Tak satupun dari istilah kewirausahaan maupun sosial memberikan definisi yang jelas.
Perkembangan kewirausahaan sosial sebagai bidang penelitian sangat mirip dengan
perkembangan penelitian tentang kewirausahaan itu sendiri. Geoff Williams berpendapat bahwa
minat dalam kewirausahaan sebagai praktik dan bidang studi secara krusial dirangsang oleh
keyakinan tokoh masyarakat bahwa kewirausahaan adalah tren yang menentukan abad ke-21.
Demikian pula, kami mengamati bahwa munculnya minat ilmiah dalam kewirausahaan sosial
berjalan seiring dengan meningkatnya minat terhadap fenomena di kalangan elit. Schwab
Foundation menggunakan sejumlah kriteria untuk memberikan keanggotaan ke jaringan.
Perusahaan sosial yang sukses harus menunjukkan inovasi, jangkauan dan ruang lingkup,
replikasi, keberlanjutan, dan dampak sosial positif langsung; itu juga harus menjadi panutan dan
saling menambah nilai. Dengan menggunakan kriteria ini, sejak awal, Schwab Foundation telah
memilih rata-rata 10 Wirausaha Sosial Luar Biasa setiap tahunnya. Pada tahun 2004, 15
ditambahkan ke jaringan dan pada tahun 2005 jaringan Schwab terdiri dari total 84 pengusaha
sosial, yang mengelola 74 usaha sosial.
Biasanya, Yayasan Schwab memilih anggota jaringannya ketika perusahaan mereka berada
dalam fase pertumbuhan dan ekspansi, memberi mereka kesempatan untuk berjejaring dengan
anggota Forum Ekonomi Dunia dan satu sama lain, daripada menawarkan hibah tunai. 15
ditambahkan ke jaringan dan pada tahun 2005 jaringan Schwab terdiri dari total 84 pengusaha
sosial, yang mengelola 74 usaha sosial. Biasanya, Yayasan Schwab memilih anggota jaringannya
ketika perusahaan mereka berada dalam fase pertumbuhan dan ekspansi, memberi mereka
kesempatan untuk berjejaring dengan anggota Forum Ekonomi Dunia dan satu sama lain,
daripada menawarkan hibah tunai. 15 ditambahkan ke jaringan dan pada tahun 2005 jaringan
Schwab terdiri dari total 84 pengusaha sosial, yang mengelola 74 usaha sosial. Biasanya,
Yayasan Schwab memilih anggota jaringannya ketika perusahaan mereka berada dalam fase
pertumbuhan dan ekspansi, memberi mereka kesempatan untuk berjejaring dengan anggota
Forum Ekonomi Dunia dan satu sama lain, daripada menawarkan hibah tunai.
BRAC melengkapi penyediaan kredit mikronya dengan program pengembangan ekonomi yang
rumit yang berkelana ke berbagai industri dan membantu orang mendapatkan pekerjaan.
Keuntungan dari usaha ini memungkinkan BRAC menyediakan layanan kesehatan dasar,
mendirikan sekolah, pusat pendidikan dan pelatihan orang dewasa, dan bahkan universitas.
Kemampuan BRAC untuk mengoperasikan jaringan besar orang di daerah pedesaan baru-baru
ini diakui oleh pemerintah, yang semakin mencari dukungan BRAC atau bahkan
mengalihdayakan BRAC untuk melaksanakan program kesehatan dan pendidikan berskala besar
. BRAC sekarang 80 persen dibiayai sendiri meskipun banyak kegiatan sosial dan kesehatannya
yang biayanya tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.
Baru-baru ini, BRAC mulai mentransfer modelnya ke Afghanistan untuk membangun inisiatif
pembangunan holistik berdasarkan wawasan dari Bangladesh namun disesuaikan dengan konteks
lokal Afghanistan.
– Social Entrepreneurs and Sustainable Development
Strategi dan aktivitas BRAC dengan jelas mencontohkan banyak isu yang tersirat dalam definisi
Brundtland tentang SD sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Suatu wirausaha sosial dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia (khususnya orang yang
berkebutuhan) seperti makanan, kesehatan, pendidikan, dan tempat tinggal, dll. adalah dengan
menciptakan nilai sosial. Hal ini merupakan peran yang penting dalam mengurangi kemiskinan
dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat dan memberikan kesempatan yang sama bagi masyarakat yang kurang beruntung
atau tercukupi. Dengan mengatasi masalah-masalah sosial tersebut, wirausaha sosial dapat
membantu menciptakan perubahan sosial yang positif dan memungkinkan berlanjut di masa
yang akan datang. Oleh karena itu, dengan memahami dan merespons kebutuhan dasar manusia
dapat menjadi strategi yang efektif dalam membangun bisnis sosial yang sukses dan berdampak
besar untuk kedepannya karena menyediakan produk dan layanan secara efisien.
Kemudian, BRAC membentuk kelompok yang efektif untuk melibatkan masyarakat miskin ke
dalam suatu struktur yang disebut Organisasi Desa. Biasanya berisi kelompok wanita yang
berusaha untuk saling mengandalkan satu sama lain dan untuk mendukung serta memantau
kemajuan. Kelompok tersebut membahas ide dan masalah sosial lalu secara teratur melunasi
pinjaman kecilnya. Hal tersebut menumbuhkan rasa disiplin, kerja sama timbal balik dan
tanggung jawab individu dan kolektif. Adanya kebutuhan untuk mengembangkan norma baru
tentang bagaimana orang memperlakukan satu sama lain dan mengubah cara pandang individu
tentang kehidupan, menjadi tujuan yang penting bagi sekolah dan program pelatihan BRAC.
Jadi, wirausaha sosial dapat mencapai tujuan tersebut dengan cara mengedukasi masyarakat
tentang masalah sosial yang dihadapi, mengubah cara berpikir dan bertindak terhadap isu-isu
sosial tertentu, serta mendorong perubahan perilaku yang lebih positif. Wirausaha sosial
membantu masyarakat dalam memecahkan masalah sosial dengan solusi yang berkelanjutan.
Sehingga, wirausaha sosial dapat dikatakan memiliki fungsi sebagai agen perubahan sosial yang
kuat, dan dapat memanfaatkan norma dan perilaku yang positif tersebut untuk menciptakan
perubahan yang lebih besar hingga kedepannya bagi masyarakat.