Artikel
muhamadirgiapriansyah@gmail.com
Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN
Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Abstrak
1
PENDAHULUAN
2
fungsi tranmisi, kedua, menghimpun kemudian menyalurkan dana. Ketiga, bisa
mentranformasikan lalu mendistrubusikan segala resiko dalam perekonomian.
Keempat, untuk menstabilkan kondisi ekonomi. 5
Pemerintah dihadapkan pada
dilema akibat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar. Menurut Agung
Laksono, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 mengalami peningkatan
sebesar 18% dibndingkan tahun 2000. Namun, peningkatan jumlah penduduk ini
tanpa diirngi peningkatan kualitas individu penduduknya telah menyebabkan
munculnya berbagai masalah dan meningkatnya tingkat kemiskinan.6
5
H. Bachtiar Simatupang, peranan perbankan dalam meningkatkan perekonomian
Indonesia, Universitas Islam Sumatera Utara, Jurnal Riset akuntansi multiparadigma, Vol. 6, No.
2, 2019, P. 136
6
Ari Mulianta Ginting, pengaruh pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan sektor
keuangan terhadap pengurangan kemiskinan di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan kebijakan publik,
Vol. 4, No. 2, 2013, P. 118.
3
Effect memberikan kesempatan bagi pemerintah untuk bagaimana bisa terus
memperluas stimulus fiskal dengan adanya fokus utama pada proses pemulihan.7
7
Kedeputian bidang ekonomi kementerian PPN/BAPPENAS, perkembangan Ekonomi
Indonesia dan dunia triwulan II Tahun 2022, Edisi Vol. 6, No. 2, 2022, P. 2
8
Team Bank Indonesia, ‘E-book’ “perkembangan ekonomi keuangan dan kerja sama
Internasional, (Jakarta: Bank Indonesia, 2012), P. 5
4
LITERATURE REVIEW
5
salah satu peran konkrit adalah dalam menyalurkan
dana kepada masyarakat yang membutuhkan modal
usaha, terutama melalui sektor usaha mikro, kecil,
dan menengah. Melalui penyaluran dana untuk sektor
riil. Bank secara tidak langsung berkontribusi dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Ketersediaan dana tersebut juga memungkinkan
percepatan pembangunan infrastruktur.
METODE PENELITIAN
6
menghadapi ketidakpastian perekonomian global, kebijakan yang diadopsi, dan
persepsi mereka tentang peran perbankan dalam mendukung perekonomian
nasional. Wawancara mendalam dengan informan kunci juga dapat dilakukan
untuk memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang peran sektor
perbankan.
Dalam konteks stabilitas sistem keuangan, terdapat beberapa faktor yang perlu
diperhatikan:
7
1. Pengaruh Dinamika Perekonomian Global: Pertumbuhan ekonomi global
diperkirakan melambat dengan tingginya ketidakpastian. Risiko dari perang
dagang antara AS dan Tiongkok, kondisi politik dalam negeri AS, Brexit, dan
risiko geopolitik dapat mempengaruhi perekonomian global dan berimplikasi pada
volatilitas pasar keuangan.
2. Pertumbuhan Ekonomi Domestik yang Positif: Perekonomian domestik
menunjukkan perkembangan positif dengan pertumbuhan ekonomi yang
diproyeksikan berada dalam kisaran 5,0%-5,4%. Permintaan domestik yang kuat,
investasi yang tetap kuat, dan kebijakan belanja sektor Pemerintah yang
berkualitas menjadi faktor pendukung. Tingkat inflasi yang terjaga dan rendah
juga memberikan stabilitas.
3. Tantangan dalam Perekonomian Domestik: Terdapat tantangan yang dapat
memberikan dampak pada sistem keuangan domestik. Pemilihan Presiden, Wakil
Presiden, dan legislatif secara serentak dapat meningkatkan ketidakpastian dan
volatilitas pasar keuangan domestik. Selain itu, pertumbuhan impor yang tinggi
dan keterbatasan pertumbuhan ekspor dapat mempengaruhi kinerja korporasi
domestik dan berdampak pada risiko kredit. Perkembangan teknologi keuangan
juga perlu dikelola dengan baik untuk menghindari risiko yang dapat terjadi
dalam sektor keuangan.
Dalam menghadapi kondisi ini, penting bagi otoritas keuangan dan pelaku
industri untuk meningkatkan manajemen risiko, menjaga likuiditas, dan
mengadopsi kebijakan yang tepat guna menjaga stabilitas sistem keuangan. Kerja
sama antara pemerintah, otoritas keuangan, dan pelaku industri menjadi kunci
dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional di tengah ketidakpastian global.9
Pemerintah Indonesia tetap optimis namun tetap waspada dalam menghadapi
situasi yang menantang ini. Perekonomian Indonesia diyakini memiliki ketahanan
yang kuat dalam menghadapi tekanan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi
pada kuartal III tahun 2022 mencapai 5,7% (YoY), didukung oleh permintaan
domestik yang kuat dan investasi yang meningkat. Tingkat inflasi yang terjaga
9
Bank Indonesia, , ‘E-Book’, Kajian Stabilitas keuangan, penguatan intermediasi di
tengah ketidakpastian ekonomi global, (Jakarta: Dapartemen kebijakan makropudensial, 2019), P.
71
8
pada 5,4% (YoY) pada bulan November 2022, serta penurunan tingkat
pengangguran dan kemiskinan, juga menjadi faktor pendukung.
Sebagai negara dengan perekonomian terbuka, Indonesia terpengaruh oleh
tekanan ekonomi global, terutama dalam perdagangan dan pasar keuangan.
Perlambatan ekonomi global perlu diwaspadai karena dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekspor Indonesia. Namun, saat ini ekspor masih menunjukkan
pertumbuhan yang baik dengan surplus neraca perdagangan yang terjaga selama
30 bulan berturut-turut. Meskipun nilai tukar rupiah mengalami depresiasi dalam
kisaran 9% hingga Desember 2022, hal ini masih relatif rendah dibandingkan
dengan mata uang negara-negara G20 dan ASEAN lainnya. Likuiditas perbankan
masih cukup mencukupi, dan pertumbuhan kredit terus berlanjut, mendukung
penguatan perekonomian.
Perekonomian Indonesia juga menunjukkan tingkat ketahanan yang baik
dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat di kuartal III tahun 2022, serta
indikator-indikator utama lainnya yang menunjukkan prospek perekonomian
domestik yang kuat. Kondisi fiskal yang positif dengan pertumbuhan penerimaan
yang kuat, belanja yang dipercepat, dan pengelolaan pembiayaan yang terkendali
menjadi faktor pendukung. APBN berperan sebagai penyerap guncangan untuk
melindungi masyarakat, mendukung sektor prioritas, dan mendorong pemulihan
ekonomi. Pemerintah juga terus berkoordinasi dan mengambil kebijakan yang
tepat dalam menghadapi tekanan pasar keuangan global, termasuk upaya menjaga
permintaan domestik, mendorong ekspor beragam dan berdaya saing, serta kerja
sama perdagangan regional.
Meskipun kondisi ekonomi Indonesia masih relatif baik, pemerintah perlu
berhati-hati dalam mengambil kebijakan dan menjaga keberlanjutan fiskal.
Kebijakan fiskal akan tetap berperan sebagai penyerap guncangan dan instrumen
penting dalam mendukung reformasi struktural yang diperlukan untuk
membangun fondasi pembangunan jangka panjang. Pemerintah akan berusaha
memperkuat pemulihan ekonomi dan menjaga stabilitas di tengah tantangan yang
dihadapi oleh perekonomian global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun
9
2023 diperkirakan masih cukup kuat, meskipun mungkin tidak setinggi asumsi
APBN. Beberapa faktor pendukung termasuk permintaan domestik yang besar.10
Dalam era globalisasi seperti yang kita rasakan sekarang ini dan semakin
terbuka lebarnya pasar dunia, Indonesia menghadapi persaingan yang semakin
luas dan berat. Ketidakmampuan dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia baik di daerah maupun secara nasional dapat menyebabkan semakin
terpuruknya posisi Indonesia dalam kancah persaingan global. Pembentukan
sumber daya manusia yang berkualitas memiliki tujuan untuk meningkatkan
produktivitas agar dapat berperan maksimal dalam pembangunan nasional.
11
Pentingnya pembinaan dan pengawasan yang efektif terhadap lembaga
perbankan di Indonesia didasarkan pada pengakuan akan peran strategis lembaga
tersebut dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Dalam rangka
menjalankan fungsinya secara efisien, sehat, dan wajar, serta menghadapi
persaingan global, lembaga perbankan perlu didukung oleh landasan gerak yang
kokoh. Hal ini memungkinkan lembaga perbankan untuk melindungi dana yang
dititipkan oleh masyarakat dan menyalurkannya ke sektor-sektor yang produktif
guna mencapai sasaran pembangunan.
10
Badan Kebijakan Fiskal, ‘E;book’, tinjauan ekonomi, keuangan, dan fiskal, (Jakarta:
Badan kebijakan Fiskal, 2022), P. 7
11
Jay Aryaputra Singgih, peran pengusaha muda dalam mendorong perekonomian
Indonesia guna meningkatkan pembangunan nasinal, Jurnal lembaga ketahanan nasional republik
Indonesia, Vol. 8, No. 3, P. 111.
10
nasional mengalami krisis kepercayaan pada tahun 1998 selama krisis moneter.
Namun, melalui upaya restrukturisasi dan penyehatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan Bank Indonesia, perbankan berhasil pulih dan memperoleh
kembali kepercayaan masyarakat. Kepercayaan yang tinggi dan peran strategis
perbankan dalam perekonomian menjadikan industri ini diatur dengan ketat.
Tujuan regulasi yang diberlakukan adalah untuk menciptakan sistem perbankan
yang sehat, kuat, dan stabil, sehingga dapat mendukung pembangunan nasional.
Keberadaan bank juga memberikan bantuan dana kepada usaha mikro,
kecil, dan menengah yang membutuhkan modal usaha. Dalam memfasilitasi roda
perekonomian sektor riil, perbankan turut berkontribusi dalam percepatan
pembangunan nasional. Melalui pemberian pinjaman, bank juga mendukung
pembangunan sarana dan prasarana fisik yang bermanfaat bagi masyarakat umum.
Secara keseluruhan, perbankan memiliki peran penting dan strategis dalam
mendukung pembangunan ekonomi nasional. Melalui fungsi-fungsinya, lembaga
perbankan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan
kerja, mempercepat pembangunan infrastruktur, dan memberikan dukungan
finansial kepada berbagai sektor dalam masyarakat.12
12
Fahrial, peranan perbankan dalam pembangunan ekonomi nasional, Universitas Islam
Riau, Jurnal Ensiklopedi, Viol. 1, No. 1, 2018, P. 181
11
produktif, bank memainkan peran kunci dalam setiap kegiatan bisnis.13
Pemerintah melalui Dewan Nasional
Keuangan Inklusif (DNKI) aktif mendorong agen bank untuk memainkan peran
penting dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. Dalam upaya
mencapai kesejahteraan masyarakat yang merata, agen bank menjadi instrumen
yang vital dalam memberikan akses kepada masyarakat terhadap layanan
keuangan formal. Sejak diluncurkannya Program Layanan Keuangan Tanpa
Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) pada tahun 2015, jumlah
agen bank mengalami peningkatan yang signifikan dalam setahun pertama, dari
sekitar 60.000 menjadi hampir 1 juta agen bank.
Data menunjukkan bahwa 55,3% orang dewasa di Indonesia telah
memiliki akun di lembaga keuangan formal, dan sebanyak 70,3% dari total
penduduk dewasa telah dilayani oleh lembaga keuangan formal. Namun, upaya
untuk mewujudkan akses yang merata terhadap layanan keuangan formal harus
terus dilakukan agar kesejahteraan masyarakat benar-benar tercapai. Hal ini
disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir, dalam
sebuah studi yang diluncurkan oleh Boston Consulting Group (BCG) dan
Microsave Indonesia pada tanggal 19 November di Jakarta.
Mayoritas agen bank di Indonesia, terutama agen Laku Pandai, melayani
layanan Cash-In-Cash-Out (CICO) yang meliputi isi saldo dan penarikan tunai.
Melalui layanan ini, masyarakat dapat dengan aman menyimpan pendapatan
mereka dan menarik sebagian tabungan ketika dibutuhkan. DNKI mendorong
agen bank untuk lebih aktif dalam melayani masyarakat, karena agen bank
membantu mengurangi biaya layanan bagi nasabah dan memudahkan akses
masyarakat terhadap layanan keuangan formal. Iskandar menyatakan bahwa
perhatian lintas sektor terhadap agen bank harus ditingkatkan, mengingat mereka
membantu memperluas jangkauan kantor cabang bank terutama di daerah
pedesaan dan perbatasan yang belum terjangkau.
Agen bank merupakan salah satu saluran utama selain kantor cabang bank
untuk mengakses layanan keuangan formal. Survei Nasional Inklusi Keuangan
13
Rotua Nuraini Tampubolon, ‘E-book’ peranan perbankan menuju keuangan inklusif di
Indonesia, (Jakarta, Koalisi responsi Bank Indonesia, 2017, P. 76
12
tahun 2018 menunjukkan bahwa 58,6% populasi penduduk dewasa di Indonesia
mengetahui lokasi agen bank. Agen bank menjadi pilihan utama bagi mereka
dalam membuka rekening Basic Saving Account (BSA) dan melakukan deposit
atau penarikan dalam enam bulan terakhir. Iskandar memberikan contoh petani
kelapa sawit di Sumatera yang dapat menabung untuk pendidikan anak mereka
melalui agen bank terdekat dari tempat tinggal mereka. Mereka juga dapat
melakukan penarikan tunai dari keluarga yang bekerja di Jakarta melalui agen
bank tersebut. Survei Nasional Inklusi Keuangan tahun 2018 juga menunjukkan
bahwa kesadaran akan keberadaan agen bank14
KESIMPULAN
14
Kementerian koordinator bidang perekonomian, pemerintah dorong bank tingkatkan
peran dukung inklusi Nasional, diakses dari: Ekon.go.id, pada tanggal 29 Juni 2023.
13
masyarakat. Regulasi yang ketat diberlakukan untuk menciptakan sistem
perbankan yang sehat dan stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Badan Kebijakan Fiskal, 2022, ‘E;book’, tinjauan ekonomi, keuangan, dan fiskal,
Jakarta: Badan kebijakan Fiskal.
14
Tampubolon, Rotua Nuraini, 2017, ‘E-book’ peranan perbankan menuju
keuangan inklusif di Indonesia, (Jakarta, Koalisi responsi Bank Indonesia.
Jurnal
Internet
15
16