseran.
d. Arena atau lapangan pergulatan dan pertarungan politik bagi kalangan aktivis
politik dan organisasi sosial, kepemudaan, keagamaan dan sebagainya di
tingkat nasional akan makin beragam serta menyebar ke bebagai daerah.
e. Mobilitas horizontal dan juga vertikal dari kalangan aktivis politik dan
organisasi sosial atau kepemudaan menuju tangga top karir, akan makin
demokratis.
3. Pemerataan

Dengan adanya pemindahan ibukota ke Kalimantan Timur menjadikan pemerataan


dalam pembangunan, sarana dan prasarana. Menurut Ir. Heru Cahyono selaku
ketua LPJK Kalimantan Timur mengatakan bahwa Kaltim adalah provinsi yang
sangat kaya raya, akan tetapi proses pembangunan insfrastruktur belum memadai
sepenuhnya.

Seperti halnya perpindahan Ibukota IKN ke kalimantan mendukung dengan adanya


pemerataan dalam sarana, prasana serta pembangunan di luar jawa. Survei yang
dilakukan oleh mahasiswa sosiologi UNAIR oleh masyarakat surabaya pada tahun
2019 menyimpulkan hasil mayoritas responden setuju dengan adanya peripindahan
ibukota ke Kalimantan Mereka berpendapat bahwa hal tersebut bertujuan untuk
merealisasikan pemerataan di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, pemerintah
juga mempunyai visi untuk melakukan pembangunan secara merata dan
menghilangkan konsep pembangunan Jawasentris.

4. Pertahanan

Makna paling mendasar dari perpindahan ibu kota republik Indonesia bagi strategi
pertahanan negara? Jawabannya ialah bergesernya centre of gravity. Itu istilah
untuk pusat kekuatan (sekaligus pusat kerawanan) penentu menang atau kalahnya
suatu negara dalam perang.Analisis strategi pertahanan memperlihatkan bahwa
pergeseran tersebut menguntungkan, baik secara strategis maupun taktis. Namun,
keuntungan itu tidak gratis. Postur pertahanan negara perlu disesuaikan, terutama
gelar kekuatan di Kalimantan harus diperkuat. Ini membutuhkan komitmen tinggi
semua pemangku kepentingan, khususnya dari sisi anggaran.

Apa centre of gravity Indonesia Centre of gravity bisa berupa wilayah geografis,
seperti daerah pusat pemerintahan, daerah pusat perekonomian, tapi bisa juga
berupa instrumen lain kekuatan nasional, misalnya, militer dan objek vital strategis.
Bahkan, dalam konteks demokrasi, bisa berupa legitimasi politik. Jadi, bentuknya
bisa tangible (fisik) maupun intangible (nonfisik).

Dengan perpindahan ibu kota RI dari Jawa ke Kalimantan, yang berubah ialah
posisi pusat pemerintahan (di Kalimantan) dan pusat perekonomian (di Jawa).
Yang penting dicatat ialah bahwa dari sudut pandang strategi pertahanan
pemindahan ini menguntungkan. Mengapa demikian? Pertama, dua centre of
gravity (pusat perekonomian dan pusat pemerintahan) yang tadinya terpusat pada
satu wilayah atau satu pulau, sekarang dipecah menjadi dua. Diversifikasi itu
menutup kerawanan hancurnya dua fungsi itu sekaligus dengan satu kali serangan.
Kedua, medan pertempuran di Pulau Kalimantan jauh lebih menguntungkan secara
operasional dan taktis jika dibandingkan dengan di Pulau Jawa. Untuk doktrin
pertahanan Indonesia yang defensif (bertahan), kondisi hutan lebat serta berbagai
rintangan alam berupa sungai-sungai besar dan pegunungan di sepanjang
perbatasan darat Indonesia-Malaysia sangat menguntungkan. Medan ini sangat
cocok untuk gelar kekuatan TNI-AD. Bagi TNI-AL dan TNI-AU juga begitu.
Melindungi ibu kota dari arah laut akan lebih mudah dan terukur. Medan laut
sekitar Kalimantan Timur (Kaltim) lebih sempit, mulai ujung utara dan selatan
Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II jika dibandingkan dengan medan laut di
Jaka rta yang terbuka sangat luas. Kemudian, posisi geografis yang persis di
tengah-tengah Indonesia memudahkan mengonsentrasikan kekuatan udara dari
timur, barat, utara, dan selatan bila ibu kota diserang. Sebaliknya, bila dikerahkan
dari Kalimantan lebih dekat ke barat, timur, utara, dan selatan. Mungkin ada yang
mengatakan bahwa dengan kemajuan teknologi, posisi geografis tidak lagi penting.
Jarak jangkau misil bisa mencapai ribuan kilometer, jadi cukup menyerang dari
jauh. Kemampuan satelit juga sangat canggih bisa mendeteksi sampai ke dalam
hutan. Mungkin ini bisa benar kalau tujuan serangan hanya untuk melumpuhkan,
tidak sampai menduduki. Namun, itu tidak sesuai dengan bukti empiris yang ada.

Dengan posisi Kalimantan di tengah-tengah Indonesia, hal ini akan lebih mudah
dilakukan karena jarak yang lebih dekat. Pemindahan ibu kota RI ke Kalimantan
dirancang untuk visi jangka panjang, menyongsong Indonesia Maju 2050.
Rancangan pertahanan negara 2050, khususnya perlindungan terhadap ibu kota
sebagai centre of gravity Indonesia harus menjadi bagian penting dari rancangan
itu. Pertahanan negara menyangkut kedaulatan dan kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Karena itu, dibutuhkan visi bersama dan komitmen yang tinggi dari
segenap komponen bangsa untuk mewujudkannya.
2.3 Dampak Negatif Pemindahan Ibu Kota dari Sudut Pandang Geopolitik
Indonesia

Jika dilihat secara geografis,Pulau Kalimantan terletak di sebelah utara pulau


Jawa,sebelah timur selat Malaka,sebelah barat pulau Sulawesi dan sebelah selatan
Filipina.Di sekelilingnya,kita akan menemukan Laut Cina Selatan di bagian barat dan
utara-barat,Laut Sulu di utaratimur,Laut Sulawesi dan Selat Makassar di timur serta Laut
Jawa dan Selat Karimata di bagian selatan.

Maka bisa dilihat bagaimana potensi yang dapat terjadi jika ibu kota negara
Indonesia yang baru selesai dipindahkan. Pertama Pulau Kalimantan yang berbatasan
langsung dengan Laut China Selatan, akan menimbulkan berbagai tantangan terhadap
kestabilan negara Indonesia, di tinjau dari pandangan geopolitik ,Sebab, dibandingkan
dengan Jakarta, lokasi calon ibu kota itu berada lebih dekat dengan Laut Cina Selatan yang
kerap bergejolak.Bagaimana nilai strategis Laut Cina Selatan yang menjadi ancaman
kedaulatan negara, yang harusnya kita antisipasi kita mitigasi, justru dengan berpindahnya
ibu kota mendekat ke pusat konflik Laut Cina Selatan ini akan lebih rawan dari sisi
keamanan dan kedaulatan negara.

Kalimantan secara posisi memang sangat strategis. Pulau terbesar di Indonesia itu
dekat dengan Sulawesi, Pulau Jawa, bahkan Selat Malaka dan Filipina. Akan tetapi, pada
saat yang sama, itu bisa menjadi titik rawan karena posisinya yang serbadekat. Titik rawan
itu disebabkan pertarungan global AS dan China sekarang ada di Laut Cina Selatan.
Apalagi, sejak masa pemerintahan Obama yang membuat Maritime Security Plan for
Asia-Pacific, sekarang ada 60 persen kapal perang AS di Laut Cina Selatan.Maka
keamanan ibu kota negara yang baru, khususnya Pulau Kalimantan akan menjadi hal yang
harus diperhatikan, Ini karena lokasinya terkepung di antara armada maritim Amerika
Serikat (AS) dan China.

Dapat disimpulkan bahwa jika ibu kota Negara dipindahkan ke Kalimantan kita harus
siap menangani ancaman yang akan datang baik secara internal maupun eksternal apalagi
semakin dekatnya jarak perbatasan dengan Negara tetangga yang berkemungkinan kita
terbawa arus politik Negara tersebut hal tersebut dapat menimbulkan terjadinya konflik.
Contohnya konflik Lut Cina Selatan antara Amerika Serikat (AS) dan China kita dapat
mengartikan jika dia bersahabat kita akan jadi epicentrum, tetapi kalau dia musuh, kita
dikepung. Dikepung oleh blok barat Amerika dan Tiongkok, karena itu memang titik
utama. Demikian Negara harus bijak dalam mengambil keputusan dan harus
memperhatikan lebih aspek politik serta keamanan ibu kota baru ini.

Rencana pemindahan IKN juga berdampak terhadap kenaikan inflasi secara nasional.
Bambang Brodjonegoro memperkirakan akan terdapat kenaikan inflasi sebesar 0,2%
selama proses perpindahan IKN. Kenaikan inflasi berasal dari perbaikan pendapatan
masyarakat yang tentunya juga diikuti oleh kenaikan harga barang kebutuhan pokok.
Namun inflasi tersebut diperkirakan tidak akan terlalu mempengaruhi daya beli secara
nasional karena kenaikan harga hanya terpusat di lokasi IKN baru dan wilayah sekitarnya
(liputan6.com, 26 Juni 2019).

Di sisi lain pula terdapat beberapa risiko dari pemindahan IKN keluar Pulau Jawa.
Risiko terutama terkait dengan kesiapan daerah tujuan dalam aspek infrastruktur yang
dibutuhkan untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan. Dari aspek pembiayaan,
walaupun pemerintah sudah menyatakan hanya 19,2% dari total kebutuhan anggaran
Rp446 triliun ditanggung oleh APBN, namun terdapat risiko penambahan beban anggaran
negara apabila terjadi kegagalan pembangunan yang dilakukan oleh pihak swasta. Oleh
karena itu tulisan ini akan membahas dampak ekonomi dan antisipasi risiko dalam proses
pemindahan IKN.

Dampak negatif lainnya akibat pemindahan ibu kota ke Kalimantan:

1. Terjadi Pencemaran lingkungan

Akibat dari pindahnya ibu kota indonesia ke yang baru, otomatis tatanan
pemerintahan pun ikut berpindah, Setidaknya satu setengah juta pegawai negeri sipil
atau (PNS) juga akan dipindah ke ibu kota negara yang baru. Sementara itu, dengan
jumlah total populasi 900.000 jiwa saat ini, wilayah Kutai Kartanegara dan Penajam
Paser Utara sudah memberikan dampak yang cukup besar pada lingkungan sekitar.
Setelah ibu kota pindah disinyalir akan terjadi peningkatan populasi di sekitar danau
Mahakam yang menyebabkan terjadinnya peningkatan polusi udara serta pencemaran
lingkungan berlebih yang terjadi di wilayah kalimantan.
2. Meningkatnya Resiko terjadi kebakaran lahan

Diakibatkan dari banyaknnya lahan gambut yang mudah terbakar, hal ini juga
meningkatkan risiko terjadinya kebakaran hutan dan menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan secara signifikan. Selain itu juga, pemindahan ibu kota tidak
menjamin masalah lingkungan yang terjadi di Jakarta akan terselesaikan begitu saja.
Lokasi yang terpilih sebagai ibu kota baru nantinya tidak jauh dari danau Mahakam,
yang merupakan kawasan lahan gambut dan habitat bagi beberapa spesies langka
yang dilindungi, antara lain yaitu lumba-lumba Irrawaddy nama latin (Orcaella
brevirostris) atau sering disebut pesut.

3. Terhambatnya pembangunan

Pemindahan suatu ibu kota baru tentunnya membutuhkan sebuah dana yang besar,
oleh sebab itu jika proses pembangunan ibu kota memakan waktu yang lama, maka
yang akan terjadi adalah pembangunan dan juga pengembangan pada sektor wilayah
lainnya akan terganggu, disebabkan dana yang di keluarkan akan lebih difokuskan
untuk membangun sektor kawasan ibu kota baru nantinya, yang di khawatir kan akan
menyebabkan banyak kawasan di luar pulau kalimantan mengalami ketertinggalan
baik ditinjau dari sarana maupun pra sarana yang ada di indonesia tentunya.

BAB III
3.1 KESIMPULAN

Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasionalnya bangsa Indonesia dibangun atas


pandangan geopolitik bangsa. Pandangan bangsa Indonesia didasarkan pada konstelasi
lingkungan tempat tinggalnya yang menghasilkan konsepsi Wawasan Nusantara. Jadi
Wawasan Nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia. Geopolitik
adalah pengaturan dan pengelolaan (politik) yang berkenan dan berlangsung di atas letak
tanah wilayah geografis di bumi itu sendiri, geopolitik merupakan dasar pertimbangan dalam
menentukan kebijakan nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu.

Polemik Pemindahan Ibu Kota Dari Sudut pandang Wawasan Nusantara (Geopolitik
Indonesia). Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Secara garis
besar, geopolitik dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari politik dari aspek geografi.
Bukan hanya dari aspek kewilayahannya, negara Indonesia yang merupakan kepulauan
dipersatukan juga oleh aspek lain, seperti ideologi, sosial budaya dan latar sejarah. Aspek-
aspek inilah yang kemudian menjadi latar belakang dikembangkannya wawasan nusantara
sebagai geopolitik Indonesia.

Mengacu pada polemik perpindahan ibukota sudut pandang wawasan nusantara


(geopolitik Indonesia) memiliki beberapa dampak positif diantaranya yaitu, Secara geografis,
Pulau Kalimantan terletak di sebelah utara pulau Jawa, sebelah timur Selat Melaka, sebelah
barat pulau Sulawesi dan sebelah selatan Filipina. Sementara secara astronomis, Pulau
Kalimantan terletak diantara 4° 24′ LU – 4° 10′ LS dan 108° 30′ BT – 119° 00′ BT. Letak
astronomis ini menyebabkan pulau Kalimantan dilintasi garis khatulistiwa. Inilah yang
membuat pulau tersebut beriklim tropis, dengan suhu relatif konstan di sepanjang tahun,
sekitar 25°C dan 35°C di dataran rendah. sedangkan secara daratan pulau Kalimantan rendah
akan adanya bencana, menurut BMKG menegaskan bahwa Pulau Kalimantan adalah satu-
satunya pulau di Indonesia dengan tingkat aktivitas kegempaan relatif paling rendah.

Disisi lain polemik perpindahan ibukota sudut pandang wawasan nusantara


(geopolitik Indonesia) juga memiliki dampak negatif, karena Kalimantan secara posisi
memang sangat strategis. Pulau terbesar di Indonesia itu dekat dengan Sulawesi, Pulau Jawa,
bahkan Selat Malaka dan Filipina. Akan tetapi, pada saat yang sama, itu bisa menjadi titik
rawan karena posisinya yang serba dekat. Titik rawan itu disebabkan pertarungan global AS
dan China sekarang ada di Laut Cina Selatan. Dapat disimpulkan bahwa jika ibu kota Negara
dipindahkan ke Kalimantan kita harus siap menangani ancaman yang akan datang baik secara
internal maupun eksternal apalagi semakin dekatnya jarak perbatasan dengan Negara
tetangga yang berkemungkinan kita terbawa arus politik Negara tersebut hal tersebut dapat
menimbulkan terjadinya konflik. Dampak negatif lainnya yaitu, terjadinya pencemaran
lingkungan, meningkatnya resiko kebakaran lahan, dan terhambatnya pembangunan.

3.2 SARAN
Sebagai warga negara yang baik, siapapun kita, baik pejabat, konglomerat,
masyarakat biasa sekalipun sepatutnya menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bernegara
sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku. Sehingga tercipta kehidupan yang teratur
dan tertib di segala aspek. Wawasan nusantara atau yang bisa juga disebut dengan geoplitik
di Indonesia ini bisa berguna dan berjalan dengan baik. Tiap individu pun seharusnya paham
bagaimana aplikasi geopolitik yang benar itu seperti apa dan praktiknya dalam kehidupan
nyata bisa dengan tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Firdiansyah,Teguh.2019.”Pakar Geopolitik Soroti Sisi Keamanan Ibu Kota Baru”,

https://www.republika.co.id/berita/px98qj377/pakar-geopolitik-soroti-sisi-keamanan-ibu-
kota-baru

jppnn.com,2019.”Secara Geopolitik,Memindahkan Ibu Kota ke Kalimantan Berbahaya”

https://www.jpnn.com/amp/news/secara-geopolitik-memindahkan-ibukota-ke-kalimantan-
berbahaya-032809285

Silalahi, S. A. (2019). DAMPAK EKONOMI DAN RISIKO PEMINDAHAN IBU KOTA


NEGARA. Vol. XI,No.16/II/Puslit/Agustus/2019, 20 - 22.
http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XI-16-II-P3DI-
Agustus-2019-227.pdf.

Tacconi, L. (2022, June 13). Memindahkan ibu kota ke Kalimantan tingkatkan risiko
kebakaran hutan dan tidak selesaikan masalah Jakarta.
https://crawford.anu.edu.au/news-events/news/15161/moving-indonesias-capital-city-
wont-fix-jakartas-problems-and-will-increase
https://www.antaranews.com/berita/1030566/pengamat-pemindahan-ibu-kota-ke-kaltim-

:https://mediaindonesia.com/opini/257188/pemindahan-ibu-kota-ri-dari-
perspektif-pertahanan

Anda mungkin juga menyukai