Anda di halaman 1dari 13

RINGKASAN EKONOMI PEMBANGUNAN

POKOK BAHASAN : PENGENALAN EKONOMI


PEMBANGUNAN

Oleh
Arsari Putri Pertiwi (05)
Estivani Amanda Syahputri (09)
Maulidya Yupika Ashari (18)

MPN 4-01

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV


MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
2023
POKOK BAHASAN : PENGENALAN EKONOMI PEMBANGUNAN

A. STUDI EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

Ilmu Ekonomi

1. Ilmu ekonomi tradisional


Ilmu Ekonomi tradisional (Traditional Economics) bertumpu pada utilitas,
maksimalisasi keuntungan, efisiensi dan keseimbangan pasar. Ilmu
ekonomi klasik dan neoklasik mempelajari aspek ekonomi dunia kapitalis
antara lain pasar sempurna, kedaulatan konsumen, penyesuaian harga
otomatis, kalkulasi marginal, profit, utilitas atau kepuasan serta
keseimbangan ekuilibrium. Ekuilibrium menggambarkan keseimbangan
pasar output yaitu barang dan jasa dengan pasar input yaitu tenaga kerja,
modal, dan teknologi
2. Ilmu ekonomi politik
Ilmu Ekonomi Politik (Political Economy) adalah ilmu yang berusaha
menggabungkan analisisekonomi dengan politik praktis untuk melihat
kegiatan ekonomi dari sisi konteks politik. Ilmu ekonomi politik
memfokuskan pada proses social serta institusional yang memungkinkan
kelompol elit ekonomi dan politik memperngaruhi alokasi sumber daya
yang produktf dimana ketersediannya selalu terbatas atau langka baik di
masa sekarang maupun yang akan datang. Ilmu ekonomi politik juga
membahas keterkaitan ilmu politik dan ilmu ekonomi dengan fokus utama
pada peranan kekuasaan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Cakupan ilmu ekonomi politik lebih luas dibandingkan dengan ekonomi
tradisional.
3. Ekonomi pembangunan
Ilmu Ekonomi Pembangunan selain memfokuskan efisiensi alokasi
sumber daya produktif yang langka serta kesinambungan pertumbuhan
dari waktu ke waktu, ilmu ini juga mempelajari mekanisme ekonomi,
sosial, politik dan kelembagaan baik pada sektor swasta maupun sector
publik. Ilmu Ekonomi Pembangunan memperhatikan strategi yang paling
efektif untuk melepaskan dari perangkap kemiskinan dan peningkatan
standar hidup masyarakat. Ilmu Ekonomi Pembangunan berkaitan dengan
keseluruhan proses politik, budaya, dan ekonomi yang diperlukan untuk
mempngaruhi transformasi structural dan kelembagaan yang cepat dari
seluruh masyarakat untuk menciptakan kemajuan ekonomi yang benar-
benar bermanfaat.

Pandangan Ekonomi Tradisional tentang Pembangunan

Pembangunan hanya dilihat sebagai fenomena ekonomi saja sehingga ukuran-


ukuran ekonomi tradisional (GNI dan GNI perkapita) menjadi indikator yang
ingin dicapai sebagai tolak ukur keberhasilan. Kebijakan industrialisasi untuk
merubah struktur ekonomi mengabaikan sektor pertanian dan kepentingan
masyarakat di desa.

Pandangan Ekonomi Baru tentang Pembangunan

Pembangunan pada dasarnya adalah proses multidimensi yang melibatkan


perubahan besar dalam struktur sosial, perilaku, dan institusi. Jadi esensi
pembangunan tidak dapat hanya dilihat dari sudut pandang fenomena ekonomi.
Hal tersebut dapat dilihat pada berbagai peristiwa berikut :

 1960-an - 1970-an: Pertumbuhan tinggi tetapi tidak mengangkat 40%


kelompok masyarakat yang berpendapatan paling rendah.
 1970-an: Slogan redistribusi pertumbuhan untuk mengurangi
kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran menjadi bergema
 1980-an - 1990-an: Pertumbuhan negatif dan negara-negara yang
sedang membangun tersebut jatuh dalam lilitan utang luar negeri.

Inti dan Tujuan Pembangunan

Inti pembangunan :

 KEBEBASAN DARI SIKAP MENGHAMBA: Kemampuan Untuk Memilih


 HARGA DIRI : Menjadi manusia seutuhnya
 KECUKUPAN : kemampuan Untuk Memenuhi Kebutuhan-kebutuhan
Dasar

Tuuan pembangunan :

 Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai barang


kebutuhan hidup yang pokok
 Peningkatan Standar Hidup. Tidak hanya sebatas peningkatan
pendapatan tetapi juga penambahan penyediaan lapangan kerja,
peningkatan kualitas pendidikan, serta peningkatan nilai-nilai kultural dan
kemanusiaan
 Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu serta
bangsa secara keseluruhan

Kemiskinan

 Secara teoritis seseorang atau sebuah keluarga disebut hidup miskin jika
mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar; makanan, pakaian,
tempat tinggal yang layak, pendidikan dan kesehatan
 Bank Dunia mendefinisikan kemiskinan Ekstrim adalah orang yang hidup
dengan pendapatan di bawah $1,9 per hari berdasarkan Purchasing
Power Parity.
 Seseorang miskin tidak memiliki suara di depan publik dan merasa
rendah diri. Orang miskin tidak memiliki makanan sehingga kelaparan di
dalam rumahnya; tidak ada pakaian, dan tidak ada kemajuan untuk
keluarganya ekonomis dan sosial bagi setiap individu serta bangsa secara
keseluruhan
B. MASA DEPAN MDGs (Millennium Development Goals)

Sejarah

Millennium Development Goals atau MDGS adalah sebuah deklarasi milenium


suatu deklarasi hasil dari kesepakatan para kepala negara beserta 189 negara
dari anggota PBB yang dimulai pada September tahun 2000. Pada deklarasi
tersebut terdapat 8 butir tujuan yang akan dicapai di tahun 2015, dengan target
utamanya yaitu mencapai kesejahteraan dan pembangunan masyarakat.

Definisi

MDGs adalah kependekan dari Millennium Development Goals atau bila


diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti Sasaran Pembangunan
Millennium.

Tujuan

Penandatanganan deklarasi merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin


dunia untuk :

1. mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat


kelaparan,
2. menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya,
3. mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan,
4. mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 ,
5. mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air
bersih pada tahun 2015.

8 poin MDGs

1. Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim


Mengurangi setengah dari penduduk dunia yang berpenghasilan kurang
dari 1 dolar AS sehari dan mengalami kelaparan
2. Pemerataan Pendidikan Dasar
Target untuk 2015: Memastikan bahwa setiap anak , baik laki-laki dan
perempuan mendapatkan dan menyelesaikan tahap pendidikan dasar.
3. Mendukung adanya persamaan gender dan pemberdayaan perempuan
Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar
dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan
pada tahun 2015.
4. Mengurangi tingkat kematian anak
Mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5
tahun target di tahun 2015
5. Meningkatkan kesehatan ibu
Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan di
tahun 2015
6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya
Menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria
dan penyakit berat lainnya.
7. Menjaga kelestarian lingkungan hidup
 Mengintegrasikan semua prinsip pembangunan yang bersifat terus
menerus dalam setiap kebijakan dan program negara serta
mengurangi jumlah hilang atau menurunnya sumber daya
lingkungan.
 Tahun 2015 diharapkan akan mengurangi setengah dari seluruh
jumlah penduduk yang tidak memiliki air minum sehat.
 Tahun 2020 diharapkan akan mencapai pengembangan signifikan
untuk kehidupan paling tidak 100 juta orang yang masih tinggal di
lingkungan kumuh.
8. Mengembangkan langkah kemitraan global dalam rangka pembangunan
 Mengembangkan perdagangan terbuka lebih jauh lagi serta sistem
keuangan dengan dasar aturan, bisa diterka juga tiada diskriminasi.
 Membantu berbagai kebutuhan khusus negara yang kurang
berkembang termasuk kebutuhan khusus berbagai negara terpencil
serta berbagai kepulauan kecil.
 Dengan cara komprehensif mengupayakan persetujuan terkait
masalah utang negara berkembang.

Tantangan/Permasalahan

Tantangan/Permasalahnnnya adalah kurangnya kerja sama antar negara maju


dan berkembang. Solusinya adalah sebagai berikut :

1. menyesuaikan kepentingan antara negara maju dan berkembang


2. kerja sama internasional
3. melihat indikator kemajuan dalam pencapaian MDG yang menjadi tolak
ukur PBB dalam menilai tingkat keberhasilan atau kemajuan maupun
penurunan setiap negara dalam pencapaian tujuantujuan dalam MDG.

C. INDIKATOR – INDIKATOR PEMBANGUNAN : PENDAPATAN RIIL,


KESEHATAN, DAN PENDIDIKAN

Indikator pembangunan merupakan tolak ukur yang digunakan dalam mengukur


performa suatu negara dalam pencapaian pembangunannya, serta
perbandingan terhadap negara- negara lain

Evolusi Indikator Pembangunan

1. Paradigma tradisional
Pembangunan ekonomi disamaartikan dengan pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan GNP (gross national product) digunakan sebagai indikator
pembangunan. Dikarenakan jumlah populasi negara yang bersangkutan
belum masuk dalam indikator tersebut, maka indikator alternatif, yang
ternyata lazim digunakan hingga kini adalah GNP per kapita
2. Paradigma Baru (1950-1960)
Proses yang multidimensional dalam rangka pertumbuhan ekonomi,
pemerataan distribusi pendapatan, serta pengentasan kemiskinan. Hal Ini
menunjukkan bahwa indikator pembangunan yang harus digunakan tidak
hanya indikator ekonomi. Melainkan indikator- indikator sosial, seperti
Human Development Index(HDI), dan Physical Quality of Life
Index(PQLI)
3. Amartya Sen
Indikator ekonomi maupun indikator sosial tidak dapat berdiri sendiri
sebagai indikator pembangunanTingkat kemiskinan tidak dapat hanya
terukur menggunakan variabel pendapatan ataupun kepuasan saja.
Dengan demikian, dirumuskan indikator pembangunan dengan
membandingkan HDI rank terhadap real GNP per kapita rank
Pendapatan Perkapita

GNI per kapita selalu diharapkan untuk mampu mendeskripsikan mengenai laju
pertumbuhan kesejahteraan masyarakat pada tiap-tiap negara, serta dapat
menggambarkan perubahan corak perbedaan tingkat kesejahteraan yang ada.
Dalam World Development Report, GNI per kapita sebagai indikator
pembangunanselalu dilaporkan dalam dua metode yaitu kurs pasar (official
exchange rate) dan purchasing power parity (real exchange rate)

Kelebihan

1. Fokus pada raison d'etre dari pembangunan yaitu peningkatan taraf hidup
dan pemberantasan kemiskinan,
2. cocok dan relevan untuk digunakan
3. Paling mudah digunakan dan mendekati realible

Kekurangan

1. Masih bersumber pada anggapan bahwa tingkat kesejahteraan


masyarakat ditentukan oleh besarnya pendapatan per kapita negara
tersebut
2. Diabaikannya perbedaan - perbedaan antar negara dalam hal struktur
penduduk, distribusi pendapatan masyarakat, metode penghitungan
pendapatan

Pendidikan

Diukur dengan Angka Melek Huruf dan rata - rata lama sekolah berdasarkan
data Suseda. Indikator angka melek huruf diperoleh dari variabel kemampuan
membaca dan menulis, sedangkan indikator rata – rata lama sekolah dihitung
dengan menggunakan dua variabel secara simlutan , yaitu tingkat/kelas yang
sedang/pernah dijalani dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan Angka
Melek huruf Metode lama diganti Angka Harapan Lama Sekolah yang dapat
digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di
berbagai jenjang. Hal tersebut dikarenakan angka melek huruf dinilai sudah tidak
relevan dalam mengukur pendidikan secara utuh karena tidak dapat
menggambarkan kualitas pendidikan yang didukung dengan sudah tingginya
angka melek huruf sebagian besar daerah.

Kesehatan

Diukur dengan menggunakan Angka Harapan Hidup (AHH) yang merupakan


rata - rat jumlah tahun hidup yang diperkirakan dapat ditempuh oleh seseorang.
AHH mencerminkan taraf kesehatan masyarakat di suatu wilayah sebagai
dampak dari pelaksanaan hasil pembangunan khususnya di bidang kesehatan

D. STUDI KASUS
Studi Kasus: Comparative Economic Development: Pakistan dan
Bangladesh vs Indonesia

Latar Belakang
Pada tahun 1971, Bangladesh mendeklarasikan kemerdekaan dari
Pakistan. Sebelumnya, Bangladesh disebut Pakistan Timur, dan Pakistan
disebut Pakistan Barat. . Meskipun terpisah sejauh lebih dari 1.600 kilometer
(1.000 mil), keduanya merupakan bagian dari satu negara, dengan kekuatan
ekonomi dan politik terpusat di Pakistan Barat. Kedua negara tersebut terletak di
wilayah Asia Selatan, sangat Islami, dan pernah menjadi bagian dari Kerajaan
Inggris kolonial di India.
Bangladesh untuk waktu yang lama menjadi simbol penderitaan global,
dari kelaparan Bengal tahun 1943 hingga organ Konser untuk Bangladesh tahun
1971 yang dipublikasikan secara global oleh mantan Beatle George Harrison,
hingga kengerian kelaparan pasca-kemerdekaan tahun 1974. Bangladesh
memperoleh kemerdekaannya dalam apa yang dikenal sebagai Perang
Pembebasan Bangladesh, itu dipandang tertinggal jauh di belakang Pakistan
(Barat). Memang, perkembangan sosial dan ekonominya yang buruk
dibandingkan dengan Pakistan Barat merupakan pendorong utama di balik
gerakan kemerdekaan, yang mengeluh bahwa pendapatan pajak Bangladesh
dikuras untuk menguntungkan Pakistan Barat.
Setengah abad kemudian, Bang Ladesh masih membingungkan para
skeptis. Pakistan telah memimpin dalam pendapatan per kapita, yang lebih dari
40% lebih tinggi dari Bangladesh pada tahun 2017. Namun, dapat dipahami
bahwa ada perayaan yang meluas di Bangladesh pada tahun 2014, ketika
Bangladesh melewati ambang batas dari negara berpenghasilan rendah untuk
mencapai pendapatan per kapita yang lebih rendah. berstatus berpenghasilan
menengah. Selain itu, Bangla desh kini telah memimpin dalam peringkat Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) yang baru; pada pembaruan tahun 2018,
Bangladesh berada di peringkat #136, sembilan tingkat di atas HDI dari yang
diperkirakan untuk tingkat pendapatannya; sementara Pakistan, di #150, berada
14 tempat di bawah apa yang diperkirakan dari pendapatan saja. Bangladesh
juga unggul dalam banyak indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Intinya bukanlah bahwa Bangladesh telah melampaui Pakistan dalam
semua tindakan penting; seperti yang disebutkan, Pakistan tetap jauh di depan
dalam pendapatan rata-rata dan Bangladesh terus mengalami masalah
pembangunan serius yang perlu ditangani. Bangladesh telah membuat kemajuan
yang relatif lebih baik daripada Pakistan, terutama pada indikator pembangunan
sosial.

Perbandingan Bangladesh dan Pakistan


1) Pertumbuhan Output dan Pendapatan
Pendapatan ratarata tetap lebih tinggi di Pakistan daripada di Bangladesh
($5.311 di Pakistan pada tahun 2017 dan $3.677 di Bangladesh menurut
perkiraan UNDP). Namun, Dari tahun 2000 hingga 2017, pertumbuhan PDB
di Pakistan rata-rata 5,1%; dengan pertumbuhan penduduk pada periode ini
sebesar 2,1%, pertumbuhan PDB per kapita sekitar 3%. Di Bangladesh,
pertumbuhan PDB rata-rata 6% dari tahun 2000 hingga 2017 (Bank Dunia).
Dengan pertumbuhan populasi 1,3% yang jauh lebih rendah pada periode ini,
pertumbuhan PDB per kapita di Bangladesh sekitar 4,7%, melampaui
Pakistan pada periode ini.
2) Pertanian
Pembangunan pertanian berjalan lebih cepat di Bangladesh. Hasil
pertanian naik drastis. Kendala sosial mungkin merupakan faktor terpenting
yang menghambat pembangunan pertanian di Pakistan.

3) Sektor Tekstil dan Garmen


Sektor tekstil dan garmen menjadi pusat pertumbuhan di Bangladesh
4) Kemiskinan
Di Bangladesh, 14,8% hidup di bawah garis kemiskinan $1,90 per hari,
dengan 59,2% di bawah $3,20, dan 84,5% hidup dengan kurang dari $5,50
per hari berdasarkan data tahun 2015. Di Pakistan, kemiskinan pendapatan
lebih rendah dari Bangladesh, dengan 4% hidup dengan kurang dari $1,90
per hari, 34,7% dengan kurang dari $3,20, dan 75,4% kurang dari $5,50
(World Bank WDI, data survei dari tahun 2016 dan 2015).
5) Pendidikan dan Keaksaraan
Menurut UNESCO, tingkat melek huruf kaum muda (usia 15–24) adalah
85,6% di Bangladesh tetapi 72,8% di Pakistan (data pembanding tahun
2014).
6) Kesehatan
Harapan hidup di Bangladesh sekarang adalah 69 tahun, dibandingkan
dengan hanya 65 tahun di Pakistan (Biro Referensi Kependudukan 2012).
Sejak tahun 1990, prevalensi malnutrisi anak di Bangladesh turun dari dua
pertiga menjadi kurang dari setengahnya. Nutrisi di Bangladesh mendapat
manfaat dari revolusi hijau yang sukses. Tapi malnutrisi anak tetap lebih
rendah di Pakistan, sekitar 38%.
7) Populasi
Bangladesh telah membuat kemajuan yang jauh lebih besar daripada
Pakistan dalam mengurangi angka kelahiran. Di Bangladesh, fertilitas turun
menjadi 2,2 pada tahun 2011. Tetapi untuk Pakistan, fertilitas turun hanya
menjadi 3,3 (data WDI 2013).
8) Geografi
Bangladesh kurang menguntungkan dibandingkan Pakistan.
9) Fraksionalisasi
Bangladesh cukup homo dermawan; sebanyak 98% populasi dianggap
etnis Bangla (Bengali) dan berbicara bahasa Bangla. Pakistan memiliki
tingkat keragaman etnis dan bahasa yang sangat tinggi.

10) Kesetaraan Gender


Di Bangladesh, lebih banyak anak perempuan daripada anak laki-laki
yang terdaftar dalam pendidikan, sementara di Pakistan, tingkat pendaftaran
anak perempuan kurang dari tiga perempat anak laki-laki. Tetapi kedua
negara memiliki rasio lakiperempuan sebesar 1,05, indikator ketidaksetaraan
gender (kematian anak perempuan yang lebih tinggi dan aborsi selektif).
11) Bantuan Luar Negeri
Pakistan telah menerima banyak sekali bantuan. Sejak kemerdekaan
pada tahun 1947, itu telah menjadi salah satu negara penerima bantuan
teratas. Bangladesh juga menerima banyak bantuan, tetapi digunakan lebih
efektif mellaui LSM.
12) Pemerintahan, Elit yang Mengakar, dan Peran Militer
Di kedua negara sama-sama penting, tetapi di Bangladesh ada penarikan
relatif militer dari politik dan pemerintahan setelah tahun 1990 yang mungkin
telah menjadi faktor kemajuan negara selanjutnya.

Simpulan
Perbedaan dalam pembangunan sosial di Bangladesh dan Pakistan tidak
sebesar yang ditemukan dalam perbandingan dengan Sri Lanka, yang memiliki
statistik pembangunan manusia yang baik untuk tingkat pendapatan rendah
meskipun konflik sipil berkepanjangan, atau bahkan sedramatis ditemukan di
antara negara-negara berpendapatan rendah di India, seperti negara bagian
Kerala yang perkembangan manusianya relatif tinggi dan negara bagian Bihar
yang perkembangannya rendah. Dilihat dari penjelasan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa tingkat perkembangan kedua negara saat ini tidak jauh
berbeda. Tapi cukup signifikan mengingat perbedaan yang lebar ketika negara-
negara tersebut berpisah pada tahun 1971.

DAFTAR PUSTAKA

Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2022). Economic Development (13th ed.). Pearson.

Anda mungkin juga menyukai