Anda di halaman 1dari 14

Konflik Eropa &

Konflik Afrika
Kelompok 6
Anggota Kelompok

Ratu Intan Permatasari Ridwan Syahputra

Rosmawati

Sealtiel Falomba Shifa Meylany


Konflik Eropa
Konflik Bosnia dan Herzegovina
Bosnia dan Herzegovina atau cukup disebut Bosnia merupakan sebuah negara republik di semenanjung
Balkan. Negara Bosnia didiami oleh tiga kelompok etnik utama, yaitu etnik Bosnia, Serbia, dan Kroasia.
Pada bulan Maret 1992, Bosnia menyatakan kemerdekaannya melalui referendum yang diikuti oleh
etnik Bosnia, etnik Kroasia dan pendukung kemerdekaan Bosnia. Pada April 1992, organisasi Uni Eropa
mengakui kemerdekaan Bosnia yang disusul oleh Amerika Serikat. Namun kemerdekaan Bosnia ini
diboikot oleh etnik Serbia. Kemerdekaan ini juga dianggap tidak sah karena pemerintah Yugoslavia
menolaknya. Penolakan ini atas dasar pemikiran Slobodan Milosevic yang ingin menyatukan kembali
wilayah-wilayah Yugoslavia sepeninggal Tito. Slobodan Milosevic merupakan golongan etnik Serbia
yang berhaluan ultranasionalis yang telah terpilih menjadi presiden negara bagian Serbia. la memiliki
ambisi untuk mengubah Yugoslavia menjadi "Serbia Raya", sebuah negara yang penduduknya hanya
diisi oleh etnis Serbia. Penolakan atas tuntutan kemerdekaan Bosnia juga direspons oleh pemerintah
Yugoslavia dengan mempersenjatai orang-orang Serbia beserta para milisi yang tinggal di Bosnia
untuk menguasai sepenuhnya tanah Bosnia. Perang antara etnik Bosnia-Kroasia melawan Serbia pun
akhirnya tidak dapat dihindari.
Aksi penyerangan dan pembantaian yang dilakukan pasukan etnis Serbia
di zona-zona aman PBB membuat PBB dan NATO geram. Sejak bulan
Agustus 1995, pasukan PBB dan NATO melakukan operasi militer
gabungan untuk menghancurkan basis-basis militer pasukan Serbia di
Bosnia. Berbagai wilayah Serbia dan ibukota Beogard juga menjadi
sasaran pasukan PBB-NATO untuk melumpuhkan pasukan Serbia.
Slobodan Milosevic selaku pemimpin dari pasukan etnik Serbia
menyatakan menyerah dan bersedia mengikuti perundingan damai.
Tanggal 14 Desember 1995, pihak Serbia dan Bosnia-Kroasia melakukan
perundingan di bawah pengawasan PBB dan mencapai kesepakatan
perdamaian yang disebut Perjanjian Dayton. Perjanjian Dayton
ditkaliantangani oleh Presiden Serbia Slobodan Milosevic, Presiden Bosnia
Alija Izetbegovic, dan pemimpin Kroasia, Franjo Tudjman setelah
melewati tiga pekan negosiasi.
Konflik Nagorno-Karabakh
Nagorno-Karabakh merupakan wilayah di kawasan pegunungan Kaukasus
yang diapit oleh laut Hitam dan laut Kaspia. Nagorno-Karabakh menjadi
wilayah yang dipersengketakan oleh negara Armenia dan negara
Azerbaijan. Gorbachev kala menjadi presiden Uni Soviet pada tahun 1985
mengeluarkan kebijakan Glasnot dan Perestroika. Salah satu kebijakan
tersebut yaitu Glasnot, memuat adanya kebebasan pada masing-masing
wilayah Uni Soviet untuk menentukan masa depannya sendiri. Armenia
dan Azerbaijan pun akhirnya memerdekakan diri dan menjadi negara
berdaulat.
Akibatnya, muncul perang perebutan wilayah Nagorno-Karabakh antara
negara Armenia dan Azerbaijan. Secara garis besar, perang tersebut terbagi
ke dalam dua fase, yaitu fase I (1988-1991) dan fase II (1992-1994).
1. Fase (1988-1991) 2. Fase II (1992-1994)
Fase I disebut juga sebagai fase konflik Fase II disebut juga sebagai fase konflik
antaretnis. Fase ini ditkaliani dengan konflik antarnegara. Konflik ini bermula ketika Uni Soviet
tertutup antara etnis Armenia dan Azerbaijan runtuh dan wilayah Armenia dan Azerbaijan
atas wilayah Nagorno- Karabakh. Pada fase I menjadi negara berdaulat. Dampak dari
ini, negara-negara tersebut masih merupakan kemerdekaan dua negara ini adalah munculnya
bagiarn dari Uni Soviet. Namun setelah muncul saling klaim atas hak wilayah Nagorno-Karabakh.
kebijakan Glasnost, sengketa atas Nagorno- Armenia menganggap Nagorno- Karabakh sebagai
Karabakh kemudian berubah menjadi konflik bagian dari wilayahnya karena wilayah tersebut
terbuka antaretnis. Konflik pada fase I ini dihuni oleh mayoritas etnis Armenia. Sedangkan
cenderung masih berupa kontak senjata yang Azerbaijan tetap mengklaim Nagorno- Karabakh
intensitas dan ruang lingkupnya masih sebagai bagian resmi dari wilayahnya seperti saat
terbatas. masih menjadi bagian dari Uni Soviet.
Konflik Ukraina
Ukraina merupakan salah satu negara bekas pecahan Uni Soviet yang berada di kawasan Eropa Timur. Pada tahun
2010, Ukraina dipimpin oleh Presiden Viktor Yanukovych yang berasal dari etnis Rusia. Presiden Viktor Yanukovych
merupakan pemimpin Ukraina yang memiliki basis pendukung besar dari penduduk Ukraina Timur dan Selatan.
Kebijakan- kebijakan politik yang dibuatnya pun cenderung condong ke Rusia dan menguntungkan Rusia. Sejumlah
milisi pro-Rusia yang berada di provinsi Donetsk dan Luhansk (wilayah Ukraina Timur yang berbatasan dengan Rusia)
melancarkan aksi serupa dengan menduduki gedung-gedung pemerintahan setempat. Para milisi yang berhasil
menduduki gedung pemerintahan ini, kemudian mendeklarasikan negara Republik Rakyat Donetsk (di provinsi Donetsk)
dan Republik Rakyat Luhansk (di provinsi Luhansk). Ukraina menyeru ancaman akan menurunkan pasukan ke Ukraina
Timur, Hingga 15 April, ultimatum dari pemerintah Ukraina untuk membatalkan deklarasi tidak diindahkan oleh milisi di
Ukraina Timur. Pemerintah Ukraina akhirnya mengirimkan pasukannya ke Ukraina Timur untuk menundukkan kaum
separatis yang dipimpin oleh milisi pro-Rusia. Penyerangan ke Ukraina Timur ini sekaligus mengawali perang saudara di
Ukraina, yang juga disebut Perang Donbass. Perang Donbass menjadi perang besar antara Ukraina dengan milisi dari
pihak separatis yang didukung oleh Rusia. Wilayah Ukraina Timur khususnya daerah Donetsk dan Luhansk menjadi
medan tempur. Hingga akhir bulan September. 2014 jumlah korban tewas akibat Perang Donbass dilaporkan sudah
menembus angka 3.500 jiwa lebih. Perang tersebut juga membuat lebih dari 1 juta penduduk Ukraina Timur
mengungsi. Sementara itu, perang ini juga membuat hubungan antara Rusia dan negara-negara Barat pro-Ukraina
menegang, dan berakibat pada saling menjatuhkan sanksi ekonomi.
Konflik Afrika
Konflik Kongo
Konflik di Republik Demokratik Kongo (RD Kongo)
telah mengalami dinamika konflik dalam kurun
waktu yang panjang. Dua perang tersebut adalah
Perang Kongo I yang terjadi pada tahun 1996-1997
dan Perang Kongo II pada tahun 1998-2003.1Konflik
ini telah dimulai sejak tahun 1990 an. Pada 4
Oktober 1996, kelompok pemberontak dari
Banyamulenge melakukan serangan langsung ke desa
Lamera, wilayah timur RD Kongo yang menjadi
tempat pengungsian etnis Hutu. kemudian menjadi
perang terbuka dengan adanya campur tangan
negara tetangga yaitu Angola, Burundi, Rwanda dan
Uganda dan dikenal dengan Perang Kongo I.
Konflik Kongo
Keterlibatan negara ini dikarenakan adanya kepentingan sumber daya alam, dukungan terhadap
etnis Tutsi, dan ketidaksukaan negara-negara tersebut terhadap rezim pro-Amerika Mobutu.
Perang ini berakhir dengan kemenangan kelompok pemberontakan anti-Mobutu pada tahun 1997
dan Laurent Desire Kabila kemudian diangkat menjadi Presiden RD Kongo. tahun 1998, laurent Desire
Kabila gagal membagi kekuasaannya terhadap kelompok-kelompok pendukungnya sehingga yang
awalnya mendukung Kebila berbalik melawan dengan memberontak kembali. 4 Kabila kemudian
menggalang dukungan dari etnis Hutu untuk melawan kelompok pemberontak yang didukung etnis
Tutsi. Kabila juga menggalang bantuan negara-negara tetangga yaitu Angola, Chad, Namibia dan
Zimbabwe. Adanya bantuan luar negeri tersebut perang kembali berkobar antara RD Kongo, Angola,
Chad, Namibia dan Zimbabwe melawan Rwanda, Uganda dan Burundi. Perang ini dikenal dengan
Perang Kongo II atau Great African War.5
konflik Sudan
Konflik dimulai dengan serangan oleh RSF di situs pemerintah saat
serangan udara, artileri, dan tembakan dilaporkan terjadi di seluruh
Sudan. Sepanjang konflik, pemimpin RSF Mohamed Hamdan "Hemedti"
Dagalo dan pemimpin de facto dan panglima militer Sudan Abdel Fattah
al-Burhan telah mempersengketakan kontrol atas situs pemerintah,
termasuk markas militer umum, Istana Kepresidenan, Bandar Udara
Internasional Khartoum, kediaman resmi Burhan, dan kantor pusat SNBC.
Mulai bulan Juni, SPLM-N (al-Hilu) menyerang posisi tentara di selatan
negara. Pada bulan Juli, sebuah faksi Gerakan Pembebasan Sudan yang
dipimpin oleh Mustafa Tambour (SLM-T) secara resmi bergabung dalam
perang untuk mendukung SAF, sementara pada bulan Agustus, gerakan
pemberontak Tamazuj yang berbasis di Darfur dan Kurdufan bergabung
dengan RSF
Konflik Somalia
Benua Afrika merupakan salah satu benua yang Somalia sampai ke pemerintah pusat, mengadopsi suatu
paling sering terjadi konflik internal yang perpaduan antara hukum Islam dan sistem
akhirnya meluas ke negara lain. Pada awalnya ketatapemerintahan barat yang selaras dengan semangat
negara Afrika dijajah oleh tiga negara Eropa moderat dan keyakinan rakyat Somalia. Somalia juga salah
yakni Inggris, Perancis dan Italia yang mana satu negara yang memiliki tingkat korupsi pemerintah yang
ketiga penjajah ini membagi wilayah Afrika tinggi, banyaknya pelanggaran HAM, perang sipil, absensi
legitimasi terhadap pemerintah serta hilangnya legitimasi
menjadi beberapa wilayah yang
hukum karena ambiguitas preferensi sistem hukum yang
terpisah.Somaliland dan Italian Somalia digabung terdistorsi, menjadikannya sebagai proses pengidentifikasian
membentuk Republik Somalia. Berawal dari situlah Somalia dan restrukturisasi pasca perang sipil yang
muncul adanya pergerakan-pergerakan etnis menyebabkan berakhirnya pemerintahan Siad Barre pada
yang menuntut hak klaim atas wilayah tahun 1991. Selain itu, penduduk Somalia yang tinggal di
kependudukan yang menjadi faktor pemicu awal Tanduk Afrika, harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi
terjadinya konflik di Somalia. Konflik Somalia alam Afrika yang sangat gersang dan tandus. Somalia
dipicu oleh jatuhnya Presiden Siad Barre dari merupakan negara yang terdiri dari banyak kelompok etnis
kepemimpinannya pada bulan Januari 1991, yang minoritas yang homogen, dimana perbedaan etnis di Somalia
banyak menimbulkan pertikaian di berbagai justru memiliki kesamaan bahasa dan agama, namun konflik
wilayah Somalia. yang terjadi di Somalia berasal dari perpecahan antara klan-
klan kelompok minoritas dengan mayoritas .
Konflik Afrika Tengah
Konflik di Republik Afrika Tengah (CAR) adalah tragedi kemanusiaan yang kompleks dan
berkepanjangan. Konflik ini telah berlangsung selama beberapa dekade, dengan berbagai
faksi dan kelompok bersenjata terlibat dalam pertempuran untuk mendapatkan kendali
atas wilayah dan sumber daya negara.
Beberapa faktor utama yang
berkontribusi pada konflik di CAR:
Kemiskinan dan Ketidaksetaraan
Ketegangan Suku dan Agama
Lemahnya Pemerintahan
Intervensi Asing
Konflik Afrika Tengah

Dampak Konflik:
Konflik di CAR telah memiliki dampak yang dahsyat bagi penduduk sipil. Jutaan orang telah
mengungsi dari rumah mereka, dan ribuan orang telah tewas dalam pertempuran. Krisis
kemanusiaan yang parah telah berkembang, dengan jutaan orang membutuhkan bantuan
makanan, air, dan tempat tinggal.

Upaya Perdamaian:
Upaya telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik di CAR, tetapi belum ada solusi yang
berhasil. Misi Penjaga Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (MINUSCA) telah dikerahkan
di CAR sejak 2014, tetapi masih belum mampu menghentikan kekerasan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai