DISUSUN OLEH:
Nama : Siska Rahmadani
Kelas : XII. IPS. 1
GURU PEMBIMBING :
EDWARD WIJAYANTO, S.Pd
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah berjudul
“Peran Aktif Indonesia Pada Masa Perang Dingin Dan Dampaknya Terhadap Politik
Dan Ekonomi Global”. Makalah ini merupakan salah satu tugas yang kami kerjakan
dalam mata pelajaran Sejarah Peminatan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih terdapat beberapa
kekurangan baik dari segi teknis penulisan maupun dalam hal materi, mengingat
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk membantu kami dalam
memperbaiki makalah ini.
Kami ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Dengan ikhlas, kami
mengakui bahwa tanpa dukungan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak,
makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik.
Akhir kata, kami ingin menyampaikan penghargaan yang tulus kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini, dari awal hingga akhir.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan yang setimpal atas segala
bantuan dan kontribusi yang diberikan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis Peran Aktif Indonesia pada Masa Perang Dingin: Makalah ini
bertujuan untuk menganalisis peran aktif Indonesia dalam konteks kebijakan luar
negeri non-bloknya pada masa Perang Dingin. Tujuan ini adalah untuk
memahami bagaimana Indonesia menjaga kemerdekaan dan independensinya di
tengah ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur.
2. Menjelaskan Kontribusi Indonesia sebagai Negara Penengah dalam Konflik
Regional: Makalah ini akan menjelaskan kontribusi Indonesia sebagai negara
penengah dalam beberapa konflik regional yang terjadi pada masa Perang
Dingin. Tujuan ini adalah untuk menggambarkan bagaimana Indonesia berperan
dalam mencari solusi damai dalam konflik dan membantu menjaga perdamaian
regional.
3. Mengidentifikasi Dampak Partisipasi Indonesia dalam Gerakan Non-Blok di
PBB: Makalah ini akan mengidentifikasi dampak partisipasi Indonesia dalam
Gerakan Non-Blok di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap posisi politik
global negara ini. Tujuan ini adalah untuk melihat bagaimana peran Indonesia
membantu memperkuat posisi negara - negara berkembang di kancah politik
internasional.
4. Menganalisis Pengaruh Peran Aktif Indonesia terhadap Politik di Kawasan Asia
Tenggara: Makalah ini akan menganalisis pengaruh peran aktif Indonesia pada
masa Perang Dingin terhadap politik di kawasan Asia Tenggara. Tujuan ini adalah
untuk memahami bagaimana kebijakan non-blok Indonesia berdampak pada
hubungan politik dengan negara-negara tetangga di kawasan.
5. Menjelaskan Dampak Kebijakan Luar Negeri Non-Blok Indonesia terhadap
Ekonomi Global: Makalah ini akan menjelaskan bagaimana kebijakan luar
negeri non-blok Indonesia membentuk kebijakan ekonomi dan dampaknya pada
ekonomi global. Tujuan ini adalah untuk melihat bagaimana kebijakan ini
membantu Indonesia mendiversifikasi pasar dan sumber investasi serta
berperan dalam kerjasama ekonomi internasional.
6. Mengidentifikasi Manfaat Kebijakan Luar Negeri Non-Blok Indonesia dalam
Hubungan Dagang dan Investasi: Makalah ini akan mengidentifikasi manfaat
yang diperoleh Indonesia melalui kebijakan luar negeri non-bloknya dalam
hubungan dagang dan investasi di masa Perang Dingin. Tujuan ini adalah untuk
melihat bagaimana kebijakan ini membantu Indonesia dalam memperluas
kerjasama ekonomi dengan berbagai negara di berbagai blok.
D. MANFAAT
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami peran aktif Indonesia pada masa Perang Dingin.
2. Menambah pengetahuan tentang sejarah dan hubungan internasional.
3. Memahami kebijakan luar negeri non-blok Indonesia dan dampaknya.
4. Menyadari pentingnya peran negara-negara berkembang dalam politik global.
5. Mengetahui dampak kebijakan non-blok Indonesia pada ekonomi global.
6. Mendorong pemikiran strategis dalam hubungan internasional.
7. Relevan bagi pengambil kebijakan politik dan ekonomi.
8. Sebagai sumber referensi akademis.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Perang Indonesia Dalam Gerakan Non Blok Pada Masa Perang Dingin
1. Peran Aktif dalam Pendirian Gerakan Non Blok (GNB)
Pada tahun 1945, Perang Dunia II berakhir, muncul dua blok yaitu Blok
Barat (Liberalisme- Demokratis) dan Blok Timur (Sosialis-Komunis). Diantara
Blok Barat dan Blok Timur, ada beberapa negara yang memilih untuk bersikap
netral. Negara-negara netral tersebut pun membentuk Gerakan Non Blok (GNB).
Pembentukan GNB ini diprakarsai oleh Presiden Soekarno (Indonesia), Presiden
Gamal Abdul Nasser (Republik Persatuan Arab-Mesir), PM Pandith Jawaharlal
Nehru (India), Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), dan Presiden Kwame
Nkrumah (Ghana).
Dalam GNB, Indonesia memiliki peran penting sebab negara ini memiliki
prinsip politik luar negeri yang bebas aktif, tidak mendukung pakta miliiter atau
aliansi militer manapun. Prinsip tersebut dianggap sesuai dengan tujuan
didirikannya GNB. Pada tahun 1992, peran penting lain dari Indonesia bagi
KTT GNB adalah sebagai tuan rumah dan Presiden Soeharto sebagai ketua GNB.
Pada saat itu, Indonesia memprakarsai kerja sama teknis di beberapa bidang
seperti pertanian dan kependudukan serta mencetuskan upaya untuk menghidupkan
kembali dialog Utara - Selatan.
Setiap KTT GNB yang diselenggarakan memiliki tujuan yang berbeda
sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi oleh negara-negara anggota.
Setiap negara bisa menjadi anggota GNB namun negara tersebut harus
menganut politik bebas aktif, mampu hidup berdampingan secara damai,
mendukung gerakan kemerdekaan nasional, dan tidak menjadi anggota salah
satu pakta militer. Persyaratan yang ditetapkan oleh GNB ternyata mampu
memikat hati berbagai negara, terbukti dengan meningkatnya jumlah negara
yang bergabung. Sejak Gerakan Non Blok lahir hingga sekarang, KTT dilakukan
tiap tiga tahun sekali. Tiap KTT paling lama tujuh hari. Indonesia pernah menjadi
tuan rumah KTT Gerakan Non Blok ke sepuluh pada tanggal 1 hingga 6 september
1992 di Jakarta.
2. Dampak Gerakan Non Blok terhadap kehidupan Politik Global
KTT GNB I mencetuskan prinsip politik bersama, yaitu bahwa politik
berdasarkan koeksistensi damai, bebas blok, tidak menjadi anggota pasukan
militer dan bercita-cita melenyapkan kolonialisme dalam segala bentuk dan
manifestasi. GNB juga membantu Afrika Selatan dalam menghapus politik
Apartheid.
GNB mencari perdamaian yang berkelanjutan melalui pemerintah global
dan mewujudkan adanya rasa optimism bahwa GNB dapat memainkan peran
yang sangat penting dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas.
Pentingnya GNB terletak pada kenyataan bahwa GNB merupakan gerakan
Internasional terbesar kedua, setelah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), GNB
dapat mewujudkan eratnya hubungan kerjasama antara negara satu dengan
negara yang lain.
3. Dampak Gerakan Non Blok terhadap kehidupan Ekonomi Global
Kerjasama antara anggota-anggota GNB dapat memiliki dampak positif
pada situasi ekonomi dunia. Dengan menciptakan tata hubungan ekonomi
Internasional yang masih seimbang, dan memperluas partisipasi negara-negara
berkembang dalam proses pengambilan keputusan mengenai masalah-masalah
ekonomi dunia. GNB membuat negara-negara anggota Non-Blok berjalan
lancar tanpa hambatan. Jadi GNB ini meningkatkan program kearah tata
ekonomi dunia.
2. Pendirian ASEAN sebagai bukti peran aktif bangsa Indonesia pada masa
Perang Dingin
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) merupakan sebuah
organisasi geopolitik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara,
yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 berdasarkan Deklarasi Perbara oleh
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan
pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, memajukan perdamaian
dan kestabilan di tingkat regional, serta meningkatkan kesempatan untuk
membahas perbedaandi antara anggotanya dengan damai.
A. KESIMPULAN
Kesimpulannya, peran aktif Indonesia pada masa Perang Dingin dalam konteks
kebijakan luar negeri non-bloknya memiliki dampak yang signifikan dalam politik dan
ekonomi global. Beberapa poin penting yang dapat diambil dari analisis peran
Indonesia tersebut adalah:
1. Kebijakan Non-Blok sebagai Landasan Strategis: Kebijakan luar negeri non-
blok menjadi landasan strategis Indonesia dalam menghadapi ketegangan politik
dan militer antara Blok Barat dan Blok Timur. Dengan tidak terikat pada salah satu
blok kekuatan besar, Indonesia dapat menjaga kemerdekaan dan independensinya
serta mengambil keputusan politik dan ekonomi secara independen.
2. Peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok: Konferensi Bandung dan Gerakan
Non-Blok yang lahir dari situ menjadi wadah penting bagi Indonesia dan
negara-negara berkembang lainnya untuk saling mendukung, mengadvokasi
isu-isu penting bagi negara-negara berkembang, dan mencari solusi damai atas
konflik dunia.
3. Peran Penengah dalam Konflik Regional: Sebagai negara penengah, Indonesia
berhasil berperan dalam meredakan konflik regional seperti Konfrontasi dengan
Malaysia. Dengan mengambil peran sebagai mediator, Indonesia berusaha
membangun hubungan yang lebih baik dengan negara tetangga dan mencegah
eskalasi konflik yang dapat merugikan perdamaian regional.
4. Pengaruh di PBB dan Forum Internasional:Partisipasi aktif Indonesia di PBB
dan forum internasional lainnya memungkinkan negara ini untuk menyuarakan
posisi politik dan ekonomi yang sesuai dengan kebijakan non-bloknya. Dengan
dukungan dari Gerakan Non- Blok, Indonesia memperjuangkan kepentingan
negara-negara berkembang dan mendukung upaya perdamaian dunia.
5. Dampak pada Politik dan Ekonomi Global: Peran aktif Indonesia pada masa Perang
Dingin membawa dampak signifikan dalam memperkuat posisi politik dan
ekonomi negara ini. Kebijakan non-blok memberikan Indonesia fleksibilitas
dalam mengambil keputusan politik dan ekonomi, menjaga kemerdekaan negara,
serta memperkuat posisi negara - negara berkembang dalam politik
internasional. Diversifikasi pasar dan investasi juga menjadi manfaat ekonomi
yang diperoleh Indonesia melalui kebijakan ini.