Anda di halaman 1dari 58

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI JAWA TIMUR

CAPAIAN
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDG’s)
PROVINSI JAWA TIMUR
Oleh:
KHAERUL AGUS

Disampaikan Pada:
Rapat Sosialisasi Draft RAD Sustainable Develovment Goals
Provinsi Jawa Timur 2020-2024

Surabaya, 16 November 2020


Cikal Bakal TPB: MDGs

Deklarasi Milineum hasil kesepakatan dan perwakilan 189


negara PBB yang dijalankan mulai September 2000 berupa
delapan butir tujuan yang dicapai hingga 2015 dengan
maksud tercapainya kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakat pada 2015

Deklarasi Milineum diadopsi dari 189 negara ditanda tangani


oleh 145 kepala pemerintahan dan kepala negara pada KTT
Milenium di New York bulan September 2000

Deklarasi Milineum merupakan komitmen negara-negara


PBB untuk mencapai 8 tujuan pembangunan milenium
8 Tujuan Pembangunan Milenium

1 Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan


•Meningkatkan pendapatan masyarakat.
•Menurunkan angka kemiskinan.

Mencapai pendidikan dasar untuk semua


2 Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.

Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan


3 perempuan
Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan
diskriminasi gender dalam pendidikan dasar dan menengah
terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada
tahun 2015.
8 Tujuan Pembangunan Milenium

4 Menurunkan angka kematian anak


Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga
tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun

Meningkatkan kesehatan ibu


5 Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio
kematian ibu dalam proses melahirkan
Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular
6 lainnya
Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai
pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit
berat lainnya.
8 Tujuan Pembangunan Milenium

7 Memastikan kelestarian lingkungan hidup


•Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang
berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan
program serta mengurangi hilangnya sumber daya
lingkungan.
•Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi
setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses
air minum yang sehat.
•Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat
mencapai pengembangan yang signifikan dalam
kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang
tinggal di daerah kumuh.
8 Tujuan Pembangunan Milenium

8 Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan


• Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkan aturan,
dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang baik,
pembangunan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.
• Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan kebutuhan khusus
dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan tarif dan
kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin yang berhutang
besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk
negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.
• Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah hutang negara-negara
berkembang.
• Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah hutang melalui
pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam
jangka panjang.
• Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda.
• Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan akses obat penting yang terjangkau
dalam negara berkembang. Dalam kerja sama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan
keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi
Capaian MDGs Indonesia 2015
Dari 8 Tujuan, 18 Target dan 57 Indikators MDGs

Tercapai Belum Tercapai 18


39
Indikator
 Penduduk
Miskin
 Gizi & Prevalensi
Asupan HIV dan AIDS
Kalori
 Rasio
Angka Ekspor &

Indikator
Kematian Ibu Impor
(AKI) Terhadap
PDB
 Akses
 Tutupan Kawasan Hutan Internet
 Emisi CO2
 Air Minum Perdesaan
 Sanitasi Layak
 Kawan Kumuh Perkotaan
Sejak 2015 MDGs
diganti dengan
program SDGs (Tujuan
Pembangunan
Berkelanjutan/TPB)
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai Sustainable Development Goals disingkat dengan SDGs adalah 17
tujuan dengan 169 capaian yang terukur dan tenggat yang telah ditentukan
oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk kemaslahatan manusia
dan planet bumi. Tujuan ini dicanangkan bersama oleh negara-negara lintas
pemerintahan pada resolusi PBB yang diterbitkan pada 21 Oktober 2015
sebagai ambisi pembangunan bersama hingga tahun 2030. TPB ditanda
tangani 193 negara di bulan Agustus 2015, mengusung tiga dimensi
pembangunan: sosial, ekonomi dan lingkungan
TPB/SDGs untuk
Menyempurnakan
MDGs
Lebih komprehensif disusun dengan melibatkan
1 lebih banyak negara dengan tujuan yang Pelibatan seluruh pemangku kepentingan:
universal untuk negara maju dan berkembang
5 pemerintah, OMS & media, filantropi &
bisnis, serta pakar & akademisi

2 Memperluas sumber pendanaan, selain


bantuan negara maju juga sumber dari swasta MDGs hanya menargetkan pengurangan
6 “setengah”, SDGs menargetkan untuk
menuntaskan seluruh indikator  ”Zero
Menekankan pada hak asasi manusia agar
3 diskriminasi tidak terjadi dalam
penanggulangan kemiskinan dalam segala
Goals”

Tidak hanya memuat Goals tetapi juga


dimensinya
7 Cara Pelaksanaan (Means of

4 Inklusif, secara spesifik menyasar kepada


yang rentan – no one left behind
Implementation)
THE
GUARDIAN
1. SDGs lebih global dalam mengkolaborasikan program-programnya. MDGs sebelumnya dibuat oleh
anggota negara OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) dan beberapa
lembaga internasional. Sementara SDGs dibuat secara detail dengan negosiasi internasional yang
juga terdiri dari negara berpendapatan menengah dan rendah.
2. Sekarang, sektor swasta juga akan memiliki peran yang sama, bahkan lebih besar.
3. MDGs tidak memiliki standar dasar hak asasi manusia (HAM). MDGs dianggap gagal untuk
memberikan prioritas keadilan yang merata dalam bentuk-bentuk diskriminasi dan pelanggaran
HAM, yang akhirnya berujung kepada masih banyaknya orang yang terjebak dalam kemiskinan.
Sementara SDGs dinilai sudah didukung dengan dasar-dasar dan prinsip-prinsip HAM yang lebih
baik.
4. SDGs sebagai program inklusif. Tujuh target SDG sangat eksplisit tertuju kepada orang dengan
kecacatan, dan tambahan enam target untuk situasi darurat, ada juga tujuh target bersifat
universal dan dua target ditujukan untuk antidiskriminasi.
5. Indikator-indikator yang digunakan memberikan kesempatan untuk keterlibatan masyarakat sipil.
6. PBB dinilai bisa menginspirasi negara-negara di dunia dengan SDGs.
17 Tujuan, 169 Target, 240 Indikator
17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

1 Tanpa kemiskinan 
Pengentasan segala bentuk kemiskinan di semua tempat
Tanpa kelaparan 
2 Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan
perbaikan nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang
berkelanjutan
Kehidupan sehat dan sejahtera 
3 Menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan
untuk semua usia.
Pendidikan berkualitas 
4 Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif
serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi
semua orang
17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Kesetaraan gender 
5 Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua
perempuan
Air bersih dan sanitasi layak 
6 Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua
Energi bersih dan terjangkau 
7 Memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa
diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk semua.

Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi 


8 Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan
inklusif, lapangan pekerjaan dan pekerjaan yang layak untuk
semua
17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Industri, inovasi dan infrastruktur 


9 Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan
industrialisasi berkelanjutan dan mendorong inovasi
Berkurangnya kesenjangan 
10 Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-
negara

11 Kota dan komunitas berkelanjutan 


Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan
berkelanjutan
12 Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab 
Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan
17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Penanganan perubahan iklim 
13 Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim
dan dampaknya
14 Ekosistem laut 
Pelindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber
daya kelautan secara berkelanjutan
Ekosistem daratan 
15 Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan
menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan,
menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.
Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh 
16 Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif
Kemitraan untuk mencapai tujuan 
17 Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan
berkelanjutan.
Pemetaan Indikator SDGs

Indikator
319
Nasional

Indikator Nasional Indikator Nasional Indikator Nasional


85 yang sesuai dengan
Indikator Global
166 sebagai proksi indikator 68 sebagai tambahan
indikator global
319 TOTAL
global

40 Pilar Sosial 26 Pilar Sosial 45 Pilar Sosial 111 Pilar Sosial

27 Pilar Ekonomi 56 Pilar Ekonomi 8 Pilar Ekonomi 91 Pilar Ekonomi

13 Pilar Lingkungan 64 Pilar Lingkungan 6 Pilar Lingkungan 83 Pilar Lingkungan

Pilar Hukum dan Pilar Hukum dan Pilar Hukum dan Pilar Hukum dan
5 Tata Kelola 20 Tata Kelola 9 Tata Kelola 34 Tata Kelola
Capaian Pilar
Pembangunan Ekonomi
PERKEMBANGAN PARIWISATA (1)

Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) Januari s/d September 2019-2020 (Kunjungan)

2019 2020 29,180


24,913
20,497 22,485 20,462
17,047 17,389 18,431 Sep-20, m-to-m : -16,67%
14,529
5,774 Sep-20, y-on-y : -99,90%
13,792 11,700 21 12 97 76 24 20

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

Kebangsaan Wisman Penurunan Terbesar


c-to-c Jan-Sep 2020 thd Jan-Sep 2019 (%)
Jan-Sep 2019 dan Jan-Sep 2020 (%)
100%
Jan-Sept 20, c-to-c : -80,86%
90% Thail... Tiong... Amerika ... Tai Jep India Singap... Malay... Korea S...
28.94 30.35
80%
70% Malaysia
10.96 11.34
60% Singapura
9.77 6.58
50%
40% Tiongkok -78.03
30% Lainnya -80.19 -79.93
50.33 51.73 -81.60
20% -82.08
-82.77
10% -84.00
0%
Jan-Sep 19 Jan-Sep 20 -87.45 -87.11
Dampak:
- Tingkat hunian kamar turun, destinasi wisata/tempat hiburan/restaurant/mall retail tutup sementara, ancaman PHK 18
- Sektor transportasi, industri ekonomi kreatif, perdagangan
PERKEMBANGAN PARIWISATA (2)

Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang Januari s/d September 2019-2020

2019 2020
53.47 57.73 60.08 54.49 54.18
51.52 52.65 53.01
40.96 Sept-20, m-to-m : -1,61 poin
48.69 52.65
36.81 34.17 Sept-20, y-on-y : -21,62 poin
28.57 32.56
16.06 22.87
15.82
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept

Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) Januari s/d September 2019-2020


Mencakup Tamu Asing dan Tamu Indonesia (hari)
2019 2020
2.22
2.00
1.83 1.77 1.69 1.78 1.75 1.75
1.60 1.63 1.60 1.63 1.66 1.74 1.66 1.67 1.68 1.64

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept

Rata-rata lama tamu menginap, baik tamu asing maupun tamu Indonesia, di hotel berbintang Jawa
19
Timur berkisar antara satu hingga dua hari
NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Series NTP Perubahan


NTP Subsektor Sept Okt Sept-Okt
104.00 (%)

103.00 Tanaman Pangan


103,44 103,40 -0,04
(NTPP)
102.00 Hortikultura (NTPH) 89,27 92,79 3,94
Tanaman Perkebunan
101.00 98,70 98,37 -0,34
Rakyat (NTPR)

100.00 Peternakan (NTPT) 99,34 98,43 -0,92


Perikanan (NTP-Pi) 96,81 97,69 0,91
99.00
 Nelayan (NTN) 95,41 95,72 0,33
98.00  Pembudidaya Ikan
98,01 99,37 1,39
(NTP-Bi)
97.00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des NTP 100,36 100,50 0,13

NTP Oktober 2020 Naik 0,13%


Keterangan
(m-to-m) Angka NTP yang tersaji dalam grafik dihitung berdasarkan tahun dasar 2018
20
PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI

Produksi Padi 2019-2020 (Juta Ton-GKG) Sept 20, y-on-y : 19,78%


2.50 Jan-Sept 20, c-to-c : 2,02%
2.00 Jan-Sept 20 : 8,48 juta ton
Jan-Sept 19 : 8,31 juta ton
1.50
1.00
0.50
0.00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Luas Panen Padi (Ribu Ha)


2019 2020* Sept 20, y-on-y : 20,36%
394.92
341.66 331.68
Jan-Sept 20, c-to-c : 0,98%
218.19 191.36 201.16 208.80
151.27 178.56
116.10 113.84 141.74
78.35 59.87 82.61 99.43 77.78 106.68 78.38 79.94
56.74 51.05 44.95 59.23

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Keterangan: Luas Panen Padi: Jan-Sept 20 : 1,52 juta ha


*) Angka sementara. Produksi dan luas panen Oktober s/d Desember 2020 adalah angka potensi. Jan-Sept 19 : 1,50 juta ha 21
GINI RATIO MARET 2020: 0,366

0.442 0.442
0.428 0.428 0.433
0.423 0.418
0.387 0.385 0.384 0.387 0.386 0.391 0.387
0.415 0.415 0.375 0.379 0.374 0.377
0.358 0.403 0.403 0.402 0.402 0.396
0.374 0.379 0.371
0.362 0.364 0.368 0.369 0.370 0.364 0.366
0.351 0.357
0.339 0.344
0.327 0.333 0.326 0.327
0.317 0.322 0.318 0.314 0.316
0.309 0.310 0.313
0.303 0.298
0.285
0.273 0.268
Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan
Mar-11

Sept-11

Mar-12

Sept-12

Mar-13

Sept-13

Mar-14

Sept-14

Mar-15

Sept-15

Mar-16

Sept-16

Mar-17

Sept-17

Mar-18

Sept-18

Mar-19

Sept-19

Mar-20
40 persen terbawah 40 persen menengah 20 persen teratas
Perubahan Pengeluaran Perkapita 1.82% 1.94%
September 2019 - Maret 2020 1.31%
Menurut Wilayah & Kelompok Penduduk 0.74%
0.61%
-0.05%

-0.51% -0.31%
-0.75%
Total Perkotaan Perdesaan 22
UKURAN KETIMPANGAN WILAYAH: INDEKS THEIL

Indeks Theil Jawa Timur 2014-2019 Kondisi Ketimpangan Jawa Timur 2014-2019

0.31821  Selama periode 2014-2019, Indeks Theil Jawa


0.31371
0.30724 0.30982 Timur terus mengalami peningkatan.
0.30461
0.30024  Pada periode 2014-2019, Ketimpangan Wilayah
di Jawa Timur didominasi oleh faktor Theil Intra.
Ini menjadi penyebab terus meningkatnya Indeks
Theil Jawa Timur, walaupun Theil Inter
2014 2015 2016 2017 2018 2019
mengalami penurunan.

0.35
Theil Intra Theil Inter Theil Index
0.30

0.31821
0.31371
0.30982
0.30724
0.30461
0.30024

0.25

0.22316
0.20

0.21785
0.21476
0.21284
0.20905
0.20053

0.15
0.10
0.09970

0.09587
0.09556

0.09506

0.09504
0.09441

0.05
0.00
2014 2015 2016 2017 2018 2019 23
SAKERNAS AGUSTUS 2020
Metodologi
Sakernas secara rutin dilakukan pada bulan Agustus
dengan jumlah sampel 30.000 BS (300.000 ruta) yang
tersebar secara proporsional hingga level kabupaten/kota.

Penyesuaian Kuesioner
Khusus pada Sakernas Agustus 2020, ditambahkan
pertanyaan terkait dampak Covid-19 terhadap
Ketenagakerjaan.

Penyajian
Untuk penyajian data Agustus 2020 menggunakan
estimasi dari hasil proyeksi SUPAS 2015 dan dilakukan
backcasting mulai tahun 2018.
SAKERNAS AGUSTUS 2020: MENGUKUR DAMPAK
COVID-19
Terjadi disrupsi pada kondisi ketenagakerjaan akibat munculnya pandemi Covid-19

Dampak Covid-19 pada ketenagakerjaan tidak hanya diukur dari besaran TPT

Selain pengangguran, perlu diperhatikan seberapa besar pekerjaan yang


hilang akibat pandemi

Komponen dari dampak Covid-19 terhadap pasar kerja yang berupa


pengurangan jam kerja (working hour losses):
1. Pengangguran karena Covid-19
2. Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19
3. Sementara tidak bekerja karena Covid-19
4. Penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja (shorter
hours) karena Covid-19
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) AGUSTUS 2020: 5,84%

5.84
%
3.91% 3.82%

7.37%

4.55% 4.49% 4.13%


3.23% 3.08%

Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020


Perkotaan Perdesaan Total

AGUSTUS 2020:
TPT PERKOTAAN MENGALAMI PENINGKATAN
YANG CUKUP TINGGI
Persentase Pekerja Formal dan
Informal, Agustus 2018 – Agustus 2020

Cakupan Formal & Informal 38.12% 39.36% 36.36%

Formal
 Berusaha dibantu buruh 61.88% 60.64% 63.64%
tetap
 Buruh/karyawan
Agt 18 Agt 19 Agt 20

Informal Formal Informal

 Berusaha sendiri Pekerja formal mengalami penurunan dibanding


Agustus 2019 yaitu 3 persen poin, terutama pada
 Berusaha dibantu buruh buruh/karyawan/pegawai
tidak tetap
 Pekerja bebas
Pekerja informal naik dibanding Agustus 2019
 Pekerja keluarga/tak dengan peningkatan terbanyak pada status pekerja
dibayar keluarga/tak dibayar
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

IPM Jawa Timur 2014-2019 3 Wilayah dengan IPM Tertinggi & Terendah 2019

71.50
70.77 82.22
70.27 81.32 80.88
69.74 65.33 63.79 61.94
68.95
68.14

Kota Kota Kota Lumajang Bangkalan Sampang


2014 2015 2016 2017 2018 2019
Surabaya Malang Madiun

Pertumbuhan IPM Jawa Timur 2014-2019 3 Wilayah Pertumbuhan IPM Tertinggi & Terendah 2019
1.54 1.49 1.46
1.19 1.14
1.03
0.88
0.76 0.71
0.63 0.59 0.53

Sampang Sumenep Bangkalan Kota Kota Kota


2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pasuruan Surabaya Malang
Ekonomi Jawa Timur Trw III-2020 Terkontraksi 3,75% (Y-on-Y)

-3,75%
This is a slide title (y-on-y)
5,89%
(q-to-q)

Rp 425,04 triliun Rp 409,11


(ADHK) Rp 386,35 triliun triliun (ADHK)
(ADHK)
Rp 607,05 triliun Rp 587,54
(ADHB) Rp 551,41 triliun triliun (ADHB)
(ADHB)

Triwulan Triwulan Triwulan


III-2019 II-2020 III-2020

Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur Triwulan I-III 2020 dibandingkan dengan Triwulan
I-III 2019 sebesar -2,29% terkontraksi lebih dalam dibanding ekonomi Nasional yang sebesar -2,03%.
Terjadi PEMULIHAN EKONOMI di Triwulan III-
2020

Ekonomi Jatim dan Nasional Triwulan III Ekonomi Mitra Dagang Triwulan III

Pertumbuhan Y-on-Y (%)

5.42 5.55 5.37 5.65 5.55 5.69 5.32 5.54


3.00
5.06 5.27 5.17 5.18 5.07 5.05 5.02 4.97
2.97

-3.49
-5.32
Indonesia Jatim -3.75
-5.90
Q1-18 Q2-18 Q3-18 Q4-18 Q1-19 Q2-19 Q3-19 Q4-19 Q1-20 Q2-20 Q3-20

Pertumbuhan Q-to-Q (%)

5.89
5.05
4.21 3.89 4.20 3.53

0.26 3.37 3.09 0.17 3.51 3.06


-1.69 -1.68 -2.24
-0.41 -0.52 -4.19
-1.88 -1.74 -2.41 -5.43

Indonesia Jatim Sumber:


Rilis Official Statistics
Q1-18 Q2-18 Q3-18 Q4-18 Q1-19 Q2-19 Q3-19 Q4-19 Q1-20 Q2-20 Q3-20
masing-masing negara
Jasa lainnya

Transportasi 30.68

21.34
Akomodasi dan Makan Minum

9.71
Konstruksi

7.92
Industri 7.32

Perdagangan
7.17

Jasa Perusahaan
5.24

Jasa Pendidikan
4.66

Pengadaan Listrik dan Gas


4.17

Jasa Keuangan
3.07

Jasa Kesehatan
3.03

Pengadaan Air
2.12

Pertambangan
1.25

Infokom
1.05

Real Estate
1.04

Pertanian
0.53

Adm. Pemerintahan
Pertumbuhan PDRB Menurut LAPANGAN USAHA, Q-to-Q (5,89%)

-1.31
Infokom

9.53
Jasa Kesehatan

8.55
Pengadaan Air

Pertanian 5.36
4.32

Real Estate
4.27

Jasa Pendidikan
3.11

Adm. Pemerintahan
-0.09

Jasa Keuangan
-0.47

Konstruksi
-2.59

Pengadaan Listrik dan Gas


-2.89

Industri
-3.55

Perdagangan
-9.05

Jasa Perusahaan
-9.65

Pertambangan
-12.02

Akomodasi dan Makan Minum


-12.23

Transportasi
-14.00

Jasa lainnya
Pertumbuhan PDRB Menurut LAPANGAN USAHA, Y-on-Y (-3,75%)

-15.41

32
STRUKTUR DAN PERTUMBUHAN
PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA (Y-on-Y)
Keterangan:
Pertumbuhan PDRB (y-on-y, %) Triwulan III-2019 Triwulan III-2020

Transportasi & Pergudangan


Akomodasi & Makan Minum

Pengadaan Listrik & Gas


Adm. Pemerintahan

Jasa Perusahaan
Jasa Pendidikan

Jasa Kesehatan
Jasa Keuangan

Pengadaan Air
Pertambangan
Perdagangan

Jasa Lainnya
Konstruksi

Real Estat
Pertanian

Infokom
Industri

Struktur PDRB Triwulan III-2020 (%)


30,36 17,51 13,36 9,37 5,34 5,18 3,31 2,83 2,81 2,65 2,43 1,77 1,19 30,36 17,51 13,36 9,37

*
STRUKTUR DAN PERTUMBUHAN
PDRB MENURUT PENGELUARAN (Y-on-Y)
22.11

4.76 5.10 4.05 2.96


1.48

-2.92
-5.47 -4.67
-6.99
-12.12
Keterangan: Triwulan III-2019 Triwulan III-2020
-16.68
Pertumbuhan PDRB (y-on-y, %)

Konsumsi Rumah
PMTB Ekspor Luar Negeri Konsumsi Pemerintah Konsumsi LNPRT Impor Luar Negeri
Tangga

Struktur PDRB Triwulan III-2020 (%)

58,89 28,06 14,65 5,87 1,21 -13,04


PEREKONOMIAN PULAU JAWA TRIWULAN III 2020

‘‘ Jawa Timur adalah


 -3,82 % penyumbang perekonomian
 30,00 %
 17,66 % terbesar kedua
 -3,93 %
DKI Jakarta
 14,65 %
di Pulau Jawa dengan kontribusi
 8,63%
Jawa Tengah
sebesar 25,01%’’
Banten
 -5,77 %
 6,60 %  -3,75 %
 3,89 % Jawa Barat  25,01 %
 -4,08 %  14,73 %
 22,24 % DI Yogyakarta
 -2,84 % Jawa Timur
 13,10 %
 1,50 %
 0,88 %
Keterangan:
 Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III-2020 (y on y) Ekonomi Pulau Jawa Triwulan III
Kontribusi terhadap Perekonomian Pulau Jawa Pada kuartal kedua tahun ini, seluruh provinsi
Kontribusi terhadap Total Perekonomian 34 di pulau jawa mengalami kontraksi (y-on-y)
Provinsi di Indonesia
LAJU PERTUMBUHAN
KATEGORI PERTANIAN CATATAN:
 Produksi padi mengalami penurunan
Pertumbuhan Kategori Pertanian, 2018-2020 dibanding kuartal lalu, namun beberapa
komoditas perkebunan, seperti tebu dan
tembakau mulai memasuki masa panen.
40.00
 Produksi kayu rakyat menurun baik
dibandingkan triwulan lalu maupun
30.00
dibandingkan triwulan yang sama tahun
lalu. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya
20.00
permintaan dari industri kayu. Produksi
kayu bulat untuk indutri Q3-2020 turun
10.00
44,59% dibanding Q3-2019.
 Produksi perikanan tangkap pada Q3-2020
0.00
Q1-18 Q2-18 Q3-18 Q4-18 Q1-19 Q2-19 Q3-19 Q4-19 Q1-20 Q2-20 Q3-20 mengalami peningkatan dibanding triwulan
lalu karena telah memasuki musim
-10.00
tangkap. Meskipun produksi ikan budidaya
kolam dan tambak menurun, tetapi terjadi
-20.00
peningkatan signifikan pada budidaya laut.
Hal ini tercermin dari tingginya ekspor
-30.00
udang Jawa Timur.
PERBANDINGAN KATEGORI
PERTANIAN DI PULAU JAWA Kontribusi Katergori Pertanian
dalam perekonomian provinsi
Share Kategori Pertanian terhadap Perekonomian Provinsi, Share di Jawa Tengah merupakan
Kategori Pertanian terhadap Kategori Pertanian Nasional, dan Laju
yang terbesar dibanding
Pertumbuhan Kategori Pertanian Provinsi-Provinsi di Pulau Jawa
Triwulan III – 2020 (Persen) provinsi lainnya di Pulau
Jawa. Namun, Kategori
Pertanian di Jawa Timur
memberikan kontribusi
16.03 7.49 terbesar terhadap pertanian
14.43
6.39 13.36 nasional, yaitu sebesar
9.66 9.28 10.15 10.85 14,43%.
4.32
3.67 3.83
6.39 Pada Triwulan III-2020 ini
semua provinsi di Jawa
1.82 mengalami
0.08 0.11 0.70
0.21 pertumbuhanpositif untuk
DKI Jabar Jateng DIY Jatim Banten
Kategori Pertanian.
Share Terhadap Ekonomi Provinsi Share Terhadap Pertanian Nasional
Laju Pertumbuhan
LAJU PERTUMBUHAN
KATEGORI INDUSTRI PENGOLAHAN CATATAN:
 Kategori Industri Pengolahan masih
Pertumbuhan Kategori Industri Pengolahan, 2018-2020
tertekan akibat pandemi COVID-19,
namun sudah ada perbaikan dibanding
triwulan sebelumnya. Semua subkategori
10.00
mencatatkan pertumbuhan positif
8.00 dibanding triwulan sebelumnya.
6.00  Industri makanan dan minuman, industri
logam dasar, serta industri kimia,
4.00
farmasi, dan obat tradisional mampu
2.00 mencatatkan kinerja positif baik secara
0.00
dibanding triwulan lalu maupun triwulan
Q1-18 Q2-18 Q3-18 Q4-18 Q1-19 Q2-19 Q3-19 Q4-19 Q1-20 Q2-20 Q3-20 yang sama tahun sebelumnya.
-2.00
 Sementara itu, subkategori yang
-4.00 berperan besar dalam kontraksi industri
-6.00
pengolahan adalah Industri Pengolahan
Tembakau, Industri Kayu dan Barang
-8.00 dari Kayu, Industri Barang dari Logam,
-10.00 serta Industri Barang Galian Bukan
Logam.
PERBANDINGAN KATEGORI
INDUSTRI PENGOLAHAN DI PULAU Jawa Barat merupakan
JAWA provinsi dengan kontribusi
Share Kategori Industri Pengolahan Terhadap Perekonomian Provinsi, Kategori Industri Pengolahan
Share Kategori Industri Pengolahan Terhadap Kategori Industri terbesar terhadap nasional,
Pengolahan Nasional, dan Laju Pertumbuhan Kategori Industri demikian pula terhadap
Pengolahan Provinsi-Provinsi di Pulau Jawa perekonomian di provinsi.
Triwulan III – 2020 (Persen)
Pada Triwulan III-2020
Industri Pengolahan Jawa
40.73 barat memberikan kontribusi
39.12
33.72 32.79 sebesar 39,12% terhadap
-3.55
30.36 30.97
Industri Nasional.
-5.36
-6.88 21.34
-7.01 -6.57
Laju pertumbuhan Kategori
14.51
12.58 Industri Pengolahan seluruh
11.20
8.83 provinsi di Pulau Jawa
-12.03 mengalami kontraksi.
0.82
Kontraksi terdalam terjadi di
DKI Jabar Jateng DIY Jatim Banten DKI sebesar 12,0%.
Share Terhadap Ekonomi Provinsi Share Terhadap Industri Nasional
Laju Pertumbuhan
LAJU PERTUMBUHAN
KATEGORI KONSTRUKSI CATATAN:

Pertumbuhan Kategori Konstruksi, 2018-2020

10.00  Meskipun belum mampu kembali


8.00 pada kondisi normal, sudah ada
6.00 perbaikan dalam kinerja kategori
4.00 konstruksi di Q3-2020.
2.00  Data Asosiasi Semen Indonesia
0.00
Q1-18 Q2-18 Q3-18 Q4-18 Q1-19 Q2-19 Q3-19 Q4-19 Q1-20 Q2-20 Q3-20
(ASI) mencatatkan pertumbuhan
-2.00 -7,57% untuk pengadaan semen
-4.00 secara y-on-y, dan pertumbuhan
-6.00 49,24% secara q-to-q.
-8.00

-10.00

40
PERBANDINGAN KATEGORI
KONSTRUKSI DI PULAU JAWA Share Kategori Konstruksi
terhadap Ekonomi masing-
masing Provinsi paling besar
Share Kategori Konstruksi Terhadap Perekonomian Provinsi, Share
Kategori Konstruksi Terhadap Kategori Konstruksi Nasional, dan Laju
ditempati Banten dengan
Pertumbuhan Kategori Konstruksi Provinsi-Provinsi di Pulau Jawa 11,57 persen, sedangkan
Triwulan III – 2020 (Persen) Share Kategori Konstruksi
masing-masing Provinsi
terhadap Kategori Konstruksi
14.55
Nasional paling besar
-2.59
11.57
ditempati oleh DKI dengan
11.23
10.56
9.71 10.12 14,55 persen.
9.37
-5.62
-6.37 8.08 7.76 -6.19
-7.98
6.69 Laju pertumbuhan Kategori
Konstruksi seluruh provinsi di
3.30 Pulau Jawa mengalami
-12.19
0.63
kontraksi. Kontraksi terdalam
terjadi di DIY sebesar 12,19
DKI Jabar Jateng DIY Jatim Banten persen.
Share Terhadap Ekonomi Provinsi Share Terhadap Konstruksi Nasional
Laju Pertumbuhan
41
LAJU PERTUMBUHAN
KATEGORI PERDAGANGAN CATATAN:
Pertumbuhan Kategori Perdagangan, 2018-2020

 Telah terjadi peningkatan volume


10.00
penjualan mobil dan motor pada
Q3-2020 dibanding Q2-2020.
5.00
Demikian pula untuk penjualan pada
perdagangan besar dan eceran.
0.00
Q1-18 Q2-18 Q3-18 Q4-18 Q1-19 Q2-19 Q3-19 Q4-19 Q1-20 Q2-20 Q3-20  Mulai dibukanya beberapa gerai
peritel telah meningkatkan volume
-5.00
penjualan perdagangan besar dan
ceran sehingga kontraksi yang
-10.00
terjadi pada Q3-2020 tidak sedala di
Q2-2020.
-15.00
PERBANDINGAN KATEGORI
PERDAGANGAN DI PULAU JAWA Share Kategori Perdagangan
terhadap Ekonomi masing-
Share Kategori Perdagangan terhadap Perekonomian Provinsi,
masing Provinsi paling besar
Share Kategori Perdagangan terhadap Kategori Perdagangan
Nasional, dan Laju Pertumbuhan Kategori Perdagangan ditempati Jawa Timur dengan
Provinsi-Provinsi di Pulau Jawa 17,51 persen, sedangkan
Triwulan III – 2020 (Persen) Share Kategori Perdagangan
masing-masing Provinsi
terhadap Kategori
20.45 Perdagangan Nasional paling
16.50
17.5118.09 besar ditempati oleh DKI
14.60 -4.70
dengan 20,45 persen.
13.41 12.96 13.46
-5.92
-7.10 8.43 Laju pertumbuhan Kategori
7.85
Perdagangan seluruh provinsi
-9.05
-9.91 -9.94 3.67 di Pulau Jawa mengalami
0.52 kontraksi. Kontraksi terdalam
terjadi di Jabar sebesar 9,94
DKI Jabar Jateng DIY Jatim Banten
persen
Share thd Ekonomi Provinsi Share Perdagangan thd Nasional
Laju Pertumbuhan
LAJU PERTUMBUHAN
KATEGORI AKOMODASI DAN
MAKAN MINUM CATATAN:

Pertumbuhan Kategori Akomodasi dan Makan Minum,


2018-2020

15.00
 Pemberlakuan era new normal di
bulan Juni 2020 meningkatkan
10.00
pendapatan dan aktivitas restoran
5.00
maupun akomodasi meski masih
0.00 melandai.
Q1-18 Q2-18 Q3-18 Q4-18 Q1-19 Q2-19 Q3-19 Q4-19 Q1-20 Q2-20 Q3-20

-5.00  Menurunnya aktiivitas manusia di


luar rumah masih menekan
-10.00
pendapatan bisnis kuliner dan
-15.00
hotel.
-20.00

-25.00
PERBANDINGAN KATEGORI Share Kategori Akomodasi
AKOMODASI DAN MAKAN MINUM DI dan Makan Minum terhadap
PULAU JAWA Ekonomi masing-masing
Share Kategori Akomodasi dan Makan Minum terhadap Provinsi paling besar
Perekonomian Provinsi, Share Kategori Perdagangan terhadap ditempati DIY dengan 8,74
Kategori Akomodasi dan Makan Minum Nasional, dan Laju
Pertumbuhan Kategori Akomodasi dan Makan Minum Provinsi-
persen, sedangkan Share
Provinsi di Pulau Jawa Triwulan III – 2020 (Persen) Kategori Akomodasi dan
Makan Minum masing-masing
Provinsi terhadap Kategori
25.37 Perdagangan Nasional paling
23.53
besar ditempati oleh Jawa
-7.34
Timur dengan 25,37 persen.
-8.24 -8.76
12.44 Laju pertumbuhan Kategori
-12.23
8.30 8.74 Akomodasi dan Makan Minum
4.13
5.34 seluruh provinsi di Pulau
2.95 2.98 2.49 2.40 3.01 Jawa mengalami kontraksi.
-18.52 -18.82
Kontraksi terdalam terjadi di
DKI Jabar Jateng DIY Jatim Banten
DIY sebesar 18,82 persen
Share thd Ekonomi Provinsi Share Akomodasi & Mamin thd Nasional
Laju Pertumbuhan
LAJU PERTUMBUHAN KOMPONEN
KONSUMSI RUMAHTANGGA CATATAN:
 Konsumsi rumah tangga tumbuh positif
Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga, 2018-2020 jika dibandingkan kuartal kedua tahun
ini. Hal ini dipicu adanya beberapa hari
libur serta hari raya seperti Hari
8 Kemerdekaan RI dan Hari Raya Idul Adha
yang mendorong peningkatan aktivitas
6 masyarakat. Ditambah lagi, memasuki
masa new normal beberapa tempat
4 pelayanan publik mulai dibuka kembali
2.32 untuk umum, hal ini turut memicu
2 konsumsi rumah tangga..
 Secara tahunan (yony), konsumsi rumah
0
Q1-18 Q2-18 Q3-18 Q4-18 Q1-19 Q2-19 Q3-19 Q4-19 Q1-20 Q2-20 Q3-20 tangga masih terkontraksi namun tidak
sedalam triwulan lalu. Wabah Covid-19
-2 -2.92 mengakibatkan adanya kesadaran
masyarakat untuk membatasi diri dan
-4 ruang gerak dalam melakukan aktivitas
sehari-hari. Hal ini berdampak pada
-6 penurunan konsumsi rumah tangga.
PERBANDINGAN KOMPONEN
KONSUMSI RUMAH TANGGA DI PULAU
JAWA Share Komponen Konsumsi
Share Komponen Konsumsi Rumah Tangga terhadap Perekonomian
Rumah Tangga terhadap
Provinsi, Share Komponen Konsumsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi masing-masing
Komponen Konsumsi Rumah Tangga Nasional, dan Laju Provinsi paling besar
Pertumbuhan Komponen Konsumsi Rumah Tangga Provinsi- ditempati DIY dengan 66,29
Provinsi di Pulau Jawa Triwulan III – 2020 (Persen) persen, sedangkan Share
Komponen Konsumsi Rumah
Tangga masing-masing
66.32 66.29 Provinsi terhadap Komponen
59.61 60.29
-0.62 58.89
55.58 Konsumsi Rumah Tangga
Nasional paling besar
ditempati oleh DKI dengan
18,97 persen.
-2.97 -2.92
-3.25
Laju pertumbuhan
18.97 -3.93
15.65 15.63 Komponen Konsumsi Rumah
9.37 Tangga seluruh provinsi di
-5.28 3.89
1.06 Pulau Jawa mengalami
kontraksi. Kontraksi
DKI Jabar Jateng DIY Jatim Banten
terdalam terjadi di DKI
Share thd Ekonomi Provinsi Share Konsumsi Rumah Tangga thd Nasional sebesar 5,28 persen
Laju Pertumbuhan
LAJU PERTUMBUHAN KOMPONEN
KONSUMSI LNPRT
CATATAN:

Pertumbuhan Konsumsi LNPRT, 2018-2020  Konsumsi LNPRT tumbuh positif jika


dibandingkan kuartal kedua tahun ini.
15
Pertumbuhan ini didorong oleh kegiatan
Perayaan Hari Raya Idul Adha dan Hari
Kemerdekaan RI, serta dimulainya
10
aktivitas Pilkada di 19 Kabupaten/Kota.
 Secara tahunan (yony), selain dipicu oleh
5 berbagai aktivitas lembaga non profit
2.96
selama perayaan Hari Raya Idul Adha dan
0.20
0
Hari Kemerdekaan RI, aktivitas lembaga
Q1-18 Q2-18 Q3-18 Q4-18 Q1-19 Q2-19 Q3-19 Q4-19 Q1-20 Q2-20 Q3-20
non profit (terutama partai politik) dalam
rangka masa kampanye Pilkada
-5
Kabupaten/Kota juga mendorong
pertumbuhan komponen ini.
-10
PERBANDINGAN KOMPONEN
KONSUMSI LNPRT DI PULAU JAWA Share Komponen Konsumsi
LNPRT terhadap Ekonomi
Share Komponen Konsumsi LNPRT terhadap Perekonomian masing-masing Provinsi
Provinsi, Share Komponen Konsumsi LNPRT terhadap Komponen paling besar ditempati DIY
Konsumsi LNPRT Nasional, dan Laju Pertumbuhan Komponen dengan 3,12 persen,
Konsumsi LNPRT Provinsi-Provinsi di Pulau Jawa sedangkan Share Komponen
Triwulan III – 2020 (Persen) Konsumsi LNPRT masing-
masing Provinsi terhadap
Komponen Konsumsi LNPRT
2.96
29.29 Nasional paling besar
ditempati oleh DKI dengan
-1.31 -1.63
-2.67 29,29 persen.
-5.26
Laju pertumbuhan
13.93
Komponen Konsumsi LNPRT
7.84 mengalami kontraksi hampir
6.37
di seluruh provinsi di Pulau
2.12 3.12 2.15
0.62 1.16 1.21 0.45 1.36
-14.69 Jawa, kecuali Jatim yang
tumbuh sebesar 2,96 persen
DKI Jabar Jateng DIY Jatim Banten

Share thd Ekonomi Provinsi Share konsumsi LNPRT thd Nasional


Laju Pertumbuhan
LAJU PERTUMBUHAN KOMPONEN
KONSUMSI PEMERINTAH
CATATAN:
 Konsumsi pemerintah mengalami
Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah, 2018-2020 peningkatan dibanding kuartal kedua tahun
ini. haln ini didorong oleh naiknya realisasi
beberapa pos belanja pemerinta. Pada
50 APBD, realisasi belanja barang tumbuh
sebesar 4,63 persen dan belanja modal
40
125,7 persen. Sementara itu, pada realisasi
30 APBN semua belanja tumbuh positif,
20
belanja barang tumbuh sebesar 36,9%,
belanja pegawai naik 1,5% dan belanja
10 sosial naik sebesar 459,63%.
4.22
0  Secara yony, konsumsi pemerintah
Q1-18 Q2-18 Q3-18 Q4-18 Q1-19 Q2-19 Q3-19 Q4-19 Q1-20 Q2-20 Q3-20
mengalami kontraksi. Dari realisasi APBD
-10 -6.99
semua belanja terkontraksi. Belanja
-20 pegawai terkontraksi sebesar 22,2%,
-30
belanja barang dan jasa terkontraksi
22,5%, serta belanja sosial terkontraksi
-40 41,72%. Pada realisasi APBN, belanja
-50 barang terkontraksi 19,04%, sementara itu
belanja lainnya tumbuh positif.
PERBANDINGAN KOMPONEN
KONSUMSI PEMERINTAH DI PULAU Share Komponen Konsumsi
JAWA Pemerintah terhadap
Share Komponen Konsumsi Pemerintah terhadap Perekonomian Ekonomi masing-masing
Provinsi, Share Komponen Konsumsi Pemerintah terhadap Provinsi paling besar
Komponen Konsumsi Pemerintah Nasional, dan Laju Pertumbuhan ditempati DIY dengan 15,37
Komponen Konsumsi Pemerintah Provinsi-Provinsi di Pulau Jawa persen, sedangkan Share
Triwulan III – 2020 (Persen) Komponen Konsumsi
Pemerintah masing-masing
30.76 Provinsi terhadap Komponen
57.89 Konsumsi Pemerintah
Nasional paling besar
ditempati oleh DKI dengan
17.17 30,76 persen.
15.37

8.77 Laju pertumbuhan Komponen


7.68 7.50 6.56
5.78 -1.06 -3.61
5.87 Konsumsi Pemerintah
-6.01 -6.99 4.28
1.38 -8.971.69 mengalami kontraksi hampir
di seluruh provinsi di Pulau
DKI Jabar Jateng DIY Jatim Banten Jawa, kecuali DKI Jakarta
Share thd Ekonomi Provinsi Share Konsumsi Pemerintah thd Nasional yang tumbuh sebesar 57,89
Laju Pertumbuhan persen
LAJU PERTUMBUHAN KOMPONEN
PMTB
CATATAN:
Pertumbuhan PMTB, 2018-2020
 Secara qtoq, PMTB tumbuh signifikan
pada kuartal ketiga tahun ini. Kondisi ini
sejalan dengan realisasi volume
10
pengadaan semen yang tumbuh
7.45
8 sebesar 49,24%. Nilai impor barang
6 modal (dalam USD) juga tumbuh
sebesar 1,78%. Sementara itu Realisasi
4
belanja modal APBN juga naik sebesar
2 55,30%.
0  Jika dinadingkan kuartal ketiga tahun
Q1-18 Q2-18 Q3-18 Q4-18 Q1-19 Q2-19 Q3-19 Q4-19 Q1-20 Q2-20 Q3-20
lalu (yony), PMTB masih terkontraksi.
-2
Hal ini terlihat dari realisasi volume
-4 pengadaan semen yang mengalami
-6 -5.47
kontraksi sebesar 7,57%, Nilai impor
barang modal (dalam USD) mengalami
-8
kontraksi sebesar 13,47%. Begitu juga
-10 Realisasi belanja modal APBN yang
mengalami kontraksi 12,99%.
PERBANDINGAN
KOMPONEN PMTB DI PULAU JAWA Share Komponen PMTB
terhadap Ekonomi masing-
Share Komponen PMTB terhadap Perekonomian Provinsi, Share masing Provinsi paling
Komponen PMTB terhadap Komponen PMTB Nasional, dan Laju besar ditempati Banten
Pertumbuhan Komponen PMTB Provinsi-Provinsi di Pulau Jawa dengan 35,48 persen,
Triwulan III – 2020 (Persen) sedangkan Share
Komponen PMTB masing-
masing Provinsi terhadap
34.35 35.48 Komponen PMTB Nasional
-2.04
30.74 31.68 paling besar ditempati oleh
28.06 DKI dengan 19,17%.
23.73 -5.47
19.17 Laju pertumbuhan
-8.92 -8.95 Komponen PMTB seluruh
13.06 provinsi di Pulau Jawa
9.82 -10.78
8.38 mengalami kontraksi.
4.36 Kontraksi terdalam terjadi
-14.65
0.88 di DIY sebesar 14,65%
DKI Jabar Jateng DIY Jatim Banten

Share thd Ekonomi Provinsi Share PMTB thd Nasional Laju Pertumbuhan
LAJU PERTUMBUHAN CATATAN:
KOMPONEN EKSPOR LUAR NEGERI
 Secara qtoq, ekspor luar negeri tumbuh
signifikan. Ekspor barang (migas dan non
Pertumbuhan Ekspor Luar Negeri, 2018-2020 migas) serta jasa tumbuh positif. Komoditi
non migas yang meningkat adalah perhiasan
(37,48%), tembaga (23,50%), kayu dan
30 27.15 barang dari kayu (17,83%), bahan kimia
25 organik (5,21%), ikan dan udang (16,79%),
22.11 tembakau (12,82%), mesin/peralatan listrik
20 (75,27%) serta perabot, penerangan rumah
15 (28,38%).
 Secara yony, ekspor luar negeri tumbuh
10
positif. Ekspor barang (migas dan non migas)
5 mengalami peningkatan. Komoditi non migas
yang meningkat adalah perhiasan (100,49%),
0
Q1-18 Q2-18 Q3-18 Q4-18 Q1-19 Q2-19 Q3-19 Q4-19 Q1-20 Q2-20 Q3-20 tembaga (38,87%), bahan kimia organik
-5 (0,58%), kayu, barang dari kayu (8,94%),
ikan dan udang (16,64%), tembakau (5,03%)
-10 serta perabot, penerangan rumah (20,85%)
-15 yang tumbuh positif. Namun, ekspor jasa luar
negeri masih terkontraksi, yang dipicu oleh
-20 penurunan jumlah wisman yang masuk ke
Jawa Timur, khususnya melalui Juanda

54
PERBANDINGAN KOMPONEN
EKSPOR LUAR NEGERI DI PULAU JAWA Share Komponen Ekspor
Luar Negeri terhadap
Share Komponen Ekspor Luar Negeri terhadap Perekonomian Ekonomi masing-masing
Provinsi, Share Komponen Ekspor Luar Negeri terhadap Komponen Provinsi paling besar
Ekspor Luar Negeri Nasional, dan Laju Pertumbuhan Komponen ditempati Banten dengan
Ekspor Luar Negeri Provinsi-Provinsi di Pulau Jawa
27,01 persen, sedangkan
Triwulan III – 2020 (Persen)
Share Komponen Ekspor
Luar Negeri masing-masing
27.01 Provinsi terhadap Komponen
22.11
Ekspor Luar Negeri Nasional
paling besar ditempati oleh
18.92
Jawa Barat dengan 14,96%.
14.96 14.65 -1.46
13.03
Laju pertumbuhan
9.89 10.55 9.32
-14.58
-17.69 -16.18 Komponen Ekspor Luar
5.45 6.34 Negeri mengalami kontraksi
4.86
hampir di seluruh provinsi di
-33.19 0.29 Pulau Jawa, kecuali Jatim
DKI Jabar Jateng DIY Jatim Banten yang tumbuh sebesar
22,11%.
Share thd Ekonomi Provinsi Share Ekspor LN thd Nasional
Laju Pertumbuhan
LAJU PERTUMBUHAN CATATAN:
KOMPONEN IMPOR LUAR NEGERI
 Secara qtoq, impor luar negeri kuartal ketiga
terkontraksi. Impor barang non migas turun.
Pertumbuhan Impor Luar Negeri, 2018-2020
Beberapa komoditi yang mengalami
penurunan adalah mesin-mesin (-3,13%), besi
dan baja (-13,70%), bahan kimia organik (-
20 15,18%), gandum-ganduman (-9,65%),
ampas (-21,80%), mesin (-23,69%) dan
15
pupuk (-29,81%). Sementara impor barang
migas tumbuh positif. Impor jasa luar negeri
10
terkontraksi disebabkan adanya pembatasan
5
bepergian ke luar negeri selama pandemi
Covid-19.
-0.40
0  Secara yoy, impor luar negeri terkontraksi.
Q1-18 Q2-18 Q3-18 Q4-18 Q1-19 Q2-19 Q3-19 Q4-19 Q1-20 Q2-20 Q3-20
Impor barang migas dan non migas
-5 mengalami penurunan. Beberapa komoditi non
migas yang mengalami penurunan adalah
-10 mesin-mesin (-8,08%), besi dan baja (-
-12.12
59,29%), bahan kimia organik (-13,17%),
-15 pupuk (-16,55%), dan mesin/peralatan listrik
(-8,24%). Impor jasa luar negeri juga
-20 mengalami kontraksi sebagai dampak pandemi
Covid-19.
PERBANDINGAN KOMPONEN Share Komponen Impor Luar
IMPOR LUAR NEGERI DI PULAU JAWA Negeri terhadap Ekonomi
masing-masing Provinsi
Share Komponen Impor Luar Negeri terhadap Perekonomian Provinsi, paling besar ditempati
Share Komponen Impor Luar Negeri terhadap Komponen Impor Luar Banten dengan 47,15%,
Negeri Nasional, dan Laju Pertumbuhan Komponen Impor Luar Negeri sedangkan Share Komponen
Provinsi-Provinsi di Pulau Jawa Triwulan III – 2020 (Persen) Impor Luar Negeri masing-
masing Provinsi terhadap
Komponen Impor Luar
47.15 Negeri Nasional paling besar
ditempati oleh DKI dengan
38.17
38,17%.
30.83 -12.12 -12.09
Laju pertumbuhan
-16.25
Komponen Impor Luar
-19.21
Negeri seluruh provinsi di
11.40
13.04 13.46 12.85 Pulau Jawa mengalami
6.42 5.89 6.90 kontraksi. Kontraksi
-30.68 3.75 terdalam terjadi di DKI
-32.43 0.23 Jakarta sebesar 32,43%
DKI Jabar Jateng DIY Jatim Banten

Share thd Ekonomi Provinsi Share Impor LN thd Nasional Laju Pertumbuhan
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI JAWA TIMUR

TERIMA KASIH
www.jatim.bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai