Anda di halaman 1dari 4

MID TEST EXAMINATION

ODD SEMESTER, ACADEMIC YEAR 2022 – 2023


Name of Lecturer Dr. Darmansjah Djumala Date 2-6 November 2022

Subject Indonesia Foreign Policy Day/Time 14.00

Class 24IR1 & 24IR2 Room Online

Instructions:

1. Jawab ke-5 pertanyaan di bawah ini dengan baik. Setiap nomor pertanyaan minimal
dijawab dalam satu (1) halaman.
2. Pada halaman pertama lembar jawaban ditulis lengkap: Nama, NIM, Kelas.
3. Jawaban ditulis dalam rentang waktu dari Rabu, 2 November 2022 pk 14.00 WIB
hingga Minggu, 6 November 2022 pk 14.00 WIB.
4. Lembar jawaban dikirimkan via email ke alamat email
dosen:
ddjumala@hotmail.com, dan di CC Ke: darmansjah.d@lspr.edu, Cherie.im@lspr.edu
secara individu (tidak dikumpulkan dalam g-drive).
5. Jawaban yang argumentative dan analisis akan mendapatkan nilai lebih baik.
Questions:

1. Kepentingan nasional (national interest) merupakan pertimbangan tertinggi (the


paramount consideration) dalam proses merumuskan politik luar negeri suatu negara
terhadap negara lain atau organisasi internasional, yang dalam pelaksanaannya
dilakukan dengan berdiplomasi, baik bilateral, maupun multilateral.

a. Jelaskan teori proses perumusan politik luar negeri suatu negara tertentu
terhadap negara lain.

b. Utarakan argumentasi dan analisis Saudara terkait pertimbangan-pertimbangan


yang paling menonjol dari suatu negara dalam proses pengambilan keputusan
politik luar negerinya.

2. Salah satu capaian diplomasi dan politik luar negeri Indonesia era Presiden Soekarno
adalah penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 18-24 April 1955
yang sukses, dihadiri oleh banyak negara yang masih terjajah dan menghasilkan
dokumen “Dasa Sila Bandung” yang hingga saat ini prinsip-prinsipnya masih ditujuk
oleh banyak negara.

a. Mengingat pada saat penyelenggaraan KAA tersebut Indonesia belum genap


10 tahun merdeka sehingga masih banyak pekerjaan rumah paska proklamasi
kemerdekaan yang harus diselesaikan, jelaskan latar belakang dan motivasi
Indonesia menyelenggarakan KAA pada waktu itu.

b. KAA 1955 tersebut kemudian menginspirasi terbentuknya Gerakan Non-Blok


(Non Aligned Movement/NAM) yang dinyatakan di Beograd, Yugoslavia,
September 1961. Utarakan argumentasi dan analisis Saudara terkait Gerakan
Non-Blok, apakah masih relevan atau tidak dengan perkembangan situasi
geo-politik global dewasa ini.

3. Perkembangan internasional paska perang dingin juga berdampak pada situasi


diplomasi multilateral yang menonjolkan kekuatan super power Amerika Serikat,
dimana Amerika Serikat telah memasukan agenda non-konvensional ke dalam
diplomasi multilateral, termasuk ke dalam syarat untuk mendapatkan pinjaman dari
IMF dan Bank Dunia.

a. Bagaimana pendapat Saudara terkait politik luar negeri Indonesia ketika


menghadapi perkembangan tersebut, apakah diplomasi multilateral merupakan
instrumen yang paling ideal dalam menghadapi tantangan dunia di abad 21?

b. Sebagai negara berkembang yang memerlukan bantuan asing untuk


pembangunan, bagaimana politik luar negeri Indonesia dalam memperjuangkan
kepentingan nasionalnya di era paska perang dingin.
4. Politik Bebas Aktif merupakan gagasan yang dicetuskan oleh Mohammad Hatta
dalam pidatonya yang bertajuk "Mendayung di antara Dua Karang" pada 2
September 1948. Maksud dari politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif adalah
agar Indonesia bebas menentukan sikapnya sendiri terhadap konflik internasional
namun tetap aktif dalam berkontribusi bagi terciptanya perdamaian dunia. Konsep
politik luar negeri indonesia yang bebas aktif merupakan gambaran dan usaha
indonesia untuk membantu terwujudnya perdamaian dunia, di tengah situasi perang
dingin paska Perang Dunia II.

a. Paska perang dingin 1989 dimana situasi internasional telah berkembang kearah
satu poros super power Blok Barat di bawah kepemimpinan Amerika Serikat,
bagaimana menurut Saudara, apakah politik luar negeri bebas aktif masih relevan
sebagai prinsip dasar politik luar negeri Indonesia di era paska perang dingin
tersebut?

b. Gambarkan secara konkrit salah satu bentuk kontribusi politik luar negeri
Indonesia yang bebas aktif di era paska perang dingin dalam berkontribusi
mewujudkan perdamaian dunia.

5. Diplomasi dan politik luar negeri era Presiden Soeharto lebih diorientasikan pada
upaya mendukung kebijakan pembangunan ekonomi sehingga terkesan lebih
proBarat dan menjauhi blok Timur.

a. Uraikan minimal dua (2) kebijakan politik luar negeri era Soeharto yang
memiliki keterkaitan dengan kepentingan politik dan ekonomi Indonesia saat
itu.

b. Prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas-aktif terdapat dalam


Mukadimah UUD 1945 dan diwujudkan dalam politik Non-Blok. Utarakan
argumentasi dan analisis Saudara terkait politik luar negeri era Presiden
Soeharto yang pro- Blok Barat dan menjaga jarak dengan Blok Timur.

Questionnaire references Prepared by Approved by

Lecture Materials & Scheme of Dr. Darmansjah Djumala Mikhael Yulius Cobis, M.Si., M.M.

work Lecturer Dean of Communication Faculty

Anda mungkin juga menyukai