Anda di halaman 1dari 4

Sustainable Development Goals 

(SDGs)
Sebelum pelaksanaan Millennium Development Goals (MDGs) berakhir, pada UN Summit on
MDGs 2010 telah dirumuskan agenda pembangunan dunia pasca 2015. Hal ini diperkuat
dengan disepakatinya dokumen “The Future We Want” dalam UN Conference on Sustainable
Development 2012. Kedua hal ini menjadi pendorong utama penyusunan agenda pembangunan
pasca 2015 yang disepakati dalam Sidang Umum PBB pada September 2015, yaitu Agenda
2030 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs).
TPB/SDGs bertujuan untuk menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas
lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu
menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Beberapa agenda MDGs yang belum tercapai akan dilanjutkan dalam pelaksanaan pencapaian
SDGs hingga tahun 2030. SDGs merupakan penyempurnaan MDGs karena:
1. SDGs lebih komprehensif, disusun dengan melibatkan lebih banyak negara dengan
tujuan yang universal untuk negara maju dan berkembang.
2. Memperluas sumber pendanaan, selain bantuan negara maju juga sumber dari swasta.
3. Menekankan pada hak asasi manusia agar diskriminasi tidak terjadi dalam
penanggulangan kemiskinan dalam segala dimensinya.
4. Inklusif, secara spesifik menyasar kepada kelompok rentan (No one left behind).
5. Pelibatan seluruh pemangku kepentingan: pemerintah dan parlemen, filantropi dan
pelaku usaha, pakar dan akademisi, serta organisasi kemasyarakatan dan media.
6. MDGs hanya menargetkan pengurangan “setengah” sedangkan SDGs menargetkan
untuk menuntaskan seluruh tujuan (Zero Goals).
7. SDGs tidak hanya memuat Tujuan tapi juga Sarana Pelaksanaan (Means of
Implementation).
SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030.
Ada 4 SDGs yang fokus di bidang kesehatan yaitu:

1. Mengakhiri Kelaparan

Tujuan kedua SDGs yaitu mengakhiri kelaparan dengan mencapai ketahanan pangan dan
nutrisi yang lebih baik, dan mendukung pertanian berkelanjutan. Diharapkan tidak ada
lagi yang mengalami malnutrisi, gizi buruk, atau stunting di masyarakat.

TARGET

2.2. Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk malnutrisi, termasuk mencapai target
internasional 2025 untuk penurunan stunting danwasting pada balita dan mengatasi kebutuhan
gizi remaja perempuan, wanita hamil dan menyusui, serta lansia

2. Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan

Tujuan ketiga SDGs yaitu memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung
kesejahteraan bagi semua masyarakat di segala usia. Diharapkan tidak ada lagi kematian
ibu dan bayi karena penyebab yang bisa dicegah. Selain itu, diharapkan dapat
mengeliminasi TBC, AIDS, dan malaria pada tahun 2030.
TARGET
3.1 Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000
kelahiran hidup.
3.2 Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita yang dapat dicegah,
dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25 per 1000.
3.3 Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis yang
terabaikan, dan memerangi hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular lainnya.
3.4 Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini akibat penyakit tidak
menular, melalui pencegahan dan pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan.
3.5 Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat, termasuk penyalahgunaan
narkotika dan penggunaan alkohol yang membahayakan.
3.6 Pada tahun 2020, mengurangi hingga setengah jumlah kematian global dan cedera dari
kecelakaan lalu lintas.
3.7 Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan
reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.
3.8 Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses
terhadap pelayanan kesehatan dasar yang baik, dan akses terhadap obat- obatan dan vaksin
dasar yang aman, efektif, berkualitas, dan terjangkau bagi semua orang.
3.9 Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah kematian dan kesakitan akibat bahan
kimia berbahaya, serta  polusi dan kontaminasi udara, air, dan tanah.
3.a Memperkuat pelaksanaan the Framework Convention on Tobacco Control WHO di seluruh
negara sebagai langkah yang tepat.
3.b Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat penyakit menular dan tidak
menular yang terutama  berpengaruh terhadap negara berkembang, menyediakan akses
terhadap obat dan vaksin dasar yang terjangkau, sesuai the Doha Declaration tentang the
TRIPS Agreement and Public Health, yang menegaskan hak negara berkembang untuk
menggunakan secara penuh ketentuan dalam Kesepakatan atas Aspek-Aspek Perdagangan
dari Hak Kekayaan Intelektual terkait keleluasaan untuk melindungi kesehatan masyarakat, dan
khususnya, menyediakan akses obat bagi semua.
3.c Meningkatkan secara signifikan pembiayaan kesehatan dan rekrutmen, pengembangan,
pelatihan, dan retensi tenaga kesehatan di negara berkembang, khususnya negara kurang
berkembang, dan negara berkembang pulau kecil.
3.d Memperkuat kapasitas semua negara, khususnya negara berkembang tentang peringatan
dini, pengurangan risiko dan manajemen risiko kesehatan nasional dan global.
3. Kesetaraan Gender

Tujuan kelima SDGs yaitu mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua
perempuan dan anak perempuan. Diharapkan tidak ada lagi diskriminasi perempuan,
perkawinan anak, dan sunat perempuan.

TARGET
5.3. Menghilangkan segala bentuk praktik berbahaya, seperti pernikahan anak-anak, usia
dini dan terpaksa, sertasunat perempuan.

5.6.Menjaminakses semesta kepada kesehatan seksual dan reproduksi serta hak-hak


reproduksisebagaimana yangdisetujui, sesuai Programme of Action of the International
Conference on Population and Development serta BeijingPlatform for Action berikut
dokumen hasil konferensi kajiannya

4. Akses Air Bersih dan Sanitasi

Tujuan Keenam yaitu Memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang
berkelanjutan dan sanitasi bagi semua. Dengan begitu, diharapkan perusahaan dan
rumah tangga dapat membuang limbah dengan bijaksana sehingga tidak ada lagi polusi
air dan kelangkaan air bersih.

TARGET

6.1. Mencapai akses air minum aman yang universal dan merata

6.2 Mencapai akses sanitasi dan higiene yang cukup dan meratabagi semua orang
sertamengakhiri defekasi terbuka,memberiperhatian khusus pada kebutuhan perempuan
dan wanitaserta orang-orang yang berada pada situasirentan

Fokus dari seluruh target tersebut antara lain gizi masyarakat, sistem kesehatan
nasional, akses kesehatan dan reproduksi, Keluarga Berencana (KB), serta sanitasi dan
air bersih.

Program yang diusung untuk mewujudkan SDGs dalam bidang kesehatan adalah
Program Indonesia Sehat dengan 3 pilar yakni paradigma sehat, pelayanan kesehatan
dan jaminan kesehatan nasional.

 Paradigma sehat merupakan sebuah pendekatan yang mengedepankan konsep


promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan dan menempatkan
kesehatan sebagai input dari sebuah proses pembangunan.
 Pelayanan kesehatan yang dilakukan dan diarahkan untuk peningkatan Akses
dan mutu pelayanan. Dalam hal pelayanan kesehatan primer diarahkan untuk
upaya pelayanan promotif dan preventif, melalui pendekatan continuum of care
dan intervensi berbasis risiko kesehatan baik dalam tatanan tata kelola klinis,
tata kelola manajemen dan tata kelola program.
 Jaminan Kesehatan Nasional, negara bertekad untuk menjamin seluruh
penduduk dan warga negara asing yang tinggal di Indonesia dalam pelayanan
kesehatannya.

Peran Bidan Dalam Pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs)


Dalam mencapai SDGs, seorang bidan dapat berperan dalam pencapaian target ketiga dari
SDGs, yaitu kehidupan sehat dan sejahtera, khususnya terkait kesehatan ibu dan bayi. Masalah
kesehatan ibu dan bayi menjadi salah satu isu penting yang dihadapi Indonesia dalam dekade
ini. Angka kematian pada bayi memang mengalami penurunan, yaitu dari 68/1000 kelahiran
pada tahun 1991 menjadi 32/1000 pada tahun 2012. Meski demikian, dibandingkan dengan
jumlah pada tahun 2007, angka kematian ibu pada tahun 2012 justru menunjukkan peningkatan,
yaitu dari 228 menjadi 359 per 100.000 kelahiran.
Sebagai pelaksana dan pengelola bidan melaksanakan tugasnya sebagai pemberi asuhan
terutama asuhan kehamilan, saat persalinan, masa nifas dan asuhan pada bayi baru lahir serta
balita dan pemberian layanan keluarga Berencana. Dalam memberikan asuhannya, bidan
senantiasa melibatkan ibu dan keluarganya sebagai satu kesatuan, agar terbentuk lingkungan
keluarga yang sehat dan berdaya, menunjang pada kehidupan selanjutnya.
Bidan mengupayakan pemenuhan kebutuhan metode kontrasepsi sesuai dengan
kewenangannya. Penekanan saat ini mengharapkan bidan mampu untuk mengajak calon
peserta KB memilih metode kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti IUD dan Implant karena
metode-metode ini efektif mencegah kehamilan 99%.
Bidan sebagai peneliti menuntut kompetensi yang mumpuni untuk melakukan penelitian agar
hasilnya bisa dimanfaatkan sebagai landasan praktik berbasis bukti. Dalam kapasitas sebagai
peneliti, bidan Mengupayakan dan membuat sebuah peta jalan (road map) permasalahan
kesehatan masyarakat khususnya isu kesehatan ibu dan anak agar menjadi pijakan penelitian.
Road Map yang dibuat Harapannya akan berkontribusi terhadap pemecahan masalah yang ada
dalam indikator-indikator tujuan global

Peran seorang bidan mencakup fungsi dalam layanan kesehatan primer, layanan kesehatan
sekunder, layanan kesehatan tersier, serta fungsi promotif untuk menjaga kesehatan
masyarakat. Tenaga kerja bidan, dengan sistem kesehatan yang baik, dapat mendukung wanita
dan perempuan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, menyediakan pendampingan
di sepanjang kehamilan dan kelahiran, serta menyelamatkan nyawa bayi yang lahir terlalu awal.
Sumber
https://sdgs.bappenas.go.id
https://sdg.komnasham.go.id/sdg-content/uploads/2017/04/Tujuan-3.pdf
https://www.ugm.ac.id/id/berita/13022-bidan-berperan-dalam-pencapaian-target-sdgs
Fatiah Handayani. Penguatan Peran Bidan Dalam Pemberdayaan Perempuan Untuk
Mendukung Program Sustainable Development Goal’s. Jurnal Ilmiah Bidan, Vol.II, No.2, Hal 13-
18, 2017

Anda mungkin juga menyukai