PENDAHULUAN
pada bulan September 2015 di New York, Amerika Serikat. Sekurangnya 193
kepala negara hadir, termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang mana ikut serta
untuk meyakinkan bahwa tidak akan ada seorang pun yang terlewatkan atau “No-
one Left Behind”. SDGs terdiri dari 17 Tujuan dan 169 target dalam rangka
berakhir akhir pada tahun 2015 lalu. Semua sasaran yang berkesinambungan,
yang berarti kesuksesan dalam satu mempengaruhi keberhasilan bagi yang lain.
1
United Nations Development Programm, http://www.undp.org/content/undp/en/home/
sustainable-development-goals.html. Akses pada 20 Desember 2019.
2
Sekretariat SDGs Indonesia. http://sdgsindonesia.or.id/. akses pada 12 April 2020
1
mengelola sumber daya alam yang rapuh, mencapai kesetaraan gender atau
membantu ekonomi menjadi makmur. SGDs sendiri memiliki 4 pilar yaitu pilar
dengan baik program Sustainable Development Goals (SDGs) ini. Berbagai kegiatan
seluruh pihak dan daerah, Indonesia mengatur pada Keputusan Presiden 59 tahun
2017,4 target dan indikator SDGs selaras dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (2015-2019), dari sebanyak 169 target yang ada di SDGs, sekitar 57
persen (96 target SDGs) telah sesuai dengan prioritas pembangunan nasional. Untuk
SDGs di Indonesia.5
3
ibid
4
Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan, Sustanable Development Goals, https://www.sdg2030indonesia.org/page/5-perpres.
Diakses pada 12 April 2020
5
Badan Pusat Statistik, Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals) di Indonesia.
2
Beberapa daerah di Indonesia menginginkan SDGs sendiri menjadi
mengembangkan target ketiga dalam SDGs yang dimana salah satu target berbunyi
pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberculosis malaria, dan penyakit
tropis lainnya, melawan hepatitis, penyakit yang ditularkan lewat air dan penyakit
menular lainnya dan poin ke-enam tentang air bersih dan sanitasi yang dimana salah
satu targetnya yaitu pada tahun 2030, meraih akses yang adil dan cukup terhadap
sanitasi dan kebersihan untuk semua, serta mengakhiri defekasi terbuka, memberikan
perhatian khusus pada kebutuhan perempuan dan anak perempuan serta mereka yang
sebuah inovasi dalam bidang sanitasi yang dimana inovasi ini biasa disebut
yang mengacu pada SK yang sama yaitu Keputusan Bupati Banyuwangi Nomor
sama, namun GGJ dilaksanakan pada era MDGs sedangkan PUJASERA pada era
SDGs. Banyuwangi mengedepankan permasalahan sanitasi karena dari 217 desa hanya
27 desa yang memiliki sanitasi sehat/jamban sehat jadi sangat banyak warga maupun
6
Cities and Local Governments, Tujuan pembangunan berkelanjutan yang perlu diketahui oleh
pemerintah daerah.
7
Salinan Keputusan Bupati Banyuwangi NOMOR 188/498/KEP/429.011/2013,
http://jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/keputusan_bupati/KEP_NO_498_TH_2013_TTG_TIM
_PELAKS._SANITASI_TOTAL_BERBASIS_MASYARAKAT_.pdf. Diakses pada 20
November 2020.
3
wilayah di Banyuwangi belum memiliki jamban yang layak.8 Mungkin semua orang
sanitasi. Kepanjangan dari PUJASERA sendiri ialah Pergunakan Jamban Sehat, Rakyat
buang air besar di daerah aliran sungai. Seperti pedesaan di Kabupaten Banyuwangi
yang tak terhindar dari masalah yang bisa dibilang sangatlah klasik.
Tampo. Namun tidak ada desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tampo (salah
satu puskesmas yang berada di Kecamatan Cluring) yang ODF (open defecation
free). Dimana letak geografis puskesmas Tampo sendiri dibentangi oleh sungai besar
dan sungai-sungai kecil. Hal ini menjadi sebuah dukungan kebiasaan masyarakat
9
buang air besar di sungai. Kepemilikan jamban pribadi di setiap warga di sekitar
puskesmas tampo ini sangatlah kecil maka akibat buang air besar sembarangan ini
sudah tidak layak dikonsumsi lagi. Menurut data kementrian kesehatan tahun 2014
dari total 8.045 KK hanya 1034 KK yang memiliki jamban.10 Maka dari itu tidak
8
Tatiek Setyaningsih, Bayu Mitra Adhyatma Kusuma, Mendobrak Keterbatasan Masyarakat:
Mewujudkan Desa ODF Di Kabupaten PUJASERA, IJPA-The Indonesian Journal of Public
Administration Volume 2 I Nomor 2 I Nopember 2016.
9
Jaringan Inovasi Pelayanan Publik Jawa Timur,
http://jipp.jatimprov.go.id/?page=database_detail&id=61. Akses pada 22 Desember 2019.
10
Pujasera, http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/daerah/20170524/4121232/pujasera-
pergunakan-jamban-sehat-rakyat-aman/. Akses 12 April 2020
4
Dalam permasalahan ini Banyuwangi menjadi daerah yang potensial untuk
kompetisi tersebut. 11 Pada tahun 2017 inovasi PUJASERA ini juga menjadi salah
satu kandidat yang maju ke United Nations Public Service Awards (UNPSA)
Agar penelitian ini memiliki titik fokus terhadap permasalahan utama yang
ingin dijelaskan, maka diperlukan rumusan masalah, dan sesuai dengan latar
belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan dari penelitian ini
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana inovasi ini
11
Kementerian PANRB Tetapkan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2016, 14 Maret 2016.
https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/kementerian-panrb-tetapkan-top-99-inovasi-
pelayanan-publik-2016. Akses pada 22 Desember 2019..
12
Wawancara penulis dengan Inisiator program PUJASERA sekaligus Kepala UPTD Puskesmas
Tampo Banyuwangi, Tatiek Setyaningsih, Banyuwangi, 9 Januari 2020.
5
1.4 Manfaat Penelitian
pengetahuan dan wawasan baru terhadap semua orang sehingga dapat menjadi
inspirasi bagi penelitian yang akan datang. Penelitian ini juga diharapkan dapat
Internasional terkait konsep yang digunakan, dalam hal ini adalah menggunakan
Penulis juga berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri.
Penelitian ini secara tidak langsung membuat penulis menjadi lebih memahami
bertujuan agar menambah pemahaman tentang ekologi lingkungan dimana hal ini
6
1.5 Penelitian Terdahulus
adalah :
hasil penelitian dimana Pemerintah Riau sadar jika menerapkan SDGs akan
berdampak terhadap rakyat Riau, termasuk petani kecil. Riau bekerja sama
Bappeda pada Mei 2016 yang bertujuan mengumpulkan kemitraan & pemerintah
tingkat provinsi, adapun tujuan dan strategi ada tujuh poin yang harus tercapai
namun dalam penelitian ini peneliti memposisikan hanya pada 3 tujuan strategis
yang memiliki arah pada peningkatan ketahanan pangan utama yang akan dibahas
yaitu beras. Dalam 3 tujuan atau strategi yang ingin dicapai Riau melalui program
SDGs, dalam penelitian ini dijelaskan secara rinci bagaimana tahap-tahap ataupun
Dalam penelitian ini juga disebutkan awal program ini dilaksanakan tahun 2015
13
Nelti Erwandari, Implementasi Sustainable Development Goals (SDG’s) Dalam Meningkatkan
Ketahanan Pangan Di Provinsi Riau, eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 5, Nomor 3,
2017: 875-888, Universitas Mulawarman.
7
dan berakhir pada tahun 2030. Maka dari itu dalam mengukur beberhasilan
pelaksanaan program belum dapat dilihat secara rinci. Beberapa program juga
dalam penelitian ini disebutkan yang telah dilaksanakan dan masih perlu
sasaran maupun target- target SDGs. Namun yang membedakan penelitian ini
yaitu poin dari program tersebut. Dimana penulis mengimplentasikan poin SDGs
Penelitian kedua berupa jurnal yang dikerjakan oleh Roy Eka Pribadi
negara tetangga. Pasal 5 (1) UU No. 20/2003 menyatakan bahwa “setiap warga
bahwa “setiap peserta didik berhak memperoleh pendidikan sesuai minat, bakat,
8
dan mendidik peserta didik sesuai dengan kemampuannya, maka penyiapan
tenaga pendidik yang profesional tidak perlu ditunda lagi, tetapi perlu.
yaitu Program Satu Atap (SATAP), Sarjana Mendidik di daerah terdepan terluar
selama program ini dijalankan. Penelitian oleh Roy Eka Pribadi memiliki
SDGs dan program yang dilakukan untuk mencapain tujuan dan target SDGs.
Namun yang membedakan penelitian ini yaitu fokus poin dari program tersebut.
Dimana penulis mengimplentasikan poin SDGs ke-3 dan ke-6, sedangkan peneliti
Santoso Tri Raharjo dengan judul Sustainable Development Goals (SDGs) Dan
misalnya aja Indonesia. Dalam SDGs no poverty menjadi prioritas utama dan
menjadi poin utama dalam SDGs dan ini membuat seluruh dunia sepakat dalam
permasalahan lainnya dan sejalan dengan tujuan global lainnya yaitu dunia tanpa
15
Ishartono dan Santoso Tri Raharjo, Sustainable Development Goals (SDGs) Dan Pengentasan
Kemiskinan, Social Work Jurnal, Vol, 6, No, 2, Universitas Padjadjaran, hal. 154 – 272.
9
kelaparan, kesehatan yang baik dan kesejahteraan, pendidikan berkualitas,
kesetaraan jender, air bersih dan sanitasi, energi bersih dan terjangkau dan
masih menjadi permasalahan yang cukup serius meskipun angka statistik terus
menurun. Dalam tulisan ini penulis lebih berfokus bagaimana peran pekerja sosial
sangat penting dalam perjalanan suksesnya SDGs. Penelitian oleh Ishartono dan
Santoso Tri Raharjo memiliki kemiripan penelitian dari penulis, yaitu sama-sama
mencapain tujuan dan target SDGs. Namun yang membedakan penelitian ini yaitu
fokus poin dari program tersebut. Dimana penulis mengimplentasikan poin SDGs
tentang kemiskinan.
Penelitian selanjutnya berupa skripsi yang ditulis oleh Azizah Rahmalia Sari
Kabupaten Kulon Progo16 dalam penelitian ini penulis bertujuan mengetahui faktor
10
program. Penulis juga mengukur keberhasilan implementasikan ini dengan
deskriptif kuantitatif dalam regresi linear berganda disini data yang di dapat dalam
penelitian ini diuji kembali melalui uji validitas. Penelitian oleh Azizah Rahmalia Sari
tujuan SDGs dan program yang dilakukan untuk mencapain tujuan dan target SDGs.
Ada poin yang sama dalam mengimplemtasikan SDGs yaitu poin ke 3 dan persamaan
juga salah satu konsep yaitu SDGs. Namun yang membedakan penelitian ini yaitu
fokus poin dari program tersebut. Dimana penulis mengimplentasikan poin SDGs ke-
3 dan ke-6, dan fokus pada sanitasi dan kesehatan sedangkan peneliti sebelumnya
pembangunan berkelanjutan dan agenda 2030 SDGs. Dalam teori Edward III dan
juga dalam tulisan ini peneliti menjelaskan bagaimana Edward III berpendapat bahwa
implementasi kebijakan yang dipengaruhi oleh empat variabel yaitu pada komunikasi,
sumber daya, alokasi dan struktur birokrasi. Penulis juga menganalisis keempat aspek
tersebut, dan menganalisis hasil, serta tantangan yang dihadapi oleh implementasi
11
kebijakan ini dihubungkan dengan pembangunan berkelanjutan yang tidak lepas dari
tiga aspek yaitu sosial, lingkungan dan ekonomi. Penulis juga menjelaskan
bagaimana tantangan dalam menerapkan kebijakan ini dan metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan data yang dikumpulkan melalui
dari penulis, yaitu sama-sama mengimplementasikan tujuan SDGs dan program yang
dilakukan untuk mencapain tujuan dan target SDGs. Namun yang membedakan
mengimplentasikan poin SDGs ke-3 dan ke-6 dan lebih menjelaskan dan fokus
Penelitian selanjutnya yaitu skripsi yang ditulis oleh Sustrisno Absar dengan
Online Di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Parepare)18 dalam penelitian ini
Parepare dan juga untuk menjelaskan cara inovatif dari Pengelolaan dokumen publik
inovasi dan innovative governance yang juga juga dimana dalam penelitian ini
kesetaraan gender dan pengecualian sosial serta dalam konteks lokal dan dapat
ditransfer dalam penelitian ini juga berfokus dalam best practice menurut UN ini.
18
Sustrisno Absar, Innovative Governance (Studi Kasus Pengelolaan Dokumen Publik Secara
Online Di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Parepare), Skripsi. Makassar: Universitas
Hassanudin.
12
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif dan melalui
menganalisis dari berbagai bahan tertulis sebagai sumber data utama. Penelitian oleh
yaitu studi kasus yang diteliti kalau penulis melakukan penelitian tentang inovasi dalam
13
No Judul dan Nama Jenis Penelitian dan Hasil Penelitian
Penelitian Alat Analisa
- Konsep Kualitas terciptanya beberapa program
Pendidikan antara lain program Satu Atap
(SATAP), program Indonesia
mengajar, Program baca,
Sarjana Mendidik di daerah
terdepan terluar tertinggal
(SM3T), tulis, hitung
(Calistung)
3 Sustainable - Kemiskinan menjadi isu
Development Goals penting yang sangat klasik
(SDGs) Dan bagi dunia, namun
Pengentasan - Kemiskinan kemiskinan menjadi masalah
Kemiskinan serius jika tidak ditangani.
- Perkerja sosial memiliki peran
Oleh: Ishartono dan yang sangat penting dalam
Santoso Tri Raharjo merealisasikan program SDG,s
dalam lingkup global maupun
nasional.
4 Analisis Implementasi - Kualitatif Kuantitatif - Program-program yang
Sustainable terapkan pemerintah Kulon
Development Goals Progo terbukti berhasil.
(SDG`S) Di - Pembangunan Dengan adanya peningkatan
Kabupaten Kulon Ekonomi pendapatan rumah tangga
Progo - Teori Pembangunan miskin yang menerima
- Kemiskinan program-program yang
Oleh: Azizah - Pembangunan dilaksanakan.
Rahmalia Sari Berkelanjutan
- Konsep SDGs
5 Tinjauan - Masalah dalam pengelolaan
Implementasi - Deskriptif Kualitatif sampah di Kota Kendari,
Pembangunan mendorong Pemerintah
Berkelanjutan: Daerah untuk membuat suatu
kebijakan yang mengatur
Pengelolaan
tentang pengelolaan sampah.
Sampah Kota
Kebijakan terkait dengan
Kendari pengelolaan sampah berada
- Implementasi dalam Peraturan Daerah
Kebijakan Nomor 4 Tahun 2015 Kota
Oleh: Faturachman - Sustainable Kendari.
Alputra Sudirman dan Development Goals
Phradiansah (SDGs) - Konsep implementasi
kebijakan dalam penelitian ini
14
No Judul dan Nama Jenis Penelitian dan Hasil Penelitian
Penelitian Alat Analisa
dihubungan dengan
pembagunan berkelanjutan
yang dimana memiliki
berbagai aspek dan alam
berbagai aspek tersebut
memiki berbagai hambatan..
6 Innovative - Deskriptif Kualitatif - Secara keseluruhan dalam
Governance (Studi penelitian ini implementasi
Kasus Pengelolaan pengelolaan dokumen publik
Dokumen Publik di Kota Parrepare telah
Secara Online Di berjalan dengan baik, terlihat
Dinas Komunikasi - Governance dari cara penggunaan kerja
dan Informatika Kota - Inovasi online sesuai SOP.
Parepare) - Inovasi Governance - Mengenai standar inovatif
untuk pengelolaan dokumen
publik secara online.
Oleh: Sustrisno Absar Meskipun beberapa standar
tidak berfungsi dengan baik,
Dinas Komunikasi dan
Informatika Parrepare sudah
dalam tahap inovatif
1. Innovative Governance
Kata inovasi sendiri mungkin sudah tidak asing ditelinga kita. Inovasi
15
berkelanjutan untuk paradigma baru untuk menyelesaikan konflik sosial dan
Tidak ada sistem dari elemen pemerintah saja namun juga harus ada dari lapisan
antara keduanya. Dengan kata lain, inovasi ini mempertaruhkan kecerdasan atau
kreatifitas, hanya saja kecerdasan dan kreatifitas ini adalah wataknya sistem
inovasi tidak akan jauh dari istilah dan pengertian dari lima hal berikut ini:
1. Pengetahuan baru
Suatu inovasi akan ada sebagai sebuah pengetahuan baru bagi masyarakat
dalam sebuah sistem sosial tertentu. Pengetahuan baru ini merupakan faktor
2. Cara baru
Inovasi merupakan suatu metode baru baik untuk individu atau sekelompok
19
Centre for the Study of Governance Innovation (GovInn).
http://governanceinnovation.org/about/. diakses pada 17 Februari 2019
20
Yanza Ahaddin Fahmi, Innovative Governance Dalam Pengelolaan Sampah Berbasis Social
Empowerment Pada Pemerintah Kota Batu, Skripsi, Malang: Ilmu Pemerintahan FISIP
Universitas Muhammadiyah Malang
16
3. Objek baru
Suatu inovasi merupakan sebuah objek baru bagi penggunanya, dalam bentuk
4. Teknologi baru
teknologi yang inovatif dapat langsung dilihat dari program yang ada pada
produk.
5. Penemuan baru
Beberapa inovasi bahkan hampir semua inovasi adalah hasil dari penemuan
baru. Inovasi jarang terjadi secara tidak sengaja. Inovasi merupakan hasil dari
dalam buku Sangkala yang berjudul Innovative Governance: Konsep dan Aplikasi
sosial (gender equality and social inclusion), Inovasi dalam konteks lokal dan
dapat ditransfer (innovation within local content and transferability).22 Konsep ini
21
ibid
22
Sutrisno Absar, Innovative Governance(Studi Kasus Pengelolaan Dokumen Publik Secara
Online
Di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Parepare), Skripsi, Makassar: Universitas
Hassanudin.
17
menciptakan sebuah inovasi yang dimana hal itu dilaksanakan pada bidang
terutama di tahun 80-an abad terakhir. Pendapat dari negara-negara maju untuk
suatu negara berkembang dan juga yang belum berkembang dan mengumpulkan
para ilmuwan, ekonom dan humanis dari sepuluh negara di Roma pada tahun
1968 untuk membahas masalah saat ini dan tantangan masa depan umat manusia,
perkumpulan itu disebut dengan klub Roma. Klub Roma memperingatkan akan
melewati batas ekologis/ bisa merusak lingkungan dan bumi ini. Sebenarnya
banyak organisasi- organisasi di dunia yang ingin ikut serta dalam menciptakan
23
Rudy S. Rivai dan Iwan S. Anugrah, Concept and Implementation of Sustainable Agricultural
Development in Indonesia, Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume 29 No. 1, Juli 2011 : 13 –
25, hal 14
18
sendiri mengacu pada 3 pilar keberlanjutan yang dimana tiga pilar ini harus
jati diri budaya. Saling menghormati beragam budaya, ras dan agama,
Tiga pilar ini memiliki memiliki keseimbangan yang dimana tidak boleh
terpisahkan konsep ini sering dikenal dengan konsep Triple bottom line oleh John
Elkington.24
baru dalam dokumen berjudul "Transforming our world: 2030 Agenda for
Sustainable Development", yang berisi 17 tujuan atau target dan 169 sasaran, dan
24
Tomislav Klarin, The Concept of Sustainable Development: From its Beginning to the
Contemporary Issues, Zagreb International Review of Economics & Business, Vol. 21, No. 1
2018, University of Zagreb and De Gruyter Open, Hlm 67-94.
19
akan diimplementasikan dari 2016 hingga 2030. Dokumen tersebut biasa disebut
dan berakhir tahun 2015.25 Permasalahan kesehatan dan sanitasi menjadi sorotan
dalam SDGs pada poin ke 3 dan ke 6. Satu dari tiga orang di dunia saat ini tidak
memiliki sanitasi atau jamban yang layak dan menyebabkan kerugian dalam
kuman penyebab penyakit diare yang merupakan penyebab kedua kematian balita
kesehatan menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua dan perlunya inovasi ataupun
solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dalam konsep ini terdapat tiga
aspek penting yaitu sosial, ekologi dan ekonomi. Dalam penerapan inovasi
PUJASERA ini terdapat program yang tidak lepas dari tiga aspek tersebut
misalnya dalam aspek sosial ada komunitas jamban sehat, dalam ekonomi ada
pnpm mandiri yang bekerjasama dengan toko bangunan dalam pemerataan dana
25
United Nations Development Programme, http://www.undp.org/content/undp/en/home/sustainable-
development-goals.html. Akses pada 27 Februari 2019.
20
1.7 Metodologi Penelitian
dilengkapi dengan data-data dan gambaran jelas mengenai fenomena yang terjadi.
Kelengkapan data serta gambaran fenomena tersebut dapat diperoleh dari berbagai
meningkatkan kualitas kesehatan yang tidak lepas dari kerangka SDGs secara
jelas. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang
berasal dari buku, media massa, artikel, internet, dan sumber lain yang
mendukung hal tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi
pustaka (library research) dan studi wawancara dimana penulis memperoleh data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif,
26
Ulber Silalahi, 2009, Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT Refika Aditama, hal 29
21
1.7.3 Ruang Lingkup Penelitian
peningkatan kualitas kesehatan, pada rentan waktu 2014 – 2018. Tahun 2014
merupakan awal mula inovasi PUJASERA dan inovasi tersebut berakhir tahun
2018 yang di tandai dengan Banyuwangi mendeklarasikan diri pada tahun 2019
maka dari itu kesehatan dan sanitasi menjadi salah satu masalah yang tercantum
dalam MDGs dan juga setelah MDG selesai hal itupun harus diselesaikan dalam
bagaimana penerapan program global dalam tingkat lokal. Pada penelitian ini
27
Wawancara penulis dengan Inisiator program PUJASERA sekaligus Kepala UPTD Puskesmas
Tampo Banyuwangi, Tatiek Setyaningsih, Banyuwangi, 9 Januari 2020.
22
PUJASERA yaitu Pergunakan Jamban Sehat, Rakyat Aman. PUJASERA ini
sesuai dengan poin ke 3 dan ke 6 SDGs. SDGs sendiri memiliki tiga pilar
Pada penelitian penulis ini akan dijelaskan menjadi beberapa bab. Adapun
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB I 1.4.1 Manfaat Akademis
1.4.2 Manfaat Praktis
1.5 Penelitian Terdahulu
1.6 Kerangka Teori/ Konsep
1.7 Metodologi Penelitian
1.7.1 Metode Penelitian
1.7.2 Teknik Analisa Data
1.7.3 Ruang Lingkup Penelitian
1.8 Argumen Sementara
1.9 Sistematika Penulisan
Sanitasi dan Masalah Kesehatan Global
2.1 Masalah Sanitasi di Tingkat Global
BAB II 2.2 Masalah Sanitasi di Tingkat Nasional
2.3.Masalah Sanitasi di Tingkat Lokal: Kabupaten
Banyuwangi
23
PUJASERA Sebagai Inovasi dalam Mengatasi
BAB III
Masalah Sanitasi di Indonesia
Penutup
BAB IV 4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
24