Disusun Oleh :
SUMARNI
1710104338
KELAS 7F
YOGYAKARTA 2017
1. SDGs (Sustainable Development Goals)
Masih segar dalam ingatan, bahwa Indonesia pernah mencanangkan
program Indonesia Sehat tahun 2010, sebagai bagian dari upaya pemenuhan
terhadap tuntutan konstitusi yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan sosial,
tetapi setelah tahun yang dimaksud sudah berlalu selama empat tahun, apakah
Indonesia sudah sehat? Kemudian ada lagi program pembangunan nasional
yang mengacu pada agenda internasional, yaitu pembangunan pada abad
milenium yang diikuti oleh 189 negara, termasuk Indonesia, dan akan
memasuki tahap akhir evaluasinya pada tahun 2015.
Pantauan sementara dari 8 program dengan masing-masing
indikatornya, nampaknya ada sejumlah program yang tidak mungkin untuk
dicapai pada tahun tersebut, bahkan ada salah satu indikator di bidang
kesehatan yang justru terjun bebas dari tahun sebelumnya.
Melihat perkembangan hasil pembangunan dibeberapa negara yang
masih belum sesuai dengan target maka Millennium Development Goals
(MDGs) pun siap-siap akan ganti baju dan bernama menjadi SDGs
(Sustainable Development Goals). Pertanyaannya adalah sampai kapan
pembangunan ini, khususnya di Indonesia, mampu mencapai batas akhir yaitu
terwujudnya kesejahteraan sosial?
Era Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan telah dimulai saat negara-negara anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk Indonesia, menyepakati
Outcome Document SDGs pada tanggal 2 Agustus lalu. Dokumen ini berisi
tentang deklarasi, tujuan, target dan cara pelaksanaan SDGs hingga tahun
2030. Dokumen ini adalah kerangka kerja pembangunan global baru
pengganti Millenium Development Goals (MDGs) yang berakhir tahun 2015
ini, dengan 17 tujuan dan 169 target.
SDGs untuk tahun 2016 2030. SDGs ini, merupakan program yang
kegiatanya meneruskan agenda-agenda MDGs sekaligus menindaklanjuti
program yang belum selesai. Bidang kesehatan yang menjadi sorotan adalah
sebaran balita kurang gizi di Indonesia, proporsi balita pendek, status gizi
anak, tingkat kematian ibu, pola konsumsi pangan pokok, dan sebagainya.
Secara teknis, dari delapan tujuan pembangunan milenium ini masing-
masing telah memiliki program yang berkelanjutan untuk dilaksanakan serta
memiliki alokasi anggaran baik dari pemerintah pusat, daerah maupun
lembaga donor.
Sasaran pertama, dalam penanggulangan kemiskinan, ada program
klaster PKH, Raskin, PNPM mandiri, KUR dan UKM serta program
pemenuhan kebutuhan fasilitas dasar.
Program sasaran kedua, dalam rangka mencapai pendidikan dasar
untuk semua, pemerintah telah menyelenggarakan pendidikan dasar yang
terjangkau dan berkualitas, yang ditempuh antara lain melalui program
Bantuan Operasional Sekolah yang dilaksanakan sejak tahun 2005 dan
cakupan pada tahun 2011 sebesar 42,1 juta orang.
Program sasaran ketiga, dalam mendorong Kesetaraan Gender Dan
Pemberdayaan Perempuan upaya peningkatan kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan di Indonesia ini secara umum dicapai karena
gencarnya upaya pengarusutamaan gender (PUG) yang dilakukan sejak tahun
1999.
Sasaran keempat, dalam menurunkan Angka Kematian Anak,
berbagai upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kesehatan
anak Indonesia, yakni melalui continuum of care berdasarkan siklus hidup,
continuum of care berdasarkan pelayanan kesehatan (promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif), continuum of care pathway sejak anak di rumah, di
masyarakat (pelayanan posyandu dan poskesdes), di fasilitas pelayanan
kesehatan dasar, dan di fasilitas pelayanan kesehatan rujukan.
Sasaran kelima, dalam meningkatkan Kesehatan Ibu, pemerintah
mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi ibu-ibu dalam persalinan antara
lain dikembangkan tiga program penting, yaitu Jaminan Persalinan, Kelas Ibu
Hamil, dan Rumah Tunggu Ibu Hamil. Selain itu penurunan angka kematian
ibu diperkuat oleh program keluarga berencana.
Sasaran keenam, dalam Memerangi Hiv Dan Aids, Malaria Dan
Penyakit Menular Lainnya telah dilakukan berbagai upaya pencegahan. Salah
satu upaya tersebut yakni penggunaan kondom pada hubungan seksual yang
berisiko tinggi menularkan HIV dan AIDS.
Sasaran ketujuh, dalam memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup,
dalam rangka meningkatkan rasio luas kawasan tertutup pepohonan dan rasio
luas kawasan lindung, Pemerintah Indonesia telah melakukan kegiatan
prioritas rehabilitasi hutan dan lahan kritis, termasuk hutan mangrove, pantai,
gambut dan rawa pada Daerah Aliran Sungai prioritas di seluruh Indonesia
dengan target pada periode 2010-2014 seluas 2,5 juta hektar.
Sasaran kedelapan, dalam Membangun Kemitraan Global Untuk
Pembangunan, Berbagai langkah dilakukan untuk meningkatkan rasio
besarnya ekspor dan impor terhadap PDB, antara lain melalui kebijakan
peningkatan daya saing produk ekspor nonmigas melalui diversifikasi pasar
serta peningkatan keberagaman dan kualitas produk, yang didukung oleh
strategi, mendorong upaya diversifikasi pasar tujuan ekspor untuk mengurangi
tingkat ketergantungan kepada pasar ekspor tertentu; meningkatkan
keberagaman dan kualitas produk terutama untuk produk-produk manufaktur
yang bernilai tambah lebih besar, berbasis pada sumber daya alam, dan
permintaan pasarnya besar; dan meningkatkan kualitas perluasan akses pasar,
promosi, dan fasilitasi ekspor nonmigas di berbagai tujuan pasar ekspor
melalui pemanfaatan skema kerjasama perdagangan baik bilateral, regional
maupun multilateral; serta melakukan pengendalian impor produk-produk
yang berpotensi menurunkan daya saing produk domestik di pasar dalam
negeri.
Evaluasi secara menyeluruh terhadap berbagai strategi pelaksanaan
program masing-masing kementerian/lembaga terkait, dalam rangka
mewujudkan tercapainya sasaran pembangunan milenium, menurut hemat
saya bahwa kurangnya komitmen, koordinasi dan komunikasi antar pemangku
kepentingan, dalam mencapai target MDGs.
Indonesia tidak boleh mengulangi kesalahan MDGs, yang baru
dipikirkan secara serius oleh Pemerintah 10 tahun setelah MDGs disepakati.
Pemerintah perlu segera membuka keran partisipasi masyarakat sipil dalam
pelaksanaan SDGs. Berkaca dari pengalaman masa lalu (MDGs),
keberhasilan pencapaian Tujuantujuan MDGs tidak hanya ditentukan oleh
pemerintah dan badan multilateral semata, melainkan juga kontribusi dari
berbagai pemangku kepentingan, terutama aktor masyarakat sipil.
Sebagaimana diamanatkan oleh SDGs, keterlibatan masyarakat sipil dalam
penyusunan dan pelaksanaan agenda pembangunan global memerlukan
kemitraan yang sejajar dari berbagai pemangku kepentingan (inklusif).
Bukankah para founding fathers sudah meninggalkan warisan
kemerdekaan dan sebuah komitmen bangsa, yang bahkan sudah ada sebelum
lahirnya indikator MDGs dan SDGs? yaitu, pemerintah negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.
2. ICPD (International Conference on Population and Development)
Konferensi Kependudukan Dunia yang dilangsungkan di kairo pada
tahun 1994, 179 negara menyetujui bahwa kependudukan dan pembangunan
tersambung dan bahwa pemberdayaan perempuan pemenuhan kebutuhan
penduduk terhadap pendidikan dan kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi,
adalah penting untuk kemajuan individu dan keseimbangan pengembangan.
Konferensi ini sangat penting dalam menetapkan kerangka internasional yang
jelas tentang kesehatan dan hak reproduksi. Dalam kesempatan ini pemimpin-
pemimpin dunia, badan-badan PBB dan wakil-wakil NGO menyepakati Plan
of Action (Rencana Aksi) yang memasuki bab tentang kesehatan dan hak
reproduksi, serta masalah adolescent/remaja kelompok umur yang selama ini
masih diabaikan khususnya dalam pelayan kesehatan reproduksi.
Selain itu, Pengertian kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan
kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan
semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Sedangkan kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu
keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit
atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Definisi kesehatan reproduksi menurut hasil ICPD 1994 di
Kairo adalah keadaan sempurna fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan
tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang
berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi dan proses.
Pengertian kesehatan reproduksi ini mencakup tentang hal-hal
sebagai berikut: 1) Hak seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan seksual
yang aman dan memuaskan serta mempunyai kapasitas untuk bereproduksi;
2) Kebebasan untuk memutuskan bilamana atau seberapa banyak
melakukannya; 3) Hak dari laki-laki dan perempuan untuk memperoleh
informasi serta memperoleh aksebilitas yang aman, efektif, terjangkau baik
secara ekonomi maupun kultural; 4) Hak untuk mendapatkan tingkat
pelayanan kesehatan yang memadai sehingga perempuan mempunyai
kesempatan untuk menjalani proses kehamilan secara aman.
3. AKI
Saat melaksanakan SDGs, kita tidak boleh lupa bahwa kita masih
punya pekerjaan rumah, terutama angka kematian ibu yang sangat tinggi.
Dalam pencapaian konsensus konferensi kependudukan tingkat dunia atau
ICPD pun rapor Indonesia merah untuk ini, ujar Sukamdi lagi.
Badan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) dalam
Laporan Transitioning from the MDGs to the SDGs menyampaikan,
Indonesia memang memiliki pencapaian yang baik dalam MDGs. Dalam dua
dekade terakhir, proporsi kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan
terlatih meningkat dari 32 persen (1991) ke 91,51 persen (2015), kemudian
tingkat prevalensi kontrasepsi (semua metode) naik dari 50 persen (1991)
menjadi 58,99 persen (2015), dan perawatan antenatal hampir mencakup
keseluruhan karena 85,72 persen (2014) ibu hamil telah melakukan empat kali
kunjungan maupun lebih untuk memeriksakan kehamilannya. Sedangkan
untuk kebutuhan keluarga berencana yang belum terpenuhi (unmet need)
turun sedikit dari 17 persen (1991) menjadi 11,4 persen (2012).
Saat ini, Lebih dari 220 juta wanita di dunia ingin merencanakan keluarga dan
masa depan mereka tetapi tidak menggunakan metode kontrasepsi modern.
Menteri Keuangan, Bambang P Brodjonegoro mengatakan program keluarga
berencana telah banyak membantu pertumbuhan ekonomi. Ini membuat
Indonesia telah bertransformasi dari negara berpendapatan rendah menjadi
Negara berpendapatan menengah.
6. Kesimpulan
SDGs ini tidak terpisah dari MDGs, SDGs merupakan bentuk
penyempurnaan MDGs. SDGs merupakan kelanjutan dari apa yang sudah
dibangun pada MDGs (Millenium Development Goals). SDGs memiliki 5
pondasi yaitu manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian, dan kemitraan yang
ingin mencapai tiga tujuan mulia di tahun 2030 berupa mengakhiri
kemiskinan, mencapai kesetaraan dan mengatasi perubahan iklim,
menurunkan AKI dan tercapainya program KB. Bidan muncul sebagai wanita
yang terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu melahirkan normal.
Jika terdapat kelainan maka sang bidan harus berkoordinasi dengan dokter
untuk menentukan keputusan klinis bagi pasien demi kesejahteraan ibu dan
anak. Peran bidan di masyarakat sangat dihargai dan dihormati karena
tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati,
mendampingi, serta menolong ibu melahirkan dan kemudian dapat merawat
bayinya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA