Anda di halaman 1dari 7

BAB II

Pembahasan

C. Komitmen Millenium Development Goals (MDGs)

Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia


diterjemahkan menjadi Tujuan Pembangunan Milenium, adalah sebuah paradigma
pembangunan global, dideklarasikan Konferensi Tingkat Tinggi Milenium oleh
189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan
September 2000.
Deklarasi Millennium ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi pembangunan sumber daya manusia dan pengentasan kemiskinan.
Dalam rangka mewujudkan tujuan itu, maka dirumuskan delapan
tujuan Pembangunan Millennium yang disebut Millennium Delevepment Goals.
Dasar hukum dikeluarkannya deklarasi MDGs adalah Resolusi Majelis
Umum Perserikatan Bangsa Bangsa Nomor 55/2 Tangga 18 September 2000,
(A/Ris/55/2 United Nations Millennium Development Goals).1
Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas
internasional untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan MDGs sebagai satu
paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Target
yang hendak dicapai pada tahun 2015 ini merupakan tantangan utama dalam
pembangunan di seluruh dunia.
Semua negara yang hadir dalam pertemuan tersebut juga berkomitment
untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan
nasional dalam upaya menangani penyelesaian terkait dengan isu-isu yang sangat
mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan kebebasan.

1
Benni Setiawan, Agenda Pendidikan Sosial, (Yogyakarta: Ar-ruz Media Grup, 2008), hlm. 42

3
Target Millenium Development Goals (MDGs)

Isi dari Millenium Development Goals meliputi 8 hal pokok tujuan


pembangunan yang ingin dicapai pada tahun 2015 antara lain:

1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim

Pada 2008, angka kemiskinan nasional adalah 15,4 % atau terdapat hampir
35 juta penduduk miskin. Diperlukan suatu usaha yang besar dalam mencapai
target MDG’s dengan target kemiskinan sebesar 7,5 %.

Menurunkan angka kemiskinan menjadi target atau tujuan utama dari


MDG’s dengan alasan bahwa ketika seseorang memiliki uang yang cukup, maka
ia akan memiliki daya beli untuk memenuhi kebutuhan baik makanan, pendidikan,
kesehatan, dan akses penting lain yang mampu menunjang kehidupan sehingga
tercapai suatu kesejahteraan.

Menurut survey yang dilakukan BPS pada tahun 2008, ukuran seseorang
dikatakan berada dibawah garis kemiskinan jika pengeluaran seseorang kurang
dari Rp 182.636 per bulan. Namun kemiskinan ini tidak hanya diukur berdasarkan
pendapatan (income poverty), melainkan memiliki banyak dimensi. Seseorang
juga dapat merasa dirinya miskin ketika ia hanya memiliki rumah yang kumuh,
kekurangan air bersih, pendidikan, atau informasi.

Mengentaskan masalah kemiskinan bukanlah hal yang mudah. Diperlukan


beberapa upaya yang kompleks misalnya memperbaiki akses pendidikan bagi
warga yang kurang mampu, menyediakan lapangan pekerjaan dan memberikan
penghasilan yang cukup, memberikan subsidi bidang kesehatan, serta
pemberdayaan masyarakat.

Target kedua MDG’s adalah mengurangi jumlah anak-anak yang


kekurangan gizi hingga separuhnya. Pada tahun 1990 angka kekurangan gizi pada
anak-anak sekitar 35,5 % jadi harus ditekan menjadi sekitar 17,8 %. Di Indonesia,

4
masalah kurang gizi pada anak bukan hanyak disebabkan oleh minimnya
penghasilan. Lebih banyak anak kekurangan gizi meski angka kemiskinan
menurun dikarenakan banyak bayi yang tidak mendapatkan makanan tepat dalam
jumlah yang cukup. Selain itu juga disebabkan kurangnya perhatian ibu,
kurangnya informasi dan informasi dalam perawatan anak.

2. Pemerataan pendidikan dasar

Tujuan kedua MDG’s ini bukanlah sekedar semua anak bisa sekolah,
tetapi memberikan pendidikan dasar yang utuh. Karena meskipun angka
partisipasi di sekolah cukup meningkat, banyak yang tidak dapat belajar dengan
lancar di sekolah. Ada yang tidak naik kelas atau bahkan terpaksa berhenti.

Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua dapat dicapai dengan


beberapa aktivitas yang terkait antara lain pemerataan pertumbuhan ekonomi,
pemerataan jumlah tenaga pendidik berkualitas, serta memperbaiki aspek
transportasi, makanan, buku, sarana pensisikan, serta perlengkapan tambahan
lainnya.

3. Mendukung adanya persamaan Gender dan pemberdayaan


perempuan

Kesetaraan gender yang menjadi tujuan ketiga dari MDG’s ini


menyangkut tiga target yaitu perbedaan dan diskriminasi gender dalam hal
pendidikan, lapangan pekerjaan, dan keterwakilan dalam parlemen.

Masalah kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sedang


digalangkan. Posisi perempuan menjadi pusat perhatian. Pemberdayaan
perempuan di segala lini kehidupan sangat diharapkan. Kita ketahui bahwa
perempuan adalah tiangnya negara. Karena ditangan perempuan, generasi bangsa
ini dilahirkan dan dididik. Target yang ditentukan oleh tujuan
ketiga MDGs (Stalker, 2008) yaitu menghilangkan ketimpangan gender ditingkat
pendidikan dasar dan lanjutan, lebik baik pada tahun 2005, dan di semua jenjang

5
pendidikan paling lambat tahun 2015. Indikator keberhasilan ditentukan
berdasarkan:

a) Rasio anak perempuan terhadap anak laki-laki di pendidikan dasar,


lanjutan, dan tinggi.

b) Rasio melek huruf anak perempuan terhadap anak laki-laki usia 15-24
tahun.

c) Sumbngan anak perempuan dalam berupah dalam sektor non pertanian.

d) Proporsi perempuan di dalam perlemen.

4. Mengurangi tingkat kematian anak

Usia harapan hidup di negeri ini rata-rata meningkat sekitar 15 tahun.


Anak-anak yang lahir di Indonesia saat ini memiliki usia harapan hidup hingga 68
tahun. Namun ada satu ukuran lainnya yang sangat penting yaitu jumlah anak-
anak yang meninggal. Anak-anak terutama bayi memiliki kerentanan terhadap
penyakit dan kondisi hidup yang tidak sehat. Sehingga tujuan keempat dari
MDG’s adalah mengurangi jumlah kematian anak.

Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian bayi sampai balita
adalah dengan menurunkan tingkat kemiskinan. Diperlukan dana yang banyak
bukan hanya untuk penyembuhan tetapi juga untuk pencegahan penyakit melalui
berbagai upaya seperti vaksinasi atau peningkatan nilai gizi yang dikonsumsi.

5. Meningkatkan kesehatan ibu

Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu
dalam proses melahirkan. Pada dasarnya, penyebab terbesar kematian ibu adalah
komplikasi ketika persalinan. Sejumlah komplikasi sewaktu persalinan bisa
dicegah misalnya komplikasi akibat aborsi yang tidak aman.

6
Cara untuk mencegah komplikasi juga melalui terpenuhinya akses yang
baik bagi perempuan dalam kontrasepsi yang efektif. Kemudian juga tingkat
perekonomian keluarga yang baik akan mendukung tingkat ketercukupan gizi
pada ibu hamil, serta diperlukan adanya ketersediaan dan pemerataan tenaga
medis yang berkualitas dalam menolong proses persalinan.

6. Memerangi HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya

Tujuan keenam dalam MDG’s adalah menangani berbagai penyakit


menular paling berbahaya. Penyakit pertama yang menjadi prioritas penanganan
dalam tujuan MDG’s adalah HIV-AIDS yang dianggap tidak hanya menimbulkan
kerugian bagi masyarakat tetapi juga kerugian di level Negara.

HIV-AIDS merupakan jenis penyakit yang memiliki kemungkinan untuk


menimbulkan generalized epidemy. Hal ini karena penyebarannya yang cepat
diantara dua kelompok beresiko tinggi yaitu para pengguna NAPZA dan pekerja
seks. Selain itu HIV-AIDS mungkin juga menular melalui ibu ke bayinya, atau
dari suami kepada istrinya.

HIV-AIDS merupakan penyakit menular yang penanganannya sangat


kompleks. Jumlah penderita HIV-AIDS seringkali tidak terdeteksi secara pasti
karena adanya stigma negatif di masyarakat. HIV-AIDS adalah penyakit yang
dapat menyerang semua kalangan masyarakat dan dari berbagai kelompok umur.
Penyakit ini penyebarannya diperparah dengan tingkat pengetahuan akan definisi
penyakit yang masih rendah baik dari masyarakat atau tenaga kesehatan.

Penyakit menular lain yang menjadi tujuan penanganan dalam MDG’s


adalah TBC dan Malaria. Dua jenis penyakit ini menjadi prioritas diantara
banyaknya penyakit menular lain karena menyebabkan penderitanya rentan
terhadap penyakit lain. Selain itu dua penyakit ini memiliki karakteristik yang
sama dengan kasus HIV-AIDS yaitu susah menemukan kasus secara pasti.
Banyak penderita HIV-AIDS yang malu untuk memeriksakan diri karena adanya
stigma di masyarakat, sedangkan untuk penyakit TBC dan malaria penyebab

7
utama tidak terdeteksinya kasus dikarenakan faktor pengetahuan yang kurang
sehingga memperparah dampak dan penyebaran penyakit secara meluas.

7. Memastikan kelestarian lingkungan

Kelestarian lingkungan menjadi tujuan ketujuh dalam MDG’s dengan


alasan kelestarian lingkungan yang terjaga merupakan aspek yang mendukung
tercapainya derajat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Manusia dalam
memenuhi kebutuhannya seringkali memanfaatkan sumber daya alam dengan
maksimal tanpa memperhatikan dampak dari penggunaan sumber daya tersebut.

Salah satu dampak penggunaan sumber daya alam oleh manusia adalah
timbulnya polusi baik di udara, air, maupun tanah. Kelestarian alam yang tidak
terjaga tidak hanya akan menimbulkan kerugian di kawasan suatu Negara namun
juga dapat mengancam kelestarian lingkungan Negara lainnya.

Kebanyakan orang tidak menyadari arti penting dari kelestarian


lingkungan. Kelestarian lingkungan tidak hanya mendorong tercapainya derajat
kesehatan tetapi juga kesejahteraan dan kestabilan ekonomi suatu masyarakat.
Suatu wilayah yang memiliki kelestarian lingkungan, akan dapat menyediakan
lingkungan yang sehat, ketersediaan sumber daya alam berkualitas dan kontinyu
serta terhindar dari beberapa bencana yang merugikan seperti banjir dan tanah
longsor. Selain itu alasan penting untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan
adalah sulitnya pemulihan kembali terhadap lingkungan yang kondisinya rusak.

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

Tujuan akhir ini terkait dengan kerjasama Internasional yaitu


menelaah beberapa asumsi, diantaranya perdagangan, bantuan, utang
Internasional dan lain-lain. Target dan indikator tujuan akhir ini bertujuan untuk
negara-negara maju. Hal ini dikarenakan negara-negara maju agar membantu
negara-negara termiskin dalam mencapai tujuan-tujuan MDGS lainnya. Salah satu
target yang menjadi bagian tujuan ke-8 MDGs adalah lebih jauh mengembangkan

8
sistem perdagangan dan keuangan yang terbuka, berbasis peraturan, mudah
diperkirakan, dan tidak diskriminatif.

Daftar Pustaka

 Setiawan, Benni. 2008. Agenda Pendidikan Nasional. Yogjakarta: Ar-ruz


Media Group.
 Stalker, P. 2008. Millennium Development Goals. [On line].
Tersedia: http://www.undp.or.id/pubs/docs/Let%20Speak%20Out%20for
%20MDGs%20-%20ID.pdf [11 Februaru 2020]
 Hudha, AM. 2010. Mewujudkan MDGs Pendidikan untuk Kemajuan
Pendidikan Masa Datang. [On line]. Tersedia: http://ejournal.umm.ac.id.
[11 Februari 2020]

Anda mungkin juga menyukai