Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada abad ke-21 ini terdapat empat psikologi yang menonjol, salah satu diantaranya
yaitu psikoanalisis. Keberjayaan psikoanalisis antara lain disebabkan oleh para tokohnya
yaitu Freud, Jung, dan Lacan, yang benar-benar menguasai baik psikologi dan psikiatri.
Psikoanalisis dianggap sebagai salah satu gerakan revolusioner di bidang psikologi
yang dimulai dari satu metode penyembuhan penderita sakit mental, hingga menjelma
menjadi sebuah konsepsi baru tentang manusia. Hipotesis pokok psikoanalisis menyatakan
bahwa tingkah laku manusia sebagian besar ditentukan oleh motif-motif tidak sadar,
sehingga Freud dijuluki sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan psikoanalisis?
2. Bagaimana tingkat kehidupan mental menurut Sigmund Freud?
3. Bagaimana pembagian wilayah pikiran menurut Sigmund Freud?
4. Bagaimana dinamika kepribadian menurut Sigmund Freud?
5. Bagaimana mekanisme pertahanan diri menurut Sigmund Freud?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian psikoanalisis.
2. Untuk menjelaskan tingkat kehidupan mental menurut Sigmund Freud.
3. Untuk menjelaskan pembagian wilayah pikiran menurut Sigmund Freud.
4. Untuk menjelaskan dinamika kehidupan menurut Sigmund Freud.
5. Untuk menjelaskan tentang mekanisme pertahanan diri menurut Freud.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikoanalisis
Psikoanalisis ditemukan di Wina, Austria, oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis merupakan
salah satu aliran di dalam disiplin ilmu psikologi yang memilik beberapa definisi dan sebutan,
Adakalanya psikoanalisis didefinisikan sebagai metode penelitian, sebagai teknik penyembuhan
dan juga sebagai pengetahuan psikologi.
Psikoanalisis menurut definisi modern yaitu:
1. Psikoanalisis adalah pengetahuan psikologi yang menekankan pada dinamika, faktor-faktor
psikis yang menentukan perilaku manusia, serta pentingnya pengalaman masa kanak-kanak
dalam membentuk kepribadian masa dewasa,
2. Psikoanalisis adalah teknik yang khusus menyelidiki aktivitas ketidaksadaran (bawah sadar),
3. Psikoanalisis adalah metode interpretasi dan penyembuhan gangguan mental.
Psikoanalisis dalam pengertian lain (Hjelle & Ziegler, 1992) yaitu:
1. Teori mengenai kepribadian & psikopatologi,
2. Metode terapi untuk gangguan kepribadian teknik untuk menyelidiki pikiran & perasaan
individu yang tidak disadari.
Psikoanalisis memiliki sebutan-sebutan lain yaitu:
1. Psikologi dalam, karena menurut Freud penyebab neurosis adalah gangguan jiwa yang tidak
dapat disadari, pengaruhnya lebih besar dari apa yang terdapat dalam kesadaran dan untuk
menyelidikinya, diperlukan upaya lebih dalam,
2. Psikodinamika, karena Psikoanalisis memandang individu sebagai sistem dinamik yang
tunduk pada hukum-hukum dinamika, dapat berubah dan dapat saling bertukar energi.
Adapun contoh dari Psikoanalisis adalah Hipnotis, analisis mimpi, mekanisme pertahanan diri.
B. Tingkat Kehidupan Mental
Freud mengemukakan bahwa kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam sadar
dan alam tidak sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam
bawah sadar.

1. Alam Tidak Sadar


Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan,
maupun insting yang tidak kita sadari tetapi ternyata ,mendorong perkataan, perasaan,
dan tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita
tidak menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya, seorang pria
bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tapi tidak benar-benar
memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak rasional.
Freud meyakini bahwa keberadaan alam tidak sadar ini hanya bisa dibuktikan secara
tidak langsung. Baginya alam tidak sadar merupakan penjelasan dari makna yang ada
dibalik mimpi, kesalahan ucap (slip tongue), dan berbagai jenis lupa, yang dikenal
sebagai represi (repression).
Mimpi adalah sumber yang kaya akan materi alam bawah sadar. Contohnya, Freud
meyakini bahwa pengalaman masa kanak-kanak bisa muncul dalam mimpi orang dewasa
sekalipun yang bermimpi boleh jadi tidak ingat secara sadar akan pengalaman-
pengalaman tersebut.
2. Alam Bawah Sadar
Alam bawah sadar (preconscious) ini memuat semua elemen yang tidak disadari,
tetapi bisa muncul dalam kesadaran dengan cepat atau agak sukar (Freud,1933/1964).
Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber yaitu:
a. Persepsi sadar (conscious perception)
Persepsi dari seseorang, secara sadar dalam waktu singkat akan segera masuk ke
dalam alam bawah sadar selagi focus perhatian beralih ke pemikiran lain. Pikiran yang
dapat keluar masuk antara alam sadar dan alam bawah sadar, umumnya adalah
pikiran-pikiran yang bebas dari kecemasan. Antara gambaran sadar dan dorongan
tidak sadar nyaris sama satu dengan lainnya.
b. Gambaran-gambaran bawah sadar adalah alam tidak sadar.
Freud meyakini bahwa pikiran bisa menyelinap dari sensor yang ketat dan masuk
ke alam bawah sadar dalam bentuk yang tersembunyi. Beberapa gambaran itu tidak
kita sadari, karena ketika kita menyadari bahwa gambaran itu datang dari alam tidak
sadar maka kita akan merasa cemas, sehingga sensor akhir akan menekan gambaran
itu dan mengembalikannya ke alam tidak sadar. Sedangkan ada beberapa gambaran
yang masuk ke alam sadar karena dapat bersembunyi dengan baik dalam bentuk
mimpi, salah ucap, ataupun dalam bentuk pertahanan diri yang kuat.
3. Alam Sadar
Alam sadar (conscious) didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap
saat berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa
langsung kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bias masuk kea lam
sadar.
a. Melalui system kesadaran perceptual (perceptual conscious), yaitu terbuka pada dunia
luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar.
b. Melalui struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak mengancam yang
datang dari alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang membuat cemas,
tetapi terselubung dengan rapi yang berasal dari alam tidak sadar. Ketika gagasan itu
tiba di alam sadar, maka gagasan itu sudah berubah wujud dan terselubung dalam
bentuk perilaku-perilaku yang defensif atau dalam bentuk mimpi.

C. Wilayah Pikiran (Id, Ego, dan Superego)


1. Id
Psikologi Freud bertitik tolak dari dunia nyata, dunia yang penuh dengan benda-
benda. Diantara ada objek yang sangat khusus yaitu organisme. Salah satu bagian terpenting
dari suatu organisme adalah sistem saraf yang memiliki karakter sangat peka terhadap apa
yang dibutuhkan. Ketika manusia lahir, sistem syarafnya hanya sedikit lebih baik dari
binatang lain, itulah yang dinamakan id. Id adalah istilah yang diambil dari kata ganti untuk
sesuatu atau itu (the it), atau komponen yang tak sepenuhnya diakui oleh kepribadian.
Id tak punya kontak dengan dunia nyata, tetapi selalu berupaya untuk meredam
ketegangan dengan cara memuaskan hasrat-hasrat dasar. Id berfungsi untuk memperoleh
kepuasan dan sekjalan dengan prinsip kesenangan. Sistem syaraf, sebagai id, bertugas
menerjemahkan kebutuhan satu organisme menjadi daya motivasional yang disebut sebagai
insting atau nafsu. Freud juga menyebutnya dengan kebutuhan. Kebutuhan yang menjadi
keinginan disebut proses primer.
Contohnya bayi yang baru lahir akan tetap mengisap terlepas dari ada atau tidaknya
puting susu, karena ia akan memperoleh kepuasan ketika melakukannya. Karena id tidak
mempunyai kontak dengan kenyataan maka bayi itu tidak menyadari bahwa sebenarnya
dengan mengisap jempol tidak akan membantunya bertahan hidup
2. Ego
Ego atau saya adalah satu-satunya wilayah pikiran yang memiliki kontak dengan
realita. Kebutuhan lambat laun akan semakin kuat dan bertambah banyak, sedang
keinginan-keinginan lain akan datang silih berganti. Di seputar alam sadar ini, selama
tahun-tahun pertama kehidupan seorang bayi, sebagian id berubah menjadi ego (aku).
Ego menghubungkan organisme dengan realitas dunia melalui alam sadar yang dia
tempati, dan dia mencari objek-objek untuk memuaskan keinginan dan nafsu yang
dimunculkan id untuk merepresentasikan apa yang dibutuhkan organisme. Proses ini
disebut proses sekunder.
Tidak seperti id, ego berfungsi berdasarkan prinsip-prinsip realitas, artinya dia
memenuhi kebutuhan organisme berdasarkan objek-objek yang sesuai dan dapat
ditemukan dalam kenyataan.
Contohnya, ego seorang wanita secara sadar, memotivasinya untuk memilih pakaian
yang dijahit rapi dan sangat licin karena ia merasa nyaman berbusana seperti itu. Pada
saat yang sama ia mungkin ingat samar-samar (secara bawah sadar) bahwa sebelumnya
ia pernah dipuji karena memilih pakaian yang bagus. Selain itu, barangkali termotivasi
secara tidak sadar untuk berperilaku rapi dan teratur. Jadi keputusan untuk mengenakan
pakaian rapi nan licin bisa terjadi di tiga tingkat kehidupan mental.
3. Superego
Dalam psikologi Freudian, superego mewakili aspek-aspek moral dan ideal dari
kepribadian serta dikendalikan oleh prinsip-prinsip moralistis dan idealis yang berbeda
dengan prinsip kesenangan dari Id dan prinsip realistis dari ego.Ketika ego berusaha
membuat id tetap senang, di sisi lain dia juga mengalami hambatan yang ada di dunia
nyata. Segala objek dunia nyata yang menghalangi dan mendukungnya inilah yang
kemudian menjadi superego. Superego memiliki dua sisi:
a. Nurani merupakan internalisasi dari hukuman dan peringatan.
b. Ego ideal yaitu berasal dari pujian dan contoh-contoh positif yang diberikan kepada
anak-anak.

4. Hubungan antara id, ego, dan superego.


Hubungan antara Id, Ego dan Superego pada tiga individu secara hipotesis:
a. Pada individu pertama, id mendominasi ego yang lemah dan superego yang plin-plan
sehingga ego tidak mampu menyeimbangkan antara gigihnya tuntutan id. Akibatnya
individu ini terus-menerus memuaskan kesenangannya tanpa memandang apa yang
mungkin atau layak.
b. Individu kedua, memiliki rasa bersalah serta perasaan inferior dan ego yang lemah,
akan mengalami sederetan konflik karena ego tidak bias mengendalikan tuntutan
antara superego dan id yang saling bertentangan, tetapi sama kuat.
c. Individu ketiga, yang memiliki ego kuat dan mampu memenuhi tuntutan, baik dari
id,maupun superego sehingga secara psikologis mampu menenangkan kendali atas
prinsip kesenangan dan prinsip moralitas.

D. Dinamika Keprianbadi
Freud mengusulkan sebuah dinamika atau prinsip motivasional untuk menerangkan
kekuatan-kekuatan yang mendorong tindakan manusia. Dorongan-dorongan itu antara lain:
1. Seks
Libido (hasrat seksual) adalah istilah yang biasa digunakan oleh pendiri
psikoanalis, Sigmund Freud, untuk menamakan hasrat atau dorongan seksual. Ia
mengatakan bahwa dorongan ini dikarakteristikkan dengan bertumbuhnya secara
bertahap sampai puncak intensitas, diikuti dengan penurunan tiba-tiba dari
rangsangan.Waktu dia mempelajari proses ini pada pasien-pasiennya, Freud
menyimpulkan bahwa berbagai kegiatan seperti makan dan minum, dan juga kencing
serta buang hajat juga memiliki pola yang sama. Konsekuensinya, ia menyimpulkan
bahwa tindakan ini juga memiliki hasrat seksual juga.Freud juga tertarik pada
perkembangan libido, yang ia lihat sebagai dorongan manusia yang paling dasar dan
paling kuat. Ia percaya bahwa perkembangan libido dapat dibagi dalam beberapa tahap
yang berbeda dan bisa dikenali.
Selama bayi, ia melihat bahwa hasrat seksual terfokus di mulut, dan biasanya
terwujud dalam kegiatan menyedot. Ia menyebut ini sebagai tahap oral dalam
perkembangan hasrat seksual.Dalam tahap tahun kedua dan ketiga dalam kehidupan
anak, waktu si anak belajar menggunakan kamar kecil, fokus dari kenikmatan erotis
berpindah ke fungsi rektal. Freud menamakan ini tahap anal.Kemudian, pada saat
puber, fokus berpindah pada organ seks, suatu periode perkembangan yang ia
namakan tahap phallic dalam kedewasaan hasrat seks.Dalam tahap berikut dari
perkembangan, dorongan libido berfokus pada orang tua yang berlawanan jenis dan
menambahkan warna erotis bagi pengalaman anak itu ke orang tuanya.
Ketidak-setujuan orangtua pada dorongan seks yang tidak terkendali dipercaya
oleh Freud akan berlanjut pada perkembangan jiwa manusia yang terdiri dari tiga
komponen: id, ego dan superego. Id, insting-insting dan dorongan dasar (termasuk
libido tapi juga dorongan lain seperti agresif) memberikan energi fisik yang diperlukan
untuk melakukan kegiatan.Ego, yang memiliki fungsi eksekutif, mengatur pemenuhan
hasrat seks dan hasrat lainnya setiap hari dalam cara yang diterima dan bisa dilakukan
di masyarakat. Superego adalah standar sosial dari perilaku yang telah dipahami dan
dipelajari, termasuk kesadaran akan perilaku yang dilarang atau melanggar hukum.
Dalam keadaan sadar, ada batas yang kuat memisahkan ketiga daerah ini, tapi
waktu tidur atau berfantasi, batas ini melemah, memungkinkan kebangkitan ekspresi
dari hasrat libido yang biasanya terkendali. Kesadaran akan dorongan dan fantasi yang
tidak terkendali bisa membuat seseorang merasa malu atau rasa bersalah secara
seksual. Freud percaya bahwa kepribadian seseorang terbentuk di awal kehidupan dan
ditentukan bagaimana dorongan dasarnya seperti libido dipuaskan.
Kegagalan untuk memuaskan dorongan ini berakibat pada perkembangan pribadi
dan kesehatan psikologis seseorang.Generasi berikut dari psikoanalis mempertanyakan
karya Freud tentang libido. Beberapa menekankan titik dimana Freud terlalu
menekankan perkembangan biologis dan kurang menekankan akibat dari faktor
budaya dan sosial dalam perilaku dan praktek seksual. Carl Jung, seorang psikiatris
dan psikoanalis dari Swiss, menolak pandangan Freud tentang libido dengan menolak
pandangan bahwa pengalaman seksual waktu bayi adalah penentu penting dalam
masalah emosi orang dewasa. Jung membuat teori lain tentang libido yang
memandang keinginan untuk hidup dan bukan libido adalah merupakan dorongan
terkuat. Jung menekankan perbedaan antara kepribadian introvert dan ekstrovert.
Ekstrovert adalah individu yang keinginannya mengarah kuat (tapi tidak semuanya)
keluar ke orang lain dan dunia sekelilingnya. Mereka merasa nyaman di keadaan sosial
dimana mereka berada dan sangat bisa berteman. Introvert adalah karakteristik
kebalikannya, termasuk mengarahkan perhatian terhadap proses diri dan pikirannya.
Mereka biasanya mengandalkan diri sendiri, introspektif, pemikir dan biasanya tidak
terlalu nyaman dalam kelompok sosial yang besar.
Jung menggunakan istilah libido untuk menunjuk pada energi mental yang
bertanggung jawab untuk membuat dan menjaga intro/ekstrovert. Ia tidak percaya
seseorang adalah introvert atau ekstrovert, tapi adalah campuran dari keduanya dalam
berbagai tingkatan.Banyak ahli psikologis kontemporer memandang libido sebagai
potensi dasar manusia yang walau berakar pada biologi manusia (misalnya, hormon)
terbentuk karena budaya dan pengalaman.
Dengan kata lain, dorongan dasar manusia untuk kegiatan reproduksi dan potensi
berdasar biologis untuk mendapatkan kenikmatan dari tindakan yang berhubungan
dengan kontak fisik (misalnya titik saraf di kulit dan membran mukosa) yang dibentuk
oleh pengalaman seseorang dalam pertumbuhannya dalam suatu keluarga dan
masyarakat. Bagaimana motivasi seksual distrukturkan, dan melalui bagaimana
dorongan seksual dipuaskan, dan apakah tindakan tertentu dinamakan atau dihindari
sebagai tidak pantas, semuanya ditentukan oleh pengaruh sosial tersebut.
2. Insting Kehidupan Dan Insting Kematian
Freud berpendapat bahwa seluruh perilaku manusia didorong oleh nafsu atau
instingnya, dimana instingnya merupakan representasi neurologis dari kebutuhan-
kebutuhan fisik-biologis. Freud mengemukakan insting kehidupan mencakup:
a. Kehidupan individual, dengan mendorong seorang individu memenuhi kebutuhan
makan dan minum.
b. Kehidupan spesies, dengan mendorongnya untuk melakukan hubungan seks.
Freud menyakini dibalik insting kehidupan terdapat insting kematian. Freud
merujuk pada prinsip nirwana. Prinsip ini merujuk pada ketiadaan, non-eksistensi,
kekosongan yang jadi tujuan hidup dalam filsafat orang-orang Budha. Bukti tentang
adanya insting kematian dan prinsip nirwana adalah saat kita benar-benar
menginginkan kedamaian, ketenangan, jauh dari segala bentuk dorongan dan
rangsangan, yang dapat dilihat dari tindakan kita meminum alkohol atau memakai
narkoba.
3. Kecemasan
Kecemasan merupakan perasaan terjepit dan terancam. Menurut Freud ada tiga
jenis kecemasan:
a. Kecemasan realistik
Kecemasan jenis ini disebut sebagai rasa takut. Contohnya: Ketika ada seorang
yang melempar seekor ular berbisa di depan kita, maka kita akan mengalami
kecemasan realistik.
b. Kecemasan moral
Kecemasan moral ini merupakan kata lain dari rasa malu, rasa bersalah atau rasa
takut mendapat sanksi. Kecemasan ini bisa muncul karena kegagalan bersikap
konsisten dengan apa yang mereka yakini benar secara moral, misal tidak mampu
mengurus orang tua yang memasuki usia lanjut.
c. Kecemasan neurotik
Kecemasan akibat bahaya yang tidak diketahui. Misalnya kita pernah merasakan
gugup, tidak mampu mengendalikan diri, perilaku, akal, dan mikiran kita maka
kita sedang mengalami kecemasan neurotik.

E. Mekanisme Bertahan
1. Cara-cara bertahan
Ego menurut Freud memiliki suatu mekanisme pertahanan/ defense mechanisms
yang disebut repression untuk mengatasi konflik antara tuntutan realitas, hasrat id, dan
hambatan superego. Namun ketika kecemasan begitu menguasai, ego harus berusaha
mempertahankan diri. Secara tidak sadar, dia akan bertahan dengan cara memblokir
seluruh dorongan-dorongan menjadi wujud yang lebih diterima dan tidak telalu
mengancam. Cara ini disebut mekanisme pertahanan ego.
Selain penekanan/ represi, menurut Freud, mekanisme pertahanan ego yaitu :

a. Proyeksi, yaitu proses pertahanan ego dengan mengganti objek dengan objek lain yang
kurang berbahaya dengan tujuan mengurangi tekanan.

b. Pembentukan Reaksi, yaitu penggantian impuls/ perasaan yang menimbulkan


kecemasan dengan lawannya didalam kesadaran.
c. Fiksasi, yaitu keadaan menggantungkan kondisi untuk mengurangi ketegangan.
d. Regresi, yaitu keadaan dimana seseorang mengalami penurunan fase perkembangan.

2. Bentuk- Bentuk Pertahanan


a. Penolakan.
Penolakan dilakukan dengan cara memblokir. Peristiwa-peristiwa yang datang
dari luar kesadaran. Jika dalam situasi tertentu peristiwa ini terlalu banyak untuk
ditanggulangi, seseorang hanya perlu menolaknya. Sebagaimana yang anda kira , cara
ini adalah cara yang paling primitif dan berbahaya,karena tidak ada orang yang
selamanya mampu dari kenyataan. Penolakan dapat kerja sendiri atau, biasanya,
dikombinasikan dengan bentukmekanisme pertahanan lain yang lebih kukuh.
Pernah suatu ketika saya melihat putri saya yang berusia 5 tahun menonton film
kartun. Seperti biasanya dia duduk agak dekat duduk dengan televisi. Ketika tak ada
satu pun diantara kami yang terlalu memperhatikan televisi pada saat iklan film horor
ditayangkan, lengkap dengan tampilan pisau berdarah, topeng menakutkan dan
teriakan-teriakan orang ketakutan, maka pada saat itu juga saya menyelamatkan putri
saya dari horor yang ditampilkan di iklan tersebut. Jadi, seorang psikolog dan sebagai
seorang ayah yang baik, saya ingin berbuat sesuatu untuk putri saya itu. Saya katakan
kapdanya sayang, itu iklan yang menakutkan bukan? Dia menjawab singkat Hah?
Saya katakan lagi kepadanya , Iklan itu lho, bukankah itu sangat menakutkan ? Dia
heran dan balik bertanya , Iklan yang mana? Tampaknya dia malah tidak
memperhatikannya.
Sejak saat itu, saya jadi tahu kadang-kadang anak kecil dengan enteng dapat
melewati hal-hal yang seharusnya tidak dapat mereka hadapi. Saya juga pernah
melihat orang-orang yang ngotot melakukan otopsi terhadap keluarganya yang sudah
meninggal, hanya karena ingin mengingkari kenyataan bahwa keluarganya memang
sudah meninggal. Inilah bentuk dari penolakan yang kita maksud disini.
Anna Freud juga melengkapi konsep penolakan ini dengan penolakan dalam
fantasi. Penolakan jenis ini terjadi ketika anak-anak membayangkan ayahnya yang
jahat berubah menjadi boneka lucu baik, atau mengubah seorang bocah yang tak
berdaya menjadi ksatria gagah.
b. Represi
Atau disebut oleh Anna Freud dengan melupakan yang bermotivasi , adalah
ketidakmampuan untuk mengingat kembali situasi, orang atau peristiwa
yangmenakutkan. Represi juga merupakan mekanisme pertahanan ego yang berbahaya
sekaligus menjadi bentuk yang paling umumnya.Waktu remaja dulu saya sangat takut
pada laba-laba, khususnya laba-laba berkaki panjang. Saya tidak tahu apa yang
menyebabkan saya menakutinya, tapi saya ingat bahwa perasaan itu mulai menghantui
saya ketika saya mulai kuliah. Semasa kuiah, seorang teman membantu
menghilangkan perasaan ini (menggunakan teknik yang disebut desentisasi
sistematiis), tapi saya tetap tidak bisa mengingat apa yang menjadi penyebabnya.
Beberapa tahun kemudian, saya bermimpi di kurung oleh sepupu saya di dalam
gudang di rumah kakek kami. Gudang itu sangat kecil, gelap dan lantainya sangat
kotor. Coba anda tebak, lantai itu dipenuhi laba-laba bekaki panjang.
Analisis Freudian menjelaskan fobia ini sangat sederhana. Saya merepresi
peristiwa traumatik kejadian digudang itu tapi pengalaman melihat laba-laba berkaki
panjang menimbulkan perasaan takut dan cemas berkepanjangan tanpa mampu
mengingat peristiwanya dengan jelas. Berikut ini adalah contoh yang diberikan Anna
Freud yang akan memperjelas pengertian represi ini. Seorang wanita muda,yang
merasa selalu bersalah karena memliki hasrat seksual tinggi, cenderung berusaha
melupakan nama-nama pacarnya,bahkan ketika akan memperkenalkan pacar itu pada
keluarganya. Atau seorang pecandu alkohol yang tidak bisa mengingat beberapa kali
dia berusaha bunuh diri tetapi hanya menyatakan bahwa dia berhasil Selamat. Atau
seorang yang waktu kanak-kanak pernah tenggelam, namun dia tidak mampu
mengingat kapan dan di mana kejadiannya, walaupun orang lain sudah
memberitahukan padanya saat dewasa dia tidak lagi takut dengan air.Perlu diingat
bahwa mekanisme pertahanan ego ini berfungsi secara tidak sadar. Sebagai
cntoh,saudara saya sangat takut dengan anjing,tapi tidak ada mekanisme pertahanan
ego yang terlibat dalam perasaannya ini. Dia memang pernah digigit anjing . Biasanya
yang kita sebut dengan fobia adalah rasa takut yang tidak rasional dan berasal dari
represi terhadap trauma.
c. Asketisisme atau menolak segala kebutuhan.
Ini adalah mekanisme pertahanan ego yang paling jarang dikenal orang, tapi
menjadi sangat relevan seklai di zaman sekarang dengan begitu banyaknya gangguan
mental yang disebut anorexia. Anak-anak praremaja , ketia merasa tersiksa oleh
munculnya dorongan seksual, bisa jadi secara tidak langsung mencoba melindungi diri
dengan menolak, bukan hanya dorongan seksual, tapi seluruh bentuk dorongan napsu.
Mereka menempuh gaya hidup Asketik(cara hidup pendeta) guna menolak apa-apa
yang dinikmati orang lain.
Remaja laki-laki zaman sekarang sangat tertarik pada disiplin diri yang diajarkan
dalam seni bela diri. Untungya, seni bela diri bukan hanya tidak akan menyakiti Anda,
tapi juga dapat menbantu Anda dalam menjaga diri. Sayangya, remaja putri dalam
masyarakat kita sekarang malah sangat tertarik memperoleh standar kecantikan
tertinggi , walaupun bersifat artifisial dan berdampak buruk. Dalam teori Freudian ,
penolakan remaja putri untuk makan banyak (diet) sebenarnya adalah bentuk
permukaaan dari penolakan mereka terhadap pertumbuhan seksual yang sedang
mereka alami. Parahnya lagi masyarakat sekarang turut membantu mereka. Lihat saja,
Sebagian masyarakat mematok berat badan ideal wanita 10 kg lebih rendah dari apa
yang ideal menurut kesehatan.
Anna Freud menambahkan bentuk askietisisme yang agak longgar yang dia sebut
sebagai Pengendalian Ego. Disini orang kehilangan minat dan ketertarikannya pada
salah satu aspek kehidupan dan memfokuskan perhatian pada aspek lain. Ini dilakukan
demi mengelak dari kenyataan. Seorang remaja yang ingin menolak hasratnya
mungkin akan berpaling kepada hal-hal feminim dan menjadi pemikir tak bernafsu,
atau seorang remaja pria yang takut dipermalukan dalam tim sepak bolanya akan
memaksakan diri untuk menyukai puisi.
d. Isolasi (disebut juga intelektualisasi).
Mekanisme ini berjalan dengan cara mengalihkan emosi deri kenangan yang
menakutkan. Contohnya adalah orang yang merasa dirinya dianggap sebagai anak
kecil , atau orang yang selalu mengedapankan aspek intelektual ketika pertama kali di
kenal dengan urusan seksual. Di sini yang terancam bukan persoalan kecil
sebagaimana kelihatannya. Dalam situasi darurat, ada orang yang tetap tenang dan
mampu berkumpul bersama sampai keadaan menjadi pulih , mereka kembali bercerai
berai . Ada yang mengatakan pada Anda bahwa dalam situasi darurat , Anda tidak bisa
berpisah dari orang lain.
Dengan begini kita tidak akan sulit menjelaskan kenapa orang cenderung merasa
dekat kalau sudah ada salah satu anggota masyarakat yang meninggal. Para dokter dan
perawat harus membiasakan diri memisahkan rasa jijik,jengekl takut mereka pada
darah, luka, rintihan, dan sebagainya, serta tetap memperlakukan pasien dengan
ramah, hangat seperti keluarga sendiri. Remaja yang senang film horor akan sering
tampil kehadapan orang banyak yang tujuan sebenarnya adalah menghilangkan rasa
takut mereka sendiri. Tidak ada contoh yang paling baik selain seorang yang ketika
seluruh penonton di gedung bioskop tertawa karena filmnya lucu, dia malah diam dan
merasa tidak diperhatinkan.
e. Penggantian
Mekanisme ini berjalan dengan cara mengalihkan arah dorongan ke target
pengganti. Jika anda mersa nyaman dengan dorongan, hasrat, dan nafsu yang anda
rasakan, tapi orang lain yang akan dijadikan sasaran semua perasaan itu malah merasa
terancam, maka anda dapat mengganti dia dengan orang lain atau benda lain yang
dijadikan target simbolik. Orang yang membenci ibunya mungkin akan menekan
perasaan itu, tapi juga mengarahkannya pada yang lain, misalnya wanita secara umum.
Orang yang tidak punya kesempatan mencintai orang lain mungkin akan
menggantinya dengan anjing atau kucing kesayangannya. Orang yang tidak merasa
nyaman dengan hasrat seksualnya dengan manusia nyata mungkin akan menukarnya
dengan boneka atau benda lain. Orang yang merasa putus asa anjingnya, mencubit
keras-keras anggota keluarga yang lain, atau bermenung dengan atasannya di tempat
kerja , mungkin ketika sampai di rumah akan menendang di depan perapian.
f. Melawan Diri Sendiri,
Merupakan bentuk penggantian paling khusus, di mana seseorang menjadikannya
dirinya sendiri sebagai target pengganti.Biasanya diri sendiri dijadikan sebagai target
pengganti untuk pelampiasan rasa benci,marah, dan keberingasan, ketimbang
pelampiasan terhadap dorongan-dorongan positif.Menurut Freud, mekanisme ini dapat
menjelaskan perasaan minder, bersalah, dan depresi yang kita alami.Ide bahwa depresi
sering muncul akibat kemarahan yang di tahan dapat diterima setiap teoretikus, baik
Freudian maupun non-Freudian.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Psikoanalisis ditemukan di Wina, Austria, oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis merupakan
salah satu aliran di dalam disiplin ilmu psikologi yang memilik beberapa definisi dan
sebutan, Adakalanya psikoanalisis didefinisikan sebagai metode penelitian, sebagai
teknik penyembuhan dan juga sebagai pengetahuan psikologi.
2. Sigmund Freud mengidentifikasi tiga tingkatan dalam kehidupan mental yaitu:
a. Alam Tidak Sadar,
b. Alam Bawah Sadar,
c. Alam Sadar.
3. Sigmund Freud membagi Wilayah Pikiran menjadi tiga bagian
a. Id tidak disadari, kacau, tidak berhubungan dengan realitas, dan mengikuti prinsip
kepuasan.
b. Ego adalah bagian eksekutif dari kepribadian, berhubungan dengan dunia nyata, dan
mengikuti prinsip realitas.
c. Superego mengikuti prinsip moral dan idealistis yang mulai terbentuk setelah
masalah Oedipus complex(hasrat seksual pada ibu/kebencian pada ayah)
terselesaikan.
4. Freud mengusulkan sebuah dinamika kepribadian atau prinsip motivasional untuk
menerangkan kekuatan-kekuatan yang mendorong tindakan manusia. Dorongan-
dorongan itu antara lain:
a. Seks,
b. Insting Kehidupan Dan Insting Kematian
c. Kecemasan
5. Mekanisme Bertahan menurut sigmund Freud
a. Cara cara bertahan
Ego berusaha sekuat mugkin menjaga kestabilan hubungannya dengan realitas, id
dan superego. Namun ketika kecemasan begitu menguasai, ego harus berusaha
mempertahankan diri. Secara tidak sadar, dia akan bertahan dengan cara memblokir
seluruh dorongan-dorongan menjadi wujud yang lebih diterima dan tidak telalu
mengancam. Cara ini disebut mekanisme pertahanan ego.
Selain penekanan/ represi, menurut Freud, mekanisme pertahanan ego yaitu :
a) Proyeksi, yaitu proses pertahanan ego dengan mengganti objek dengan objek lain
yang kurang berbahaya dengan tujuan mengurangi tekanan.
b) Pembentukan Reaksi, yaitu penggantian impuls/ perasaan yang menimbulkan
kecemasan dengan lawannya didalam kesadaran.
c) Fiksasi, yaitu keadaan menggantungkan kondisi untuk mengurangi ketegangan.
d) Regresi, yaitu keadaan dimana seseorang mengalami penurunan fase
perkembangan.

b. Bentuk- Bentuk Pertahanan yang dikemukakan oleh Sigmund Freud antara lain:
a) Penolakan.
b) Represi,
c) Asketisismey
d) Isolasi
e) Penggantian,
f) Melawan Diri Sendiri
B. Saran
Dalam makalah ini, kami menyadari masih terdapat kelemahan-kelemahan. Untuk itu,
kami sangat mengharapkan saran dan masukan dari para pembaca demi kesempurnaa makalah
ini dikemudian hari. Atas saran dan masukannya, kami selaku penulis makalah mengucapkan
terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai