Kelas: LA41
Nama Dosen: Carolina Hisman
Inti Sari
Seminar Entrepreneurship pada Binus Festival kali ini membahas tentang Sociopreneur.
Sociopreneur adalah usaha atau bisnis yang tidak hanya mengambil keuntungan dari masyarakat
seperti bisnis pada umumnya, melainkan juga mencakup nilai-nilai sosial di dalamnya untuk
kepentinga-kepentingan umum. Sociopreneur bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar dengan mengembangkan ide-ide bisnis kreatif yang dapat membantu
masyarakat sekitar. Mulai dari usaha yang berbasis platform untuk mengumpulkan dana untuk
didonasikan kepada korban bencana alam atau orang-orang yang membutuhkan sampai ke ide
bisnis membuat peralatan rumah dari limbah plastik untuk mengurangi pencemaran, sudah
banyak sociopreneur Indonesia yang sudah berkembang dan membantu orang banyak.
Indonesia saat ini memiliki berbagai masalah dan hambatan sosial mulai dari bidang
kesehatan, keuangan, pendidikan dan masih banyak lagi yang dapat menghambat peningkatan
taraf kesejahteraan hidup masyarakatnya. Oleh karena itu perlu adanya sociopreneur-
sociopreneur baru yang mengembangkan ide-ide segar untuk memecahkan masalah dalam negeri
kita ini. Perlu adanya gerakan untuk membangkitkan semangat anak-anak muda Indonesia untuk
menjadi sociopreneur yang sukses. Dengan adanya generasi muda sociopreneur yang berkualitas,
bukan saja hanya membantu memecahkan masalah dalam negeri melainkan juga dapat
membantu meningkatkan kualitas hidup orang banyak.
Pendahuluan
Latar Belakang
Peluang usaha adalah kesempatan atau waktu yang tepat yang seharusnya atau diambil atau
dimanfaatkan bagi seorang wirausahawan untuk mendapatkan keuntungan. Hanya seorang wirausahawan yang
dapat berfikir kreatif serta berani mengambil resiko itulah dengan tanggap dan memanfaatkan
peluang. Peluang usaha yang telah diambil tentu akan memiliki konsekuensi baik pengambilan keputusan yaitu
jika gagal maka itu bagian resiko yang dihadapi dan sebaliknya jika berhasil dapat dikatakan sebagai
keuntungan. Meskipun dalam pengambilan keputusan gagal, hal itu dapat dijadikan pengalaman yang sangat
berharga. Peluang usaha yang baru bisa didapat dan dipilih sangat bergantung pada beberapa hal yaitu minat
seorang wirausahawan, modal, dan relasi.
Wirausahawan sosial atau pengusaha sosial dikenal sebagai social entrepreneur bisa
dimaknai sebagai seseorang yang membentuk perusahaan dengan tujuan memecahkan masalah
sosial atau mempengaruhi perubahan sosial berbasis masyarakat Para social entrepreneur
bersedia mengambil risiko dan upaya untuk mengkreasi transformasi positif di masyarakat
melalui inisiatif mereka. Pada umumnya fokus utama social entrepreneur adalah membangun
bisnis di sepanjang dua bottom lines. Yang pertama adalah menghasilkan keuntungan untuk
mendukung perusahaan dan karyawan mereka. Yang kedua yakni mengambil sebagian dari
keuntungan tersebut kemudian menggunakannya guna menangani masalah sosial seperti
kelaparan, kerusakan lingkungan, pendidikan, tunawisma atau masalah keberlanjutan. Umumnya
tujuan utama wirausahawan sosial bukanlah semata untuk mendapatkan keuntungan, melainkan
juga untuk menerapkan perbaikan nyata dan luas di masyarakat. Namun, seorang wirausahawan
sosial masih harus sehat secara finansial untuk bertahan dan sukses dalam perjuangannya demi
menyelematkan dunia.
Permasalahan
Kemiskinan merupakan persoalan di Indonesia yang disangsikan untuk dapat
menunjukkan angka nol persen, namun menjadi sebuah harapan jika angka ini dapat
diminimalisasi. selain kemiskinan, deviasi kesejahteraan antara masyarakat kaya dan masyarakat
miskin juga terlampau jauh yang memberi arti bahwa ada kesenjangan pemerataan kesejahteraan
bagi seluruh rakyat Indonesia, hal tersebut merupakan suatu kewajiban bersama untuk menjawab
pertanyaan: bagaimana menjadikan angka kemiskinan tersebut. dapat menurun secara
singnifikan dan pemerataan kesejahteraan sebagai amanat UUD 1945 dapat direalisasikan?
Kompleksitas tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini seperti kemiskinan, layanan
buruk bagi masyarakat kurang mampu, perusakan lingkungan, aksesibilitas pendidikan yang
terbatas, dan lain-lain kerap kali dianggap sebagai kesalahan pemerintah dan kewajiban bagi
pemerintah untuk menanggulangi semua tantangan tersebut. padahal selain pemerintah, ada
tanggungjawab dari swasta dan masyarakat secara umum untuk andil dalam upaya mengatasinya.