Anda di halaman 1dari 11

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Politik Pemerintahan Asia Tenggara

Dosen Pengampu :
E.N Domloboy Nasution, S.IP., M.HI.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2
Nama : Gusti Wahyuni (1931000005)
M. Hafeez (1931000029)
Kelas : HI A.Malam Semester 4

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU POLITIK DAN KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS POTENSI UTAMA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas mata kuliah Politik Pemerintahan Asia Tenggara.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat
kerjasama dan dorongan serta bimbingan dosen, sehingga kendala yang penulis hadapi
teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas wawasan, ilmu yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi. Makalah ini disusun dengan
melalui berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri penulis maupun dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya Mahasiswa Universitas Potensi Utama.
Penulis sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis meminta kepada
Dosen Pembimbing juga Pembaca untuk memberikan masukan, kritik dan saran demi
perbaikan pembuatan makalah kami dimasa yang akan datang.

Medan, 5 April 2021


Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.1 Tujuan Penulisan................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
2.1 Perang Asia Pasifik............................................................................................3
2.2 Kekalahan Jepang..............................................................................................5
2.1 Dampak-dampang dari Perang Asia Pasifik......................................................5

BAB III PENUTUP............................................................................................................7


3.1 Kesimpulan........................................................................................................7
3.2 Saran..................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap negara termasuk Indonesia pastinya memiliki politik luar negeri. Politik luar
negeri merupakan sebuah kebijakan atau peraturan suatu negara dalam mengatur
hubungan dengan negara lain. Politik luar negeri satu negara dengan negara lain pastinya
berbeda meski tujuan yang sama dalam membangun negara.

Pelaksanaan politik luar negeri Indonesia telah mencerminkan diplomasi yang


melibatkan seluruh komponen bangsa guna mencapai kepentingan nasional Indonesia
sekaligus terus berperan aktif dalam upaya perwujudan perdamaian dan keamanan dunia
baik di tingkat bilateral, regional dan global.
Sebagai negara merdeka yang berdaulat, pelaksanaan hubungan luar negeri Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) didasarkan pada asas kesamaan derajat, saling
menghormati, saling menguntungkan dan saling tidak mencampuri urusan dalam negeri
masing-masing seperti yang tersirat dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
(UUD 1945).
Sesuai dengan Pembukaan UUD 1945, salah satu tujuan Pemerintahan NKRI adalah
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan pada kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan sebagaimana dimaksud diatas, maka
Pemerintahan NKRI selama ini telah melaksanakan hubungan dengan berbagai negara dan
organisasi regional maupun internasional. Pelaksanaan kegiatan hubungan luar negeri
tersebut melalui forum bilateral maupun multilateral diabdikan pada kepentingan nasional
berdasarkan prinsip politk luar negeri yang bebas aktif.
Hubungan luar negeri adalah setiap kegiatan yang menyangkut aspek regional dan
internasional yang dilakukan oleh Pemerintah di tingkat pusat dan daerah, atau lembaga-
lembaganya, lembaga Negara, badan usaha, organisasi politik, organisasi masyarakat,
lembaga swadaya masyarakat atau warga Negara Indonesia. Sedangkan politik luar negeri
adalah kebijakan, sikap dan langkah Pemerintah Republik Indonesia yang diambil dalam
melaksanakan hubungan dengan Negara lain, organisasi Internasional dan subjek hukum
Internasional lainnya dalam rangka menghadapi masalah internasional guna mencapai
tujuan nasional.
Seperti yang disebutkan diatas, bahwa politik luar negeri Indonesia menganut prinsip
bebas-aktif yang diabdikan untuk kepentingan nasional, artinya politik luar negeri
dilaksanakan melalui diplomasi yang kreatif, aktif, dan antisipatif, tidak sekadar rutin dan
reaktif, teguh dalam prinsip dan pendirian serta rasional dan luwes dalam pendekatan.
Hubungan luar negeri diselenggarakan sesuai dengan politik luar negeri, peraturan
perundang-undangan nasional dan hukum serta kebiasaan internasional baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun non-pemerintah. Kewenangan penyelenggaraan
hubungan luar negeri dan pelaksaan politik luar negeri Pemerintah Republik Indonesia
berada ditangan Presiden. Presiden dapat melimpahkan kewenangan penyelenggaraan
hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri kepada Menteri Luar Negeri
(Menlu) yang dapat mengambil langkah-langkah yang dipandang perlu.

1
Selain itu, Presiden dapat menunjuk pejabat Negara selain Menlu, pejabat oemerintah,
atau orang lain untuk menyelenggarakan hubungan luar negeri di bidang tertentu tetapi
tetap harus berkoordinasi dengan Menlu.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Politik Luar Negeri Indonesia?
b. Apa yang menyebabkan terjadinya hubungan Politik Luar Negeri Indonesia?
c. Bagaimana perjalanan hubungan Politik Luar Negeri Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui pengertian Politik Luar Negeri
b. Memberikan penjelasan tentang terjadinya hubungan politik luar negeri.
c. Untuk mengetahui perkembangan hubungan politik luar negeri Indonesia di dunia
Internasional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Politik Luar Negeri Indonesia


Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), dalam politik luar negeri tujuan umum
yang memandu kegiatan dan hubungan satu negara dalam interaksi dengan negara lain.
Perkembangan politik luar negeri dipengaruhi oleh pertimbangan domestik, kebijakan,
perilaku negara lain, atau rencana untuk memajukan desain geopolitik tertentu.
Ditekankan keunggulan geografi dan ancaman eksternal dalam membentuk kebijakan
luar negari. Diplomasi adalah alat kebijakan luar negeri. Perang, aliansi, dan
perdagangan internasional semuanya mungkin merupakan manifestasinya.
Politik luar negeri Indonesia menganut prinsip politik luar negeri yang bebas dan aktif
yang diabdikan untuk kepentingan nasional. Bebas diartikan bangsa Indonesia tidak
memihak atau ikut serta pada kekuatan-kekuatan yang ingin berseteru dan tidak sesuai
dengan nilai luhur bangsa. Sementara aktif artinya Indonesia tidak tinggal saja, tapi aktif
dalam hubungan internasional dalam rangka mewujudkan ketertiban dunia. Dengan
politik bebas aktif, bangsa Indonesia bisa menentukan arah, sikap, dan keinginan sebagai
negara yang merdeka dan berdaulat.
Dalam buku Grand Design: Kebijakan Luar Negeri Indonesia (2015-2025) (2016)
karya Adriana Elisabet, prinsip bebas aktif dalam pelaksanaan kebijakan luar negeri
Indonesia disesuaikan dengan dinamika nasional, regional, dan internasional. Khususnya
dinamika yang cenderung berdampak ataupun saling memengaruhi perkembangan di
tingkat nasional, regional, dan internasional.
Untuk mengoptimalkan kontribusi internasional Indonesia dan mencapai kepentingan
nasional secara menyeluruh baik dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
memajukan kesejahteraan masyarakat, maupun menciptakan ketertiban dunia. Maka
prinsip bebas aktif diimplementasikan secara lebih pragmastis, proaktif, fleksibel,
akomodatif, dan asertif. Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), politik dunia ditandai oleh munculnya dua kekuatan yang saling
bertentangan, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat memiliki ideologi
liberalisme, sedangkan Uni Soviet memiliki ideologi komunisme. Politik dan sikap
Indonesia dilandaskan kepada kemerdekaan dan bertujuan untuk memperkuat
perdamaian. Terhadap dua blok kekuatan yang bertentangan itu, Indonesia tidak mau
memilih salah satu pihak. Indonesia menjalankan politik luar negeri “bebas aktif”. Hal
ini sesuai dengan cita-cita PBB.
Pelaksanaan politik luar negeri Indonesia mencerminkan diplomasi yang telah
pmelibatkan seluruh komponen bangsa guna mencapai kepentingan nasional Indonesia
sekaligus terus berperan aktif dalam upaya mewujudkan perdamaian dan kedamaian
dunia baik di tingkat bilateral,regional maupun global.
Pada tatanan bilateral, mekanisme hubungan bilateral yang telah dilakukan dengan
sejumlah negara sahabat berhasil meningkatkan kerjasama bilateral di berbagai bidang,
khusunya dalam bidang-bidang yang menjadi prioritas kepentingan nasional Indonesia,
antara lain perundingan perbatasan, perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan
peningkatan kerjasama ekonomi.
3
Kebijakan luar negeri Indonesia pada tahun 2014 akan terus ditunjukkan untuk
mengatasi tiga bentuk tantangan utama yang menurut Indonesia dihadapi Kawasan Asia
Pasifik yaitu berkurangnya rasa salign percaya, sengketa wilayah dan perubahan geo-
politik dan geo-ekonomi. Pada intinya, untuk mengubah “trust deficit” menjadi
“strategic trust”.
Untuk mengesampingkan penggunaan atau ancaman penggunaan kekuatan dalam
menyelesaikan sengketa wilayah, mencegah kembalinya pola pikir era Perang Dingin,
serta mencegah terjadinya jurang pemisah baru antar negara dikawasan, maka prinsip
kebijakan politik luar negeri adalah “bebas-aktif”, Memajukan sebuah kawasan yang
ditandai oleh “keseimbangan dinamis (dynamic equilibrium)”. Suatu kondisi yang
ditandai oleh tidak adanya suatu negara yang dominan, bukan melalui blockpolitics yang
cenderung menimbulkan ketidakstabilan baru, melainkan melalui hubungan antar negara
yang saling menghormati berdasarkan prinsip-prinsip keamanan dan kemakmuran
bersama. Bahwa sesungguhnya, keamanan dan kemakmuran yang bersifat langgeng
hanya dapat diraih jika dinikmati secara bersama oleh seluruh negara kawasan dan bukan
secara sepihak.

2.2 Kekalahan Jepang


Kemenangan Jepang di Asia Pasifik tak bertahan lama. Jepang beberapa kali
mengalami kekalahan. Jepang kalah di Kepulauan Mariana hingga Filipina. Sejak 1943,
posisi Jepang makin terdesak. Blok Poros (Axis) yang terdiri dari Jerman, Jepang, dan
Italia kalah dalam berbagai pertempuran melawan Blok Sekutu (Amerika Serikat, Inggris,
Uni Soviet, dan China). Kekelahan blok Poros melawasan blok Sekutu membuat blok
bersekutu membuat rencana pengepungan Jepang. Hingga pada 1945, AS menjatuhkan
bom atom ke kota Hiroshima dan kota Nagasaki pada 6-9 Agusus. Akibat hancurnya
Hiroshima dan Nagasaki, Jepang lumpuh dan tak berdaya hingga akhirnya pada 10
agustus 1945 pemerintah Jepang pun menyerah dan mengumumkan kekalahannya pada
15 Agustus.
Mereka menyampaikan kepada sekutu akan menyepakati Deklarasi Postdam.
Deklarasi Postdam adalah deklarasi yang dibuat oleh Harry S. Truman (Presiden Amerika
Serikat), Winston Churchill (Perdana Menteri Inggris), dan Chiang Kai-Shek (Presiden
dan Panglima tertinggi China) agar Jepang menyerahkan diri. Kalah dan Menyerah
setelah menyatakan persetujuan, pihak sekutu yaitu Kaisar Hirohito pada 15 agustus 1945
mengumumkan kekalahannya lewat pidato radio Gyukuon-hoso. Jepang menyerah tanpa
syarat. Penyerahan diri Jepang secara resmi dilakukan pada 2 september 1945.

Isi Deklarasi Postdam :

“Telah tiba waktunya bagi Jepang untuk memutuskan apakah akan membiarkan
bangsanya dikendalikan oleh penasihat-penasihat militernya yang mengikuti
keinginannya sendiri dengan perhitungan-perhitungan yang tidak realistis, yang telah
membawa Kekaisaran Jepang ke ambang kemusnahan, ataukah Jepang akan memilih
jalan yang berdasarkan akal yang sehat. Berikut ini adalah syarat-syarat kami. Kami tidak
akan menyimpang dari syarat-syarat itu. Tidak pula ada pilihan lain. Kami tidak akan
menerima penguluran waktu. Kekuasaaan dan pengaruh dari mereka yang menyesatkan

4
rakyat Jepang untuk berusaha menaklukan dunia harus dilenyapkan selama-lamanya,
karena kami berkeyakinan bahwa orde-orde baru yang cinta damai, aman dan berkeadilan
tidak mungkin terbentuk tanpa militerisme yang tidak bertanggungjawab, dilenyapkan
dari muka bumi. Kami tidak bermaksud memperbudak masyarakat Jepang atau
memusnahkan nya sebagai bangsa, tetapi semua penjahat perang harus diadili secara
keras, termasuk mereka yang melakukan kekejaman terhadap para tawanan. Pemerintah
Jepang harus menghilangkan halangan bagi bangunnya kebebasan dan demokrasi dan
harus memperkuatnya diantara rakyat Jepang. Kebebasan untuk mengemukakan
pendapat, beragama dan berpikir harus ditegakkan seperti hal nya penghormatan atas hak-
hak asasi manusia. Kami menghimbau pemerintah Jepang untuk sekarang juga
menyatakan bahwa semua angkatan bersenjatanya menyerah tanpa syarat. Pilihan lain
bagi Jepang berarti kerusakan total dalam waktu segera”

2.3 Dampak-dampak dari Perang Asia Pasifik


Selain merenggut 25 juta nyawa, ada beberapa dampak besar yang ditimbulkan dari
Sejarah Perang Asia Pasifik dari sejak berlangsungnya hingga pasca peperangan.
Dampaknya adalah sebagai berikut:
a. Kemenangan Blok Sekutu
Karena kemenangan yang didapat oleh pihak sekutu, beberapa kepulauan Jepang
secara otomatis berhasil diduduki oleh blok sekutu, sehingga Jepang kehilangan
beberapa wilayah penting di negaranya.
b. Wilayah yang berhasil diinvasi Jepang jatuh kembali pada penguasa sebelumnya
Setelah kekalahan Jepang, semua negara yang berhasil dikuasainya secara otomatis
jatuh kembali ke penguasa sebelumnya. Maka dari itu, keadaan ini membuat Jepang
kehilangan seluruh kekuasaan dan wilayah jajahan yang berhasil diperoleh selama
masa imperialismenya.
c. Beberapa negara jajahan Eropa berhasil memerdekakan diri
Ini merupakan salah satu dampak positif yang dirasakan pada masa Perang Asia
Pasifik seperti Indonesia. Pada masa itu, pasukan Jepang sedang terdesak akibat
serangan sekutu dan hasilnya banyak tentara Jepang di Indonesia yang ditarik.
Sehingga tentara Indonesia lebih memiliki kekuatan untuk mendesak dan menyerang
tentara Jepang. Hingga 17 Agustus 1945, Indonesia mampu memproklamasikan
kemerdekaan bahkan sebelum Perang Asia Pasifik selesai. Simak juga sejarah perang
dingin.
d. Jepang kehilangan wilayah jajahan dalam Perang Dunia I
Wilayah jajahan Jepang yang didapat dari Perang Dunia I terpaksa harus dilepaskan.
Wilayah seperti Korea, Manchuria, Asia Tenggara, dan beberapa daerah di Kepulauan
Pasifik lepas dari kekuasaan Jepang.
e. Jepang tidak diperbolehkan memiliki angkatan perang
Setelah kalah dalam perang Asia Pasifik, Jepang tidak diperbolehkan memiliki
angkatan perang. Hal ini bertujuan sebagai upaya untuk pencegahan teradinya perang
yang dapat dipicu lagi oleh Jepang.
f. Kaisar Jepang kehilangan status “dewa”
Pada saat itu, Kaisar Jepang memiliki status sebagai Dewa yang di agung-agungkan
oleh rakyatnya sendiri dan status tersebut harus dilepas. Hal ini dikarenakan
kekalahan Jepang dalam Pasca Perang Asia Pasifik membuat rakyatnya merasa malu
dan menjadi pukulan berat bagi seluruh masyarakat Jepang. Sehingga status dewa
yang melekat pada kaisar Jepang selama ini harus dilepas.

5
6
BAB III
PENUTUP
3.3 Kesimpulan
Awal mula sejarah Perang Asia Pasifik adalah rencana licik Jepang yang ingin
menjadikan Asia Timur sebagai wilayah baru untuk pemanfaatan lahan pemukiman dan
pengeksploitasi sumber daya alamnya. Maka dari itu, Jepang mulai melancarkan
serangan-serangan ke beberapa wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang saat itu
sedang dalam penjajahan Belanda. Sejak saat itu Jepang menjadi Negara imperalisme
kuat bersama dengan Negara fasis lainnya seperti Jerman dan Italia. Sebelum Perang
Pasifik pecah, dengan jalan diplomasi Jepang masih mencoba mendapatkan pengesahan
dari Amerika Serikat mengenai posisinya yang istimewa di Asia. Akan tetapi usaha ini
gagal, karena Amerika Serikat mempunyai prinsip yang berbeda, yakni demi kepentingan
ekonominya maka daerah Pasific harus dikuasainya. Hal ini lah yang membahayakan bagi
Jepang karena berarti cita-cita Jepang untuk membentuk Asia Timur Raya akan terhalang.
Jepang sudah mengetahui bahwa Amerika Serikat telah menjadi the world power, maka
daerah Pasific harus tetap menjadi milik Jepang. Pearl Harbour adalah Angkatan Laut
terbesar yang dimiliki oleh Amerika Serikat yang terletak di tengah-tengah Samudra
Pasific yang merupakan pusat kekuasaan dan kekuatan Amerika Serikat.
Kemenangan Jepang di Asia Pasifik tak bertahan lama. Jepang beberapa kali
mengalami kekalahan. Jepang kalah di Kepulauan Mariana hingga Filipina. Sejak 1943,
posisi Jepang makin terdesak. Kekelahan blok Poros melawasan blok Sekutu membuat
blok bersekutu membuat rencana pengepungan Jepang. Hingga pada 1945, AS
menjatuhkan bom atom ke kota Hiroshima dan kota Nagasaki pada 6-9 Agusus. Akibat
hancurnya Hiroshima dan Nagasaki, Jepang lumpuh dan tak berdaya hingga akhirnya
pada 10 agustus 1945 pemerintah Jepang pun menyerah dan mengumumkan
kekalahannya pada 15 Agustus

3.2 Saran
Semoga setelah membaca makalah ini, pembaca dapat memahami tentang Perang
Asia Pasifik. Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna bagi pembaca untuk
menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang Sejarah Perang Asia Pasifik.
Saran dan kritik tentu hal sangat yang berguna bagi Penulis sebagai evaluasi untuk
kedepannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Blog. “Sejarah Perang Asia Pasifik – Latar Belakang dan Dampaknya” by Ellen Ferranda
https://sejarahlengkap.com/dunia/sejarah-perang-asia-pasifik (Diakses pada 15
September 2020)
Blog. 2020 “Perang Asia Timur Raya : Latar Belakang dan Posisi Jepang”
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/15/091916769/perang-asia-timur-raya-
latar-belakang-dan-posisi-jepang?page=all#page2 (Diakses pada 15 September 2020)
Blog. 2020 “Perang Asia Timur Raya” by Evitasari
https://guruakuntansi.co.id/perang-asia-timur-raya/ (Diakses pada 12 September
2020)
Blog. “Sejarah Dibalik Pengeboman Hiroshima”
http://www.kumpulansejarah.com/2013/05/sejarah-dibalik-pengeboman-
hiroshima.html (Diakses pada 5 November 2020)

Anda mungkin juga menyukai