Entrepreneurship-Business Creation
Social entreprenur memiliki definisi yaitu seseorang yang dapat memanfaatkan ide, inovasi serta
berbagai macam permasalahan yang dihadapi dalam bisnis sebagai peluang untuk menciptakan
usaha baru yang bermanfaat dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Jadi, tujuan utama social
entrepreneur bukan untuk memperoleh keuntungan ataupun kepuasan pelanggan, namun lebih
mengarah pada hasil yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Seperti yang
diungkapkan Ashoka Foundation, ‘Tidak seperti para entrepreneur bisnis tradisional, para social
entrepreneur terutama berusaha menghasilkan “nilai sosial” daripada keuntungan. Dan tidak seperti
kebanyakan organisasi nirlaba, pekerjaan mereka tidak hanya ditargetkan untuk dampak langsung
yang berskala kecil, tetapi juga untuk perubahan atau dampak jangka panjang’.
Saat ini, sudah banyak para social entrepreneurship di dunia yang bergerak dalam berbagai sektor
bisnis, seperti makanan, fashion, kesehatan, lifestyle, travel, professional services, finance dan
teknologi. Contoh dalam bidang clothing dan fashion yaitu Alex Husted, Founder & CEO dari Helpsy.
Alex Husted mendirikan Helpsy pada tahun 2017 bersama sekelompok temannya dengan misi
lingkungan yaitu mengurangi limbah tekstil dengan menciptakan kenyamanan yang lebih baik untuk
mendaur ulang pakaian lama. Sejak awal, Helpsy telah menempatkan 1.800 wadah koleksi di seluruh
Timur Laut AS, dan pada tahun lalu mereka mengumpulkan lebih dari 25 juta pon pakaian.
Sedangkan dalam sektor makanan dan minuman, Max Rivest, CEO & Co-Founder Wize Monkey. Max
Rivest adalah CEO dan Co-Founder Wize Monkey, sebuah perusahaan teh yang berbasis di
Vancouver yang “menghidupkan kembali” teh daun kopi, yang membantu menstabilkan industri kopi
untuk pertumbuhan sosio-ekonomi jangka panjang. Rencana bisnisnya yang dimulai sebagai tesis
master di sekolah bisnis menjadi model bisnis perusahaan sosial. Max & Wize Monkey telah
menciptakan kebutuhan akan pekerjaan sepanjang tahun bagi petani kopi (dan mereka yang
memanen buah beri) yang sebelumnya menjadi korban musim.
Menjadi seorang social entrepreneur memang dibutuhkan niat yang khusus, tidak seperti menjalani
bisnis konvensional pada umumnya. Jiwa sosial yang tinggi merupakan salah satu karakter utama
yang harus ada pada diri seorang social entrepreneur. Nilai yang diciptakan oleh seorang social
entrepreneur juga amatlah berbeda dengan seorang entrepreneur biasa.
ada orang-orang yang mendirikan suatu usaha justru karena ingin memecahkan
dengan Social Entrepreneurship.
Definisi
yang menjalankan suatu bisnis sosial disebut social entrepreneur atau wirausaha
sosial.
Tidak semua bisnis yang melakukan kegiatan sosial dinamakan bisnis sosial.
Pada bisnis sosial, proses bisnis menjadi satu kesatuan dengan aktivitas
sosialnya, tidak berdiri masing-masing. Jadi, kalau ada usaha yang secara rutin
sosial.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, ada lima karakteristik bisnis
sosial sehingga kita mudah menentukan perbedaannya. Ulasan mengenai hal ini
dapat kita baca lebih lanjut di Buku Profit Untuk Misi Sosial. Adapun
Dari kelimanya, karakteristik paling menonjol dari sebuah bisnis sosial adalah
sosial.
perbankan, dan media dalam menciptakan ekosistem bagi bisnis sosial dengan
memberikan dukungan moril dan materil sangat berarti bagi pertumbuhan bisnis
Dikutip dari DBS, bisnis sosial memiliki beberapa tipe antara lain : bisnis sosial
berbasis komunitas, bisnis sosial nirlaba, bisnis sosial gabungan, dan bisnis
sosial berorientasi laba. Keempat tipe bisnis sosial ini yang umumnya ditemukan
di Indonesia.
dengan ruang lingkup yang lebih luas sehingga pengelolaan bisnisnya lebih
sosial ini dapat kita temukan pada Greeneration Indonesia, sebuah NGO yang
kepada publik.
Bentuk bisnis ini umumnya memiliki sumber dana yang beragam, ada yang
bisnis sosial ini dapat kita lihat pada Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB).
memperoleh pendapatan dari penjualan produk hasil unit bisnis, donatur, dan
pemberi hibah.
bergantung pada bantuan pihak lain. Tipe bisnis sosial ini dapat kita lihat PT.
pertanian lokal.
sosial melalui aktivitas pemberdayaan dan reinvestasi sosial. Pelaku usaha dapat