Anda di halaman 1dari 5

APA ITU MDGS ??..

NO. 54

Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia


diterjemahkan menjadi “Tujuan Pembangunan Milenium”, adalah sebuah
paradigma pembangunan global yang  dideklarasikan Konferensi Tingkat Tinggi
Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New
York pada bulan September 2000. Semua negara yang hadir dalam pertemuan
tersebut berkomitmen untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program
pembangunan nasional dalam upaya menangani penyelesaian terkait dengan isu-
isu yang  sangat  mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan kebebasan
manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan.

Deklarasi ini merupakan kesepakatan anggota PBB mengenai sebuah paket


arah pembangunan global yang dirumuskan dalam beberapa tujuan yaitu:

1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan,


2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk semua,
3. Mendorong Kesetaraan Gender, dan Pemberdayaan Perempuan,
4. Menurunkan Angka Kematian Anak,
5. Meningkatkan Kesehatan Ibu,
6. Memerangi HIV/AIDs, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya,
7. Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup, dan
8. Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan.

Deklarasi MDGs merupakan hasil perjuangan dan kesepakatan bersama antara


negara-negara berkembang dan maju. Negara-negara berkembang berkewajiban
untuk melaksanakannya, termasuk salah satunya Indonesia dimana kegiatan MDGs
di Indonesia mencakup pelaksanaan kegiatan monitoring MDGs. Sedangkan
negara-negara maju berkewajiban mendukung dan memberikan bantuan terhadap
upaya keberhasilan setiap tujuan dan target MDGs.

Pentingkan MDGS bagi Pembangunan di Indonesia ???..

Sebagai salah satu negara yang ikut menandatangani deklarasi MDGs, Indonesia
mempunyai komitmen untuk melaksanakannya serta menjadi bagian yang tak
terpisahkan dengan program pembangunan nasional baik jangka pendek,
menengah, dan panjang. Pada hakikatnya setiap tujuan dan target MDGs telah
sejalan dengan program pemerintah jauh sebelum MDGs menjadi agenda
pembangunan global dideklarasikan. Potret dari kemakmuran rakyat diukur
melalui berbagai indikator seperti bertambah tingginya tingkat pendapatan
penduduk dari waktu ke waktu, kualitas pendidikan dan derajat kesehatan yang
membaik, bertambah banyaknya penduduk yang menempati rumah layak huni,
lingkungan permukiman yang nyaman bebas dari gangguan alam dan aman.
Penduduk mempunyai kesempatan untuk mengakses sumber daya yang tersedia,
lapangan kerja yang terbuka untuk semua penduduk, serta terbebas dari
kemiskinan dan kelaparan.

Pemerintah Indonesia mengklaim delapan target MDGs hampir semuanya tercapai.


Itu tertera dalam laporan Bappenas 2010. Di antaranya pemerintah mengklaim
berhasil menurunkan angka kemiskinan penduduk yang berpendapatan 1 dolar per
hari (standar Bank Dunia), dari 20,6 persen tahun 1990 menjadi 5,8 persen tahun
2008. Namun, klaim keberhasilan itu dibantah oleh sejumlah organisasi massa
yang berhimpun dalam Indonesian Peoples Alliance (IPA) atau Aliansi Rakyat
Indonesia. IPA menilai, pencapaian MDGs gagal. Ini seiring meningkatnya
kemiskinan, tidak adanya akses masyarakat terhadap kesehatan, pendidikan dasar,
ketahanan pangan, dan kerusakan lingkungan serta konflik agraria. Namun, gagal
atau tidaknya kembali lagi kepada masyarakat Indonesia sendiri bagaimana
menanggapinya.

Dapatkah Indonesia Mengikuti MDGS Tahun Depan (MDGS 2015) ??..

Kekhawatiran tentang pencapaian MDGs di Indonesia sebetulnya sudah pernah


disampaikan di Rapat Kerja Presiden tanggal 19-21 April 2010 di Istana
Tampaksiring, Bali. Dikatakan ada tiga sasaran MDGs yang berpotensi gagal
dicapai pada tahun 2015: angka kematian ibu yang masih tinggi, pencegahan
HIV/AIDS dan indikator tutupan lahan pada sektor kehutanan yang belum optimal.
Jika kita melihat tinjauan status pencapaian MDGs bidang kesehatan di Indonesia
pada tahun 2010, kita akan mendapatkan fakta bahwa pengendalian kasus TBC
sudah tercapai, pengendalian malaria dan penurunan angka kematian anak akan
tercapai/on track, sedangkan peningkatan kesehatan ibu dan pengendalian kasus
HIV/AIDS memerlukan perhatian khusus untuk bisa tercapai di tahun 2015.

Salah satu indikator penting dari MDG poin 5 adalah AKI (Angka Kematian Ibu).
AKI di Indonesia masih cukup tinggi. AKI tahun 1990 adalah 390 kematian per
100.000 kelahiran hidup sedangkan AKI tahun 2007 adalah 228 kematian per
100.000 kelahiran hidup. Walau menunjukkan penurunan, angka ini masih jauh
dari target tahun 2015 yaitu 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup.

Sedangkan, jumlah kumulatif kasus AIDS justru terus meningkat. Tahun 2006
tercatat ada 8.194 kasus HIV/AIDS dan pada tahun 2009 jumlahnya telah
meningkat dua kali lipat menjadi 19.973 kasus

Pedapat Saya mengenai Acara ini

Tanpa Terasa kita telah berada di Bulan Oktober dimana Tahun Depan kita akan
menuju tahun pencapaian MDGs. Di tahun ketigabelas sejak MDGs disepakati.
Saya sangat Berharap Indonesia dapat berperan dalam pelaksanaan MDGS tahun
esok . hal ini dikarenakan banyak Keuntungan bagi indonesia dalam Hal Humans
and Social , Pembangunan Nasional, Kesejahterahan Masyarakat dan
Pemberantasan HIV/AIDS . tapi yang juga masih menjadi pertanyaan saya,
Dapatkan Indonesia Mengikuti acara Dunia ini?? .. kelangsungan Indonesia dapat
atau tidaknya terdaftar dalam MDGS 2015 adalah Peran serta masyarakat
Indonesia itu sendiri dalam Pemahaman Pentingnya MDGS ini .

 Tujuan Pembangunan Milenium


Tujuan Pembangunan Milenium dalam lambang

Tujuan Pembangunan Milenium (bahasa Inggris : Millennium Development Goals atau


disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala
negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan
pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya
adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini
merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi
Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan
kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan
September 2000 tersebut. [1] Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium
di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen
negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan
dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan
pengentasan kemiskinan. [2] Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-
pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat
kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan
kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga
2/3 , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada
tahun 2015.

Tujuan
Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000 menyetujui agar semua
negara:

Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan

 Pendapatan populasi dunia sehari $10000.


 Menurunkan angka kemiskinan.

Mencapai pendidikan dasar untuk semua

 Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.

Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

 Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan
dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun
2015.

Menurunkan angka kematian anak

 Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di
bawah 5 tahun.

Meningkatkan kesehatan ibu

 Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses
melahirkan.

Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya


 Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran
HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.

Memastikan kelestarian lingkungan hidup

 Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan


setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan.
 Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang
tidak memiliki akses air minum yang sehat.
 Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang signifikan
dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh.

Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

 Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang
berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen
terhadap pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan
secara nasional dan internasional.
 Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan
kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini
termasuk pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan
hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi;
dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen untuk
mengurangi kemiskinan.
 Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-negara
berkembang.
 Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah hutang
melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat
ditanggung dalam jangka panjang.
 Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda.
 Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan akses obat penting yang
terjangkau dalam negara berkembang
 Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dari
teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.

Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia


Setiap negara yang berkomitmen dan menandatangani perjanjian diharapkan membuat laporan
MDGs. Pemerintah Indonesia melaksanakannya dibawah koordinasi Bappenas dibantu dengan
Kelompok Kerja PBB dan telah menyelesaikan laporan MDG pertamanya yang ditulis dalam
bahasa Indonesia dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan rasa
kepemilikan pemerintah Indonesia atas laporan tersebut. Tujuan Tujuan Pembangunan Milenium
ini menjabarkan upaya awal pemerintah untuk menginventarisasi situasi pembangunan manusia
yang terkait dengan pencapaian tujuan MDGs, mengukur, dan menganalisa kemajuan seiring
dengan upaya menjadikan pencapaian-pencapaian ini menjadi kenyataan, sekaligus
mengidenifikasi dan meninjau kembali kebijakan-kebijakan dan program-program pemerintah
yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan ini. Dengan tujuan utama mengurangi jumlah
orang dengan pendapatan dibawah upah minimum regional antara tahun 1990 dan 2015, Laporan
ini menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam jalur untuk mencapai tujuan tersebut. Namun,
pencapaiannya lintas provinsi tidak seimbang.[2]

Kini MDGs telah menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia, mulai dari tahap
perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
hingga pelaksanaannya. Walaupun mengalamai kendala, namun pemerintah memiliki komitmen
untuk mencapai tujuan-tujuan ini dan dibutuhkan kerja keras serta kerjasama dengan seluruh
pihak, termasuk masyarakat madani, pihak swasta, dan lembaga donor. Pencapaian MDGs di
Indonesia akan dijadikan dasar untuk perjanjian kerjasama dan implementasinya pada masa
depan. Hal ini termasuk kampanye untuk perjanjian tukar guling hutang untuk negara
berkembang sejalan dengan Deklarasi Jakarta mengenai MDGs di daerah Asia dan Pasifik. [3] [4]

Kontroversi
Upaya Pemerintah Indonesia merealisasikan Tujuan Pembangunan Milenium pada tahun 2015
akan sulit karena pada saat yang sama pemerintah juga harus menanggung beban pembayaran
utang yang sangat besar. Program-program MDGs seperti pendidikan, kemiskinan, kelaparan,
kesehatan, lingkungan hidup, kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan membutuhkan
biaya yang cukup besar. Merujuk data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen
Keuangan, per 31 Agustus 2008, beban pembayaran utang Indonesia terbesar akan terjadi pada
tahun 2009-2015 dengan jumlah berkisar dari Rp97,7 triliun (2009) hingga Rp81,54 triliun
(2015) rentang waktu yang sama untuk pencapaian MDGs. Jumlah pembayaran utang Indonesia,
baru menurun drastis (2016) menjadi Rp66,70 triliun. tanpa upaya negosiasi pengurangan jumlah
pembayaran utang Luar Negeri, Indonesia akan gagal mencapai tujuan MDGs.

Menurut Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Don
K Marut Pemerintah Indonesia perlu menggalang solidaritas negara-negara Selatan untuk
mendesak negara-negara Utara meningkatkan bantuan pembangunan bukan utang, tanpa syarat
dan berkualitas minimal 0,7 persen dan menolak ODA (official development assistance) yang
tidak bermanfaat untuk Indonesia [5]. Menanggapi pendapat tentang kemungkinan Indonesia
gagal mencapai tujuan MDGs apabila beban mengatasi kemiskinan dan mencapai tujuan
pencapaian MDG pada tahun 2015 serta beban pembayaran utang diambil dari APBN pada tahun
2009-2015, Sekretaris Utama Menneg PPN/Kepala Bappenas Syahrial Loetan berpendanegara
maju telah berjanji dalam konsesus pembiayaan (monetary consensus) untuk memberikan
bantuan. Hasil kesepakatan yang didapat adalah untuk negara maju menyisihkan sekitar 0,7
persen dari GDP mereka untuk membantu negara miskin atau negara yang pencapaiannya masih
di bawah. Namun konsensus ini belum dipenuhi banyak negara, hanya sekitar 5-6 negara yang
memenuhi sebagian besar ada di Skandinavia atau Belanda yang sudah sampai 0,7 persen. [6]

Anda mungkin juga menyukai