No. Berkas :
No. RM
Puskesmas Tulangan
Nama KK
:
:Tn. J
Tanggal
Tingkat
Pemahaman
Paraf Pembimbing
Paraf
Keterangan
Alamat lengkap
Bentuk Keluarga
kabupatn sidoarjo
:Nuclear Family
Nama
dalam
Jono
keluarga
suami
Waginah
istri
L/
Pasien
Umur
(th)
Pendidikan
Pekerjaan
Klinik
69
SMP
Buruh tani
(Y/T)
T
70
SMP
IRT
Ket
HT stage II+
+ Vertigo
BAB I
STATUS PENDERITA
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang melebihi tekanan darah
normal. Seperti apa yang telah disepakati oleh para ahli yaitu 140/90mmHg
(Joint National Committee VII, 2003). Tekanan darah normal adalah 110/90
mmHg.
Laporan ini diambil berdasarkan kasus yang diambil dari seorang
penderita hipertensi, perempuan usia 70 tahun, dimana penderita merupakan salah
satu dari penderita hipertensi yang berada di wilayah Puskesmas Tulangan,
Kabupaten Sidoarjo, dengan berbagai permasalah yang dihadapi. Mengingat kasus
ini masih ditemukan di masyarakat khususnya di daerah Puskesmas Tulangan
Kabupaten Sidoarjo beserta permasalahan dan kambuhnya penyakit. Oleh karena
itu penting kiranya bagi penulis untuk memperhatikan dan mencermati
penatalaksanaan yang tepat untuk mengurangi kekambuhan secara seksama untuk
kemudian bisa menjadikannya sebagai pengalaman selama turun langsung ke
lapangan.
2. Tujuan
1. Mengetahui penyebab dan faktor resiko hipertensi
2. Mengetahui tanda dan gejala hipertensi
3. Mengetahui pencegahan dan penatalaksanaan hipertensi
3. Manfaat
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang hipertensi, cara
pencegahan, dan penatalaksanaannya.
B.
IDENTITAS PENDERITA
Nama
Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan
Pendidikan
Agama
Alamat
: Ny. W
: 70 th
: Perempuan
: Ibu rumah tangga
: SMP
:Islam
: Desa Kepunten
006/003
Kecamatan
Tulangan Sidoarjo
Suku
: Jawa
Tanggal periksa pertama ke puskesmas : 30-9-2014
Tanggal Home Visit
: 3-10-2014
C. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien mengatakan kepala bagian belakang terasa berat yang hilang timbul
sejak 10 tahun yang lalu. Gejala muncul terutama saat setelah beraktifitas
berat, dan kadang saat pasien mengalami banyak masalah. Biasanya gejala
diawali dengan perasaan berdebar debar. Pasien juga mengeluh apabila saat
berjalan terasa berputar. Dan pasien juga mengatakan pendengarannya
berkurang semenjak kepalanya sakit. Gejala tidak berkurang apabila pasien
beristirahat. Pasien juga mengatakan adanya rasa nyeri pada kedua tangan dan
kaki nyeri timbul terutama saat memulai berdiri dari posisi duduk . Pasien
tidak ada keluhan , mual, muntah. Nafsu makan pasien cukup baik dan teratur.
Buang air besar lancar. Buang air kecil dalam batas normal.
: ada
Sakit gula
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat hernia
: disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
4. Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok
II.
III.
Riwayat Gizi
Pasien sehari-hari rutin makan 3 kali sehari porsi cukup dengan nasi, lauk
pauk seperti tahu, tempe , kerupuk dan sayuran seperti sayur bayam, sup
dan sayur lodeh. Pasien sering mengolah lauk dengan cara digoreng.
Pasien jarang mengkonsumsi buah, adapun buah yang lebih sering
dikonsumsi seperti pepaya, pisang . Kesan status gizi saat ini: Cukup
IV.
Riwayat Pengobatan
Pasien mengkonsumsi obat hipertensi dari puskesmas (pasien
mengatakan lupa nama obatnya) namun kadang pasien tidak
mengkonsumsi obat hipertensi saat dirasakan tidak ada keluhan. Saat
minum obat tekanan darahnya turun dan apabila obatnya sudah habis
tekanan darahnya naik lagi.
Pasien mendapatkan obat
tetes
telinga
dari
puskesmas
D. ANAMNESIS SISTEM
1. Kulit
: warna kulit sawo matang, kulit gatal (-)
2. Kepala
: bentuk kepala: bulat, lonjong, pusing (-), nyeri/ terasa
berat (+), rambut kepala (tidak rontok, beruban), luka
6. Mulut
8. Pernafasan
10. Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), diare (-), nafsu makan menurun
(-), nyeri perut (-), BAB tidak ada keluhan
11. Genitourinaria
12. Neuropsikiatri
Mata
:SIC II LPSD
9. Ekstremitas
Akral hangat
Oedem
K:
Fungsi luhur
Fungsi vegetatif
Fungsi sensorik
Fungsi motorik
T: 5
RF: 5
RP: -
10
Orang
Afek
Psikomotor
Proses pikir
:baik
: baik
: appropriate
: Bentuk
Isi
Arus
Intelegensi ( berhitung memori)
Waham
Persepsi (Halusinasi) : tidak ditemukan
Insight
: baik
: realistik
:waham (-), halusinasi
(-), ilusi(-)
: koheren
: cukup
:tidak ditemukan
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
: tidak dilakukan
Pemeriksaan imaging
: tidak dilakukan
Pemeriksaan EKG
: tidak dilakukan
G. RESUME
- Pasien mengatakan kepala bagian belakang terasa berat yang hilang timbul
sejak 10 tahun yang lalu. Gejala muncul terutama saat setelah beraktifitas
berat, dan kadang saat pasien mengalami banyak masalah. Biasanya gejala
diawali dengan perasaan berdebar debar. Pasien juga mengeluh apabila
saat berjalan terasa berputar. Dan pasien juga mengatakan pendengarannya
berkurang semenjak kepalanya sakit. Gejala tidak berkurang apabila
-
pasien beristirahat.
Pasien mengkonsumsi obat hipertensi dari puskesmas (pasien mengatakan
lupa nama obatnya) namun kadang pasien tidak mengkonsumsi obat
hipertensi saat dirasakan tidak ada keluhan. Saat minum obat tekanan
darahnya turun dan apabila obatnya sudah habis tekanan darahnya naik
lagi.
11
2.
-
Medikamentosa / Farmakologis
Captopril 12,5 mg
HCT
Betahistin
12
BAB II
IDENTIFIKASI BERBAGAI FUNGSI KELUARGA
A. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Biologis :
Keluarga terdiri dari pasien, dan suami pasien (Tn. Jono 69 tahun )
2. Fungsi Psikologis :
Hubungan keluarga pasien terjalin cukup akrab, terbukti dengan
permasalahan-permasalahan yang dapat diatasi dengan baik dalam
keluarga ini. Hubungan diantara mereka cukup dekat antara satu dengan
yang lain. Hubungan dengan ketiga anak pasien yang lain juga terjalin
cukup baik. Sehari-hari pasien lebih banyak menghabiskan waktunya di
rumah mengerjakan pekerjaan rumah. Untuk kebutuhan sehari- hari di
dapat dari anak dan menantunya yang bekerja sebagai buruh pabrik dan
pegawai di kereta api. Permasalahan yang timbul dalam keluarga
dipecahkan secara musyawarah dan mencari jalan tengah, serta dibiasakan
sikap saling tolong menolong baik fisik, dukungan mental, maupun jika
ada salah seorang di antaranya yang menderita kesusahan. Meskipun
penghasilan mereka pas-pasan, namun mereka tetap bidup bahagia dan
selalu bersyukur kepada Tuhan.
3. Fungsi Sosial :
Pasien sering berinteraksi dengan orang-orang sekitar rumah,
mengikuti kegiatan bersama yang dikoordinir salah satu warga secara
rutin.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan :
Pasien tidak bekerja selama 2 tahun terakhir dan pemenuhan
kebutuhan sehari-hari dicukupi oleh anak- anaknya.
Penghasailan tersebut hanya digunakan untuk membiayai kebutuhan
pasien, seperti makan, minum dan iuran membayar listrik. Untuk
kebutuhan air dengan menggunakan pompa air. Untuk memasak memakai
13
kompor gas. Makan sehari-hari lauk pauk, tempe tahu, ikan laut, telur,
ayam dan buah. Frekuensi makan kurang lebih 3 kali sehari dengan porsi
yang cukup. Kalau ada keluarga yang sakit biasa berobat ke puskesmas,
dan pasien sudah mempunyai kartu sehat.
PARTNERSHIP
Anak, menantu dan tetangga Ny. W mendukung dalam upaya
pengobatan sehingga Ny. W. merasa penyakitnya bukan halangan untuk
melakukan aktivitas.
GROWTH
14
AFFECTION
Ny. W merasa hubungan kasih sayang dan interaksinya dengan anaknya
cukup baik. Bahkan perhatian yang dirasakannya bertambah dari keluarga ke
dirinya, bahkan oleh menantunya, begitu pula sebaliknya.
RESOLVE
Ny. W merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia
dapatkan dari anak-anaknya, menantu dan
tersedia tidak banyak karena harus bekerja dengan jadwal yang tidak tetap.
Dan karena jarak rumah yang lumayan jauh.
masalah
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
Sering
Kadang
/selalu
-kadang
saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
saya
Jarang/tidak
15
C. SCREEM Ny. W
SUMBER
Sosial
PATHOLOGY
KET
Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga dengan saudara partisipasi mereka dalam masyarakat
Cultural
Edukasi
Medical
16
17
Keterangan :
E. Informasi Pola Interaksi Keluarga :
Keluarga
Hubungan antara Ny. Waginah dengan anak, menantu dan cucunya
baik dan dekat. Dalam keluarga ini tidak sampai terjadi konflik atau hubungan
buruk antar anggota keluarga.
Pasien
Anak pasien
Keterangan :
Menantu pasien
: hubungan baik
F. Pertanyaan Sirkuler
1. Ketika penderita jatuh sakit siapa yang merawat?
Jawab :
18
6. Selanjutnya siapa ?
Jawab : menantu dan anak ketiga pasien
7. Siapa yang secara emosional jauh dari penderita?
Jawab : Tidak ada
8. Siapa yang selalu tidak setuju dengan pasien?
Jawab : Tidak ada
9. Siapa yang biasanya tidak setuju dengan anggota keluarga lainnya?
Jawab : Tidak ada
19
BAB III
IDENTIFIKASI BERBAGAI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
A. Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga
i.
Pendidikan terakhir penderita adalah SMP dan tidak bekerja, hanya mengurus
rumah dan kebutuhan sehari-hari. Pasien merasa kesehatanya terganggu sejak
5 tahun yang lalu. Keluhan adanya rasa berat di kepala bagian belakang mulai
muncul saat 5 tahun yang lalu. Tetapi
ii.
20
pemberian dari anak pasien yang lain. Total semua penghasilan tersebut
keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari walaupun belum semua
kebutuhan dapat terpenuhi terutama kebuthan sekunder dan tertier.
Rumah yang dihuni keluarga ini kurang memadai karena masih ada
kekurangan dalam pemenuhan standar kesehatan. barang-barang tampak
tertata kurang rapi karena ukuran ruangan yang tidak cukup luas. Lantai
rumah menggunakan keramik berwarna putih, pencahayaan ruangan cukup,
ventilasinya cukup. Pembuangan limbah keluarga memenuhi sanitasi
lingkungan karena limbah keluarga dialirkan. Sampah keluarga dibuang
ditempat pembuangan sampah yang ada di belakang rumah. Fasilitas
kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit adalah
Puskesmas tulangan.
meletakan kasur dengan sprei. Dinding rumah terbuat dari batu bata yang
sudah dicat permanen. Perabotan rumah tangga minim. Sumber air untuk
kebutuhan sehari-harinya Ny W menggunakan mesin pompa air. Secara
keseluruhan kebersihan rumah masih kurang. Sehari-hari Ny. W memasak
menggunakan kompor minyak.
2. Denah Rumah
21
Kamar mandi
+WC
A
P
U
R
Gudang
Kamar tidur
Ruang Tamu
Kamar Tidur
Teras
Keterangan :
: dinding
: pintu
: jendela
: teras
22
23
Dapur
Kamar Tidur
Kamar Mandi
24
BAB IV
DAFTAR MASALAH
1. Masalah aktif :
Hipertensi derajat 2 + Vertigo
Pengetahuan pasien kurang untuk memahami sakitnya
2. Faktor risiko :
a. Usia
b. Aktifitas
c. Pola makan
Faktor Lingkungan
Fisik: BIologis:Sosial
Faktor Penduduk
Anggota keluarga lain tidak ada
yang memiliki hipertensi
Ny. W usia 70tahun, dengan
hipertensi derajat 2 + Vertigo
Faktor
Pelayanan
Kesehatan
Jenis: Promotif
Preventif
Kuratif
Rehabilitative
Sifat: Dapat diterima
Ketersediaan
Mudah dicapai
Biaya
terjangkau
Faktor Perilaku
Pengetahuan:
pasien
BABpengetahuan
V
Teman kerja: kurang
tentang
sakitnya
Kultural: PATIENT
Sikap: - MANAGEMENT
Praktik/Tindakan
Gaya hidup (terkait) :
Kurang konsumsi sayur dan buah,
A. PATIENT CENTERED MANAGEMENT
1. Dukungan Psikologis lebih sering konsumsi masakan
yangdukungan
digoreng psikologis mengenai faktor-faktor
Pasien memerlukan
yang dapat menimbulkan kepercayaan baik pada diri sendiri maupun
kepada dokternya, antara lain dengan cara :
25
26
dalam jadwal kontrol, keteraturan minum obat, diet yang dianjurkan dan hal-hal
yang perlu dihindari serta yang perlu dilakukan.
5. Pengobatan
Medika mentosa dan non medika mentosa seperti yang tertera
dalam penatalaksanaan.
6. Pencegahan dan Promosi Kesehatan
Hal yang tidak boleh terlupakan adalah promosi kesehatan berupa
perubahan tingkah laku (berhenti merokok, kopi juga cara memasak
makanan yang banyak menggunakan garam dan penyedap rasa).
Kebersihan lingkungan rumah, meningkatkan daya tahan tubuh dan
menjaga pola makan dan olah raga yang teratur.
B. PREVENSI BEBAS PENYAKIT UNTUK KELUARGA LAINNYA
rumah
dengan
memberikan
penyuluhan
tentang
penyakit,
27
BAB VI
TINJAUAN PUSTAKA
1. Hipertensi
1.1 Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang melebihi tekanan darah
normal. Seperti apa yang telah disepakati oleh para ahli yaitu 140/90mmHg
(Joint National Committee VII, 2003).
1.2 Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Tekanan Darah dari JNC-VII 2003
28
Obesitas
Dislipidemia
Diabetes Melitus
Merokok
Usia
Inaktifitas fisik
Genetic
Asupan garam (Repository USU, 2010)
29
susunan saraf pusat yang berasal dari atrium, dan arteri pulmonalis otot polos.
Sedangkan sistem pengendalian reaksi lambat melalui perpindahan cairan antara
sirkulasi kapiler dan rongga intertisial yang dikontrol oleh hormon angiotensin
dan vasopresin. Kemudian dilanjutkan sistem poten dan berlangsung dalam
jangka panjang yang dipertahankan oleh sistem pengaturan jumlah cairan tubuh
yang melibatkan berbagai organ. (Kartikasari. 2012)
Menurut Kartikasari, 2012 patofisiologi hipertensi primer terjadi melalui
mekanisme :
1) Curah jantung dan tahanan perifer
Peningkatan curah jantung terjadi melalui dua cara yaitu peningkatan
volume cairan atau preload dan rangsangan saraf yang mempengaruhi
kontraktilitas jantung. Curah jantung meningkat secara mendadak akibat adanya
rangsang saraf adrenergik. Barorefleks menyebabkan penurunan resistensi
vaskuler sehingga tekanan darah kembali normal. Namun pada orang tertentu,
kontrol tekanan darah melalui barorefleks tidak adekuat sehingga terjadi
vasokonstriksi perifer.
Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama terjadi apabila
terdapat
peningkatan
volume
plasma
berkepanjangan
akibat
gangguan
penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam berlebihan.
Peningkatan pelepasan renin atau aldosteron maupun penurunan aliran darah ke
ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal. Peningkatan
volume plasma menyebabkan peningkatan volume diastolik akhir sehingga terjadi
peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah. Peningkata preload biasanya
berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik.
Keseimbangan curah jantung dan tahanan perifer sangat berpengaruh
terhadap normalitas tekanan darah. Tekanan darah ditentukan oleh konsentrasi sel
otot halus yang terdapat pada arteriol kecil. Peningkatan konsentrasi sel otot halus
berpengaruh pada peningkatan konsentrasi kalsium intraseluler. Peningkatan
konsentrasi otot halus mengakibatkan penebalan pembuluh darah arteriol yang
30
dimediasi oleh angiotensin dan menjadi awal meningkatnya tahanan perifer yang
irreversible.
Peningkatan resistensi perifer disebabkan oleh resistensi garam (hipertensi
tinggi renin) dan sensitif garam (hipertensi rendah renin). Penderita hipertensi
tinggi renin memiliki kadar renin tinggi akibat jumlah natrium dalam tubuh yang
menyebabkan pelepasan angiotensin II. Kelebihan angiotensin II menyebabkan
vasokonstriksi dan memacu hipertrofi dan proliferasi otot polos vaskular. Kadar
renin dan angiotensin II yang tinggi pada hipertensi berkorelasi dengan kerusakan
vaskular. Sedangkan pada pasien rendah renin, akan mengalami retensi natrium
dan air yang mensupresi sekresi renin. Hipertensi rendah renin akan diperburuk
dengan asupan tinggi garam.
Jantung harus memompa secara kuat dan menghasilkan tekanan lebih
besar untuk mendorong darah melintasi pembuluh darah yang menyempit pada
peningkatan Total Periperial Resistence. Keadaan ini disebut peningkatan
afterload jantung yang berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolik.
Peningkatan afterload yang berlangsung lama, menyebabkan ventrikel kiri
mengalami hipertrofi. Terjadinya hipertrofi mengakibatkan kebutuhan oksigen
ventrikel semakin meningkat sehingga ventrikel harus mampu memompa darah
lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tesebut. Pada hipertrofi, serat-serat otot
jantung
mulai
menegang
melebihi
panjang
normalnya
yang
akhirnya
31
pekat
dan tinggi
osmolalitasnya.
Untuk
32
33
darah
bersangkutan.
Perubahan
patologis
pada
ginjal
dapat
34
yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau
gangguan tajam penglihatan (Wijayakusuma,2000 ).
Crowin (2000: 359) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis
timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa :Nyeri kepala saat
terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan
darah
intrakranial,Penglihatan
kabur
akibat
kerusakan
retina
akibat
karena
peningkatan
aliran
darah
ginjal
dan
filtrasi
35
1.8. Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
Perubahan gaya hidup sehat bagi semua individu dengan prehipertensi
dan hipertensi. Adapun komponen modifikasi gaya hidup meliputi penurunan
berat badan, DASH makan rencana, pengurangan sodium diet, aktivitas fisik
aerobik, dan moderasi konsumsi alkohol.
36
Medikamentosa
Rekomendasi JNC 8
1. Pada pasien berusia 60 tahun , mulai pengobatan farmakologis pada
tekanan darah sistolik 150mmHg atau diastolik 90mmHg dengan
target terapi untuk sistolik < 150mmHg dan diastolik < 90mmHg .
(Rekomendasi Kuat-grade A)
2. Dalam populasi umum lebih muda dari 60 tahun, memulai pengobatan
farmakologis untuk menurunkan BP pada DBP dari 90 mm Hg atau lebih
tinggi
Untuk usia 30 sampai 59 tahun, Rekomendasi kuat - Grade A
Untuk usia 18 sampai 29 tahun, Opini Ahli - Kelas E
3. Pada pasien berusia < 60 tahun , mulai pengobatan farmakologis pada
tekanan darah sistolik 140mmHg dengan target terapi < 140mmHg .
( Opini Ahli - kelas E )
4. Pada pasien berusia 18 tahun dengan penyakit ginjal kronis , mulai
pengobatan farmakologis pada tekanan darah sistolik 140mmHg atau
37
ini
berbeda
dengan
JNC
yang
mana
panel
38
39
40
Compelling Indication
41
BAB VII
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Segi Biologis
:
a. Ny. S( 59 th), menderita hipertensi derajat 2
b. Status gizi baik
c. Rumah dan lingkungan sekitar keluarga baik
2. Segi fisik
:
Rumah dan lingkungan sekitar keluarga padat penduduk.
3. Segi Psikologis
:
Hubungan antara anggota keluarga cukup terjalin dengan baik
terutama kepada anak ketiganya, menantu, cucu dan begitu pula
dengan hubungan masyarakat.
Pengetahuan akan penyakit hipertensi yang masih kurang yang
berhubungan dengan tingkat penyebab dan akibat yang akan terjadi.
Tingkat kepatuhan dalam mengkonsumsi obat bisa dilakukan dengan
baik.
4. Segi Sosial
42
http://eprints.undip.ac.id/37291/1/AGNESIA_NUARIMA_G2A008009_L
AP_KTI.pdf diakses pada tanggal 24 Agustus 2014.
Repository USU. 2010. Hipertensi. Diunduh di:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23512/5/Chapter%20II.pdf
diakses pada tanggal 24 Agustus 2014
Repository USU. 2008. Penatalaksanaan Hipertensi. Diunduh
di:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17124/4/Chapter
%20II.pdf diakses pada tanggal 24 Agustus 2014