Anda di halaman 1dari 12

EKONOMI POLITIK PEMBANGUNAN DALAM PERSPEKTIF ISU GLOBALISASI

(STUDI KASUS PERAN INDONESIA DALAM EKONOMI POLITIK GLOBAL)

TUGAS AKHIR SEMESTER

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ekonomi Politik

Oleh :
ROSI SRIWAHYUNI
NIM. 19042086/2019

Dosen Pengampu:
Prof. Drs. M. Fachri Adnan, Ph.D

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
Peran Indonesia Dalam Ekonomi Politik Global ........................................................................ 3
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 9
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 10

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi politik global tidak bisa dipisahkan dari globalisasi. Globalisasi ekonomi
politik telah memberikan berbagai dampak bagi setiap negara maju maupun negara
berkembang. Menurut Pryke (dalam Arwanto, 2022) ekonomi politik global merupakan
kesatuan kegiatan dalam membangun, membantu dan melestarikan ekonomi nasional di
pasar global. menurut ekonomi nasionalis konsep ini terdiri dari praktik, strategi, dan
kebijakan negara yang secara eksplisit, selektif, dan pragmatis mengkonsolidasikan dan
memperluas kekuatan korporasi untuk mempromosikan daya saing nasional. Hal ini
kemudian juga lebih menekankan peran dari kepentingan bangsa atau negara dalam
memahami minat hubungan internasional.
Memahami ekonomi politik global ini tidak bisa dilakukan tanpa mengkaji faktor-
faktor kritis yang menentukannya. Waters (dalam Arwanto, 2022) berpendapat ada tiga
komponen dasar yang mempengaruhi perekonomian dunia. Pertama, kemajuan teknologi
transportasi dan komunikasi yang menghubungkan belahan dunia manapun. Yang kedua
adalah akselerasi perdagangan global yang diikuti oleh pola ketergantungan antar negara.
Ketiga adalah pergerakan modal yang luar biasa dalam bentuk penanaman modal asing
langsung atau foreign direct investment (FDI). O'Brien dan Williams (2020) (dalam
Arwanto, 2022) berpendapat bahwa ekonomi politik global ditentukan oleh perdagangan
internasional dan produksi transnasional yang berhubungan dengan perusahaan transnasional
dan penanaman modal asing langsung
Sejak awal kemerdekaan hingga saat ini negara Indonesia mengalami peningkatan
perannya dalam kancah global. Peran Indonesia dalam kancah internasional terlihat pada
bidang ekonomi politik. Adanyan peningkatan kapasitas pada kancah politik global berkaitan
dengan misi politik luar negeri Indonesia, yaitu politik bebas aktif sampai memainkan peran
penting kepemimpinan Indonesia di kawasan dan global atau dunia.
Sejak kemerdekaannya, Indonesia telah menyatakan diri sebagai negara yang aktif
terlibat dalam politik internasional berlandaskan pada haluan politik bebas dan aktif.
Meskipun Indonesia berlandaskan politik bebas dan aktif, namun Indonesia tidak terlibat atau

1
tergabung dalam blok-blok negara besar tertentu. Haluan dari politik bebas dan aktif itu
menuai hasil bagi Indonesia. Terlihat sejak kemerdekaan hingga sekarang, Indonesia menjadi
salah satu negara relevan dan berperan cukup besar dalam pencaturan ekonomi dan politik
internasional. (Swasty, 2023) Globalisasi telah digerakkan oleh kebijakan-kebijakan
perekonomian terbuka secara domestik dan internasional

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada pembahasan ini
adalah “Bagaimana Peran Indonesia Dalam Ekonomi Politik Global?”

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini adalah.
1. Sebagai salah satu tugas mata kuliah ekonomi Politik pada semester ini.
2. Untuk mendeskripsikan peran Indonesia dalam ekonomi politik global.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Peran Indonesia Dalam Ekonomi Politik Global


Dalam kerangka politik luar negeri bebas dan aktif, Indonesia tergabung dalam beberapa
forum kerja sama ekonomi internasional dan tercatat sebagai satu-satunya negara yang menjadi
anggota dalam tiga fora kerja sama ekonomi utama global dan kawasan, yaitu G20, APEC, dan
ASEAN. Peran penting dan strategis tersebut menegaskan bahwa Indonesia sebagai global
middle power yang secara substansial mampu mempengaruhi agenda global serta menjadi bagian
dari solusi permasalahan global. Indonesia juga sekaligus dapat menjadi jembatan komunikasi
dan honest broker dari ketiga fora tersebut, mendorong agenda streamlining dari level global ke
regional, serta mengartikulasikan agenda-agenda yang menjadi kepentingan kawasan ke level
global.
Menurut keterangan Presiden RI Joko Widodo dalam pertemuan dengan delegasi Dana
Moneter Internasional (IMF) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat (2022) Kondisi
perekonomian Indonesia saat ini masih relatif baik, terlihat dari cukup stabilnya pertumbuhan
ekonomi dan terjaganya inflasi di dalam negeri. Ekonomi Indonesia relatif sedang baik di mana
inflasi sekitar 4,2%, pertumbuhan 5,01%. Kemudian juga dalam situasi lain, ekonomi Indonesia
dibanding negara lain, Indonesia punya debt to GDP ratio sekitar 42%, beberapa negara itu
mencapai 100%. Defisit juga tercatat masih di sekitar 4%, transaksi berjalan 0,5%
Indonesia merupakan anggota yang aktif tentunya dalam berorganisasi serta bekerja sama
dengan negara-negara yang lain. Dapat dilihat juga dari setiap ada pertemuan konferensi APEC
dan AFTA, Indonesia selalu ikut dengan aktif. Lalu dengan mengikutsertakan beberapa menteri
atau pejabat dalam berbagai konferensi ekonomi tingkat nasional atau bahkan internasional. Dan
dengan menyelenggarakan rapat yang membahas perekonomian dan perdagangan internasional.
Indonesia sendiri juga ditetapkan sebagai pelaku dalam kerja sama ekonomi antar berbagai
negara juga. Dengan dibuktikan bahwa adanya kegiatan ekspor maupun impor yang dilakukan
Indonesia ke negara-negara lain. Barang-barang yang di ekspor keluar bermacam-macam seperti
di bidang kehutanan, pertambangan, industri, dan bidang jasa. Dan Indonesia juga mengimpor
beberapa bahan baku untuk di konsumsi dan bahan penolong lainnya seperti obat-obatan, dsb.
Serta beberapa bahan modal juga di impor untuk kebutuhan disana.

3
Beberapa peran Negara Indonesia dalam ekonomi politik global diantaranya, adalah
(Swasty, 2023).
1. Salah Satu Pendiri ASEAN
Indonesia sebagai salah satu negara pendiri ASEAN, adalah pegangan utama
partisipasi dalam politik internasional. Pada 1967, Indonesia salah satu negara pendiri
organisasi multilateral se-Asia Tenggara dengan 4 negara ASEAN lainnya. Dunia bahkan
mempersepsikan Indonesia sebagai “natural de facto leader ASEAN”. Hal ini disebabkan
sejumlah torehan penting Indonesia terhadap ASEAN dianggap krusial bagi
keberlangsungan politik ekonomi di Asia Tenggara. Indonesia menjadi negara pendorong
pembentukan ASIAN Zone for Peace Freddom and Neutrality (ZOPFAN) pada 27
Novemver 1971. Pembentukan organisasi ini mendorong negara anggota ASEAN
berkomitmen menjamin stabilitas dan keamanan Asia Tenggara dari campur tangan pihak
eksternal.
Sedangkan, pada Februari 1976, Indonesia berperan penting dan bertindak
sebagai tuan rumah dalam penandatanganan Treaty of Amity and Cooperation (TAC) di
Bali. Traktat itu mendorong kawasan Asia Tenggara untuk tetap solid dalam bidang
politik, meski pada waktu itu sejumlah negara ASEAN tengah dirundung dinamika isu
komunisme dan anti komunisme. Pada periode 1997-1998, posisi Indonesia di ASEAN
mengalami kemunduran buruk yang disebabkan krisis ekonomi dan moneter. Namun,
sejak era reformasi, Indonesia kembali memperbaiki posisinya menjadi negara penting
dan relevan di kawasan ASEAN.
2. Penggagas Konfrensi Asia-Afrika, Promotor Gerakan Non-Blok
Pasca perang dunia II, kondisi politik dunia terbelah menjadi dua kubu, yaitu blok
barat yang dipimpin Amerika Serikat dan blok timur yang dipimpin Uni soviet. Kubu AS
dan Uni Soviet yang berbeda ideologi menjadi dalang di balik konflik kebijakan politik
internasional yang berkepanjangan yang dikenal Perang Dingin. Pada 1955, di tengah
hangatnya Perang Dingin, AS dan Uni Soviet gencar menyebarluaskan pengaruhnya ke
sejumlah negara termasuk Indonesia. Namun, Indonesia menolak bergabung dalam kedua
kubu tersebut.
Indonesia justru menggagas Konfrensi Asia-Afrika bersama 29 negara lain
sebagai simbolisasi anti blok barat dan timur. Konfrensi Asia Afrika diselenggarakan di

4
Bandung pada 24 April 1955 dan menghasilkan 10 poin Deklarasi Bandung. Salah
satunya, negara KAA berkomitmen abstain dari segala bentuk kerja sama kolektif untuk
kepentingan negara adidaya. Dari poin inilah Soekarno dan tiga kepala negara lainnya,
dari Yugoslavia, Mesir, dan Ghana dinobatkan menjadi Bapak Pendiri Gerakan Non Blok
pada 19 Juli 1956.
3. Pasukan Pemeliharaan Perdamaian PBB
Indonesia di kancah global menjadi negara PBB yang aktif melakukan kegiatan
pemeliharaan perdamaian dunia dari 1956. Indonesia mengirim Pasukan Pemelihara
Perdamaian Kontingen Garuda yang bertugas memberikan bantuan humaniter di wilayah
konflik bersenjata. Pada 1957, Kontingen Garuda menjadi bagian United Nations
Emergency Force ke Mesir dan Israel. Selain itu, Kontingen Garuda juga dikirimkan ke
negara konflik lainnya, seperti Zaire, Vietnam, Mesir, Irak, Iran, Namibia, Kuwait,
Kamboja, Somalia, Bosnia, Herzegovina, Georgia, Mozambik, Filipina, Angola, dan
Kongo.
Peran Indonesia di kancah global tidak berhenti pada tiga peristiwa tersebut, tetapi dari
tahun ke tahun terus memperlihatkan kemampuannya di kancah internasional. Bahkan pada 2022
dalam acara Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN + 3 di Kamboja Presiden Joko Widodo
dinobatkan sebagai Ketua ASEAN 2023. Selain itu, Indonesia menjadi tuan rumah untuk
perhelatan KTT G20 yang berlangsung di Bali pada 15-16 November 2022. Kedua ajang
pertemuan tingkat tinggi tersebut sangat penting dan strategis bagi Indonesia. Serta menguatkan
peran Indonesia di kancah global sebagai aktor kunci hubungan antarnegara baik dalam tataran
regional maupun global.
Dilansir dari situs resmi Kementerian Luar Negeri, peran ekonomi dalam globalisasi di
Indonesia yaitu:
1. Perdagangan
Indonesia sudah lama menjin hubungan perdagangan dengan negara-negara. Baik secara
bilateral maupun melibatkan beberapa negara dalam satu kawasan. Jalinan hubungan
perdagangan dilihat dari partisipaai Indonesia secara aktif pada penjanjian perdagangan
bebas di ASEAN Free Trade Area (AFTA). Kemudian hubungan dagang dengan Korea
Selatan dan menjadi anggota World Trade Organization (WTO).
2. Produksi

5
Indonesia melalukan kerja sama produksi dengan beberapa negara, seperti menjadi
anggota Asia-Pacific Economic Cooperation atau disingkat APEC. Indonesia juga aktif
menjalin hubungan kerja sama dengan anggota ASEAN dalam berbagai bidang, salah
satunya mesin diesel di Singapura.
3. Investasi
Indonesia mengizinkan negara lain untuk menanamkan modal atau berinvestasi di
Indonesia. Pembenahan infrastruktur yang dibangun menjadi salah satu hal yang mampu
menarik investor dari luar negeri.
Selanjutnya, hubungan politik antar negara terjalin dengan erat. Hal ini terlihat dari
penempatan duta besar di beberapa negara. Selain itu, Indonesia juga menjadi fasilitator
pertemuan bagi pihak-pihak yang bertikai. Ketika Indonesia melakukan pemilu banyak negara
yang ikut memantau dan memberikan ruang bagi WNI yang berada di luar negeri. Indonesia juga
menjalin kerja sama politik dengan menjadi anggota di beberapa organisasi, di antaranya PBB
dan ASEAN.
Indonesia atas nama ASEAN banyak melakukan kerjasama yang tercantum dalam cetak
birunya yang kemudian dielaborasi lebih spesifik dalam bidang politik, keamanan dan hukum
yang mencakup berbagai permasalahan keamanan. Dalam membangun Masyarakat Keamanan
ASEAN, terdapat fondasi-fondasi konseptual yang terdiri atas tiga tataran (Hendra Maujana
Saragih, 2017) yaitu: (1) Tataran pertama, terdapat kondisi-kondisi yang mempercepat
terbentuknya komunitas keamanan, (2) Pada tataran kedua faktor-faktor kondusif untuk
membangun rasa saling percaya dan identitas kolektif melalui interaksi langsung yang amat
sering dalam berbagai pertemuan bersama, barulah terjadi pembelajaran sosial dan bangunan
organisasi, (3) Pada tataran ketiga dibutuhkan sosialisasi pada tingkatan elit politik dan rakyat
agar muncul rasa saling percaya yang pada gilirannya menciptakan identitas kolektif Komunitas
Keamanan ASEAN ini dibentuk tidaklah dimaksudkan untuk “mengintegrasikan” politik luar
negeri dan kebijakan pertahanan masing-masing negara anggota.
kemudian Indonesia juga terlibat dalam organisasi lain yaitu G20. G20 adalah forum kerja sama
multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). G20 merepresentasikan lebih
dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Anggota G20 terdiri
dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia,

6
Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok,
Turki, dan Uni Eropa.
Keanggotaan pada G-20 telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu pemain kunci
dalam perekonomian global dan ikut menentukan kerangka kebijakan perekonomian di dunia ini.
Penilaian itu didasarkan kepada indikator bahwa sebagai satu-satunya negara ASEAN di G-20,
Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai salah satu motor ASEAN dan berperan sebagai
penyampai suara dan kepentingan kolektif negara-negara ASEAN lainnya.
Banyak manfaat yang dapat didapatkan Indonesia melalui keanggotaannya di G-20,
diantaranya:
1. Indonesia dapat mempercepat proses pembangunan nasionalnya seperti pembangunan
infrastruktur, keuangan inklusif, mobilisasi sumber daya domestik, ketahanan pangan dan
gizi, pengembangan sumber daya manusia, dan bisnis inklusif.
2. Indonesia dapat meningkatkan pencapaian ekonomi melalui sektor investasi dan
perdagangan, dengan cara meningkatkan nilai ekspor melalui kerja sama dalam G-20,
mendorong kontribusi investasi dan perdagangan di dalam pertumbuhan global,
memanfaatkan jaringan global, melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan perdagangan
bebas, dan melakukan penguatan terhadap sistem perdagangan multilateral.
3. Pada bidang ketenagakerjaan, Indonesia dapat melakukan pengawasan terhadap
penyerapan tenaga kerja,mendorong angkatan kerja muda untuk bersikap lebih aktif, dan
membantu keahlian dan ketenagakerjaan yang lebih berkualitas. Semua hal tersebut
merupakan peluang yang dapat diperoleh Indonesia melalui kerja sama dan keanggotaan
di G-20. Selain itu, keikutsertaan Indonesia pada G-20 juga dimanfaatkan oleh Presiden
Jokowi untuk berbagi pengalaman dalam mengelola transformasi digital. Hal ini sejalan
dengan usaha pemerintah dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada
gilirannya akan mempersempit disparitas ekonomi, mendorong pemerataan,
meningkatkan literasi digital, dan mengakselarasi usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM).
Selain itu, peran Indonesia sebagai negara dengan mayoritas Muslim memberikan citra
positif bagi G-20, terutama untuk menangkis persepsi negatif dari tesis clash of civilization
antara peradaban Barat dan Islam. G-20 merupakan anti-tesis perbenturan peradaban yang
menunjukkan bahwa Barat siap bekerjasama dengan negara-negara Muslim. Sebagai anggota G-

7
20, Indonesia memiliki peluang lebih baik daripada negara-negara berkembang non-anggota
dalam memecahkan masalah ekonomi dan keuangan global. PDB yang relatif lebih besar dan
ukuran yang besar dalam populasi dibandingkan dengan anggota ASEAN lainnya bisa menjadi
alasan utama masuknya Indonesia sebagai anggota G-20. Meskipun memiliki jumlah anggota
yang lebih banyak daripada G8, G-20 masih dianggap menarik sebagai suatu forum dengan
keanggotaan eksklusif, meskipun pertanggungjawaban legitimasinya bukan dari bukan anggota.
(Larasasati, 2017)

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Indonesia tergabung dalam beberapa forum kerja sama ekonomi internasional dan
tercatat sebagai satu-satunya negara yang menjadi anggota dalam tiga fora kerja sama
ekonomi utama global dan kawasan, yaitu G20, APEC, dan ASEAN. Pada setiap
keikutsertaan Indonesia dalam berbagai organisasi kerjasama internasional, Indonesia
memiliki peran penting dan strategis yang menegaskan bahwa Indonesia sebagai global
middle power yang secara substansial mampu mempengaruhi agenda global serta menjadi
bagian dari solusi permasalahan global.
Peran Indonesia di kancah global dari tahun ke tahun terus memperlihatkan
kemampuannya di kancah internasional. Selanjutnya, hubungan politik antar negara terjalin
dengan erat. Hal ini terlihat dari penempatan duta besar di beberapa negara. Selain itu,
Keanggotaan pada G-20 telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu pemain kunci
dalam perekonomian global dan ikut menentukan kerangka kebijakan perekonomian dunia.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arwanto dan Wike Anggraini. 2022. Dinamika Ekonomi Politik Global Dan Pembagian Kerja
Internasional. Jurnal Politik Pemerintahan Dharma Praja. 14 (2): 23-34.
Larasasati, Cindy dan Ester Desy Natasya. 2017. Peran Indonesia di G-20: Peluang dan
Tantanga. Jurnal Hubungan Internasional. 10(2): 147-159.
Limanseto, Haryo. 2022. Menjadi Global Middle Power, Peran Penting dan Strategis Indonesia
Kembali Dilanjutkan Dengan Chairmanship ASEAN 2023. Siaran Pers. Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia
Swasty, Renatha. 2023. Peran Penting Indonesia di Kancah Politik Global. Medcom.id. [Diakses
27 Mei 2023]
Saragih, Hendra Maujana. 2017. Kebijakan Pembentukan Komunitas Asean 2015: Tantangan
Dan Harapan Dalam Penciptaan Stabilitas Kawasan. Jurnal Administrative Reform. 5 (4).

10

Anda mungkin juga menyukai