Anda di halaman 1dari 12

EFEKTIVITAS FORUM G20 SEBAGAI UPAYA STABILISASI DAN

KETAHANAN NASIONAL DI TENGAH KONFILK UKRAINA- RUSIA

Disusun Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester


(PPI-MK)

Nama : Lely Nur Azizah


NPM : 4121210073
Kelas/No. Absen : MKN 2-4/13
Program Studi : Manajemen Keuangan Negara
Mata Ujian : Kewarganegaraan

Dosen Pengampu :
Fajar Yulianto

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
KEMENTRIAN KEUANGAN
2022
ABSTRAK

Konflik Rusia – Ukraina telah menimbulkan dampak permaslaahan global yang


kompleks baik dari segi ekonomi, politik, maupun ketahanan. Sejumlah dampak
tersebut juga dirasakan oleh Bangsa Indonesia. Bahkan, dalam jangka panjang dapat
mengancam ketahanan dan stabilitas nasional.
Untuk menanggulangi ancaman tersebut, Indonesia harus segera mengambil
langkah untuk menjamin kestabilan nasional. Hal ini dapt dilakukan dengan penajaman
wawasan nusantara dengan penekanan pada konsep astagatra. Di samping itu, analisis
terhadap unsur geostrategi Indonesia juga menjadi penting untuk memetakan potensi
Indonesia sehingga kebijakan yang diambil dapat berjalan efektif.
Salah satu impelementasi dari kebijakan tersebut ialah melalui keikutsertaan
dalam foum G20. Namun, perlu adanya analisis efektivitas G20 untuk menilai apakah
forum G20 dapat menjadi salah satu bentuk kebijakan yang tepat bagi Bangsa
Indonesia.
Kata kunci : Astagatra, Efektivitas, Forum G20, Geostrategi, KEstabilan Nasional,
Konflik Global.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung dan menimbulkan permasalahan
yang kompleks. Berdasarkan data Kantor Kejaksaan Agung Ukraina, invasi Rusia ini telah
mengakibatkan lebih dari 115 anak Ukraina tewas, 140 lainnya mengalami luka. Di samping
itu, invasi ini juga telah merusak 489 lembaga pendidikan. Sementara itu, PBB memperkirakan
terdapat lebih dari 847 warga sipil tewas dan lebih dari 1.400 warga terluka.
Konflik Ukraina – Rusia tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga berdampak
pada kestabilan ekonomi dunia. Hal ini karena Rusia dan Ukraina merupakan negara
pengekspor bahan pangan terbesar di dunia. Salah satu komoditas ekspornya yaitu gandum
dengan jumlah produksi sebesar 29% dari ekspor global. Selain itu, kedua negara ini
merupakan eksportir utama minyak bunga matahari yang memegang 80% pasokan global.
Adapun, Ukraina merupakan salah satu eksportir terbesar komoditas jagung dan tepung dunia.
Konflik Ukraina – Rusia telah menghambat aktivitas ekspor – impor bahan pangan dunia
yang menyebabkan inflasi global. IMF menyatakan dunia telah mengalami inflasi yang
signifikan, khususnya bagi negara – negara berkembang. Inflasi ini mengakibatkan kenaikan
suku bunga bank sentral yang pada akhirnya meningkatkan utang luar negeri negara
berkembang. Lebih lanjut, IMF memprediksi bahwa ekonomi global akan mengalami resesi
dengan pertumbuhan ekonomi global hanya sekitar 2.9 persen pada 2022 dan menimbulkan
sejumlah risiko ekonomi.
Sebagai negara dengan sistem ekonomi terbuka, Indonesia juga turut merasakan imbas
perang Rusia – Ukraina, baik dalam segi ekonomi maupun politik luar negeri. Dalam segi
ekonomi, perang Rusia Ukraina mengakibatkan kenaikan harga sejumlah komoditas, seperti
Crude Palm Oil (CPO) (27 persen), gas bumi (143,1 persen), gandum (17,8 persen), kedelai
(27,8 persen), dan jagung (28,9 persen).
Indonesian Economic Development (INDEF) dalam kajiannya memaparkan bahwa kondisi
inflasi ini akan merusak rantai pasokan karena menciptakan asumsi supplier untuk mengurangi
suplai bahan pokok. Pada akhirnya, ini akan menimbulkan kelangkaan yang berujung pada
kenaikan harga. Dengan demikian, inflasi yang terjadi di Indonesia berasal dari dua sumber
sekaligus sehingga dapat mengancam stabilitas ekonomi nasional.
Dalam segi politik, ancaman kestabilan ekonomi dapat menjadi ancaman terhadap kondisi
politik Indonesia. Sejarah mencatat, resesi dan lemahnya ekonomi Indonesia pada 1998 telah
membawa kericuhan yang mengganggu kestabilan politik pada masa itu. Oleh sebab itu,
ancaman kestabilan ekonomi akibat perang Rusia – Ukraina juga dapat berpotensi
menimbulkan kekacauan politik Indonesia.
Melihat sejumlah urgensi di atas, maka sudah selayaknya Indonesia mengambil langkah
untuk tetap menjaga ketahanan dan kestabilan nasional dengan mengembangkan konsep
geostrategi serta memperhatikan sejumlah aspek astagatra dalam penerapannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah ketahanan dan stabilitas nasional dapat dicapai di tengah dinamika global
akibat konflik?
2. Bagaimanakah pendekatan astagatra dalam menghadapi dampak konflik?
3. Apakah program G20 dapat menjadi solusi yang efektif?

1.3. Landasan Teori


Geostrategi merupakan metode untuk mewujudkan cita – cita dengan mendorong
proses pembangunan dan membuat strategi yang terukur. Dalam konteks bangsa
Indonesia, geostrategi dimaknai sebagai strategi yang diupayakan untuk meraih cita – cita
bangsa sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Adapun, sejumlah tujuan
tersebut antara lain membentuk pemerintah negara yang melindungi segenap bangsa
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
serta dalam upaya perdamaian dunia. Konsep geostrategi juga sering disebut dengan
ketahanan nasional, yang berfokus pada optimalisasi potensi kondisi geografi Indonesia
untuk mencapai tujuan bangsa.
Geostrategi atau ketahanan nasional ini menjadi penting karena adanya ancaman dari
dalam dan luar negeri yang dapat mengancam eksistensi bangsa Indonesia. Di samping itu,
potensi geografi dan demografi bangsa Indonesia yang sangat besar sudah seharusnya
dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.
Konsep Geostrategi tidak dapat dipisahkan dengan konsep Astagatra sebagai bagian
dari wawasan nusantara. Wawasan Nusantara merupakan konsep nasional yang
menekankan pada kesatuan dan persatuan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan dan cita –
cita bangsa perlu adanya geostrategi berupa optimalisasi potensi yang dalam prakteknya
perlu diperkuat dengan adanya persatuan dan kesatuan yang tergambar dalam wawasan
nusantara. Dengan demikian, geostrategi dan wawasan nusantara haruslah berjalan seiring
dan selaras.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis Astagatra


Dalam kaitannya dengan ancaman kondisi global akibat perang Rusia – Ukraina,
penajaman makna astagatra dalam mewujudkan ketahanan nasional sangatlah penting.
Pemetaan ini akan memudahkan Indonesia untuk mengambil langkah terbaik berkenaan
dengan kondisi bangsa Indonesia berdasarkan konsep wawasan nusantara.
Lebih lanjut, wawasan nusantara dipetakan dalam bentuk yang lebih sederhana yaitu
Astagatra yang terdiri atas Trigatra Alamiah dan Pancagatra Sosial. Trigatra Alamiah
merupakan aspek yang bersifat alamiah meliputi aspek geografi yang menggambarkan letak
Indonesia secara geografis, aspek sumber daya alam berupa kekayaan alam yang terkandung
di tanah air, dan aspek demografi yang menggambarkan keadaan dan kemampuan penduduk
baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Sedangkan pancagatra atau aspek sosial tersusun atas
aspek ideologi, aspek politik baik politik dalam negeri maupun politik luar negeri, aspek
ekonomi, aspek sosial budaya, dan aspek pertahanan keamanan.
Menurut Suryohadiprojo (1997), implementasi ketahanan nasional dapat dilakukan melalui
dua pendekatan, yakni pendekatan keamanan dan pendekatan kesejahteraan. Pendekatan
pancagatra pada aspek ketahanan dan keamanan mencakup penguatan aspek guna menguatkan
eksistensi dan nilai luhur masyarakat terhadap ancaman keamanan global sebagaimana
ancaman dampak perang Rusia- Ukraina.
Perang Rusia – Ukraina berpotensi menimbulkan peperangan antar negara lainnya akibat
campur tangan dan keberpihakan negara kepada salah satu kubu. Dr. Robert Farley, pengajar
di The Patterson School AS, menyatakan bahwa konflik Rusia dan Ukraina dapat menjadi awal
mula perang dunia ketiga. Hal ini karena adanya kedekatan Ukraina dengan negara – negara
barat yang tergabung dengan NATO serta adanya catatan konflik dalam sejarah terkait NATO
dan Uni Soviet di masa lampau yang masih belum sepenuhnya mereda. Hal ini tentu
mengancam ketahanan dan keamanan global yang pada akhirnya mengancam eksistensi bangsa
Indonesia, terlebih Indonesia memiliki hubungan diplomatik dengan kedua negara tersebut.
Sementara itu, pendekatan kesejahteraan berupa pengembangan potensi perekonomian
dalam negeri dapat dilakukan untuk mewujudkan kestabilan perekonomian. Dari segi
demografi, Indonesia memiliki populasi penduduk yang besar sehingga mendorong tingkat
konsumsi yang tinggi. Di samping itu, luas wilayah dan kekayaan alam yang melimpah dapat
menjadi potensi untuk memperkuat perekonomian nasional. Dengan demikian, pemerintah
dapat memperkuat produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Dengan melihat aspek astagatra di atas, Indonesia sangat mungkin untuk mencapai
ketahanan nasional melalui penerapan strategi yang efektif. Adapun strategi ini tidak terbatas
pada kebijakan dalam negeri tetapi juga kebijakan dalam menjalankan politik luar negeri.
Hal ini didukung pula dengan konsep politik luar negeri Indonesia yang bersifat bebas
aktif. Artinya, Indonesia memiliki kebebasan untuk menentukan sikap dan kebijakan terhadap
permasalahan Internasional dengan tidak mengikatkan diri atau berpihak pada salah satu
kekuatan dunia. Adapun, dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia harus berdasar pada
nilai – nilai Pancasila.
Konsep politik luar negeri ini bisa menjadi salah satu potensi dalam menghadapi
permasalahan global akibat perang Rusia – Ukraina. Menurut A. Khoirul Umam, Ph.D, dunia
melalui politik luar negeri perlu mengikatkan komitmen untuk menghadirkan kerjasama
diplomasi dan komunikasi politik yang jujur, transparan, dan akuntabel tanpa bias kepentingan.
Untuk itu, sudah sepatutnya Indonesia berperan aktif dalam kancah politik luar negeri
dengan tetap memegang teguh konsep politik luar negeri bebas – aktif. Hal ini diwujudkan
melalui partisipasi aktif Indonesia dalam G-20.

2.2 Forum G20


Forum G20 atau Group of Twenty merupakan sebuah forum kerja sama ekonomi
internasional yang terdiri atas 19 negara dan 1 lembaga uni eropa yang seluruhnya merupakan
negara dengan ekonomi yang besar.
Dalam pelaksanaan presidensi G-20, diangkat tema Recover Together, Recover
Stronger. Hal ini sesuai dengan kondisi global saat ini yang sangat dinamis akibat pandemic
Covid-19 dan adanya perang Rusia – Ukraina yang mengancam terjadinya krisis global.
G-20 memiliki program kerja sama melalui jalur keuangan dan presidensi yang
didalamnya membahas komitmen dan kerja sama negara anggota dalam upaya pemulihan
ekonomi pasca pandemi.
Dalam sejarahnya, G-20 telah berhasil berperan dalam menangani krisis ekonomi
global. Mulai dari Asian Financial Crisis pada 1998, Global Economics Crisis pada 2008, dan
saat ini sedang berupaya untuk menangani krisis akibat pandemi Covid-19.
Pada agenda G-20 tahun 2022, konflik Ukraina – Rusia telah menjadi pembahasan
utama. Hal ini karena konflik ini dianggap telah memperburuk kondisi ekonomi global. Salah
satu kesepakatan yang dihasilkan ialah kecaman sejumlah negara untuk mengakhiri perang
Rusia – Ukraina.

2.3 Analisis Efektivitas G20


Forum G20 mengemban mandat besar terkait perekonomian dan keuangan program.
Hal ini didukung dengan potensi keanggotaan yang besar. Keanggotaan G20 terdiri atas 20
negara dengan ekonomi besar, sehingga forum ini dinilai telah mewakili 90 persen produk
nasional global, 80 persen perdagangan dunia, dan mewakili dua per tiga penduduk dunia.
Dengan demikian, forum G20 ini memiliki pengaruh besar bagi perekonomian global.
Sebagai forum global yang berperan besar, perlu adanya penilaian efektivitas atas
kinerjanya untuk melihat ketercapaian tujuan dan kepentingan global. Hal ini diperkuat dengan
pendapat Karns dan Mingst (2010 : 32 -33) yang menjelaskan bahwa mengukur efektivitas
merupakan hal yang sangat penting dalam menyusun kebijakan. Artinya, forum harus
memastikan adanya aktivitas konkrit atas konsep mekanisme yang disetujui.
Dalam menilai efektivitas G20, dapat dilihat dari kredibilitas dan rekam jejak G20
dalam mengatasi isu global. Hal ini dapat menunjukkan bahwa G20 memiliki andil besar dalam
mewujudkan stabilitas global sebagai mandat negara – negara dunia. Di samping itu,
pendekatan komitmen dan kepatuhan terhadap komitmen juga menjadi indikator utama dalam
melihat efektivitas G20.
Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa G20 memiliki rekam jejak yang baik dalam
mengatasi masalah ekonomi global, khususnya pada penanganan krisis ekonomi. Misalnya,
pada penanganan krisis ekonomi 2008. Ini menjadi bukti efektivitas G20 dalam memenuhi
mandatnya.
Sementara itu, dari segi komitmen anggota, G20 haruslah menciptakan komitmen
anggota dalam bentuk kesepakatan dan keterikatan untuk dilaksanakan seluruh anggota forum.
Komitmen ini juga harus bisa dijalankan oleh negara non anggota. Hal ini karena G20 bersifat
global yang mengampu kepentingan ekonomi global sehingga seluruh kesepakatan yang
terbentuk tentu akan memengaruhi negara lain.
Dalam praktiknya, aspek komitmen ini terbentuk dengan prinsip leading by example
yang menegaskan bahwa setiap komitmen setiap anggota dan berkewajiban untuk
menyerahkan laporan pelaksanaan komitmen sebelum pelaksanaan KTT berikutnya. Hal ini
telah dilaksanakan dengan adanya 807 komitmen dari anggota G20 sejak KTT pada tahun
2008. Ini menjadi bukti kuat adanya komitmen anggota forum G20.
Rekam jejak keberhasilan G20 dalam mengatasi krisis global serta sejumlah komitmen
para anggota G20 ini menunjukkan adanya efektivitas G20 sebagai forum global. Hal ini
menunjukkan bahwa forum G20 dapat memenuhi kepentingan dan ekspektasi global guna
menciptakan kestabilan ekonomi global.
Dengan melihat efektivitas tersebut, maka langkah Indonesia untuk berperan aktif
dalam G20 merupakan keputusan yang tepat. Di samping itu, konsep astagatra serta geostrategi
Indonesia sangatlah mendukung Indonesia untuk berperan dalam forum G20 ini.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Konflik Rusia – Ukraina telah menimbulkan dampak permaslaahan global yang
kompleks baik dari segi ekonomi, politik, maupun ketahanan. Sejumlah dampak tersebut
juga dirasakan oleh Bangsa Indonesia. Bahkan, dalam jangka panjang dapat mengancam
ketahanan dan stabilitas nasional.
Dengan melihat ancaman global tersebut, maka sudah seharusnya Indonesia melakukan
tindakan preventif. Tindakan tersebut dapat dilakukan dengan penajaman konsep astagatra
agar kebijakan yang diambil sesuai dengan nilai – nilai wawasan kebangsaan. Di samping
itu, penajaman konsep astagatra dapat mempermudah analisis geostrategi untuk
mengidentifikasi potensi Bangsa Indonesia dalam menghadapi dampak konflik Rusia –
Ukraina.
Indonesia memiliki potensi ekonomi yang tinggi dengan melihat kekayaan alam dan
demografi Bangsa Indonesia. Selain itu, konsep politik luar negeri yang bebas aktif juga
dapat menjadi potensi strategis untuk menciptakan perdamaian dunia.
Salah satu implementasi yang dilakukan pemerintah ialah dengan berpartisipasi dalam
G-20 (Government-20) untuk menciptakan pemulihan ekonomi global sekaligus menjaga
kestabilan global dan nasional. Langkah ini dinilai sudah sangat tepat karena G20
merupakan forum yang efektif dalam mengatasi isu perekonomian global. Dengan
demikian, Indonesia dapat menjalin kerja sama multilateral untuk menciptakan kestabilan
nasional sekaligus kestabilan global sebagai upaya untuk mencapai tujuan bangsa.

B. Saran dan Rekomendasi


Sejumlah saran dan rekomendasi sebagai solusi untuk menanggulangi dampak konflik
Rusia – Ukraina, antara lain :
1. Mempertajam analisis wawasan Nusantara dan Geostrategi dengan memetakan pada
konsep Astagatra
2. Memperkuat perekonomian dan produksi dalam negeri untuk menjamin kestabilan
harga – harga komoditas pangan.
3. Menjalin kerja sama multilateral melalui forum G20 dan berpartisipasi aktif untuk
menyuarakan kepentingan negara – negara berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

Adhitama, S., Purwati, S., & Sarwadi. (2018). Pendidikan Kewarganegaraan . Tangerang
Selatan : PKN STAN .
Agus, A. (2015). Urgensi Ketahanan Nasional Sebagai Geostrategi Indonesia. Jurnal
Integrasi, 247-251. Retrieved from
http://eprints.unm.ac.id/2692/1/Artikel%20Jurnal%20Nasional%20Tidak%20Terakre
ditasi%20-
%20Urgensi%20Ketahanan%20Nasional%20Sebagai%20Geostrategi%20Indonesia.p
df
Bank Indonesia . (2022). Presidensi G20 Indonesia 2022. Retrieved from Bank Indonesia :
https://www.bi.go.id/id/G20/Default.aspx#peran-nyata
INDEF. (2022). Makro Ekonomi Indonesia : Menjaga Optimisme, Meingkatkan
Kewaspadaan. In INDEF, Kajian Tengah Tahun INDEF : Reformulasi Kemandirian
Ekonomi di Tengah Dinamika Global (pp. 22 - 26). Jakarta : INDEF .
Karnadi, A. (2022, Januari 31). Produksi CPO Indonesia Turun 0,31% pada 2021. Retrieved
from Data Indonesia : https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/produksi-cpo-
indonesia-turun-031-pada-2021
Kementerian Keuangan Republik Indonesia . (2021). G20. Retrieved from Kemenkeu.go.id:
https://www.kemenkeu.go.id/g20
Kementerian Keuangan RI. (2022). Evaluasi Akuntabilitas dan Efektivitas G20 . Jakarta :
Kemenkeu.
Khusniah, U. (2022, Maret 21). Data Terbaru Korban Konflik Rusia-Ukraina, 115 Anak
Tewas dan 140 Lainnya Luka. Retrieved from iNews.id:
https://www.inews.id/news/internasional/data-terbaru-korban-konflik-rusia-ukraina-
115-anak-tewas-dan-140-lainnya-luka#:~:text=KIEV%2C%20iNews.id%20-
%20Sebanyak%20115%20anak%20Ukraina%20tewas,ini%20disampaikan
Nancy, Y. (2021, Juni 7 ). Pengertian Politik Luar Negeri Bebas Aktif, Sejarah dan
Landasannya. Retrieved from Tirto.id: https://tirto.id/pengertian-politik-luar-negeri-
bebas-aktif-sejarah-dan-landasannya-ggDq
Rahardian, L. (2022, Maret 5). Kacau! Ini Daftar Komoditas yang Terancam langka Imbas
Perang. Retrieved from CNBC Indonesia:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20220305100138-4-320265/kacau-ini-daftar-
komoditas-yang-terancam-langka-imbas-perang
Rosmanto, & Soedarsono. (2022). Peran Mahasiswa dalam perjuangan Melawan Covid-19 di
Indonesia Melalui Konsepsi Astagatra Ditinjau dari Karakter Bangsa dan Bela
Negara. Jurnal Education and Development, 68 - 72. Retrieved from
http://journal.ipts.ac.id/index.php/ED/article/view/3426
Said, A. A. (2022, April 21). G20 Bahas Upaya Atasi Risiko Krisis Pangan Akibat Perang
Rusia-Ukraina. Retrieved from Katadata.co.id:
https://katadata.co.id/agustiyanti/finansial/62609e8c12238/g20-bahas-upaya-atasi-
risiko-krisis-pangan-akibat-perang-rusia-ukraina
Setiawan, A. (2020). Politik Luar Negeri Indonesia Era Covid -19 : Penyelamatan dan Kerja
Sama. Jurnal Independen, 65 - 74. Retrieved from
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/Independen/article/view/7344/4761
Suharyo, A. (2015). Perspektif Ketahanan Nasional di Provinsi Lampung . Jurnal Kebijakan
dan Pelayanan Publik, 1. Retrieved from
http://jurnal.ubl.ac.id/index.php/ejkpp/article/view/592/559
Uly, Y. A. (2022, Juli 17). Pembahasan Perang Rusia-Ukraina di G20, Apa Hasilnya?
Retrieved from Kompas.com:
https://money.kompas.com/read/2022/07/17/181400126/pembahasan-perang-rusia-
ukraina-di-g20-apa-hasilnya-
Umam, K. (2022, Februari 27). Dampak Perang Rusia-Ukraina: "Ekonomi dan Politik
Global". Retrieved from Riaueditor.com:
https://www.riaueditor.com/detail/Article/dampak-perang-rusia-ukraina---quot-
ekonomi-dan-politik-global-quot-
Yani, Y. M., & Montratama, I. (2017). Quo Vadis Politik Luar Negeri Indonesia . Jakarta :
PT Elex Media Komputindo.
Lampiran 1
BIODATA PENULIS

Lely Nur Azizah, lahir di Purwokerto pada 25 Februari 2002,


merupakan mahasiswi semester dua di Politeknik Keuangan Negara
STAN prodi D-IV Manajemen Keuangan Negara. Penulis pernah
menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret prodi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis selama dua semester. Penulis juga sempat
mengenyam pendidikan di Universitas Gadjah Mada prodi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Penulis memiliki ketertarikan di bidang ekonomi dan keuangan. Untuk
mengembangkan ketertarikannya, penulis sempat aktif dalam BEM FEB UNS sebagai wadah
untuk bertukar pikiran. Di samping itu, penulis juga memiliki ketertarikan pada dunia
kepenulisan. Meskipun demikian, pengalaman penulis masih sangat terbatas dan masih sangat
perlu dikembangkan.
Melalui tulisan ini, penulis berharap bisa menuangkan ide dan pikiran penulis kepada
para pembaca dan bisa bermanfaat untuk hal yang baik. Di samping itu, penulis berharap bisa
mendapat saran, kritik, dan masukan yang membangun agar dapat mengevaluasi diri. Dengan
ini, penulis mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan serta waktu yang
diluangkan untuk membaca tulisan ini.

Anda mungkin juga menyukai