Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH Millenium

Devolepment Goals (MDGs)


Posted onMarch 23, 2015 by asrikudetyass

BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Indonesia telah berhasil mengurangi kemiskinan ekstrem posisi awal tahun 1990 20,6
persen telah bergeser 7,5 persen pada tahun 2010. Indonesia bertekad dapat mencapai
MDGs pada 2015. Beberapa target dari tujuan MDGs yang perlu kerja keras antara lain;
menuntaskan kemiskinan nasional, memberikan ruang kepada pekerja perempuan untuk
lebih berkontribusi, Penyediaan air minum perpipaan untuk perkotaan dan perdesaan,
menuntaskan kekurangan gizi pada anak. Untuk hal semuanya perlu Inovasi pelaksanaan
MDGs dengan membuka kesempatan kepada pihak terkait seperti kepala daerah,
lembaga-lembaga masyarakat untuk partisipasi dalam mewujudkan target dari tujuan
MDGs.

Pada zaman modern ini, masyarakat lebih memperhatikan dirinya sendiri dan
Kepentingan kelompoknya. Seperti ketika dihadapkan pada pertanyaan, apa yang anda
Inginkan di masa depan?, setiap orang akan menjawab kekayaan atau keluarga yang
bahagia. Dan jarang sada yang menjawab ingin membahagiakan orang lain, membantu
yang miskin.melalui fakta yang ada, masih banyak terdapat rakyat miskin di suatu negara
dan mereka kurang mendapat perhatian. Mereka masih hidup dalam lingkungan yang
buruk,kurang bersih, tidak mendapatkan hidup yang layak, gizi yang buruk, dan mudah
sekali terjangkit penyakit menularberbahaya.oleh karena itu, pbb membuat program
millennium development goals yangbertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan yang
ada. Dan juga penyetaraan penyediaan obat,pelayanan kesehatan, dan memperoleh
sumber daya alam dengan cukup.

b. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian MDGs ?
2. Apa tujuan dari MDGs ?
3. Apa tujuan pembangunan MDGs ?

c. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa pengertian MDGs
2. Mengetahui apa tujuan MDGs
3. Mengetahui tujuan pembangunan MDGs.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian MDGs
Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs)
adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189
negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000,
berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai
kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini merupakan
tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi
Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala
pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium
di New York pada bulan September 2000 tersebut.
Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York
tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara
masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan
dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan
dan pengentasan kemiskinan.

Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia


untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan,
menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan
kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita
hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air
bersih pada tahun 2015.

2. Tujuan MDGs
Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000 menyetujui agar
semua negara:

Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan


Pendapatan populasi dunia sehari $10000.
Menurunkan angka kemiskinan.
Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan, sebagaimana diukur oleh
indikator USD 1,00 per kapita per-hari, menjadi setengahnya. Kemajuan juga telah
dicapai dalam upaya untuk lebih menurunkan lagi tingkat kemiskinan, sebagaimana
diukur oleh garis kemiskinan nasional dan dari tingkat saat ini sebesar 13,33 persen
(2010) menuju targetnya 8 10 persen pada tahun 2014. Prevalensi kekurangan gizi pada
balita telah menurun dari 31 persen pada tahun 1989 menjadi 18,4 persen pada tahun
2007, sehingga Indonesia diperkirakan dapat mencapai target MDGs sebesar 15,5 persen
pada tahun 2015.

Mencapai pendidikan dasar untuk semua


Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.
Upaya Indonesia untuk mencapai target MDGs tentang pendidikan dasar dan melek huruf
sudah menuju pada pencapaian target 2015 (on-track). Bahkan Indonesia menetapkan
pendidikan dasar melebihi target MDGs dengan menambahkan sekolah menengah
pertama sebagai sasaran pendidikan dasar universal. Pada tahun 2008/2009 angka
partisipasi kasar (APK) SD/MI termasuk paket A telah mencapai 116,77 persen dan
angka partisipasi murni (APM) sekitar 95,23 persen. Padatingkat sekolah dasar (SD/MI)
acara umum disparitas partisipasi pendidikan antarprovinsi semakin menyempit dengan
APM di hampir semua provinsi telah mencapai lebih dari 90,0

persen.

Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan


Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam
pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua
tingkatan pada tahun 2015.
Usaha untuk mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

telah dicapai dan hasilnya telah meningkatnya kesetaraan gender disemua jenjang dan
jenis pendidikan. Rasio angka partisipasi murni (APM) perempuan terhadap laki-laki
disekolah dasar dan sekolah menengah pertama berturut-turut sebesar 99,73 dan 101,99
pada tahun 2009, dan rasio melekm huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok
usia 15 sampai 24 tahun telah mencapai 98,85.

Menurunkan angka kematian anak


Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak
usia di bawah 5 tahun.
Menurunkan angka kematian anak telah menunjukkan angka yang signifikan dari 68 pada
tahun 1991 menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007, sehingga target sebesar
23 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 doperkirakan dapat tercapai. Target
kematian anak diperkirakan akan dapat tercapai.
Meningkatkan kesehatan ibu
Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam
proses melahirkan.
Di Indonesia, angka kematian ibu melahirkan (MMR/maternal Mortality Rate)

menurun dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup, sehingga
diperlukan kerja keras untuk mencapai target tersebut. Upaya menurunkan angka
kematian ibu didukung pula dengan meningkatkan angka pemakaian kontrasepsi dan
menurunkan unmet need yang dilakukan melalui peningkatan akses

dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.

Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya


Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai pencegahan
penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.
Tingkat prevalensi HIV/AIDS cenderung meningkat di Indonesia, terutama pada
kelompok risiko tinggi, yaitu pengguna narkoba suntik dan pekerja seks. Jumlah kasus
HIV/AIDS yang dilaporkan di Indonesia meningkat dua kali lipat antara tahun 2004 dan
2005. Angka kejadian malaria per-1000 penduduk manurun dari 4,8 pada tahun 1990
menjadi 1,85 pada tahun 2009. Sementara itu, pengendalian penyakit Tuberkulosis yang
meliputi penemuan kasus dan pengobatan telah mencapai target.

Memastikan kelestarian lingkungan hidup


Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam
kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya
lingkungan.
Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang
yang tidak memiliki akses air minum yang sehat.
Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang
signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah
kumuh.
Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang
berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen
terhadap pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat
kemiskinan secara nasional dan internasional.
Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan
kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini
termasuk pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan
pembebasan hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan
hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara
yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.
Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-
negara berkembang.
Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah
hutang melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang
lebih dapat ditanggung dalam jangka panjang.
Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda.
Dalam kerja sama dengan pihak pharmaceutical, menyediakan akses obat
penting yang terjangkau dalam negara berkembang
Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan
keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan
komunikasi.

3. Tujuan Pembangunan Milenium


Indonesia
Setiap negara yang berkomitmen dan menandatangani perjanjian diharapkan membuat
laporan MDGs. Pemerintah Indonesia melaksanakannya dibawah
koordinasi Bappenas dibantu dengan Kelompok Kerja PBB dan telah menyelesaikan
laporan MDG pertamanya yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan rasa kepemilikan pemerintah
Indonesia atas laporan tersebut. Tujuan Pembangunan Milenium ini menjabarkan upaya
awal pemerintah untuk menginventarisasi situasi pembangunan manusia yang terkait
dengan pencapaian tujuan MDGs, mengukur, dan menganalisa kemajuan seiring dengan
upaya menjadikan pencapaian-pencapaian ini menjadi kenyataan, sekaligus
mengidenifikasi dan meninjau kembali kebijakan-kebijakan dan program-program
pemerintah yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan ini. Dengan tujuan utama
mengurangi jumlah orang dengan pendapatan dibawah upah minimum regional antara
tahun 1990 dan 2015, Laporan ini menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam jalur
untuk mencapai tujuan tersebut. Namun, pencapaiannya lintas provinsi tidak seimbang.
Kini MDGs telah menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia, mulai dari tahap
perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) hingga pelaksanaannya. Walaupun mengalamai kendala, namun pemerintah
memiliki komitmen untuk mencapai tujuan-tujuan ini dan dibutuhkan kerja keras serta
kerjasama dengan seluruh pihak, termasuk masyarakat madani, pihak swasta, dan
lembaga donor. Pencapaian MDGs di Indonesia akan dijadikan dasar untuk perjanjian
kerjasama dan implementasinya di masa depan. Hal ini termasuk kampanye untuk
perjanjian tukar guling hutang untuk negara berkembang sejalan dengan Deklarasi Jakarta
mengenai MDGs di daerah Asia dan Pasifik.

4. Kontroversi
Upaya Pemerintah Indonesia merealisasikan Tujuan Pembangunan Milenium pada tahun
2015 akan sulit karena pada saat yang sama pemerintah juga harus menanggung beban
pembayaran utang yang sangat besar. Program-program MDGs seperti pendidikan,
kemiskinan, kelaparan, kesehatan, lingkungan hidup, kesetaraan gender, dan
pemberdayaan perempuan membutuhkan biaya yang cukup besar. Merujuk data
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, per 31 Agustus 2008,
beban pembayaran utang Indonesia terbesar akan terjadi pada tahun 2009-2015 dengan
jumlah berkisar dari Rp97,7 triliun (2009) hingga Rp81,54 triliun (2015) rentang waktu
yang sama untuk pencapaian MDGs. Jumlah pembayaran utang Indonesia, baru menurun
drastis (2016) menjadi Rp66,70 triliun. tanpa upaya negosiasi pengurangan jumlah
pembayaran utang Luar Negeri, Indonesia akan gagal mencapai tujuan MDGs.
Menurut Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development
(INFID) Don K Marut Pemerintah Indonesia perlu menggalang solidaritas negara-negara
Selatan untuk mendesak negara-negara Utara meningkatkan bantuan pembangunan bukan
utang, tanpa syarat dan berkualitas minimal 0,7 persen dan menolak ODA (official
development assistance) yang tidak bermanfaat untuk Indonesia. Menanggapi pendapat
tentang kemungkinan Indonesia gagal mencapai tujuan MDGs apabila beban mengatasi
kemiskinan dan mencapai tujuan pencapaian MDG pada tahun 2015 serta beban
pembayaran utang diambil dari APBN pada tahun 2009-2015, Sekretaris Utama Menneg
PPN/Kepala Bappenas Syahrial Loetan berpendapat apabila bisa dibuktikan MDGs tidak
tercapai di 2015, sebagian utang bisa dikonversi untuk bantu itu. Pada tahun 2010 hingga
2012 pemerintah dapat mengajukan renegosiasi utang. Beberapa negara maju telah
berjanji dalam konsesus pembiayaan (monetary consensus) untuk memberikan bantuan.
Hasil kesepakatan yang didapat adalah untuk negara maju menyisihkan sekitar 0,7 persen
dari GDP mereka untuk membantu negara miskin atau negara yang pencapaiannya masih
di bawah. Namun konsensus ini belum dipenuhi banyak negara, hanya sekitar 5-6 negara
yang memenuhi sebagian besar ada di Skandinavia atau Belanda yang sudah sampai 0,7
persen.

5. Tekad Indonesia Mencapai MDGs


Dengan menandatangani Deklarasi Milenium, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk
menempatkan MDG menjadi referensi penting dalam pelaksanaan pembangunan di
Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan menggunakan MDG sebagai bahan acuan dalam
pembangunan, mulai dari tahap perencanaan seperti yang dinyatakan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sampai tahap implementasi. MDG
bahkan telah menjadi dasar perumusan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di tingkat
nasional dan daerah.

Menyadari bahwa sumber pendanaan dalam negeri yang ada masih belum mencukupi
untuk membiayai program-program pembangunan, pemerintah memandang penting
dukungan dunia internasional bagi pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Hal ini
dipertegas dengan adanya pernyataan dalam laporan MDG Indonesia tahun 2005, bahwa
bagi Indonesia, pelaksanaan tujuan ke-8 yaitu membangun kemitraan global untuk
pembangunan merupakan salah satu prasyarat dalam mencapai tujuan ke-1 hingga ke-7.
Kerjasama dan kerja keras berbagai pelaku pembangunan, termasuk lembaga swadaya
masyarakat, sektor swasta serta komunitas donor/lembaga internasional memegang
peranan penting dalam mencapai MDG.

Laporan Perkembangan MDG Kantor statistik PBB mengeluarkan laporan rutin kemajuan
MDG dengan menggunakan indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam mencapai
targettarget pembangunan di negara-negara berkembang. UNDP (The United Nations
Development Programme) membantu negara-negara berkembang dalam membuat
laporan dan rencana MDG di tingkat negara. Monitoring di tingkat negara ini merupakan
elemen penting dalam menilai kemajuan MDG dan dapat membantu negara-negara
berkembang menggunakan sumber daya yang ada untuk dapat mencapai target.

Pemerintah Indonesia sendiri mengeluarkan laporan MDG pertama kali pada tahun 2004.
Di bawah kepemimpinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas),
berbagai elemen pemerintah dibantu oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan kelompok
kerja PBB untuk MDG menyusun laporan MDG dengan memanfaatkan sumber data yang
tersedia, diantaranya dari Survei Sosial-Ekonomi Nasional (Susenas), Sensus Penduduk,
data-data dari Departemen Kesehatan, Dinas Pendidikan Nasional serta sumber-sumber
data lainnya. Tim tersebut mengkaji kembali sumber-sumber data yang ada yang
dipergunakan sebagai indikator dalam mencapai MDG. Dengan dibuatnya laporan
perkembangan MDG ini diharapkan ada kesamaan persepsi tentang posisi Indonesia
berkaitan dengan sasaran MDG serta menetapkan sasaran yang harus dicapai di masa
yang akan datang. Laporan ini diperbaharui setiap tahun, sejak tahun 2004.

6. Program-program pencapaian
MDGs di Indonesia
1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri perkotaan dan
perdesaan

Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan


kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri mulai tahun 2007. Melaui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme
upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses
pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama
masyarakat miskin, dapat dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai
obyek melainkan sebagai subyek upaya penanggulangan kemiskinan PNPM Mandiri
dilaksanakan hingga tahun 2015. Hal ini sejalan dengan target waktu pencapaian tujuan
pembangunan milenium atau Millennium Development Goals (MDGs). Pelaksanaan
PNPM Mandiri yang berdasar pada indikator-indikator keberhasilan yang terukur akan
membantu Indonesia mewujudkan pencapaian target-target MDGs tersebut.

1. Program Keluarga Harapan (PKH)

Program keluarga Harapan (PKH) merupakan suatu program penanggulangan


kemiskinan. Program ini juga di jadikan sebagai salah satu program yang menunjang
pencapaian MDGs pada tahun 2015.Tujuan utama PKH adalah membantu mengurangi
kemiskinan dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada kelompok
masyarakat sangat miskin.Tujuan tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat
pencapaian target MDGs.

1. Inovasi Pencapaian MDGs.


Beberapa target dari Tujuan MDGs yang perlu dilaksanakan dengan kerja keras

antara lain adalah penurunan tingkat kemiskinan secara nasional. Masih belum
menunjukkan perubahan pada tahun 1990 sebesar 15,1 persen pada tahun 2010 sebesar
15,4 persen. Ini merupakan tantangan dalam pencapaian MDGs tahun 2015.Target
penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi dan Balita menghadapi
kendala karena penurunannya sangat lambat.

Keberhasilan pelaksanaan berbagai upaya pencapaian MDGs sangat ditentukan

oleh terlaksananya good governance di tingkat Kabupaten/Kota yang memiliki otonomi


dan tanggung jawab sangat besar dalam era desentralisasi ini. Keberhasilan pencapaian
tujuan MDGs di Indonesia, perlu diberikan kesempatan kepada pemerintah daerah
Kabupaten/Kota untuk ikut aktif dalam melaksanakan kebijakan yang mengarah kepada
pencapaian MDGS.

Bentuk penghargaan sebagai sebuah keberhasilan adalah wujud penghargaan dari sebuah
Kinerja. Bisa di lakukan dalam bentuk AWARDS MDGs, atau memfasilitasi dengan
anggaran atau pembiayaan inovasi pelaksanaan MDGs.

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Pencapaian MDGS dengan strategi pembangunan yang telah ada akan lebih

bermakna pencapaian tersebut dilakukan dengan partisipasi dari semua pihak di


Indonesiamulai dari Pemerintahan, LSM, Jajaran Swasta, Masyarakat umum dan
Masyarakat Sekolah. Sebuah gerakan dalam rangka mewujudkan pencapaian MDGs pada
tahun 2015 dapat dilakukan dengan mengadakan kompetisi antara daerah
Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.

b. Saran
Adapun saran Penulis adalah Sebagai Mahasiswa yang berada dijenjang pendidikan
Kesehatan Masyarakat, wajib peduli dan mengetahui 8 tujuan pokok dari hasil dekradasi
MDGs 2015. Serta mengaplikasikannya ke masyarakat sebagai dasar pencapaian MDGs
dalam diri peribadi maupun dalam sebuah instansi terkait.

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Documents%20and%20Settings/user/My%20Documents/Downlos fisip2012
6.pdf

BAPPENAS,2010; Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Di Indonesia


2010; Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS. ISBN-979 3764-
64-1.

Badan Pusat Statistik (1009) Survei Sosial Ekonomi Nasional 2009, Jakarta.

Bank Indonesia (2009) Laporan Perekonomian Indonesia 2009.Jakarta.

UPPKH Pusat, 2007; Pedoman Umum PKH Jakarta.

Pusdiklat Kesos, 2007, Model Diklat OT PKH, Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Tujuan_Pembangunan_Milenium

Anda mungkin juga menyukai