PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada abad ke-21 ini terdapat empat psikologi yang menonjol, salah satu diantaranya
yaitu psikoanalisis. Keberjayaan psikoanalisis antara lain disebabkan oleh para tokohnya
yaitu Freud, Jung, dan Lacan, yang benar-benar menguasai baik psikologi dan psikiatri.
Psikoanalisis dianggap sebagai salah satu gerakan revolusioner di bidang psikologi
yang dimulai dari satu metode penyembuhan penderita sakit mental, hingga menjelma
menjadi sebuah konsepsi baru tentang manusia. Hipotesis pokok psikoanalisis menyatakan
bahwa tingkah laku manusia sebagian besar ditentukan oleh motif-motif tidak sadar,
sehingga Freud dijuluki sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan psikoanalisis?
2. Bagaimana tingkat kehidupan mental menurut Sigmund Freud?
3. Bagaimana pembagian wilayah pikiran menurut Sigmund Freud?
4. Bagaimana dinamika kepribadian menurut Sigmund Freud?
5. Bagaimana mekanisme pertahanan diri menurut Sigmund Freud?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian psikoanalisis.
2. Untuk menjelaskan tingkat kehidupan mental menurut Sigmund Freud.
3. Untuk menjelaskan pembagian wilayah pikiran menurut Sigmund Freud.
4. Untuk menjelaskan dinamika kehidupan menurut Sigmund Freud.
5. Untuk menjelaskan tentang mekanisme pertahanan diri menurut Freud.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikoanalisis
Psikoanalisis ditemukan di Wina, Austria, oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis merupakan
salah satu aliran di dalam disiplin ilmu psikologi yang memilik beberapa definisi dan sebutan,
Adakalanya psikoanalisis didefinisikan sebagai metode penelitian, sebagai teknik penyembuhan
dan juga sebagai pengetahuan psikologi.
Psikoanalisis menurut definisi modern yaitu:
1. Psikoanalisis adalah pengetahuan psikologi yang menekankan pada dinamika, faktor-faktor
psikis yang menentukan perilaku manusia, serta pentingnya pengalaman masa kanak-kanak
dalam membentuk kepribadian masa dewasa,
2. Psikoanalisis adalah teknik yang khusus menyelidiki aktivitas ketidaksadaran (bawah sadar),
3. Psikoanalisis adalah metode interpretasi dan penyembuhan gangguan mental.
Psikoanalisis dalam pengertian lain (Hjelle & Ziegler, 1992) yaitu:
1. Teori mengenai kepribadian & psikopatologi,
2. Metode terapi untuk gangguan kepribadian teknik untuk menyelidiki pikiran & perasaan
individu yang tidak disadari.
Psikoanalisis memiliki sebutan-sebutan lain yaitu:
1. Psikologi dalam, karena menurut Freud penyebab neurosis adalah gangguan jiwa yang tidak
dapat disadari, pengaruhnya lebih besar dari apa yang terdapat dalam kesadaran dan untuk
menyelidikinya, diperlukan upaya lebih dalam,
2. Psikodinamika, karena Psikoanalisis memandang individu sebagai sistem dinamik yang
tunduk pada hukum-hukum dinamika, dapat berubah dan dapat saling bertukar energi.
Adapun contoh dari Psikoanalisis adalah Hipnotis, analisis mimpi, mekanisme pertahanan diri.
B. Tingkat Kehidupan Mental
Freud mengemukakan bahwa kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam sadar
dan alam tidak sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam
bawah sadar.
D. Dinamika Keprianbadi
Freud mengusulkan sebuah dinamika atau prinsip motivasional untuk menerangkan
kekuatan-kekuatan yang mendorong tindakan manusia. Dorongan-dorongan itu antara lain:
1. Seks
Libido (hasrat seksual) adalah istilah yang biasa digunakan oleh pendiri
psikoanalis, Sigmund Freud, untuk menamakan hasrat atau dorongan seksual. Ia
mengatakan bahwa dorongan ini dikarakteristikkan dengan bertumbuhnya secara
bertahap sampai puncak intensitas, diikuti dengan penurunan tiba-tiba dari
rangsangan.Waktu dia mempelajari proses ini pada pasien-pasiennya, Freud
menyimpulkan bahwa berbagai kegiatan seperti makan dan minum, dan juga kencing
serta buang hajat juga memiliki pola yang sama. Konsekuensinya, ia menyimpulkan
bahwa tindakan ini juga memiliki hasrat seksual juga.Freud juga tertarik pada
perkembangan libido, yang ia lihat sebagai dorongan manusia yang paling dasar dan
paling kuat. Ia percaya bahwa perkembangan libido dapat dibagi dalam beberapa tahap
yang berbeda dan bisa dikenali.
Selama bayi, ia melihat bahwa hasrat seksual terfokus di mulut, dan biasanya
terwujud dalam kegiatan menyedot. Ia menyebut ini sebagai tahap oral dalam
perkembangan hasrat seksual.Dalam tahap tahun kedua dan ketiga dalam kehidupan
anak, waktu si anak belajar menggunakan kamar kecil, fokus dari kenikmatan erotis
berpindah ke fungsi rektal. Freud menamakan ini tahap anal.Kemudian, pada saat
puber, fokus berpindah pada organ seks, suatu periode perkembangan yang ia
namakan tahap phallic dalam kedewasaan hasrat seks.Dalam tahap berikut dari
perkembangan, dorongan libido berfokus pada orang tua yang berlawanan jenis dan
menambahkan warna erotis bagi pengalaman anak itu ke orang tuanya.
Ketidak-setujuan orangtua pada dorongan seks yang tidak terkendali dipercaya
oleh Freud akan berlanjut pada perkembangan jiwa manusia yang terdiri dari tiga
komponen: id, ego dan superego. Id, insting-insting dan dorongan dasar (termasuk
libido tapi juga dorongan lain seperti agresif) memberikan energi fisik yang diperlukan
untuk melakukan kegiatan.Ego, yang memiliki fungsi eksekutif, mengatur pemenuhan
hasrat seks dan hasrat lainnya setiap hari dalam cara yang diterima dan bisa dilakukan
di masyarakat. Superego adalah standar sosial dari perilaku yang telah dipahami dan
dipelajari, termasuk kesadaran akan perilaku yang dilarang atau melanggar hukum.
Dalam keadaan sadar, ada batas yang kuat memisahkan ketiga daerah ini, tapi
waktu tidur atau berfantasi, batas ini melemah, memungkinkan kebangkitan ekspresi
dari hasrat libido yang biasanya terkendali. Kesadaran akan dorongan dan fantasi yang
tidak terkendali bisa membuat seseorang merasa malu atau rasa bersalah secara
seksual. Freud percaya bahwa kepribadian seseorang terbentuk di awal kehidupan dan
ditentukan bagaimana dorongan dasarnya seperti libido dipuaskan.
Kegagalan untuk memuaskan dorongan ini berakibat pada perkembangan pribadi
dan kesehatan psikologis seseorang.Generasi berikut dari psikoanalis mempertanyakan
karya Freud tentang libido. Beberapa menekankan titik dimana Freud terlalu
menekankan perkembangan biologis dan kurang menekankan akibat dari faktor
budaya dan sosial dalam perilaku dan praktek seksual. Carl Jung, seorang psikiatris
dan psikoanalis dari Swiss, menolak pandangan Freud tentang libido dengan menolak
pandangan bahwa pengalaman seksual waktu bayi adalah penentu penting dalam
masalah emosi orang dewasa. Jung membuat teori lain tentang libido yang
memandang keinginan untuk hidup dan bukan libido adalah merupakan dorongan
terkuat. Jung menekankan perbedaan antara kepribadian introvert dan ekstrovert.
Ekstrovert adalah individu yang keinginannya mengarah kuat (tapi tidak semuanya)
keluar ke orang lain dan dunia sekelilingnya. Mereka merasa nyaman di keadaan sosial
dimana mereka berada dan sangat bisa berteman. Introvert adalah karakteristik
kebalikannya, termasuk mengarahkan perhatian terhadap proses diri dan pikirannya.
Mereka biasanya mengandalkan diri sendiri, introspektif, pemikir dan biasanya tidak
terlalu nyaman dalam kelompok sosial yang besar.
Jung menggunakan istilah libido untuk menunjuk pada energi mental yang
bertanggung jawab untuk membuat dan menjaga intro/ekstrovert. Ia tidak percaya
seseorang adalah introvert atau ekstrovert, tapi adalah campuran dari keduanya dalam
berbagai tingkatan.Banyak ahli psikologis kontemporer memandang libido sebagai
potensi dasar manusia yang walau berakar pada biologi manusia (misalnya, hormon)
terbentuk karena budaya dan pengalaman.
Dengan kata lain, dorongan dasar manusia untuk kegiatan reproduksi dan potensi
berdasar biologis untuk mendapatkan kenikmatan dari tindakan yang berhubungan
dengan kontak fisik (misalnya titik saraf di kulit dan membran mukosa) yang dibentuk
oleh pengalaman seseorang dalam pertumbuhannya dalam suatu keluarga dan
masyarakat. Bagaimana motivasi seksual distrukturkan, dan melalui bagaimana
dorongan seksual dipuaskan, dan apakah tindakan tertentu dinamakan atau dihindari
sebagai tidak pantas, semuanya ditentukan oleh pengaruh sosial tersebut.
2. Insting Kehidupan Dan Insting Kematian
Freud berpendapat bahwa seluruh perilaku manusia didorong oleh nafsu atau
instingnya, dimana instingnya merupakan representasi neurologis dari kebutuhan-
kebutuhan fisik-biologis. Freud mengemukakan insting kehidupan mencakup:
a. Kehidupan individual, dengan mendorong seorang individu memenuhi kebutuhan
makan dan minum.
b. Kehidupan spesies, dengan mendorongnya untuk melakukan hubungan seks.
Freud menyakini dibalik insting kehidupan terdapat insting kematian. Freud
merujuk pada prinsip nirwana. Prinsip ini merujuk pada ketiadaan, non-eksistensi,
kekosongan yang jadi tujuan hidup dalam filsafat orang-orang Budha. Bukti tentang
adanya insting kematian dan prinsip nirwana adalah saat kita benar-benar
menginginkan kedamaian, ketenangan, jauh dari segala bentuk dorongan dan
rangsangan, yang dapat dilihat dari tindakan kita meminum alkohol atau memakai
narkoba.
3. Kecemasan
Kecemasan merupakan perasaan terjepit dan terancam. Menurut Freud ada tiga
jenis kecemasan:
a. Kecemasan realistik
Kecemasan jenis ini disebut sebagai rasa takut. Contohnya: Ketika ada seorang
yang melempar seekor ular berbisa di depan kita, maka kita akan mengalami
kecemasan realistik.
b. Kecemasan moral
Kecemasan moral ini merupakan kata lain dari rasa malu, rasa bersalah atau rasa
takut mendapat sanksi. Kecemasan ini bisa muncul karena kegagalan bersikap
konsisten dengan apa yang mereka yakini benar secara moral, misal tidak mampu
mengurus orang tua yang memasuki usia lanjut.
c. Kecemasan neurotik
Kecemasan akibat bahaya yang tidak diketahui. Misalnya kita pernah merasakan
gugup, tidak mampu mengendalikan diri, perilaku, akal, dan mikiran kita maka
kita sedang mengalami kecemasan neurotik.
E. Mekanisme Bertahan
1. Cara-cara bertahan
Ego menurut Freud memiliki suatu mekanisme pertahanan/ defense mechanisms
yang disebut repression untuk mengatasi konflik antara tuntutan realitas, hasrat id, dan
hambatan superego. Namun ketika kecemasan begitu menguasai, ego harus berusaha
mempertahankan diri. Secara tidak sadar, dia akan bertahan dengan cara memblokir
seluruh dorongan-dorongan menjadi wujud yang lebih diterima dan tidak telalu
mengancam. Cara ini disebut mekanisme pertahanan ego.
Selain penekanan/ represi, menurut Freud, mekanisme pertahanan ego yaitu :
a. Proyeksi, yaitu proses pertahanan ego dengan mengganti objek dengan objek lain yang
kurang berbahaya dengan tujuan mengurangi tekanan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Psikoanalisis ditemukan di Wina, Austria, oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis merupakan
salah satu aliran di dalam disiplin ilmu psikologi yang memilik beberapa definisi dan
sebutan, Adakalanya psikoanalisis didefinisikan sebagai metode penelitian, sebagai
teknik penyembuhan dan juga sebagai pengetahuan psikologi.
2. Sigmund Freud mengidentifikasi tiga tingkatan dalam kehidupan mental yaitu:
a. Alam Tidak Sadar,
b. Alam Bawah Sadar,
c. Alam Sadar.
3. Sigmund Freud membagi Wilayah Pikiran menjadi tiga bagian
a. Id tidak disadari, kacau, tidak berhubungan dengan realitas, dan mengikuti prinsip
kepuasan.
b. Ego adalah bagian eksekutif dari kepribadian, berhubungan dengan dunia nyata, dan
mengikuti prinsip realitas.
c. Superego mengikuti prinsip moral dan idealistis yang mulai terbentuk setelah
masalah Oedipus complex(hasrat seksual pada ibu/kebencian pada ayah)
terselesaikan.
4. Freud mengusulkan sebuah dinamika kepribadian atau prinsip motivasional untuk
menerangkan kekuatan-kekuatan yang mendorong tindakan manusia. Dorongan-
dorongan itu antara lain:
a. Seks,
b. Insting Kehidupan Dan Insting Kematian
c. Kecemasan
5. Mekanisme Bertahan menurut sigmund Freud
a. Cara cara bertahan
Ego berusaha sekuat mugkin menjaga kestabilan hubungannya dengan realitas, id
dan superego. Namun ketika kecemasan begitu menguasai, ego harus berusaha
mempertahankan diri. Secara tidak sadar, dia akan bertahan dengan cara memblokir
seluruh dorongan-dorongan menjadi wujud yang lebih diterima dan tidak telalu
mengancam. Cara ini disebut mekanisme pertahanan ego.
Selain penekanan/ represi, menurut Freud, mekanisme pertahanan ego yaitu :
a) Proyeksi, yaitu proses pertahanan ego dengan mengganti objek dengan objek lain
yang kurang berbahaya dengan tujuan mengurangi tekanan.
b) Pembentukan Reaksi, yaitu penggantian impuls/ perasaan yang menimbulkan
kecemasan dengan lawannya didalam kesadaran.
c) Fiksasi, yaitu keadaan menggantungkan kondisi untuk mengurangi ketegangan.
d) Regresi, yaitu keadaan dimana seseorang mengalami penurunan fase
perkembangan.
b. Bentuk- Bentuk Pertahanan yang dikemukakan oleh Sigmund Freud antara lain:
a) Penolakan.
b) Represi,
c) Asketisismey
d) Isolasi
e) Penggantian,
f) Melawan Diri Sendiri
B. Saran
Dalam makalah ini, kami menyadari masih terdapat kelemahan-kelemahan. Untuk itu,
kami sangat mengharapkan saran dan masukan dari para pembaca demi kesempurnaa makalah
ini dikemudian hari. Atas saran dan masukannya, kami selaku penulis makalah mengucapkan
terima kasih.