Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN PROGRAM KINERJA

PUSKESMAS TULANGAN
KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO
PERIODE JANUARI - AGUSTUS 2014

Disusun oleh :

Ariya wiratama,S.ked

(08700066)

Lutfie Rizky F.,S.ked

(08700112)

M.Mardanu,S.ked

(08700116)

Rara Widya S.,S.ked

(08700173)

Riska Mustikawati,S.ked

(08700179)

Jeffry Caesar,S.ked

(09700347)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA

SURABAYA
2014

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DALAM RANGKA PENCAPAIAN PROGRAM
DI PUSKESMAS TULANGAN
JANUARI AGUSTUS 2014
KABUPATEN SIDOARJO

Tulangan, Oktober 2014


Menyetujui,
Kepala Puskesmas Tulangan

dr. Dina Mariana Manik


NIP.197005182000032001

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan LAPORAN PRAKTEK KERJA
LAPANGAN DALAM RANGKA PENCAPAIAN PROGRAM DI PUSKESMAS
TULANGAN JANUARI AGUSTUS 2014 KABUPATEN SIDOARJO.
Praktek kerja ini merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik dibidang Ilmu Kedokteran Komunitas yang dilaksanakan di
Puskesmas Tulangan Kabupaten Sidoarjo.
Dengan menyusun laporan ini, kami berharap dapat menambah
pengetahuan dan memperluas wawasan kami serta berfikir maju dan kritis dalam
menghadapi segala permasalahan yang ada di masyarakat, khususnya dalam
bidang kesehatan.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak yang
membantu terwujudnya laporan ini diantaranya :
1. Prof. Dr. dr. Sri Harmadji T, Sp.THT-KL (K) selaku Rektor Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya.
2. Prof. Dr. H. Djanggan Sargowo, dr. Sp.PD, Sp.JP, FIHA, FACC, FCAPC,
FESC, FASCC, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Wijaya Kusuma
Surabaya yang telah memberi kesempatan kepada penulis menuntut ilmu
di Fakultas Kedokteran Wijaya Kusuma Surabaya.
3. Prof. Didik Sarudji, sebagai pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan, serta dorongan dalam menyelesaikan penelitian ilmiah
ini.
4. dr. Sugiharto, MARS selaku Koordinator Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kedokteran Komunitas.
5. dr. Sukma Sahadewa,M.Kes selaku pembimbing Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kedokteran Komunitas.
6. dr. Dina Mariana Manik, selaku Kepala Puskesmas Tulangan Kabupaten
Sidoarjo.
7. dr. Yulita Dwi Astuti, selaku pembimbing Dokter Muda Puskesmas
Tulangan Kabupaten Sidoarjo.

8. Dokter, perawat dan bidan serta seluruh staf Puskesmas Tulangan yang
membantu kami dalam melaksanakan tugas praktek kerja lapangan ini.
9. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan
praktek kerja lapangan ini.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam laporan ini, sehingga kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan laporan
praktek kerja lapangan ini. Semoga laporan ini dapat member manfaat bagi yang
membutuhkan.

Tulangan, Oktober 2014

Penyusun

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Metodologi
C. Visi, Misi dan Motto Puskesmas
D. Pelaksanaan Kerja
E. Struktur Organisasi Puskesmas
F. Program Kerja
BAB II. Analisa Situasi Sumber Daya Kesehatan
A. Keadaan Geografi
B. Batas Wilayah
C. Pemerintahan
D. Kependudukan
E. Sosial Ekonomi
F. Sarana Kesehatan
G. Tenaga Kesehatan
H. Pembiayaan Kesehatan
BAB III. Program Puskesmas Tulangan
A. Program Wajib
1. Program Promosi Kesehatan Masyarakat
2. Program Kesehatan Lingkungan
3 Program Usaha Perbaikan Gizi
4 Program Kesehatan Ibu dan Anak
5 Program Pemberantasan Penyakit Menular
6 Program Pengobatan
BAB IV. Rumusan Masalah
BAB V. Prioritas Masalah
BAB VI. Pemecahan Masalah
BAB VII. Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka

I
II
IV
VI
7

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan suatu hal yang penting yang tidak terpisahkan
dengan kehidupan masyarakat, sehingga secara tidak langsung hal ini
memacu kepedulian pemerintah dan masyarakat akan pentingnya kesehatan.
Oleh sebab itu hal-hal yang menyangkut pembangunan kesehatan perlu
ditingkatkan diantaranya melalui peningkatan sarana-sarana kesehatan baik
dalam kualitas maupun kuantitasnya. Puskesmas merupakan salah satu sarana
kesehatan yang disponsori oleh pemerintah, dimana jumlahnya yang banyak

telah menjangkau seluruh nusantara sehingga dapat dinikmati oleh seluruh


bangsa Indonesia.
Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals
atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil
kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa
delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah
tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015.
Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia
yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta
ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan
September 2000 tersebut. Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan
Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi
Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan
komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam
Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk
pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penandatanganan deklarasi ini
merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi
lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin
semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan
kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian
anak balita hingga 2/3, dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang
tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.
Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000
menyetujui agar semua negara:
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan

Pendapatan populasi dunia sehari $10000.

Menurunkan angka kemiskinan.

2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua

Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.

3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender


dalam pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005
dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015.

4. Menurunkan angka kematian anak

Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat kematian
anak-anak usia di bawah 5 tahun.

5. Meningkatkan kesehatan ibu

Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu
dalam proses melahirkan.

6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya

Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai pencegahan


penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.

7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup

Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan


dalam kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi
hilangnya sumber daya lingkungan.

Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari


jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat.

Pada

tahun

2020

mendatang

diharapkan

dapat

mencapai

pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya


100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh.
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem


keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada
diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang baik,
pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional
dan internasional.

Membantu

kebutuhan-kebutuhan

khusus

negara-negara

kurang

berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan


kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif dan
-kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan hutang

untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang


bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk
negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.

Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah


utang negara-negara berkembang.

Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan


masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan internasional
untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam jangka
panjang.

Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum


muda.

Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan akses


obat penting yang terjangkau dalam negara berkembang

Dalam

kerjasama

dengan

pihak

swasta,

membangun

adanya

penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama


teknologi informasi dan komunikasi.
Setiap negara yang berkomitmen dan menandatangani perjanjian
diharapkan membuat laporan MDGs. Pemerintah Indonesia melaksanakannya
dibawah koordinasi Bappenas dibantu dengan Kelompok Kerja PBB dan
telah menyelesaikan laporan MDG pertamanya yang ditulis dalam bahasa
Indonesia dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk
menunjukkan rasa kepemilikan pemerintah Indonesia atas laporan tersebut.
Tujuan Pembangunan Milenium ini menjabarkan upaya awal pemerintah
untuk menginventarisasi situasi pembangunan manusia yang terkait dengan
pencapaian tujuan MDGs, mengukur, dan menganalisa kemajuan seiring
dengan upaya menjadikan pencapaian-pencapaian ini menjadi kenyataan,
sekaligus mengidenifikasi dan meninjau kembali kebijakan-kebijakan dan
program-program pemerintah yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuantujuan ini. Dengan tujuan utama mengurangi jumlah orang dengan
pendapatan dibawah upah minimum regional antara tahun 1990 dan 2015,
Laporan ini menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam jalur untuk

mencapai tujuan tersebut. Namun, pencapaiannya lintas provinsi tidak


seimbang.
Kini MDGs telah menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia,
mulai dari tahap perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) hingga pelaksanaannya. Walaupun
mengalamai kendala, namun pemerintah memiliki komitmen untuk mencapai
tujuan-tujuan ini dan dibutuhkan kerja keras serta kerjasama dengan seluruh
pihak, termasuk masyarakat madani, pihak swasta, dan lembaga donor.
Pencapaian MDGs di Indonesia akan dijadikan dasar untuk perjanjian
kerjasama dan implementasinya di masa depan. Hal ini termasuk kampanye
untuk perjanjian tukar guling hutang untuk negara berkembang sejalan
dengan Deklarasi Jakarta mengenai MDGs di daerah Asia dan Pasifik.
Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan
(supply side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut
(demand side) di setiap wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan
sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun dalam bentuk material.
Dalam definisi yang lebih luas lagi, sistem kesehatan mencakup sektorsektor lain seperti pertanian dan lainnya. WHO mendefinisikan sistem
kesehatan sebagai berikut: Health system is defined as all activities whose
primary purpose is to promote, restore or maintain health. Formal Health
services, including the professional delivery of personal medical attention,
are clearly within these boundaries. So are actions by traditional healers, and
all use of medication, whether prescribed by provider or no, such traditional
public health activities as health promotion and disease prevention, and other
health enhancing intervention like road and environmental safety
improvement, specific health-related education, are also part of the system.
Pengembangan sistem kesehatan di Indonesia telah dimulai sejak tahun
1982 ketika Departemen Kesehatan menyusun dokumen sistem kesehatan di
Indonesia. Kemudian Departemen Kesehatan RI pada tahun 2004 ini telah
melakukan suatu penyesuaian terhadap SKN 1982. Didalam dokumen
dikatakan bahwa Sistem Kesehatan Nasional (SKN ) didefinisikan sebagai
suatu tatanan yang menghimpun upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan

10

saling mendukung , guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya


sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan
UUD 1945. Dalam dokumen SKN tersebut dikatakan pula bahwa untuk
menjamin

keberhasilan

pembangunan

kesehatan

di

daerah

perlu

dikembangkan Sistem Kesehatan daerah (SKD) dalam kaitan ini kedudukan


SKN merupakan supra sistem dari SKD. SKD terdiri dari Sistem Kesehatan
Propinsi (SKP) dan Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota (SKK).
SKN itu sendiri terdiri dari enam subsistem yaitu:
1. Upaya kesehatan
2. Pembiayaan kesehatan
3. Sumberdaya Manusia kesehatan
4. Obat dan perbekalan kesehatan
5. Pemberdayaan masyarakat
6. Manajemen kesehatan
Salah satu jajaran kesehatan adalah Puskesmas yang merupakan unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab
terhadap penyelengara pembangunan suatu daerah. Di dalam menjalankan
peranan sebagai Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Kabupaten atau Kota
(UPTD), Puskesmas berperan penting dalam penyelenggaraan sebagian dari
tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten kota dan merupakan Unit
Pelaksana Tingkat Pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia. Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan
oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemauan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan masyarakat
yang optimal. Kecamatan merupakan wilayah standar kerja Puskesmas dalam
skala nasional. Tetapi apabila di suatu kecamatan terdapat lebih dari satu
puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas,
dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).
Masing-masing Puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab
langsung kepada dinas kesehatan kabupaten atau kota. Pelayanan kesehatan
yang diberikan di puskesmas ialah meliputi : preventif (pencegahan

11

kesehatan), promotif (peningkatan kesehatan), kuratif (pengobatan), dan


rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Sebagai calon dokter-dokter puskesmas di masa mendatang, penulis
selaku dokter muda membutuhkan bekal pengalaman yang berharga dengan
cara berperan aktif dalam segala kegiatan puskesmas maupun berupaya
mencari solusi dalam berbagai permasalahan yang ada di puskesmas
Tulangan.
B. Tujuan dan Metodologi
1.

Tujuan Umum
Menyiapkan dokter muda untuk menjadi dokter yang mampu
melaksanakan dan mengembangkan usaha-usaha kesehatan melalui
puskesmas sebagai pos terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan.

2.

Tujuan Khusus
a.

Memahami struktur organisasi dan tugas pokok puskesmas.

b.

Memahami daerah kerja puskesmas.

c.

Memahami pelaksanaan tugas masing-masing bagian Puskesmas.

d.

Memahami sumber daya yang ada di puskesmas.

e.

Memahami cara pengumpulan, pengolahan, analisa data dan


menginterpretasikan data sehingga mampu merumuskan masalah
kesehatan.

f.

Memahami cara penyelesaian masalah pelaksanaan program


kesehatan.

g.

Mampu menginterpretasikan hambatan-hambatan dalam setiap


upaya penyelesaian masalah kesehatan.

h.
3.

Memahami keterkaitan dari sektor lain.

Metodologi
a. Mengikuti dan mengamati secara langsung kegiatan-kegiatan di
Puskesmas Tulangan.
b. Mencatat data-data yang diperlukan secara langsung kegiatankegiatan di Puskesmas Tulangan.
c. Mengikuti kegiatan di lapangan.

12

C. Visi dan Misi


Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat puskesmas
Tulangan mengacu pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo yang telah
memprioritaskan

program

pembangunan

dalam

mewujudkan

tujuan

pembangunan milenium (MDGS) 2015 yaitu:


1.
2.
3.
4.
5.

Membrantas Kemiskinan dan Kelaparan


Menurunkan angka kematian anak
Meningkatkan kesehatan ibu
Mengendalikan penyakit HIV/AIDS, malaria, dan TB
Menjamin kelestarian lingkungan hidup
Adapun pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas

Tulangan Mengarah pada Visi dan Misi sebagai berikut:


1. Visi
Mewujudkan Masyarakat wilayah Puskesmas Tulangan Sehat dan Mandiri
2. Misi
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan Mningkatkan derajat Kesehatan Masyarakat.

D. Pelaksanaan Kerja
Kegiatan kepaniteraan klinik ilmu kesehatan masyarakat di Puskesmas
Tulangan telah dilaksanakan sejak tanggal

29 September 2014 s.d. 23

Oktober 2014 , setiap hari kerja. Dengan berbagai kegiatan yang meliputi :
1.

Mengikuti

serta

mengamati

secara

langsung

kegiatan-kegiatan

Puskesmas dalam pelaksanaan usaha-usaha kegiatan pokok di Puskesmas


Tulangan.
2.

Mengumpulkan dan menganalisa data dari berbagai sumber tentang


pelaksanaan program di Puskesmas Tulangan.

3.

Diskusi langsung dengan dokter kepala puskesmas dan penanggung


jawab kepala program.

4.

Terlibat secara langsung dalam kegiatan/pelaksanaan program di


lapangan.

E. Struktur Organisasi Puskesmas


Gambar 1.1 Struktur Organisasi Puskesmas Tulangan
13

F.

Program Kerja
Program kerja yang ada di Puskesmas Tulangan meliputi Program Pokok
dan Program Pengembangan. Program pokok Puskesmas Tulangan meliputi :
1. Promosi kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat
2. Kesehatan lingkungan
3. Upaya perbaikan gizi
4. Kesehatan ibu dan anak termasuk Keluarga Berencana
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6. Pengobatan.
Sedangkan program pengembangan Puskesmas Tulangan meliputi :
1. Upaya kesehatan usia lanjut.
2. Upaya kesehatan mata atau pencegahan kebutaan.
3. Upaya kesehatan telinga/ pencegahan gangguan pendengaran.
4. Kesehatan jiwa.
5. Kesehatan olah raga.

14

6. Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi.


7. Perawatan kesehatan masyarakat.
8. Bina kesehatan tradisional
9. Bina Kesehatan kerja.
10. Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS
11. Pengembangan UKBM
12. Program gizi.

15

BAB II
ANALISA SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A.

Keadaan Geografi
Wilayah UPTD puskesmas Tulangan merupakan sebagaian dari wilayah kecamatan
Tulangan yang merupakan dataran rendah 4 M di atas permukaan laut yang
mengandalkan hasil pertanian berupa padi, sayuran dan tebu.

B.

Batas Wilayah
Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Tulangan ditentukan sebagai berikut :

C.

- Sebelah Utara

: Kecamatan Wonoayu

- Sebelah Timur

: Kecamatan Tanggulangin dan Kecamatan Candi

- Sebelah Selatan

: Kecamatan Krembung

- Sebelah Barat

: Kecamatan Prambon

Pemerintahan
Wilayah kerja Puskesmas Tulangan merupakan salah satu puskesmas yang berada di
Kecamatan Tulangan kabupaten Sidoarjo, dengan luas wilayah 1.563,240 Ha yang
secara administrtif terbagi dalam 12 (dua belas) desa , antara lain :

D.

Desa Tulangan

Desa Kemantren

Desa Medalem

Desa Singopadu

Desa Kajeksan

Desa Grinting

Desa Modong

Desa Kepuh Kemiri

Desa Grabagan

Desa Kepunten

Desa Grogol

Desa Sudimoro

Kependudukan
Setiap individu dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab dalam upaya
meningkatkan

derajat

kesehatan

perorangan,

keluarga,

masyarakat

beserta

lingkungannya.
16

Data kependudukan sangat bermakna, karena masyarakat menjadi titik sentral dalam
pembangunan kesehatan
a) Kepadatan Penduduk
Data tentang kepadatan penduduk memegang peranan yang sangat penting untuk
menentukan target pencapaian program kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas.
Dalam penyusunan Profil Kesehatan ini Puskesmas Tulangan menggunakan sumber
data kependudukan Proyeksi Supas. Berdasar Proyeksi Supas tahun 2013 adalah
sebesar 51.036 jiwa, dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 25.592 jiwa, jenis kelamin
perempuan sebesar 25.444 jiwa. Namun mengingat wilayah kerja Puskesmas
Tulangan adalah wilayah urban, hal ini mengakibatkan beberapa target pencapaian
program kesehatan dibawah target yang ditetapkan. Dari seluruh desa yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Tulangan, desa dengan angka kepadatan penduduk terendah
adalah Desa Kajeksan yaitu 2.358 jiwa, sedangkan desa dengan kepadatan penduduk
tertinggi adalah Desa Kemantren yaitu 6.970 jiwa. sedangkan rasio beban tanggungan
mencapai 26,04
b) Distribusi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Data tentang distribusi penduduk bermanfaat untuk mengetahui jumlah penduduk usia
produktif dan non produktif sehingga bisa diketahui besar angka Dependency Ratio.
Grafik 1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Wilayah Puskesmas Tulangan Tahun 2013

17

E.

Sarana Kesehatan
Dalam upaya penyembuhan maupun peningkatan pelayanan kesehatan,
pengadaan obat-obatan yang memadai sangatlah dibutuhkan. Dengan makin
mahalnya obat-obatan di pasaran maka pengadaan obat generik akan sangat
membantu masyarakat dalam memperoleh obat sesuai dengan penyakitnya.
Untuk menunjang pelayanan kesehatan yang paripurna pada masyarakat, maka
perlu juga di dukung oleh sarana kesehatan yang tersedia. Sarana kesehatan yang ada
di wilayah Puskesmas Tulangan meliputi rumah sakit swasta ,Puskesmas Keliling, 2
Puskesmas Pembantu, 9 buah Polindes. Di setiap desa juga sudah terbentuk Poskesdes
dan Posyandu yang berada di setiap RW dan desa. Disamping itu pihak swata pun
juga turut berperan mendukung dalam membantu memberikan pelayanan kesehatan
pada masyarakat yaitu dengan adanya Rumah Bersalin, BP/Poliklinik, praktek dokter,
dan apotek.
Dalam memberikan

pelayanan kesehatan yang maksimal, puskesmas

Tulangan dilengkapi dengan pemeriksaan penunjang yaitu laboratorium kesehatan,


disamping ada juga laboratorium swasta dan poli spesialis yang dimiliki oleh rumah
sakit swasta. Dengan adanya fasilitas ini diharapkan dapat mempermudah dan
mempercepat pelayanan kesehatan.
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat
(UKBM). Tingkat perkembangan posyandu di wilayah puskesmas Tulangan
menunjukkan bahwa dari 55 posyandu yang ada terdapat , 8 posyandu madya dan 47
posyandu purnama. UKBM selain posyandu adalah desa siaga. Di wilayah puskesmas
Tulangan ada 12 desa siaga yang semuanya aktif, 12 poskesdes dan 55 posyandu.
F.

Tenaga Kesehatan
Permasalahan yang sering dihadapi oleh puskesmas adalah ketersediaan sumber daya
tenaga kesehatan yang kurang mencukupi sehingga tidak sesuai dengan beban
puskesmas yang cukup berat. Ketersediaan sumber daya tenaga kesehatan Puskesmas
Tulangan akan diuraikan secara jelas di bawah ini.

18

NO

TENAGA KESEHATAN

JUMLAH
(Orang)

Dokter

Dokter Gigi

Perawat Gigi ( DIII )

Bidan ( DIII )

13

Bidan

Perawat ( DIII )

Ahli Gizi ( DIII )

Sanitarian ( DIII )

Asisten Apoteker

10

Analis Laboratorium/Medis

11

Ka Sub Bag.TU

12

Perakarya kesehatan

13

Administrasi Umum

14

Penjaga Kantor

15

Tenaga kontrak Pemda

JUMLAH

37
Tabel 2.1

Jumlah Tenaga Kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tulangan


G.

Pembiayaan Kesehatan
UPTD Puskesmas Tulangan mendapat Anggaran pelaksanaan kegiatan
dan pembangunan kesehatan didapatkan dari beberapa sumber, sebagai berikut :
1. APBD II :
a. Peningkatan/Operasional

Rp. 80.288.800

b. Penyediaan dan pemeliharaan

Rp. 276.400.000

2. JAMKESDA

Rp 26.257.500

3. JAMKESMAS

Rp 33.803.000

4. JAMPERSAL

Rp 2.000.000

5. ASKES

Rp 12.296.000
19

6. Bantuan Operasional kesehatan (BOK)

Rp 56.000.000

BAB III
20

PROGRAM PUSKESMAS
A. PROGRAM WAJIB
1. Program Promosi Kesehatan Masyarakat
Definisi
Gabungan kegiatan dan kesempatan yang dilandaskan prinsip-prinsip belajar yang
mencapai suatu keadaan, dimana individu-individu kelompok/masyarakat. Secara
keseluruhan ingin hidup sehat tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa
dilakukan secara perorangan maupun kelompok dan pertolongan bila perlu.
Tujuan
a. Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menuju kualitas hidup.
b. Khusus

Meningkatkan pengertian masalah kesehatan terutama masalah gizi,


kesehatan lingkungan, immunisasi, KB dan pemberantasan penyakit
menular dengan harapan untuk memperoleh dukungan dari semua pihak
melalui komunikasi dan informasi kesehatan.

Pengembangan kemampuan petugas dibidang komunikasi serta pembinaan


peran aktif dari masyarakat.

Kerjasama lintas sektor program dan lintas dalam rangka mendukung


program kesehatan.

Target dan pencapaian


a. Sasaran
a)

Masyarakat di wilayah kerja puskesmas Tulangan.

b)

Rumah tangga.

c)

Institusi kesehatan.

d)

Tempat-tempat umum

e)

Tempat-tempat kerja

b. Target
Frekuensi penyuluhan kelompok oleh petugas kesehatan di Puskesmas
Tulangan Bulan Januari-Agustus 2014 = 92,37% dari sasaran yang dikaji
1) Penyuluhan kelompok dan umum di dalam dan di luar Puskesmas
2) Peran serta masyarakat :
21

a. Pengembangan posyandu oleh tenaga kesehatan (minimal 12x)


b. Pembinaan dan hubungan teknis.

Kader

Pengobatan tradisional

c. Pembinaan lintas sektoral


Strategi Promosi Kesehatan di Puskesmas
1.

Penyuluhan kesehatan merupakan bagian integral dari program


kesehatan dan berfungsi sebagai keterbatasan program-program tersebut.

2.

Peningkatan perilaku penduduk dalam membina hidup sehat juga


diarahkan untuk meningkatkan peran sertanya mewujudkan masyarakat yang
mandiri dalam membina derajat kesehatan yang di bidang kesehatan wilayah.

3.

Puskesmas di wujudkan sebagai pusat pengembangan dan pembinaan


kesadaran dan peran serta masyarakat di bidang kesehatan di wilayahnya.

4.

Sikap mental petugas kesehatan, terutama petugas kesehatan


masyarakat akan dikembangkan dan dibina ke arah sikap mental yang partisipatif
dan lebih berorientasi pada aspek pencegahan dan peningkatan.

5.

Peningkatan penyuluhan kesehatan dan lembaga pendidikan dasar,


pemerintah dan swasta, agar kesadaran dan perilaku hidup sehat dapat di
tumbuhkan dan dibudidayakan sedini mungkin.

Teknik dan Penyuluhan Metode Kesehatan Masyarakat


1. Metode
Pengertian sederhana disebut metode dan penyuluhan kesehatan adalah
cara untuk melaksanakan penyuluhan tersebut kepada masyarakat.
2. Teknik
Telah segala upaya tertentu agar cara yang dilaksanakan dapat terwujud
secara baik dan sempurna.
3. Alat peraga

Papan tulis
Buku
OHP Slide
Buku
Poster

Modul
Booklef
Leaflet
Slide
Video film
22

Program promosi kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas Tulangan


adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Desa Siaga
2. Pemberdayaan Masyarakat dalam PHBS
3. Pengembangan Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM)
4. Penyuluhan Napza
Definisi Operasional
A. Pengembangan Desa Siaga
1. Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan,
bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.
2. Desa Siaga Aktif adalah desa atau kelurahan yang penduduknya dapat
mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan
pelayanan setiap hari melalui Poskesdes atau Sarkes yang ada di wilayah
tersebut seperti Pustu, Puskesmas, dll serta penduduknya mengembangkan
UKBM dan melaksanakan surveillance berbasis masyarakat, kedaruratan
kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan
sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
B. Pemberdayaan Masyarakat dalam PHBS
1. Pengkajian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tatanan Rumah
Tangga
a) Rumah Tangga dikaji adalah 20% dari jumlah KK se wilayah kerja
Puskesmas di wilayah kerjanya selama periode Januari s/d
Desember tahun sebelumnya, Sasaran pengkajian adalah seluruh
KK yang ada di wilayah desa/kelurahan setempat, sejumlah hasil
perkalian dimaksud yang dipilih secara random.
b) Rumah Tangga Sehat adalah jumlah rumah tangga yang memenuhi
10 indikator PHBS sebagai berikut :
- Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
- Memberi bayi ASI ekslusif
- Menimbang bayi dan anak balita
- Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
- Menggunakan air bersih
- Menggunakan jamban sehat
- Rumah bebas jentik
23

Makan sayur dan buah setiap hari


Tidak merokok di dalam rumah
Aktifitas fisik

2. Intervensi dan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


a. Kelompok Rumah tangga adalah jumlah kelompok rumah tangga yang
telah diintervensi baik dengan penyuluhan dan atau bentuk intervensi
lain (dengan metode apapun) oleh petugas Puskesmas di wilayah
kerjanya pada periode Januari s/d Desember di Posyandu
b. Institusi Pendidikan adalah jumlah institusi Pendidikan yang telah
diintervasi baik dengan penyuluhan dan atau bentuk intervensilainnya
oleh petugas puskesmas di wilayah kerjanya pada periode Januari s/d
Desember
c. Institusi Sarana Kesehatan adalah jumlah institusi kesehatan yang telah
diintervensi baik dengan penyuluhan dan atau bentuk intervensi
lainnya oleh petugas puskesmas di wilayah ekerjanya pada periode
Januari s/d Desember
d. Institusi TTU adalah jumlah TTU yang telah diintervensi baik dengan
penyuluhan atau bentuk intervensi lainnya oleh petugas Puskesmas di
wilayah kerjanya pada periode Januari s/d Desember
e. Institusi tempat kerja adalah jumlah tempat kerja yang telah
diintervensi baik dengan penyuluhan atau bentuk intervensi lainnya
oleh petugas Puskesmas di wilayah kerjanya pada periode Januari s/d
Desember
f. Institusi Pondok Pesantren adalah jumlah pondok pesantren yang telah
diintervensi baik dengan penyuluhan atau bentuk intervensi lainnya
oleh petugas Puskesmas di wilayah kerjanya pada periode Januari s/d
Desember
C. Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
a. Jumlah Posyandu adalah jumlah posyandu yang ada di wilayah kerja
puskesmas selama periode Januari s/d Desember.
b. Posyandu Pratama adalah posyandu dengan

nilai

tingkat

perkembangannya <50 di wilayah kerja Puskesmas selama periode


Januari s/d Desember
c. Posyandu Madya adalah posyandu dengan nilai tingkat perkembangannya
50-69 di wilayah kerja Puskesmas selama periode Januari s/d Desember

24

d. Posyandu

Purnama

adalah

posyandu

dengan

nilai

tingkat

perkembangannya 70-89 di wilayah kerja Puskesmas selama periode


Januari s/d Desember
e. Posyandu Mandiri

adalah

posyandu

dengan

nilai

tingkat

perkembangannya 90-100 di wilayah kerja Puskesmas selama periode


Januari s/d Desember
f. Posyandu Purnama Mandiri adalah posyandu purnama dan Mandiri di
wilayah kerja Puskesmas selama periode Januari s/d Desember
D. Penyuluhan Napza
adalah semua usaha secara sadar dan berencana yang dilakukan untuk
memperbaiki perilaku manusia sesuai prinsip2 pendidikan yakni pada tingkat
sebelum seseorang menggunakan NAPZA pada kelompok potensial (generasi
muda, tokoh masyarakat, kader dll) yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
tertentu di wilayah kerjanya selama periode Januari s/d Desember
2. PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan yang dilakukan di Indonesia pada hakekatnya
menyelenggarakan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia agar mempunyai kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Pembangunan kesehatan masyarakat tidak dapat dipisahkan dengan kesehatan
lingkungan itu sendiri, salah satu upaya dalam meningkatkan derajat kesehatan yang
dinamis serta membangkitkan dan memupuk swadaya masyarakat dalam upaya
penyehatan lingkungan.
Salah satu langkah meningkatkan kesehatan lingkungan adalah dengan
meningkatkan kesehatan lingkungan dengan membangun sarana yang diperlukan dan
peningkatan pemanfaatan serta pemeliharaan sarana yang ada.
Pembangunan kesehatan lingkungan pada hakekatnya dapat dibagi menjadi
beberapa kelompok, antara lain :
1.

Penyehatan air

2.

Pembuangan kotoran

3.

Penyehatan makanan minuman

4.

Penyehatan tempat-tempat umum

5.

Penyehatan pembuangan sampah


25

Dari gambaran tersebut terlihat bahwa penyehatan lingkungan sangatlah penting


dalam rangka menciptakan kesadaran masyarakat agar senantiasa dapat melaksanakan
cara hidup yang sehat bagi dirinya dan masyarakat. Kegiatan Program Penyehatan
Lingkungan Puskesmas Tulangan Tahun 2014:
1.

Penyehatan air

2.

Penyehatan makanan dan minuman

3.

Penyehatan perumahan dan sanitasi dasar

4.

Pembinaan tempat-tempat umum

5.

Klinik sanitasi

6.

Sanitasi lokal berbasis masyarakat (STBM) pemberdayaan masyarakat

Definisi Operasional
1. Penyehatan Air :
a. Pengawasan Sarana Air Bersih (SAB) adalah kegiatan yang bersifat
monitoring ( Inspeksi Sanitasi/IS ) terhadap Sarana Air Bersih ( SAB ) yang
ada di wilayah kerja Puskesmas.
Yang termasuk SAB antara lain : PDAM, perpipaan, sumur pompa, sumur
gali, Perlindungan Mata Air (PMA), Penampungan Air Hujan (PAH).
b. Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki akses terhadap SAB adalah
Jumlah KK yang memiliki akses terhadap SAB di wilayah kerjanya. Akses
disini tidak harus memiliki SAB sendiri, bisa dari SAB umum, kerabat dekat,
tetangga dll.
2. Penyehatan Makanan dan Minuman
a. Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) :
Kegiatan yang bersifat monitoring (inspeksi sanitasi) Tempat Pengelolaan
Makanan (TPM) yang ada di wilayah puskesmas sekaligus memberikan
pembinaan terhadap penanggung jawab/pengelola. Petugas maupun penjamah
makanan. (TPM antara lain : restoran, rumah makan, depot, jasa boga, dll).
b. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan
Jumlah TPM yang baik dari segi fisik maupun perilaku petugas cukup bersih
aman dan tidak berpotensi menimbulkan kontaminasi atau dampak negatif
kesehatan lainnya.
3. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar
a. Pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar :

26

Kegiatan monitoring (inspeksi sanitasi) rumah beserta sarana sanitasi dasarnya


di wilayah kerja puskesmas sekaligus memberikan pembinaan terhadap
penghuninya. Yang termasuk sanitasi dasar antara lain : sarana air bersih,
jamban, sarana pembuangan sampah, sarana pengelolaan air limbah.
b. Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki akses terhadap sanitasi dasar
Jumlah KK yang memiliki akses terhadap sarana sanitasi dasar (kunjungan
rumah yang memenuhi syarat).
4. Pembinaan Tempat-Tempat Umum (TTU)
a. Pembinaan sarana tempat-tempat umum adalah kegiatan monitoring ( Inspeksi
Sanitasi/IS ) terhadap Tempat Tempat Umum (TTU) di wilayah kerja
Puskesmas sekaligus memberikan pembinaan ( masukan, sarana, rekomendasi
teknis dll ) terhadap penanggung jawab dan petugasnya. Termasuk TTU disini
adalah diprioritaskan terhadap TTU yang sangat dibutuhkan oleh banyak
masyarakat serta memiliki potensi dampak yang besar terhadap kesehatan
masyarakat, seperti misalnya : pondok pesantren, Sekolah ( SD, SLTP, SLTA
negeri dan swasta ), Rumah Sakit, Hotel, Pasar, Tempat Wisata ( termasuk
disini kolam renang atau pemandian umum ), terminal, stasiun pelabuhan,
masjid, gereja.
b. Tempat-Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan :
Jumlah TTU yang baik dari segi fisik dan perilaku petugas cukup bersih,
aman, dan tidak berpotensi menimbulkan kontaminasi atau dampak negatif
kesehatan lainnya.
5. Klinik Sanitasi
a. Klinik sanitasi adalah kegiatan pemberian konseling dan tindak lanjut ( misal
kunjungan rumah dll ) terhadap klien guna menganalisa sebab sebab
terjadinya penyakit serta upaya pemecahannya.
b. Jumlah klien yang sudah mendapat intervensi/tindak lanjut yang diperlukan
adalah Jumlah klien pada klinik sanitasi yang mendapat intervensi atau tindak
lanjut yang benar-benar diperlukan.
6. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) = Pemberdayaan Masyarakat
a. Pemberdayaan masyarakat agar tidak buang air besar di sembarang tempat
dalam rangka menuju ODF ( Open Defecation Free) :
27

Adalah kegiatan pemberdayaan terhadap masyarakat di suatu komunitas agar


tidak BAB sembarangan dengan berbagai teknik yang bisa dipakai. Kegiatan
ini dalam rangka menuju Open Defecation Free (ODF) yaitu masyarakat sudah
tidak bisa BAB di sembarang tempat/kegiatan dapat berkolaborasi dengan
petugas/program Promkes.
b. Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan pemberdayaan terhadap masyarakat agar membiasakan diri cuci
tangan dengan sabun setelah atau sesudah melakukan aktifitas yang berpotensi
menjadi kontaminasi, pengelolaan air minum dan makanan yang sehat, aman
dan higienis, pengelolaan sampah yang benar, pengelolaan limbah cair rumah
tangga yang benar. Kegiatan dapat berkolaborasi dengan petugas / Promkes.
3. PROGRAM USAHA PERBAIKAN GIZI
1. Definisi
Program gizi adalah usaha pokok kesehatan yang ditunjuk untuk mencegah dan
menanggulangi masalah gizi pokok yang ada di Indonesia dengan jalan menurunkan
jumlah penderita kurang gizi serta untuk meningkatkan status gizi masyarakat secara
keseluruhan.
2.

Tujuan
a. Tujuan Umum:
1)Meningkatkan status gizi balita dimana sasaran melalui kegiatan posyandu,
pelayanan di puskesmas-puskesmas pembantu maupun pos kesehatan.
2)Meningkatkan peran serta PKK agar ikut mendukung peran serta aktif dari ibuibu kader posyandu maupun dari tokoh masyarakat dalam pelaksanaan
posyandu.
3)Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektoral maupun lintas program.
b. Tujuan Khusus:
1.1. Menurunkan penderita KEP dan GAKI
1.2. Menurunkan penderita anemia dan gizi pada ibu hamil dan bumil KEK
1.3. Menurunkan penderita kekurangan vitamin A
1.4. Menurunkan penderita penyakit degeneratif

3. Target dan Capaian


a. Sasaran
1. Balita
28

2. Ibu menyusui
3. Ibu hamil
4. Penderita dari Balai Pengobatan (penyakit degeneratif)
5. Pelacakan gizi buruk
b. Kegiatan Gizi
1. Dalam gedung
1.1 Pojok gizi
1.1 Pelayanan gizi
1.2.1 Penyuluhan dan konsultasi gizi
1.2.2 Penyediaan makan
2. Luar gedung
1.1 Kegiatan posyandu
1.2 Pemberian paket pertolongan gizi
1.3 Penyuluhan kelompok
1.4 Pemantauan status gizi
1.5 Pelacakan gizi buruk
c.

Pelaksanaan Pojok Gizi


1. Kegiatan Pojok Gizi
1.1 Tenaga 1 orang D3 gizi
1.2 Diawali dengan pengenalan program kesemua staf Puskesmas dengan
materi yang sama pada saat pelatihan gizi se-Kabupaten.
2. Bentuk Kegiatan Pojok Gizi
2.1 Penyuluhan perorangan di ruang gizi
2.2 Konsultasi gizi di ruang rawat inap.
2.3 Penyuluhan kelompok pada posyandu lansia
3. Sasaran program pojok gizi
3.1 Bayi dan balita KEP.
3.2 Bumil resiko tinggi.
3.3 Penderita DM, hipertensi, obesitas, KP, thypoid, hiperkolesterol,
hiperuricemia.
4. Metode pelaksanaan
4.1 Waktu : Setiap hari sesuai dengan jam kerja puskesmas

d. Sarana
1. Ruang gizi
29

2. Peralatan yang digunakan


2.1 Leaflet DM
2.2 Satu set food model
2.3 Macam-macam buku bantuan yaitu buku kunjungan bayi / balita,
buku kunjungan penderita dewasa dan buku kunjungan ibu hamil.
3. Pelaksanaan
3.1 1 orang D3 gizi.
4. Metode
4.1 Wawancara, observasi (ruang gizi dan posyandu)
4.2 Pengamatan langsung di lapangan
4.3 Evaluasi dengan monitor perkembangannya BB, keadaan fisik, data
laboratorium dan data klinis.
4.4 Dana swadaya puskesmas dan program
4.5 Kasus yang ditangani dalam ruang gizi adalah adalah kasus yang telah
ditegakkan diagnosanya oleh para dokter, perawat dan bidan antara lain :
a. bumil resti : skor diatas 6
b. DM : tes gula darah puasa diatas 140
c. TB paru : TB dengan gejala klinik BTA positif
d. lansia : usia > 55 tahun dengan kasus DM hipertensi
e. Hipertensi : TD > 130/90 mmHg
e. Potensi yang mendukung untuk mengembangkan pokok gizi di Puskesmas
1. Kebijakan dari kepala puskesmas.
2. Tersedia sarana dan prasarana dari swadaya puskesmas meskipun masih kurang.
3. Adanya tenaga profesional dan bidan yang memantau memonitoring sasaran.
4. Keberadaan polindes, sehingga membantu memonitoring sasaran.
Definisi Operasional
Upaya Perbaikan Gizi
1. Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 2 kali per tahun adalah
Jumlah bayi ( 6 11 ) mendapat kapsul vit A biru ( 100.000 IU ) satu kali dan
jumlah anak balita ( 12 59 bln ) mendapat kapsul vitamin A merah ( 200.000
IU ) 2 x pertahun .
2. Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil adalah Jumlah ibu hamil yang
selama kehamilannya mendapat tablet besi tambah darah sebanyak 90 tablet.

30

3. Remaja putrid

/ Catin dapat tablet Fe: jumlah remaja putri / catin yang

mendapat tablet Fe
4. Bumil KEK adalah Jumlah Bumil KEK yang ditemukan dengan ukuran LILA <
23,5 cm.
Penanganan Gangguan Gizi
1. Balita gizi buruk mendapat perawatan adalah Jumlah balita Gizi buruk yang
ditemukan mendapat perawatan sesuai standart tatalaksana gizi buruk.
2. MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan adalah Jumlah Balita usia 6 24 bulan
yang mendapat PMT pemulihan selama 90 hari.
3. Pemberian PMT Pemulihan Balita Gizi buruk adalah Jumlah Balita Gizi
buruk yang mendapat PMT Pemulihan selama 90 hari.
4. Balita bawah garis merah adalah Jumlah balita yang ditimbang setiap bulan
dimana berat badanya berada dibawah garis merah pada KMS.
5. Jumlah BUMIL KEK yang ditangani : jumlah bumil KEK yang ditemukan
dan ditangani.
6. Balita BGM yang ditangani : Balita BGM yang ditangani secara adekuat.
Pemantauan Status Gizi
1. Desa bebas rawan gizi adalah Jumlah Desa / Kelurahan dengan prevalensi status gizi
kurang dan gizi sangat kurang pada balita < 15 %.
2. Balita Naik Berat badannya (N/D) adalah Jumlah balita yang ditimbang setiap bulan
dan naik berat badannya ( sesuai dengan kenaikan Berat Badan Minimal / KBM ).
3. ASI EKSKLUSIF : jumlah bayi yang hanya diberi ASI saja mulai dari usia 0 s/d 6
bulan.
Keterangan:
S
: Jumlah Balita yang ada
=
4238
K
: Jumlah Balita yang punya KMS
=
4238
D
: Jumlah Balita yang datang ditimbang
=
3885
N
: Jumlah Balita yang berat badannya naik saat ditimbang =
3184
N / S : Balita yang naik berat badannya saat ditimbang dibanding semua balita yang
ada
Menunjukkan keberhasilan program Gizi = 91,67%
N / D: Balita yang naik berat badannya dibanding semua balita yang ditimbang
Menunjukkan keberhasilan penimbangan = 81,96%
D / S : Balita yang ditimbang dibanding seluruh balita yang ada
Menunjukkan peran serta masyarakat = 75,12%
D / K: Balita yang ditimbang dibanding seluruh balita yang punya KMS
Menunjukkan kelangsungan penimbangan = 91,67%
31

K / S : Balita yang punya KMS dibanding seluruh balita yang ada


Menunjukkan jangkauan program = 100%
4. PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KELUARGA
BERENCANA PROGRAM KESEHATAN IBU DAN BAYI
Definisi
Kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah suatu usaha dalam memberikan
pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu baik pada saat ibu hamil, bersalin dan
menyusui serta anak dari lahir sampai masa pra sekolah.
Tujuan
a.Umum :
Bagi ibu
Pencapaian kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan
yang optimal bagi ibu dan keluarganya menuju keluarga berkualitas.
Bagi anak
Menjamin proses tumbuh kembang yang optimal sebagai landasan
peningkatan kualitas sumber daya manusia.
b.Khusus :
1)

Menurunkan angka kematian bayi, anak dan ibu bersalin.

2)

Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan balita dan anak pra


sekolah.

3)

Meningkatkan kesehatan ibu hamil dan menyusui.

4)

Meningkatkan kemandirian keluarga dalam mencapai derajat


kesehatan yang optimal.

Target dan Capaian


a. Sasaran
1)

Bayi (0-1 tahun)

2)

Balita (1-4 tahun)

3)

Anak prasekolah (5-6 tahun)

4)

Ibu hamil, menyusui dan kala nifas

5)

Pasangan usia subur dan calon ibu

b. Kegiatan yang dikerjakan di KIA


1) Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil serta ibu menyusui, bayi,
anak balita dan anak pra sekolah.
32

2) Pertolongan persalinan.
3) Imunisasi ibu dan imunisasi dasar anak.
4) Pengobatan sederhana.
5) Manajemen terpadu balita sakit (MTBS).
6) Penyuluhan gizi.
7) Pendidikan kesehatan terhadap masyarakat.
8) Kunjungan rumah.
Definisi Operasional
a. Kesehatan Ibu
1. Pelayanan kesehatan bagi bumil sesuai standar, untuk kunjungan lengkap (K4)
: Ibu hamil yang mendapat pelayanan ANC sesuai standart dengan distribusi
pelayanan, minimal tribulan I : 1x, tribulan II : 2x oleh petugas kesehatan.
Cara Perhitungan sub variabel:

= Pencapaian

x 100%

Sasaran bumil
Sumber data : laporan PWS kesehatan ibu (point K4)
2. Drop Out K1-K4 adalah Kesenjangan presentase K1 dikurangi K4.
Cara Perhitungansub variabel : Bila kesenjangan +0,5% = 100 :
Target sasaran x 100%
Pencapaian
Sumber data: laporan PWS kesehatan ibu
3. Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten : Jumlah
persalinan aman yang dilakukan oleh Nakes yang mempunyai kompetensi
kebidanan.
Cara Perhitungan sub variabel :

Pencapaian

x 100%

Target Sasaran
Sumber data : laporan PWS kesehatan ibu
4. Pelayanan Nifas lengkap sesuai standar : Jumlah bufas yang mendapat
pelayanan kesehatan sesuai standart minimal 3 kali dengan distribusi
pelayanan 6 jam pasca persalinan 7 hari minimal 1 kali, 8 28 hari 1 kali, 2942 hari 1 kali termasuk pemberian Fe Bufas 42 tab, Vit A 200.000 IU 2 kali,
pemberian pertama diberikan pada saat pasca persalinan sampai dengan < 7
hari, pemberian kedua diberikan setelah 24 jam dari pemberian pertama.
Cara Perhitungan sub variabel:

Pencapaian

x 100%

Target Sasaran
33

Sumber data : laporan PWS kesehatan ibu


5. Pelayanan maternal risti/komplikasi yang ditangani : Risti/komplikasi yang
dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin yang dapat
mengancam jiwa ibu atau janin. Ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas dengan
risti/komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standart pada tingkat
pelayanan dasar dan rujukan diwilayah.
Cara Perhitungan sub variabel:

Pencapaian

x 100%

Target sasaran
b. Kesehatan Bayi
1. Pelayanan neonatal risti/komplikasi : Jumlah Neonatal Risti / komplikasi yang
ditangani sesuai standart oleh nakes.Risti/komplikasi adalah penyimpangan
dari

normal

yang

berpotensi

atau

secara

langsung

menyebabkan

kesakitan/kematian, yang meliputi : trauma lahir,asfiksia, TN, sepsis, BBLR <


2500 gram, kelainan kongenital, sindrom gangguan nafas dll(termasuk
klasifikasi kuning dalam MTBS)
Cara Perhitungan sub variabel :

Pencapaian x 100%
Target sasaran

Sumber data: Laporan PWS kesehatan anak.


2. Pelayanan Neonatal sesuai standar (KN2) : Jumlah bayi baru lahir yang
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standart

minimal 3x dengan

distribusi pelayanan hari 1-3 minimal 1 kali, hari 4-7 minimal 1 kali, hari 8-28
minimal 1 kali (KN2).
Cara Perhitungan sub variabel :

Pencapaian

x 100%

Target Sasaran
Sumber data: laporan PWS kesehatan anak
3. Pelayanan bayi paripurnaadalah jumlah bayi yang memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai standar oleh nakes minimal 4x/tahun setelah mendapat
yankes neonatal (KN2) dengan distribusi Pelayanan Minimal umur 1-3 bln 1
x, 4-6 bulan 1x, 7-9 bulan 1x, 9-12 bulan 1x. Pelayanan kesehatan tersebut
meliputi pit K 1 injeksi, pemberian imunisasi dasar lengkap, vit A dosis tinggi,
SD, ID, TK dan MT, BM bagi yang sudah dilatih.
Cara Perhitungan sub variabel :

Pencapaian

x 100%

Sasaran bayi
34

Sumber data : laporan PWS kesehatan anak


c. Upaya Kesehatan Balita Dan Anak Pra Sekolah
1. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini timbuh kembang balita (kontak
pertama) : Anak usia 1-4 tahun yang memperoleh pelayanan kesehatan
SDIDTK sesuai standart oleh nakes minimal 6 bulan sekali.
Cara Perhitungan sub variabel :

Pencapaian x 100%
Target Sasaran

Sumber data: laporan PWS kesehatan anak


2. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang anak pra sekolah :
anak usia 5 6 tahun yang memperoleh pelayanan kesehatan dan SDIDTK
sesuai standar oleh nakes minimal 6 bulan sekali.
Cara Perhitungan sub variabel :

Pencapaian x 100%
Target Sasaran

Sumber data: laporan PWS kesehatan anak


Enam Indikator Pemantauan Program KIA
a. K1 : Kontak Bumil dengan Nakes yang pertama kali
b. K4 : Kontak Bumil dengan Nakes
c. Deteksi resiko tinggi (DRT) bumil yang ditemukan oleh Nakes
Skor 2-4

: Kehamilan resiko rendah

Skor 6-10

: Kehamilan resiko tinggi

Skor > 12

: Kehamilan resiko sangat tinggi

d. Deteksi resiko tinggi Bumil oleh masyarakat yang akan ditindaklanjuti


e. Nakes KN: kontak neonatal dengan Nakes, minimal 2 x untuk mendapatkan
pelayanan atau pemeriksaan (di dalam atau diluar gedung).
KN1 : Usia 0-7 hari (0-3 hari = 1x; 4-7 hari = 1 x)
KN2 : Usia 8-28 hari
d. Upaya Kesehatan Anak Usia sekolah dan Remaja ( PSKM PKM )
Definisi
UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor dalam rangka
meningkatkan derajat kesejahteraan serta membentuk perilaku hidup sehat anak
usia sekolah.
Tujuan
a.

Umum :

35

Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik


serta menciptakan lingkungan yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan
dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya.
b.

Khusus :
1.

Memiliki pengetahuan sikap dan keterampilan untuk melaksanakan


prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan
kesehatan disekolah, rumah tangga maupun dilingkungan masyarakat.

2.

Sehat baik dalam arti fisik, mental, maupun sosial

3.

Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh narkotika, obat
dan bahan berbahaya, alkohol, rokok dsb.

Dasar Hukum
SKB 4 Menteri yang ditetapkan pada 3 September 1984 oleh:
1.

Mendikbud

2.

Menkes

3.

Depdagri

4.

Menteri Agama

Target dan Pencapaian


a.

Ruang Lingkup
TRIAS UKS :
1. Pendidikan kesehatan
1.1 Intrakurikuler
1.2 Ekstrakurikuler

Kerja bakti kebersihan

Lomba-lomba kebersihan sekolah

Aktivas kader kesehatan : TIWISADA, KKR, PMR, PKS.

Penyuluhan dan sebagainya

2. Pelayanan kesehatan
2.1 Promotof: penyuluhan, latihan, keterampilan dalam Yankes
2.2 Preventif: Pemutusan mata rantai penyakit, penjaringan, imunisasi, KMS,
pemeriksaan kesehatan dan konseling.
2.3 Kuratif dan rehabilitatif: Pengobatan ringan, P3K.
3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat
36

3.1 Kegiatan bina lingkungan fisik.


3.1.1

Ruang UKS

3.1.2

Pembinaan warung sekolah

3.1.3

Sumber air bersih

3.1.4

Tempat sampah.

3.1.5

KM / WC

3.2 Kegiatan bina lingkungan mental sosial.


3.2.1

Konseling kesehatan

3.2.2

Bakti sosial

3.2.3

Kesenian

3.2.4

Kebun sekolah

3.2.5

Penjelajahan

b.

Sasaran :
1. Sasaran pelayanan kesehatan
Seluruh peserta didik yaitu : TK, Pendidikan Dasar, Pendidikan agama
(ponpes), pendidikan kejuruan dan pendidikan khusus (SLB) serta guru UKS.
2. Sasaran pembinaan
b.1 Pelaksanaan kesehatan sekolah.
b.2 Lingkungan fisik sekolah dan lingkungan rumah tangga.

c.

Target program pelayanan kesehatan:


1.

Jangkauan pelayanan kesehatan sekolah.


Sekolah yang

melaksanakan

program UKS: SD/MI, Ponpes,

SLTP/MTs, SLTA/MA.
2.

Kualitas UKS.
Ditujukan untuk meningkatkan kesehatan pada peserta didik SD, SLTP,
SLTA, Ponpes murid kelas 1 SD dengan DT, murid kelas 2-3 SD dengan TT.

d.

Kebijakan dan Langkah-Langkah:


1. Mengikutsertakan peran aktif peserta didik dan masyarakat sekolah.
2. Melaksanakan upaya untuk mengatasi masalah kesehatan yang tidak dapat
diatasi sekolah ke fasilitas kesehatan.

37

3. kegiatan yang terintegrasi pelayanan kesehatan yang menyeluruh menyangkut


segala upaya kesehatan pokok Puskesmas sebagai satu kesatuan yang utuh
dalam meningkatkan derajat kesehatan peserta didik.
4. adanya kerjasama lintas sektoral yang baik dan uraian tugas yang jelas antar tiap
instansi.
e.

Kegiatan UKS:
1. Pendidikan kesehatan sekolah dapat di lingkungan intra dan ekstrakulikuler.
Kegiatan intrakulikuler seperti pelajaran ilmu kesehatan. Kegiatan
ekstrakulikuler seperti lomba poster kesehatan, lomba kebersihan kelas,
penyuluhan dari petugas puskesmas tentang kesehatan.
2. Lingkungan hidup sekolah yang sehat.
b.1 Lingkungan fisik: pengawasan kantin, bangunan sekolah dan lingkungan
di sekitar lingkungan sekolah.
b.2 Lingkungan Psikis: memberikan perhatian terhadap peserta didik,
khususnya anak didik yang bermasalah dan membina hubungan kejiwaan
antara guru dan peserta didik.
b.3 Lingkungan Sosial: membina hubungan harmonis antara guru, peserta
didik, karyawan sekolah dan masyarakat sekolah.
b.4 Pemeliharaan

kesehatan

sekolah

bertujuan

untuk

memelihara,

meningkatkan dan menemukan secara dini gangguan kesehatan yang


mungkin terjadi pada peserta didik maupun gurunya.
f.

Kegiatan Program Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah


dan Remaja Puskesmas Tulangan periode Tahun 2014
.1 Tujuan
1.1 Meningkatkan derajat kesehatan murid.
1.2 Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan di sekolah.
1.3 Mempersiapkan murid sebagai kader kesehatan.
1.4 Merubah kebiasaan murid untuk hidup sehat.
1.5 Memberikan dampak positif terhadap lingkungan sekitar.
.2 Sasaran
2.1 Peningkatan program UKS di semua SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA.
2.2 Pembentukan kader kesehatan sekolah dengan sasaran murid kelas 5 dan 6
SD/MI.
.3 Kegiatan
38

3.1 Pemeriksaan kesehatan murid/skrining


3.2 Pemeriksaan gizi
3.3 Pemeriksaan kulit
3.4 Penyuluhan kesehatan
3.5 Imunisasi
3.6 Lomba sekolah sehat
.4 Definisi Operasional
a. Pelayanan kesehatan anak sekolah dasar oleh tenaga kesehatan atau
tenaga terlatih/ guru/ UKS/ dokter kecil :
Murid kelas I SD/MI dan setingkat yang mendapat pemeriksaan dalam
rangka penjaringan kesehatan dalam wilayah kerja puskesmas dalam kurun
waktu tertentu.
Cara perhitungan sub variabel :
Pencapaian x 100%
Target sasaran

b. Murid kelas VII SMP/MTs


Murid kelas VII SMP/MTs yang mendapatkan pemeriksaan dalam rangka
penjaringan dalam wilayah kerja puskesmas dalam satu kurun waktu
tertentu.
Cara perhitungan sub variabel :
Pencapaian x 100%
Target sasaran

c. Murid kelas X SMA/MA


Murid kelas X SMA/MA dan setingkat yang mendapatkan pemeriksaan
dalam rangka penjaringan kesehatan dalam wilayah kerja puskesmas
dalam satu kurun waktu tertentu
Cara perhitungan sub variabel :

39

Pencapaian x 100%
Target sasaran

e. Pelayanan Keluarga Berencana


Definisi
Keluarga berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan
hanya terjadi pada waktu yang diinginkan.
Tujuan
a. Umum
Mewujudkan keluarga kecil

bahagia

sejahtera

melalui

pengendalian

pertumbuhan, meningkatkan keikutsertaan kelestarian ber-KB seluruh pelosok


sehingga akan menurunkan angka fertilitas yang bermakna.
b. Khusus
1. Meningkatkan pemerataan pemakaian MJKP baik terhadap peserta baru
maupun KB aktif.
2. Meningkatkan dan semakin meratanya penggarapan terhadap generasi ,uda
dalam kaitannya dengan pendewasaan usia kawin dan sebagai bantuan
mendukung gerakan KB nasional di daerah.
3. Semakin meratanya kemandirian masyarakat dalam ikut serta memberikan
pelayanan atau mendapat pelayanan KB.
Definisi Operasional
a. Akseptor KB aktif di Puskesmas (CU)
Adalah peserta KB baru dan lama yang masih aktif dan memakai alokon
terus-menerus hingga saat ini dihitung 1 kali dalam 1 tahun kalender sumber data
laporan LB-USUB.
b. Akseptor KB baru
PUS yang baru pertama kali menggunakan metode kontrasepsi termasuk
mereka yang paska keguguran sesudah melahirkan atau paska istirahat minimal 3
bulan selama periode Januari-Desember
c. Akseptor KB drop out

40

Peserta KB baru/lama yang berhenti atau tidak memakai salah satu metode
kontrasepsi dalam satu tahun kalender karena ingin hamil, istirahat minimal 3
bulan, alasan medis, menopause, cerai, pindah wilayah lain.
d. Akseptor KB mengalami komplikasi
Peserta KB semua metode yang mengalami gangguan kesehatan dan
mengarah

pada

keadaan

patologis

sebagai

akibat

dari

proses

tindakan/pemberian/pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan yang ditangani


sesuai standart. Kasus komplikasi KB meliputi : perdarahan infeksi/ abses, fluor
albus patologis, perforasi, translokasi, hematoma, tekanan darah meningkat,
perubahan HB, expulsi. Dihitung 1 kali dalam setahun, sumber data laporanLBUSUB.
e. Akseptor KB mengalami kegagalan
Peserta KB baru dan lama semua metode yang mengalami kehamilan pada
saat sedang/masih memakai kontrasepsi. Sumber data laporan LB-USUB.
f. Akseptor KB mengalami efek samping
Kasus efek samping sendiri peserta KB semua metode dengan keluhan
berupa tanda/gejala yang secara medis sebagai akibat dari kontrasepsi yang
digunakan seperti : spooting, amenorea, pusing, sakit kepala, mual, muntah,
perubahan BB, nyeri tempat incise, nyeri perut, erosi. Dihitung 1 kali dalam
setahun.
Target dan Pencapaian
a. Sasaran
1) Pasangan usia subur (PUS)
2) Pasangan usia muda (PUM)
3) Pasangan usia subur yang istrinya di atas 30 tahun (30-49 tahun)
4) Pasangan usia subur yang umurnya kurang dari 30 tahun (20-29 tahun)
5) Generasi muda, karyawan dan karyawati perusahaan dan lain-lain.
5. PROGRAM PEMBERANTAAN PENYAKIT MENULAR (P2M)
Tujuan
Menentukan angka kesakitan dan angka kematian serta mencegah terjadinya
penyakit sehingga menjadi masalah masyarakat.
Target dan Sasaran
41

a. Sasaran
1. Penderita dan keluarga yang kontak dengan penyakit menular
2. Murid SD
3. Masyarakat umum
b. Kegiatan
1. Surveillance Epidemiologi
2. Mengamati dan mengawasi kasus-kasus yang dapat menjadi masalah masyarakat
yang kemudian pelacakan dan pemberantasan.
c. Program-program
A. P2TB PARU
Definisi
TB paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosa dengan gejala penderita batuk berdahak yang lebih dari 2 minggu..
Tujuan :
a.

Jangka Panjang
Menurunkan rantai penularan, sehingga penyakit TB paru tidak lagi
merupakan masalah kesehatan di Indonesia

b.

Jangka Pendek

Tercapainya target kesembuhan minimal 90% dari


semua penderita TB paru BTA positifyang ditemukan.

Tercapainya cakupan penemuan penderita secara


bertahap sehingga pada tahun 2014 dapat mencapai 72% dari perkiraan semua
penderita baru BTA .

Definisi Operasional
1. Penemuan suspect penderita TB adalah Jumlah penemuan suspek TB Paru atau
penderita batuk berdahak yang lebih dari 2 minggu yang ditemukan diwilayah kerja
puskesmas selama periode Januari-Sept 2014.
2. Pengambilan dan fiksasi sputum suspect TB : jumlah specimen yang diperiksa
selama periode Januari - Agustus 2014.
3. Penemuan penderita BTA positif : jumlah penderita baru BTA positif di wilayah kerja
puskesmas selama periode Januari - Agustus2014.
B. P2 KUSTA
42

Definisi
Kusta merupakan penyakit menular disebabkan oleh Mycobacterium leprae
menyerang saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya.
Tujuan :
a.

Jangka Panjang: Eliminasi kusta dari Indonesia

b.

Jangka Menengah: Menemukan angka kesakitan kusta menjadi


1/10.000 penduduk

c.

Jangka pendek:

1. Pembinaan pengobatan (case holding) pada semua penderita PB


2. Penemuan penderita (case finding) sedini mungkin sehingga proporsi tingkat
kecamatan dapat ditekan serendah mungkin.
3. Implementasi dengan meningkatkan pengobatan MDT sebagai obat standar di daerah
pengembangan sehingga mencakup 80 % penderita terdaftar, 100 % bagi penderita
baru.
4. Penyuluhan kesehatan di bidang kusta agar masyarakat memahami kusta yang
sebenarnya.
5. Pendataan dan pelaporan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam
memenuhi kebutuhan program.
6. Pengawasan setelah RFT dengan memberikan motivasi kepada semua penderita agar
datang memeriksa diri selama 2 tahun untuk tipe PB dan 5 tahun untuk tipe MB.
Sasaran :
a.

Penderita kusta :

- Pengobatan kombinasi
- Evaluasi pengobatan
b.

Masyarakat :

- Pencarian penderita
- Penyuluhan tentang kusta
c.

Petugas, dengan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan


dalam menangani penyakit kusta.

Kebijaksanaan :

Obat kusta diberikan secara cuma-cuma

Regimen MDT mengikuti rekomendasi WHO

Penderita tidak boleh diisolasi


43

Program P2 kusta diintegrasikan ke dalam sistem pelayanan kesehatan dan rujukan.

Target dan pencapaian :


Pengobatan MDT (kombinasi) terhadap semua penderita yang terdaftar terutama
untuk penderita yang berada di wilayah kerja.
1. Jumlah penduduk : jiwa
2. Jumlah penderita : jiwa
a. Penemuan pasien baru secara aktif :
PB : MB : b. Penemuan pasien baru secara pasif :
PB : MB :1
c. Jumlah pasien baru :
PB : MB :1
3. Pengobatan MDT
a. Jumlah pasien masih dalam pengobatan MDT :
PB : MB : b. Jumlah pasien baru mendapat pengobatan MDT :
PB : MB : 1
c. Jumlah pengurangan pasien :
MB : PB : d. Jumlah pasien yang mengalami reaksi berat :
MB : PB : Definisi operasional
a. Jumlah kontak penderita yang diperiksa : jumlah anggota keluarga penderita yang
serumah / kontak diperiksa selama periode Januari Agustus 2014
b. Proporsi cacat tingkat II : penderita yang ditemukan telah mengalami cacat tingkat II
dibagi jumlah tingkat baru ditemukan pada periode Januari Agustus 2014
44

c. Proporsi penderita anak (0-1 th) yang baru ditemukan dibagi jumlah penderita yang
baru ditemukan dalam periode 1 tahun.
d. RFT Rate :
1. PB : 2. MB : Jumlah penderita kusta yang ditemukan dan diobati dengan MDT selama periode
Januari Agustus 2014
C. P2 PENYAKIT DIARE
Definisi
Suatu kegiatan dalam usaha penanggulanganan dan pemberantasan penyakit
diare.
Tujuan
a.

Menurunkan angka kesakitan dan kematian pada penderita diare.

b.

Memutuskan mata rantai penularan dan mendidik masyarakat agar dapat


mengatasi mata rantai penularan diare.

c.

Melaksanakan pengobatan penderita diare yang standar di sarana kesehatan


dan Rumah Tangga.

d.

Mengamati dan menangani KLB sedini mungkin.

Target dan pencapaian


a. Sasaran
a.

Penyakit diare yang menyerang balita dan usia produktif.

b.

Penduduk pedesaan yang berpenghasilan rendah.

c.

Penduduk dengan angka kesakitan tinggi.

b. Target
Tidak ada target khusus di puskesmas, hanya mengacu pada target nasional.
Definisi operasional
1. Penemuan kasus diare di puskesmas dan kader : jumlah kasus diare yang
ditemukan oleh petugas puskesmas dan kader pada periode Januari Agustus
2014
2. Kasus diare dengan dehidrasi ringan sedang ditangani oleh puskesmas dan kader
dengan oral rehidrasi : jumlah kasus diare dengan dehidrasi ringan-sedang yang
45

mendapat oralit dari petugas puskesmas dan kader pada periode Januari
Agustus 2014
D.

P2 PENYAKIT ISPA (PNEUMONIA)


Tujuan
Menemukan sedini mungkin penderita pnemonia dan memberikan pengobatan
sesuai standart.
Target dan pencapaian
a. Sasaran
Semua penderita yang datang dengan gangguan pilek dan gangguan jalan
nafas khususnya balita.
b. Hasil pencapaian
Selama Januari Agustus 2014 didapatkan hasil cakupan penemuan kasus
pneumonia pada balita sebanyak 31,8%
Definisi Operasional
a. Penemuan kasus pneumonia dan pneumonia berat oleh puskesmas dan kader :
jumlah kasus pneumonia dan pneumonia berat pada balita (0-5th) yang ditemukan
oleh puskesmas dan kader selama periode Januari Agustus 2014
b. Jumlah kasus pneumonia dan pneumonia berat ditangani / dirujuk jumlah
pneumonia dan pneumonia berat pada balita (0-5th) yang ditangani / diobati
sesuai tata laksana standart oleh puskesmas selama periode Januari Agustus
2014

E. PELAYANAN IMUNISASI
1. Tujuan
a.

Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian terhadap penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu TBC, difteri, pertusis, tetanus
neonatorum, polio, campak dan hepatitis B.

b. Khusus
Tercapainya UCI (Universal Child Immunization) tahun 2014
1) Mencakup bayi (0-12 bulan) untuk vaksinasi
1.

HBO

2.

BCG 1x

3.

DPT 3x/ HB lanjut

4.

POLIO 4 x
46

5.

Campak

2) Ibu hamil dengan TT 5x


3) Murid kelas I SD / MI dengan DT 1 x
4) Murid SD / MI kelas II-III untuk mendapatkan TT 1x
5) Calon pengantin wanita dengan TT 5x.
2. Target dan Capaian
a. Sasaran
1) Bayi berusia 0-1 tahun (kurang 1 hari) untuk mendapatkan imunisasi BCG
serta mendapatkan imunisasi HEPATITIS, DPT, POLIO, dan 9-12 bulan,
mendapatkan imunisasi Campak.
2) Ibu hamil dan wanita usia subur.
3) Murid kelas 1 SD / MI untuk mendapatkan DT.
4) Murid SD/Mi kelas II III untuk mendapatkan TT.
5) Calon pengantin wanita.
3. Definisi Operasional
a. Pelayanan imunisasi
1) Imunisasi HB 0-7 hari pada bayi :
Hasil cakupan imunisasi HB sebanyak 1 kali pada umur 0-7 hari
2) Imunisasi BCG pada bayi :
Hasil cakupan imunisasi BCG pada bayi umur 0-3 bulan
3) ImunisasiDPT/HB 1 pada bayi :
Hasil cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada bayi umur 2-9 bulan
4) Imunisasi DPT/HB3 pada bayi :
Hasil cakupan imunisasi DPT/HB3 pada bayi umur 4-11 bulan
5) Imunisasi campak pada bayi :
Hasil cakupan imunisasi campak pada bayi umur 9-12 bulan
6) Drop out DPT/HB 1 campak
Kesenjangan antara DPT/HB 1 Campak dibagi DPT/HB 1 kali 100%
7) Drop out DPT/HB 1- DPT/HB 3
Kesenjangan antara DPT/HB 1 DPT/HB 3 dibagi DPT/HB 1 kali
100%
8) UCI desa

47

Cakupan desa/kelurahan UCI adalah desa/kelurahan dimana lebih dari


95% dari bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi
dasar lengkap dalam waktu 1 tahun
9) Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD
Hasil cakupan imunisasi DT pada anak SD/MI kelas 1
10) Imunisasi campak pada anak kelas 1 SD
Hasil cakupan imunisasi campak pada anak SD/MI kelas 1
11) Imunisasi TT pada anak SD kelas 2 dan 3
Hasil cakupan imunisasi TT pada anak SD/MI kelas 2 dan 3
12) Imunisasi TT5
Hasil cakupan imunisasi TT pada WUS dengan status T5
13) Pemantauan suhu lemari es vaksin
Pencatatan suhu lemari es penyimpanan vaksin 2 kali sehari pagi dan
siang
14) Ketersediaan vaksin
Adanya keterbatasan vaksin sesuai dengan kebutuhan maksimum dan
minimum.
F. PENGAMATAN EPIDEMIOLOGI
1. Laporan STP (Surveilance Terpadu Penyakit) yang tepat waktu adalah Jumlah
laporan STP yang tepat waktu sampai dengan tanggal 5 setiap bulan.
2. Kelengkapan laporan STP (Surveilen terpadu penyakit) adalah Jumlah laporan
STP yang lengkap (6 bulan)
3. Laporan C1 (campak) yang tepat waktu adalah Jumlah laporan C1 yang tepat
waktu sampai dengan tanggal 5 setiap bulan.
4. Kelengkapan laporan C1 (campak) adalah Jumlah laporan C1 yang lengkap (6
bulan)
5. Laporan W2 (mingguan) yang tepat waktu adalahJumlah laporan W2 yang tepat
waktu tiap minggu
6. Kelengkapan laporan W2 (mingguan) adalah jumlah laporan W2 yang lengkap
(24 minggu)
7. Grafik penyakit potensial wabah adalah adanya grafik untuk pengamatan pola
penyakit potensial wabah diwilayah kerja puskesmas yang dilakukan setiap
minggu.
48

8. Laporan KIPI Zero reporting adalah jumlah laporan zero reporting yang
lengkap.
9. Desa/kelurahan yang mengalami KLB ditanggulangi < 24 jam adalah adanya
laporan W1 dalam waktu 24 jam dan adanya tindak lanjut berupa laporan.
6. PROGRAM PENGOBATAN
A.

Pengobatan

1.

Tujuan :
a. Jangka Panjang:
1. Mengobati penderita dengan standar pengobatan dan menggunakan obat yang
termasuk DOEN.
2. Memutuskan rantai penularan dari penyakit menular tertentu, dengan jalan
mengobati penderita penyakit menular yang sumber penularan.
3. Menghindari timbulnya cacat atau penyakit menular.
b. Jangka Pendek :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pengobatan rawat jalan
dan rawat inap.

2. Target dan Pencapaian


a.

Kegiatan
a. Pengobatan di dalam maupun diluar gedung oleh tenaga perawat dan secara
terpadu bersama tenaga KIA.

3.

Definisi Operasional
a. Pengobatan
1. Visite rate : jumlah kunjungan kasus baru dan kasus lama yang dilayani
petugas puskesmas dan jaringanmya (Pustu dan Ponkesdes) diwilayah
kerja puskesmas selama periode Januari s/d Desember
2. Contact rate :

B.

Pemeriksaan Laboratorium
1. Tujuan
a. Umum :
Penyelenggaraan pelayanan secara efektif dan efisien untuk mendukung upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosa dini maupun
monitoring dalam rangka penyembuhan.
b. Khusus :
49

1. Meningkatkan hasil cakupan pemeriksaan dan rujukan


2. Meningkatkan keterampilan dan ketelitian petugas dalam pemeriksaan.
3. Meningkatkan pelayanan laboratorium di dalam ikut serta membantu
menegakkan penyakit.
2.Sasaran
a.

Anak sekolah (Unit Kesehatan Sekolah/UKS)

b.

Ibu hamil

c.

Masyarakat umum yang memerlukan pelayanan laboratorium

d.

Penderita rawat inap dan rawat jalan

3. Definisi Operasional
a. Pemeriksaan Hemoglobin pada ibu hamil :
Pemeriksaan Hb ibu hamil pada trimester I dibagi jumlah ibu hamil
b. Pemeriksaan darah trombosit tersangka DBD :
Pemeriksaan darah trombosit pada tersangka DBD dibagi tersangka DBD
c. Pemeriksaan tes kehamilan :
Pemeriksaan pada ibu tersangka hamil trimester I dibagi jumlah ibu hamil
d. Pemeriksaan sputum penderita tersangka DBD :
Pemeriksaan sputum TB 3 kali pemeriksaan pada pasien yang diduga
menderita TB
e. Pemeriksaan protein urine pada ibu hamil :
Pemeriksaan ibu hamil yang tersangka menderita pre eklampsia
f. Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil :
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil

B. PROGRAM INOVATIF
1.

Upaya Kesehatan Usila


a. Pendahuluan
Tujuan Umum
Diperolehnya peningkatan derajat dan kehidupan usia lanjut mencapai masa tua yang

bahagia dan berdaya guna bagi kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan
kebudayaan di tengah-tengah masyarakat.

Tujuan Khusus
- Kelompok usia lanjut tahu dan ingin melaksanakan
Deteksi dini penurunan kesehatan, serta teratur dan berkesinambungan
memeriksakan kesehatannya ke puskesmas atau instansi pelayanan
50

kesehatan lainnya .
Latihan fisik dan mental secara teratur
Diet seimbang
Kebersihan perorangan
Kelompok dan bersosialisasi
Hidup sehat dengan menghindari kebiasaaan yang tidak baik, seperti
merokok, minuman alkohol, kopi, kelelahan fisik dan mental.
Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara teratur
-

Kelompok keluarga yang memiliki usaia lanjut


Tahu dan ingin melaksanakan
Pemeliharaan peran usia lanjut dan keterlibatan usia lanjut dalam
keluarga dan diluar keluarga
Bantuan dalam menghadapi masalah kesehatan usia lanjut secara tepat
dan benar
Dukungan, bantuan dan dorongan untuk menyalurkan dan pengen bangan
minat hobi
Pemeliharaan fisik dan mental serta spiritual yang teratur dan
berkesinambungan ditengah penuh kasih sayang dan tanggung jawab.

Kelompok masyarakat lingkungan usia lanjut


Program pembinaan kesehatan usia lanjut
Dukungan dan bantuan sumber daya terhadap setiap kegiatan masyarakat
yang berlintas dengan pemeliharaan kesehatan usia lanjut.

Penyelenggaraan Kesehatan Tahu dan ingin melaksanakan


Pembinaan, pengembangan

dan peningkatan kesejahteraan serta

kemandirian usia lanjut


Dukungan dan bantuan sumber daya terhadap setiap kegiataan yang
berkaitan dengan usia lanjut.
-

Lintas Sektor
Tahu dan ingin melaksanakan
Pembinaan, pengembangan dan peningkatan kesejahteraan serta
kemandirian usia lanjut
Dukungan dan bantuan sumber daya terhadap setiap kegiatan yang
berkaitan dengan usia lanjut
51

b. Target Pencapaian
Sasaran :
Usia lanjut menurut Undang-undang No. 4 tahun sama atau lebih dari
55 tahun. Menurut Departemen Kesehatan.
o Perkelompok pertengahan umur :45 - 54 tahun
o Kelompok usia lanjut dini : 55- 64 tahun
o Kelompok usia lanjut : lebih dari 64 tahun
o Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi lebih dari 70 tahun hidup
sendiri, terpencil hidup dalam panti, penderita penyakit berat, cacat dan
lain-lain
Sasaran tidak langsung
o Keluarga dimana usia lanjiit berbeda
o Organisasi sosial yang bergerak di dalam pembinaan kesehatan usia
lanjut
o Masyarakat lain
Evaluasi :
Program upaya kesehatan usia lanjut belum mencapai target hal ini
karena rendahnya motivasi lansia untuk datang ke posyandu lansia,
yang dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kegiatan yang monoton,
tempat yang jauh, beberapa lansia berobat rutin ke fasilitas kesehatan
swasta.
2. Upaya Kesehatan Mata Dan Pencegahan Kebutaan
Program-program
A.

Penemuan

kasus

di

masyarakat

dan

puskesmas,

melalui

pemeriksaan

visus/refraksi adalah jumlah kasus refraksi yang ditemukan di masyarakat &


puskesmas melalui pemeriksaan visus/refraksi di wilayah kerjanya periode Januari s/d
Desember tahun sebelumnya.
Cara perhitungan/rumus:
Kasus refraksi yang ditemukan
Jumlah penderita yang diperiksa refraksi

X 100%

Target
Tahun

2011

2012

2013

2014
52

Target
50%
60%
70%
80%
Sumber data: Register rawat jalan dan laporan semester program kesehatan Indra
2. Penemuan kasus penyakit mata di puskesmas adalah jumlah kasus penyakit mata
yang ditemukan melalui pemeriksaan / kegiatan screening, baik secara aktif maupun
pasif (yang datang saja) di wilayah kerjanya periode Januari s/d Desember tahun
sebelumnya.
Cara perhitungan/rumus:
Jumlah Kasus penyakit mata
Jumlah kunjungan kasus mata

X 100%

Target
Tahun
2011
2012
2013
2014
Target
50%
60%
70%
80%
Sumber data: Register rawat jalan dan laporan semester program kesehatan Indra
3. Penemuan kasus buta katarak pada usia >45 tahun adalah kasus buta katarak
yang ditemukan melalui pemeriksaan atau kegiatan screening untuk usia >45 tahun
baik dalam gedung maupun luar gedung di wilayah kerjanya periode Januari s/d
Desember tahun sebelumnya.
Cara perhitungan/rumus:
Jumlah kasus buta katarak
Jumlah penduduk usia >45 tahun

X100%

Target
Tahun
2011
2012
2013
2014
Target
45%
40%
35%
30%
Sumber data: Register rawat jalan dan data dasar
4. Pelayanan operasi katarak di puskesmas adalah kegiatan operasi katarak yang
dilaksanakan di puskesmas baik yang dikerjakan sendiri maupun oleh instansi
pemerintah yang lain atau melalui organisasi profesi di wilayah kerjanya periode
Januari s/d Desember tahun sebelumnya.
Target
Tahun
Target

2011
2012
2013
1 kali /
2 kali /
3 kali /
tahun
tahun
tahun
Sumber data: Lap. Operasi katarak & lap. Semester program kesehatan indera.

2014
4 kali /
tahun

5. Pelayanan rujukan mata adalah jumlah penderita katarak yang dirujuk yang
menjalani operasi katarak di wilayah kerjanya periode Januari s/d Desember tahun
sebelumnya.
53

Target
Tahun
2011
2012
2013
Target
40%
30%
20%
Sumber data: Register rawat jalan dan lap. Semester program kesehatan indera

2014
10%

3. Upaya Kesehatan Telinga dan Pencegahan Gangguan Pendengaran


Program-program :
1. Penemuan kasus sulit dan rujukan spesialis di puskesmas melalui
pemeriksaan fungsi pendengaran adalah jumlah kasus sulit dan rujukan ke spesialis
melalui pemeriksaan fungsi pendengaran baik dalam maupun luar gedung di wilyah kerjanya
periode Januari s/d Desember tahun sebelumnya.
Cara perhitungan/rumus:
Jumlah kasus sulit & rujukan ke spesialis
Jumlah kasus gangguan pendengaran

X 100%
X 100%

Target
Tahun
2011
2012
2013
2014
Target
15%
15%
10%
10%
Sumber data: Data dasar dan lap. Semester program kesehatan indera
2. Penemuan kasus penyakit telinga di puskesmas adalah kasus penyakit telinga
yang ditemukan melalui pemeriksaan kegiatan screening hanya dalam gedung dan
luar gedung (yang datang saja) di wilayah kerjanya periode Januari s/d Desember
tahun sebelumnya.
Cara perhitungan/rumus:
Jumlah kasus penyakit telinga

X 100%

Jumlah kunjungan kasus telinga (baru& lama)


Target
Tahun
2011
2012
2013
Target
25%
30%
35%
Sumber data: Register rawat jalan dan lap. Semester program kesehatan indera
4. Upaya Kesehatan Jiwa / Mental

2014
40%

1. Pendahuluan
Tujuan :
o Usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat baik

jasmani

maupun rohani guna mencapai keluarga bahagia dan sejahtera


o Memberikan pelayanan kepada penderita gangguan jiwa secara
teratur dengan biaya murah
o Perawatan penderita gangguan jiwa dan pembinaan pada keluarga
o Menemukan kasus-kasus jiwa sedini mungkin
o Mengurangi

penderita

gangguan

jiwa

yang

dipasung

oleh

keluarganya
54

Sasaran

Pengobatan psikosa atau nerosa serta gangguan jiwa lainnya

Pencarian penderita baru psikosa, retardasi mental, epilepsy dan


gangguan jiwa lainnya.

Program-program :
1. Pemberdayaan kelompok masyarakt khusus dalam upaya penemuan dini dan
rujukan kasus gangguan kejiwaan adalah jumlah kelompok pemberdayaan
masyarakat (PMR, Karang taruna, SBH, dll) sudah mendapat pelatihan kesehatan jiwa
di wilayah kerjanya periode Januari s/d Desember tahun sebelumnya.
Cara perhitungan/rumus:
Jumlah kelompok pemberdayaan masyarakat
yang sudah mendapat Pelatihan kesehatan jiwa
Jumlah pemberdayaan masyarakat

X 100%

Target:
Tahun
2011
Target
5%
Sumber Data: Data Dasar

2012
10%

2013
15%

2014
100%

2. Penemuan dan penanganan kasus gangguan perilaku, masalah Napza, dll dari
rujukan kader dan masyarakat adalah jumlah kasus gangguan perilaku, gangguan
jiwa, missal Napza, dll yang dirujuk oleh kader/masyarakat yang ditangani puskesmas
di wilayah kerjanya peiode Januari s/d Desember tahun sebelumnya.
Cara perhitungan/rumus:
Jumlah kasus kesehatan jiwa yang dirujuk oleh
kader/masyarakat
Jumlah kasus kesehatan jiwa

X 100%

Target
Tahun
2011
2012
2013
Target
5%
10%
15%
Sumber Data: Lap. Tribulan format B & Lap. Bulanan format A.

2014
100%

3. Penanganan kasus kesehatan jiwa melalui rujukan ke RS/spesialis adalah


Jumlah kasus kesehatan jiwa yang dirujuk ke RS/Spesialis dibandingkan dengan
55

jumlah seluruh kasus kesehatan jiwa di wilayah kerjanya periode Januari s/d
Desember tahun sebelumnya.
Cara perhitungan/rumus:
Jumlah kasus kesehatan jiwa yang dirujuk ke RS/ Spesialis
X00%

Jumlah seluruh kasus kesehatan jiwa


Target:
Tahun
2011
2012
Target
15%
20%
Sumber Data: Lap. Bulanan keswa/Format A.jiwa

2013
25%

2014
30%

4. Deteksi dini dan penanganan kasus jiwa (gangguan perilaku, gangguan jiwa,
gangguan spikosomatik, masalah napza dll) yang datang berobat ke puskesmas
adalah jumlah kasus jiwa yang dideteksi dini dan ditangani oleh puskesmas yang
hanya datang berobat ke puskesmas dibandingkan dengan jumlah seluruh kasus
kesehatan jiwa yang ditangani maupun dirujuk di wilayah kerjanya periode Januari
s/d Desember tahun sebelumnya
Target
Tahun
2011
2012
Target
15%
20%
Sumber Data: Lap. Bulanan keswa/Format A.jiwa

2013
25%

2014
30%

5. Upaya Kesehatan Olahraga


Program-program :
1. Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan kader adalahPemberdayaan
masyarakat melalui pelatihan kader (kader posyandu, kader lansia) tentang kesehatan
olahraga yang diselenggarakan oleh Puskesmas di wilayah kerjanya periode Januari
s/d Desember.
Cara perhitungan/rumus:
Jumlah pemberdayaan yang sudah dilakukan pelatihan kader
Jumlah pemberdayaan yang ada di wilayah puskesmas

X 100%

Target:
Tahun
2011
Target
1%
Sumber Data: Data Dasar

2012
2%

2013
3%

2014
6%

56

2. Pembinaan kelompok potensial/klub (khusus) dalam kesehatan olahraga


adalah kelompok pembinaan yang telah dilakukan oleh petugas puskesmas pada
kelompok khusus/potensial dalam kesehatan olahraga baik yang ada di dalam gedung
maupun di luar gedung di wilayah kerjanya periode Januari s/d Desember tahun
sebelumnya.
Cara perhitungan/rumus:
Jumlah kelompok potensial/khusus yang dibina puskesmas
X 100%
Jumlah kelompok potensial/khusus di wilayah puskesmas
Target:
Tahun
2011
Target
2%
Sumber Data: Data Dasar

2012
4%

2013
6%

2014
8%

3. Pemeriksaan kesegaran jasmani pada anak sekolah adalah jumlah anak sekolah
baik negeri maupun swasta yang mendapat pemeriksaan kesegaran jasmani di wilayah
kerjanya periode Januari s/d Desember tahun sebelumnya.
Evaluasi :
Program Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan kader belum tercapai
hal ini karena pelatihan kader dilaksankan langsung di kabupaten. Pembinaan
kelompok, potensial / klub dalam kesehatan olah raga belum tercapai hal ini karena
adanya peralihan target dari kelompok menjadi perorangan. Pemeriksaan kesegaran
jasmani anak sekolah belum mencapai target hal ini karena adanya peningkatan target
yang sangat drastis dari tahun sebelumnya .
6. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Upaya kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah, pada pelita IV baru mencapai
anak tingkat pendidikan dasar (STPD), selanjutnya program ini akan dikembangkan
ke tingkat SMTP, dan SLB. Ditingkat STPD upaya kesehatan gigi yang bertahap
diseduaikan dengan kemampuan tenaga dan sarana yang ada, sebagai berikut :
Tahap 1 (Paket Minimal)
Upaya kesehatan gigi di SD yang belum terjangkau oleh tenaga kesehatan
gigi, kegiatan dilaksanakan oleh tanaga kesehatan lain dan guru ORKES (olah
raga dan kesehatan) berupa :
a. (Upaya peningkatan oleh guru dengan materi sesuai dengan kurikulum ORKES
57

b. Upaya pencegahan berupa kegiatan bimbingan, pembinaan pemeliharaan diri


(paket sikat gigi bersama)
c. Rujukan bagi yang perlu pengobatan
Tahap II (Paket Optimal)
Sudah ada sarana atau terlaga kesehatan gigi yang terbatas, kegiatan berupa :
a. Upaya peningkatan oleh guru
b. Upaya pencegahan (sikat gigibersama; perlindungan dengan flour, pembersihan
karang gigi)
c. Upaya pengobatan (pengobatan dasar pada murid yang memerlukan pengobatan).
Tahap III (Paket Paripurna)
Sudah ada tenaga atau sarana, kesehatan gigi yang lengkap, kegiatan berupa :
a. Upaya peningkatan oleh guru
b. Upaya pencegahan (sikat gigi bersama, pembersihan karang gigi, aplikasi fluor)
dan pengobatan kompherensif pada murid kelas selektif sesuai dengan kondisi
penyakit setempat
Evaluasi
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit gigi bulan Januari Agustus
sudah hampir mencapai target tetapi untuk murid SD/MI yang mendapat perawatan
kesehatan gigi paripurna belum mencapai target dikarenakan kurangnya kesadaran orang
tua murid dan murid akan kesehatan gigi dan mulut selain itu juga terkendala dengan
padatnya jadwal kegiatan di sekolah
7. Perawatan kesehatan masyarakat
1. Kegiatan asuhan keperawatan pada keluarga adalah jumlah KK (Kepala Keluarga) rawan
yang mendapat asuhan keperawatan oleh perawat / bidan berupa kunjungan luar gedung
di wilayah kerjanya periode januari Desember tahun sebelumnya
Keluarga rawan adalah keluarga miskin yang rentan atau resiko tinggi terhadap
timbulnya masalh kesehatan yang dibina, dilayani, dan diobati di wilayah kerjanya pada
kurun waktu tertentu.
Cara menghitung rumus :
Jumlah KK rawan yang mendapat asuhan keperawatan oleh perawat / bidan berupa
kunjungan luar gedung diwilayah kerjanya periode Januari Desember tahun sebelumnya
Jumlah KK rawan seluruhnya

X 100
Target 2014 : 50%
8. Bina Kesehatan Obat Tradional
1. Pembinaan pengobatan tradisional ramuan adalah perbandingan antara jumlah batra

ramuan yang memiliki STPT / SIPT dengan jumlah batra ramuan yang ada.

58

Cara penghitungan / Rumus


Jumlah batra ramuan yang memiliki STT / SIPT
Jumlah batra ramuan yang ada
X 100
Target tahun 2014 : 55%
2. Pembinan pengobatan tradisional ketrampilan adalah jumlah pengobatan tradisional
dengan ketrampilan yang ada dibina disbanding jumlah pengobatan tradisional
dengan ketrampilan yang ada diwilayah kerjanya periode Januari Desember tahun
sebelumnya
Cara perhitungan / rumus :
Jumlah batra ramuan yang memiliki STT / SIPT
Jumlah batra ketrampilan yang ada
X 100
Target 2014 : 55%
3. Pembinaan fasilitas pelayan kesehatan tradisional adalah jumlah fasilitas pelayanan
tradisional yang berijin disbanding jumlah fasilitas pelayanan kesehatan tradisional
yang ada di wilayah kerja periode Januari Desember tahun sebelumnya
Cara perhitungan / rumus
Jumalah Fas yan kestrad yang berijin
Jumalah Fas yan kestrad yang ada
X 100
Target 2014 : 55%
4. Frekuensi pengobatan tradisional adalah jumlah pembinaan kepengobatan tradisional
yang dilakukan oleh puskesmas di wilayah kerjanya periode Januari Desember
tahun sebelumnya
Cara perhitungan / rumus
Fruekensi pembinan yang dilakukan oleh petugas /kaderkes diwilayah kerjanya
dalam periode 1 tahun
Target 2014 : 3 kali
Evaluasi :
Program bina obat tradisiaonal belum mencapai target hal ini karena sebagian
kegiatan akan dilaksanakan pada semester kedua.
9. Upaya Kesehatan Kerja
1. Jumlah pekerja formal yang mendapat pelayanan kesehatan
Cara penghitungan / Rumus
Jumlah pekerja formal yang mendapat pelayanan kesehatan
Jumlah pekerja formal

X 100

Target 2014 : 80%


2. Jumlah klinik perusahaan yang dibina
Cara perhitungan / rumus
Jumlah klinik perusahaan yang berijin dan dibina

X 100

59

Jumlah klinik perusahaan yang ada


Target 2014 : 80%
Evaluasi :
Program bina kesehatan kerja belum mencapai target hal ini karena sebagian
kegiatan akan dilaksanakan pada semester kedua
10. Pemberdayaan Masyarakat dalam PHBS
1. Institusi pendidikan yang dikaji
Cara penghitungan / rumus
SD/MI ,SMP/MTs, SLTA/MA, Perguruan Tinggi (PT) yang dikaji
Total institusi pendidikan

X 100%

Institusi Pendidikan Klasifikasi IV


Cara Perhitungan / Rumus
Institusi Pendidikan Klasifikasi IV
Total institusi pendidikan yang dikaji
2. Institusi sarana kesehatan yang dikaji
Cara penghitungan / rumus :
Institusi sarana kesehatan yang dikaji
Total institusi kesehatan
X100%
3. Tatanan Tempat tempat umum / TTU%yang dikaji
Cara penghitungan / rumus :
Tatanan Tempat tempat umum / TTU yang dikaji
Total Institusi TTU
X 100%
Tatanan Tempat tempat umum / TTU Klasifikasi IV
Cara penghitungan / rumus
Tatanan Tempat tempat umum / TTU Klasifikasi IV
Total tempat tempat umum yang dikaji
X 100%
4. Tatanan tempat kerja yang dikaji
Cara penghitungan / rumus
Jumlah tatanan kerja yang dikaji

X100%

Total institusi tempat kerja


5. Tatanan pondok Pesantren yang dikaji
Jumlah tatanan pondok pesantren yang dikaji

X 100%

Tolal pondok pesantren


Tempat kerja klasifikasi IV adalah pondok pesantren yang dikaji dari pertanyaan PHBS,
jika jumlah jawaban YA sebanyak 15
Cara penghitungan rumus :
Jumlah pondok pesantren klasifikasi IV

X 100%
60

Total pondok pesantren yang dikaji


11. Pengembangan UKBM
1. Bina poskesdes
Poskesdes adalah UKBM yang dibentuk di desa/kelurahan dalam rangka
menyediakan / mendekatkan pelayanan kesehatan dasar (Promotif, Preventif) bagi

masyarakat yang melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya.


Poskestren Pratama adalah Poskestren dengan nilai tingkat perkembangan < 50
Poskestren Madya adalah poskestren dengan nilai tingkat perkembangan antara 50-69
Poskestren purnama adalah poskestren dengan nilai tingkat perkembangan antara 70-

89
Poskestren mandiri adalah poskestren dengan nilai tingkat perkembangan antara 90100
Cara penghitungan / rumus :
Jumlah poskesdes Madya, Purnama, Mandiri
Jumlah Seluruh poskesdes

X100%

2. Bina Polindes
Polindes adalah suatu tempat yang didirikan oleh masyarakat yang di kelola oleh
bidan didesa dan dibawah pengawasan dokter puskesmas setempat yang di pakai
untuk pelayanan KIA termasuk pelayanan medis KB pada umumnya dan
khususnya pemeriksaan antenatal dan pertolongan, baik yang normal atau risiko
rendah dan risiko sedang.

Poskestren Pratama adalah Poskestren dengan nilai tingkat perkembangan < 50


Poskestren Madya adalah poskestren dengan nilai tingkat perkembangan antara 50-69
Poskestren purnama adalah poskestren dengan nilai tingkat perkembangan antara 70-

89
Poskestren mandiri adalah poskestren dengan nilai tingkat perkembangan antara 90100
Cara penghitungan/rumus :

Jumlah Polindes PURI


Jumlah seluruh Polindes

X 100%

3. Bina Kesehatan Kerja (UKK)


Pos UKK adalah pos upaya kesehatan kerja yang merupakan wadah atau tempat dari
serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan
berkesinambungan yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja atau kelompok
pekerja sejenis.

Pos UKK Pratama adalah pos UKK dengan nilai tingkat perkembangan <50
Pos UKK Madya adalah pos UKK dengan nilai tingkat perkembangan antara 50-69
61

Pos UKK purnama adalah pos UKK dengan nilai tingkat perkembangan antara 90100
Pos UKK Madya, Purnama dan mandiri adalah jumlah pos UKK strata Madya +
Purnama + Mandiri
Cara Penghitungan Rumus :
Jumlah Pos UKK madya, purnama, mandiri

X 100%

Junlah Seluruh pos UKK


4. Bina Poskestren
Jumlah Pondok Pesantren yang ada adalah jumlah pesantren yang ada di wilayah
kerja puskesmas selama januari s/d desember
Poskestren adalah pos kesehatan pesantren yang merupakan salah satu ukbm di
lingkungan Pesantren, yang mengutamakan pelayanan promotif dan preventif tanpa
mengabaikan segi kuratif dan rehabiliatif

Poskestren Pratama adalah Poskestren dengan nilai tingkat perkembangan < 50


Poskestren Madya adalah poskestren dengan nilai tingkat perkembangan antara 50-69
Poskestren purnama adalah poskestren dengan nilai tingkat perkembangan antara 70-

89
Poskestren mandiri adalah poskestren dengan nilai tingkat perkembangan antara 90100
Cara Penghitungan rumus :
Jumlah Poskestren yang ada

X 100%

Jumlah Seluruh Pondok Pesantren


12. Program Gizi
Kunjungan Pojok gizi adalah jumlah kunjungan pasien yang mendapat pelayanan gizi
Cara penghitungan / rumus
Jumlah kunjungan pasien yang mendapat pelayan gizi

X 100%

Jumlah pasien yang berkunjung


Target 2014 : 60%
Evaluasi:

Berdasarkan data Program Pojok Gizi Puskesmas Tulangan dapat disimpulkan


bahwa indikator persentase kunjungan pojok gizi Remaja putri/Catin dapat fe belum
selesai dikerjakan. Jumlah cakupan baru mencapai 41,29%. hal ini dikarenakan

62

kegiatan baru dilakukan selama 8 bulan dari 1tahun , sehingga masih memungkinkan
dalam sisa waktu 4 bulan untuk mencapai target.
Berdasarkan data Program Pojok Gizi Puskesmas Tulangan dapat disimpulkan
bahwa indikator persentase Pengamatan pola komsumsi belum selesai dikerjakan.
Jumlah cakupan baru mencapai 50%. hal ini dikarenakan kegiatan baru dilakukan
selama 2 kali dari 1tahun.

63

BAB IV
RUMUSAN MASALAH
A. PERUMUSAN MASALAH MASING MASING PROGRAM
a. Promosi Kesehatan
1.

Masih rendahnya jumlah Pengkajian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada
Tatan Rumah Tangga terdapat indikator beruparumah tangga sehat (10 indikator)
yang dilakukan Puskesmas Tulangan, yaitu 1430 (60%) dari target 1548 Rumah
Tangga yang di survey.

2.

Masih rendahnya jumlah pengkajian PHBS yang dilakukan Puskesmas


Tulangan terhadap institusi pendidikan (sekolah), yaitu 22 sekolah (37,93%) dari
target 29 sekolah.

3.

Masih rendahnya jumlah pengkajian PHBS yang dilakukan Puskesmas


Tulangan terhadap institusi Sarana Kesehatan (SARKES), yaitu 12 sarkes (50%)
dari target 24 sarkes.

4.

Masih rendahnya jumlah pengkajian PHBS yang dilakukan Puskesmas


Tulangan terhadap institusi TTU (tempat ibadah, pasar, dll), yaitu 20 TTU (50%)
dari target 40 lokasi.

5.

Masih rendahnya jumlah pengkajian PHBS yang dilakukan Puskesmas


Tulangan terhadap institusi tempat kerja, yaitu 12 tempat kerja (50%) dari target
24 tempat kerja.

6.

Masih rendahnya jumlah Posyandu Purnama Mandiri (PURI)

yang

terbentuk di Puskesmas Tulangan, yaitu 0 posyandu (0%) dari target 23 posyandu.


b. Upaya Kesehatan Lingkungan
Masih rendah nya program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
dengan prosentase 47,57%, terutama pada poin jumlah desa/kelurahan yang sudah
ODF (open defecation free), tidak terlaksana nya target 24% dari jumlah desa pada
wilayah kerja puskesmas Tulangan yaitu 3 desa.
c. Upaya Perbaikan Gizi
Masih rendahnya persentase pemberian tablet besi (90 tablet) pada bumil,
yaitu 594 (65,06%) dari target 776 balita

64

d. Kesehatan Ibu dan Anak


Masih rendahnya Cakupan peserta KB baru di wilayah kerja Puskesmas
Tulangan, yaitu 772 orang (47,5%) dari target 1625 orang
e. Pemberantasan Penyakit Menular
a. Masih rendahnya penemuan suspect penderita TB di wilayah kerja Puskesmas
Tulangan, yaitu 72 penderita (18,84%) dari target 382 penderita.
b. Masih rendahnya angka penemuan penderita kusta baru 3,91%
c. Masih belum terpenuhinya target ABJ (Angka Bebas Jentik) sebesar >95% pada
tahun 2014, angka ABJ pada wilayah kerja Puskesmas Tulangan sebesar 63,77%
sampai dengan bulan Agustus 2014.
d. Rendahnya Imunisasi TT 5 pada WUS (15 - 45 tahun) sebesar kurang dari 1 %
hal ini dikarenakan kejadian tetanus yang sudah menurun drastis.

65

BAB V
PRIORITAS MASALAH
Untuk menentukan prioritas masalah yang ada di Puskesmas Tulangan ini, maka dipilih
beberapa kegiatan yang menjadi program Puskesmas dengan kesenjangan antara target dan
pencapaian lebih dari 50%. Kemudian dengan metode MCUA dicari prioritas terbesarnya.
TABEL 5.1. Prioritas Masalah berdasarkan metode MCUA

No
1

KRITERIA
BOBOT
MASALAH
S
jumlah

Pengaruh
terhadap
derajat
kesehatan
masyarakat

Biaya

Kemampuan
Petugas

Keikutsertaan
masyarakat

Waktu
yang
diperlukan

30
3

25
5

20
4

15
3

10
2

100

90

125

80

45

20

360

Jumlah
Rangking

Posyandu
Purnama
Mandiri
(PURI)

B
x
S
S

90

100

60

75

30

B
x
S
S

90

125

60

60

30

B
x
S

150

75

60

60

40

Terlaksannya
ODF (open
B
defecation
x
free)
Rendahnya
cakupan peserta
KB baru

Rendahnya
penemuan
suspect
penderita TB
paru

S
S

355
4

365
2

385
1

66

GRAFIK FISH BONE PENYEBAB MASALAH I

MANUSIA
Aktivitas yang
sibuk
Rasa takut
kehilangan pekerjaan
Kurangnya rasa
percaya diri penderita

Kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang TB
Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk hidup
sehat

LINGKUNGA
N

Kepadatan
penduduk
Rendahnya

Kondisi rumah

penemuan suspek

Perilaku masyarakat
malas memeriksakan
diri

penderita TB oleh
petugas yaitu
sebesar 18,84 dari

Sosialisasi
kurang

Keterbatasan
tenaga
pemeriksa

target 72% di

Tidak adanya
pem.penunjang

Puskesmas
Tulangan pada
Minimnya dana

METOD
E

SARANA

tahun 2014

DANA

67

BAB VI
PEMECAHAN MASALAH

A.

Pemecahan Masalah / Solusi

No Masalah
1
Manusia

PenyebabMasalah

Pemecahan Masalah
Memberikan peyuluhan-peyuluhan yang

Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang TB

mudah di mengerti oleh masyarakat


mengenai pencegahan, gejala, tanda dan
komplikasi TB
Menghimbau kepada masyarakat agar
meluangkan waktu untuk memeriksakan

Aktivitas yang sibuk

diri, terutama bagi masyarakat yang


memiliki gejala TB atau kontak lama
dengan pasien TB
Memberikan surat kepada kepala
perusahaan agar penderita tidak

Rasa takut kehilangan


pekerjaan

dikeluarkan namun dipindahkan ke


posisi yang lain, seperti surat-menyurat,
cleaning service
Pemupukan rasa percaya diri pada
penderita bahwa penyakit yang

Kurangnya rasa percaya diri


penderita

dideritanya dapat disembuhkan dan


meyakinkan penderita bahwa masyarakat
menerima penderita dan tidak akan
mengucilkannya.
Memberikan penyuluhan kepada
masyarakat tentang PHBS mengenai

Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk hidup sehat

cara batuk yang benar, membuang ludah


tidak di sembarang tempat, rumah
dengan ventilasi dan pencahayaan yang

Perilaku masyarakat yang


malas memeriksakan diri

cukup
Menyadarkan masyarakat bahwa
kesehatan merupakan hak dan kewajiban
setiap orang. Penyakit yang diderita
68

dapat menular dan mengganggu


kesehatan orang lain.
Menyadarkan masyarakat bahwa dengan
kesadaran untuk sehat, warga bisa
menghemat biaya untuk berobat bila
telah jatuh sakit
Memberi reward kepada masyarakat
yang mau atau mengajak orang lain
2

untuk memeriksakan diri


Memberikan penjelasan kepada

Lingkungan

masyarakat tentang pentingnya menjaga


Kondisi Rumah

kebersihan tempat tinggal dan


mewujudkan rumah yang bersih dan
sehat.
Bekerjasama dengan kepala RT/RW

Kepadatan penduduk

3.

Metode

Sarana

Dana

B.

warganya ada yang batuk > 2 minggu


atau dicurigai TB
Mengadakan penyuluhan di sekolah,

Sosialisasi kurang
4.

untuk mencatat/melaporkan apabila pada

Keterbatasan tenaga medis

tempat kerja, dan tempat-tempat umum


tentang penyakit TB
Menambah tenaga medis untuk program
TB

Tidak adanya pemeriksaan


penunjang

Memfasilitasi pemeriksaan TB

Minimnya dana

Menambah anggaran dana

Identifikasi Pemecahan Masalah / Solusi


A = Memberikan peyuluhan-peyuluhan yang mudah di mengerti oleh
masyarakat
B = kurangnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat
C = Menambah tenaga medis analis laborat
D = Memberi reward
E = Menambah anggaran dana

69

C.

Prioritas Pemecahan Masalah / Solusi


Pengambilan prioritas pemecahan masalah/ solusi digunakan metode USG
(Urgency seriously Growth)

Urgency / U
A

Penyuluhan

Perilaku
masyarakat

C
Tenaga
analis
laborat

Memberi
reward

Dana

Penyuluhan

Perilaku
masyarakat

Tenaga analis
laborat

Memberi
reward

Dana

Penyuluhan

Perilaku
masyarakat

C
Tenaga
analis
laborat

Memberi
reward

Dana

Seriously / S

Penyuluhan

Perilaku
masyarakat

Tenaga analis
laborat

Memberi
reward

Dana

Penyuluhan

Perilaku
masyarakat

C
Tenaga
analis
laborat

Memberi
reward

Dana

Growth / G

70

Penyuluhan

Perilaku
masyarakat

Tenaga analis
laborat

Memberi
reward

Dana

E
E

Rekap hasil USG.


VARIABEL

HASIL KALI

Penyuluhan

512

Perilaku
masyarakat

216

Tenaga analis
laborat

36

Memberi reward

Dana

12

VARIABEL

RANGKING

Penyuluhan

512

Perilaku
masyarakat

216

Tenaga analis
laborat

36

Dana

12

Memberi reward

D. Rencana Pelaksanaan Kegiatan


N

Kegiatan

Pelaksana

Sasaran

Waktu

Tujuan

Tujuan
71

o
1 Penyuluhan

petugas

- kader

Pelaksanaan
Mengikuti

kesehatan

- masyaraka

pertemuan

akan

n Penemuan

rutin di desa

mengerti

suspect

pentingnya

penderita TB

penyakit TB

di wilayah

setempat

Khusus
Masyarakat

Umum
Meningkatka

kerja
Puskesmas
2

Perilaku
masyarakat
malas
memeriksan
diri

petugas

Masyaraka

kesehatan

Di rumah

Masyarakat
lebih

setempat

Tulangan.
Menemukan

sadar suspect

untuk

penderita TB

memeriksaka
n

4.

Menambah

Kepala

Tenaga

Sesegera

kesehatannya
Menghindari

Menemukan

tenaga

puskesma

analis

mungkin

kesalahan

suspect

analis

laborat

pemeriksaan

penderita TB

laborat
Menambah

Petugas

Dinas

Sesegera

specimen
Sebagai

Menemukan

anggaran

kesehatan

Kesehatan

mungkin

imbalan

suspect

dana

setempat

kepada kader penderita TB


dan

petugas

kesehatan
dan

reward

bagi
5.

Saat

masyarakat
Meningkatka

masyarakat

setempat

datang untuk

masyarakat

-Dinas

memeriksaka

kesehatan

n dirinya atau

Memberi

-Petugas

reward

kesehatan

Masyarakat

Menemukan

kesehatan suspect
penderita TB

mengantar
seseorang
disekitarnya
72

untuk
memeriksaka
n diri jika
memiliki
6

Bekerjasam

Petugas

Kepala

gejala TB
Sedini

a dengan

kesehatan

RT/RW

mungkin atau

lingkungan

suspect

kepala

setempat

saat

dan

penderita TB

ditemukan

penduduk

warga yang

setempat

memiliki

sehat

RT/RW

Membuat

Menemukan

salah satu
gejala TB

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari keseluruhan kegiatan pembangunan kesehatan yang dilakukan di Puskesmas
Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Hasil akhir pencapaian dari seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan di Puskesmas
Tulangan Bulan Januari Agustus 2014 hampir keseluruhan program kinerjanya
mendekati target yang diharapkan.
73

2. Hanya sebagian kecil program yang masih belum memenuhi target.


3. Beberapa program yang belum memenuhi target, yaitu:
a.Rendahnya jumlah Posyandu Purnama Mandiri (PURI)
b.Tidak Terlaksannya ODF (open defecation free)
c. Rendahnya cakupan peserta KB baru
d.Rendahnya penemuan suspect TB paru
4. Beberapa pemecahan masalah yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Memberikan peyuluhan-peyuluhan yang mudah dimengerti oleh masyarakat
b. Melakukan home visit terhadap pasien yang dicurigai menderita TB
c. Menambah tenaga analis laborat
d. Menambah anggaran dana
e. Memberi reward
5. Untuk memecahkan masalah tersebut diperlukan kerjasama dari berbagai pihak
diantaranya petugas kesehatan setempat, Dinas Kesehatan, tokoh masyarakat, kader,
dan seluruh masyarakat setempat.
B. Saran
1. Meningkatkan penyuluhan terhadap masyarakat dengan memanfaatkan pertemuan
formal maupun informal seperti rapat desa, arisan ibu rumah tangga, pengajian dan
sebagainya.
2. Penambahan jumlah tenaga analis laborat
3. Penambahan dana operasional
4. Pemberian reward kepada masyarakat maupun petugas yang telah membawa
seseorang yang dicurigai menderita TBC untuk memeriksakan diri ke pelayanan
kesehatan

74

DAFTAR PUSTAKA
1. Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Tahun 2013.
2. Data-Data dari Pemegang Program Puskesmas Tulangan bulan Januari Agustus
2014.
3. Penilaian Kinerja Puskesmas Tahun 2013.

75

76

Anda mungkin juga menyukai